Anda di halaman 1dari 44

1.

Sel dari sel


1.Mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anak dengan jumlah kromosom yang sama dengan
kromosom sel induknya, yaitu 2n. mitosis terjadi pada perbanyakan sel somatis (sel tubuh). Secara garis besar,
pembelahan sel secara mitosis terdiri dari fase istirahat(interfase) , fase pembelahan inti(kariokinesis) dan fase
pembelahan sitoplasma ( sitokinesis)

A Tahap Interfase

Pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan.


Meskipun demikian, sebenarnya tahap interfase merupakan tahap
yang aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan.
Persiapan berupa replikasi DNA (melipatgandakan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan). Pada
umumnya, sebagian besar waktu hidup sel berada pada tahap ini. Selanjutnya interfase dibagi lagi ke dalam
fase gap-1 (G1), fase sintesis (S), dan fase gap-2 (G2).

 fase gap-1 (G1)


Pada fase G1 sel-sel belum mengadakan replikasi DNA, sehingga DNA masih berjumlah 1 salinan (1c=1
copy=salinan) dan diploid (2n).

 fase sintesis (S)


Pada fase S DNA dalam inti mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan) sehingga pada fase
sintesis akhirnya menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid (2c,2n).

 fase gap-2 (G2)


Pada fase G2 replikasi DNA telah selesai, dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan.

B Tahap Kariokinesis
Kariokinesis adalah tahap pembelahan inti sel. Tahap ini terdiri dari fase atau tahap-tahap yang lebih rinci
sebagai berikut :

 Profase

Pada tahap profase, DNA mulai dikemas atau dipaket


menjadi kromosom. Kromosom merupakan struktur
terpadat dari kemasan DNA. DNA perlu dikemas ke dalam
kromosom. Profase merupakan tahap paling lama dalam
mitosis. Pada proses awal, kromosom mulai tampak lebih
pendek serta menebal. Pada sel hewan, sentriol membelah
dan masing-masing bergerak ke kutub yang berlawanan
pada nukleus. Selanjutnya terbentuk benang-benang spindel
(benang mikrotubul) yang terhubung dari kutub ke kutub.
Pada sel tumbuhan, tidak terdapat sentriol dan benang
spindel terbentuk tanpa terikat pada sentriol. Pada profase
akhir, masing-masing kromosom terlihat terdiri dari dua
kromatid yang terikat pada sentromer. Selanjutnya, nukleolus hilang dan membran nukleus hancur. Pada
tahap ini kromosom terletak bebas di dalam sitoplasma.

 Metafase
Metafase merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap-tahap ini, kromosom bergerak ke
bidang akuator benang spindel (bidang pembelahan). Kromosom terikat pada benang spindel melalui
sntromer. Kromosom terletak di bidang ekuator dengan tujuan agar pembagian jumlah informasi DNA
yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru benar-benar rata dan sama jumlahnya.
 Anafase
Anafase juga merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap ini masing-masing sentromer
yang mengikat kromatid membelah bersamaan. Kromatid bergerak menuju kutub pembelahan.
Kromatid dapat bergerak ke arah kutub pembelahan karena terjadinya kontraksi benang spindel. Pada
saat kontraksi, benang spindel memendek kemudian menarik kromatid menjadi dua bagian ke dua
kutub yang berlawanan. Tahap anafase menghasilkan salinan kromosom berpasangan (1c,2n).

 Telofase
Pada tahap ini kromatid telah disebut kromosom. Membran inti mulai terbentuk dan nukleolus
kembali muncul. Kromosom membentuk benang-benang kromatin. Selanjutnya, pada tahap telofase
akhir terjadi pembelahan sitoplasma dengan proses yang disebut sitokinesis.

C. Sitokinesis
adalah proses terakhir dalam pembelahan sel, tapi itu hanya mungkin
setelah selesainya mitosis. Sel merambat dengan membuat klon dari
diri mereka sendiri. Clone disebut sel anak. Setelah sel anak yang dihasilkan
harus terpisah dari sel asli. Di sinilah sitokinesis memainkan peran kuncinya.
Sitokinesis Sel Hewan
Pada sel-sel hewan, cincin serat terdiri dari protein aktin mengelilingi pusat
sel. Ketika mengikat cincin ini, seperti otot, mencubit dari sel anak baru,
meninggalkan dua sel terpisah. Proses ini disebut sitokinesis, atau simulasi
sitoplasma untuk memisahkan.
Sitokinesis Sel Tanaman
Sel tumbuhan dilindungi oleh dinding sel yang kaku, sehingga mereka
memerlukan bantuan ekstra untuk membuat pembagian akhir. Selama sitokinesis organel yang disebut
aparat Golgi melepaskan vesticles yang membentuk plat sel. Pelat ini membagi dua sel baru dan tumbuh
keluar untuk membentuk dinding sel di sekitar sel anak baru.
Mitosis
Mitosis adalah proses yang harus terjadi sebelum sitokinesis dapat dimulai. Mitosis dimulai dengan interfase,
ketika sel mempersiapkan untuk membuat salinan yang sendiri. Kromatin sel, substansi yang membentuk
kromosom, mulai mengembun di profase. Pada prometaphase dan metafase kromosom terpisah dan
menyesuaikan diri di tengah sel menggunakan spindle. Anafase dan telofase adalah akhir dua fase mitosis
yang mengarah ke sitokinesis.
Kesalahpahaman
Meskipun sitokinesis tidak bisa berlangsung tanpa mitosis, itu bukan salah satu fase mitosis. sitokinesis
adalah prosesnya sendiri karena tidak memiliki akibat langsung dari proses metabolisme mitosis.

2. MEIOSIS
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari
kromosom sel induknya, yaitu n. Dalam meiosis, sel yang berisi jumlah diploid kromosom diubah menjadi
empat sel, masing-masing memiliki jumlah kromosom haploid. Dalam sel manusia, misalnya, sel reproduksi
yang mengandung 46 kromosom menghasilkan empat sel, masing-masing dengan 23 kromosom.
Meiosis terjadi dengan serangkaian langkah-langkah yang menyerupai langkah-langkah mitosis. Dua fase
utama meiosis terjadi: meiosis I dan meiosis II. Selama meiosis I, satu sel membelah menjadi dua. Selama
meiosis II, dua sel masing-masing membagi lagi. Tahapan demarkasi sama mitosis terjadi dalam meiosis I dan
meiosis II.
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, pertama, kromosom sel sebagai duplikat dan meneruskan
menjadi dua sel. Kromosom dari dua sel kemudian memisahkan dan meneruskan menjadi empat sel anak. Sel
induk memiliki dua set kromosom dan diploid, sedangkan sel anak memiliki satu set kromosom masing-masing
dan haploid. Sinapsis dan pindah silang terjadi di tahap Profase I.
Gambar 1 Proses meiosis, di mana empat sel haploid terbentuk.
Para anggota masing-masing pasangan kromosom dalam sel disebut kromosom homolog. kromosom
Homolog yang serupa tetapi tidak identik. Mereka dapat membawa versi yang berbeda dari informasi genetik
yang sama. Sebagai contoh, satu homolog kromosom dapat membawa informasi untuk rambut pirang
sedangkan homolog kromosom lain mungkin membawa informasi untuk rambut hitam.
Ketika sel mempersiapkan untuk memasuki meiosis, masing-masing kromosom yang telah diduplikasi, seperti
pada mitosis. Setiap kromosom sehingga terdiri dari dua kromatid.
Meiosis I
Pada awal meiosis 1, sel manusia mengandung 46 kromosom, atau 92 kromatid (jumlah yang sama
seperti selama mitosis). Meiosis I berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Profase I: Profase I adalah serupa dalam beberapa cara untuk profase pada mitosis. Kromatid memperpendek
dan menebal dan menjadi terlihat di bawah mikroskop. Perbedaan yang penting, bagaimanapun, adalah
bahwa proses yang disebut sinapsis terjadi. Proses kedua disebut pindah silang juga berlangsung selama
profase 1.
Selama profase 1, dua kromosom homolog datang dekat satu sama lain. Karena setiap kromosom homolog
terdiri dari dua kromatid, sebenarnya ada empat kromatid sejajar berdampingan satu sama lain. Ini kombinasi
dari empat kromatid disebut tetrad, dan datang bersama-sama adalah disebut proses sinapsis.
Setelah sinapsis telah terjadi, proses pindah silang terjadi. Dalam proses ini, segmen DNA dari satu
kromatid dalam tetrad lolos ke kromatit lain dalam tetrad tersebut. pertukaran segmen kromosom Ini
berlangsung secara kompleks dan kurang dipahami. Mereka menghasilkan kromatid genetik baru. Pindah
silang merupakan pendorong penting evolusi. Setelah pindah silang telah terjadi, empat kromatid dari tetrad
yang secara genetik berbeda dari aslinya kromatid yang empat.
Metafase I: Dalam metafase I meiosis, tetrad menyelaraskan pada pelat Ekuatorial (seperti pada mitosis).
Sentromer menempel serat gelendong, yang membentang dari kutub sel. Satu sentromer menempel per serat
spindle.
Anafase I: Pada anafase 1, kromosom homolog terpisah. Satu homolog kromosom (terdiri dari dua kromatid)
bergerak ke salah satu sisi sel, sedangkan kromosom homolog lainnya (yang terdiri dari dua kromatid)
bergerak ke sisi lain dari sel. Hasilnya adalah bahwa 23 kromosom (masing-masing terdiri dari dua kromatid)
pindah ke salah satu tiang, dan 23 kromosom (masing-masing terdiri dari dua kromatid) pindah ke kutub yang
lain. Pada dasarnya, jumlah kromosom sel dibelah dua. Untuk alasan ini prosesnya adalah pengurangan-
pembelahan.
Telofase I: Dalam telofase I meiosis, inti mereorganisasi, kromosom menjadi kromatin, dan pembagian
sitoplasma menjadi dua sel berlangsung. Proses ini terjadi secara berbeda dalam sel tumbuhan dan hewan,
seperti pada mitosis. Setiap sel anak (dengan 23 kromosom masing-masing terdiri dari dua kromatid)
kemudian memasuki interfase, di mana tidak ada duplikasi DNA. Periode interfase mungkin singkat atau
sangat lama, tergantung pada spesies organisme.
Meiosis II
Meiosis II adalah subdivisi utama kedua dari meiosis. Hal ini terjadi pada dasarnya cara yang sama
seperti mitosis. Pada meiosis II, sel yang berisi 46 kromatid yang mengalami pembelahan menjadi dua sel,
masing-masing dengan 23 kromosom. Meiosis II berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Profase II: Profase II mirip dengan profase mitosis. materi kromatin Mengembun, dan setiap kromosom
mengandung dua kromatid yang melekat pada sentromer. 23 pasang kromatid, total 46 kromatid, kemudian
pindah ke piring Ekuatorial.
Metafase II: Dalam metafase II dari meiosis, 23 pasang kromatid berkumpul di tengah sel sebelum pemisahan.
Proses ini identik dengan metafase pada mitosis.
Anafase II: Selama anafase II dari meiosis, sentromer membagi, dan 46 kromatid menjadi dikenal sebagai 46
kromosom. Kemudian 46 kromosom terpisah satu sama lain. Serat gelendong melakukan migrasi kromosom
dari setiap pasangan untuk satu kutub dari sel dan anggota lain dari pasangan ke tiang lainnya. Secara
keseluruhan, 23 kromosom pindah ke masing-masing tiang. Kekuatan dan perlekatan yang beroperasi dalam
mitosis juga beroperasi di anafase 11.
Telofase II: Selama telofase II, kromosom berkumpul di kutub sel dan menjadi tidak jelas. Sekali lagi, mereka
membentuk massa kromatin. Selubung nukleus berkembang, nukleolus muncul kembali, dan sel mengalami
sitokinesis seperti pada mitosis.
Selama meiosis II, setiap sel mengandung 46 kromatid menghasilkan dua sel, masing-masing dengan 23
kromosom. Awalnya, ada dua sel yang mengalami meiosis II, sehingga hasil dari meiosis II adalah empat sel,
masing-masing dengan 23 kromosom. Masing-masing dari empat sel adalah haploid, yaitu, setiap sel berisi
satu set kromosom.
23 kromosom dalam empat sel dari meiosis tidak identik karena pindah silang telah terjadi di profase 1. Ini
pindah silang menghasilkan variasi sehingga masing-masing empat sel yang dihasilkan dari meiosis berbeda
dari tiga lainnya. Dengan demikian, meiosis menyediakan mekanisme untuk memproduksi variasi dalam
kromosom. Juga, itu menyumbang pembentukan empat sel haploid dari sel diploid tunggal.
3. PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS

No Mitosis Meiosis
1 Terjadi satu kali pembelahan Terjadi dua kali pembelahan
2 Menghasilkan dua sel anak Menghasilkan 4 sel anak
3 Sel anak sama secara genetik Sel anak tidak sama secara genetik
4 Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah Jumlah kromosom sel anak sama dengan
kromosom sel induk. Rumus { 2n} setengah kromosom sel induk. Rumus
Bersifat diploid { 1n }
Bersifat haploid
5 Terjadi di sel tubuh Terjadi di organ reproduksi
{ tempat pembentukan sel kelamin }
6 Berfunsi untuk perbanyakan sel, pertumbuhan, Berfungsi untuk membentuk sel kelamin.
perbaikan/regenerasi , dan reproduksi aseksual.
7 Terdiri dari tahap : Profase >Metafase >Anafase Terdiri dari tahap :
>Telofase >Interfase 1. Meiosis I : Profase l >Metafese l >Anafase l
> telofase l
2. Meiosis ll : Profase ll> Metafase ll > Anaase
ll
> Telofase ll
Tanpa Interfase

- Regenerasi dan diferensiasi sel


Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi
ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional,
terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya,
sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali
dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah
mengalami regenerasi dan diferensiasi.
Empat proses esensial pengkonstruksian embrio
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik
terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah
gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap
cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan
lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang
diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
Proliferasi sel : menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel : menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel : mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
Pergerakan sel : menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada
badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat
keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-
masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih
mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.
Mutasi
Mutasi ditemukan oleh seorang Belanda bernama Hugo de Fries dalam bukunya Mutation Theory. Ia
menyatakan bahwa mutasi adalah perubahan dalam urutan nukleotida pada DNA, atau perubahan materi
genetik yang terjadi dalam sel. Mutasi dapat terjadi di sel somatik (tidak diturunkan) maupun sel gamet
(diwariskan pada keturunan).
a. Pada sel somatik, mutasi yang terjadi pada sel-sel soma (tubuh)
• Tidak dapat diwariskan.
• Mutasi yang terjadi pada saat dalam kandungan, contoh penyakitnya adalah bibir sumbing, kanker, pembelahan
sel yang tak terkontrol.
• Penyebab-penyebabnya adalah sinar X obat-obatan yang mutagenik, dan lain-lain.
b. Pada sel gamet, mutasi yang terjadi pada sel gamet (kelamin)
• Dapat diwariskan.
• Mutasi gen yang terjadi dalam gamet disebut MUTASI AUTOSOMAL.
• Mutasi gen yang terjadi pada kromosom kelamin disebut MUTASI TERTAUT KELAMIN.
-Agen penyebab mutasi = Mutagen
-Makhluk hidup yang mengalami mutasi = Mutan
Syarat Mutasi:
1. Adanya perubahan pada materi genetik. 2. Perubahan tersebut bersifat dapat atau tidak dapat diperbaiki. 3.
Hasil perubahan tersebut diwariskan secara genetik pada keturunan berikutnya.
Karakter suatu mutan:
1. Gen yang mengalami mutasi pada suatu individu, biasanya adalah gen resesif, sehingga dalam keadaan
homozigot karakter perubahannya belum dapat dilihat.
2. Gen yang mengalami mutasi umumnya bersifat lethal, sehingga jumlah makhluk hidup yang mengalami
mutasi tampak sedikit.
3. Individu yang mengalami mutasi biasanya mati sebelum dilahirkan atau sebelum dewasa.

Sumber Mutasi:
1. Mutasi Alami (Sinar UV, Sinar Radioaktif)
2. Mutasi Buatan ( Terapi, Deteksi penyakit, Senjata Nuklir, Televisi, Pemakaian bahan kimia, biologi,
fisika)
Contoh mutasi berdasarkan bahan penyebabnya:
1. Bahan Fisika, adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :
 Sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K, Radiasi
sinar X,
 Alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi.
 Sinar Ultraviolet membawa energi yang sangat besar. Energi yang dihantarkan diserap oleh DNA yang
dapat menyebabkan eksitasi elektron pada basa nitrogen. Contoh mutasi dari sinar UV adalah mutasi pigmen
kulit (melanin) menjadi melanorma (kanker kulit).
 Sinar Radioaktif, Seperti uranium dan radium yang masuk ke dalam tubuh dapat mengubah susunan
gen dan kromosom
2. Bahan Kimia, adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :
 Pestisida, seperti DDT, BHC, dan senyawa Eosin, eritrin dan fluoresen, Peroksida organik, Fe dan Mg,
Formaldehide, Asam nitrit, natrium nitrit, Antibiotik, Glikidol, Kolkisin
 Agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat memberikan gugus alkil
yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat mengganggu replikasi DNA.
 Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat menyerang sitosina DNA
dan urasil pada RNA.
3. Bahan Biologi, adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup.
 Mikroorganisme berupa virus, bakteri, dan penyisipan DNA.
 Tidak kurang dari 20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang
mampu mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya yaitu DNA.
-Dampak Mutasi:
 Jika terjadi di sel soma (sel vegetatif) menimbulkan kanker.
 Jika terjadi di sel generatif hasil mutasi diturunkan
 Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka akibatnya:
1. Teratogen (cacat sejak lahir),
2. Beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian).
Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam
suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi dapat muncul turunan baru yang
sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.
Pengaruh negatif mutasi buatan :
 Poliploid umumnya gagal menghasilkan keturunan secara generatif.(tetap menguntungkan bila diperbanyak
secara vegetatif.)
Manfaat Pengetahuan Mutasi:
 Bidang Pertanian - Tanaman Polipoid
Tanaman Poliploid (dengan Kolkisin) = Buah besar, kandungan gizi tinggi, biji steril, terapi pertumbuhan lambat.
 Bidang Kedokteran - Sinar X, Sinar α
o Sinar X menghambat perkembangan dan membunuh sel tumor
o Sinar α --> berasal dari logam kobalt radioaktif. Digunakan dalam menghancurkan sel yang tidak diinginkan,
seperti sel mutan atau tumor.
Berdasarkan Jenis Materi Genetik:

Mutasi Genetik
Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen.
* Mutasi gen terjadi pada susunan kimianya (DNA).
• Struktur kimia gen berubah --> fungsinya berubah.
• Gen yang mengalami mutasi pada sel-sel tubuh (sel somatis) perubahan diturunkan ke sel anakan melalui
pembelahan mitosis.
• Bila gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada
keturunannya.

Macam-Macam Mutasi Gen :


 Mutasi Substitusi
1. Transisi: pu-pu, pi-pi dan Tranversi :pu-pi, pi-pu
2. Insersi dan Delesi
3. Mutasi Ganda (Triplet), insersi maupun delesi 3 basa nitrogen secara bersamaan
4. Mutasi Bingkai (Frameshift), insersi maupun delesi 1 basa nitrogen
• Mutasi Diam, Penggantian basa nitrogen tanpa adanya perubahan
• Mutasi Salah Arti , Penggantian basa nitrogen sehingga mengubah hasil protein
• Mutasi Tak Bermakna, Penggantian basa sehingga menyebabkan STOP KODON.
1. Mutasi Kromosom, perubahan jumlah, struktur, maupun susunan gen dalam kromosom.
2. Delesi, merupakan aberasi yang terjadi karena kekurangan segmen kromosom.
3. Delesi Terminal, hilangnya ujung kromosom.
4. Delesi Intertitial, hilangnya bagian tengah kromosom.
5. Delesi Cincin, hilangnya segmen kromosom sehingga berbentuk cincin.
6. Delesi Loop, Delesi cincin yang membentuk lengkungan saat meiosis, sehingga memungkinkan
homolognya normal
 Duplikasi, Merupakan aberasi yang terjadi akibat kelebihan segmen kromosom
1. Translokasi, Pertukaran segmen kromosom.
- Translokasi Homozigot, kromosom non-homolog saling bertukar.
- Tranlokasi Heterozigot, kromosom memberikan fragmen, tetapi tidak menerima.
- Translokasi Robertson, penggabungan 2 kromosom menjadi 1.
2. Inversi, Perubahan urutan basa nitrogen oleh karena terpilinnya gen saat meiosis
- Inversi Perisentrik, Inversi yang melibatkan sentromer.
- Inversi Parasentrik, inverse yang tidak melibatkan sentromer.
3. Isokromosom, pembelahan sentromer yang tidak sempurna, mengakibatkan sentromer dengan lengan
identik.
4. Katenasi, dua kromosom yang membelah, namun ujung lengannya saling berikatan membentuk cincin.
Mutasi karena perubahan Set Kromosom:
1. Aneuploid : An (tidak), eu (benar), ploid unit). Mnyebabkan Sindrom.
- monosomik ( 2n – 1 )
- monosomik ganda (2n-1-1)
- nulisomik ( 2n – 2 )
- trisomik ( 2n + 1 )
- trisomik ganda (2n+1+1)
- tetrasomik ( 2n +2 )
Sindroma yang dihasilkan :
 Sindroma Patau (Trisomi pada autosom 13-15) -> Kariotipe : 45A + XY dan 45A + XX
 Sindroma Edwards (Trisomi pada autosom 16-18) -> Kariotipe : 45A + XX atau 45A + XY
 Sindroma Down (Mongolisme) (Trisomi pada autosom 21) -> Kariotipe : 47A + XY atau 47A + XX
 Sindrom Cri du (Trisomi pada autosom ke-5) -> Kariotipe: 47A + XY atau 47A + XX
 Sindrom Klinefelter (trisomi pada seks) (Hanya pada laki-laki) -> Kariotipe: 44A + XXY
 Sindrom Jacob (Trisomi pada Gonosom)(Hanya pada laki-laki) -> Kariotipe : 44A + XYY
 Sindrom Turner (monosomi pada kromosom) -> Kariotipe : 44A + X

2. Euploid (eu = benar, ploid = unit), menyebabkan kelebihan atau kekurangan 1 atau lebih set kromosom
- Monoploid (n)
- Triploid (3n)
- Tetreploid (4n)
- Poliploid (4n lebih)

2. Gejala Hidup Sel dengan Gen, Ekspresi Genetik, Siklus Sel


- Siklus sel Gambar skema
fase siklus sel yg
dikendalikan oleh
enzim CDK
Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar DNA di
dalamkromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. [1]
Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi
membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi
kimia organik yang terjadi seyogyanya diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh,
dimulainya fase mitosis sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi.
Jenjang reaksi yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan relasi substrat-produk dari sebuah lintasan
metabolik. Produk dari sebuah jenjang reaksi akan berfungsi sebagai substrat pada jenjang berikutnya, demikian
pula dengan laju reaksi jenjang yang pertama akan menjadi batas maksimal laju reaksi pada jenjang berikutnya.
Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali ekstrinsik dan intrinsik yang terdiri dari
beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi selesainya reaksi pada suatu jenjang sebelum jenjang berikutnya dimulai.
Kedua lintasan kendali dapat memiliki cekpoin yang sama.
Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan sebagaimana mestinya. Fasa S, G 2 dan M
pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini, sehingga waktu yang diperlukan untuk fase tersebut, tidak jauh
bervariasi antara satu sel dengan sel lain.
Lintasan kendali ekstrinsik akan berfungsi sebagai respon terhadap kondisi di luar sel atau telisik defisiensi sel.
Defisiensi lintasan kendali intrinsik seringkali menyebabkan kanker. Penyimpangan pada protein yang
mengendalikan cekpoin siklus fase sering ditemukan pada penderita kanker.
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut
pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional,
fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2:[3]
1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan waktu
sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah
bersama dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.
2. Fasa M (mitosis)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner
atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah.
Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:[4]
 Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini
kromosom terlihat di dalam sitoplasma.
 Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung
2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).
 Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya
 Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik
menuju pemintal kutub.
 Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya
kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah
 Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara pemintal
mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel,[5] dan menghasilkan dua sel anak yang identik.
3. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase berikutnya. Pada
sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam
hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase G0 atau
“quiescent”. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi
melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G 0 dapat memasuki siklus sel
kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G 0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase
G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau
asupan nutrisi.
4. Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fase G1,
S, G2.[6]
Singkatnya :
Fase pada siklus sel:
-Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
-Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan
tunas)
-Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak
melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau
rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan
pertumbuhan (dorman) dan mati.
Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis.
Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam
konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.

- Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik (dalam bentuk
urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: fenotipe. Informasi
yang dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila tidak
diekspresikan menjadi fenotipe.

3. Sel Hidup Normal dan Tidak Normal (tumor) serta Kematian Sel (apoptosis, Nekrosis)

Sel Normal : Melakukan pembelahan sel mitosis dan meiosis dengan kadar yang terkontrol.
Sel Tidak Normal (Tumor) : Melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali

1. Nekrosis dan apoptosis


Pola kematian sel terbagi menjadi dua :
a. Nekrosis
- Merupakan perubahan morfologi yang menyebabkan kematian sel.
- Merupakan kejadian yang sering terjadi setelah stimulus eksogen dan ditampakkan dengan
pembengkakan, denaturasi dan koagulais protein, berkurangnya organel serta cell rupture.
- Dua proses yang menyebabkan perubahan morfologi pada nekrosis adalah :
a. Denaturasi protein
b. Pencernaan enzim dari organel dan sitosol, dengan kata lain lisosom mengeluarkan enzimnya
ke dalam sitoplasma yang mengakibatkan enzim “melahap” seluruh organel dan komponen sel.
- Nekrosis sel terlihat sangat eosin, gambaran seperti kaca ( homogeny ), dan sitoplasma
bervakuola serta membrane sel terpotong-potong. Nukleus berubah menjadi :
a. Kariolisis : inti menghilang akibat hidrolisis kromatin
b. Piknosis : menyusutnya inti sel, batas tidak teratur serta peningkatan basofil sehingga
tampak hyperkromatik
c. Karioreksis : inti terpecah-pecah membentuk granula-granula yang menggumpal

b. Apoptosis
Kematian sel yang terprogram yang dirancang tubuh untuk menghilangkan populasi sel yang
tidak diinginkan. Biasanya disebut “ aksi bunuh diri “.
Proses fisiologik dan patologisnya meliputi :
-Kerusakan sel terprogram selama embryogenesis seperti terjadi pada implantasi, organogenesis dan
terjadinya involusi.
-Delesi sel pada populasi yang berproliferasi seperti epitel kripta usus / kematian sel pada tumor
-Kematian sel oleh sel T sitotoksik
-Rangsangan cedera ringan ( panas, radiasi, obat kanker sitotoksik ) yang menyebabkan kerusakan
DNA.
Gambaran morfologi dari apooptosis meliputi :
a. Pengerutan sel
b. Kondensasi dan fragmentasi kromatin
c. Terbentuk gelembung-gelembung sitoplastik dan badan-badan apoptotic
d. Fagositosis sel-sel sehat ( makrofag ) di sekitarnya dengan tidak melibatkan proses inflamasi

Gambaran Nekrosis Versus Apoptosis

Nekrosis Apoptosis

Rangsanng Hipoksia, toksin


Faktor fisiologi
dan patologi
Gambaran - Pembengkakan- Sel tunggal
histologi sel - Kondensasi
- Nekrosis kromatin
koagulasi - Badan apoptotic
- Gangguan
organela
Pemecahan Acak. Difus Internukleosomal
DNA
Mekanisme- Delesi ATP - Aktivasi gen
- Jejas - Endonuklease
membrane - Protease
- Kerusakan
radikal bebas
Reaksi Inflamasi Tidak ada inflamasi
Jaringan - Fagositosis badan
apoptotik

4. KLONING DOMBA DOLLY


- Membuktikan : bahwa sel memiliki kemampuan totipotensi (sel memiliki kemampuan untuk tumbuh sendiri)
- 3 issue :
a. Identik : Ya, identic dengan induk donor inti sel
b. Transgenik : Terjadi rekayasa genetic pada inti sel donor
c. Umur pendek : Karena, telomere pada sel telah mengalami pemendekan sebanyak pembelahan yang
telah terjadi selama makhluk pendonor inti sel telah hidup. Sehingga, telomere yang tersisa cenderung sedikit
dan ketika telomere habis, maka makhluk tersebut akan mati. Sehingga, makhluk hasil cloning tidak berumur
panjang seperti sisa umur makhluk pendonor inti sel.
5. Stem Cell/Totipotensi dan Kembar 3
Sel induk (stem cell) merupakan sel yang belum berdiferensiasi yang memiliki potensi sangat tinggi
untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Ketika sel induk membelah, sel yang
baru memiliki potensi untuk tetap menjadi sel induk atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih
khusus, misalnya sel otot, sel darah merah, atau sel otak. Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi
yang dimiliki oleh sel tersebut.

a. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat
tumbuh menjadi individu baru yang utuh bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk
ber-totipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
b. Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk individu baru.
c. Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa (bersifat terbatas).

HUBUNGANNYA DENGAN KASUS: SATU OVUM DAPAT MENJADI TIGA ANAK KEMBAR IDENTIK

Kembar identik terjadi ketika sel telur tunggal (ovum) terbuahi dan membentuk satu zigot
(monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua
embrio berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Dalam kasus tertentu, zigot dapat membelah
menjadi lebih dari dua bagian, contohnya tiga. Masing-masing embrio tersebut memiliki potensi yang sama
untuk tumbuh menjadi individu baru (totipotensi), oleh karena itulah lahir bayi kembar tiga.

6. Susunan kimia sel : Protein, Karbohidrat, Lemak, Metabolomik, Metalomik


1. Protein adalah komponen makromolekul sel yang
paling melimpah dan fungsional. Sel menyatukan
20 asam amino yang berbeda secara rantai linier,
masing-masing dengan urutan yang ditentukan
untuk membentuk suatu protein, biasanya berkisar
antara 100 sampai 1000 asam amino, rantai linier
asam amino berlipat menjadi bentuk yang
kompleks, memberikan struktur tiga dimensi dan
fungsi khas pada protein. Manusia memperoleh
asam amino baik dengan mensintesisnya dari
molekul lain atau dengan memecah protein yang
kita makan. Protein memiliki berbagai fungsi di
dalam sel. Banyak protein adalah enzim, yang
mempercepat (mengkatalisis) reaksi kimia yang
melibatkan molekul kecil atau makromolekul.
Protein tertentu mengkatalisis langkah-langkah
dalam sintesis semua protein; yang lain mengkatalisis sintesis makromolekul seperti DNA dan RNA. Protein
sitoskeletal berfungsi sebagai komponen struktural sel; misalnya dengan membentuk kerangka internal.
Protein lain yang terkait dengan kekuatan sitoskeleton adalah pergerakan struktur subselular seperti
kromosom, dan bahkan sel utuh, dengan menggunakan energi yang tersimpan dalam ikatan kimia ATP.
Masih protein lain mengikat sel yang berdekatan bersama-sama atau membentuk bagian dari matriks
ekstraselular. Protein bisa menjadi sensor yang berubah bentuk seperti suhu, konsentrasi ion, atau sifat lain
dari perubahan sel. Banyak protein yang tertanam dalam membran sel-permukaan (plasma) impor dan
ekspor beragam molekul kecil dan ion. Beberapa protein, seperti insulin, adalah hormon; Yang lainnya
adalah reseptor hormon yang mengikat protein target atau molekul kecilnya dan kemudian menghasilkan
sinyal yang mengatur aspek spesifik fungsi sel. Kelas protein penting lainnya mengikat segmen DNA
tertentu, mengubah gen atau mematikannya. Sebenarnya, sebagian besar biologi sel molekuler terdiri dari
mempelajari fungsi protein spesifik pada jenis sel tertentu.
2. Lemak
Asam lemak yang merupakan komponen membran sel adalah rantai hidrokarbon yang panjang, sedang asam
lemak yang tersimpan dalam sel adalah triasilgliserol, merupakan molekul yang sangat hidrofobik. Karena
molekul triasilgliserol ini tidak larut dalam air/larutan garam maka akan membentuk lipid droplet dalam sel
lemak (sel adiposa) yang merupakan sumber energi. Molekul lemak yang menyusun membran sel
mempunyai gugus hidroksil ( fosfolipid dan kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan air, sedangkan gugus
yang lainnya hidrofobik (tidak terikat air) sehingga disebut amfifatik.
3. Karbohidrat
Suatu karbohidrat tersusun atas atom C,H, dan O. Karbohidrat yang mempunyai 5 atom C disebut pentosa, 6
atom C disebut hexosa adalah karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk fungsi sel.
Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida berperan sebagai sumber
energi cadangan dan sebagai komponen yang menyusun permukaan luar membran sel. Karbohidrat yang
berikatan dengan protein (glikoprotein) dan yang berikatan dengan lemak (glikolipid) merupakan struktur
penting dari membran sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein menyusun struktur antigen golongan darah
yang dapat menimbulkan reaksi imunologis

7. Model Biomembran (fluid mosaic), fosfolipid, protein, kolesterol


1. Model Mosaik Cair
Membran plasma terdiri atas lipid bilayer yang berada dalam keadaan fluid dan dapat bergerak lateral
dalam daerah membran struktur dinamis interaksi yang sementara atau semipermanen. Protein terdistribusi
secara mosaik yang berbeda dengan lipid partikel tidak membentuk suatu lapisan yang kontinyu. Protein dapat
melintasi membran fosfolipid, atau berada di bagian tepi sel.
Tebal membran sel berkisar 8,5 nm. Membran plasma terdiri atas (i) lapisan lipida ganda, yang
dikelilingi oleh protein globular. Protein globular ada yang tertanam pada matriks membran dan ada yang
terikat pada permukaan polar lipida, (ii) Protein membran, berada dalam keadaan tersebar, bukan sebagai
suatu lapisan yang bersinambungan, (iii) Protein yang terikat pada permukaan polar lipida disebut protein
perifer atau protein ekstrinsik. Sedangkan protein yang tertanam pada matriks atau menembus lapisan lipida
disebut protein integral atau protein intrinsik. (iv) Protein perifer dan integral yang berkaitan dengan molekul
gula disebut glikoprotein, sedangkan molekul lipida yang berikatan dengan gula disebut glikolipida.
Lebih lanjut diterangkan bahwa postulat model cairan mosaik cair dari membran plasma dinyatakan:

 Lipida dan protein integral, tersusun semacam susunan mosaik


 Biomembran memiliki susunan kuasi-cair atau semi-cair sedngkan komponen lipida dan protein
integral masing-masing dapat melakukan transisional di dalam kesatuan susunan dua lapis dari
membran plasma.

Keistimewaan dari Model Mosaik Cair (“Fluid Mosaic Model”)


Matriks phospholipid terdiri atas dua lapisan, dan didalamnya terdapat dua tipe protein, ialah protein
perifer yang dapat bereaksi dan dapat larut pada air (polar), dan protein integral yang sukar berikatan dan
sukar larut air (nonpolar). Keistimewaan yang ditekankan oleh Singer dan Nicolson adalah bahwa bilayer
sangat cair dibawah keadaan fisiologik. Di bawah kondisi fisiologik lapisan bilayer berada dalam keadaan cair
karena itu molekul lipida membentuk bilayer bebas, terjadi pertukaran tempat dan melakukan gerakan seperti
rotasi, sifat khusus yang dimiliki cairan. Tambahan pada model asli yang diusulkan bahwa “flip-flop”
(mengubah) molekul fosfolipid dai satu bilayer ke yang lain sangat dibatasi.

