A Tahap Interfase
B Tahap Kariokinesis
Kariokinesis adalah tahap pembelahan inti sel. Tahap ini terdiri dari fase atau tahap-tahap yang lebih rinci
sebagai berikut :
Profase
Metafase
Metafase merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap-tahap ini, kromosom bergerak ke
bidang akuator benang spindel (bidang pembelahan). Kromosom terikat pada benang spindel melalui
sntromer. Kromosom terletak di bidang ekuator dengan tujuan agar pembagian jumlah informasi DNA
yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru benar-benar rata dan sama jumlahnya.
Anafase
Anafase juga merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap ini masing-masing sentromer
yang mengikat kromatid membelah bersamaan. Kromatid bergerak menuju kutub pembelahan.
Kromatid dapat bergerak ke arah kutub pembelahan karena terjadinya kontraksi benang spindel. Pada
saat kontraksi, benang spindel memendek kemudian menarik kromatid menjadi dua bagian ke dua
kutub yang berlawanan. Tahap anafase menghasilkan salinan kromosom berpasangan (1c,2n).
Telofase
Pada tahap ini kromatid telah disebut kromosom. Membran inti mulai terbentuk dan nukleolus
kembali muncul. Kromosom membentuk benang-benang kromatin. Selanjutnya, pada tahap telofase
akhir terjadi pembelahan sitoplasma dengan proses yang disebut sitokinesis.
C. Sitokinesis
adalah proses terakhir dalam pembelahan sel, tapi itu hanya mungkin
setelah selesainya mitosis. Sel merambat dengan membuat klon dari
diri mereka sendiri. Clone disebut sel anak. Setelah sel anak yang dihasilkan
harus terpisah dari sel asli. Di sinilah sitokinesis memainkan peran kuncinya.
Sitokinesis Sel Hewan
Pada sel-sel hewan, cincin serat terdiri dari protein aktin mengelilingi pusat
sel. Ketika mengikat cincin ini, seperti otot, mencubit dari sel anak baru,
meninggalkan dua sel terpisah. Proses ini disebut sitokinesis, atau simulasi
sitoplasma untuk memisahkan.
Sitokinesis Sel Tanaman
Sel tumbuhan dilindungi oleh dinding sel yang kaku, sehingga mereka
memerlukan bantuan ekstra untuk membuat pembagian akhir. Selama sitokinesis organel yang disebut
aparat Golgi melepaskan vesticles yang membentuk plat sel. Pelat ini membagi dua sel baru dan tumbuh
keluar untuk membentuk dinding sel di sekitar sel anak baru.
Mitosis
Mitosis adalah proses yang harus terjadi sebelum sitokinesis dapat dimulai. Mitosis dimulai dengan interfase,
ketika sel mempersiapkan untuk membuat salinan yang sendiri. Kromatin sel, substansi yang membentuk
kromosom, mulai mengembun di profase. Pada prometaphase dan metafase kromosom terpisah dan
menyesuaikan diri di tengah sel menggunakan spindle. Anafase dan telofase adalah akhir dua fase mitosis
yang mengarah ke sitokinesis.
Kesalahpahaman
Meskipun sitokinesis tidak bisa berlangsung tanpa mitosis, itu bukan salah satu fase mitosis. sitokinesis
adalah prosesnya sendiri karena tidak memiliki akibat langsung dari proses metabolisme mitosis.
2. MEIOSIS
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari
kromosom sel induknya, yaitu n. Dalam meiosis, sel yang berisi jumlah diploid kromosom diubah menjadi
empat sel, masing-masing memiliki jumlah kromosom haploid. Dalam sel manusia, misalnya, sel reproduksi
yang mengandung 46 kromosom menghasilkan empat sel, masing-masing dengan 23 kromosom.
Meiosis terjadi dengan serangkaian langkah-langkah yang menyerupai langkah-langkah mitosis. Dua fase
utama meiosis terjadi: meiosis I dan meiosis II. Selama meiosis I, satu sel membelah menjadi dua. Selama
meiosis II, dua sel masing-masing membagi lagi. Tahapan demarkasi sama mitosis terjadi dalam meiosis I dan
meiosis II.
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, pertama, kromosom sel sebagai duplikat dan meneruskan
menjadi dua sel. Kromosom dari dua sel kemudian memisahkan dan meneruskan menjadi empat sel anak. Sel
induk memiliki dua set kromosom dan diploid, sedangkan sel anak memiliki satu set kromosom masing-masing
dan haploid. Sinapsis dan pindah silang terjadi di tahap Profase I.
Gambar 1 Proses meiosis, di mana empat sel haploid terbentuk.
Para anggota masing-masing pasangan kromosom dalam sel disebut kromosom homolog. kromosom
Homolog yang serupa tetapi tidak identik. Mereka dapat membawa versi yang berbeda dari informasi genetik
yang sama. Sebagai contoh, satu homolog kromosom dapat membawa informasi untuk rambut pirang
sedangkan homolog kromosom lain mungkin membawa informasi untuk rambut hitam.
Ketika sel mempersiapkan untuk memasuki meiosis, masing-masing kromosom yang telah diduplikasi, seperti
pada mitosis. Setiap kromosom sehingga terdiri dari dua kromatid.
Meiosis I
Pada awal meiosis 1, sel manusia mengandung 46 kromosom, atau 92 kromatid (jumlah yang sama
seperti selama mitosis). Meiosis I berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Profase I: Profase I adalah serupa dalam beberapa cara untuk profase pada mitosis. Kromatid memperpendek
dan menebal dan menjadi terlihat di bawah mikroskop. Perbedaan yang penting, bagaimanapun, adalah
bahwa proses yang disebut sinapsis terjadi. Proses kedua disebut pindah silang juga berlangsung selama
profase 1.
Selama profase 1, dua kromosom homolog datang dekat satu sama lain. Karena setiap kromosom homolog
terdiri dari dua kromatid, sebenarnya ada empat kromatid sejajar berdampingan satu sama lain. Ini kombinasi
dari empat kromatid disebut tetrad, dan datang bersama-sama adalah disebut proses sinapsis.
Setelah sinapsis telah terjadi, proses pindah silang terjadi. Dalam proses ini, segmen DNA dari satu
kromatid dalam tetrad lolos ke kromatit lain dalam tetrad tersebut. pertukaran segmen kromosom Ini
berlangsung secara kompleks dan kurang dipahami. Mereka menghasilkan kromatid genetik baru. Pindah
silang merupakan pendorong penting evolusi. Setelah pindah silang telah terjadi, empat kromatid dari tetrad
yang secara genetik berbeda dari aslinya kromatid yang empat.
Metafase I: Dalam metafase I meiosis, tetrad menyelaraskan pada pelat Ekuatorial (seperti pada mitosis).
Sentromer menempel serat gelendong, yang membentang dari kutub sel. Satu sentromer menempel per serat
spindle.
Anafase I: Pada anafase 1, kromosom homolog terpisah. Satu homolog kromosom (terdiri dari dua kromatid)
bergerak ke salah satu sisi sel, sedangkan kromosom homolog lainnya (yang terdiri dari dua kromatid)
bergerak ke sisi lain dari sel. Hasilnya adalah bahwa 23 kromosom (masing-masing terdiri dari dua kromatid)
pindah ke salah satu tiang, dan 23 kromosom (masing-masing terdiri dari dua kromatid) pindah ke kutub yang
lain. Pada dasarnya, jumlah kromosom sel dibelah dua. Untuk alasan ini prosesnya adalah pengurangan-
pembelahan.
Telofase I: Dalam telofase I meiosis, inti mereorganisasi, kromosom menjadi kromatin, dan pembagian
sitoplasma menjadi dua sel berlangsung. Proses ini terjadi secara berbeda dalam sel tumbuhan dan hewan,
seperti pada mitosis. Setiap sel anak (dengan 23 kromosom masing-masing terdiri dari dua kromatid)
kemudian memasuki interfase, di mana tidak ada duplikasi DNA. Periode interfase mungkin singkat atau
sangat lama, tergantung pada spesies organisme.
Meiosis II
Meiosis II adalah subdivisi utama kedua dari meiosis. Hal ini terjadi pada dasarnya cara yang sama
seperti mitosis. Pada meiosis II, sel yang berisi 46 kromatid yang mengalami pembelahan menjadi dua sel,
masing-masing dengan 23 kromosom. Meiosis II berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut:
Profase II: Profase II mirip dengan profase mitosis. materi kromatin Mengembun, dan setiap kromosom
mengandung dua kromatid yang melekat pada sentromer. 23 pasang kromatid, total 46 kromatid, kemudian
pindah ke piring Ekuatorial.
Metafase II: Dalam metafase II dari meiosis, 23 pasang kromatid berkumpul di tengah sel sebelum pemisahan.
Proses ini identik dengan metafase pada mitosis.
Anafase II: Selama anafase II dari meiosis, sentromer membagi, dan 46 kromatid menjadi dikenal sebagai 46
kromosom. Kemudian 46 kromosom terpisah satu sama lain. Serat gelendong melakukan migrasi kromosom
dari setiap pasangan untuk satu kutub dari sel dan anggota lain dari pasangan ke tiang lainnya. Secara
keseluruhan, 23 kromosom pindah ke masing-masing tiang. Kekuatan dan perlekatan yang beroperasi dalam
mitosis juga beroperasi di anafase 11.
Telofase II: Selama telofase II, kromosom berkumpul di kutub sel dan menjadi tidak jelas. Sekali lagi, mereka
membentuk massa kromatin. Selubung nukleus berkembang, nukleolus muncul kembali, dan sel mengalami
sitokinesis seperti pada mitosis.
Selama meiosis II, setiap sel mengandung 46 kromatid menghasilkan dua sel, masing-masing dengan 23
kromosom. Awalnya, ada dua sel yang mengalami meiosis II, sehingga hasil dari meiosis II adalah empat sel,
masing-masing dengan 23 kromosom. Masing-masing dari empat sel adalah haploid, yaitu, setiap sel berisi
satu set kromosom.
23 kromosom dalam empat sel dari meiosis tidak identik karena pindah silang telah terjadi di profase 1. Ini
pindah silang menghasilkan variasi sehingga masing-masing empat sel yang dihasilkan dari meiosis berbeda
dari tiga lainnya. Dengan demikian, meiosis menyediakan mekanisme untuk memproduksi variasi dalam
kromosom. Juga, itu menyumbang pembentukan empat sel haploid dari sel diploid tunggal.
3. PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS
No Mitosis Meiosis
1 Terjadi satu kali pembelahan Terjadi dua kali pembelahan
2 Menghasilkan dua sel anak Menghasilkan 4 sel anak
3 Sel anak sama secara genetik Sel anak tidak sama secara genetik
4 Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah Jumlah kromosom sel anak sama dengan
kromosom sel induk. Rumus { 2n} setengah kromosom sel induk. Rumus
Bersifat diploid { 1n }
Bersifat haploid
5 Terjadi di sel tubuh Terjadi di organ reproduksi
{ tempat pembentukan sel kelamin }
6 Berfunsi untuk perbanyakan sel, pertumbuhan, Berfungsi untuk membentuk sel kelamin.
perbaikan/regenerasi , dan reproduksi aseksual.
7 Terdiri dari tahap : Profase >Metafase >Anafase Terdiri dari tahap :
>Telofase >Interfase 1. Meiosis I : Profase l >Metafese l >Anafase l
> telofase l
2. Meiosis ll : Profase ll> Metafase ll > Anaase
ll
> Telofase ll
Tanpa Interfase
Sumber Mutasi:
1. Mutasi Alami (Sinar UV, Sinar Radioaktif)
2. Mutasi Buatan ( Terapi, Deteksi penyakit, Senjata Nuklir, Televisi, Pemakaian bahan kimia, biologi,
fisika)
Contoh mutasi berdasarkan bahan penyebabnya:
1. Bahan Fisika, adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :
Sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K, Radiasi
sinar X,
Alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi.
Sinar Ultraviolet membawa energi yang sangat besar. Energi yang dihantarkan diserap oleh DNA yang
dapat menyebabkan eksitasi elektron pada basa nitrogen. Contoh mutasi dari sinar UV adalah mutasi pigmen
kulit (melanin) menjadi melanorma (kanker kulit).
Sinar Radioaktif, Seperti uranium dan radium yang masuk ke dalam tubuh dapat mengubah susunan
gen dan kromosom
2. Bahan Kimia, adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :
Pestisida, seperti DDT, BHC, dan senyawa Eosin, eritrin dan fluoresen, Peroksida organik, Fe dan Mg,
Formaldehide, Asam nitrit, natrium nitrit, Antibiotik, Glikidol, Kolkisin
Agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat memberikan gugus alkil
yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat mengganggu replikasi DNA.
Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat menyerang sitosina DNA
dan urasil pada RNA.
3. Bahan Biologi, adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup.
Mikroorganisme berupa virus, bakteri, dan penyisipan DNA.
Tidak kurang dari 20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang
mampu mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya yaitu DNA.
-Dampak Mutasi:
Jika terjadi di sel soma (sel vegetatif) menimbulkan kanker.
Jika terjadi di sel generatif hasil mutasi diturunkan
Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka akibatnya:
1. Teratogen (cacat sejak lahir),
2. Beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian).
Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam
suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi dapat muncul turunan baru yang
sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.
Pengaruh negatif mutasi buatan :
Poliploid umumnya gagal menghasilkan keturunan secara generatif.(tetap menguntungkan bila diperbanyak
secara vegetatif.)
Manfaat Pengetahuan Mutasi:
Bidang Pertanian - Tanaman Polipoid
Tanaman Poliploid (dengan Kolkisin) = Buah besar, kandungan gizi tinggi, biji steril, terapi pertumbuhan lambat.
Bidang Kedokteran - Sinar X, Sinar α
o Sinar X menghambat perkembangan dan membunuh sel tumor
o Sinar α --> berasal dari logam kobalt radioaktif. Digunakan dalam menghancurkan sel yang tidak diinginkan,
seperti sel mutan atau tumor.
Berdasarkan Jenis Materi Genetik:
Mutasi Genetik
Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen.
* Mutasi gen terjadi pada susunan kimianya (DNA).
• Struktur kimia gen berubah --> fungsinya berubah.
• Gen yang mengalami mutasi pada sel-sel tubuh (sel somatis) perubahan diturunkan ke sel anakan melalui
pembelahan mitosis.
• Bila gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada
keturunannya.
2. Euploid (eu = benar, ploid = unit), menyebabkan kelebihan atau kekurangan 1 atau lebih set kromosom
- Monoploid (n)
- Triploid (3n)
- Tetreploid (4n)
- Poliploid (4n lebih)
- Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik (dalam bentuk
urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan lebih jauh lagi: fenotipe. Informasi
yang dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila tidak
diekspresikan menjadi fenotipe.
3. Sel Hidup Normal dan Tidak Normal (tumor) serta Kematian Sel (apoptosis, Nekrosis)
Sel Normal : Melakukan pembelahan sel mitosis dan meiosis dengan kadar yang terkontrol.
Sel Tidak Normal (Tumor) : Melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali
b. Apoptosis
Kematian sel yang terprogram yang dirancang tubuh untuk menghilangkan populasi sel yang
tidak diinginkan. Biasanya disebut “ aksi bunuh diri “.
Proses fisiologik dan patologisnya meliputi :
-Kerusakan sel terprogram selama embryogenesis seperti terjadi pada implantasi, organogenesis dan
terjadinya involusi.
-Delesi sel pada populasi yang berproliferasi seperti epitel kripta usus / kematian sel pada tumor
-Kematian sel oleh sel T sitotoksik
-Rangsangan cedera ringan ( panas, radiasi, obat kanker sitotoksik ) yang menyebabkan kerusakan
DNA.
Gambaran morfologi dari apooptosis meliputi :
a. Pengerutan sel
b. Kondensasi dan fragmentasi kromatin
c. Terbentuk gelembung-gelembung sitoplastik dan badan-badan apoptotic
d. Fagositosis sel-sel sehat ( makrofag ) di sekitarnya dengan tidak melibatkan proses inflamasi
Nekrosis Apoptosis
a. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat
tumbuh menjadi individu baru yang utuh bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk
ber-totipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
b. Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk individu baru.
c. Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa (bersifat terbatas).
HUBUNGANNYA DENGAN KASUS: SATU OVUM DAPAT MENJADI TIGA ANAK KEMBAR IDENTIK
Kembar identik terjadi ketika sel telur tunggal (ovum) terbuahi dan membentuk satu zigot
(monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua
embrio berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Dalam kasus tertentu, zigot dapat membelah
menjadi lebih dari dua bagian, contohnya tiga. Masing-masing embrio tersebut memiliki potensi yang sama
untuk tumbuh menjadi individu baru (totipotensi), oleh karena itulah lahir bayi kembar tiga.
2. Protein
3. Kolesterol
Konsenstrasi kolesterol yang terdapat pada membrane plasma lebih sedikit dibandingkan dengan
konsentrasi kolesterol yang terdapat pada membran reticulum endoplasma.
- SINTESIS KOLESTEROL
Biosintesis kolesterol yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma melibatkan sejumlah enzim.
Enzim-enzim tersebut ada dalam bentuk enzim terlarut, dan yang lain dalam bentuk enzim yang terikat pada
membran. Tahap-tahap sintesis ditunjukkan pada gambar 8.15. Pada gambar 8.15 diatas, menunjukkan bahwa
kolesterol disintesis dari asetat dan secara bertahap menghasilkan _-hidroksi-_-metilglutaril coenzim A (HMG-
CoA). HMG-CoA selanjutnya diubah menjadi mevalonat dengan bantuan enzim HMG-CoA reduktase yang
merupakan enzim terikat membran. Mevalonat selanjutnya diubah secara bertahap menjadi Fernesyl
pirofosfat.
Semua enzim yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Fernesyl pirofosfat. Semua enzim
yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Farnesyl pirofosfat merupakan enzim-enzim terlarut.
Farnesyl pirofosfat selanjutnya diubah menjadi squalen dengan bantuan squalen sintetase. Enzim squalen
sintetase merupakan enzim yang terikat membran. Squalen sintetase selanjutnya diubah secara bertahap
menjadi kolesterol. Semua enzim yang membantu dalam proses perubahan squalen menjadi kolesterol
merupakan enzim-enzim yang terikat membran.
4. Lipid
Pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid merupakan
lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran. Fosfolipid berperan untuk membentuk
membran disebabkan oleh struktur molekulnya.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik
maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung fosfat, molekul fosfat ini bersifat hidrofilik
(dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air).
Singkatnya:
Fluid mosaic : bagaimana membrane sel terbentuk dari lipid belayed dan protein.
Fosfolipida : gabungan dari lipid dengan fosfat. Fosfolipid bersifat esensial bagi sel karena
merupakan penyusun membrane sel. Fosfolipid mirip dengan molekul lemak namun hanya memiliki
dua asam lemak yang melekat pada gliserol. Kedua ujung fosfolipid menunjukkan perilaku yang
berbeda terhadap air. Ekor hidrokarbon bersifat hidrofob terhadap air sedangkan gugus fosfat dan
molekul yang melekat pada gugus ini yang membentuk kepala hidrofilik terhadap air. Adapun fungsi
dari fosfolipid adalah sebagai pembatas sel dengan lingkungannya. Fungsi ini dapat dilakukan karena
membrane bersifat hidrofobik, sekaligus memperkenankan difusi molekul air, oksigen, dan
karbondioksida.
Protein : Semua protein membrane memiliki satu kesamaan, yaitu bahwa mereka semua yang
berhubungan dengan membrane.
a) Protein membrane Integral atau intrinsic memiliki satu atau lebih domain yang tertanam
dalam membran. Protein ini sering membentuk saluran atau pori-pori melalui membrane.
Bagian protein yang menembus membrane bersifat hidrofob, sedangkan yang menyembul di
permukaan bersifat hidofil.
b) Protein membrane perifer dapat dikaitkan dengan permukaan sitosol atau permukaan
exoplasmic (ekstraseluler). Mereka yang di sitosol bisa menjadi bagian dari sitoskeleton atau
bantuan dalam transduksi sinyal.
Kolesterol : merupakan komponen membrane pada sel hewan. Kolesterol merupakan turunan
asam lemak berantai karbon siklik, sehingga sangat hidrofobik. Kolesterol sangat berperan penting pada
fluiditas membrane. Pada temperature tinggi, kolesterol menjaga membrane agar tidak terlalu fluid
dan menjadikan membrane kurang permeable terhadap molekul kecil dengan ikatannya terhadap
interaksi antar ikatan asam lemaknya. Begitu pula sebaliknya, dengan interaksi antar ikatan asam lemak
tersebut pada temperature yang sangat rendah kolesterol mencegah membrane dari kekakuan.
B. Protein membrane
Membran plasma mengandung molekul selain fosfolipid, terutama lemak dan protein lainnya. Molekul-
molekul hijau pada Gambar di bawah, misalnya, adalah kolesterol lipid. Molekul kolesterol membantu
membran plasma mempertahankan bentuknya. Banyak protein dalam membran plasma membantu zat lain
menyebrangi membran.
- Membran plasma
Membran plasma juga mengandung beberapa jenis protein.
Protein membran adalah molekul protein yang melekat, atau berhubungan
dengan, membran sel atau organel. Protein membran dapat dimasukkan ke
dalam dua kelompok berdasarkan bagaimana protein dikaitkan dengan membran.
b. Transpor aktif
Difusi
Difusi pada membran sel.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang
ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata
atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan
molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi
yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah
lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,yaitu:[1]
Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin
cepat pula kecepatan difusinya.[2]
Difusi yang dilakukan oleh sel hidup contohnya adalah peristiwa masuknya O2 dan keluarnya CO2
Transport pasif merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien konsentrasinya, yaitu
molekul berpindah dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi rendah (sesuai dengan gradien konsentrasi)
melalui lapisan lipid bilayer, channel protein (protein kanal) ataupun carrier protein (protein pembawa) dan
tidak ada energi metabolik yang terlibat.
Jenis transport pasif:
- Difusi
Difusi adalah transport membran yang paling sederhana, dimana zat bergerak bebas melalui lapisan
lipid bilayer tanpa bantuan protein transport membran, bergerak melintasi membran dengan
sederhana atau secara langsung.
- Difusi Difasilitasi (Terbantu)
Dalam proses ini, protein transport membran (protein membran integral) mempermudah terjadinya
difusi. Protein transport membran dapat berupa channel protein (protein kanal) atau carrier protein
(protein pembawa).
1. Protein kanal
Membentuk pori/kanal pada lipid bilayer, ketika pori terbuka molekul-molekul (terutama ion-ion yang
sulit ditranspor) melewatinya dari luar sel ke dalam sel atau sebaliknya.
2. Protein pembawa (carrier) = permease = transporter
Mengikat molekul yang akan dibawanya kemudian mengalami perubahan konformasi sehingga
akhirnya dapat memindahkan molekul tersebut dari luar sel ke dalam sel atau sebaliknya.
*Transport melalui protein kanal lebih cepat dibandingkan dengan protein pembawa.
- Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan zat, molekul, atau partikel pelarut dari yang lebih encer ke yang
lebih pekat, dengan tidak menggunakan energi melalui membran semi permeabel. Selama osmosis,
molekul air melewati membran plasma dalam dua cara yaitu dengan bergerak melalui lipid bilayer, atau
dengan bergerak melalui aquaporin (protein membran integral yang berfungsi sebagai saluran air).
