Anda di halaman 1dari 16

1

LI 1

Memahami dan Menjelaskan Pembelahan sel

LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Pembelahan Sel


Pembelahan sel adalah peristiwa di mana sebuah sel membelah menjadi dua atau
lebih sel baru. Pembelahan sel berfungsi dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan
perbaikan. Organisme uniseluler dapat bereproduksi dan berkembang dengan cara
pembelahan sel untuk memperbanyak dirinya membentuk koloni. Sedangkan organisme
multiseluler melakukan pembelahan sel untuk reproduksi dan perkembangannya, mulai dari
pembentukan sel kelamin, pertumbuhan, dan perbaikan. Pembelahan sel pada proses
reproduksi, pertumbuhan, dan perbaikan berperan penting dalam menjaga kelanjutan generasi
dari suatu organisme.
LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Mitosis dan Meiosis
MITOSIS
Mitosis hanya terjadi pada sel eukariot, sedangkan pada sel prokariot yang tidak
memiliki nukleus melakukan pembelahan yang disebut pembelahan binner. Pembelahan
mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom
sel induknya. Pembelahan mitosis terjadi pada sel somatik (sel penyusun tubuh).
Pada sel-sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap-tahap
tertentu yang disebut siklus sel. Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua tahapan utama,
yaitu interfase dan mitotik. Interfase merupakan fase dalam siklus sel yang akan
mempersiapkan sel memasuki tahapan mitosis dengan cara membuat salinan-salinan
kromosom. Interfase dibagi menjadi beberapa subfase: fase G1 (first gap), fase S (sintesis),
dan fase G2 (second gap). Selama ketiga subfase, sel bertumbuh dengan cara menghasilkan
protein dan organel sitoplasma seperti mitokondria dan retikulum endoplasma. Akan tetapi,
kromosom diduplikasi hanya pada fase S. Pada interfase membran nukleus dan kromosom
seperti benang (kromatin) yang terdapat di dalam nukleus masih terlihat jelas.
Mitotik (Fase M) dibedakan atas dua subfase, yaitu kariokinesis (mitosis) dan
sitokinesis. Kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase,
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses
pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.

http://www.bio.utexas.edu/faculty/sjasper/bio212/mitosis.html

Tahapan-tahapan Fase M
1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda-beda pada tiap fasenya.
Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung
adalah berubah-ubahnya struktur kromosom, membran inti, mikrotubulus dan sentriol. Ciri
dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
a. Profase
Terjadi kondensasi kromosom (kromosom memendek dan menebal)
Nukleolus (anak inti) menghilang
Membrane nukleus (membran inti) pecah
Sentriol bereplikasi dan memisah pada kedua kutub yang berbeda
Terjadi pembentukan benang spindle (kompleks mikrotubula) yang
menghubungkan sentriol dengan kromosom
b. Prometafase
Selaput nukleus terfragmentasi
Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom dapat memasuki
wilayah nukleus
Kromosom menjadi semakin terkondensasi
Masing-masing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki
kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer
Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor, menjadi mikrotubulus kinetokor;
mikrotubulus ini menarik-narik kromosom maju-mundur
Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub
gelendong yang berseberangan
c. Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatid menuju ke tengah sel dan
kromosom menempatkan diri di bidang ekuator (metaphase plate)
d. Anafase
Kinetokor yang berpasangan pada kromosom berpisah menghasilkan kromatid yang
kemudian bergerak kea rah kutub yang berlawanan dengan kecepatan yang sama
e. Telofase
Kromatid telah berada pada masing-masing kutub kemudian membentuk benangbenang halus (kromatin)
Mikrotubula kinetokor menghilang
Membran nukleus terbentuk kembali
Nukleolus muncul kembali
2. Sitokinesis
Setelah telofase berakhir, diikuti oleh sitokinesis (pembelahan sitoplasma) melalui proses
cleavage yang akan menghasilkan dua sel anak dengan jumlah kromosom yang sama
dengan sel induk. Sitokinesis dimulai dengan adanya invaginasi (lekukan ke dalam)
membran plasma di daerah equatorial sebagai penanda. Invaginasi daerah membran
dekat dua nukleus baru yang terbentuk ini terjadi karena adanya pengetatan serabut
aktin-miosin.

http://www.biologi-sel.com/2012/06/siklus-dan-pembelahan-sel.html
Sistem pengontrolan siklus sel
1. Diatur oleh 2 protein utama
Cdk (Cyclin dependent protein kinases)
Aktif jika difosforilasi
Siklin (Cyclin)
Jika berikatan dengan CDK, akan menjadi kompleks. CDK dengan siklin akan
mengontrol protein target dalam siklus sel.
Contoh: siklin mitotik/b, siklin G1, siklin S
2. Diatur oleh gen
Protoonkogen
Gen yang memproduksi protein yang berperan dalam menginduksi pembelahan sel.
Dalam pembelahan sel, protoonkogen diibaratkan sebagai pedal gas.

Gen tumor supresor (p53)


Gen yang mengkode protein yang berperan dalam menghambat pembelahan sel.
Diibaratkan sebagai rem.
Durasi pembelahan sel manusia dewasa

G1 : 5-6 jam (waktunya bervariasi pada tiap sel berbeda)


S : 10-12 jam atau sekitar separuh siklus
G2 : 4-6 jam
Profase, metafase, anafase, dan telofase: < 1 jam

MEIOSIS
Meiosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel kelamin (gamet), yang
diperlukan dalam spermatogenesis atau oogenesis untuk membentuk spermatozoa atau ovum.
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, dikarenakan terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Pembelahan meiosis
menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel
induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid
(2n), setelah membelah sel anak yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang haploid

(n). Perubahan jumlah sel gamet tersebut menyebabkan berubahnya informasi genetik untuk
meningkatkan diversitas keturunan.
Dalam pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut-turut,
tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel
anak dengan jumlah kromosom haploid (n).
Tahapan-tahapan Meiosis
Meiosis I
1.

Profase I
a. Leptonema
Kromosom diploid tampak sebagai benang panjang dan tipis
b. Zigonema
Kromosom saling berdekatan dan membentuk pasangan
c. Pakhinema
Kromosom memendek dan menebal
d. Diplonema
Masing-masing kromosom membelah memanjang sehingga membentuk kromatid
e. Diakinesis
Kromatid-kromatid yang berlainan mengadakan persilangan. Tempat persilangan antar
kromatid disebut chiasma. Di chiasma, kromatid akan putus dan segmen dari satu
kromatid akan bersambungan dengan potongan segmen kromatid yang lain. Peristiwa
pertukaran segmen dari kromatid yang tidak serupa dalam kromosom homolog ini
disebut pindah silang (crossing over). Dengan adanya pindah silang, maka terjadi
pertukaran gen-gen yang memungkinkan terjadinya kombinasi gen baru.
2. Metafase I
Pada tahap ini, kromosom homolog berkumpul di bidang ekuator. Kromosom masih
dalam keadaan diploid. Membran inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh
spindle pembelahan.
3. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik kromatid ke kutub sel
berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over
yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang berbeda.
4. Telofase I
Pada tahap ini, membran sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang
bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser
cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
Meiosis II
1. Profase II
Terjadi kondensasi kromosom, terbentuk benang spindel, kromosom mulai bergerak ke
bidang ekuatorial
2. Metafase II
Kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial
3. Anafase II
Sentromer membelah dan tiap kromatid saudara bergerak ke kutub masing-masing

4. Telofase II
Membran inti terbentuk kembali dan terjadi sitokinesis. Terbentuk 4 sel anak haploid,
masing-masing memiliki satu set kromosom homolog.

http://craniumcommander.wikispaces.com/Cell+Division+and+Genetics

Skema Spermatogenesis dan Oogenesis

http://homeostasisinreproduction.wikispaces.com/Diagrams+and+Images

LI 2

Memahami dan Menjelaskan tentang Kromosom

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan Definisi Kromosom


Kromosom merupakan pembawa gen/unit hereditas, berupa benda-benda halus
berbentuk seperti batang atau bengkok. Secara umum kromosom terdapat di dalam nukleus.
Istilah kromosom berasal dari bahasa Latin, chroma yang berarti zat warna dan soma yang
berarti tubuh. Kromosom disusun oleh kromatin yang merupakan zat yang mudah menyerap
warna tertentu. Di dalam kromosom terdapat DNA dan protein yang mengandung unit-unit
hereditas yang disebut gen. Setiap gen terletak pada satu tempat tertentu yang disebut lokus
di sepanjang kromosom.

LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Struktur Kromosom


Kromosom secara umum terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Kromonema (jamak: kromonemata), bagian dari kromosom berupa pita bentuk
spiral
b. Kromomer, merupakan kromonema yang mempunyai penebalan-penebalan di
beberapa tempat, dan beberapa ahli juga menganggap sebagai nukleoprotein yang
mengendap.
c. Sentromer, bagian yang menentukan bentuk dari suatu kromosom. Berfungsi
sebagai tempat berpegangnya benang plasma dari gelendong inti (spindel) pada
tahap anafase pada pembelahan inti. Kromosom dari sebagian besar organisme
hanya memiliki sebuah sentromer saja, disebut kromosom monosentris. Jika
memiliki dua sentromer, disebut kromosom diasentris, sedangkan yang
mempunyai banyak sentromer disebut kromosom polisentris.
d. Lekukan kedua, sebagai tempat terbentuknya nukleolus (anak inti sel), disebut
juga pengatur nukleolus (nucleolar organizer).
e. Telomer, bagian ujung kromosom yang berperan untuk menghalangi
bersambungnya kromosom yang satu dengan yang lainnya.
f. Satelit, tidak selalu ada pada setiap kromosom, merupakan bagian tambahan pada
ujung kromosom. Kromosom yang mempunyai satelit disebut satelit kromosom.
g. Kromatid, merupakan hasil duplikasi dari kromosom.

http://www.expertsmind.com/questions/structure-of-chromosome-30116451.aspx
LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Cara Pembentukan Kromosom
Kromosom dibentuk dengan dimulainya proses pengemasan DNA dan protein
yang terjadi pada tahap profase. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut, Untai
DNA dipintal dalam suatu protein histon, menjadi suatu unit yang disebut
nukleosom. Nukleosom satu dengan yang lainnya bergabung membentuk benang
yang lebih padat dan terpintal menjadi lipatan-lipatan yang disebut dengan solenoid.
Solenoid satu dan yang lainnya bergabung dan lebih padat lagi membentuk suatu
benang yang disebut kromatin. Benang-benang halus kromatin memadat membentuk
lengan kromatid. Lengan kromatid berpasangan membentuk kromosom.

LO 2.4 Memahami dan Menjelaskan Jenis Kromosom


Jenis/bentuk kromosom berdasarkan letak sentromernya yaitu:
a. Metasentris, sentromer terletak pada tengah-tengah kromosom (median), sehingga
membagi kromosom menjadi dua bagian yang sama panjang dan mempunyai
bentuk seperti huruf V.
b. Submetasentris, sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung
kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua bagian yang tidak sama
panjang dan bentuknya seperti huruf J.
c. Akrosentris, sentromer terletak terminal (di dekat ujung kromosom), sehingga
kromosom tidak membengkok tetapi lurus seperti batang. Satu lengan kromosom
sangat pendek, lengan yang lainnya sangat panjang.
d. Telosentris, sentromer terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom hanya
mempunyai satu buah lengan dan berbentuk lurus seperti batang. Manusia tidak
mempunyai bentuk kromosom telosentris.
e.

http://on-line.ucol.ac.nz/genetics/P6%20Page%201.html
Tipe dan Jumlah Kromosom
Kromosom manusia dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
a. Autosom, kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis
kelamin. Dari 46 kromosom di dalam inti sel tubuh manusia, sebanyak 44
buah (22 pasang) merupakan autosom.
b. Gonosom, sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin. Gonosom
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kromosom-X dan kromosom-Y.
Formula kromosom manusia adalah:
Untuk laki-laki adalah 46, XY atau dapat ditulis juga 44+XY
Untuk wanita adalah 46, XX atau dapat ditulis juga 44+XX

LO 2.5 Memahami dan Menjelaskan Teknik Analisis Kromosom dan Manfaatnya


Analisis kromosom perlu dilakukan ketika diketahui:

Hambatan pertumbuhan, perkembangan awal, malformasi ganda, hambatan


tinggi tumbuh, genitalia meragukan, dan retardasi mental
Kematian saat lahir atau neonatus
Masalah kesuburan/fertilitas
Riwayat keluarga dengan kromosom abnormal
Wanita hamil pada usia lanjut
Menikah dengan sesama keluarga
Teknik-teknik analisis kromosom
Analisis sitogenetik
Digunakan untuk menilai jumlah dan integritas kromosom. Teknik ini
memerlukan sel yang sedang membelah, yang biasanya berarti membuat biakkan
sel yang dihentikan pada metafase dengan pemberian bahan kimia. Kromosom
diwarnai dengan giemsa untuk memperlihatkan pola pita terang dan gelap yang
khas untuk setiap kromosom
Metode kultur sel dan jaringan secara in vitro dengan prinsip bahwa sel-sel
berploriferasi dan mengadakan mitosis pada metafase
Fluorescence in situ hybridization
Menggunakan pelacak DNA spesifik untuk mengidentifikasi ploidi beberapa
kromosom tertentu. Pelacak berfluoresensi dihibridisasi ke kromosom atau lokus
genetik dengan menggunakan sel dikaca objek dan hasilnya dapat dilihat di
bawah mikroskop fluoresens
Spectral karyotype analysis (karyotyping)
Proses pembuatan karyotype kromosom dengan cara menggunting foto
kromosom dan menyusun pasangan berdasarkan klasifikasi
Analisis kromosom dilakukan dengan mengkultur sel dari:
- Darah tepi/darah perifer memerlukan 3-4 hari kultur
- Sumsum tulang digunakan untuk diagnosis keganasan hematologis
- Fetal cells berasal dari amniosentesis dan biopsi villi khorialis
- Biopsi kulit menghasilkan kultur fibroblast
- Leukosit spesifik limfosit T membentuk limfoblastoid
Analisis kromosom bermanfaat untuk mengetahui adanya penyakit genetik, mutasi
kromosom, mengidentifikasi spesies, mengidentifikasi hybrid hasil persilangan,
pemantauan jenis kelamin, dan mengidentifikasi tingkat ploidi suatu organisme.
LI 3

Memahami dan Menjelaskan Kelainan pada Kromosom

LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Nondisjunction


Gagal berpisah (non disjunction) merupakan kegagalan kromosom homolog untuk
memisahkan diri saat pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau
kurang jumlah kromosomnya.

10

http://bio3400.nicerweb.com/bio1151/Locked/media/ch15/nondisjunction.html
LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Aberasi Kromosom
Aberasi kromosom disebut juga mutasi kromosom, yang berarti perubahan yang
terjadi pada kromosom. Mutasi kromosom dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
mutasi jumlah kromosom (perubahan jumlah kromosom/numerik) dan mutasi struktur
kromosom (perubahan struktur kromosom/struktural). Perubahan yang terjadi pada
kromosom dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:

Secara biologi: Virus


Secara fisika: Radiasi (sinar x, sinar uv, radiasi nuklir)
Secara kimia: Obat-obatan, zat pengawet, zat penyedap, dan zat warna

Kelainan Jumlah Kromosom (numerik)


Sel somatik eukariota pada umumnya bersifat diploid (2n), yaitu seluruh kromosomnya
berpasangan. Bila seluruh kromosomnya tidak berpasangan maka dikatakan bersifat
haploid dan jumlahnya dinyatakan secara umum dengan huruf n. Pada saat pembelahan
sel, kromosom ditarik ke arah kutub pembelahan oleh benang sitoplasma. Beberapa
bahan kimia dan faktor fisik dapat menyebabkan putusnya benang sitoplasma. Putusnya
benang sitoplasma mempengaruhi jumlah kromosom sel anakan setelah pembelahan.
Perubahan akibat putusnya benang sitoplasma ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Euploidi
Bila perubahan jumlah terjadi pada seluruh pasangan kromosom, sehingga
jumlahnya merupakan kelipatan dari jumlah haploid (n), yaitu 3n, 4n dan
seterusnya
2. Aneuploidi
Bila perubahan jumlah tidak terjadi pada seluruh pasangan kromosom.

11

Istilah-istilah untuk menyebut variasi dalam jumlah kromosom sel haploid


(ABC)
Ada beberapa istilah (terminologi) untuk menggambarkan individu yang telah
mengalami perubahan jumlah kromosom. Seandainya ada kromosom A, B, dan C
yang tidak homolog maka keadaan haploidnya adalah (ABC) dan diploidnya adalah
(ABC)(ABC)

Contoh kelainan jumlah kromosom (numerik) pada autosom


1. Sindrom Down
Penderita mengalami kelebihan satu autosom pada kromosom nomor 21 dan
dapat terjadi pada laki laki dan perempuan. Ciri-ciri penderita sindrom ini:
- Kariotipe 47, XX atau 47, XY
- IQ rendah ( 40)
- Mata sipit, gigi kecil-kecil dan jarang, liur selalu menetes, daya tahan
terhadap penyakit menurun
- Mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera
2. Sindrom Patau
Penderita mempunyai 45 autosom, sehingga disebut trisomi. Trisomi dapat
terjadi pada kromosom nomor 13, 14 atau 15. Ciri-ciri penderita sindrom ini:
- Memiliki kariotipe 47, XX atau 47, XY
- Kepala kecil, mata kecil, dan bibir sumbing di celah langit-langit
- Tuli
- Mempunyai kelainan otak, jantung, ginjal dan usus
- Pertumbuhan mentalnya terbelakang
- Biasanya penderita meninggal pada usia kurang dari 1 tahun
3. Sindrom Edward
Penderita mengalami trisomi atau kelebihan satu autosom pada kromosom
nomor 18. Ciri ciri penderita sindrom ini:
- Memiliki kariotipe 47, XX atau 47, XY
- Memiliki kelainan pada alat tubuh
- Telinga dan rahang bawah kedudukannya rendah
- Mulut kecil
- Mental terbelakang
- Tulang dada pendek
- Umumnya hanya mencapai umur 6 bulan saja

12

Contoh kelainan jumlah kromosom (numerik) pada gonosom


1. Sindrom Klinefelter
Terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks dan biasanya diderita oleh lakilaki. Ciri-cirinya:
- Mempunyai kelebihan kromosom seks-X, sehingga kariotipenya 47,
XXY
- Lelaki dengan testis kecil, gagal menghasilkan sperma
- Rambut dada tidak tumbuh
- Suara dan dada seperti wanita, memiliki tangan dan kaki yang panjang
2. Sindrom Turner
Terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks yaitu adanya pengurangan satu
kromosom seks dan biasanya diderita oleh wanita. Ciri-cirinya:
- Hanya mempunyai satu kromosom seks, dengan kariotipenya 45, X0
- Perempuan mandul, bentuk kaki X, dada dan ovarium tidak
berkembang
- Tidak mengalami haid
- Ukuran tubuh kecil, IQ rendah
3. Sindrom XXX
Penderita memiliki kromosom seks-X yang berlebihan sehingga sering disebut
sebagai super female.
4. Sindrom XYY
Penderita memiliki kromosom seks-Y yang berlebihan sehingga sering disebut
sebagai super male.
Kelainan Struktural Kromosom
Perubahan struktur kromosom dapat terjadi karena hal-hal tertentu, seperti:
1. Translokasi adalah pemindahan sebagian dari segmen kromosom ke
kromosom lainnya yang bukan kromosom homolognya
2. Duplikasi terjadi karena adanya segmen kromosom yang mengakibatkan
jumlah segmen kromosom lebih banyak dari kromosom aslinya
3. Delesi adalah mutasi yang terjadi karena sebagian segmen kromosom lenyap
sehingga kromosom kekurangan segmen
4. Inversi adalah mutasi yang terjadi karena selama meiosis kromosom terpilin
dan terjadinya kiasma, sehingga terjadi perubahan letak/kedudukan gen-gen
Contoh kelainan struktural kromosom
1. Sindrom Cri du chat
Sindrom akibat delesi di lengan pendek kromosom nomor 5. Ciri-ciri:
- Mempunyai keterbelakangan mental
- Mikrosefali
- Memiliki kepala yang kecil dengan penampakan wajah yang tidak
biasa
- Memiliki tangisan yang suaranya seperti suara kucing
- Penderita biasanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak
2. Sindrom WolfHirschhorn
Sindrom akibat delesi di lengan pendek kromosom nomor 4. Ciri-ciri:
- Mempunyai keterbelakangan mental
- Mempunyai garis tengah di wajah (cacat)
- Cacat jantung
- Bibir sumbing

13

- Kepala kecil
- Jembatan hidung luas
3. Sindrom Angelman
Sindrom akibat delesi di lengan panjang kromosom nomor 15 pada kromosom
ibu. Ciri-ciri:
- Mengalami retardasi mental
- Tidak dapat berbicara
- Mengalami gangguan perkembangan motorik
- Rentan terhadap serangan tertawa spontan yang berkepanjangan
4. Sindrom Prader-Willi
Sindrom akibat delesi di lengan panjang kromosom nomor 15 pada kromosom
ayah. Ciri ciri:
- Hipotonia
- Obesitas
- Retardasi mental
- Hipogonadisme
- Kriptorkidimus
5. Sindrom Miller-Dieker
Sindrom akibat delesi di lengan pendek kromosom nomor 17 pada kromosom
kedua orang tua. Ciri-ciri:
- Keterlambatan perkembangan
- Kejang serta kelainan jantung dan wajah yang terjadi akibat delesi
Selain merugikan beberapa mutasi dapat berguna bagi manusia, diantaranya :
a. Mutasi pada mikroorganisme dapat meningkatkan hasil antibiotika,
misalnya mutan Penicillium penghasil antibiotik penisilin.
b. Meningkatkan hasil panen produksi pangan dengan membuat hasil
panen poliploid dengan mutasi induksi.
c. Mutasi melalui radiasi menggunakan radioisotop dapat digunakan
untuk memeriksa proses biologi, misalnya transfer elektron pada
fotosintesis.
LI 4 Memahami dan Menjelaskan tentang Sikap Tabah dan Berprasangka Baik
Tabah (sabar) adalah menahan jiwa dan menjaganya agar tidak sampai melakukan
sesuatu yang tidak selayaknya dilakukan. Terdapat 3 macam bentuk kesabaran, yaitu
sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dari menjauhi kemaksiatan kepada Allah, dan
sabar dalam takdir Allah yang menyakitkan dan menyusahkan.
1. Sabar Dalam Ketaatan Kepada Allah
Sabar jenis ini penting untuk dimiliki oleh setiap hamba, karena
sesungguhnya jiwa seringkali terasa berat untuk menjalankan berbagai macam
ketaatan. Hal tersebut karena jiwa cenderung menyukai sifat yang jelek,
sebagaimana firman Allah taala (yang artinya): Sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang. (QS Yusuf: 53).

14

Seringkali kita jumpai seorang yang beramal namun ia tidak bisa kontinu
untuk mengerjakannya. Mereka bersemangat mengerjakan banyak amalan di
awal waktu, namun setelah itu ditinggalkan. Untuk itu dibutuhkan kesabaran
agar kita dapat kontinu dalam beramal, walaupun amalan tersebut sederhana.
Rasulullah saw bersabda (yang artinya) Amalan yang paling dicintai oleh
Allah Taala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit. (HR.
Muslim).
Allah taala lebih menyukai amalan yang kontinu walaupun sederhana,
karena hal tersebut lebih dapat membantu kontinunya suatu amal. Salah satu
usaha agar dapat kontinu dalam beramal adalah dengan berdoa kepada Allah,
diantaranya dengan doa: Allahumma ainni ala dzikrika wa syukrika wa husni
ibadatik (ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu,
bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu). (HR. Abu Daud
dan Ahmad, shahih).
2. Sabar Dalam Menjauhi Kemaksiatan
Rasulullah saw bersabda (yang artinya) Surga itu diliputi oleh hal-hal
yang tidak menyenangkan, sedangkan neraka itu diliputi oleh hal-hal yang
menyenangkan nafsu. (HR. Muslim). Maka dibutuhkan kesabaran untuk
dapat menjaga diri dari hal-hal yang menyenangkan hawa nafsu yang pada
hakikatnya akan menjerumuskan kepada neraka. Dan kemaksiatan termasuk
perkara yang disenangi oleh hawa nafsu.
Seorang yang beriman harus mengendalikan nafsunya dan melihat bahwa
kemaksiatan adalah bukan hal yang sepele, melainkan perkara yang dapat
membinasakan dirinya.
Abdullah bin Masud r.a berkata, Orang beriman melihat dosa-dosanya
seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya.
Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) melihat dosanya seperti lalat
yang lewat di atas hidungnya. (HR. Bukhari). Semua itu hanya dapat
dilakukan dengan kesabaran.
3. Sabar Dalam Menghadapi Takdir Allah
Termasuk kedalam rukun iman adalah kita meyakini adanya takdir atau
ketetapan dari Allah taala. Terdapat 2 macam takdir yang menimpa manusia,
yang berupa kesenangan dan berupa kesedihan serta musibah. Pada jenis
pertama maka kita wajib bersyukur, dengan bersyukur Allah akan tambahkan
nikmat-Nya. Adapun yang kedua maka kita wajib bersabar. Dan keduanya
(bersyukur dan bersabar) merupakan amalan ibadah yang memiliki nilai
pahala di sisi Allah taala.

15

Rasulullah saw bersabda (yang artinya), Sungguh menakjubkan perkara


seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan
baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin.
Jika dia mendapat kebahagiaan dia bersyukur maka hal ini adalah baik
baginya. Dan jika tertimpa musibah dia bersabar maka itu juga baik
baginya. (HR. Muslim). Maka sikap seorang muslim jika ditimpa musibah
adalah bersabar dan yakin bahwa dibalik musibah yang dialaminya terdapat
hikmah dari Allah taala.
Sebagaimana firman Allah (yang artinya), Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orangorang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun (Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.) (QS. Al-Baqarah:
155-156).
Selain itu, musibah yang menimpa seorang mukmin merupakan bentuk
ujian, sebagaimana firman Allah (yang artinya), Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacammacam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah,
Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS Al-Baqarah: 214).
Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka. Husnuzan adalah cara
pandang seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang
yang memiliki sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran
jernih, pikiran dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya.
Husnuzan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar dan
ikhlas dalam menjalani hidup
2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan
optimis serta inisiatif
3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang, berpikir
positif dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga

16

Daftar Pustaka
Agung. 2014. Kontrol Diri, Husnuzhan, dan Ukhuwah Islamiyah. Available from:
http://agung.duniakita.web.id/?p=18 [Accessed 01 November 2014]
Campbell, N. A., et al. 2008. Biology (8th edition). Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_XII/3._Materi_genetik/
SUBSTANSI_GENETIKA.pdf [Accessed 01 November 2014]
Jai. 2011. In Situ Hybridization: GISH and FISH. Available from:
http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/in-situ-hybridization-gish-and-fish/ [Accessed 02
November 2014]
Luthardt, F. W. and Keitge, E. 2001. Chromosomal Syndromes and Genetic Disease.
Encyclopedia
of
Life
Sciences.
pp
1-12.
Available
from:
http://web.udl.es/usuaris/e4650869/docencia/GenClin/content/recursos_classe_(pdf)/rev
isionsPDF/chromosyndromes.pdf [Accessed 01 November 2014]
Nuraini, Tuti. 2009. Praktikum Biologi dan IDK 1. Available
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/tutinfik/material/praktikumkromosom.pdf
[Accessed 02 November 2014]

from:

Triutomo,
Ndaru.
2012.
Keutamaan
Bersabar.
Available
from:
http://buletin.muslim.or.id/akhlaq/keutamaan-bersabar [Accessed 01 November 2014]

Anda mungkin juga menyukai