2. Protein

Menurut teori cairan mosaik dari SJ singer dan G Nickolson


(1972) bahwa protein dalam membran sel bergerak bebas diantara
molekul lemak, seperti terapung dalam suatu cairan. Menurut teori ini
protein membran sel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Protein
ekstrensik atau periferal Protein ekstrinsik berada di sebelah luar
membran dan mudah lepas dari membran waktu ekstraksi Protein
intrinsik atau integral Protein intrinsik terletak di antara molekul lemak
dan sulit untuk dilepaskan waktu ekstraksi terjadi. Yang bertindak untuk
mentranspor molekul atau ion yang tidak dapat langsung masuk ke
dalam sel adalah protein membran. Protein dibedakan atas reseptor dan transporter. Reseptor / penerima
Protein reseptor bertindak sebagai penerima zat yang akan melewati membran. Protein reseptor bersifat
spesifik yang akan menghubungkan zat dengan protein transporter yang spesifik pula.

3. Kolesterol

Konsenstrasi kolesterol yang terdapat pada membrane plasma lebih sedikit dibandingkan dengan
konsentrasi kolesterol yang terdapat pada membran reticulum endoplasma.

- SINTESIS KOLESTEROL

Biosintesis kolesterol yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma melibatkan sejumlah enzim.
Enzim-enzim tersebut ada dalam bentuk enzim terlarut, dan yang lain dalam bentuk enzim yang terikat pada
membran. Tahap-tahap sintesis ditunjukkan pada gambar 8.15. Pada gambar 8.15 diatas, menunjukkan bahwa
kolesterol disintesis dari asetat dan secara bertahap menghasilkan _-hidroksi-_-metilglutaril coenzim A (HMG-
CoA). HMG-CoA selanjutnya diubah menjadi mevalonat dengan bantuan enzim HMG-CoA reduktase yang
merupakan enzim terikat membran. Mevalonat selanjutnya diubah secara bertahap menjadi Fernesyl
pirofosfat.
Semua enzim yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Fernesyl pirofosfat. Semua enzim
yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Farnesyl pirofosfat merupakan enzim-enzim terlarut.
Farnesyl pirofosfat selanjutnya diubah menjadi squalen dengan bantuan squalen sintetase. Enzim squalen
sintetase merupakan enzim yang terikat membran. Squalen sintetase selanjutnya diubah secara bertahap
menjadi kolesterol. Semua enzim yang membantu dalam proses perubahan squalen menjadi kolesterol
merupakan enzim-enzim yang terikat membran.

4. Lipid
Pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid merupakan
lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran. Fosfolipid berperan untuk membentuk
membran disebabkan oleh struktur molekulnya.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik
maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung fosfat, molekul fosfat ini bersifat hidrofilik
(dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air).

Singkatnya:

 Fluid mosaic : bagaimana membrane sel terbentuk dari lipid belayed dan protein.
 Fosfolipida : gabungan dari lipid dengan fosfat. Fosfolipid bersifat esensial bagi sel karena
merupakan penyusun membrane sel. Fosfolipid mirip dengan molekul lemak namun hanya memiliki
dua asam lemak yang melekat pada gliserol. Kedua ujung fosfolipid menunjukkan perilaku yang
berbeda terhadap air. Ekor hidrokarbon bersifat hidrofob terhadap air sedangkan gugus fosfat dan
molekul yang melekat pada gugus ini yang membentuk kepala hidrofilik terhadap air. Adapun fungsi
dari fosfolipid adalah sebagai pembatas sel dengan lingkungannya. Fungsi ini dapat dilakukan karena
membrane bersifat hidrofobik, sekaligus memperkenankan difusi molekul air, oksigen, dan
karbondioksida.
 Protein : Semua protein membrane memiliki satu kesamaan, yaitu bahwa mereka semua yang
berhubungan dengan membrane.
a) Protein membrane Integral atau intrinsic memiliki satu atau lebih domain yang tertanam
dalam membran. Protein ini sering membentuk saluran atau pori-pori melalui membrane.
Bagian protein yang menembus membrane bersifat hidrofob, sedangkan yang menyembul di
permukaan bersifat hidofil.
b) Protein membrane perifer dapat dikaitkan dengan permukaan sitosol atau permukaan
exoplasmic (ekstraseluler). Mereka yang di sitosol bisa menjadi bagian dari sitoskeleton atau
bantuan dalam transduksi sinyal.
 Kolesterol : merupakan komponen membrane pada sel hewan. Kolesterol merupakan turunan
asam lemak berantai karbon siklik, sehingga sangat hidrofobik. Kolesterol sangat berperan penting pada
fluiditas membrane. Pada temperature tinggi, kolesterol menjaga membrane agar tidak terlalu fluid
dan menjadikan membrane kurang permeable terhadap molekul kecil dengan ikatannya terhadap
interaksi antar ikatan asam lemaknya. Begitu pula sebaliknya, dengan interaksi antar ikatan asam lemak
tersebut pada temperature yang sangat rendah kolesterol mencegah membrane dari kekakuan.

8. Protein Membran Sel


A. Fungsi Protein Membran
Seperti namanya, protein membran
yang tertanam di membran. Namun,
masing-masing memiliki fungsi tertentu,
dan fungsi yang sering mengharuskan
mereka untuk melampaui membran.
Beberapa protein membran duduk di
permukaan. Lainnya yang tertanam di
membran dan memiliki potongan-
potongan (domain) pada satu atau kedua
sisi itu.
Protein dengan ekstraseluler (di luar sel) biasanya domain terlibat dengan komunikasi sel-sel atau
interaksi. Protein yang berada terutama dalam membran biasanya membentuk saluran atau pori-pori untuk
memungkinkan molekul untuk menyeberangi membran. Protein dengan sitosol (dalam sel) memiliki domain
fungsi yang terluas. Misalnya, mereka dapat menjadi jangkar untuk sitoskeletal (kerangka sel) protein atau
terlibat dengan sinyal intraseluler.

B. Protein membrane
Membran plasma mengandung molekul selain fosfolipid, terutama lemak dan protein lainnya. Molekul-
molekul hijau pada Gambar di bawah, misalnya, adalah kolesterol lipid. Molekul kolesterol membantu
membran plasma mempertahankan bentuknya. Banyak protein dalam membran plasma membantu zat lain
menyebrangi membran.

- Membran plasma
Membran plasma juga mengandung beberapa jenis protein.
Protein membran adalah molekul protein yang melekat, atau berhubungan
dengan, membran sel atau organel. Protein membran dapat dimasukkan ke
dalam dua kelompok berdasarkan bagaimana protein dikaitkan dengan membran.

a. Protein membran integral


Mereka secara permanen tertanam dalam membran plasma. Mereka memiliki berbagai fungsi penting. Fungsi
tersebut termasuk penyaluran atau mengangkut molekul melintasi membran. Protein integral lainnya
bertindak sebagai reseptor sel. Protein membran integral dapat diklasifikasikan menurut hubungan mereka
dengan bilayer:

b. protein membran plasma


Beberapa protein membran membentuk suatu sistem transportasi utama yang menggerakkan molekul dan ion
melalui kutub fosfolipid bilayer.

c. Protein transmembran span di seluruh


membran plasma.
Protein transmembran ditemukan di semua jenis membran biologis.

d. Protein Integral monotopic


ia secara permanen melekat hanya dari satu sisi membran. Beberapa protein
membran integral bertanggung jawab untuk adhesi sel (menempelkan sel ke sel
lain atau permukaan). Di luar membran sel dan melekat pada beberapa protein
adalah rantai karbohidrat yang bertindak sebagai label yang mengidentifikasi
jenis sel. Ditunjukkan pada Gambar di bawah ini adalah dua jenis protein
membran dan molekaul terkait.

e. Protein membran perifer


adalah protein yang hanya sementara terkait dengan membran. Mereka dapat
dengan mudah dihilangkan, yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam pensinyalan sel. Protein perifer
juga dapat melekat pada protein membran integral, atau mereka dapat menempel ke sebagian kecil dari
lapisan ganda lipid sendiri. Protein membran perifer sering dikaitkan dengan saluran ion dan reseptor
transmembran. Kebanyakan membran protein perifer adalah hidrofilik.

9. Semipermeabel, Transport Aktif dan Pasif


a. Mengapa membrane sel bersifat semipermeable ?
Salah satu fungsi membran sel adalah mengatur keluar masuknya molekul - molekul. Untuk dapat
menjalankan fungsi itu, maka membran sel harus bersifat semipermeabel. Membran sel bersifat
semipermeabel, artinya hanya zat - zat tertentu yang dibutuhkan sel saja yang dapat melalui membran sel ini,
sedangkan zat - zat yang berbahaya dan tidak dibutuhkan oleh sel tidak dapat melalui membran sel. Artinya
tidak sembarang zat dapat melalui membran sel.
Molekul hidrofobik, seperti hidrokarbon, karbon dioksida dan oksigen dapat larut dalam membran dan
melintasinya dengan mudah. molekul sangat kecil yang polar tetapi tidak bermuatan juga dapat melintasi
memran dengan sangat cepat, contohnya air dan etanol. Membran sel sangat tidak permeabel terhadap
molekul polar tidak bermuatan yang lebih besar, seperti glukosa dan gula lain. Membran sel juga relatif tidak
permeabel terhadap semua ion, sekalipun ion kecil, seperti H (positif) dan Na (positif). Protein yang ada di
dalam membran memainkan peran yang sangat penting dalam pengaturan transpor.
Hal ini penting untuk mempertahankan zat - zat yang berguna agar tidak keluar sel. Selain itu, sifat
semipermeabel ini juga berguna untuk mencegah zat - zat yang tidak berguna dan berbahaya masuk ke dalam
sel. Kedua mekanisme ini sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu sel. Dengan adanya sifat
semipermeabel ini, maka sel dapat memilih dan menyeleksi zat - zat yang akan masuk maupun keluar, sesuai
dengan kebutuhan sel tersebut.

b. Transpor aktif

Pompa natrium-kalium adalah contoh transpor aktif.


Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk mengeluarkan
dan memasukkan ion –ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat permeabel dengan tujuan
memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. [1] [2] Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di
dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan
ion klorin (Cl-).[1] Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.[1] Transpor aktif dapat
berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi. [2]
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam
molekul ini, terdapat situs pengikatan.[1] Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari
dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. [1] Energi diperlukan untuk mengubah bentuk
protein integral pada membran yang sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka ke bagian luar
sel.[1] Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju ke luar
sel.[1] Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. [1] Bentuk protein
integral berubah, dari sebelumnya membuka ke arah luar menjadi membuka ke arah dalam sel dan ion kalium
dilepaskan ke dalam sel.[1]
c. Transpor pasif
Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati
membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi.
Osmosis

Efek larutan dengan berbagai varian pada sel darah merah.


Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana
molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif
permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan
hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan
larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak
sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang.
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula
(terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan
hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih
banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari
larutan hipotonik ke hipertonik.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada
larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel
akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata)
dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan
yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel
hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel
banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan,
untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan
air, yaitu dalam proses osmoregulasi. Contoh peristiwa osmosis adalah air laut yang meskipun memiliki beragam
jenis zat terlarut, molekul airnya tetap akan bergerak ke larutan gula yang konsentrasinya sangat tinggi

Difusi
Difusi pada membran sel.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang
ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata
atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan
molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi
yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah
lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,yaitu:[1]
 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin
cepat pula kecepatan difusinya.[2]
Difusi yang dilakukan oleh sel hidup contohnya adalah peristiwa masuknya O2 dan keluarnya CO2

Difusi terfasilitasi (Difusi terbantu) :


-Difusi terbantu pada membran sel.
Adalah difusi yang dibantu oleh protein kotranspor (protein
pembawa) atau dengan saluran protein
-Difusi dipermudah dengan saluran protein
Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan
tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-
substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di bentuk oleh protein. Protein yang
membentuk saluran ini merupakan protein integral.
-Difusi dipermudah dengan protein pembawa
proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi yang ditranspor.
Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya asam
amino dan glukosa.
10. SISTEM TRANSPORT MEMBRAN
Proses transport melalui membran terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan transport pasif.

Transport pasif merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien konsentrasinya, yaitu
molekul berpindah dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi rendah (sesuai dengan gradien konsentrasi)
melalui lapisan lipid bilayer, channel protein (protein kanal) ataupun carrier protein (protein pembawa) dan
tidak ada energi metabolik yang terlibat.
Jenis transport pasif:

- Difusi
Difusi adalah transport membran yang paling sederhana, dimana zat bergerak bebas melalui lapisan
lipid bilayer tanpa bantuan protein transport membran, bergerak melintasi membran dengan
sederhana atau secara langsung.
- Difusi Difasilitasi (Terbantu)
Dalam proses ini, protein transport membran (protein membran integral) mempermudah terjadinya
difusi. Protein transport membran dapat berupa channel protein (protein kanal) atau carrier protein
(protein pembawa).
1. Protein kanal
Membentuk pori/kanal pada lipid bilayer, ketika pori terbuka molekul-molekul (terutama ion-ion yang
sulit ditranspor) melewatinya dari luar sel ke dalam sel atau sebaliknya.
2. Protein pembawa (carrier) = permease = transporter
Mengikat molekul yang akan dibawanya kemudian mengalami perubahan konformasi sehingga
akhirnya dapat memindahkan molekul tersebut dari luar sel ke dalam sel atau sebaliknya.

*Transport melalui protein kanal lebih cepat dibandingkan dengan protein pembawa.

- Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan zat, molekul, atau partikel pelarut dari yang lebih encer ke yang
lebih pekat, dengan tidak menggunakan energi melalui membran semi permeabel. Selama osmosis,
molekul air melewati membran plasma dalam dua cara yaitu dengan bergerak melalui lipid bilayer, atau
dengan bergerak melalui aquaporin (protein membran integral yang berfungsi sebagai saluran air).

Transport aktif adalah jenis transport membran sel yang memerlukan energi dalam aktivitasnya. Energi yang
digunakan di dalam transport aktif adalah ATP atau adenosin trifosfat. ATP merupakan energi kimia tinggi yang
dihasilkan dari proses respirasi sel. Sifat utama transport aktif ialah melawan gradien konsentrasi. Artinya, pada
transport aktif akan terjadi pemompaan yang memaksa zat untuk melewati membran dengan melawan gradien
konsentrasinya. Kinerja transport aktif dibantu oleh protein pembawa/carrier.
Jenis transport aktif:

- Transport Aktif Primer (energi dari hidrolisis ATP, “ATP-driven pump”)


Jenis mekanisme transport aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP secara langsung untuk
membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Transport aktif primer ini menyebabkan terjadinya
potensi membran.
Contoh dari transport aktif primer adalah transport ion Na+ dan K+ (Pompa Natrium-Kalium). Dalam
keadaan stabil, konsentrasi Na+ 10 kali lebih tinggi di luar sel (ekstraseluler) daripada di dalam sel
(intraseluler), sedangkan konsentrasi ion K+ lebih rendah di dalam sel daripada di luar sel. Jika
konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, sehingga diperlukan ATP untuk
memompa Na+ keluar dengan cara: Na+ akan terikat pada sisi spesifik protein pembawa, sehingga
menyebabkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan suatu perubahan
konformasi yang berakibat Na+ bergerak ke luar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ sehingga Na+
terlepas.
Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi protein pembawa,
terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi sehingga terjadi gerakan yang
menyebabkan K+ bergerak ke bagian interseluler. Protein pembawa memiliki tiga tempat spesifik untuk
ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel
membutuhkan satu molekul ATP yang terhidrolisis.
Tiga ion Na+ menempel dan masuk ke dalam protein membran yang merangsang terhidrolisisnya ATP
menjadi P dan ADP. P ini digunakan sebagai energi untuk memindahkan ion Na+ tersebut ke luar sel dan
mengubah bentuk protein membran. Dua ion K+ dari luar sel menempel dan masuk ke dalam protein
membran sesuai bentuk protein membran. Menempelnya ion ini membuat P terlepas dari protein
membran dan mendorong ion K+ bergerak ke dalam sel. Lepasnya P dan ion K+ ini membuat perubahan
bentuk pada protein membran.
- Transport aktif sekunder (energi dari gradien konsentrasi ion)
Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan energi secara berkala. Energi
yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien konsentrasi ion. Pada transport aktif
sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi membran yang ada.
Contoh dari transport aktif sekunder adalah transport asam amino dan glukosa. Pada glukosa disebut
sebagai GLUT-4 (Glucose Transporter 4). Pengangkutan tersebut bersamaan dengan difusinya ion Na+
menggunakan transport aktif primer yang memungkinkan adanya potensi membran untuk mendukung
terjadinya transport aktif sekunder.
- Eksositosis
Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida, melintasi
membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan vesikula berisi molekul
tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus Golgi dipindahkan oleh
sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul
lipid membran menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan
vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
- Endositosis
Endositosis sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara membentuk
vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari
eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu
kantong ini semakin dalam, kantong terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah
terdapat di luar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis yaitu:
1. Fagositosis
2. Pinositosis
3. Perantara Reseptor

11. Ribosom, “polyribosome”, kloramfenikol antibiotik pada sel mikroba patogen.


 Ribosom, tempat sel membuat protein. Sel yyang mempunyai laju sintesis protein yang tinggi secara
khusus memiliki ribosom yang sangat banyak. Misalnya, sel hati manusia memiliki beberapa juta
ribosom. Ribosom membangun protein dalam dua lokasi sitoplasmik. Ribosom bebas tersuspensi dalam
sitosol, sementara ribosom terikat dilekatkan pada bagian luar jalinan membran yang disebut retikulum
endoplasmik.
 Polyribosom, suatu ribosom dapat membuat polieptida berukuran rata-rata dalam waktu kurang dari
satu menit. mRNA tunggal digunakan untuk membuat banyak salinan dari suatu polipeptida secara
simultan, karena beberapa ribosom bekerja mentransiasi pesan pada waktu yang bersamaan. Begitu
satu ribosom bergerak melewati kodon inisiasi, ribosom kedua dapat melekat pada RNA dan karena itu
beberapa ribosom dapat mengikutinya di sepanjang mRNA yang sama. Deretan ribosom ini disebut
poliribosom. Dapat ditemukan baik pada sel prokariotik, maupun pada sel eukariotik.
 Kloramfenikol antibiotik spesifik pada sel mikroba patogen, kloramfenikol merupakan antibiotik yang
mempunyai aktivitas bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Kloramfenikol efektif
terhadap beberapa bakteri aerob.

12. Biogenesis ribosom dan nukleus


a. Biogenesis ribosom merupakan salah satu yang paling penting dan memakan energi proses dari setiap sel.
Biogenesesis ribosom adalah proses pembentukan sub unit ribosom. Pembentukan sub unit ribosom
merupakan fungsi nukleolus. Nukleolus dibentuk dari konstriksi sekunder kromatin tertentu. Pada sel
eukariota, biogenesis ribosom memerlukan aktivitas dari ketiga RNA polimerase. RNA polimerase II
mensintesis pre-mRNA protein ribosom dan faktor tambahan yang terlibat dalam biogenesis ribosom, RNA
polimerase III menghasilkan prekursor untuk 5S rRNA ribosomal (rRNA), dan RNA polimerase I (RNA Pol I)
menghasilkan prekursor umum untuk rRNA 5.8S, 18S dan 25S (ragi) / 28S (mamalia).
Biogenesis pada sel eukariotik dan prokariot berbeda. Proses biogenesis pada sel eukariotik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1. Lebih kompleks
2. Waktu lebih panjang
3. Pembentukan 18S dan 28S rRNA terjadi di nucleolar organizer
4. Pembentukan 5S rRNA terjadi di sisi luar nukleolus

Proses biogenesis pada sel prokariotik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


-Gen RNA yang mengkode untuk 5S, 23S dan 16S rRNA ribosom secara ketat bergerombol di wilayah
kromosom dan yang hadir hanya dalam beberapa salinan.
-Gen ribosom berada dalam operon tunggal yang
ditranskripsi sebagai satu unit, yang segera secara langsung
dibentuk molekul RNA dari DNA dan langsung terbentuk
ribosom.

Proses Pembentukan Ribosom pada Sel Eukariotik


Pembentukan sub unit ribosom ditandai melalui tiga tahap
peristiwa yaitu transkripsi rRNA, prosesing rRNA dan perakitan
ribosom.
1. Transkripsi rRNA
Prazat (bakal/prekursor) ribosom adalah 45S rRNA yang ditranskripsi dengan bantuan enzim RNA polimerase I
dari gen-gen rRNA yang berada dalam loop DNA daerah nukleolus yang disebut NOR ( Nucleolus Organizer
Regions atau Daerah Pembentukan Nukleolus). NOR terdiri dari kopi gen-gen berganda yang merupakan
pencetak untuk transkripsi rRNA. Gen-gen yang terletak dalam rangkaian yang saling dipisahkan oleh spacer
DNA yang panjangnya bervariasi. Pada sel eukariot hasil transkripsi adalah 45S rRNA.
2. Prosesing rRNA
Pengolahan Pre rRNA hasil transkrip rDNA adalah pre 45S RNA. Pre RNA mengalami metalisasi ,dipotong dan
ukuran-nya direduksi menjadi tiga unit yang lebih kecil 18 S; 5,8 S; 28S rRNA dan prosesing 5S rRNA yang
berasal dari luar NOR. Setelah terbentuk 18S; 5,8S; dan 28S rRNA, maka rRNA tersebut akan membentuk
kesatuan atau kumpulan (assembly) dengan protein ribosom pada proses perakitan ribosom.

3. Perakitan Ribosom.

Perakitan ribosom hanya terjadi sewaktu translasi di dalam sitoplasma. Setelah prosesing, asembling antara
protein ribosom dan partikel pre-ribosomal akan ditranspor ke sitoplasma dan segera disintesis ribosom yang
fungsional. 45S rRNA hasil transkripsi bergabung dengan protein (RNP), tetapi tidak semua molekul kompleks
tersebut menjadi bagian dari sub unit ribosom yang lengkap. Ada beberapa protein yang
dilepaskan seperti pada sintesis rRNA. Nukleoptida kembali ke kelompok nukleolar dan digunakan kembali.
Protein yang ditahan selama proses dan kemudian menjadi bagian sub unit yang sempurna disebut protein
ribosom. Pemutusan kompleks RNP secara enzimatis menghasilkan 3 kelompok fragmen, yaitu :

a. Fragmen pertama (1), berisi spacer RNA nukleolar protein (spacer RNA dihasilkan dari transkripsi DNA dan
bukan spacer DNA diantara gen). Spacer RNA di hidrolisis dan nukleolar protein yang bebas kembai pada
kumpulannya.

b. Fragmen kedua (2), berisi suatu kompleks dari 18S rRNAyang bergabung (assemble) dengan 33 macam
protein ribosom tertentu yang akhirnya menghasilkan sub unit kecil ribosom 40S dalam sitoplasma.

c. Fragmen ketiga (3), berisi 28S dan 5,8 S rRNA yang bergabung (assemble) dengan 45 macam protein ribosom
dan juga bergabung (assemble) dengan 5S rRNA hasil transkripsi gen DNA ekstra nukleolar. Kompleks ini
menghasilkan sub unit 60S dalam sitoplasma. Seperti halnya pada gen – gen untuk RNA 45S, gen – gen 5S rRNA
ekstra nukleolar terdapat dalam kelipatan dua.
Pembentukan sub unit ribosom merupakan fungsi nukleolus. Nukleolus dibentuk dari konstriksi
sekunder kromatin tertentu. Dalam kromatin manusia telah diketahui lokasi gen-gen yang mengkode rRNA,
yaitu kromosom nomor 13, 14,15, 21, dan 22 adalah kromosom yang membentuk NOR serta nomor 1 yang di
luar NOR (Lucia., Didi S, 2006:135). Selama daur sel bentuk nukleolus berubah, selama interfase nukleolus
terlihat sangat jelas dengan bentuk sangat tidak teratur. Pada profase , nukleolus tidak terlihat. Pada fase
metafase kromosom sangat terkondensasi dan nukleolus tidak terlihat, pada telofase nukleolus terlihat
kembali. Keadaan nukleolus tersebut berhubungan dengan aktivitasnya membentuk sub unit ribosom.

C. Proses Pembentukan Poliribosom pada Prokariotik


Pada bakteri, gen-gen coding RNA untuk 5S, 23S, dan 116S rRNA berada di sepanjang kromosom dan terdiri
dari sejumlah kopian gen-gen. Oelh karena itu, gen-gen ribosom merupakan operon tunggal yang
ditranskripsikan sebagai unit menjadi molekul RNA yang dibentuk langsung dari DNA. (De Robertis, 1975:391).
Laurine (2011) menyatakan proses pembentukan poliribosom tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Mula-mula mRNA yang keluar dari nukleus menempel pada ribosom 30S dengan perantara IF1, IF2, IF3 dan
GTP (guanosin tripospat).
2 Setelah menempel pada ribosom 30S, maka terbentuklah kompleks permulaan. tRNA akan mengikat asam
amino yang terdapat didalam sitoplasma, sebelum asam amino diikat oleh tRNA terlebih dahulu asam amino
diaktifkan dulu oleh ATP dan dipengaruhi oleh enzim aminosil sintetase dan dihasilkan aminoasil adenosin
monopospat (AA-AMP) dan pospat anorganik (P).
3. Kode dari mRNA tidak hanya dibaca oleh sebuah ribosom saja tetapi oleh banyak ribosom. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya poliribosom ( penggabungan ribosom 30S dan ribosom 50S) menjadi ribosom
70S.
D. Pengaturan Kesatuan Ribosom
Ada beberapa indikasi yang menunjukkan mekanisme koordinasi antara sintesis rRNA dan protein ribosom.
Jika sel dicobakan dengan pemberian actinomycin D, maka pembentukan RNA ribosom dihambat, akan tetapi
pembentukan protein ribosom tetap berlanjut. Jika sintesis protein dihambat oleh puromycin, maka sintesis
RNA di dalam nukleolus drop dan sedikit ribosom yang dihasilkan. Dengan perlakuan ini maka antara sintesis
dan prosesing RNA ribosom direduksi.
Adapun contoh yang paling baik untuk pengaturan psikologikal adalah pada saat siklus mitosis. Pada saat
metapase, sintesis RNA berhenti meskipun pada tahap ini di dalam sel memiliki banyak 45S dan 32S yang
dihasilkan pada saat interphase. Dengan kata lain, pada saat metapase proses sintesis dan prosesing RNA
ribosom berhenti secara bersamaan. (De Robertis, 1975:396).
b. Biogenesis nukleus
Nukleolus diketahui memainkan peran penting dalam biogenesis mRNA. Mereka juga terlibat dalam
metabolisme RNA dan peristiwa perakitan RNP (ribonucleoprotein). Sintesis protein ribosomal pada eukariota
adalah aktivitas metabolik utama. Itu terjadi, seperti kebanyakan sintesis protein, di sitoplasma di luar nukleus.
Protein ribosom individual disintesis dan diimpor ke dalam nukleus melalui pori-pori nuklir. Lihat impor nuklir
untuk lebih banyak tentang pergerakan protein ribosom ke dalam nukleus.
RRNA ditranskripsikan, dengan kecepatan tinggi, di dalam nukleolus, yang berisi semua gen 45S
rRNA. Satu-satunya pengecualian adalah rRNA 5S yang ditranskripsi di luar nukleolus. Setelah transkripsi, rRNA
dikaitkan dengan protein ribosom, membentuk dua jenis subunit ribosom (besar dan kecil). Ini kemudian akan
berkumpul di sitosol untuk membuat ribosom berfungsi. Lihat ekspor nuklir untuk lebih banyak tentang
pergerakan subunit ribosom dari nukleus.
Pengolahan : Sel eukariotik co-
menuliskan tiga spesies rRNA dewasa
meskipun serangkaian langkah. Proses
pematangan rRNA dan proses
rekrutmen r-protein terjadi pada
partikel ribosom prekursor, kadang-
kadang disebut pre-ribosom, dan
terjadi di nukleolus, nukleoplasma,
dan sitoplasma. Ragi, S. cerevisiae
adalah organisme model eukariotik
untuk studi biokimia ribosom.
Biokimia ribosom dimulai di nukleolus.
Di sana, subunit 18S, 5.8S, dan 25S
rRNA dikelompokkan dari gen ribosom
sebagai transkrip polikistik dengan
RNA polimerase I, dan disebut 35S
pre-RNA.

13. NUCLEUS PORE dan Fungsi “Hidup” Sel


Pori-pori nukleus adalah kompleks protein besar yang melintasi selubung inti, yang
merupakan membran ganda yang mengelilingi inti sel eukariotik.
Ada sekitar rata-rata 2.000 kompleks pori nukleus (NPC), dalam selubung inti sel vertebrata,
tetapi bervariasi tergantung pada jenis sel dan tahap dalam siklus hidup. Protein yang membentuk
kompleks pori inti dikenal sebagai nucleoporins. Setiap NPC mengandung setidaknya 456 molekul
protein individual dan terdiri dari 30 protein yang berbeda (nucleoporins).
Kompleks pori inti memungkinkan pengangkutan molekul pada selubung nukleus.
Transportasi ini termasuk protein RNA dan ribosom yang bergerak dari nukleus ke sitoplasma dan
protein (seperti DNA polimerase dan lamins), karbohidrat, molekul sinyal dan lipid yang pindah ke
nukleus.
Perlu dicatat bahwa kompleks pori inti (NPC) dapat secara aktif melakukan translokasi 1000
per kompleks per detik. Meskipun molekul yang lebih kecil hanya menyebar melalui pori-pori,
molekul yang lebih besar dapat dikenali oleh urutan sinyal tertentu dan kemudian akan disebarkan
dengan bantuan nucleoporin masuk atau keluar dari inti. Hal ini tidak secara langsung membutuhkan
energi, tapi tergantung pada konsentrasi gradien yang terkait dengan siklus RAN.
Apabila tidak terdapat nucleus pore ini, maka protein RNA serta molekul senyawa
penting lain tidak akan dapat melakukan fungsinya dengan baik, padahal kehidupan sel
bergantung pada mereka terutama untuk pembelahan sel yang bergantung pada protein RNA.

14. Sekresi, ekskresi; eksositosis, endostosis,fagositosis


a) SEKRESI
Sekresi adalah proses pengeluaran zat sisa dari suatu kelenjar yang masih dimanfaat untuk proses tertentu.
Contoh dari sekresi adalah hormon. Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang
zat sisahasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya
karbon dioksida (CO2), air (H2O), ammonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa tersebut sudah tidak
berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit

Organ atau alat-alat ekskresi dan sekresi pada manusia terdiri dari :
a. ž Paru-paru --- menghasilkan CO2
b. ž Hati --- menghasikan getah empedu
c. ž Kulit --- menghasilkan kelenjar minyak dan keringat
d. ž Ginjal --- menghasilkan hormon yang berperan untuk memberi warna merah pada darah
Pada sekresi terdapat 2 proses, yaitu endokrin dan eksokrin
1. ENDOKRIN
Endokrin adalah proses sekesi yang memiliki sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Contoh endokrin adalah hormon.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Fungsi Kelenjar endokrin :

 Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh


 Merangsang aktifitas kelenjar tubuh
 Merangsang pertumbuhan jaringan
 Menghasilkan hormon-hormon yang dibutuhkan oleh organ-organ tertentu
 Mengatur oksidasi, metabolisme, dan meningkatkan penyerapan (absorpsi) glukosa pada usus halus
 Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Kelenjar endokrin pada manusia :
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau disebut juga dengan master of gland (karena menghasilkan bermacam-macam
hormon untuk mengatur kegiatan kelenjar endokrin lainnya) terletak di bagian otak besar. Kelenjar hipofisis ini
dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan letaknya, yaitu bagian depan (anterior), bagian tengah (central), dan juga
bagian belakang (posterior). Kelenjar hipofisis juga bekerja sama dengan hipotalamus (suatu organ dalam otak)
untuk mengendalikan organ-organ dalam tubuh.

a. Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofise)

- Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang metabolisme protein dan lemak serta
merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
- Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan dari kelenjar
gondok (kelenjar tiroid) dan juga untuk merangsang sekresi tiroksin.
- Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk mengontrol perkembangan dan pertumbuhan
aktifitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon glukokortikoid (hormon
untuk metabolisme karbohidrat).
- Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum (kelenjar endokrin sementara pada
ovarium) sehingga dapat menghasilkan progesteron (hormon perkembangan dan pertumbuhan primer
pada wanita) dan air susu ibu
- Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang pematangan folikel dalam ovarium (siklus
mentruasi), menghasilkan hormon estrogen (pertumbuhan dan perkembangan sekunder pada wanita), dan
menghasilkan progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria, hormon gonadotropin berfungsi untuk
merangsang terjadinya spermatogenesis (siklus pembentukan sperma pada pria) serta merangsang sel-sel
interstitial testis untuk menghasilkan hormon androgen dan testosterone.
b. Kelenjar Hipofisis Tengah
Kelenjar hipofise bagian tengah hanya memproduksi satu hormon yang disebut dengan Melanosit
Stimulating Hormon (MSH). Hormon ini bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit manusia.
Semakin banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit seseorang.
c. Kelenjar Hipofisis Belakang (Neurohipofise)
-Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang berfungsi untuk mempengaruhi proses
reabsorpsi urin pada tubulus distal ginjal guna mencegah terlalu banyak urin yang keluar.
-Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot polos yang terdapat di uterus (alat
reproduksi dalam wanita)

2. Kelenjar Tiroid
a. Hormon Tiroksin, yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia,
mengatur aktivitas saraf, dan juga mengatur metabolisme organik.
b. Hormon Triiodontironin, fungsinya sama dengan hormon tiroksin.

3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
kalsium dalam darah dan juga mengatur metabolisme fosfor.

4. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal / Supraneal)


a. Bagian Korteks
1. Hormon Kortison yang tersusun atas zat mineralokortikoid yang berfungsi untuk metabolisme
natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks.
2. Hormon Glukokortikoid yang mengatur keseimbangan karbohidrat/metabolisme karbohidrat.
b. Bagian Medula
1. Hormon Adrenalin, yang berperan dalam segala hal yang berhubungan dengan peningkatan fisiologis
manusia, seperti meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kecepatan pernapasan, dan menyempitkan
pembuluh darah manusia.
2. Hormon Noradrenalin, yang fungsinya adalah kebalikan dari hormon Adrenalin.

5. Kelenjar Pankreas
 Sel Alpha, yang menghasilkan hormon Glukagon yang berperan dalam produksi glukosa dalam darah.
 Sel Betha, yang menghasilkan hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa
dalam darah

6. Kelenjar Gonad (Reproduksi)

 Hormon Estrogen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi sekunder
wanita seperti perkembangan payudara, perkembangan pinggul, dan lain-lain.
 Hormon Progesteron, yang berfungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan alat reproduksi primer
wanita, seperti perkembangan uterus, dan lain-lain.
 Hormon Androgen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan primer pada pria, seperti
pembentukan sperma.

 Hormon Testosteron, berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sekunder pria, seperti
perubahan suara, pertumbuhan jakun, dan lain-lain.

2. EKSOKRIN
Endokrin adalah proses sekesi yang memiliki sistem kontrol kelenjar dengan melalui saluran (ductless)
tersendiri (tidak melalui peredaran darah).

Kelenjar

Contoh kelenjar eksokrin adalah:


 kelenjar ludah yang mengeluarkan air liur ke dalam mulut
 kelenjar empedu memproduksi hati
 kelenjar prostat
 bagian pankreas yang mengeluarkan cairan pankreas ke dalam duodenum. (Pankreas juga kelenjar
endokrin – pulau Langerhans yang mensekresi beberapa hormon ke dalam darah)
 kelenjar lambung
 kelenjar keringat

b) EKSKRESI
Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat
sisa zat sisa itu berupa urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO 2(paru-paru). Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh. Organ Ekskresi
pada Manusia :
1. Ginjal
Skema Pembentukan Urine:
Darah dari aorta menuju glomerulus (filtrasi atau
penyaringan) protein tetap berada di pembuluh darah dan
terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam
amino, glukosa dan urea >>> tubulus kontortus proksimal
(reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap glukosa,
garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang
mengandung urea >>> tubulus kontortus distal
(augmentasi atau pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang
tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga
ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh.
2. Kulit Kulit merupakan salah satu alat ekskresi.
Karena kulit mengeluarkan keringat. Keringat keluar
melalui pori-pori kulit. Keringat mengandung air dan
garam-garam mineral.
3. Paru – paru
Paru – paru merupakan alat ekskresi karena
mengeluarkan CO2 dan uap air
4. Hati
Hati merupakan salah satu alat ekskresi karena hati
mengeluarkan urea dan amonia ke luar tubuh. Hati
terletak di rongga perut bagian kanan di bawah
diafragma. Hati berwarna merah tua kecoklatan dengan
berat sekitar 2 kg.

c) EKSOSITOSIS
Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida, melintasi membran
plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan vesikula berisi molekul tersebut dengan
membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran
plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid membran menyusun ulang
dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar
sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya. Misalnya sel
tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan mensekresikannya ke daam darah melalui
eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel saraf yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal
kimiawi yang merangsang neuron lain atau sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat dinding, eksositosis
mengeluarkan karbohidrat dari vesikula Golgi ke bagian luar selnya.

d) ENDOSITOSIS
Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan
dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu
kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar
selnya. Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat
meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal,
masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi
antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan
dan diferensiasi, dan masuknya obat.
JENIS – JENIS :Fagositosis ("pemakanan
seluler") merupakan proses di mana sel
menelan suatu partikel dengan kaki semu
(pseudopod) yang membalut di sekeliling
partikel tersebut dan membungkusnya di
dalam kantong berlapis-membran yang cukup
besar untuk bisa digolongkan sebagai vakuola.
partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung
dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.

 Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan


proses di mana sel "meneguk" tetesan fluida
ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu
atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetersan
tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak
bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya.
 Endositosis yang diperantrai
reseptor membutuhkan reseptor yang disebut ligan.

15. ORGANEL SEL


1. LISOSOM
a. PENGERTIAN : Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang
berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
b. STRUKTUR :Lisosom dikelilingi oleh membran yang terdiri dari fosfolipid yang memisahkan bagian dalam
lisosom dari lingkungan eksternal membran. Fosfolipid adalah molekul seluler yang sama yang membentuk
membran sel yang mengelilingi seluruh sel. Lisosom berbagai ukuran 0,1-1,2 mikrometer. Secara struktural,
lisosom seperti kantong sampah mengambang yang mengandung enzim yang mampu mencerna molekul.
Membran eksternal mereka seperti gateway yang memungkinkan molekul dalam lisosom tanpa membiarkan
enzim pencernaan untuk melarikan diri ke dalam sel.
c. FUNGSI : Lisosom berperan penting dalam pencernaan intra sel. Fungsi utama lisosom adalah endositosis,
fagositosis, dan autofagi. Lisosom berisi enzim yang dapat memecahkan (mencerna) polisakarida, lipid,
fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Enzim itu dinamakan lisozim. LISOZIM berfungsi untuk membuang
limbah. Limbah ini bisa dalam bentuk bakteri yang menyerang, bagian sel yang rusak, atau keseluruhan sel
yang tidak diperlukan.

2. PEROKSISOM
a. PENGERTIAN : Peroksisom adalah kompartemen metabolik khusus yang dibatasi oleh membran tunggal.
Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substrat oksigen (O2), selain itu
peroksisom juga menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai produk, nama produk yang dihasilkan oleh
peroksisom tersebut berasal dari nama organelnya. Reaksi ini mungkin memiliki fungsi yang berbeda.
beberapa peroksisom menggunakan oksigen untuk memecah asam lemak menjadi molekul yang lebih kecil
yang kemudian dapat diangkut ke mitokondria, di mana mereka digunakan sebagai bahan bakar untuk
respirasi seluler.
b. STRUKTUR : Struktur Peroksisom terdiri atas lebih dari 40 enzim yang dibungkus oleh membran plasma lipid
ganda. Peroksisom juga mengandung enzim yang memulai pengubahan asam lemak untuk gula, yang muncul
bibit menggunakan sebagai sumber energi dan karbon sampai dapat memproduksi gula sendiri oleh
fotosintesis.
c. FUNGSI: Fungsi peroksisom adalah menghasilkan enzim katalase yang berfungsi menguraikan peroksida
hydrogen sebagai hasil samping fotorespirasi yang sangat toksik untuk sel, menjadi H20 dan 02 , merubah
lemak menjadi karbohidrat, dan perubahan senyawa purin dalam sel.

3. FAGOSOM
a. PENGERTIAN : Fagosom adalah bagian dari makrofag yaitu berupa kantong yang berfungsi untuk menelan
partikel aau sel yang tidak diinginkan dalam tubuh.

4. DIKTIOSOM
a. PENGERTIAN : Badan Golgi dapat disebut juga dengan nama aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom
merupakan sebuah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, serta strukturnya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Badan golgi terdapat hampir di semua sel eukariotik serta banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melakukan fungsi ekskresi, misalnya pada ginjal. Setiap sel pada hewan mempunyai 10 sampai 20 badan Golgi,
sedangkan sel tumbuhan memiliki badan golgi sampai ratusan. Badan Golgi yang terdapat pada tumbuhan
disebut diktiosom. Badan Golgi pertama kali ditemukan oleh seorang ahli histologi serta patologi yang memiliki
kebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
c. STRUKTUR : Badan golgi merupakan organel terbesar yang terdapat dalam sitoplasma. Badan Golgi memiliki
bentuk kantung pipih yang bertumpuk dan tersusun dari ukuran besar hingga ukuran kecil (memiliki panjang
sekitar 1 - 3 mikrometer serta lebar 0,5 mikrometer) dan terikat oleh membran. Bentuk badan golgi yang
terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan relatif memiliki bentuk yang sama. Badan golgi tersebar di seluruh
sitoplasma serta berhubungan satu dengan lainnya sehingga badan golgi membentuk sperti struktur kompleks
seperti jala. Struktur badan Golgi yaitu berupa berkas kantung yang memiliki bentuk seperti cakram yang
bercabang dan menjadi serangkaian pembuluh yang kecil di ujungnya. Karena badan golgi memiliki hubungan
dengan fungsi pengeluaran sel sangat erat, pembuluh mengumpulkan dan juga membungkus karbohidrat serta
zat-zat lainnya untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh tersebut juga menyumbang bahan-bahan guna
pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang memiliki bentuk tubulus dan vesikula. Dari tubulus
tersebut dilepaskan kantung-kantung yang berukuran kecil yang berisi berbagai bahan-bahan yang diperlukan
seperti misalnya enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Badan golgi ialah bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya saja, badan
golgi terdiri dari berlapis ruangan yang ditutupi membran. Badan golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis
serta bagian trans. Bagian cis menerima vesikel yang biasanya berasal dari REK (Retikulum Endoplasma Kasar).
Vesikel tersebut diserap ke ruangan-ruangan dalam badan golgi serta isi dari vesikel akan diproses untuk
penyempurnaan dan sebagainya.
Ruangan tersebut bergerak dari bagian cis ke bagian trans. Di bagian tersebutlah ruangan-ruangan
akan memecahkan dirinya dan juga akan membentuk vesikel, serta siap disalurkan ke berbagai bagian sel yang
lain ataupun ke luar sel.
c. FUNGSI :

1. Membentuk kantung-kantung atau vesikula yang berfungsi untuk sekresi. Terjadi pada sel-sel kelenjar
kantung kecil, berisi enzim serta berbagai bahan-bahan lainnya.
2. Badan golgi berfungsi guna membentuk membran plasma. Membran golgi atau vesikula sama seperti
membran plasma. Kantung-kantung yang dilepaskan menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel pada tumbuhan.
4. Membentuk akrosom pada spermatozoa, berisi enzim untuk memecah dinding sel telur serta untuk
pembentukan lisosom.
5. Tempat yang berfungsi memodifikasi protein.
6. Guna menyortir serta memaket molekul-molekul yang berfungsi untuk sekresi sel.

16. BAGAIMANA JIKA MITOKONDRIA RUSAK?


Mitokondria kalau rusak atau menua akan didegradasi oleh organel sel yaitu lisosom, prose pemusnahan ini
disebut autofagi

17. FUNGSI UBIQUITIN


Bayangkan bila mobil berjalan tanpa rem.
Dalam tubuh, protein adalah produk akhir dari kode genetik DNA yang menjalankan hampir seluruh
proses di dalamnya. Ibaratnya seperti setir, kap, ban, sampai mur dan skrup dalam mobil tadi. Namun seperti
juga rem, ada kalanya sangat diperlukan tapi tak jarang harus diam. Demikian pula protein, agar tubuh normal,
perlu mengikuti tiga rambu-rambu yaitu kapan, di mana dan seberapa banyak diperlukan. Hadiah Nobel Kimia
tahun 2004 yang diumumkan tanggal 6 Oktober 2004 ini diberikan kepada Aaron Ciechanover, Avram Hershko
dan Irwin Rose atas jasanya mengungkapkan bagaimana protein dihancurkan agar memenuhi rambu pertama,
“kapan diperlukan” dari tiga rambu itu.
Kontrol terhadap proses penghancuran protein ini dilakukan oleh protein juga yang menjadi penanda
apakah sudah saatnya protein target yang akan dihancurkan itu perlu dimasukkan ke “kantong sampah” yang
juga protein untuk dihancurkan. Protein yang menjadi penanda itu bernama ubiquitin yang berukuran hanya 76
asam amino saja. Sedangkan kantong sampah yang bisa menghancurkan protein sampai ukuran 7-9 asam amino
itu adalah protein komplek berukuran sangat besar (10 ribu lebih asam amino). Sebelumnya kedua protein itu
telah diketahui adanya tapi belum jelas fungsi dan keterkaitannya. Penemuan ketiga peneliti ini bermula pada
tahun 1978 ketika berusaha mencari tahu mengapa proses penghancuran protein membutuhkan energi. Pada
tahun itu mereka dapat memisahkan tiga fraksi yang baru menunjukkan aktifitas penghancuran protein setelah
dicampur. Salah satu fraksi itu mengandung ubiquitin.
Satu tahun kemudian, mereka menunjukkan bahwa protein yang akan dihancurkan selalu ditandai
dengan ubiquitin yang melekat pada protein itu secara kuat dengan ikatan kovalen. Selain itu, ada lebih dari satu
ubiquitin yang berikatan membentuk polimer pada protein target. Penemuan ini memberikan bukti yang kuat
bahwa polyubiquitination atau pengikatan polimer ubiquitin pada protein menjadi penanda terhadap nasib
protein target itu untuk dihancurkan. Untuk itu proses ini disebut ciuman kematian/kiss of death. Proteasome
bertugas mengenali tanda ubiquitin itu, melepaskannya agar bisa digunakan lagi, lalu “menghisap” protein
target ke dalam badannya untuk dilumatkan.
Sehingga di sini muncul satu komponen baru yang fungsinya membedakan protein yang perlu di-
ubiquitin-asi untuk dihancurkan, dengan yang belum perlu karena masih normal. Ketiga peneliti ini memberikan
kontribusi besar untuk menemukan tiga jenis enzim yang bertugas dalam pengenalan ini. Menggunakan antibodi
terhadap ubiquitin, mereka berhasil memisahkan ubiquitin yang berikatan dengan enzim E1, enzim E2 dan enzim
E3. Menggunakan energi dari ATP, enzim E1 berikatan dengan ubiquitin dan mengaktifkan dirinya sendiri untuk
dapat memindahkan ubiquitin itu kepada enzim E2.
Selanjutnya enzim E3 mengenali protein target yang akan dihancurkan. Ikatan E3 dengan protein target,
menstimulasi enzim E2 yang berikatan dengan ubiquitin untuk bergabung dalam komplek itu yang menyebabkan
ubiquitin miliknya berpindah ke protein target. Proses ini terjadi berulang sampai terjadi polimer ubiquitin dalam
proses yang disebut polyubiquitination. Model yang diusulkan ini diperkuat dengan pembuktian bahwa sel
hewan termasuk manusia mengandung beberapa jenis enzim E1 saja, puluhan jenis enzim E2 dan ribuan jenis
enzim E3. Artinya memang enzim E3 yang harus berjumlah banyak untuk dapat mengenali berbagai jenis
protein.
Hanya setahun setelah penemuan itu, makna penting mekanisme penghancuran protein dengan proses
penandaan oleh ubiquitin ini mulai dirasakan melalui penemuan pada fenomena pembelahan sel. Pembelahan
sel adalah proses yang harus dikontrol dengan ketat. Peneliti dari Tokyo menemukan sel mutan yang
menunjukkan proses pembelahan abnormal dan ternyata mutasi itu terjadi pada protein ubiqutin. Sekarang
mekanisme polyubiquitination sebagai penanda untuk penghancuran protein bisa dibilang menjadi dominan
pada setiap proses penting dalam sel. Misalnya sebagaimana dalam pabrik, selalu ada produk yang tidak
memenuhi kualitas kontrol.
Penghancuran protein berkualitas rendah yang mencapai 30% dari total protein yang diproduksi itu
dilakukan melalui mekanisme polyubiquitination. Kanker adalah contoh yang jelas akibat rusaknya mekanisme
ini. Protein p53 yang disebut sebagai “penjaga genom” bertugas memperbaiki kerusakan DNA. 50% jenis kanker
pada manusia disebabkan oleh mutasi pada protein p53. Pada sel normal, protein p53 berikatan dengan enzim
E3 yang khusus mengenalinya, bernama protein Mdm2 sehingga dapat dihancurkan bila berlebih dengan
polyubiquitination. Penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh virus papiloma terjadi karena kontrol terhadap
protein p53 hilang.
Virus ini mengaktifkan enzim E3 lain yaitu protein E6-AP sehingga dapat mengenali p53 dan menghantarkannya
ke proteasome untuk dihancurkan. Akibatnya sel tidak bisa lagi memperbaiki kerusakan DNA lalu terjadilah
kanker. Tidak hanya pada sel hewan, pada sel tumbuhan polyubiquitination juga berperan penting. Misalnya,
hampir seluruh tumbuhan tidak melakukan pembuahan sendiri karena dapat mengurangi keragaman genetik.
Pencegahan ini dilakukan dengan menandai protein-protein pada serbuk tumbuhan itu sendiri dengan ubiquitin
sehingga bisa dihancurkan bila akan membuahi diri sendiri.
Bila ada hidup, pasti ada mati. Pada protein, kehidupan protein yaitu proses produksi protein, penelitian
terhadapnya telah memberikan 5 hadiah Nobel. Tapi baru kali ini penelitian pada proses kematian berhasil
membuahkan hadiah Nobel. Sebagaimana hadiah Nobel yang hanya diberikan kepada peneliti yang masih hidup,
memang manusia tidak menyukai kematian.
PROTEASOME DALAM DEGRADASI PROTEIN
Komponen yang kedua proses degradasi protein adalah proteosom, yaitu suatu struktur di dalam
protein berubiquitin. Degradasi protein pada eukariot dan prokariot dapat mengalami perbedaan. Eukariot
memiliki proteosom yang luas, struktur multi subunit dengan sebuah koefisien sedimetasi 26S, mengandung
silinder cekung 20S dan dua ‘cap’ 19 S. Prokariot memiliki proteosom kurang kebih sama dengan ukuran yang
sama tetapi kurang kompleks dan terdiri dari berbagai salinan yang hanya memiliki dua macam protein.
Proteosom eukariotik juga mengandung 14 tipe berbeda pada subunit protein dengan rongga yang sebagai
sebagai pintu masuk, sehingga suatu protein harus direntangkan agar dapat masuk ke dalam proteosom. Protein
yang telah terbentang akan dengan mudah memasuki proteosom. Pembentangan ini memungkinkan terjadinya
proses pengikatan energi dan terlibat dalam struktur yang sama. Setelah pembentangan ini maka protein dapat
masuk ke dalam proteosom dan membelah menjadi rantai peptida pendek 4-10 asam amino yang panjang.
Peptida ini dapat kembali ke dalam sitoplasma dan dapat melibatkan kembali pada sintesis protein.

18. MIKROTUBULI dan MIKROFILAMEN

Sitoskeleton terdiri mikrotubulus dan mikrofilamen. Meskipun mirip dalam penampilan, mikrotubulus
dan mikrofilamen berbeda di wilayah lain.
Fungsi
Fungsi utama dari mikrofilamen adalah untuk memberikan dukungan ke sel. Mikrofilamen memberikan sel
bentuknya yang khas. Keseluruhan fungsi sel menentukan jumlah mikrofilamen hadir dalam sel. Mikrotubulus,
bagaimanapun, diperlukan selama perubahan seluler utama seperti mitosis dan endositosis. Mikrotubulus
memainkan peran besar dalam transportasi seluler. Selama reproduksi, ekor sperma terdiri dari mikrotubulus,
yang membantu perjalanan sepanjang saluran fagina ke saluran tuba.
Tempat
Mikrofilamen dan mikrotubulus keduanya terletak di dalam sitoskeleton sel. Proses mitosis dibagi menjadi
enam tahap, dan selama tahap interfase, mikrotubulus akan bergerak dari satu ujung sel yang lain dan
memberikan dukungan cytoskeletal diperlukan untuk pembelahan sel. Mikrofilamen cenderung untuk tinggal
di bagian terluar dari sel dalam dan dekat dengan membran plasma. Lokasi mereka membantu mereka
memberikan tindakan yang diperlukan dan langsung ketika membran plasma mengalami gangguan.
Ukuran
Microfliaments terlihat seperti batang mesh tenunan yang dapat menekuk dan melengkung bersama dengan
sel. Mikrofilamen sangat tipis, membuat mereka filamen tipis dari sel. Mikrotubulus adalah jauh lebih besar
daripada mikrofilamen dan memiliki penampilan rodlike lurus dan berongga. Mikrotubulus memegang sel
bersama-sama ketika bergerak dan sepanjang perjalanan tubuh.
Protein
Mikrotubulus dan mikrofilamen berbeda dalam struktur protein mereka. Mikrotubulus yang terdiri dari protein
globular yang disebut tubulin. Molekul-molekul tubulin dirakit secara linear dengan alternating alpha dan beta
tubulin yang membentuk mikrotubulus. Mikrofilamen terdiri dari protein aktin, khususnya, F-aktin protein.
Urutan molekul F-aktin menentukan tenunan mesh mikrofilamen.

 Mikrotubuli–mikrofilamen membentuk protein unuk sitoskeleton (kerangka sel), untuk gerakan sel
(cilia dan flagela), merupakan protein dari unit terkecil monomer.
 Obat antitumor, selama pembelahan sel mikrotubulus pada sitoskeleton terpecah dan monomer
tubulin kembali menjadimiotic spindle. Taksol menstabilkan mikrotubulus yang ada, membuat sel
tidak mungkin membentuk spindle dan dengan demikian mencegah pembelahan sel. Taksol
digunakan sebagai obat antikanker.
 Vincristin. Sebagai obat dari tanaman untuk terapi tumor dengan mekanisme mengubah atau
menghambat bentuk mikrotubuli. Mikrotubulin atau mikrofilamen berupa struktur gabungan
(polimer) tersusun dari banyak unit protein monomer.

19. Molekul Antar Sel, Cadherin, Selectin, Integrin


MOLEKUL ADHESI SEL
Molekul adhesi sel adalah molekul pada permukaan luar sel yang mengikat sel-sel lain atau matriks
ekstraseluler (bahan sekitar sel). Molekul adhesi sel memengaruhi fungsi-fungsi penting, termasuk masuknya
sel-sel kekebalan ke dalam dinding arteri.
CADHERIN
Cadherin adalah molekul yang berperan penting dalam adhesi sel dan dalam diferensiasi jaringan. Dalam hal ini,
cadherin yang berfungsi dalam adhesi sel adalah E-cadherin, yaitucadherin yang ditemukan pada jaringan epitel. Peran E-
cadherin dalam adhesi sel yaitu memastikan sel-sel dalam jaringan dapat terikat bersama-sama. Dalam fungsinya, cadherin bergantung
pada kalsium, karena jika ada kekurangan atau kehilangan kalsium dapat menghilangkan aktivitas perekat dan membuat cadherin
sangat rentan terhadap protease.
SELECTIN
Langkah awal dalam adhesi antara leukosit dan sel endotel dimediasi oleh keluarga protein
transmembran disebut selectin, yang mengakui spesifik karbohidrat pada permukaan sel. Dua anggota keluarga
selektin (E-selektin dan P-selektin), diekspresikan oleh sel endotel dan trombosit, mengikat spesifik
oligosakarida diekspresikan pada permukaan leukosit. Sebuah selektin berbeda (L-selectin) dinyatakan oleh
leukosit dan mengenali oligosakarida pada permukaan sel endotel. Para oligosakarida terpapar pada permukaan
sel sehingga menyediakan satu set penanda yang membantu mengidentifikasi jenis sel yang berbeda dari
organisme multiseluler.
INTEGRIN
Integrin adalah reseptor permukaan sel yang berinteraksi dengan matriks ekstraseluler (ECM) dan
memperantarai berbagai sinyal intraseluler. Integrin menentukan bentuk seluler, mobilitas, dan meregulasi
siklus sel. Protein-protein membran integral ini terikat ke membran plasma seluler melalui sebuah heliks
transmembran tunggal.
Integrin memegang peranan dalam perlekatan sel ke sel lainnya, dan juga memegang peranan dalam
perlekatan sebuah sel ke sebuah jaringan yang bukan merupakan bagian dari sel manapun (matriks
ekstraseluler). Di samping peranan perlekatan yang dimiliki ini, integrin juga memegang peranan dalam
transduksi sinyal, sebuah proses dimana sebuah sel mentransform satu jenis sinyal atau stimulus menjadi jenis
lainnya.
Integrin merupakan protein membran tidak lazim karena sinyal yang mereka ubah merambat dari luar ke
dalam: memindahkan informasi dari ECM ke sel, dan dari dalam ke luar: “menunjukkan” status sel ke lingkungan
ekstraseluler.
Fungsi
Dua fungsi utama dari integrin adalah:
- Perlekatan sel ke ECM
- Transduksi sinyal dari ECM ke sel
Akan tetapi, integrin juga terlibat dalam berbagai aktivitas biologis. Ini mencakup: pengikatan virus, termasuk
adenovirus, virus Echo, virus Hanta, dan virus penyakit kaki dan mulut, ke sel: penjagaan kekebalan migrasi sel.

20. Genomik, Transkriptomik, Proteomik, Metabolomik, Post-Transkription, Post-


Translation
1. Genomik fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi sebanyak mungkin gen organisme tertentu. Ini
menggabungkan teknik-teknik unik seperti transkriptomik dan proteomik dengan koleksi mutan jenuh.
Genomik : Kajian genom organisme

2. Proteome adalah pelengkap keseluruhan protein , termasuk modifikasi yang dilakukan pada sekumpulan
protein tertentu, diproduksi oleh organisme atau sistem. Proteomika : Studi protein skala besar, terutama
struktur dan fungsinya. Teknik spektrometri massa digunakan.

3. Transcriptome adalah himpunan semua molekul RNA , termasuk mRNA, rRNA, tRNA, dan RNA non-coding
lainnya, diproduksi dalam satu atau populasi sel. Transkriptomik : Studi transkrip nilai, struktur dan fungsinya

4. Metabolomik : Studi ilmiah tentang proses kimia yang melibatkan metabolit. Ini adalah "studi sistematis
tentang sidik jari kimia unik yang ditinggalkan oleh proses seluler tertentu", studi tentang profil metabolit
molekul kecil mereka.

5. Post Transkripsi
Hasil transkripsi adalah berkas RNA yang masih "mentah" yang disebut mRNA primer. [11] Di dalamnya
terdapat fragmen berkas untuk protein yang mengatur dan membantu sintesis protein (translasi) selain
fragmen untuk dilanjutkan dalam translasi sendiri, ditambah dengan bagian yang nantinya akan dipotong
(intron). Berkas RNA ini selanjutnya akan mengalami proses yang disebut sebagai proses
pascatranskripsi (post-transcriptional process).
Merupakan pengaturan setelah terbentuknya mRNA dan selama transport RNA dari inti ke
sitoplasma.
a. Penyuntingan RNA
Pada beberapa keadaan, RNA mengalami beberapa perubahan setelah transkripsi. Pada semua jaringan urutan
gen adalah sama. Namun mRNA yang di transkripsikan dari gen tersebut berbeda. Walaupun belum
sepenuhnya di pahami, tampaknya mekanisme yang digunakan melibatkan perubahan basa, penambahan atau
pengurangan sebuah nukleotida setelah transkrip disintesa.
salah satu contoh penyuntingan RNA terjadi pada pembentukan apoprotein B (apo B) yang di sintesa
di sel hati dan usus dan berfungsi sebbagai lipoprotein yang dihasilkan oleh jaringan tersebut. Walaupun
apoprotein tersebut di kode oleh gen yang sama, versi protein yang dibentuk di hati (B-100) mengandung 4563
residu asam amino, sedangkan yang dibentuk di sel usus (B-48) hanya memiliki 2152 asam amino.
b. Transport mRNA
Pada sel eukariot, mRNA harus berpindah dari inti melalui pori-pori inti ke sitoplasma agar dapat di
translasikan. Nuklease menguraikan mRNA, mencegah pembentukan protein yang di kode oleh mRNA. selama
transportasi ini mRNA terikat pada protein yang membantu penguraiannya.

6. Post Translasi
Translasi dapat berarti proses sintesis polipeptida spesifik pada mRNA menjadi tRNA. Pengaturan
pada pembentukan protein. Faktor inisiasi untuk translas, teruta ma faktor inisiasi eukariotik 2 (elF2)
merupakan pusat mekanisme pengatur ini. Kerja elF2 dapat di hambat oleh fosforilasi. mRNA lain memiliki
lengking tajam yang menghambat inisiasi translasi. Pengaturan di tingkat post translasi :

Pengaturan setelah terbentuknya protein. Setelah di sintesis, lama hidup protein di atur oleh
degradasi proteolitik. Protein memiliki waktu apruh yang berbeda-beda. sebagian hanya bertahan beberapa
jam atau hari, sementara yang lain menetap sampai beberapa bulan atau tahun. Sebagian protein mengalami
degradasi oleh enzim lisosom sementara protein yang lain di degradasi oleh protease di dalam sitoplasma.
Sebagian protein ini tampaknya mengalami degradasi melalui pengikatan suatu protein yang dikenal dengan
nama ubikuitin. Ubikuitin adalah protein yang sangat hemat. Urutan asam aminonya hanya memiliki sedikit
variasi antara berbagai organisme.

21. Protein Struktur, Hidup Berubah, dan Fungsinya

22. Badan Golgi dan Protein


Badan Golgi adalah organel sel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi yang terdapat pada tumbuhan
membentuk dinding sel tumbuhan, membentuk membrane plasma, membentuk kantung (vesikula), ekskresi,
sekresi, dll. Struktur : umumnya hanya pada ruangan-ruangan pipih cembung berlapis biomembran.

Tambahan :
Peroksisom (?) adalah enzim-enzim dgn struktur dan fungsi yang kompleks :
- Pengrusakan atau peotongan protein
- Pendegradasian protein berbahaya yang bertujuan untuk mensuplai asam amino baru.
Sebagai sel di dalam sel, jika rusak/menua ia akan dimusnahkan melalui proses autofagi oleh lisosom lalu
dieksositasi

23. protein “structure : transport, position, and position. Protein folding?


STRUKTUR PRIMER PROTEIN
Struktur primer protein mengacu pada urutan asam
aminolinier dati rantai polipeptida. Struktur primer disebabkan
oleh ikatan kovalen atau peptida, yang dibuat selama
biosintesis protein atau disebut dengan proses translasi. Kedua
ujung rantai polipeptida yang disebut sebagai ujung karboksil
(C-terminal) dan ujung amino (N-terminal) berdasarkan dari
sifat gugus bebas. Perhitungan residu selalu dimulai pada akhir
N-terminal (gugus amino, -NH2), yang merupakan akhir dimana
gugus amino tidak terlibat dalam ikatan peptida. Struktur primer protein ditentukan oleh gen yang
berhubungan dengan protein. Sebuah urutan tertentu dari nukleotida dan DNA ditranskripsi menjadi mRNA,
yang dibaca oleh ribosomdalam proses translasi. Urutan protein dapat ditentukan dengan metode seperti
degradasi Edman.
STRUKTUR SEKUNDER PROTEIN
Struktur sekunder mengacu sub-struktur reguler. Dua jenis utama dari struktur sekunder yaitu alfa heliks
dan beta sheet, yang diusulkan pada tahung 1951 oleh Linus Pauling. Struktur sekunder ditentukan oleh pola
ikatan hidrogen antara gugus peptida rantai pertama. Struktur sekunder mempunyai geometri sekunder yang
dibatasi untuk nilai – nilai tertentu dari sudut dihedral dan pada plot Ramachandran.
STRUKTUR TERSIER PROTEIN
Struktur tersier mengacu pada pada struktur tiga dimensi molekul protein tunggal. Alfa heliks dan beta
sheet dilipat menjadi suatu bulatan. Lipatan tersebut dikendalikan oleh interaksi hidrofobik tapi struktur
tersebut dapat stabil hanya bila bagian – bagian protein terkunci pada tempatnya oleh interaksi tersier yang
spesifik, seperti jembatan garam, ikatan hidrogen, dan kemasan ketat rantai samping dan ikatan disulfida
STRUKTUR PROTEIN QUARTENER
Struktur quartener adalah struktur tiga dimensi dari beberapa subunit protein yang terikat bersama.
Dalam konteks ini, struktur quartener distabilkan oleh interaksi non- kovalen yang sama dan ikatan disulfida
sebagai struktur tersier kompleks dari dua atau lebih polipeptida disebut multimer.
- PROTEIN FOLDING adalah lipatan pada protein. Protein baru dapat berfungsi dengan baik apabila
telah menjadi lipatan-lipatan protein.

24. Protein trafficking dan Regulated Exocytosis


A. Vesikular

Perambatan vesikular membran


pada sel hewan eukariotik melibatkan
pergerakan molekul sinyal biokimia penting
dari lokasi sintesis dan kemasan di tubuh
Golgi ke lokasi 'pelepasan' tertentu di
bagian dalam membran plasma sel
sekretori, dalam bentuk membran Golgi -
terikat mikro berukuran vesikula, disebut
vesikula membran (MV). Dalam proses ini,
produk seluler 'dikemas' dilepaskan /
disekresikan di luar sel di membran plasma.
Namun, membran vesikular ini
dipertahankan dan didaur ulang oleh sel
sekretori. Fenomena ini memiliki peran kunci dalam neurotransmfoteptik sinaptik, sekresi endokrin, sekresi
mukus, sekresi produk granular oleh neutrofil, dan lain-lain. Para ilmuwan di balik penemuan ini dianugerahi
hadiah Nobel untuk tahun 2013. Dalam sel bakteri gram negatif prokariotik, perdagangan vesikel membran
diperantarai melalui membran luar bakteri yang berukuran nano berukuran terbatas, yang disebut vesikel
membran luar bakteri (OMVs). Dalam kasus ini, membran OMV juga disekresikan, bersama dengan kandungan
OMV ke luar bakteri sekresi-aktif. Fenomena ini memiliki peran kunci dalam interaksi inang patogen, kejutan
endotoksik pada pasien, invasi dan infeksi hewan / tumbuhan, kompetisi bakteri antar spesies, penginderaan
kuorum, eksositosis, dan lain-lain.
Perdagangan intrakelular terjadi di antara kompartemen subselular seperti Golgi cisternae dan
endosom multifilik untuk pengangkutan protein terlarut sebagai MV.
Budding MV langsung dari membran plasma saat mikrovesikel dilepaskan di luar sel sekretori.
Exosom adalah MV yang bisa terbentuk di dalam kompartemen internal seperti endosom
multivesicular. Exosomes akhirnya dilepaskan karena perpaduan endosom ini dengan membran plasma sel.
Pembajakan mesin exosom oleh beberapa virus seperti retrovirus, dimana tunas virus di dalam
endosom multifilik dan kemudian disekresikan sebagai exosom.
Semua jenis (a-d) mode perdagangan vesikula membran, yang terjadi pada sel eukariotik telah
dijelaskan secara diagramatis.

Dalam prokariota

Tidak seperti eukariota, perdagangan vesikular vesikular pada prokariota adalah area yang muncul dalam
biologi interaktif untuk intra-spesies (penginderaan kuorum) dan sinyal antar spesies pada antarmuka inang-
patogen, karena prokariota kekurangan membran internal-kompartementalisasi sitoplasma mereka.

B. Regulated exocytosis

Regulated exocytosis adalah proses di mana membran organelz sitoplasma berikatan dengan
membran plasma sebagai respons terhadap stimulasi. Dalam banyak kasus (eksositosis sekretori), proses ini
berfungsi untuk mensekresikan produk tertentu yang dipisahkan dalam lumen organelle (misalnya
neurotransmitter, hormon dan enzim) ke ruang ekstraselular. Dalam kasus lain ('eksposisi non-sekretori'), ini
berfungsi untuk mentransfer membran organel dan komponennya ke permukaan sel. Di sini, sifat umum
exocytoses non-sekretori dibahas.
Jalur sekretori yang diatur dalam sel neuroendokrin berakhir dengan pelepasan hormon dan
neurotransmitter menyusul kenaikan kalsium sitosolik. Proses yang dikenal sebagai exocytosis yang diatur
melibatkan perakitan protein reseptor protein reseptor protein N-ethylmaleimide yang sensitif, vampir
synaptic VAMP (synaptobrevin), dan protein membran plasma syntaxin dan SNAP-25. Meskipun ada banyak
bukti yang menunjukkan bahwa protein SNARE berperan
penting dalam mesin fusi, unsur seluler lainnya yang
mengatur kinetika, tingkat fusi, dan persiapan vesikel
untuk pelepasan kurang mendapat perhatian. Di antara
faktor-faktor tersebut, lipid juga telah diusulkan untuk
memainkan fungsi penting baik pada tingkat rekrutmen
vesikel sekretorik dan fase fusi membran akhir. Di sini,
kita akan meninjau bukti terbaru yang mendukung
konsep aktivitas fusogenik lipid, dan juga membahas
bagaimana hal ini dapat dicapai. Kemungkinan ini
meliputi rekrutmen dan penyerapan komponen mesin
exocytotic, regulasi fungsi protein, dan efek langsung
pada topologi membrane.
25. Reseptor mediated endocytose, kolesterol-LDL, Hipercolestrolemia, dan “faktor
eksprsi gen” dan faktor gaya hidup
 Kolesterol-LDL : kadar LDL yang tinggi dapat disebabkan ada gangguan pada proses biologis reseptor
mediated endocytosis.
 Reseptor mediated endocytosis : pengambilan makromolekul (ligand) yang spesifik dari bagian luar.
Makromolekul ini akan terikat pada reseptor yang terletak pada bagian luar membran plasma.
 Hiperkolesterolemia : adanya tingkat tinggi kolesterol dalam darah dalam bentuk “hiperlipidemia”
(peningkatan kadar lipid dalam darah) atau “hipolipoproteinemia” (peningkatan kadar lipoprotein
dalam darah).
 Faktor eksresi gen : ekspresi gen adalah suatu proses yang dimulai dari inisiasi untuk proses transkripsi
gen melalui adanya promotor yang sesuai dan juga faktor transkripsi lainnya, lalu berinteraksi dengan
sekuens yang sesuai dan dilanjutkan dengan proses translasi dan kemudian membentuk asam amino
menjadi protein yang digunakan untuk fungsi seluler. Ekspresi gen dimulai dengan adanya rangsangan
dari luar sel dan memicu kromosom untuk melakukan modifikasi.
1. Struktur kromatin = misalnya, ketika terjadi perubahan strukur kromatin sehingga kesalahan
modifikasi histon, terjadi metilasi, tidak dapat melakukan hubungan dengan RNA polimerase
dan transkripsi terganggu.
2. Kontrol epigenik = epigenik adalah ekspresi gen yang disebabkan oleh mekanisme selain
perubahan sekuens DNA dasar. Apabila terjadi kesalahan pada pola untuk ekspresi gen dan
terjadi modifikasi histon, metilasi DNA maka transkripsi akan terganggu juga.
3. Inisiasi transkripsi = komponen paing penting karena jika tidak ada, proses transkripsi tidak
akan berlangsung, inisiasi transkripsi termasuk enhancer, protein aktivasi, dan protein untuk
inhibisi.
4. Proses transpor dan modifikasi = pada proses ini, intron harus dibuang dengan akurat untuk
mencegah terbetnuknya protein yang berbeda.
5. RNA transpor = berperan dalam membawa asam amino.
6. Stabilitas transkripsi = hasil transkripsi haru mampu bertahan lama dan menjalankan fungsi
mengirimkan kodon ke ribosom dengan baik.
7. Inisiasi translasi = apabila proses inisiasi pada kodon metionin tidak dilaksanakan dengan baik,
maka ekspresi gen akan berbeda.

26. Sel sperma menembus ovum


Hal ini karena ada beberapa skema dan mekanisme yang akan menghambat sel sperma yang lain
untuk masuk ke ovum setelah terjadi penembusan oleh salah satu sperma yang masuk ke dalam ovum..
Seperti yang diketahui, ada beberapa lapisan pada yang harus ditembus oleh sperma untuk dapat membuahi
ovum tersebut, antara lain korona radiata, zona fellucida, membran vitellina.
Dari 200 - 300 juta sperma yang masuk ketika kopulasi, hanya 300 - 500 sperma yang dapat mencapai
tempat pembuahan. Dari sekian banyak sperma yang ada, normalnya hanya ada 1 sperma yang akan
membuahi ovum. Lapisan korona radiata akan ditembus oleh salah satu sperma dengan bantuan / dorongan
sperma yang lain. Jadi, sperma yang paling kuat akan menembus lapisan ini sambil dibantu oleh sperma yang
lain dari belakang.
Setelah itu, sperma akan menembus zona fellucida. Setelah menembus lapisan ini, sperma tadi akan
mengeluarkan enzim neuraminidase yang akan mencegah sperma lain untuk masuk ke dalam ovum
(polispremia). Akibatnya selaput plasma ovum akan menjadi lebih rapat dan menyatu satu sama lain. Dengan
begitu, sperma lain tidak bisa masuk ke dalam ovum. Reaksi ini disebut "reaksi zona".
Setelah itu, lapisan berikutnya yang ditembus adalah membran vitellina di dalam lapisan ini juga
terdapat mekanisme pencegahan polispermia. Reaksi ini disebut dengan "reaksi cortical". Dalam reaksi ini,
beberapa membran yang ada di dalam ovum akan bergabung menjadi satu sehingga akan membuat struktur
membran menjadi lebih rapat dan semakin sulit ditembus sperma lain yang ingin. masuk. Dengan begitu
sperma lain tidak dapat masuk lagi ke dalam ovum. Ada kalanya sewaktu - waktu, mekanisme - mekanisme ini
gagal untuk mencegah polispermia sehingga dapat terjadi bayi kembar.
27. METASTASE (Tumor Stadium Lanjut yang Berpindah)
Metastasis atau penyebaran sel-sel malignant dari tumor primer ke jaringan tubuh normal lainnya,
menimbulkan masalah terbesar untuk pengobatan kanker dan merupakan penyebab utama kematian pasien
kanker. Tahapan yang terjadi dalam proses metastasis meliputi pelepasan sel dari tumor primer, invasi dan
migrasi sel, intravasasi, transpor melalui pembuluh limfa atau darah, ekstravasasi serta pembentukkan tumor
sekunder. Dari tahapan tersebut, invasi sel ke dalam jaringan merupakan langkah awal dalam proses
metastasis tumor. Dalam menginvasi jaringan dan pembuluh, sel harus memiliki kemampuan untuk
bermigrasi. Metastasis adalah invasi sel tumor dalam jarak yang lebih jauh sehingga memungkinkan
tumbuhnya sel tumor yang sama di tempat/organ yang baru. Proses metastasis pada pembuluh darah adalah
sebagai berikut:
1. Invasi: Sel tumor menembus lapisan membrane basalis dan masuk ke matriks ekstrasel.
2. Intravasasi: Dari matriks ekstrasel, sel tumor masuk menembus endotel pembuluh vaskuler
(intravasasi) dan mulai menyebar melalui aliran pembuluh tersebut.
3. Sirkulasi: saat berada di dalam sirkulasi, sel tumor rentan terhadap destruksi oleh sel imun pejamu. Di
dalam aliran darah, sebagian sel tumor membentuk embolus (gumpalan)/adhesi dan kemudian melekat
ke leukosit dan trombosit. Embolus tersebut akan sedikit banyak memperoleh perlindungan dari
serangan sel efektor antitumor pejamu. Namun sebagian besar sel tumor masuk dalam sirkulai sendiri-
sendiri.
4. Eksravasasi: ketika sampai di lokasi organ yang akan diinangi, sel tumor ataupun embolus akan
melekat ke endotel vaskuliar yang diikuti dengan pergerakan melalui membrane basal dengan
mekanisme yang serupa dengan yang berperan dalam invasi.
5. Angiogenesis: Sesampainya sel tumor di organ yang diinangi, sel tersebut akan mengeluarkan faktor
pertumbuhan PLGF untuk merangsang pembentukan pembuluh darah baru.
6. Pertumbuhan: setelah semua fasilitas cukup untuk mendukung kehidupan sel tumor tersebut, maka
sel tumor mulai tumbuh dan membelah sehingga membentuk tumor baru.

28. LIMFOSIT T -> Pembunuh Sel Tumor


Limfosit T merupakan sel pertahanan terakhir ketika neutrofil, sel NK (natural killer), makrofag,
basofil, euosinofil, sudah tidak mampu lagi membasmi kuman, bakteri dan virus yang masuk ke tubuh. Limfosit
ini langsung menyerang musuh dari dekat. Limfosit ini mampu mengenali kuman dengan membaca antigen
yang dimiliki oleh benda asing tersebut
Prinsip kerja limfosit T dimulai ketika kuman masuk ke tubuh, makrofag memberitahukan struktur
antigen kuman ke Limfosit T. Selanjutnya Limfosit T akan mengeluarkan senyawa untuk mengenali sturktur
antigen yang masuk. ini sebagai bentuk keputusan, apakah antigen kuman berbahaya atau tidak. Ketika
antigen ini ternyata asing bagi limfosit T, maka Limfosit T akan melakukan klonning/ perbanyak diri untuk
membunuh kuman yang berbahaya. Selanjutnya Limfosit T akan mengingat antigen kuman tersebut selama-
lamanya.

29. Sel makrofag mengenali, membunuh sel mikroba patogen dan respon imun seluler,
humoral,
 Sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem
imun humoral terdiri atas antibodi dan cairan yang disekresikan organ tubuh. Sedangkan sistem imun
dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, dan neutrofil yang berada dalam sel.
 Pada proses fagositosis mikroba harus menempel terlebih dahulu di pemukaan sel fagosit. Sebelumnya
mikroba sudah diserang dan diikat oleh antibodi. Penempelan ini akan memulai pseudopodia di sekitar
mikroba dan membran plasma akan ditarik mengelilinginya sehingga menyerupai zipper sampai
terbentuk vakuola (fagosom). Peristiwa ini berlangsung dalam beberapa menit dan kemudia granula
berpadu dengan fagosom untuk melepaskan isinya di sekeliling mikroorganisme.
30. TERBENTUK TURUNAN BARU
Terbentuknya turunan baru (perubahan genetik) - - Fusi sel
--- Kawin silang (a) Hibrida somatic
(a) Alamiah perbaikan generasi  monoclonal
(b) Perbiakan unggulan  Tanaman unggulan
- Paraseksual - Rekayasa genetic
(a) Konyugasi (a) Produksi protein bioaktif pada organisme lain
(b) Transformasi (insulin, vaksin)
(c) Transduksi (b) Protein engineering
- Mutasi - Transgenic
(a) Spontan (a)Perubahan gen fenotip dan produk baru
(b) Kimia - Terbentuknya turunan identik
(c) Sinar pengion (a) Vegetative memperbanyak diri identic alamiah
(b) Cloning organisme turunan unggulan yang
sama, unggulan produk baru

31. Bakteri Patogen yang Resisten thd suatu Obat (Gen Resisten)
Bakteri yang dapat menjadi resisten terjadi pada bakteri prokariotik. Pada bakteri resisten (gen
resisten) terdapat di plasmid (punya protein). Asal gen resisten adalah dari bakteri yang terbunuh oleh
antibiotik namun masih sensitif.
Pada dasarnya bakteri dapat dibunuh dengan menggunakan antibiotik. Namun, pada bakteri resisten (terdapat
gen resisten) tidak dapat dibunuh dengan anti biotik. Hal ini terjadi karena beberapa hal berikut :
 Karena gen resisten ada di plasmid
 Karena bakteri punya kemampuan untuk melindungi diri dari antibiotik dengan efluxpumps
 Karena membuat enzim supaya tidak dapat dihambat oleh antibiotik
Terdapat beberapa cara bakteri resisten memperbaiki diri, yatu :
 KONJUGASI
Punya kemampuan membentuk jembatan sitoplasma peprindahan plasmid perpindahan gen
resisten.
 TRANSFORMASI
Gen resisten yang masuk dari temannya yang mati  menjadi genom  resisten.
 TRANSDUKSI
 Melalui perantara bakteri (bakteriofage)  melalui viru yang masuk dari bakteri atu ke bakteri
lainnya.

32. Penghentian pengobatan dengan antibiotik sebelum habis, timbulkan resistensi?


Penyebaran resistensi pada mikroba dapat terjadi secara vertikal (diturunkan ke generasi berikutnya)
atau yg sering terjadi ialah secara horizontal dari suatu sel donor. Dilihat dari segi bagaimana resistensi
dipindahkan maka dapat dibedakan 4 cara, yaitu:
1. MUTASI. Proses ini terjadi secara spontan, acak, dan tidak tergantung dari ada atau tidaknya paparan
terhadap antimikroba. Mutasi terjadi akibat perubahan pada gen mikroba mengubah binding site
antimikroba, protein transpor, protein yang mengaktifkan obat, dan lain-lain.
2. TRANSDUKSI adalah kejadian dimana suatu mikroba menjadi resisten karena mendapat DNA dari
bakteriofag (virus yang menyerang bakteri) yang membawa DNA dari kuman lain yang memiliki gen
resisten terhadap antibiotik tertentu. Mikroba yang sering mentransfer resisten dengan cara ini ialah S.
aureus.
3. TRANSFORMASI, transfer resistensi terjadi karena mikroba mengambil DNA bebas yang membawa sifat
resisten dan sekitarnya. Transformasi sering menjadi cara transfer resistensi terhadap penisilin dan
pneumokokus dan Neisseria.
4. KONJUGASI, transfer yang resisten terjadi langsung antara dua mikroba dengan suatu jembatan yang
disebut pilus seks. Konjugasi adalah mekanisme transfer resistensi yang sangat penting dan dapat
terjadi antara kuman yang spesiesnya beda. Sifat resistensi dibawa oleh plasmid (DNA yang bukan
kromosom).
33. RESISTENSI PROTEIN

34. Toleransi Obat dan Hubungannya dengan Retikulum Endoplasma


Toleransi obat adalah peristiwa dimana dosis obat harus dinaikkan terus menerus untuk mencapai efek
terapeutik yang sama. Toleransi obat dapat disebabkan oleh metabolisme obat yang dilakukan oleh enzim yang
diproduksi dalam reticulum endoplasma, yaitu enzim sitokrom p450. Enzim ini memetabolisme obat dengan
cara mengubah struktur obat sehingga obat tersebut efeknya bisa meningkat atau melemah tergantung
metabolitnya (hasil metabolism) aktif atau tidak. Jika metabolitnya aktif, maka kadar obat di dalam plasma darah
lebih tinggi, tetapi jika tidak aktif maka kadar obat di dalam plasma menurun.

35. Resistensi Obat Malaria dan Antitumor, mutasi protein apa?

 Resistensi obat malaria adalah kemampuan dari parasit untuk terus hidup dalam tubuh manusia,
berkembang biak dan menimbulkan gejala penyakit meskipun telah diberikan pengobatan secara teratur
baik dengan dosis standart maupun dengan dosis yang lebih tinggi yang masih bisa ditolerir oleh pemakai
obat. Dalam konteks malaria dikenal Multidrug resistant (MDR) yaitu resistensi terhadap lebih dari satu
jenis obat antimalaria, yang sehari-hari dipakai dalam pengobatan malaria. MDR merupakan fenomena
resistensi Plasmodium terhadap obat antimalaria serta perlu diperhatikan.
 Resistensi parasit Plasmodium falciparum terhadap obat-obatan merupakan masalah di daerah endemik.
Di wilayah-wilayah endemik ini, peningkatan resistensi parasit terhadap obat-obatan yang ada
merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat malaria (2).
 Mutasi gen parasit berkaitan dengan target obat, karena dapat mempengaruhi konsentrasi obat
intraparasitik. Dalam percobaan resistensi secara in vitro mutasi gen pada parasit mempunyai hubungan
dengan marker molekuler
 Penyebab resistensi terutama adalah karena adanya mutasi pada gen-gen dari Plasmodium (3). Ada tiga
faktor yang mempengaruhi kecepatan terjadinya resistensi. Faktor tersebut adalah pertama: faktor
operasional misalnya dosis subterapik, kepatuhan inang yang kurang, kedua: faktor farmakologik dan
ketiga adalah faktor transmisi malaria, termasuk intensitas, drug pressure dan respon imun inang
(4).pada uji klinis. Mutasinya multipel, sangat kompleks dan terjadi secara terus menerus (5).
 Parasit P. falciparum mempunyai kecenderungan menjadi resisten terhadap obat antimalaria
dibandingkan spesies yang lain (6). Untuk mencegah atau untuk memperlambat laju resistensi.

Obat antimalaria dapat dikelompokkan menurut efek atau cara kerja obat pada parasit stadium
eritrositik. Beberapa mekanisme kerja dan target dari obat malaria yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti
pendahulu, antara lain:
1). Gangguan pencernaan hemoglobin dalam lisosom vakuola makanan (food vacuola) parasit. Obat golong-
an 4-aminokuinolin sangat esensial dalam mengganggu proses pencernaan hemoglobin oleh parasit dengan
jalan mengadakan interaksi dengan heme atau menghambat pembentukan hemozoin. Target baru obat
golongan ini adalah menghambat enzim plasmepsin dan enzim falcipain yang berperan dalam pemecahan
globin menjadi asam- asam amino. Hemozoin dan asam asam amino diperlukan untuk pertumbuhan
parasit, sehingga jika pembentukan dihambat maka parasit akan mati.
2). Gangguan pada jalur folat dalam sitoplasma parasit. Obat antimalaria Sulfadoxine Pyrimethamine (SP)
dan kombinasi baru chlorproguanil-dapsone (Lapdap) merupakan inhibitor kompetitif yang berperan dalam
jalur folat.
3). Pengantar proses alkilasi. Generasi obat dari artemisin menghasilkan radikal bebas yang berfungsi untuk
mengalkilasi membran parasit.
4). Fungsi mitokondria. Mitokondria merupakan target obat baru yang potensial. Kerja Atovaquone melalui
penghambatan reduktase sitokrom c menjadi dasar bersinergi dengan obat-obatan proguanil.
5). Apikoplas. Kerja obat antibiotik tetrasiklin di dalam apikoplast adalah dengan mengganggu translasi
protein

 Teori yang mendasari penggunaan


obat kombinasi untuk tuberkulosis,
leprosi, dan penularan HIV sudah
dikenal. Sekarang digunakan untuk
malaria (43).
 White menyatakan bahwa proses
pengobatan yang tidak lengkap juga
merupakan salah satu penyebab
Plasmodium menjadi kebal. Selain
penggunaan obat anti malaria yang
tidak tepat dan benar, variabel lain yang juga berpengaruh dalam meningkatkan kekebalan Plasmodium
misalnya karakteristik dari Plasmodium itu sendiri.
 Pengobatan kombinasi dilakukan bila sudah ada studi tentang pola resistensi di suatu daerah melalui
survei resistensi. Bila suatu obat sudah mengalami resistensi > 25% maka obat tersebut dianjurkan untuk
tidak digunakan. Tujuan dari terapi kombinasi adalah untuk meningkatkan efikasi antimalaria maupun
aktivitas sinergestik antimalaria dan memperlambat progresifitas resistensi parasit terhadap obat
antimalaria yang baru (9).

36. Insulin Receptor dan Glut pada Sel


Ketika makanan dicerna, maka perjalanan sepanjang saluran pencernaan di mana ia dipecah menjadi
komponen nutrisi dalam rangka untuk diserap ke dalam aliran darah. Salah satu nutrisi tersebut adalah
glukosa, gula sederhana. Glukosa akan diserap oleh lambung dan usus dan kemudian memasuki aliran darah.
Perjalanan melalui sirkulasi ke seluruh sel tubuh. Setelah diserap ke dalam aliran darah, glukosa beredar
menyebabkan tingkat gula darah meningkat. Tingkat peningkatan gula darah mengirim sinyal ke sel-sel beta
pankreas, yang merespon dengan mengeluarkan hormon insulin ke dalam sirkulasi. Insulin diperlukan glukosa
untuk mencapai dan digunakan oleh beberapa jaringan target penting di seluruh tubuh. Ini termasuk hati, otot,
dan jaringan adiposa. Insulin diperlukan untuk menjaga kadar glukosa darah stabil dalam tubuh. insulin
beredar berikatan dengan reseptor insulin spesifik yang terletak pada membran sel sel jaringan di seluruh
tubuh. Setelah mengikat, sinyal dikirim ke inti sel, memerintahkan untuk mengangkut glukosa saluran ke
permukaan sel. Saluran ini memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel. Glukosa memasuki sel melalui proses
yang disebut difusi difasilitasi.
Aspek penting dari kerja hormon insulin pada hepar adalah insulin akan menekan peran pelepasan
glukosa endogen dari hepar apabila kadar glukosa dalam darah meningkat sehingga kadar glukosa dalam darah
tidak bertambah banyak. Seperti kita tahu keadaan homeostasis (normal) glukosa tubuh juga turut
dipertahankan oleh hepar. Ketika kadar glukosa dalam darah menurun dari ambang normal maka hepar akan
melakukan proses glukoneogenesis dan glikogenolisis menghasilkan glukosa endogen yang dikeluarkan ke
dalam darah untuk meningkatkan kadarnya menuju batas normal. Apabila kadar glukosa dalam darah sudah
tinggi dan insulin terstimulasi untuk keluar maka kerjanya pada hepar menyebabkan hepar tidak
mensekresikan glukosa endogen lagi, sehingga kadar glukosa tidak bertambah tinggi.
Sintesis insulin dimulai dari bentuk preproinsulin (prekursor insulin) di retikulum endoplasma sel
beta pankreas. Dengan bantuan enzim peptidase maka preproinsulin akan dipecah menjadi proinsulin yang
kemudian dihimpun dalam gelembung gelembung sekresi (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali
lagi dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin akan diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang
siap disekresikan secara bersamaan melalui membran sel apabila diperlukan.
Produksi dan sekresi insulin oleh sel beta pankreas terutama dipengaruhi oleh meningkatnya kadar
glukosa darah. Ketika glukosa terdapat dalam darah, untuk dapat masuk ke sel melewati membran sel, glukosa
harus berikatan dengan senyawa lain sebagai kendaraan pembawanya. Senyawa ini disebut GLUT (Glucose
Transporter). Pada sel beta pankreas terdapat GLUT 2 yang diperlukan untuk membawa glukosa dalam darah
melewati membran sel dan masuk ke dalam sel. Proses tersebut merupakan langkah yang penting karena
selanjutnya glukosa yang masuk ke dalam sel beta pankreas akan mengalami glikolisis dan fosforilasi sehingga
menghasilkan ATP.
ATP yang dihasilkan dibutuhkan untuk mengaktivasi penutupan K channel yang terdapat pada
membran sel beta pankreas. Karena terjadi penutupan maka pengeluaran ion K ke luar sel menjadi terhambat
dan menyebabkan depolarisasi membran sel (karena perubahan muatan yang disebabkan oleh jumlah ion
yang keluar masuk sel melewati membran sel) yang diikuti oleh pembukaan
Ca channel. Pembukaan Ca channel menyebabkan ion Ca masuk ke dalam sel dan Ada Insulin cukup :
meningkatkan kadar ion Ca dalam sel. Kadar ion Ca dalam sel yang tinggi (dengan • Glukosa
mekanisme yang masih belum diketahui) merupakan suasana yang diperlukan oleh Transporte
sel beta pankreas untuk mensekresikan insulin. Insulin kemudian disekresikan ke r (GLUT)
dalam darah dan melakukan fungsi fisiologisnya. aktiv
Sel target Insulin : Hepar, Otot, Lemak • Glukosa
Sel penghasil insulin : Sel Beta Pankreas masuk

37. Insulin Resistance Syndrome (Obesity, Diabetes T2)


Diabetes T2 : Obesity :
1. Insulin Resistance 1. Gaya Hidup
2. Impaired insulin production, secretion 2. Aktivitas fisik
3. Increased hepatic glucose production 3. Stress
Sindrom resistansi insulin (bahasa Inggris: metabolic syndrome X, syndrome X, insulin resistance syndrome,
Reaven's syndrome, CHAOS, equine metabolic syndrome, IRS) adalam sindrom awal yang mengarah
pada penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus, yang disebabkan karena mutasi gen FATP4 dan
FATP1[1] yang berperan dalam difusiNEFA (bahasa Inggris: non-esterified fatty acid) dan aktivitasnya sebagai ko-
enzim acyl-coenzyme A synthase pada metabolisme asam lemak.[2]. Kofaktor penyebab yang lain adalah:
 tertekannya ekspresi CD14 yang mengatur rasio plasma liposakarida dan disfungsi endotelial (level sICAM-
1).[3]
 tingginya rasio CCL2, sebuah adipokina yang disekresi pada pertumbuhan jaringan adiposa juga
merupakan kemokina yang dapat menyulut radang akut berkepanjangan pada jaringan adiposa dan
menginduksi resistansi jaringan terhadap insulin.[4]
Pendapat yang menyebutkan tingginya rasio plasma lemak darah sebagai faktor penyebab IRS, adalah
keliru.[5] IRS lebih lanjut akan menginduksi hiperinsulinemia, dan rasio insulin yang tinggi dalam sirkulasi darah
akan menggeser keseimbangan rasio apolipoprotein dan komposisi lipoprotein, yang kemudian akan
menyebabkan penyakit kardiovaskular[6] dan tekanan darah tinggi.[7] Pada IRS ditemukan penurunan laju reaksi
oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.[8]

38. Vitamin C Transporter


Vitamin C adalah antioksidan spektrum yang sangat penting bagi manusia, yang tidak dapat
mensintesis vitamin dan harus mendapatkannya dari sumber makanan. Ada dua bentuk vitamin K penting
secara biologis, bentuk tereduksi, asam askorbat, dan bentuk teroksidasi, asam dehydroascorbic. Vitamin C
memberikan sebagian besar fungsi biologisnya secara intraseluler dan diakuisisi oleh sel dengan partisipasi
transporter membran tertentu. Ini adalah masalah sentral karena bahkan pada spesies yang mampu
mensintesis vitamin C, sintesis dibatasi pada hati (dan pankreas) yang didistribusikan ke
organisme. Kebanyakan sel mengekspresikan dua sistem transporter yang berbeda untuk vitamin C; sistem
transporter dengan spesifisitas mutlak untuk asam askorbat dan sistem kedua yang menunjukkan spesifisitas
mutlak untuk asam dehydroascorbic. Transporter asam dehydroascorbic adalah anggota keluarga GLUT
transporter glukosa fungisida, yang setidaknya tiga isoform, GLUT1, GLUT3 dan GLUT4, adalah transporter
asam dehydroascorbic. Asam askorbat diangkut oleh keluarga transporter sodium-coupled SVCT, dengan dua
isoform molekul kloning, transporter SVCT1 y SVCT2, yang menunjukkan sifat fungsional dan sel diferensial dan
ekspresi jaringan yang berbeda. Pada manusia, pemeliharaan kebutuhan vitamin C harian rendah dicapai
melalui sistem yang efisien untuk mendaur ulang vitamin yang melibatkan dua keluarga pengangkut vitamin C.

39. Telomer pada sel kanker/tumor, Cell aging, Pertumbuhan tumor (telomerase)
Pada sel normal, saat membelah setiap duplikasi atau replikasi, telomere memendek dikarenakan
terbaginya telomere menjadi 2 bagian dalam sel. Jika telomer dalam sel normal membelah secara terus
menerus, maka telomer akan habis sehingga sel berhenti membelah dan mati/rusak. Karena syarat sel
membelah adalah adanya telomer di dalam nukleus. Semakin pendek telomer, maka akan terjadi proses
penuaan (CELL AGING). Sedangkan telomer pada sel kanker/tumor dapat memanjang telomernya sendiri,
sehingga sel tumor/kanker dapat terus membelah tanpa berhenti (TELOMERASE).
Telomerase adalah suatu enzim yang menambahkan urutan DNA berulang ("TTAGGG" pada semua
vertebrata) di ujung 3' utas DNA pada bagian telomer, yaitu bagian ujung kromosom eukariota. Telomer
mengandung bahan DNA rapat dan memberikan kestabilan pada kromosom. Enzim ini tergolong transkriptase
balik (reverse transcriptase) yang membawa molekul RNA-nya sendiri, yang selanjutnya digunakan sebagai
cetakan sewaktu mengulur telomer, yang memendek setiap siklus replikasi.
Dalam penelitian terbaru, ilmuwan menemukan hubungan yang jelas antara manusia berumur 100 tahun
dengan enzim hiperaktif yang bisa memperbaiki sel-sel. Peneliti mengatakan penemuan ini dapat digunakan
untuk anti penuaan.
Manusia yang berumur 100 tahun atau lebih secara efektif memiliki mekanika tubuh yang terus
menerus melakukan perbaikan fungsi tubuh agar bisa tetap bekerja. Dibandingkan dengan manusia normal
yang sel-sel tubuhnya memiliki pusat kendali yang terkait dengan waktu.
40. Exosome
Exosom adalah vesikel yang diturunkan dari sel yang hadir dalam banyak dan mungkin semua cairan
eukariotik, termasuk media darah, urin, dan biakan kultur sel. [1] [2] Sub-jenis exosom, yang didefinisikan
sebagai matriks nikel bertekanan matriks (MBVs), dilaporkan hadir dalam bioscaffolds matriks ekstraselular
(ECM) (tidak cairan). [3] Diameter exosom yang dilaporkan adalah antara 30 dan 100 nm, yang lebih besar dari
low-density lipoprotein (LDL) namun jauh lebih kecil dari, misalnya sel darah merah. Exosom dilepaskan dari
sel ketika tubuh multifilik menyatu dengan membran plasma atau dilepaskan langsung dari membran plasma.
[4] Bukti menumpuk bahwa exosom memiliki fungsi khusus dan memainkan peran kunci dalam proses seperti
koagulasi, sinyal interselular, dan pengelolaan limbah. [1] Akibatnya, ada minat yang tumbuh dalam aplikasi
klinis dari exosom. Exosom berpotensi digunakan untuk prognosis, terapi, dan sebagai biomarker untuk
kesehatan dan penyakit.

41. Vault Particles


Vault particles adalah nanopartikel berbentuk barrel yang ditemukan di sitoplasma sel
mamalia. Sel manusia mempunyai ribuan sampai 100.000 an partikel per sel. Vault particles bisa
digunakan untuk kendaraan yang mengedarkan obat ke seluruh tubuh. Vault particles dapat dibentuk
oleh penggabungan +- 78 major vault protein (MVP). Beberapa aspek yang menyebabkan vault particles
efektif untuk membawa obat ke seluruh tubuh :

1) Ukuran partikel <100nm yang kecil tidak mudah terhambat di ginjal atau hati
2) Ada ruangan yang besar untuk menampung partikel – partikel obat didalamnya
3) Bagian luar vault protein kebal terhadap protease (enzim yg menguraikan protein)
4) Biodegradable dan hasil penguraiannya tidak merangsang sistem imun.

42. Aquaporin, Diabetes Insipidus, Obesity


 Aquaporin dan Diabetes Insipidus
Aquaporin ini sangat selektif untuk transport air. Ada beberapa jenis aquaporin yang
disebut sebagai aquaglyceroporin yaitu dapat melewati air dan gliserol.Sampai saat ini ada
sebelas aquaporin mamalia yang dapat diidentifikasi dan paling tidak terkarakterisasi sebagian.
Di ginjal ada beberapa aquaporin yang berperan dalam pengaturan transport air.
Mekanisme pengaturan reabsorbsi air oleh AQP2 di duktus koligentes dimulai dengan
adanya suatu rangsangan yang mengakibatkan disekresinya VP oleh hypothalamus posterior yang
kemudian akan mengikat reseptor V2 yang berada pada membran basolateral sel utama duktus
koligentes. Reseptor V2
merupakan reseptor yang mengikat protein G, maka pengikatan dengan VP akan
mengaktifkan protein Gs yang kemudian mengaktifasi adenylyl cyllase untuk mengubah ATP
menjadi cAMP sebagai second messenger yang seterusnya akan mengaktifkan PKA untuk
fosforilasi AQP2 sehingga akan terjadi translokasi dari sitoplasma menuju membrane apical
dan akhirnya AQP2 terekspresi di zembrane apical dan terjadi reabsorbsiair yang meningkat.
Permeabilitas air pada duktus koligentes diatur oleh VP melalui mekanisme membrane shuttle
(Brown, 2003), yaitu mengatur redistribusi vesikel intraseluler menuju lapisan apical dari sel
utama dimana AQP2 mengalami translokasi antara membran apikal dan endosom
subapikal. Lalu lintas intraselluler dari AQP2 diatur oleh VP melalui short-term exocytosis menuju
membrane plasma, di mana mekanisme biosintetik jangka panjang teraktivasi antara lain oleh
respon terhadap haus yang lama
 Aquaporins dan Obesitas

Aquaporin digunakan sebagai modulator yang baru tentang adipocyte. Seperti yang telah kita ketahui,
adipocyte merupakan jaringan pada bagian tubuh yang berhubungan erat dengan masalah kegemukan. Dalam
hal ini, aquaporin, subfamili aquaglyceroporins (aquaporin-7), berperan dalam permeabilitas gliserol yang
ukuran molekulnya lebih kecil dari molekul air sehingga kadarnya dalam sel bisa seimbang sejalan dengan
penyeimbangan cairan dalam sel.
Hal tersebut dapat terhambat jika gen pengode protein ini terjadi mutasi sehingga beberapa bagian
gennya rusak, yang menyebabkan asam amino penyusunnya dapat berubah. Hal ini mengakibatkan struktur
fungsional proteinnya bisa berubah sehingga memengaruhi permeabilitas gliserol. Dengan begitu, ukuran sel
adypocite bisa meningkat yang menyebabkan terjadinya kegemukan melalui penumpukan gliserol di dalam sel
karena molekul tersebut tidak dapat meninggalkan sel.
Dalam jangka waktu yang lama akan terjadi penumpukan yang serius. Kehilangan fungsi aquaporin-7
berpengaruh pada kepekaan hormon insulin yang memungkinkan terjadi perubahan kadar gula dalam darah.
Lebih jauh lagi ia bisa berhubungan dengan diabetes.
Salah satu analisanya adalah dengan sinyal intraseluler. Khususnya, pada adypocite dan sel otot vaskular
yang berhubungan dengan hipertensi serta kardiovaskular (organ yang berperan dalam homeostatis tubuh
untuk menyeimbangkan konsentrasi gula darah).
Secara molekular, gen yang resisten yang memengaruhi kegemukan dan Peningkatan Ukuran Aquaporin dan
Hilangnya Fungsi Aquaporin - 7
mutasi gen pengode aquaporin teregenerasi dalam transformasi genetik
(transkripsi dan translasi) sehingga mengode protein yang membentuk struktur
sel adipocyte dengan aquaporin yang berubah fungsinya.
Obesitas
Nah, dari hal yang telah dipaparkan di atas cukup mudah untuk
menghindari kegemukan. Salah satu usaha yang paling efektif dan efisien adalah
dengan banyak meminum air putih (air murni) dan menghindari makanan yang
Diabetes
mengandung zat aditif yang dapat meningkatkan risiko kerusakan gen sehingga
struktur dan fungsi proteinnya berubah, dalam hal ini aquaporin.

43. Epigenetic

- Epigenetik adalah ilmu yang mempelajari perubahan atau modifikasi genom tanpa mengubah DNA atau kode
genetik.
- Epigenetik adalah modifikasi eksternal DNA yang mengaktifkan atau menonaktifkan gen. Modifikasi ini tidak
mengubah urutan DNA, tetapi sebaliknya, mereka mempengaruhi bagaimana sel membaca gen.
- Contoh epigenetik adalah metilasi DNA. Dimana DNA mengalami penambahan gugus metil, yang mencegah
gen tertentu untuk diungkapkan.
- Perubahan epigenetik dilakukan untuk mempengaruhi struktur fisik DNA tanpa mempengaruhi urutan
pasangan basa pada kompleks DNA. Jenis perubahan tersebut
dapat berupa penambahan atau menghapus unsur kimia untuk
mempengaruhi bagaimana gen-gen tertentu diekspresikan.
-Perubahan epigenetik juga bisa memodifikasi senyawa histon.
Histon adalah protein yang dilingkupi molekul DNA. Untai DNA
membungkus di sekitar histon untuk mengecilkan ukuran.
Perubahan epigenetik dapat menyebabkan histon mengendur
dan DNA menjadi lebih mudah diakses enzim dan protein
untuk membaca dan mengekspresikan gen tertentu.
- Epigenetik adalah alasan mengapa sel kulit terlihat berbeda
dari sel otak atau sel otot. padahal ketiga sel tersebut
mengandung DNA yang sama, tetapi gen mereka disajikan
secara berbeda (“On” atau “off”), yang menciptakan jenis sel
yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai