Anda di halaman 1dari 20

Biologi

PEMBELAHAN SEL DAN KELAINANNYA

Kelompok 3

Dhimas Tia P. P27820715001


Dinna Ayu Ragil Puspita S. P27820715002
Cindy Agnestya M. P27820715003
Muhammad Yanuar R. R. P27820715018
Dhindha Ratih M. P27820715029
Jessilin Renarosa P27820715033
Arini Fitri P27820715035

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya


Prodi DIV Keperawatan Gawat Darurat
Tahun Ajaran 2015-2016
I. PEMBELAHAN MITOSIS
A. Pengertian
Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan inti sel menjadi dua
inti sel baru melalui tahap-tahap tertentu dan menghasilkan sel anak
dengan jumlah dan jenis kromosom yang sama dengan sel induknya. Dari
satu sel lalu menjadi dua sel anak identik, masing-masing sel anak
mewarisi kromosom yang sama banyak dengan kromosom induknya. Jika
sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak juga memiliki 2n
kromosom.

B. Tahapan
1. Interfase

Gambar 1. Tahap Interfase pada Mitosis

Interfase merupakan tahap persiapan untuk mitosis. Fase ini


merupakan fase terpanjang dari siklus sel. Pada saat interfase, sel
tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi, tetapi sel tersebut
aktif melakukan metabolisme.
Gambar 2. Siklus Sel
Interfase terdiri dari tiga fase, yaitu gap-1 atau fase tumbuh
pertama (G 1 ), sintesis (S), dan gap-2 atau fase tumbuh (G 2 ). Periode
antara akhir mitosis dan awal fase S disebut G 1 atau gap-1. Fase G 2
memisahkan akhir fase S dan awal mitosis. Pada fase G 1 sel-sel belum
mengadakan replikasi DNA. Pada fase G 1 terjadi pembentukan
organel-organel sel dan pertumbuhan sel. Replikasi DNA terjadi pada
fase sintesis dan proses ini berakhir pada fase G 2 .

2. Fase Mitosis
2.1 Profase

Gambar 3. Tahap Profase pada Mitosis


Profase merupakan fase pertama pembelahan. Pada fase ini
kromosom mulai terjadi pemendekan, menebal, dan masing-
masing saling berpasangan (2n) yang berdiri dari dua benang.
Pada fase ini, membran ini masih tampak.
Ciri-ciri :
a. Nukleolus tidak tampak lagi dan membran nukleus telah
melebur.
b. Kromatin mengalami penebalan dan memendek menjadi
kromosom sehingga bisa dilihat dibawah mikroskop.
Benang-benang kromosom berpasangan, tiap-tiap kromosom
menggandakan diri membentuk struktur simetris yang
disebut kromatid. Kedua kromatid masih disatukan pada satu
titik yang disebut sentromer.
c. Pada sel hewan terdapat sepasang sentriol yang memisahkan
diri ke kutub-kutub yang berlawanan. Setelah sampai di
kutub, sentriol membentuk benang-benang spindel yang
melekat pada sentromer di setiap kromatid.

2.2 Metafase

Gambar 4. Tahap Metafase pada Mitosis

Pada fase ini membran inti melebur. Kromosom berkumpul


di bidang ekuator yang ada di tengah sel. Kromosom
memperbanyak diri maka setiap kromosom terdiri dari dua
kromatid. Pada saat ini dapat dikatakan bahwa sel memiliki 4n
kromosom.
Ciri-ciri :
Setiap kromosom homolog dengan duplikatnya sejajar di bidang
metafase/dataran metafase

2.3 Anafase

Gambar 5. Tahap Anafase pada Mitosis


Pada fase anafase setiap kromosom memisahkan diri menjadi
dua bagian yang sama, masing-masingbergerak menuju ke arah
kutub sel yang saling berlawanan, jadi 2n kromosom bergerak ke
kutup yang satu, dan 2n kromosom bergerak kekutub yang lain.
Ciri-ciri :
Setiap kromosom homolog memisahkan diri dublikatnya kearah
dua kutup berlawanan dengan gerakan kontraksi dari daya tarik
benang spindel
2.4 Telofase

Gambar 6. Tahap Telofase pada Mitosis


Kromosom sampai di kutub masing-masing kemudian terbentuk
membran inti yang mengelilingi kelompok kromosom. Setiap kedua
inti yang baru terbentuk itu, muncul membran pemisah. Kemudian
terbentuklah membran sel yang memisahkan kedua sel anak tersebut.
Maka lengkaplah sudah proses pembelahan mitosis, dari satu sel
menjadi dua sel anak. Setiap sel anak memiliki 2n kromosom.
Ciri-ciri :
a. Kromosom homolog dan kromosom dublikatnya saling menuju
ke kutub selnya masing-masing
b. Mulai terlihat membran inti sel dan nukleolus
c. Dibagian tengah sel mulai terbentuk dan adanya sekat pemisah
d. Terbentuknya dua sel anak

I. PEMBELAHAN MEIOSIS
A. Pengertian
Kebanyakan sel tumbuhan dan hewan merupakan diploid. Istilah
diploid berasal dari Diplos Yunani, yang berarti “ganda” atau “dua”;
istilah ini menyiratkan bahwa sel-sel tumbuhan dan hewan memiliki dua
set kromosom. Dalam sel manusia, misalnya, 46 kromosom diatur dalam
23 pasang. Oleh karena itu, sel-sel manusia adalah diploid yakni mereka
memiliki dua set kromosom 23 per set.
Selama reproduksi seksual, sel kelamin organisme induk bersatu
dengan satu sama lain dan membentuk sel telur yang dibuahi. Dalam
situasi ini, setiap sel seks gamet. Gamet dari sel manusia yang haploid,
dari haplos Yunani, yang berarti “tunggal.” Istilah ini menyiratkan bahwa
setiap gamet berisi satu set kromosom-kromosom 23 pada manusia.
Ketika gamet manusia bersatu dengan satu sama lain, kondisi diploid asli
46 kromosom dibangun kembali. Mitosis kemudian membawa
perkembangan sel diploid menjadi organisme.
Meiosis adalah Proses di mana jumlah kromosom menjadi
setengahnya selama pembentukan gamet. Dalam meiosis, sel yang berisi
jumlah diploid kromosom diubah menjadi empat sel, masing-masing
memiliki jumlah kromosom haploid. Dalam sel manusia, misalnya, sel
reproduksi yang mengandung 46 kromosom menghasilkan empat sel,
masing-masing dengan 23 kromosom.
Meiosis terjadi dengan serangkaian langkah-langkah yang
menyerupai langkah-langkah mitosis. Dua fase utama meiosis terjadi:
meiosis I dan meiosis II. Selama meiosis I, satu sel membelah menjadi
dua. Selama meiosis II, dua sel masing-masing membagi lagi. Tahapan
demarkasi sama mitosis terjadi dalam meiosis I dan meiosis II.

B. Tahapan
1. Interfase
Sel mempersiapkan diri untuk membelah secara meiosis saat
menjalani fase G 1 , fase S, fase G2 dari interfase, sel tumbuh ke
ukuran dewasa dan menyalin DNA-nya. Dengan demikian, sel sudah
memiliki satu set duplikat kromosom saat mulai mengalami mitosis.
2. Meiosis I
Ketika sel mempersiapkan untuk memasuki meiosis, masing-
masing kromosom yang telah diduplikasi, seperti pada mitosis.
Setiap kromosom sehingga terdiri dari dua kromatid.Pada awal
meiosis 1, sel manusia mengandung 46 kromosom, atau 92 kromatid
(jumlah yang sama seperti selama mitosis). Meiosis I berlangsung
melalui beberapa tahap sebagai berikut:
a. Profase I

Gambar 7. Tahap Profase I pada Meiosis I


Profase I adalah serupa dalam beberapa cara dengan
profase pada mitosis. Kromatid memperpendek dan menebal dan
menjadi terlihat di bawah mikroskop. Perbedaan yang penting,
adalah bahwa proses yang disebut sinapsis terjadi. Proses kedua
disebut pindah silang juga berlangsung selama profase 1.
Selama profase 1, dua kromosom homolog datang
mendekat satu sama lain. Karena setiap kromosom homolog
terdiri dari dua kromatid, sebenarnya ada empat kromatid sejajar
berdampingan satu sama lain. Ini kombinasi dari empat kromatid
disebut tetrad, dan datang bersama-sama adalah disebut proses
sinapsis.
Setelah sinapsis telah terjadi, proses pindah silang terjadi.
Dalam proses ini, segmen DNA dari satu kromatid dalam tetrad
lolos ke kromatit lain dalam tetrad tersebut. pertukaran segmen
kromosom Ini berlangsung secara kompleks dan kurang
dipahami. Mereka menghasilkan kromatid genetik baru. Pindah
silang merupakan pendorong penting evolusi. Setelah pindah
silang telah terjadi, empat kromatid dari tetrad yang secara
genetik berbeda dari aslinya kromatid yang empat.
b. Metafase I

Gambar 8. Tahap Metafase I pada Meiosis I


Dalam metafase I meiosis, tetrad menyelaraskan pada pelat
Ekuatorial (seperti pada mitosis). Sentromer menempel pada serat
gelendong, yang membentang dari kutub sel. Satu sentromer
menempel tiap serat spindle.
c. Anafase I

Gambar 9. Tahap Anafase I pada Meiosis I


Pada anafase 1, kromosom homolog terpisah. Satu homolog
kromosom (terdiri dari dua kromatid) bergerak ke salah satu sisi
sel, sedangkan kromosom homolog lainnya (yang terdiri dari dua
kromatid) bergerak ke sisi lain dari sel. Hasilnya adalah bahwa 23
kromosom (masing-masing terdiri dari dua kromatid) pindah ke
salah satu tiang, dan 23 kromosom (masing-masing terdiri dari
dua kromatid) pindah ke kutub yang lain. Pada dasarnya, jumlah
kromosom sel dibelah dua. Untuk alasan ini prosesnya adalah
pengurangan-pembelahan.
d. Telofase I

Gambar 10. Tahap Telofase I pada Meiosis I


Dalam telofase I meiosis, inti mereorganisasi, kromosom
menjadi kromatin, dan pembagian sitoplasma menjadi dua sel
berlangsung. Proses ini terjadi secara berbeda dalam sel
tumbuhan dan hewan, seperti pada mitosis. Setiap sel anak
(dengan 23 kromosom masing-masing terdiri dari dua kromatid)
kemudian memasuki interfase, di mana tidak ada duplikasi DNA.
Periode interfase mungkin singkat atau sangat lama, tergantung
pada spesies organisme.
3. Meiosis II
Meiosis II adalah subdivisi utama kedua dari meiosis. Hal ini
terjadi pada dasarnya cara yang sama seperti mitosis. Pada meiosis
II, sel yang berisi 46 kromatid yang mengalami pembelahan menjadi
dua sel, masing-masing dengan 23 kromosom.
a. Profase II

Gambar 11. Tahap Profase II pada Meiosis II


Profase II mirip dengan profase mitosis. materi kromatin
memadat, dan setiap kromosom mengandung dua kromatid yang
melekat pada sentromer. 23 pasang kromatid, total 46 kromatid,
kemudian pindah ke plat Ekuatorial.
b. Metafase II

Gambar 12. Tahap Metafase II pada Meiosis II


Dalam metafase II dari meiosis, 23 pasang kromatid
berkumpul di tengah sel sebelum pemisahan. Proses ini identik
dengan metafase pada mitosis.
c. Anafase II

Gambar 13. Tahap Anafase II pada Meiosis II


Selama anafase II dari meiosis, sentromer membagi, dan 46
kromatid menjadi dikenal dengan 46 kromosom. Kemudian 46
kromosom terpisah satu sama lain. Serat gelendong melakukan
migrasi kromosom dari setiap pasangan untuk satu kutub dari sel
dan anggota lain dari pasangan ke tiang lainnya. Secara
keseluruhan, 23 kromosom pindah ke masing-masing tiang.
Kekuatan dan perlekatan yang beroperasi dalam mitosis juga
beroperasi di anafase 11.
d. Telofase II

Gambar 14. Tahap Telofase II pada Meiosis II


Selama telofase II, kromosom berkumpul di kutub sel dan
menjadi tidak jelas. Sekali lagi, mereka membentuk massa
kromatin. Selubung nukleusberkembang, nukleolus muncul
kembali, dan sel mengalami sitokinesis seperti pada mitosis.

Selama meiosis II, setiap sel mengandung 46 kromatid


menghasilkan dua sel, masing-masing dengan 23 kromosom.
Awalnya, ada dua sel yang mengalami meiosis II, sehingga hasil dari
meiosis II adalah empat sel, masing-masing dengan 23 kromosom.
Masing-masing dari empat sel adalah haploid, yaitu, setiap sel berisi
satu set kromosom.
23 kromosom dalam empat sel dari meiosis tidak identik karena
pindah silang telah terjadi di profase 1. Ini pindah silang
menghasilkan variasi sehingga masing-masing empat sel yang
dihasilkan dari meiosis berbeda dari tiga lainnya. Dengan demikian,
meiosis menyediakan mekanisme untuk memproduksi variasi dalam
kromosom. Juga, itu menyumbang pembentukan empat sel haploid
dari sel diploid tunggal.
II. Perbedaan Mitosis dan Meiosis

MITOSIS MEIOSIS
Terjadi pada semua sel tubuh Hanya terjadi pada sel gonad
(autosom) yang sedang pada saat pembentukan gamet.
memperbanyak diri.
Hanya terdapat satu tahap Terdapat dua tahap pembelahan,
pembelahan dalam satu siklus yaitu meiosis I dan meiosis II.
pembelahan sel.
Tidak terdapat pasangan Terdapat pasangan kromosom
kromosom homolog, yang homolog pada meiosis I,
berpisah adalah kromatid- kemudian setiap anggota
kromatid yang bergerak menuju pasangan kromosom akan
kutub yang berbeda. bermigrasi menuju kutub yang
berbeda. pada meiosis II baru
terjadi pemisahan kromatid
seperti pada mitosis.
Tidak terjadi pertukaran segmen Terjadi pindah silang antara
kromosom. kromosom homolog yang
berpasangan
Sel baru yang dihasilkan sari Sel yang dihasilkan melalui
suatu mitosis akan mempunyai proses meiosis akan mempunyai
struktur genetik yang sama jumlah kromosom separuh dari
dengan sel awal. sel semula

Hasil akhir dari pembelahan satu Hasil akhir dari pembelahan satu
sel adalah dua sel baru yang sel adalah empat sel baru yang
sama. mempunyai jumlah kromosom
separuh dari sel induk.

III. Kelainan Pembelahan Sel pada Manusia


A. Sindrom Turner

Gambar 15. Sindrom Turner


Sindrom Turner ditemukan oleh H.H. Turner pada tahun 1939.
Ciri-ciri sindrom Turner sebagai berikut :
1. Kariotipe : 45 XO (44 autosom + satu kromosom X) akibat
kehilangan satu kromosom X.
2. Sindrom ini disebabkan oleh sel telur yang tidak mengandung
kromosom X dibuahi oleh sperma yang mengandung
kromosom X. Formula kromosom 2n – 1.
3. Tinggi badan cenderung pendek kurang lebih 120 cm.
4. Leher pendek, sisi leher tumbuh tambahan daging seperti
bersayap.
5. Payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh.
6. Putting susu terletak berjauhan.
7. Tanda kelamin sekunder tidak tumbuh.
8. Mengalami keterbelakangan mental.
9. Individu bersifat steril.
10. Diderita oleh wanita.
B. Sindrom Klinifelter (trisomi pada gonosom)

Gambar 16. Sindrom Klinefelter


Sindrom Klinefelter ditemukan oleh H. F. Klinefelter pada tahun
1942. Ciri-ciri sindrom Klinefelter sebagai berikut :
1. Kariotipe : 47, XXY (kelebihan kromosom seks X) diderita
oleh pria tetapi memiliki tanda-tanda kewanitaan.
2. Sindrom ini disebabkan oleh sel telur yang membawa
kromosom XY, atau sel telur yang membawa kromosom XX
dibuahi oleh sperma yang membawa kromosom Y.
3. Tumbuh payudara.
4. Pertumbuhan rambut kurang.
5. Lengan dan kaki panjang.
6. Suara seperti wanita.
7. Testis kecil.
8. Bersifat steril (mandul).
9. Tuna mental
C. Sindrom Jacob

Gambar 16. Sindrom Jacob


Sindrom Jacon ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965. Ciri-
ciri sindrom Jacob sebagai berikut :
1. Kariotipe : 47, XYY (kelebihan kromosom seks Y) diderita
oleh pria.
2. Sindrom ini terjadi karena sel telur (X) dibuahi oleh sperma
YY (akibat gagal berpisah).
3. Berperawakan tinggi.
4. Bersifat antisosial dan agresif.
5. Suka melawan hukum.
D. Sindrom Down

Gambar 17. Sindrom Down


Sindrom down ini mula-mula diteliti oleh Langdon Down pada
tahun 1866. Kondisi ini diberi istilah idiot mongoloid. Keadaan
yang terjadi penderita pada sindrom down disebabkan karena
adanya suatu ekstracopy salah satu kromosom yang terkecil pada
trisomi 21.
Penderita sindrom down akan memiliki karakteristik seperti
berikut :
1. Pada bayi yang baru lahir terdapat garis-garis pada kedua
telapak tangannya yang disebut dengan sidik dermatoglifik.
2. Memiliki badan yang pendek.
3. Memiliki bentuk wajah agak bulat.
4. Memiliki bentuk mata yang sipit.
5. Keadaan mulut sering terbuka.
6. Memiliki kelainan pada jantung.
7. Biasanya memiliki IQ rendah yaitu di bawah 75.
8. Aktivitas geraknya lamban.
9. Memiliki hidup yang lebih pendek daripada individu yang
normal, yaitu sekitar 16 tahun.
E. Sindrom Edwards (trisomi 18)

Gambar 18. Sindrom Edwards


Ciri-ciri sindrom Edwards sebagai berikut :
1. Kariotipe : 45 A + 18 + XX atau 45 A + 18 + XY.
2. Sindrom ini terjadi akibat gagal berpisah pada autosom nomor
18 ketika pembentukan sel telur, sehingga formula kromosom
2n + 1.
3. Tulang tengkorak lonjong dan rahang bawah rendah.
4. Dada pendek dan lebar.
5. Kedudukan telingan rendah dan tidak wajar.
6. Mulut kecil.
7. Keterbelakangan mental.
F. Sindrom Patau

Gambar 19. Sindrom Patau


Sindrom patau merupakan suatu keadaan pada individu yang
mengalami trisomi pada kromosom ke-13, 14, dan 15. Penderita
sindrom patau memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Berumur pendek, umumnya meninggal pada usia 3 bulan.
2. Memiliki polidaktili.
3. Ukuran struktur otak lebih kecil.
4. Mengalami keterbelakangan mental.
5. Bagian bibir memiliki celah.
6. Mengalami kelemahan pada jantung dan kelainan pada usus.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. 1997. Biology Fourth Edition. California: The


Benjamin/Cummings Publishing Company Inc.

Kusumawati, Rohana, dkk. 2013. Biologi. Klaten: Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai