Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh organisme. Setiap sel dapat memperbanyak
diri menjadi beberapa sel anakan melalui suatu proses yang disebut pembelahan sel atau
reproduksi sel. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel
kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan antar individu.
Pembelahan sel berfungsi dalam pembaharuan dan perbaikan, serta penggantian sel yang mati
akibat pemakaian yang normal dan sel yang sobek atau mengalami kecelakaan.
Pembelahan sel melibatkan distribusi materi genetik yang identik yaitu DNA kepada sel
anakannya. Sel yang membelah menduplikasikan DNA-nya, kemudian mengalokasikan
kedua salinan itu ke ujung yang berlawanan dalam sel. Setelah itu, sel tersebut akan terpisah
dan menjadi sel anakan. Pada manusia terdapat dua jenis pembelahan sel yaitu, mitosis dan
meiosis.
LI.1.1 Mitosis
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak dimana
jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya. Pembelahan mitosis
terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Secara garis besar, pembelahan
sel secara mitosis terdiri dari fase pertumbuhan (interfase), fase pembelahan inti sel
(kariokinesis), dan fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
Interfase
Pada tahap interfase, sel dianggap sedang istirahat dan tidak melakukan pembelahan.Namun,
interfase merupakan tahap yang penting untuk mempersiapkan pembelahan atau
melakukan metabolisme sel. Pada tahap interfase, tingkah laku kromosom tidak tampak karena
berbentuk benang-benang kromatin yang halus.Walaupun begitu, sel anak yang baru terbentuk
sudah melakukan metabolisme. Pada tahap interfase, terbagi menjadi tiga fase yaitu, fase G1,
fase sintesis, dan fase G2.
a. Profase
Pada permulaan profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kromosom , yaitu benang-
benang rapat dan padat yang terbentuk akibat menggulungnya kromatin. Selanjutnya,
nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi kromosom (kromosom membelah dan
memanjang) menghasilkan 2 kromosom anakan yang disebut kromatid. Kedua kromatid
tersebut bersifat identik sehingga disebut kromatid kembar (sister chromatid), yang bersatu
atau dihubungkan oleh sentromer pada lekukan kromosom. Sentromer merupakan bagian
kromosom yang menyempit, tampak lebih terang dan membagi kromosom menjadi 2 lengan.
Pada akhir profase, di dalam sitoplasma mulai terbentuk gelendong pembelahan (spindel)
yang berasal dari mikrotubulus. Mikrotubulus tersebut memanjang, seolah-olah mendorong
dua sentrosom di sepanjang permukaan inti sel (nukleus). Akibatnya, sentrosom saling
menjauh. Pada akhir profase ditandai juga dengan terpecahnya membran inti (membran
nukleus). Hal ini menyebabkan mikrotubulus dapat menembus inti sel dan melekat pada
struktur khusus di daerah sentromer setiap kromatid, disebut kinetokor. Oleh karena itu,
kinetokor ini berfungsi sebagai tempat bergantung bagi kromosom. Sebagian mikrotubulus yang
melekat pada kinetokor disebut mikro-tubulus kinetokor, sedangkan mikrotubulus yang
tidak memperoleh kinetokor disebut mikrotubulus non kinetokor.
b. Metafase
Pada metafase, kromosom menempatkan diri pada bidang pembelahan yang disebut
bidang metafase. Bidang ini merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah sel. Pada
bidang ini, sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu baris yang tegak lurus dengan
gelendong pembelahan. Kinetokor pada setiap kromatid menghadap pada kutub yang
berlainan. Dengan letak kromosom berada di bidang pembelahan, maka pembagian jumlah
informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama
jumlahnya. Pada fase ini, kromosom dapat terlihat dengan jelas.
c. Anafase
Tahap anafase ditandai dengan pembelahan inti, dimana kromatid saudara pada bagian
sentromer kromosom berpisah. Gerak kromatid ini disebabkan tarikan benang mikrotubulus
yang berasal dari sentriol pada kutub sel. Pada saat bersamaan, mikrotubulus non kinetokor
semakin memanjang sehingga jarak kedua kutub sel semakin jauh. Selanjutnya, masing-
masing kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan berfungsi sebagai kromosom
lengkap, dengan sifat keturunan yang sama (identik).
d. Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-fragmen nukleus.
Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus non kinetokor. Benang-benang
kromatin mulai longgar.Mulai terbentuk membran inti. Dengan demikian, fase kariokinesis
yang menghasilkan dua inti sel anak yang identik secara genetik telah berakhir, namun dua
inti sel masih berada dalam satu sel.
e. Sitokinesis
Sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma yang bertujuan agar kedua inti terpisah
menjadi sel baru. Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase selesai. Sitokinesis ditandai
dengan pembentukan alur pembelahan melalui pelekukan permukaan sel di sekitar bekas
bidang ekuator, proses ini disebut cleavage (Gambar 1.6). Di sepanjang alur melingkar,
terdapat mikrofi lamen yang terdiri dari protein aktin dan miosin. Protein tersebut berperan
dalam kontraksi otot atau pergerakan sel yang lain. Kontraksi ini semakin ke dalam sehingga
menjepit sel dan membagi isi sel menjadi 2 bagian yang sama.
Gambar Mitosis
Pembelahan secara meiosis terjadi pada sel gamet, dengan menghasilkan empat sel
anakan yang memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom induk. Pembelahan
meiosis disebut juga pembelahan reduksi, yaitu pengurangan jumlah kromosom. Tahap
pembelahan meiosis terdiri dari tahap-tahap yang serupa dengan pembelahan mitosis, yaitu
terdiri dari fase pertumbuhan (interfase), fase pembelahan inti sel (kariokinesis), dan fase
pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Hanya saja pada meiosis terjadi dua kali pembelahan,
yaitu meiosis I dan meiosis II.
Meiosis I
Pada tahap meiosis I, terjadi pemisahan kromosom homolog. Pada tahap ini terdiri dari
tahap interfase, profase I, metafase I, anafase I, telofase I dan sitokinesis I.
a. Interfase
Meiosis diawali oleh tahap interfase, dimana setiap kromosom mengalami proses
replikasi. Proses ini menyerupai pada replikasi kromososm mitosis. Setiap kromosom
menghasilkan dua kromatid saudara yang identik secara genetik dan melekat pada
sentromernya. Sentrosom bereplikasi menjadi dua.
b. Profase 1
Pada tahap meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang atau terlama dibandingkan fase
lainnya bahkan lebih lama dari pada tahap profase pada pembelahan mitosis. Tahapan ini
terdiri dari lima subfase,yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis.
Leptoten
Subfase leptoten ditandai adanya benang-benang kromatin yang memendek dan
menebal menjadi kromosom. Pada subfase ini mulai terbentuk sebagai kromosom
homolog.
Zigoten
Kromosom homolog yang tersusun dari dua kromatid saudara saling berdekatan atau
berpasangan menurut panjangnya. Peristiwa ini disebut sinapsis.
Pakiten
Pada subfase pakiten, kromosom melakukan penggandaan menjadi dua kromatid.
Sentromer masih tetap menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom berpasangan
mengandung empat kromatid yang disebut tetrad atau bivalen.
Diploten
Setiap bivalen mengandung empat kromatid yang tetap berkaitan atau berpasangan di
suatu titik yang disebut kiasma. Proses perlekatan atau persilangan kromatid-kromatid
disebut pindah silang (crossing over). Pada proses pindah silang, dimungkinkan
terjadinya pertukaran materi genetik (DNA) dari homolog satu ke homolog lainnya.
Pindah silang inilah yang memengaruhi variasi genetik sel anakan.
Diakinesis
Pada subfase ini terbentuk benang-benang spindel pembelahan (gelendong
mikrotubulus). Sementara itu, membran inti sel dan nukleolus mulai lenyap.Profase I
diakhiri dengan terbentuknya tetrad yang membentuk dua pasang kromosom
homolog.
Pindah silang umumnya terjadi selama meiosis 1 yaitu padafase profase 1 yang terjadi
pada semua makhluk hidup berkelamin betina maupun jantan dan antara semua pasangan
kromosom homolog.
Gambar Profase I
c. Metafase I
Pada metafase I, tetrad kromosom berada pada bidang ekuator. Pada bidang ekuator,
benang-benang spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom. Ujung
benang spindel yang lainnya membentang melekat di kedua kurub pembelahan yang
berlawanan.Dalam tahap ini, kromosom masih bersifat diploid.
d. Anafase I
Tahap anafase I, terjadi pemisahan kromosom homolog yang di tarik oleh gelendong
mikrotubulus sehingga menuju ke kutub yang berlawanan. Namun, kromatid saudara masih
terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal. Inilah perbedaan antara
anafase pada mitosis dan meiosis. Pada mitosis, mikrotubulus memisahkan kromatid yang
bergerak ke arah berlawanan.
e. Telofase I
Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang berlawanan.
Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid. Akan tetapi, setiap kromosom
tetap mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini, membran inti muncul kembali.
Benang-benang kromatin mulai longgar.
f. Sitokinesis I
Pada tahap sitokinesis I, alur pembelahan atau pelat sel mulai terbentuk tahap sitokinesis pada
meiosis sama seperti tahap sitokinesis pada mitosis. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan
dua sel haploid yang mengandung setengah jumlah kromosom homolog. Meskipun demikian,
kromosom tersebut masih berupa kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap).
Interkinase
Interkinase adalah tahap diantara dua pembelahan meiosis. Pada tahap interkinase tidak
terjadi perbanyakan (replikasi) DNA
Meiosis II
Pada tahap meiosis II, terjadi pemisahan kromatid saudara. Tahap meiosis II juga terdiri
dari profase, metafase, anafase, dan telofase. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap
meiosis I. Masing-masing sel anakan hasil pembelahan meiosis I, akan membelah lagi
menjadi dua sel anakan yang bersifat haploid. Sehingga, ketika pembelahan meiosis telah
sempurna, dihasilkan empat sel anakan.
a. Profase II
Pada fase ini, kromatid saudara pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer
kromosom. Sementara itu, benang mikrotubulus mulai terbentuk, membran inti sel dan
nukleolus mulai lenyap, dan kromosom mulai bergerak ke arah bidang metafase. Secara garis
besar, tahap profase II meyerupai tahap profase pada pembelahan mitosis.
b. Metafase II
Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, merentang atau berjajar
pada bidang metafase II. Pada tahap ini, benang-benang spindel (benang mikrotubulus)
melekat pada kinetokor masing-masing kromatid.
c. Anafase II
Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub
pembelahan yang berlawanan. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya untuk
bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah ini selanjutnya berfungsi
sebagai kromosom individual.
d. Telofase II
Pada telofase II, kromatid yang telah menjadi kromosom mencapai kutub pembelahan.
Benang-benang kromatin mulai longgar. Mulai terbentuk membran inti dan nukleolus.
e. Sitokinesis II
Pada tahap sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel yang memisahkan tiap inti sel.
Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid. Berdasarkan uraian di depan,
sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis mempunyai sifat genetis yang bervariasi
satu sama lain.
Sebelum menjadi individu baru, tentunya diperlukan bahan baku atau cikal bakal
pembentuk individu baru tersebut. Bahan baku tersebut berupa sel kelamin yang disebut
gamet. Gamet jantan dan betina diperlukan untuk membentuk zigot, embrio, kemudian
individu baru. Gametogenesis melibatkan pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis yang
terjadi pada organ reproduktif. Pada hewan dan manusia, gametogenesisterjadi pada testis
dan ovarium. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu gamet jantan(sperma) dan
gamet betina (ovum atau sel telur).
a. Spermatogenesis
Sperma berbentuk kecil, lonjong, berflagela, dan secara keseluruhan bentuknya
menyerupai kecebong (berudu). Flagela pada sperma digunakan sebagai alat gerak di dalam
medium cair. Sperma dihasilkan pada testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan
sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang. Di dalam
testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding sebelah
dalam saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut terdapat sel-sel induk
sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut spermatogonium.
Pembentukan sperma terjadi ketika spermatogonium mengalami pembelahan mitosis
menjadi spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya, sel spermatosit primer
mengalami meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar dan bersifat haploid.
Setiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel spermatid
yang sama besar dan bersifat haploid. Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu
sitoplasmanya semakin banyak berkurang dan tumbuh menjadi sel spermatozoa yang
berflagela dan dapat bergerak aktif. Berarti, satu spermatosit primer menghasilkan dua
spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4 sel spermatozoa (jamak = spermatozoon )
yang masing-masing bersifat haploid dan fungsional (dapat hidup).
Gambar Spermatogenesis
b. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet betina yang
disebut sel telur atau ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium, sel induk
telur yang disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum membelah secara
meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit
sekunder yang sama besar.
Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel dengan komponen sitoplasmik yang
berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder, sedangkan
sel yang kecil disebut badan kutub primer ( polar body ). Oosit sekunder dan badan kutub
primer mengalami pembelahan meiosis tahap II. Oosit sekunder menghasilkan dua sel yang
berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan berkembang menjadi ovum. Sedangkan
sel yang kecil disebut badan kutub.Sementara itu, badan kutub hasil meiosis I juga membelah
menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, hasil akhir oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang
fungsional dan tiga badan kutub yang mengalami degenerasi (mati).
Gambar Oogenesis
Aberasi kromosom adalah mutasi tingkat kromosom. Mutasi adalah perubahan yang
terjadi pada bahan genetik (DNA/RNA) baik pada tingkat gen dan tingkat kromosom.
Aberasi sering disebut juga dengan mutasi besar atau gross mutation. Di mana adanya
perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi ini
sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis. Aberasi kromosom bisa
disebabkan karena kelainan jumlah kromosom dan kelainan struktur kromosom.
Kesalahan saat meiosis atau agen perusak seperti radiasi dapat menyebabkan patahnya
kromosom yang mengakibatkan delesi, duplikasi, inversi, translokasi, isokromosom, dan
kromosom cincin.
- Delesi
Delesi adalah suatu aberasi kromosom(mutasi kromosom) berupa proses perubahan
struktural yang berakibat hilangnya suatu segmen materi genetic dari suatu kromosom. Jika
delesi terjadi dibagian ujung kromosom maka disebut delesi terminal, sedangkan bila delesi
terjadi bukan di ujung kromosom maka disebut delesi interkalar. Delesi terjadi akibat
pemutusan kromosom yang diinduksi oleh faktor faktor penyebab seperti panas, radiasi,
virus, serta senyawa kimia atau bahkan oleh kesalahan pada enzim enzim rekombinasi.
Delesi biasanya bersifat letal pada kondisi homolog atau pada kondisis homozigot jika delesi
terjadi pada kromosom kelamin. Pada kondisi heterozigot delesi sering menimbulkan efek
fenotip. Satu contoh delesi yang terkenal pada manusia adalah yang menimbulkan sindrom Cri-
du-chat. Delesi peyebab timbulnya sindrom itu bersifat heterozigot. Delesi terjadi pada lengan
pendek kromosom 5. Teriakan para bayi pengidap sindrom ini terdengar seperti bunyi meong
kucing. Sindrom itu juga ditandai dengan ukuran kepala yang keil, abnormitas pertumbuhan
yang parah, serta adanya keterbelakangan mental. Para penderita biasanya meninggal pada masa
bayi atau awal masa kanak-kanak sekalipun ada juga yang tetap hidup hingga dewasa.
Anak yang dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5 ini mempunyai mental
terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan penampakan wajah yang tidak biasa, dan
memiliki tangisan yang suaranya seperti suara kucing. Penderita biasanya meninggal ketika
masih bayi atau anak anak.
Contoh delesi lain pada manusia adalah yang menimbulkan leukimia myelo-sitis kronis.
Delesi tersebut terjadi pada kromosom 22. Sebenarnya delesi pada kromosom 22
menmbulkan leukimia, berkenaan dengan delesi pada kromosom 22 tersebut juga mengalami
translokasi menuju kromosom lain. Dalam hal ini sebagian lengan panjang kromosom 22
biasanya ditranslokasikan ke kromosom 9.
- Duplikasi
Duplikasi adalah aberasi kromosom yang terjadi karena keberadaan suatu segmen
kromosom yang lebih dari satu kali pada kromosom yang sama. Jika segmen yang mengalami
duplikasi itu berurutan maka disebut duplikasi tandem. Jika sebaliknya disebut reverse
tandem, dan jika duplikasi terletak di ujung kromosom maka disebut duplikasi terminal.
Satu contoh duplikasi adalah yang menimbulkan mata Bar pada D.melogaster.
Individu D. melogaster yang bermata Bar memiliki mata serupa celah akibat berkurangnya
faset mata. Pewarisan sifat mata Bar ini memperlihatkan ciri semidominan. Duplikas yang
menimbukan mata Bar terjadi atas segmen kromosom 16 A dari kromosom X.
-Inversi
Inversi adalah pembalikan 180 derajat segmen-segmen kromosom. Pada inverse ada materi
genetik yang hilang. Dalam hal ini yang terjadi adalah perubahan atau penataan kembali
urutan linear gen. dikenai dua macam inverse yaitu yang perisentrik dan parasentrik.Jika
inverse tersebut mencapai sentromer, maka itu adalah inverse perisentrik dan sebaliknya tidak
mencakup sentromer maka itu adalah inverse parasentrik. Inverse parasentrik tidak
mengakibatkan perubhan suatu lengan kromosom, sedangkan inverse perisentrik dapat
menimbulkan perubahan panjang sesuatu lengan kromosom.
-Translokasi
Pada translokasi terjadi perubahan posisi segmen kromosom maupun urutan gen yang
terkandung pada kromosom itu). Translokasi disebut juga sebagai sebagai transposisi.
Translokasi dibedakan menjadi yang intrakromosom dan interkromosom.
Pada translokasi intrakromosom, perubahan posisi segmen kromosom itu berlangsung di
dalam satu kromosom, terbatas pada suatu lengan kromosom atau antar lengan kromosom.
Translokasi interkromosom dibedakan menjadi yang nonresiprok dan resiprok. Pada
translokasi interkromosomal yang nonresiprok , terjadi perpindahan segmen kromosom dari
sesuatu kromosom ke suatu kromosom lain yang nonhomolog. Pada translokasi
interkromosomal yang resiprok terjadi perpindahan segmen kromosom timbal balik antara
dua kromosom yang nonhomolog. Translokasi ada juga yang bernama translokasi Robertson
yaitu, translokasi yang terjadi apabila kromosom-kromosom akrosentris yaitu kromosom-
kromosom dengan sentromer pada satu ujung sehingga kromosom yang sesungguhnya hanya
mempunyai satu tangan, menyatu pada sentromer membentuk kromosom-kromosom metasentris.
- Isokromosom
Isokromosom adalah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri,
pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah pembelahan secara horizontal.
Sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing-masing berlengan identik. Di lihat dari
pembelahan sentromer, maka iskoromosom disebut juga fision, yang peristiwanya
berlawanan dengan translokasi Robertson yang mengalami penggabungan.
- Kromosom Cincin
Kromosom cincin atau katenasi kromosom adalah mutasi kromosom yang terjadi pada
dua kromosom yang nonhomlog pada saat pembelahan menjadi empat kromosom. Di mana
ujung- ujungnya saling bertemu dan membentuk lingkaran.
Gambar Kromosom Cincin
Terdapat dua konsep tentang aberasi jumlah kromosom, yaitu euploidi dan aneuploid.
Euploidi merupakan variasi pada serangkaian kelompok kromosom atau seluruh materi
genetik yang berada di dalam suatu sel (genom). Aneuplodi merupakan variasi pada sebuah
atau sejumlah kecil kromosom.
-Euploidi
Euploid adalah organisme dimana jumlah kromosom sel somatisnya merupakan
kelipatan dari kromosom haploidnya. Haploid adalah organisme dimana selnya memiliki
genom tunggal atau satu set kromosom. Genom adalah satu set kromosom haploid. Diploid
adalah organisme dimana selnya memiliki dua set kromosom haploid. Poliploid adalah
mahluk hidup dimana sel somatisnya memiliki lebih dari dua set kromosom haploid (lebih
dari dua genom). Bila individu haploid setiap selnya memiliki satu genom (n), maka diploid
(2n), triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.
a. Monoploid
Monoploid adalah organisme dimana selnya memiliki satu genom (n kromosom). Istilah
monoploid digunakan untuk menggambarkan sifat suatu organisme. Sedangkan istilah
haploid digunakan untuk menggambarkan sifat dari gamet yang dibentuk oleh organisme
diploid. Beberapa contoh organisme haploid alami antara lain: bakteri (Bacteria), jamur
(Fungi), alga biru (Cyanophyta), gametopfit Lumut Hati (Hepaticeae) dan Lumut Daun
(Bryophyta), lebah madu jantan/ sawflies (Hymenoptera) terjadi karena partogenesis, juga
dijumpai pada tanaman kentang (kentang monoploid lebih renyah/ enak).
b. Pollipoid
Poliploid adalah mahluk hidup dimana sel somatisnya memiliki lebih dari dua set
kromosom haploid (lebih dari dua genom). Poliploid banyak di jumpai pada tumbuhan,
sedangkan pada hewan atau manusia sangat jarang dijumpai karena poliploid dapat
menyebakan kelainan atau kematian/letal.
Tabel 1 Berbagai kemungkinan ragam dalam euploid
- Aneuploid
Aneuploid adalah suatu organisme dimana selnya kekurangan atau kelebihan kromosom
tertentu bila dibandingkan dengan mahluk hidup diploid normal.
a. Monosomi
Monosomi adalah organisme dimana selnya kekurangan satu kromosom
dibandingkan jumlah kromosom sel normal. Di kenal tiga macam monosomi: "
Monosomi primer, adalah keadaan dimana satu kromosom hilang, tetapi kromosom
homolog lainnya dengan kromosom yang hilang itu mempunyai struktur normal.
Monosomi sekunder, adalah keadaan dimana satu pasang kromosom homolog hilang
dan digantikan oleh kromosom skunder atau oleh isokromosom untuk satu lengan dari
pasangan kromosom yang hilang itu.
Monosomi tersier, bila dua kromosom non homolog terpotong-potong di daerah
sentromer karena radiasi. Dua lengan dari kromosom non homolog ini bersatu dan membentuk
kromosom tersier dengan sentromer yang berfungsi, sedangkan dua lengan lainnya hilang.
b. Nullisomi
Organisme dimana selnya memiliki jumlah kromosom kurang dua dibanding dengan jumlah
kromosom sel normal.
c. Trisomi
Trisomi adalah organisme dimana selnya mempunyai sebuah kromosom tambahan
dibandingkan dengan organisme diploid normal, sehingga formulanya 2n + 1. Jika kromosom
tambahan itu lebih dari satu maka dinamakan double trisomi dengan formula 2n + 1 + 1.
Dikenal lima macam trisomi, ialah:
Trisomi primer adalah kromosom tambahan benar-benar homolog dengan salah satu
dari pasangan kromosom dari komplemen.
Trisomi sekunder, adalah kromosom tambahan adalah kromosom sekunder atau suatu
isokromosom.
Trisomi tersier, adalah kromosom tambahan adalah kromosom yang ditranslokasi atau
kromosom tersier terdiri dari dua segmen kromosom nonhomolog.
Trisomi konpensasi, adalah sebuah kromosom hilang dan dikonpensasi oleh dua
kromosom lain yang mengalami modifikasi.
Trisomi telosomi, adalah kromosom tambahannya adalah kromosom telosentris.
Faktor utama penyebab terjadinya aberasi kromosom seks adalah peristiwa non-disjunction atau
gagal berpisah pada fase pembelahan sel meiosis. Baik pada anafase I maupun anafase II.
Peristiwa gagal berpisah dapat menghasilkan gamet dengan jumlah kromosom tidak normal yang
sudah barang tentu akan membentuk keturunan abnormal. Susunan kromosom seks normal pada
laki-laki adalah XY, sedangkan wanita adalah XX.
- Virus
- Radiasi, dll
Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi kromosom :
-Kelainan Jumlah Kromosom Autosom
1. Sindrom Edward (47,XY + 18 dan 47, XX + 18)
Penderita mengalami trisomi atau kelebihan satu Autosom nomor 18. Ciri ciri penderita
adalah memiliki kelainan pada alat tubuh telinga dan rahang bawah kedudukannya rendah,
mulut kecil, mental terbelakang, tulang dada pendek, umumnya hanya mencapai umur 6
bulan saja.
langit langit, tuli, polidaktili, mempunyai kelainan otak, jantung, ginjal dan usus serta
pertumbuhan mentalnya terbelakang. Biasanya penderita meninggal pada usia kurang dari 1
tahun.
- Pengecatan kromosom
Teknik menggunakan pelacak berfluoresens tinggi untuk mengenali bagian bagian di
sepanjang kromosom. Teknik ini dapat mengidentifikasi translokasi dan tata ulang antar
kromosom-kromosom.
kromosom, efek gen spesifik dan aktivitas enzym yang abnormal dalam kehamilan terutama
pada penyakit turunan.
- Sumsum Tulang
- Fetal Cells
Menurut pandangan islam terhadap menghadapi suatu cobaan (perkiraan penyakit) haruslah
bersabar, tabah, dan yang terpenting berprasangka baik terhadap Allah SWT (husnuzan).
Husnuzan artinya berbaik sangka, lawan katanya adalah suuzan yang artinya berburuk
sangka. Sungguh tepat jika Allah SWT dan rasul-Nya melarang perilaku buruk sangka.
Sesuai dengan firman-Nya padasurat Al-Hujurat ayat 49 yang artinya:
Jauhkanlah dirimu dari berprasangka buruk, karena berprasangka buruk itu sedusta-dusta
pembicaraan (yakni jaukan dirimu dari sesorang berdasarkan sangkaan saja). (H.R
BUKHARI DAN MUSLIM)
Mengapa kita harus berhusnuzan kertika mendapatkan suatu cobaan terutama penyakit?
LI 4.1 Memahami dan Menjelaskan Ayat (Al-Quran) Tentang Menghadapi Suatu Cobaan
QS. Al-Hujurat : 12
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sesungguhnya
sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian orang
lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudarnya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Dan sesungguhnya akan Kami beri kalian sedikit cobaan/ujian berupa ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta benda dan jiwa-jiwa serta buah buahan; dan berilah kabar gembira bagi orang-
orang yang sabar.
Al Anfal : 46
LI 4.2 Memahami dan Menjelaskan Ayat (Al-Quran) Tentang Menghadapi Suatu Cobaan
Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut
merupakan ketentuan dan takdir Allh Taala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan
pahala dari Allh Taala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allh Taala
tersebut, maka Allh Taala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan
musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya,
bahkan bisa jadi Allh Taala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang
lebih baik baginya.
HR Ad Darimi
HR Bukhori
Aku menuruti prasangaka hamba terhadapKu, jika ia berprasangka baik
terhadapKu maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah
kecuali kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Corebima, AD. (2008) Materi Genetik Bahan Ajar Genetika.Jurusan Biologi FPMIPA
UniversitasNegeri Malang. Malang.
Neil A. Campbell and Jane B. Reece (2008). Biologi (terjemahan) Edisi Kedelapan Jilid 1.
Erlangga: Jakarta.
Vinay Kumar, Ramzi S., dkk (2004) Buku Ajar Patologi Edisi ke- 7. EGC.
W.A. Newman Dorland. (2011). Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. EGC:
Jakarta.