Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA IX
“PEMBELAHAN SEL MEIOSIS”

Disusun oleh:

Nama : Rino Hermawan


NPM : E1J021096
Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir.Alnopri,MS
Coast : Yuli Anggraeni(E1J020004)
Shift : B2,Kamis 08.00-10.00 WIB
Kelompok : 3

LABORATORIUM AGRONOMI
JUSUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara
reproduksi seksualorganisme. Meiosis terjadi pada organisme eukariot, yang
selnya mengandung jumlah kromosomdiploid. Dioploid berarti rangkap, dalam
artian bahwa informasi genetik pada salah satukromosom dapat dijumpai pada
bentuk yang sama (termodifikasi) pada kromosom kedua didalam inti. Kedua
kromosom membentuk pasangan sedemikian yang dinamakan homolog.
Seldiploid manusia mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46
kromosom darizigote terbentuk dari fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan
sel telur yang masing-masinggamet memberikan satu anggotanya dari setiap
pasangan homolognya.

Ciri pembelahan secara meiosis adalah:Terjadi di sel kelamin. Jumlah sel


anaknya 4, jumlah kromoson 1/2 induknya.Pembelahan terjadi 2 kali. Meiosis
hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringannuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan
jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi
dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan
pembelahan II (meiosis II).Meiosis I, fase-fasenya meliputi:

1.Profase IProfase I terbagi lagi menjadi fase-fase sebagai berikut:

 Leptonema: Benang-benang kromatin menjadi kromosom.


 .Zigonema: Kromosom yang sama bentuknya atau kromosom
homolog berdekatandan bergandengan. Setiap pasang kromosom
homolog disebut bivalen
 Pakinema: Tiap bagian kromosom homolog mengganda, tetapi
masih dalam satuikatan sentromer, sehingga terbentuk tetrad.
 Diplonema: kromatid dari tiap-tiap belahan kromosom memendek
dan membesar.
 Diakinesis: Sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing
membentuk benang gelendong pembelah (benang spindel). Satu
sentriol tetap, sedangkansentriol yang lain bergerak ke arah kutub
yang berlawanan. Membran inti dannukleolus menghilang. Empat
kromatid bivalen tadi disebut tetrad dan terjeratoleh benang spindel
yang dibentuk oleh sentriol-sentrio

2.Metafase I
Tetrad berkumpul di bidang ekuator,
3.Anafase I
Benang gelendong pembelah dari masing-masing kutub menarik kromosom
homolog,sehingga setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak
ke arah kutub yang berlawanan. Sentromer belum membelah, setiap kutub
menerima campuran acakkromosom dari ibu dan bapak.
4.Telofase I
Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleolus muncul lagi,
kemudiansitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2
kromosom dari jumlah 4kromatid, sehingga terbentuk 23 kromosom yang
diduplikasi di setiap kutub. Benanggelendong lenyap, kromatid muncul
kembali; setriol berperan sebagai sentrosomkembali.Meiosis II, fase-fasenya
meliputi:
1.Profase II
Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub yang
berlawanan dandigabungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan
nukleolus lenyap, kromatid berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh
benang gelendong.
2.Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua.
Belum terjadi pembelahan sentromer.
3.Anafase II
Kromosom melekat pada kinetokor benang gelendon, lalu ditarik oleh
benanggelendong ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan
sentromer terelah.Sebagai akibatnya, masing-masing kromatidnya bergerak
ke arah yang berlawanan.
4.Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan, lalu berubah menjadi
kromatidkembali. Bersama dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk
lagi, dan sekat pemisah semakin jelas, sehingga akhirnya terjadilah dua sel
anakan.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum acara kali ini:


• Untuk mempelajari fase-fase meiosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi yaitu engurangan


jumlan kromososm pada sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet
betina). Sel gamet jantan pada hewan dibentuk dalam testis dan sel gamet
betina dibentuk dalam ovarium. Pada tumbuhan, sel gamet jantan di bentuk
dalam organ yang disebut benang sari dan sel gamet betina dibentuk pada
organ putik. Pada meiosis terjadi dua kali pembelahan sehingga sel anak akan
memiliki setengah dari kromosom sel induknya (Anna, 1985).

Menurut Crowder (1993), meiosis ini merupakan proses yang rumit yang
mengakibatkan terjadinya reduksi pada kromosom sehingga sel anak menjadi
haploid. Apabila terjadi pembuahan (penggabungan gamet jantan dan gamet
betina), maka akan diperoleh kembali sel yang diploid yang berasal dari
penggabungan dua sel yang haploid. Meiosis juga membentuk kombinasi gen
yang baru, yaitu menimbulkan keragaman genetik melalui penggabungan
secara acak kromosom induk dan juga dapat terjadi karena penggabungan
bahan genetik pada kromosom homolog.

Ada empat sifat pokok pada proses meiosis, yaitu: kromosom homolog
berpasangan, pertukaran bagian kromatid dari kromosom homolog tersebut,
penyebaran kromosom yang telah tersusun kembali kedalam bentuk empat
meiospora, penyatuan bahan genetik kromosom dapat berbeda dengan
parentalnya karena terjadi indah silang materi genetik (crossing over) ada
kromosom homolog sehingga akan menimbulkan variasi ada sel anaknya.

Daur meiotik berlangsung lebih lama daripada daur mitotik dari satu sampai
dua hari seperti pada jagung dan gandum dan sampai 24 hari ada manusia.
Interfase premiotik morfologi sel serupa dengan sel-sel premiotik mulai
membesar. Pada permulaan G2 suatu perubahan yang searah, membuat sel
menuju meiosis (Doherty, 2012)

Setelah terbentuknya salinan DNA, sel mengalami tahap pembelahan meiosis


I yang terus dilanjutkan pada tahap meiosis II. Tahap meiosis I terdiri dari
tahap Profase I, Metafase I, Anafase I, dan Telofase I serta Sitokinesis.
Sedangkan pada meiosis II terdiri dari Interfase, Profase II, metafase II,
Anafase II dan Telofase II serta diakhiri dengan tahapan Sitokinesis yang
kedua sehingga menghasilkan empat anak (Suryo, 1984).

Profase I terdiri dari beberapa fase yang akan menentukan dan menyebabkan
terjadinya dua kali pembelahan ada meiosis. Fase pertamanya yaitu fase
Leptonema yang ditandai dengan adanya atau munculnya benang-benang
kromatin yang akan memendek dan memadat serta menebal sehingga akan
lebih jelas. Setelah itu, memasuki fase yang kedua yaitu Zygonema yang
ditandai dengan terdapatnya duplikasi kromosom sehingga kromosom akan
menjadi homolog (berpasangan) yang disebut sinapsis. Setelah itu masuk pada
fase yang ketiga yaitu Pachynema yang ditandai dengan kromatid antar
kromosom homolog satu dengan kromatid kromosom homolog lainnya (non
sister Chromaitds) saling berdekatan. Dengan demikian, setiap kelomok
sinapsis terdapat 4 kromatid ( satu pasang kromatid saudara dan satu pasang
kromatid bukan saudara). Empat kromatid yang membentuk sinapsis disebut
Tetrad. Fase yang keempat disebut Diplonema ditandai dengan setiap bivalen
mengandung kromatid yang berpasangan saling menempel atau berkait pada
satu titik yang disebut kiasma. Pada proses ini terjadi perpindahan materi
genetik pada kromosom. Tahap yang terakhir dari Profase I pada pembelahan
meiosis adalanh fase Diakinesis yang ditandai dengan terbentuknya benang-
banang tubulin atau benang spindel pembelahan (gelendong mikrotubul) dari
sentriol yang telah berada pada kutub-kutub sel. Pada fase ini membran inti sel
akan menghilang (Yatim, 1991).

Pada Metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar


berhadap-hadapan disepanjang daerah pembelahan sel (metasentrik atau
ekuator) sehingga membentuk dua baris kromosom. Pada fase ini, kromosom
kembali memendek dan menebal serta letaknya lebih rapi dibandingkan dengan
fase lainnya. Setelah itu, kromosom memasuki tahapan Anafase I. Benang-
benang gelendong mikrotubul dari masing-masing sentriol akan menempel
pada sentromer kromosom. Benang spindel dari sentriol atas akan menempel
pada kromosom bagian atas saja dan begitu pula dengan benang-benang dari
sentriol bagian bawah. Benang-benang tersebut akan saling tarik-menarik
sehingga kromosom akan terbagi dua. Benang-benang spindel (gelendong
mikrotubul) menarik kromosom ke masing-masing kutubnya (Kimball, 1993).

Pada Telofase I setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang


berlawanan, setiapkutub memunyai satu set kromosom haploid. Pada
Sitokinesis terjadi emisahan dan pembagian sitoplasma sel sehingga akan
terbentu dua sel anak yang diploid pada akhir meiosis I (Crowder, 1993).

Kedua sel anak hasil pembelahan meiosis tahap I akan bersiap memasuki
tahap pembelahan yang kedua. Tujuan dari tahapan ini adalah membagi salinan
sel dan menjadikan sel anak menjadi haloid. Tahapan meiosis II sama dengan
tahapan ada meiosis I hanya saja, pada tahapan ke dua tidak terjadi replikasi
dan duplikasi kromosom. Kromosom yang dibagi adalah murni dari hasil
pembelahan meiosis I (Anna, 1985).

Profase II, kromatid pada sel anakan masih menempel pada sentromer
kromosom. Prosesnya hampir sama dengan pembelahan mitosis. Kromosom
akan bergerak menuju bidang pembelahan atau ekuator sel dan membentuk
satu barisan kromosom. Hal ini berlaku pada kedua sel anakan. Peristiwa ini
menandakan sel berada pada fase Metafase II. Pada proses Anafase II, benang
spindel dari sentriol pada masing-masing kutub akan menempel pada
sentromer kromosom. Benang spindel tersebut akan saling taril-menarik
sehingga sentromer akan terbelah yang mengakibatkan terbawanya setengah
lengan kromosom pada setiap sentromer yang terbelah tersebut. Pada Telofase
II, masing-masing kromosom yang terbelah mencaai kutub sel dan terjadi
penggentingan bidang pembelahan atau ekuator dari sel. Hal ini menandakan
sel berada pada fase sitokinesis tahap II. Dengan demikian, sel anakan yang
dihasilkan dari pembelahan meiosis adalah empat sel yang haploid (Campbel,
2000).
BAB III
METODOLOGI

Alat dan Bahan


Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum genetika acara 9 ini
antara lain yaitu sebagai berikut:
 Komputer
 Internet

Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan dalam praktikum genetika acara 9 ini
antaralain yaitu sebagai berikut:
 Cari di internet fase fase meiosis pada bunga lilium sp.dengan jumlah
kromosom 24.
 Gambar manual fase-fase meiosis yang ditemukan di lembar kerja
masing-masing (jangan menggunakan gambar dari internet yang langsung
ditempel di lembar kerja).
 Scan/foto hasil gambar untuk dimasukkan ke laporan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.2 Pembahasan :

Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara


reproduksi seksualorganisme. Meiosis terjadi pada organisme eukariot, yang
selnya mengandung jumlah kromosomdiploid. Dioploid berarti rangkap, dalam
artian bahwa informasi genetik pada salah satukromosom dapat dijumpai pada
bentuk yang sama (termodifikasi) pada kromosom kedua didalam inti. Kedua
kromosom membentuk pasangan sedemikian yang dinamakan homolog.
Seldiploid manusia mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46
kromosom darizigote terbentuk dari fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan
sel telur yang masing-masinggamet memberikan satu anggotanya dari setiap
pasangan homolognya.

Menggambarkan manual fase-fase meiosis pada bunga Lilium sp. dengan


jumlah kromosom 24, yang ditemukan di lembar kerja praktikum,setelah
menggambar praktikan memfotkan hasil gambar tersebut dan melihat serta
mengamati tahapan-tahapan meiosis pada pembelahan sel bunga Lilium sp.
Pada tahapan pertama Meiosis I, disebut juga pembelahan reduksi, karena
mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung kromosom diploid (2n)
menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n. Selanjutnya pada Profase
I, kromosom homolog saling berpasangan atau synapsis. Terbentuk kiasma,
dan terjadi pindah silang. Kemudian untuk Metafase I, pada fase ini apparatus
spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad berkumpul pada bidang
ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase. Kromosom masih
dalam pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing
kutub sel melekat pada satu kromosom, sementara itu mikrotubula dari kutub
berlawanan menempel pada homolognya pada daerah sentromer. Kemudian
pada tahapan Anafase I, seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan
kromosom ke arah kutub sel, akan tetapi kromatid saudara tetap terikat pada
sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke arah kutub yang sama.
Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan.

Ciri pembelahan secara meiosis adalah:Terjadi di sel kelamin. Jumlah sel


anaknya 4, jumlah kromoson 1/2 induknya.Pembelahan terjadi 2 kali. Meiosis
hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringannuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan
jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi
dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan
pembelahan II (meiosis II).Meiosis I
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa:
Pembelahan meiosis yaitu terjadi pada sel gamet, menghasilkan sel
anakan dengan jumlah kromosom setengah kromosom sel induk. Tujuan
pembelahan meiosis untuk memelihara jumlah kromosom makhluk hidup
Pemembelahan meiosis terdiri atas 2 tahap yaitu Meiosis pertama (I) dan
Meiosis kedua (II). Masing-masing tahapan meiosis memiliki ke-4 fase
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Istirahat antara kedua tahap
disebut interkinesis. Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten,
zigoten, pakiten, diloten, dan diakinesis.

5.2 Saran
Kepada seluruh Praktikan diharapkan selalu menyimak apa yang di
intruksikan coass agar pada saat praktikum tidak bingung maupun salah
DAFTAR PUSTAKA

Anna C. 1985.Foundations Of Genetics: A Science Society.


Singapore:McGraw-Hill Boo
Crowder, L.V. (1993). Genetika Tumbuhan. Terjemahan oleh Lilik
Kusdiarti.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Campbell, Neil A. 2000. Biologi Jilid I . Jakarta: Erlangga.
Kimball. John W. 1993. Biologi. Jakarta : Erlangga
Suryo. 1984.Genetika Strata 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Yatim, Wildan.1991.Genetika. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai