Anda di halaman 1dari 12

SKENARIO

KEKHAWATIRAN IBU HAMIL

Disusun oleh:
KELOMPOK A-1
KETUA
: ADITYA NUGRAHA ARTAR
(1102013008)
SEKRETARIS: ADELINA ANNISA PERMATA (1102013006)
ANGGOTA
: ABDUL RAHMAN
(1102013001)
ABI RAFDI ZHAFARI
(1102013002)
ABIYYA FARAH PUTRI
(1102013003)
ADELIA PUTRI SABRINA
(1102013005)
ADINDA AMALIA SHOLEHA
(1102013007)
ADITYA NUGRAHA ARTAR
(1102013001)
ANNISA ROBIYANTI
(1102011038)

UNIVERSITAS YARSI
Jl. Let. Jend. Suprapto. Cempaka Putih, Jakarta Pusat. DKI Jakarta. Indonesia. 10510.
Telepon: +62 21 4206675.
Skenario :
Seorang Ibu berumur 40 tahun hamil 4 bulan. Ibu tersebut datang ke RS untuk
memeriksa kandungannya. Dokter menyarankan untuk menjaga kesehatannya supaya
pertumbuhan janin yang sedang mengalami proses pembelahan sel yang pesat dalam keadaan
baik. Ibu ini khawatir terhadap kandungannya karena pernah membaca artikel di majalah
kesehatan bahwa kehamilan pada wanita usia diatas 35 tahun beresiko melahirkan bayi
dengan kelainan genetic akibat aberasi kromosom. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya
peristiwa nondisjunction pada proses meiosis saat pembentukan gamet. Untuk menjawab
kekhawatiran ibu tersebut dokter melakukan pemeriksaan dan analisis kromosom melalui
tehnik chorionic villus sampling (CVS). Dokter menasehati: sebagai seorang muslimah,
apapun hasil pemeriksaannya Ibu harus tetap tabah dan berprasangka baik terhadap Allah.

A. Brainstroming / Activasi Prior Knowledge :


1.
2.
3.
4.
5.

Mengapa seorang Ibu yang umurnya diatas 35 tahun memiliki risiko kehamilan?
Apa penyebab nondisjunction?
Apa indikasi dan kontra-indikasi dari chronic villus sampling?
Apa saja kelainan genetik yang ditimbulkan?
Bagaimana proses meiosis?

B. Jawaban:
1. Kondisi rahim yang lemah, Kondisi ovarium yang kurang bagus
2. Adanya virus, keturunan, radiasi dll
3. Indikasi
: Perempuan diatas 3 tahun, mempunyai riwayat bayi yang cacat
Kontra-Indikasi : Perempuan yang belum pernah berhubungan seks
4. Sindrom Down, Sindrom Turner, Sindrom Klinefelter, Sindrom Patau, dll.
5. Melalui 2 proses yaitu Meiosis I dan Meiosis II yang melalui tahap Profase,
Metafase, Anafase dan Telofase
C. Hipotesa
D. Learning Objective / Sasaran belajar :
1. Memahami dan Menjelaskan Mitosis
2. Memahami dan Menjelaskan Meiosis
3. Memahami dan Menjelaskan Aberasi Kromosom secara Jumlah dan Struktur
4. Memahami dan Menjelaskan Analisis Kromosom
5. Memahami dan Menjelaskan tentang Berprasangka Baik kepada Allah

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Mitosis


1.1 Definisi Mitosis
Mitosis adalah pembelahan nukleus dan sitokinesis yang akan menghasilkan dua sel
anak yang identik.
1.2 Fase-fase mitosis
-Tahap interfase:
a. G1: belum mengadakan replikasi DNA (9jam)
b. S: inti mengalami replikasi DNA (10jam)
c. G2: persiapan energi untuk melakukan pembelahan(2jam)
-Tahap Pembelahan :
a. Profase: terjadi kondensasi kromosom (kromosom memendek dan menebal),
nukleolus (anak inti) hilang, membran nukleus (inti) pecah, sentriol bereplikasi
dan memisah pada kedua kutub yang berbeda dan terjadi pembentukan benang
spindel yang menghubungkan sentriol dengan kromosom.
b. Metafase: kromosom bergerak dan menempatkan diri di bidang equatorial
c. Anafase: kinetokor yang berpasangan pada kromosom berpisah menghasilkan
kromatid yang kemudian bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan
kecpatan yang sama/
d. Telofase: kromatid telah berada pada masing masing kutub, kemudian membentuk
benang halus/kromosom, mikrotubula kinetokor menghilang, membran nukleus
terbentu kembali, nukleolus muncul kembali.
Setelah telofase berakhir di ikuti oleh sitokinesis (pembelahan sitoplasma) melalui
proses cleavage yang akan menghasilkan 2 sel anak dengan jumlah kromosom yang sama
dengan sel induk. Sitokinesis dimulai dengan adanya lekukan ke dalam membran plasma di
daerah equatorial sebagai penanda. Lekukan ke dalam daerah membran dekat dua nukleus
baru yang terbentuk ini terjadi karena adanya pengetatan serabut aktin-miosin.

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Meiosis


2.1 Definisi Meiosis
Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi
seksual organisme. Meiosis terjadi pada organisme eukariot, yang selnya mengandung jumlah
kromosom diploid. Dioploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi genetik pada
salah satu kromosom dapat dijumpai pada bentuk yang sama (atau termodifikasi) pada
kromosom kedua di dalam inti. K edua kromosom membentuk pasangan sedemikian yang
dinamakan homolog. Sel diploid manusia mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang
homolog ke 46 kromosom dari zigote terbentuk dari fertilisasi, yang berasal dari sel sperma
dan sel telur yang masing-masing gamet memberikan satu anggotanya dari setiap pasangan
homolognya.
2.2.Ciri pembelahan secara Meiosis
Terjadi di sel kelamin. Jumlah sel anaknya 4 Jumlah kromoson 1/2 induknya.
Pembelahan terjadi 2 kali. Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada
jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi
dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis
II) yang bertujuan untuk mendapatkan individu yang memiliki jumlah kromosom dari
induk.
2.3 Tahapan Fase-fase Meiosis
a. Meiosis I :

Profase I (Leptoten, Zigoten, Pakhiten, Diploten, Diakenesis)

Metafase I

Anafase I

Telofase I

b. Meiosis II :

Profase II

Metafase II

Anafase II

Telofase II

Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetis yang :


1. Separuh dari bahan gametogonium
2. Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada Profase I
A. Meiosis I
Tahap Profase I
DNA dikemas dalam kromosom. Pada akhir profase I terbentuk kromosom homolog
yang berpasangan membentuk tetrad. Tahap Profase I dibagi menjadi :
Leptonema: Benang-benag kromatin memendek dan menebal, serta mudah
menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami KONDENSASI.

Zigonema: Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang
berlawanan,sementara itu kromosom homolog saling berpasangan ( SINOPSIS).
Pakinema: Terjadi duplikasi kromosom.
Diplonema: Kromosom homolog saling menjauhi, erjadi perlekatan berbentuk X
yang disebut KIASMA dan merupakan tempat terjadinya Crossing Over.
Diakenesis: Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang
berlawanan, membran inti dan nukleus menghilang.
Tahap Metafase I
Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator. Sentromer menuju kutub
dan mengeluarkan benang2 spindel.
Tahap Anafase I
Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Benang
spindel dan seluruh isi sel memanjang ke arah kutub.
Tahap Telofase I
Kromosom sampai di kutub sel, membran inti dan nukleolus muncul, benang spindel
lenyap dan terjadi sitokinesis serta terbentuk 4 sel yang haploid.
B. Meiosis II
Apabila dilihat dengan mengguinakan mikroskop cahaya, maka terdapat dugaan
bahwa berbagai fase yang berlangsung pada meiosis II ini sama dengan berbagai fase yang
terjadi selama mitosis. Bahkan ada orang yang memiliki anggapan bahwa meiosis II adalah
pembelahan mitosis. Anggapan yang demikian tidak benar sama sekali dikarenakan beberapa
alasan, yaitu:
Kromosom yang double pada profase mitosis merupakan hasil duplikasi dari bahan selama
interfase.Sedangkan kromosom yang terlihat dauble pada profase II meiosis bukan
merupakan hasil duplikasi bahan genetik.
Kromosom kromosom yang menyusun kromosom mitosis adalah sister chromatic,
sehingga merupakan kromatid yang identik.Sedangkan kromosom yang menytusun
kromosom profase II meiosis bukan merupakan sister chromatic sempurna oleh karena
adanya crossing over yang terjadi pada meiosis I.
Meiosis II bertujuan untuk memisahkan kromatid kromatid yang berbeda dari tiap
kromosomnya dan menghasilkan reduksi yang sempurna. Meiosis II menghasilkan kombinasi
yang baru yang dari gen gen yang berasal tetua jantan dan betina pada generasi sebelumnya
Fase-fase pada meiosis II diantaranya :
Tahap Profase II
Fase ini dapat dimulai setelah selesainya interfase I yang berlangsung sangat
pendek.Pada beberapa organisme bahkan tidak mengalami interfase, sehingga dari
telofase I langsung dilanjutkan ke profase II, dan kadang kadang juga terjadi dari
telofase I langsung ke metafase II.
Tahap Metafase II
Pada fase ini, kromosom yang terdiri dari dua kromatid berada di bidang
equator. Benang benang gelendong yang berasal dari masing masing kutub
mengikat sentromer masing masing kromatid. Keadaan kromosom pada metafase II
meiosis hampir mirip pada keadaan kromosom pada metafase mitosis, akan tetapi
dengan jumlah kromosom yang hanya setengahnya saja.
Tahap Anafase II

Pada fase ini, sentromer terbelah menjadi dua. Masing masing kromatid
tertarik oleh benang benang gelendong ke kutub yang berlawanan. Pada saat inilah
terjadi reduksi kromosom yang sebenarnya, sehingga reduksi kromosom saat ini
sudah sempurna.Bergeraknya kromatid ke arah kutub yang berlawanan ini seperti
yang terjadi pada anafase mitosis, namun dengan jumlah kromosom yang hanya
setengahnya saja.
Tahap Telofase II
Pada fase ini terjadi pembelahan sel, sehingga dihasilkan empat sel anak yang
haploid (n), yang disebut juga tetrad.Setiap inti dari sel sel tersebut memiliki hanya
setengahnya saja dari jumlah kromosom tetuanya.Pada fase ini pula, terbentuk
kembali nukleolus dan membran nukleus.Membran nukleus mengelilingi ke empat
inti hasil pembelahan. Kromosom pun mulai mengendur kembali.Setelah itu, terjadi
modifikasi lebih lanjut untuk menghasilkan sel gamet.
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Aberasi Kromosom secara Jumlah dan Struktur
3.1 Aberasi kromosom berdasarkan jumlah
Ada dua konsep tentang aberasi jumlah kromosom, yaitu euploid dan aneuploid.
Euploid merupakan variasi pada serangkaian kelompok kromosom atau seluruh materi
genetic yang berada didalam suatusel (genom). Aneuploid merupakan variasi pada sebuah
atau sejumlah kecil kromosom.
Euploid
Euploidi adalah keaadan perubahan jumlah terjadi pada seluruh pasangan kromosom
dimana jumlah kromosom yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup merupakan kelipatan
dari kromosom dasarnya. Euploid biasanya dijumpai pada tumbuhan Karena tumbuhan
pada umumnya tidak mengenal adanya kromosom kelamin.Variasi dari euploidyaitu;
Monoploid (1n), Diploid (2n), dan Polyploid yang terdiridari Triploid (3n),
Tetraploid(4n), Pentaploid (5n) , Heksaploid (6n) dsb.
Euploid dibagi menjadi dua macam:
a. Autoploid : Merupakan kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom spesies
yang sama. Autoploid terdiri dari beberapa genom yang identik dengan kromosomkromosom aslinya.
b. Alloploid : Merupakan kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom spesies
yang berbeda. Terbentuknya spesies alloploid berasal dari penyilangan antara dua
spesies. Meskipun hasilnya steril, tetapi individu tersebut dapat lebih kuat
dibandingkan induknya.

Aneuploid

Aneuploid adalah variasi jumlah kromosom yang diakibatkan adanya pengurangan


atau penambahan satu atau sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak berlangsung pada
seluruh genom. Idealnya, pada pembelahan sel benang spindle mendistribusikan
kromosom pada sel-sel anak tanpa kesalahan. Akan tetapi, adakalanya terjadi kecelakaan
yang disebut gagal berpisah (non-disjunction) yaitu pada saat bagian-bagian dari
sepasang kromosom homolog tidak bergerak memisahkan diri sebagaimana mestinya
pada waktu meiosis I atau pada saat pasangan kromatid gagal berpisah selama meiosis II.
Variasi yang ditimbulkanyaitu :

Disomi (2n) saat kromosom berpasangan normal

Monosomi (2n-1) jika satu kromosom hilang

Nulisomi (2n-2) jikadua kromosomhilang

Monosomiganda (2n-1-1) jika dua pasangan masing-masing ada satu kromosom


yang hilang

Trisomi (2n+1) jika ada satu kromosom lebih

Tetrasomi (2n+2) jika adadua kromosom lebih

Trisomiganda (2n+1+1) jika penambahan satu kromosom untuk setiap pasangan

Kelainan yang diakibatkan oleh aberasi jumlah kromosom:


-

Sindrom Down
Disebabkan oleh kelebihan kromosom 21, sehingga setiap se tubuh memiliki total
47 kromosom. Sel-sel tersebut disebut trisomi (2n+1). Ciri-ciri dari sindrom ini
adalah penampakan wajah yang khas, tubuh pendek, cacatjantung, lemah mental,
steril, dll.

Sindrom Klinefelter
Disebabkan karena pertambahan kromosom X pada kromosom seks. Sehingga
mempunyai 44 autosom dan 3 kromosom seks (XXY). Penderita berjenis kelamin
laki-laki tetapi cenderung bersifat kewanitaan, testis mengecil dan mandul,
payudara membesar, dada sempit, pinggul lebar, rambut badan tidak tumbuh, dll.

Sindrom Turner
Disebabkan karena berkurangnya kromosom X pada kromosom seks. mempunyai
44 autosom dan hanya satu kromosom kelaimin yaitu X (XO).Penderita Sindrom
Turner kelamin wanita, namun tidak memilki ovarium, steril, kedua putting susu
berjarak melebar, payudara tidak berkembang, leher bersayap, dll

Sindrom Patau
Penderita mempunyai 45 autosom, sehingga disebut trisomi. Trisomi dapat terjadi
pada kromosom nomor 13,14 atau 15. Ciri-ciri penderita kepal akecil, mata kecil,
sumbing celah langit-langit, tuli, polidaktili, mempunyai kelainan otak, jantung,
ginjal dan usus serta pertumbuhan mental nya terbelakang. Biasanya penderita
meninggal pada usia kurang dari 1 tahun.

Sindrom Edward
Disebabkan Karena pertambahan kromosom no 18. Ciri-ciri penderita adalah
memiliki kelainan pada alat tubuh telinga dan rahang bawah kedudukannya
rendah, mulut kecil, mental terbelakang, tulang dada pendek, umumnya hanya
mencapai umur 6 bulan saja.

Dll.

3.2 Aberasi kromosom berdasarkan struktur

Perubahan susunan kromosom dapat disebabkan karena delesi, duplikasi,


inversi, dan translokasi. Delesi dan duplikasi cenderung terjadi selama meiosis.
Duplikasi dan translokasi juga cenderung memiliki pengaruh yang membahayakan.
Inversi dan translokasi dapat mengubah fenotip karena ekspresi gen dapat dipengaruhi
oleh lokasi gen didekatnya.
Variasi yang menyebabkanterjadinyaaberasi :

Delesi (Penghilangan) adalah hilangnya satu segmen dari kromosom, termasuk


informasi genetic dibagian yang hilang ini. Delesidimulai dengan retaknya kromosom
yang diinduksi oleh panas radiasi ( terutama radiasi ionisasi ), virus dan zat kimia atau
kesalahan dalam rekombinasi enzim.
Duplikasi (Penggandaan) adalah penggandaaan suatu segmen dari suatu kromosom.
Inversi (Pembalikan) adalah terpotongnya suatu segmen dari kromosom kemudian
terpasang kembali, tetapi tetap terbalik 180 derajat dari orientasi semula.
Translokasi (Perpindahan) terjadi karena bagian atau segmen kromosom yang
terputus dapat tersambung lagi tetapi bukan pada kromosom asal melainkan
tersambung pada kromosom lain.

Kelainan yang diakibatkan oleh aberasi struktur kromosom:


-

Cri Du Chat :Terjadi delesi pada kromosom nomor 5. Penderita mempunyai


mental terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan penampakan wajah yang
tidak biasa, dan memiliki tangisan yang suaranya seperti suara kucing. Penderita
biasanya meninggal ketika masih bayi.

Chronic MyelogenousLeukimia (CML) : Disebabkan terjadinya translokasi.


Sebagian dari kromosom nomor 22 telah bertukar tempat dengan sebuah fragmen
kecil dari ujung kromosom nomor 9. Kanker ini menyerang sel-sel yang
menghasilkanseldarah putih.

LO.4 Memahami dan Menjelaskan Analisis Kromosom


1. AMNIOSINTESIS MIDTRIMESTER
Amniosintesis adalah tindakan mengeluarkan cairan amnion yang
mengandung sel-sel janin dan unsur biokimia dari rongga amnion.Pertama kali
dilakukan pada tahun 1880 untuk dekompresi polihidra amnion. Pada tahun 1950
amnio sintesis menjadi alat diagnostik ketika mulai dilakukan pengukuran kadar
bilirubin dalam cairan amnion untuk memantau iso imunisasi rhesus. Amnio sintesis
untuk deteksi kelainan kromosom prenatal pertama kali dilaporkan pada tahun
1967.Sejak itu amnio sintesis diterima secara luas menjadi metode untuk diagnosis
prenatal untuk kelainan kromosom, penyakit-penyakit yang diturunkan, dan beberapa
infeksi kongenital.
2. PEMERIKSAAN VILLI KORIALIS
Diagnosis prenatal yang dikerjakan pada trimester kedua mempunyai beberapa
kekurangan antara lain, diagnosis baru dapat diketahui pada usia kehamilan yang

lebih lanjut sehingga risiko untuk terminasi kehamilan lebih besar dan terminasi pada
saat janin sudah mulai bergerak menimbulkan beban emosional yang berat bagi
pasien, sehingga diusahakan untuk melakukan diagnosis prenatal pada trimester
pertama. bertujuan untuk menentukan jenins kelamin janin dengan cara memasukkan
kateter halus ke dalam uterus dengan hanya dituntun perasaan taktil. Bila terasa ada
hambatan, kemudian pengisap dipasang dan dilakukan aspirasi potongan villi.
Pemeriksaan villi korialis biasanya dilakukan pada usia kehamilan antara 10-12
minggu, untuk pemeriksaan sitogenetik, molekuler (analisis DNA) dan atau metode
biokimia yang dapat diaplikasikan pada jaringan villii. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi anomali kromosom, defek gen spesifik dan aktivitas enzim yang
abnormal dalam kehamilan terutama pada penyakit turunan.
3. PEMERIKSAAN DARAH JANIN
Metode pengambilan darah janin dengan tuntunan USG menggunakan jarum
spinal ukuran 20-22 melalui perut ibu ke dalam tali pusat. Teknik ini disebut juga
kordosentesis, PUBS (percutaneous umbilical blood sampling), fetal blood sampling
atau furnipuncture. Kordosintesis adalah istilah yang sering digunakan. Indikasi
pemeriksaan ini dapat dibagi atas indikasi diagnostik dan terapeutik. Umumnya,
pemeriksaan darah janin diindikasikan bila keuntungannya lebih banyak dari
kerugiannya. Sebelumnya pemeriksaan darah janin dilakukan untuk karyotype cepat
namun dengan teknik sitogenetik yang baru memakai metode FISH sampel dari villi
korialis dan amniosit juga dapat diperiksa dengan cepat. Indikasi lain untuk
pemeriksaan ini adalah bila ditemukan mosaik atau kegagalan kultur pada
amniosintesis dan biopsi plasenta. Pemeriksaan darah janin juga dilakukan pada
wanita yang datang terlambat (usia kehamilan lanjut) pada kunjungan antenatal dan
menginginkan pemeriksaan karyotype atau untuk diagnosis prenatal retardasi mental
fragile-X.

Analisis sitogenetik

Digunakan untuk menilai jumlah dan intergritas kromosom. Teknik ini memerlukan
sel yang sedang membelah,yang biasanya berarti membuat biakkan selyang
dihentikan pada metafase dengan pemberian bahan kimia. Kromosom diwarnai
dengan giemsa untuk memperlihatkan pola pita terang dan gelap yang khas untuk
setiap kromosom
High resolution metaphase banding technique

Memperlihatkan lebih banyak pita sehingga digunaka untuk mendiagnosis delesi kecil
Fluorescence in situ hybridization (FISH)

Menggunakan pelacak DNA spesifik untuk mengidentifikasi ploidi beberapa


kromosom tertentu. Pelacak berfluoresensi dihibridisasi ke kromosom atau lokus
genetik dengan menggunakan sel dikaca objek dan hasilnya dapat dilihat di bawah
mikroskop fluoresens
Pengecatan kromosom

Teknik menggunakan pelacak berfluoresens tinggi untuk mengenali bagian bagian di


sepanjang kromosom. Teknik ini dapat mengidentifikasi translokasi dan tata ulang
antar kromosom-kromosom
Spectral karyotype analysis

Teknik dengan menghibridisasi setiap kromosom ke suatu pelacak berfluoresens unik


dengan warna berbeda. Hasilnya akan dianalisis oleh komputer

LO.5 Memahami dan Menjelaskan Berprasangka Baik kepada Allah SWT


Sesungguhnya berprasangka baik kepada Allah Taala yakni meyakini apa
yang layak untuk Allah, baik dari nama, sifat dan perbuatanNya. Begitu juga
meyakini apa yang terkandung dari pengaruhnya yang besar. Seperti keyakinan
bahwa Allah Taala menyayangi para hamba-Nya yang berhak disayangi, memaafkan
mereka dikala bertaubat dan kembali, serta menerima dari mereka ketaataan dan
ibadahnya. Dan meyakini bahwa Allah Taala mempunyai berbagai macam hikamh
nan agung yang telah ditakdirkan dan ditentukan.
Seperti yang sudah diatur di dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah 216 :

Artinya:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (QS. 2:216)
Sedangkan berperasangka buruk atau suudzan Allah dan rasul-Nya telah melarangnya,

seperti dijelaskan dalam QS. Al-hujurat, 49 : 12 yang berbunyi :

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari


prasangka,sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagaian yang lain. (QS. Al -Hujurat, 49 : 12)
(sumber : http://islamqa.info/id/150516)
Ada juga beberapa hadis yang mengenai husnuzan kepada allah:

-
-


.

1)

Dari Abu Sufyan, dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu berkata : tiga hari
sebelum meninggalnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, aku mendengar beliau
bersabda : Janganlah seorang diantara kalian meninggal kecuali dia telah berbaik sangka
kepada Allah (H.R. Muslim)

:
: :

2)

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Allah
subhanahu wataala berfirman : Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan
persangkaannya kepada-Ku (H.R. Bukhari dan Muslim).

2. Sikap Husnuzon kepada Allah SWT:


1. Senantiasa taat kepada Allah
2. Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan
3. Menerima dengan ikhlas semua keputusan Allah

4. Syukur dan qonaah, yakni senatiasa berterima kasih atas pemberian Allah serta
merasa cukup atas pemberihanNya itu

3.Hikmah husunuzan kepada Allah SWT:


Sikap husnuzan mempunyai hikmah yang besar. Berhusnuzan kepada Allah memiliki hikmah
yang banyak, diantaranya seperti berikut.
1. Dapat menumbuhkan sikap untuk selalu optimis dalam menyongsong masa depan
2. Sebagaimana firman Allah yang Artinya :
Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
3. Menumbuhkan perasaan tidak mudah putus asa
4. Menumbuhkan perasan syukur kepada Allah atas nikmat yg telah dianugrahkan allah
kepada kita
5. Menumbuhkan sifat sabar dan tawakkal.

DAFTAR PUSTAKA
http://faculty.clintoncc.suny.edu
http://mamat79.wordpress.com/2011/01/24/ber-husnudz-dzon-kepada-allah-yang-sebenarnya/
http://lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-materi-pai/
Aryulina, Diah. Dkk. 2007. Buku Biologi SMA dan MA. Jakarta: Elis

Anda mungkin juga menyukai