Transport aktif adalah jenis transport membran sel yang memerlukan energi dalam aktivitasnya. Energi yang
digunakan di dalam transport aktif adalah ATP atau adenosin trifosfat. ATP merupakan energi kimia tinggi yang
dihasilkan dari proses respirasi sel. Sifat utama transport aktif ialah melawan gradien konsentrasi. Artinya, pada
transport aktif akan terjadi pemompaan yang memaksa zat untuk melewati membran dengan melawan gradien
konsentrasinya. Kinerja transport aktif dibantu oleh protein pembawa/carrier.
Jenis transport aktif:
3. Perakitan Ribosom.
Perakitan ribosom hanya terjadi sewaktu translasi di dalam sitoplasma. Setelah prosesing, asembling antara
protein ribosom dan partikel pre-ribosomal akan ditranspor ke sitoplasma dan segera disintesis ribosom yang
fungsional. 45S rRNA hasil transkripsi bergabung dengan protein (RNP), tetapi tidak semua molekul kompleks
tersebut menjadi bagian dari sub unit ribosom yang lengkap. Ada beberapa protein yang
dilepaskan seperti pada sintesis rRNA. Nukleoptida kembali ke kelompok nukleolar dan digunakan kembali.
Protein yang ditahan selama proses dan kemudian menjadi bagian sub unit yang sempurna disebut protein
ribosom. Pemutusan kompleks RNP secara enzimatis menghasilkan 3 kelompok fragmen, yaitu :
a. Fragmen pertama (1), berisi spacer RNA nukleolar protein (spacer RNA dihasilkan dari transkripsi DNA dan
bukan spacer DNA diantara gen). Spacer RNA di hidrolisis dan nukleolar protein yang bebas kembai pada
kumpulannya.
b. Fragmen kedua (2), berisi suatu kompleks dari 18S rRNAyang bergabung (assemble) dengan 33 macam
protein ribosom tertentu yang akhirnya menghasilkan sub unit kecil ribosom 40S dalam sitoplasma.
c. Fragmen ketiga (3), berisi 28S dan 5,8 S rRNA yang bergabung (assemble) dengan 45 macam protein ribosom
dan juga bergabung (assemble) dengan 5S rRNA hasil transkripsi gen DNA ekstra nukleolar. Kompleks ini
menghasilkan sub unit 60S dalam sitoplasma. Seperti halnya pada gen – gen untuk RNA 45S, gen – gen 5S rRNA
ekstra nukleolar terdapat dalam kelipatan dua.
Pembentukan sub unit ribosom merupakan fungsi nukleolus. Nukleolus dibentuk dari konstriksi
sekunder kromatin tertentu. Dalam kromatin manusia telah diketahui lokasi gen-gen yang mengkode rRNA,
yaitu kromosom nomor 13, 14,15, 21, dan 22 adalah kromosom yang membentuk NOR serta nomor 1 yang di
luar NOR (Lucia., Didi S, 2006:135). Selama daur sel bentuk nukleolus berubah, selama interfase nukleolus
terlihat sangat jelas dengan bentuk sangat tidak teratur. Pada profase , nukleolus tidak terlihat. Pada fase
metafase kromosom sangat terkondensasi dan nukleolus tidak terlihat, pada telofase nukleolus terlihat
kembali. Keadaan nukleolus tersebut berhubungan dengan aktivitasnya membentuk sub unit ribosom.
Organ atau alat-alat ekskresi dan sekresi pada manusia terdiri dari :
a. ž Paru-paru --- menghasilkan CO2
b. ž Hati --- menghasikan getah empedu
c. ž Kulit --- menghasilkan kelenjar minyak dan keringat
d. ž Ginjal --- menghasilkan hormon yang berperan untuk memberi warna merah pada darah
Pada sekresi terdapat 2 proses, yaitu endokrin dan eksokrin
1. ENDOKRIN
Endokrin adalah proses sekesi yang memiliki sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Contoh endokrin adalah hormon.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Fungsi Kelenjar endokrin :
- Hormon Somatotropin, yang berfungsi untuk merangsang metabolisme protein dan lemak serta
merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
- Hormon Tirotropin, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan dari kelenjar
gondok (kelenjar tiroid) dan juga untuk merangsang sekresi tiroksin.
- Hormon Adenocorticotropin (ACTH), yang berfungsi untuk mengontrol perkembangan dan pertumbuhan
aktifitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon glukokortikoid (hormon
untuk metabolisme karbohidrat).
- Hormon Lactogenic, yang berfungsi untuk memelihara korpus luteum (kelenjar endokrin sementara pada
ovarium) sehingga dapat menghasilkan progesteron (hormon perkembangan dan pertumbuhan primer
pada wanita) dan air susu ibu
- Hormon Gonadotropin, yang berfungsi untuk merangsang pematangan folikel dalam ovarium (siklus
mentruasi), menghasilkan hormon estrogen (pertumbuhan dan perkembangan sekunder pada wanita), dan
menghasilkan progesteron pada wanita. Sedangkan pada pria, hormon gonadotropin berfungsi untuk
merangsang terjadinya spermatogenesis (siklus pembentukan sperma pada pria) serta merangsang sel-sel
interstitial testis untuk menghasilkan hormon androgen dan testosterone.
b. Kelenjar Hipofisis Tengah
Kelenjar hipofise bagian tengah hanya memproduksi satu hormon yang disebut dengan Melanosit
Stimulating Hormon (MSH). Hormon ini bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit manusia.
Semakin banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit seseorang.
c. Kelenjar Hipofisis Belakang (Neurohipofise)
-Hormon Vasopresin atau Hormon Diuretik (ADH), yang berfungsi untuk mempengaruhi proses
reabsorpsi urin pada tubulus distal ginjal guna mencegah terlalu banyak urin yang keluar.
-Hormon Oksitosin, yang berfungsi untuk merangsang otot polos yang terdapat di uterus (alat
reproduksi dalam wanita)
2. Kelenjar Tiroid
a. Hormon Tiroksin, yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia,
mengatur aktivitas saraf, dan juga mengatur metabolisme organik.
b. Hormon Triiodontironin, fungsinya sama dengan hormon tiroksin.
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon parahormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
kalsium dalam darah dan juga mengatur metabolisme fosfor.
5. Kelenjar Pankreas
Sel Alpha, yang menghasilkan hormon Glukagon yang berperan dalam produksi glukosa dalam darah.
Sel Betha, yang menghasilkan hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa
dalam darah
Hormon Estrogen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi sekunder
wanita seperti perkembangan payudara, perkembangan pinggul, dan lain-lain.
Hormon Progesteron, yang berfungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan alat reproduksi primer
wanita, seperti perkembangan uterus, dan lain-lain.
Hormon Androgen, yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan primer pada pria, seperti
pembentukan sperma.
Hormon Testosteron, berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sekunder pria, seperti
perubahan suara, pertumbuhan jakun, dan lain-lain.
2. EKSOKRIN
Endokrin adalah proses sekesi yang memiliki sistem kontrol kelenjar dengan melalui saluran (ductless)
tersendiri (tidak melalui peredaran darah).
Kelenjar
b) EKSKRESI
Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat
sisa zat sisa itu berupa urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO 2(paru-paru). Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh. Organ Ekskresi
pada Manusia :
1. Ginjal
Skema Pembentukan Urine:
Darah dari aorta menuju glomerulus (filtrasi atau
penyaringan) protein tetap berada di pembuluh darah dan
terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam
amino, glukosa dan urea >>> tubulus kontortus proksimal
(reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap glukosa,
garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang
mengandung urea >>> tubulus kontortus distal
(augmentasi atau pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang
tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga
ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh.
2. Kulit Kulit merupakan salah satu alat ekskresi.
Karena kulit mengeluarkan keringat. Keringat keluar
melalui pori-pori kulit. Keringat mengandung air dan
garam-garam mineral.
3. Paru – paru
Paru – paru merupakan alat ekskresi karena
mengeluarkan CO2 dan uap air
4. Hati
Hati merupakan salah satu alat ekskresi karena hati
mengeluarkan urea dan amonia ke luar tubuh. Hati
terletak di rongga perut bagian kanan di bawah
diafragma. Hati berwarna merah tua kecoklatan dengan
berat sekitar 2 kg.
c) EKSOSITOSIS
Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida, melintasi membran
plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan vesikula berisi molekul tersebut dengan
membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran
plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid membran menyusun ulang
dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar
sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya. Misalnya sel
tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan mensekresikannya ke daam darah melalui
eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel saraf yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal
kimiawi yang merangsang neuron lain atau sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat dinding, eksositosis
mengeluarkan karbohidrat dari vesikula Golgi ke bagian luar selnya.
d) ENDOSITOSIS
Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan
dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu
kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar
selnya. Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat
meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal,
masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi
antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan
dan diferensiasi, dan masuknya obat.
JENIS – JENIS :Fagositosis ("pemakanan
seluler") merupakan proses di mana sel
menelan suatu partikel dengan kaki semu
(pseudopod) yang membalut di sekeliling
partikel tersebut dan membungkusnya di
dalam kantong berlapis-membran yang cukup
besar untuk bisa digolongkan sebagai vakuola.
partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung
dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.
2. PEROKSISOM
a. PENGERTIAN : Peroksisom adalah kompartemen metabolik khusus yang dibatasi oleh membran tunggal.
Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substrat oksigen (O2), selain itu
peroksisom juga menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai produk, nama produk yang dihasilkan oleh
peroksisom tersebut berasal dari nama organelnya. Reaksi ini mungkin memiliki fungsi yang berbeda.
beberapa peroksisom menggunakan oksigen untuk memecah asam lemak menjadi molekul yang lebih kecil
yang kemudian dapat diangkut ke mitokondria, di mana mereka digunakan sebagai bahan bakar untuk
respirasi seluler.
b. STRUKTUR : Struktur Peroksisom terdiri atas lebih dari 40 enzim yang dibungkus oleh membran plasma lipid
ganda. Peroksisom juga mengandung enzim yang memulai pengubahan asam lemak untuk gula, yang muncul
bibit menggunakan sebagai sumber energi dan karbon sampai dapat memproduksi gula sendiri oleh
fotosintesis.
c. FUNGSI: Fungsi peroksisom adalah menghasilkan enzim katalase yang berfungsi menguraikan peroksida
hydrogen sebagai hasil samping fotorespirasi yang sangat toksik untuk sel, menjadi H20 dan 02 , merubah
lemak menjadi karbohidrat, dan perubahan senyawa purin dalam sel.
3. FAGOSOM
a. PENGERTIAN : Fagosom adalah bagian dari makrofag yaitu berupa kantong yang berfungsi untuk menelan
partikel aau sel yang tidak diinginkan dalam tubuh.
4. DIKTIOSOM
a. PENGERTIAN : Badan Golgi dapat disebut juga dengan nama aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom
merupakan sebuah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, serta strukturnya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Badan golgi terdapat hampir di semua sel eukariotik serta banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melakukan fungsi ekskresi, misalnya pada ginjal. Setiap sel pada hewan mempunyai 10 sampai 20 badan Golgi,
sedangkan sel tumbuhan memiliki badan golgi sampai ratusan. Badan Golgi yang terdapat pada tumbuhan
disebut diktiosom. Badan Golgi pertama kali ditemukan oleh seorang ahli histologi serta patologi yang memiliki
kebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
c. STRUKTUR : Badan golgi merupakan organel terbesar yang terdapat dalam sitoplasma. Badan Golgi memiliki
bentuk kantung pipih yang bertumpuk dan tersusun dari ukuran besar hingga ukuran kecil (memiliki panjang
sekitar 1 - 3 mikrometer serta lebar 0,5 mikrometer) dan terikat oleh membran. Bentuk badan golgi yang
terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan relatif memiliki bentuk yang sama. Badan golgi tersebar di seluruh
sitoplasma serta berhubungan satu dengan lainnya sehingga badan golgi membentuk sperti struktur kompleks
seperti jala. Struktur badan Golgi yaitu berupa berkas kantung yang memiliki bentuk seperti cakram yang
bercabang dan menjadi serangkaian pembuluh yang kecil di ujungnya. Karena badan golgi memiliki hubungan
dengan fungsi pengeluaran sel sangat erat, pembuluh mengumpulkan dan juga membungkus karbohidrat serta
zat-zat lainnya untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh tersebut juga menyumbang bahan-bahan guna
pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang memiliki bentuk tubulus dan vesikula. Dari tubulus
tersebut dilepaskan kantung-kantung yang berukuran kecil yang berisi berbagai bahan-bahan yang diperlukan
seperti misalnya enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Badan golgi ialah bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya saja, badan
golgi terdiri dari berlapis ruangan yang ditutupi membran. Badan golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis
serta bagian trans. Bagian cis menerima vesikel yang biasanya berasal dari REK (Retikulum Endoplasma Kasar).
Vesikel tersebut diserap ke ruangan-ruangan dalam badan golgi serta isi dari vesikel akan diproses untuk
penyempurnaan dan sebagainya.
Ruangan tersebut bergerak dari bagian cis ke bagian trans. Di bagian tersebutlah ruangan-ruangan
akan memecahkan dirinya dan juga akan membentuk vesikel, serta siap disalurkan ke berbagai bagian sel yang
lain ataupun ke luar sel.
c. FUNGSI :
1. Membentuk kantung-kantung atau vesikula yang berfungsi untuk sekresi. Terjadi pada sel-sel kelenjar
kantung kecil, berisi enzim serta berbagai bahan-bahan lainnya.
2. Badan golgi berfungsi guna membentuk membran plasma. Membran golgi atau vesikula sama seperti
membran plasma. Kantung-kantung yang dilepaskan menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel pada tumbuhan.
4. Membentuk akrosom pada spermatozoa, berisi enzim untuk memecah dinding sel telur serta untuk
pembentukan lisosom.
5. Tempat yang berfungsi memodifikasi protein.
6. Guna menyortir serta memaket molekul-molekul yang berfungsi untuk sekresi sel.
Sitoskeleton terdiri mikrotubulus dan mikrofilamen. Meskipun mirip dalam penampilan, mikrotubulus
dan mikrofilamen berbeda di wilayah lain.
Fungsi
Fungsi utama dari mikrofilamen adalah untuk memberikan dukungan ke sel. Mikrofilamen memberikan sel
bentuknya yang khas. Keseluruhan fungsi sel menentukan jumlah mikrofilamen hadir dalam sel. Mikrotubulus,
bagaimanapun, diperlukan selama perubahan seluler utama seperti mitosis dan endositosis. Mikrotubulus
memainkan peran besar dalam transportasi seluler. Selama reproduksi, ekor sperma terdiri dari mikrotubulus,
yang membantu perjalanan sepanjang saluran fagina ke saluran tuba.
Tempat
Mikrofilamen dan mikrotubulus keduanya terletak di dalam sitoskeleton sel. Proses mitosis dibagi menjadi
enam tahap, dan selama tahap interfase, mikrotubulus akan bergerak dari satu ujung sel yang lain dan
memberikan dukungan cytoskeletal diperlukan untuk pembelahan sel. Mikrofilamen cenderung untuk tinggal
di bagian terluar dari sel dalam dan dekat dengan membran plasma. Lokasi mereka membantu mereka
memberikan tindakan yang diperlukan dan langsung ketika membran plasma mengalami gangguan.
Ukuran
Microfliaments terlihat seperti batang mesh tenunan yang dapat menekuk dan melengkung bersama dengan
sel. Mikrofilamen sangat tipis, membuat mereka filamen tipis dari sel. Mikrotubulus adalah jauh lebih besar
daripada mikrofilamen dan memiliki penampilan rodlike lurus dan berongga. Mikrotubulus memegang sel
bersama-sama ketika bergerak dan sepanjang perjalanan tubuh.
Protein
Mikrotubulus dan mikrofilamen berbeda dalam struktur protein mereka. Mikrotubulus yang terdiri dari protein
globular yang disebut tubulin. Molekul-molekul tubulin dirakit secara linear dengan alternating alpha dan beta
tubulin yang membentuk mikrotubulus. Mikrofilamen terdiri dari protein aktin, khususnya, F-aktin protein.
Urutan molekul F-aktin menentukan tenunan mesh mikrofilamen.
Mikrotubuli–mikrofilamen membentuk protein unuk sitoskeleton (kerangka sel), untuk gerakan sel
(cilia dan flagela), merupakan protein dari unit terkecil monomer.
Obat antitumor, selama pembelahan sel mikrotubulus pada sitoskeleton terpecah dan monomer
tubulin kembali menjadimiotic spindle. Taksol menstabilkan mikrotubulus yang ada, membuat sel
tidak mungkin membentuk spindle dan dengan demikian mencegah pembelahan sel. Taksol
digunakan sebagai obat antikanker.
Vincristin. Sebagai obat dari tanaman untuk terapi tumor dengan mekanisme mengubah atau
menghambat bentuk mikrotubuli. Mikrotubulin atau mikrofilamen berupa struktur gabungan
(polimer) tersusun dari banyak unit protein monomer.
2. Proteome adalah pelengkap keseluruhan protein , termasuk modifikasi yang dilakukan pada sekumpulan
protein tertentu, diproduksi oleh organisme atau sistem. Proteomika : Studi protein skala besar, terutama
struktur dan fungsinya. Teknik spektrometri massa digunakan.
3. Transcriptome adalah himpunan semua molekul RNA , termasuk mRNA, rRNA, tRNA, dan RNA non-coding
lainnya, diproduksi dalam satu atau populasi sel. Transkriptomik : Studi transkrip nilai, struktur dan fungsinya
4. Metabolomik : Studi ilmiah tentang proses kimia yang melibatkan metabolit. Ini adalah "studi sistematis
tentang sidik jari kimia unik yang ditinggalkan oleh proses seluler tertentu", studi tentang profil metabolit
molekul kecil mereka.
5. Post Transkripsi
Hasil transkripsi adalah berkas RNA yang masih "mentah" yang disebut mRNA primer. [11] Di dalamnya
terdapat fragmen berkas untuk protein yang mengatur dan membantu sintesis protein (translasi) selain
fragmen untuk dilanjutkan dalam translasi sendiri, ditambah dengan bagian yang nantinya akan dipotong
(intron). Berkas RNA ini selanjutnya akan mengalami proses yang disebut sebagai proses
pascatranskripsi (post-transcriptional process).
Merupakan pengaturan setelah terbentuknya mRNA dan selama transport RNA dari inti ke
sitoplasma.
a. Penyuntingan RNA
Pada beberapa keadaan, RNA mengalami beberapa perubahan setelah transkripsi. Pada semua jaringan urutan
gen adalah sama. Namun mRNA yang di transkripsikan dari gen tersebut berbeda. Walaupun belum
sepenuhnya di pahami, tampaknya mekanisme yang digunakan melibatkan perubahan basa, penambahan atau
pengurangan sebuah nukleotida setelah transkrip disintesa.
salah satu contoh penyuntingan RNA terjadi pada pembentukan apoprotein B (apo B) yang di sintesa
di sel hati dan usus dan berfungsi sebbagai lipoprotein yang dihasilkan oleh jaringan tersebut. Walaupun
apoprotein tersebut di kode oleh gen yang sama, versi protein yang dibentuk di hati (B-100) mengandung 4563
residu asam amino, sedangkan yang dibentuk di sel usus (B-48) hanya memiliki 2152 asam amino.
b. Transport mRNA
Pada sel eukariot, mRNA harus berpindah dari inti melalui pori-pori inti ke sitoplasma agar dapat di
translasikan. Nuklease menguraikan mRNA, mencegah pembentukan protein yang di kode oleh mRNA. selama
transportasi ini mRNA terikat pada protein yang membantu penguraiannya.
6. Post Translasi
Translasi dapat berarti proses sintesis polipeptida spesifik pada mRNA menjadi tRNA. Pengaturan
pada pembentukan protein. Faktor inisiasi untuk translas, teruta ma faktor inisiasi eukariotik 2 (elF2)
merupakan pusat mekanisme pengatur ini. Kerja elF2 dapat di hambat oleh fosforilasi. mRNA lain memiliki
lengking tajam yang menghambat inisiasi translasi. Pengaturan di tingkat post translasi :
Pengaturan setelah terbentuknya protein. Setelah di sintesis, lama hidup protein di atur oleh
degradasi proteolitik. Protein memiliki waktu apruh yang berbeda-beda. sebagian hanya bertahan beberapa
jam atau hari, sementara yang lain menetap sampai beberapa bulan atau tahun. Sebagian protein mengalami
degradasi oleh enzim lisosom sementara protein yang lain di degradasi oleh protease di dalam sitoplasma.
Sebagian protein ini tampaknya mengalami degradasi melalui pengikatan suatu protein yang dikenal dengan
nama ubikuitin. Ubikuitin adalah protein yang sangat hemat. Urutan asam aminonya hanya memiliki sedikit
variasi antara berbagai organisme.
Tambahan :
Peroksisom (?) adalah enzim-enzim dgn struktur dan fungsi yang kompleks :
- Pengrusakan atau peotongan protein
- Pendegradasian protein berbahaya yang bertujuan untuk mensuplai asam amino baru.
Sebagai sel di dalam sel, jika rusak/menua ia akan dimusnahkan melalui proses autofagi oleh lisosom lalu
dieksositasi
Dalam prokariota
Tidak seperti eukariota, perdagangan vesikular vesikular pada prokariota adalah area yang muncul dalam
biologi interaktif untuk intra-spesies (penginderaan kuorum) dan sinyal antar spesies pada antarmuka inang-
patogen, karena prokariota kekurangan membran internal-kompartementalisasi sitoplasma mereka.
B. Regulated exocytosis
Regulated exocytosis adalah proses di mana membran organelz sitoplasma berikatan dengan
membran plasma sebagai respons terhadap stimulasi. Dalam banyak kasus (eksositosis sekretori), proses ini
berfungsi untuk mensekresikan produk tertentu yang dipisahkan dalam lumen organelle (misalnya
neurotransmitter, hormon dan enzim) ke ruang ekstraselular. Dalam kasus lain ('eksposisi non-sekretori'), ini
berfungsi untuk mentransfer membran organel dan komponennya ke permukaan sel. Di sini, sifat umum
exocytoses non-sekretori dibahas.
Jalur sekretori yang diatur dalam sel neuroendokrin berakhir dengan pelepasan hormon dan
neurotransmitter menyusul kenaikan kalsium sitosolik. Proses yang dikenal sebagai exocytosis yang diatur
melibatkan perakitan protein reseptor protein reseptor protein N-ethylmaleimide yang sensitif, vampir
synaptic VAMP (synaptobrevin), dan protein membran plasma syntaxin dan SNAP-25. Meskipun ada banyak
bukti yang menunjukkan bahwa protein SNARE berperan
penting dalam mesin fusi, unsur seluler lainnya yang
mengatur kinetika, tingkat fusi, dan persiapan vesikel
untuk pelepasan kurang mendapat perhatian. Di antara
faktor-faktor tersebut, lipid juga telah diusulkan untuk
memainkan fungsi penting baik pada tingkat rekrutmen
vesikel sekretorik dan fase fusi membran akhir. Di sini,
kita akan meninjau bukti terbaru yang mendukung
konsep aktivitas fusogenik lipid, dan juga membahas
bagaimana hal ini dapat dicapai. Kemungkinan ini
meliputi rekrutmen dan penyerapan komponen mesin
exocytotic, regulasi fungsi protein, dan efek langsung
pada topologi membrane.
25. Reseptor mediated endocytose, kolesterol-LDL, Hipercolestrolemia, dan “faktor
eksprsi gen” dan faktor gaya hidup
Kolesterol-LDL : kadar LDL yang tinggi dapat disebabkan ada gangguan pada proses biologis reseptor
mediated endocytosis.
Reseptor mediated endocytosis : pengambilan makromolekul (ligand) yang spesifik dari bagian luar.
Makromolekul ini akan terikat pada reseptor yang terletak pada bagian luar membran plasma.
Hiperkolesterolemia : adanya tingkat tinggi kolesterol dalam darah dalam bentuk “hiperlipidemia”
(peningkatan kadar lipid dalam darah) atau “hipolipoproteinemia” (peningkatan kadar lipoprotein
dalam darah).
Faktor eksresi gen : ekspresi gen adalah suatu proses yang dimulai dari inisiasi untuk proses transkripsi
gen melalui adanya promotor yang sesuai dan juga faktor transkripsi lainnya, lalu berinteraksi dengan
sekuens yang sesuai dan dilanjutkan dengan proses translasi dan kemudian membentuk asam amino
menjadi protein yang digunakan untuk fungsi seluler. Ekspresi gen dimulai dengan adanya rangsangan
dari luar sel dan memicu kromosom untuk melakukan modifikasi.
1. Struktur kromatin = misalnya, ketika terjadi perubahan strukur kromatin sehingga kesalahan
modifikasi histon, terjadi metilasi, tidak dapat melakukan hubungan dengan RNA polimerase
dan transkripsi terganggu.
2. Kontrol epigenik = epigenik adalah ekspresi gen yang disebabkan oleh mekanisme selain
perubahan sekuens DNA dasar. Apabila terjadi kesalahan pada pola untuk ekspresi gen dan
terjadi modifikasi histon, metilasi DNA maka transkripsi akan terganggu juga.
3. Inisiasi transkripsi = komponen paing penting karena jika tidak ada, proses transkripsi tidak
akan berlangsung, inisiasi transkripsi termasuk enhancer, protein aktivasi, dan protein untuk
inhibisi.
4. Proses transpor dan modifikasi = pada proses ini, intron harus dibuang dengan akurat untuk
mencegah terbetnuknya protein yang berbeda.
5. RNA transpor = berperan dalam membawa asam amino.
6. Stabilitas transkripsi = hasil transkripsi haru mampu bertahan lama dan menjalankan fungsi
mengirimkan kodon ke ribosom dengan baik.
7. Inisiasi translasi = apabila proses inisiasi pada kodon metionin tidak dilaksanakan dengan baik,
maka ekspresi gen akan berbeda.
29. Sel makrofag mengenali, membunuh sel mikroba patogen dan respon imun seluler,
humoral,
Sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem
imun humoral terdiri atas antibodi dan cairan yang disekresikan organ tubuh. Sedangkan sistem imun
dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, dan neutrofil yang berada dalam sel.
Pada proses fagositosis mikroba harus menempel terlebih dahulu di pemukaan sel fagosit. Sebelumnya
mikroba sudah diserang dan diikat oleh antibodi. Penempelan ini akan memulai pseudopodia di sekitar
mikroba dan membran plasma akan ditarik mengelilinginya sehingga menyerupai zipper sampai
terbentuk vakuola (fagosom). Peristiwa ini berlangsung dalam beberapa menit dan kemudia granula
berpadu dengan fagosom untuk melepaskan isinya di sekeliling mikroorganisme.
30. TERBENTUK TURUNAN BARU
Terbentuknya turunan baru (perubahan genetik) - - Fusi sel
--- Kawin silang (a) Hibrida somatic
(a) Alamiah perbaikan generasi monoclonal
(b) Perbiakan unggulan Tanaman unggulan
- Paraseksual - Rekayasa genetic
(a) Konyugasi (a) Produksi protein bioaktif pada organisme lain
(b) Transformasi (insulin, vaksin)
(c) Transduksi (b) Protein engineering
- Mutasi - Transgenic
(a) Spontan (a)Perubahan gen fenotip dan produk baru
(b) Kimia - Terbentuknya turunan identik
(c) Sinar pengion (a) Vegetative memperbanyak diri identic alamiah
(b) Cloning organisme turunan unggulan yang
sama, unggulan produk baru
31. Bakteri Patogen yang Resisten thd suatu Obat (Gen Resisten)
Bakteri yang dapat menjadi resisten terjadi pada bakteri prokariotik. Pada bakteri resisten (gen
resisten) terdapat di plasmid (punya protein). Asal gen resisten adalah dari bakteri yang terbunuh oleh
antibiotik namun masih sensitif.
Pada dasarnya bakteri dapat dibunuh dengan menggunakan antibiotik. Namun, pada bakteri resisten (terdapat
gen resisten) tidak dapat dibunuh dengan anti biotik. Hal ini terjadi karena beberapa hal berikut :
Karena gen resisten ada di plasmid
Karena bakteri punya kemampuan untuk melindungi diri dari antibiotik dengan efluxpumps
Karena membuat enzim supaya tidak dapat dihambat oleh antibiotik
Terdapat beberapa cara bakteri resisten memperbaiki diri, yatu :
KONJUGASI
Punya kemampuan membentuk jembatan sitoplasma peprindahan plasmid perpindahan gen
resisten.
TRANSFORMASI
Gen resisten yang masuk dari temannya yang mati menjadi genom resisten.
TRANSDUKSI
Melalui perantara bakteri (bakteriofage) melalui viru yang masuk dari bakteri atu ke bakteri
lainnya.
Resistensi obat malaria adalah kemampuan dari parasit untuk terus hidup dalam tubuh manusia,
berkembang biak dan menimbulkan gejala penyakit meskipun telah diberikan pengobatan secara teratur
baik dengan dosis standart maupun dengan dosis yang lebih tinggi yang masih bisa ditolerir oleh pemakai
obat. Dalam konteks malaria dikenal Multidrug resistant (MDR) yaitu resistensi terhadap lebih dari satu
jenis obat antimalaria, yang sehari-hari dipakai dalam pengobatan malaria. MDR merupakan fenomena
resistensi Plasmodium terhadap obat antimalaria serta perlu diperhatikan.
Resistensi parasit Plasmodium falciparum terhadap obat-obatan merupakan masalah di daerah endemik.
Di wilayah-wilayah endemik ini, peningkatan resistensi parasit terhadap obat-obatan yang ada
merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat malaria (2).
Mutasi gen parasit berkaitan dengan target obat, karena dapat mempengaruhi konsentrasi obat
intraparasitik. Dalam percobaan resistensi secara in vitro mutasi gen pada parasit mempunyai hubungan
dengan marker molekuler
Penyebab resistensi terutama adalah karena adanya mutasi pada gen-gen dari Plasmodium (3). Ada tiga
faktor yang mempengaruhi kecepatan terjadinya resistensi. Faktor tersebut adalah pertama: faktor
operasional misalnya dosis subterapik, kepatuhan inang yang kurang, kedua: faktor farmakologik dan
ketiga adalah faktor transmisi malaria, termasuk intensitas, drug pressure dan respon imun inang
(4).pada uji klinis. Mutasinya multipel, sangat kompleks dan terjadi secara terus menerus (5).
Parasit P. falciparum mempunyai kecenderungan menjadi resisten terhadap obat antimalaria
dibandingkan spesies yang lain (6). Untuk mencegah atau untuk memperlambat laju resistensi.
Obat antimalaria dapat dikelompokkan menurut efek atau cara kerja obat pada parasit stadium
eritrositik. Beberapa mekanisme kerja dan target dari obat malaria yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti
pendahulu, antara lain:
1). Gangguan pencernaan hemoglobin dalam lisosom vakuola makanan (food vacuola) parasit. Obat golong-
an 4-aminokuinolin sangat esensial dalam mengganggu proses pencernaan hemoglobin oleh parasit dengan
jalan mengadakan interaksi dengan heme atau menghambat pembentukan hemozoin. Target baru obat
golongan ini adalah menghambat enzim plasmepsin dan enzim falcipain yang berperan dalam pemecahan
globin menjadi asam- asam amino. Hemozoin dan asam asam amino diperlukan untuk pertumbuhan
parasit, sehingga jika pembentukan dihambat maka parasit akan mati.
2). Gangguan pada jalur folat dalam sitoplasma parasit. Obat antimalaria Sulfadoxine Pyrimethamine (SP)
dan kombinasi baru chlorproguanil-dapsone (Lapdap) merupakan inhibitor kompetitif yang berperan dalam
jalur folat.
3). Pengantar proses alkilasi. Generasi obat dari artemisin menghasilkan radikal bebas yang berfungsi untuk
mengalkilasi membran parasit.
4). Fungsi mitokondria. Mitokondria merupakan target obat baru yang potensial. Kerja Atovaquone melalui
penghambatan reduktase sitokrom c menjadi dasar bersinergi dengan obat-obatan proguanil.
5). Apikoplas. Kerja obat antibiotik tetrasiklin di dalam apikoplast adalah dengan mengganggu translasi
protein
39. Telomer pada sel kanker/tumor, Cell aging, Pertumbuhan tumor (telomerase)
Pada sel normal, saat membelah setiap duplikasi atau replikasi, telomere memendek dikarenakan
terbaginya telomere menjadi 2 bagian dalam sel. Jika telomer dalam sel normal membelah secara terus
menerus, maka telomer akan habis sehingga sel berhenti membelah dan mati/rusak. Karena syarat sel
membelah adalah adanya telomer di dalam nukleus. Semakin pendek telomer, maka akan terjadi proses
penuaan (CELL AGING). Sedangkan telomer pada sel kanker/tumor dapat memanjang telomernya sendiri,
sehingga sel tumor/kanker dapat terus membelah tanpa berhenti (TELOMERASE).
Telomerase adalah suatu enzim yang menambahkan urutan DNA berulang ("TTAGGG" pada semua
vertebrata) di ujung 3' utas DNA pada bagian telomer, yaitu bagian ujung kromosom eukariota. Telomer
mengandung bahan DNA rapat dan memberikan kestabilan pada kromosom. Enzim ini tergolong transkriptase
balik (reverse transcriptase) yang membawa molekul RNA-nya sendiri, yang selanjutnya digunakan sebagai
cetakan sewaktu mengulur telomer, yang memendek setiap siklus replikasi.
Dalam penelitian terbaru, ilmuwan menemukan hubungan yang jelas antara manusia berumur 100 tahun
dengan enzim hiperaktif yang bisa memperbaiki sel-sel. Peneliti mengatakan penemuan ini dapat digunakan
untuk anti penuaan.
Manusia yang berumur 100 tahun atau lebih secara efektif memiliki mekanika tubuh yang terus
menerus melakukan perbaikan fungsi tubuh agar bisa tetap bekerja. Dibandingkan dengan manusia normal
yang sel-sel tubuhnya memiliki pusat kendali yang terkait dengan waktu.
40. Exosome
Exosom adalah vesikel yang diturunkan dari sel yang hadir dalam banyak dan mungkin semua cairan
eukariotik, termasuk media darah, urin, dan biakan kultur sel. [1] [2] Sub-jenis exosom, yang didefinisikan
sebagai matriks nikel bertekanan matriks (MBVs), dilaporkan hadir dalam bioscaffolds matriks ekstraselular
(ECM) (tidak cairan). [3] Diameter exosom yang dilaporkan adalah antara 30 dan 100 nm, yang lebih besar dari
low-density lipoprotein (LDL) namun jauh lebih kecil dari, misalnya sel darah merah. Exosom dilepaskan dari
sel ketika tubuh multifilik menyatu dengan membran plasma atau dilepaskan langsung dari membran plasma.
[4] Bukti menumpuk bahwa exosom memiliki fungsi khusus dan memainkan peran kunci dalam proses seperti
koagulasi, sinyal interselular, dan pengelolaan limbah. [1] Akibatnya, ada minat yang tumbuh dalam aplikasi
klinis dari exosom. Exosom berpotensi digunakan untuk prognosis, terapi, dan sebagai biomarker untuk
kesehatan dan penyakit.
1) Ukuran partikel <100nm yang kecil tidak mudah terhambat di ginjal atau hati
2) Ada ruangan yang besar untuk menampung partikel – partikel obat didalamnya
3) Bagian luar vault protein kebal terhadap protease (enzim yg menguraikan protein)
4) Biodegradable dan hasil penguraiannya tidak merangsang sistem imun.
Aquaporin digunakan sebagai modulator yang baru tentang adipocyte. Seperti yang telah kita ketahui,
adipocyte merupakan jaringan pada bagian tubuh yang berhubungan erat dengan masalah kegemukan. Dalam
hal ini, aquaporin, subfamili aquaglyceroporins (aquaporin-7), berperan dalam permeabilitas gliserol yang
ukuran molekulnya lebih kecil dari molekul air sehingga kadarnya dalam sel bisa seimbang sejalan dengan
penyeimbangan cairan dalam sel.
Hal tersebut dapat terhambat jika gen pengode protein ini terjadi mutasi sehingga beberapa bagian
gennya rusak, yang menyebabkan asam amino penyusunnya dapat berubah. Hal ini mengakibatkan struktur
fungsional proteinnya bisa berubah sehingga memengaruhi permeabilitas gliserol. Dengan begitu, ukuran sel
adypocite bisa meningkat yang menyebabkan terjadinya kegemukan melalui penumpukan gliserol di dalam sel
karena molekul tersebut tidak dapat meninggalkan sel.
Dalam jangka waktu yang lama akan terjadi penumpukan yang serius. Kehilangan fungsi aquaporin-7
berpengaruh pada kepekaan hormon insulin yang memungkinkan terjadi perubahan kadar gula dalam darah.
Lebih jauh lagi ia bisa berhubungan dengan diabetes.
Salah satu analisanya adalah dengan sinyal intraseluler. Khususnya, pada adypocite dan sel otot vaskular
yang berhubungan dengan hipertensi serta kardiovaskular (organ yang berperan dalam homeostatis tubuh
untuk menyeimbangkan konsentrasi gula darah).
Secara molekular, gen yang resisten yang memengaruhi kegemukan dan Peningkatan Ukuran Aquaporin dan
Hilangnya Fungsi Aquaporin - 7
mutasi gen pengode aquaporin teregenerasi dalam transformasi genetik
(transkripsi dan translasi) sehingga mengode protein yang membentuk struktur
sel adipocyte dengan aquaporin yang berubah fungsinya.
Obesitas
Nah, dari hal yang telah dipaparkan di atas cukup mudah untuk
menghindari kegemukan. Salah satu usaha yang paling efektif dan efisien adalah
dengan banyak meminum air putih (air murni) dan menghindari makanan yang
Diabetes
mengandung zat aditif yang dapat meningkatkan risiko kerusakan gen sehingga
struktur dan fungsi proteinnya berubah, dalam hal ini aquaporin.
43. Epigenetic
- Epigenetik adalah ilmu yang mempelajari perubahan atau modifikasi genom tanpa mengubah DNA atau kode
genetik.
- Epigenetik adalah modifikasi eksternal DNA yang mengaktifkan atau menonaktifkan gen. Modifikasi ini tidak
mengubah urutan DNA, tetapi sebaliknya, mereka mempengaruhi bagaimana sel membaca gen.
- Contoh epigenetik adalah metilasi DNA. Dimana DNA mengalami penambahan gugus metil, yang mencegah
gen tertentu untuk diungkapkan.
- Perubahan epigenetik dilakukan untuk mempengaruhi struktur fisik DNA tanpa mempengaruhi urutan
pasangan basa pada kompleks DNA. Jenis perubahan tersebut
dapat berupa penambahan atau menghapus unsur kimia untuk
mempengaruhi bagaimana gen-gen tertentu diekspresikan.
-Perubahan epigenetik juga bisa memodifikasi senyawa histon.
Histon adalah protein yang dilingkupi molekul DNA. Untai DNA
membungkus di sekitar histon untuk mengecilkan ukuran.
Perubahan epigenetik dapat menyebabkan histon mengendur
dan DNA menjadi lebih mudah diakses enzim dan protein
untuk membaca dan mengekspresikan gen tertentu.
- Epigenetik adalah alasan mengapa sel kulit terlihat berbeda
dari sel otak atau sel otot. padahal ketiga sel tersebut
mengandung DNA yang sama, tetapi gen mereka disajikan
secara berbeda (“On” atau “off”), yang menciptakan jenis sel
yang berbeda.