Anda di halaman 1dari 9

PEMBELAHAN SEL

Apa Itu Pembelahan Sel?


Sel merupakan bentuk dasar dari kehidupan yang membentuk seluruh makhluk hidup di
bumi, termasuk manusia. Jadi, sebenarnya seluruh anggota badan kita, termasuk helai bulu
kuduk di kulit kita terbentuk dari kumpulan sel-sel.

Menurut laporan dari Facts Just for Kids (2022), rata-rata tubuh manusia mengandung 40
triliun sel dengan kurang lebih 200 jenis yang berbeda. Jenis-jenis sel itu pun akan membentuk
bagian tubuh yang berbeda-beda juga. Hal yang sama juga terjadi pada tumbuhan dan hewan.
Lalu, apa sih sebenarnya pembelahan sel itu?
Melansir dari Encyclopedia Britannica (2020), pengertian pembelahan sel adalah
proses reproduksi yang dilakukan oleh sel. Proses ini dilakukan dengan menduplikasi seluruh isi
sel untuk membentuk anak sel baru dengan membelah diri. 
Jenis pembelahan sel ada beberapa. Yang terjadi pada manusia dan organisme multiseluler
lainnya ada dua, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis. Pada masing-masing pembelahan
tersebut, jumlah anak sel yang dihasilkan dari satu kali pembelahan berbeda-beda. 

Tujuan dan Fungsi Pembelahan Sel

Ternyata fungsi atau tujuan pembelahan sel berbeda-beda berdasarkan jenis organismenya.
Pada organisme multiseluler seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, selain membantu proses
reproduksi, pembelahan sel juga bertujuan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan
jaringan. Sedangkan, pada organisme uniseluler, seperti bakteri dan alga, pembelahan sel
bertujuan untuk bereproduksi atau memperbanyak diri.
Pembelahan Sel Secara Mitosis

Mitosis adalah proses pembelahan sel yang terjadi pada sel tubuh kita termasuk sel kulit, sel
otot, sel saraf, dan lain sebagainya. Mitosis juga sering diartikan sebagai proses pembelahan sel
induk yang menghasilkan dua sel anak (daughter cell) yang memiliki keidentikan gen.
Sel induk membawa dua set kromosom yang disebut 2n (diploid), dan menurunkan juga
masing-masing dua set kepada kedua sel anaknya.

Mitosis bertugas untuk menjalankan proses reproduksi untuk organisme aseksual,


pertumbuhan dan perkembangan sel, sekaligus pemeliharaan sel, yaitu perbaikan dan
regenerasi. Mitosis sendiri merupakan salah satu fase pembelahan sel dari empat fase dalam
siklus hidup sel.
Proses terjadinya pembelahan mitosis sendiri ternyata ada tahapannya. Dalam mitosis
tahapan pembelahan sel secara berurutan adalah profase, prometafase, metafase,
anafase, dan telofase. Berikut ini penjelasan tentang apa yang terjadi dalam masing-masing
tahapan tersebut secara berurutan.
1. Profase

Tahapan pertama dari mitosis ini dimulai dari keadaan sel yang sudah dipersiapkan
untuk membelah di fase-fase sebelumnya, yang disebut juga interfase. gambar keadaan sel
awal sebelum memulai fase ini dimulai di bawah ini.

Lalu, terjadinya tahap profase ini ditandai dengan beberapa hal, yaitu:
1) DNA yang disebut kromatin terkondensasi atau dipadatkan menjadi kromosom yang
berbentuk seperti huruf X.
2) Nukleus di dalam inti sel pun lenyap, terfragmentasi.
3) Di bagian sentrosom, kemudian terbentuk gelendong mitotik atau sering juga disebut
benang spindel. Yang ini gampang deh mengingatnya, inget aja yang bentuknya seperti
benang-benang gitu.
4) Karena terbentuknya benang spindel itu tadi, maka sentrosom pun mulai bergerak
berjauhan.
Setelah itu, sel siap memasuki tahapan selanjutnya, yaitu tahap prometafase.
2. Prometafase

Apa sih, prometafase itu? Prometafase adalah fase sebelum metafase yang ditandai dengan
beberapa hal berikut:
1) Tadi kan, sudah terbentuk kromosom X tuh, kromosom itu pun terpapar sitoplasma
karena nukleus dan membran selnya sudah tidak ada.
2) Di sini, karena benang spindel tadi makin memanjang, kedua sentrosom pun sudah dekat
dengan masing-masing kutub sel dan saling bertemu.
3) Benang spindel pun melekatkan diri mereka ke bagian kinetokor yang ada di sisi samping
bagian tengah atau sentromer kromosom.
3. Metafase

Setelah melalui profase, tahapan berikutnya dilanjutkan pada metafase.


1) Sentrosom yang tadi menuju kutub sel, sekarang tempatnya sudah sempurna di masing-
masing kutub.
2) Yang mencirikan tahap ini adalah, waktu di mana semua kromosom X yang contohnya
berjumlah 4 itu berjajar di garis ekuator atau lempeng metafase yang membagi dua
bagian sel sama rata.
3) Semua kinetokor yang ada pada kromosom pun sudah semua ditempeli oleh benang
spindel
4. Anafase

Bisa dibilang, tahap anafase merupakan tahap pemisahan. Kenapa? Karena pada tahap
ini, kromosom yang berjajar tadi memisahkan masing-masing kromatidnya (salah satu sisi
lengan kromosom) dan menuju ke sentrosom melalui jalur benang spindel. 
Jadi, kalau dilihat seakan-akan benang spindelnya itu sedang menarik si kromatid-
kromatid itu tuh. Nah, masing-masing kutub pun akhirnya mendapatkan jumlah kromosom
atau kromatid yang sama, yaitu 4.
5. Telofase dan Sitokinesis

Sekarang kita memasuki fase inti dalam pembelahan mitosis nih, yaitu fase pembelahan
sel. Coba cek gambar pembelahan sel di atas supaya bisa membayangkan prosesnya. Dalam
fase ini, pembelahan sel menjadi dua sudah mulai terjadi, bahkan sudah hampir selesai. Fase
ini ditandai dengan beberapa hal berikut:
1) Masing-masing sel anakan mendapatkan 4 DNA atau kromosom. Itu kenapa disebut 2n
atau diploid.
2) Membran inti yang tadi hilang pada fase profase pun terbentuk lagi di masing-masing
anak sel.
3) Nukleolus juga muncul lagi. 
4) Kromosom pun kembali menipis lagi jadi kromatin. Jadi, keadaannya seakan kembali ke
keadaan sel awal sebelum profase, tetapi kali ini jumlah selnya menjadi 2.
Sebenarnya secara hampir bersamaan dengan telofase, terjadi juga yang namanya
sitokinesis. Sitokinesis merupakan tahapan di mana sel bergerak ke arah kedua kutub saat
pembelahan terjadi.

Pembelahan Sel Secara Meiosis 


Macam pembelahan sel yang kedua adalah pembelahan sel secara meiosis. Pembelahan sel
secara meiosis memang hanya terjadi pada sel kelamin membentuk sel reproduksi gamet, yaitu
ovum dan sperma.
Menurut laporan Your Genome (2021), pembelahan sel secara meiosis juga dapat
didefinisikan sebagai proses pembelahan satu sel sebanyak dua kali untuk menghasilkan 4 sel
yang masing-masing mengandung setengah jumlah kromosom/DNA dari sel induknya.
Sehingga, yang menjadi perbedaan pembelahan sel mitosis dan meiosis adalah tahapan
prosesnya, jumlah sel anak yang dihasilkan, seperti yang gue sampaikan tadi di awal. Selain
jumlah sel anaknya berbeda, jumlah DNA atau kromosom yang dibawah masing-masing anak sel
pun berbeda. 
Kalau hasil pembelahan sel mitosis menghasilkan 2 anak sel yang mengandung 4 DNA (2n
atau diploid), hasil pembelahan sel mitosis menghasilkan 4 anak sel hasil dari dua kali
pembelahan sel, yang membawa 2 DNA (n atau haploid) saja.
Hal tersebut merupakan alasan mengapa pembentukan sel kelamin terjadi melalui proses
pembelahan meiosis. Yaitu, supaya masing-masing sel kelamin hanya membawa 1 gen induk
saja (n). Jadi ketika bertemu dengan sel kelamin jantan materi genetik sel akan menjadi utuh,
yaitu 2n.
Sel anak yang dihasilkan dalam proses ini juga memiliki sifat gen yang berbeda dengan
induknya. Itu lah mengapa pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel kelamin. Kalau yang
dihasilkan sama semua nanti manusia di bumi semuanya sama baik dari segi tampilan maupun
ketahanan tubuh terhadap penyakit. Alhasil, kalau ada satu yang terkena virus maka semuanya
akan terkena dan bisa menyebabkan kepunahan.
Pembelahan sel secara meiosis memang terjadi sebanyak dua kali. Jadi, bisa kita bedakan
menjadi meiosis I dan meiosis II. Dalam setiap fasenya akan ada 4 tahapan yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase.
MEIOSIS I
1. Profase I

Berbeda dengan fase profase pada mitosis. Fase profase 1 ini lebih rumit karena terdiri
dari 5 fase sendiri, yaitu fase leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis.
Fase ini juga diawali dengan kondensasi kromatin, tapi yang berbeda adalah adanya
perlekatan dua kromosom homolog membentuk tetrad (dua kromosom yang melekat). Lalu
pada fase pakiten terjadi crossing over atau pindah silang di kiasmata, tempat pertemuan dua
kromosom, yang menghasilkan sifat genetik yang berbeda dengan induknya.
Proses itu dilakukan untuk mendapatkan kualitas terbaik dari kromosom. Misalnya sifat
tinggi dan mancung atau bisa juga pendek dan pesek. Setelah itu barulah ciri-ciri seperti
profase di mitosis terjadi, seperti munculnya gelendong, bergeraknya sentromer menuju
kutub, hilangnya membran inti dan nukleus, dan kromosom homolog yang tadinya melekat
pun sedikit memisahkan diri.
2. Metafase I
Fase ini menjadi fase di mana kromosom sejajar di garis ekuator sel dan semua
gelendong melekat pada kinetokor kromosom. Namun, di metafase I ini kromosomnya
masih berbentuk tetrad ketika mereka berbaris di ekuator, Sobat Zenius.
3. Anafase I

Alhasil, kromosom yang mendekatkan diri ke kutub pada fase anafase hanya
mengandung 2 DNA saja karena keseluruhan kromosom pindah. Sedangkan, kalau di
mitosis hanya kromatidnya saja, jadi tiap kutub bisa tetap mendapatkan 4 DNA.
4. Telofase I

Di fase ini terjadilah pembelahan sel, di mana masing-masing sel yang awalnya
memiliki 4DNA (2n), sekarang hanya memiliki 2 DNA saja (n). Pada proses pembelahan sel
ini, bagian-bagian inti sel sudah terbentuk lagi dengan susunan kromosom yang berbeda.
MEIOSIS II
1. Profase II

Lalu, memasuki proses pembelahan yang ke-2, prosesnya seperti diulangi dengan
gelendong yang muncul dan kromosom yang mulai mendekat ke ekuator.
2. Metafase II
Pada fase ini kedua kromosom sudah berjajar di ekuator atau lempeng metafase dan
benang-benang spindel melekat pada kinetokor.
3. Anafase II

Kemudian, kromatid saudara, yang memiliki sifat genetik yang sama pun menuju ke
sentromer melalui jalur benang spindel. Yang spesial pada pembelahan ini adalah adanya
pembelahan ekuasional dengan jumlah yang sama. Jadi nggak kaya di fase I yang jumlah
kromosomnya berkurang setengah, di proses ini jumlahnya tetap, yaitu 2 DNA atau n
(haploid).
4. Telofase II

Setelah proses pembelahan pada telofase II, jadi begini keadaannya:


1) Dua sel yang dihasilkan bersifat haploid.
2) Keempat sel berbeda secara genetik karena ada crossing over.
3) Nukleus dan membran sel terbentuk kembali.
4) Kromosom kemudian kembali menjadi kromatin.
5) Sitoplasma terpisah.

GAMETOGENESIS
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet, yang terdiri dari spermatogenesis
(pembentukan sperma) dan oogenesis (pembentukan ovum). Secara garis besar, fungsi
gametogenesis adalah untuk menghasilkan sel sperma dan ovum. Jadi, jelas ya kalau
pembahasan gametogenesis ini nggak lepas dari spermatogenesis dan oogenesis.
Proses Gametogenesis
Proses gametogenesis pada manusia adalah berikut ini.
Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan pembentukan sperma, di mana proses terjadinya ada di dalam
testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Nah, untuk pematangan spermatozoa beda lagi.
Pematangan spermatozoa terjadi di dalam epididimis.
Proses spermatogenesis pada gambar gametogenesis di atas, ya. Pada pria, sel germinal yang
belum matang (spermatogonium) diproduksi di testis. Saat pria pubertas, sel tersebut akan diubah
menjadi sperma melalui proses spermatogenesis.
Nah, spermatogonium merupakan sel diploid yang mengalami pembelahan mitosis dan
jumlahnya bertambah. Masuk ke siklus selanjutnya, yaitu spermatosit primer. Spermatosit primer
mengalami pembelahan meiosis I dan menghasilkan sel haploid spermatosit sekunder.
Kemudian, spermatosit sekunder akan mengalami meiosis II dan menghasilkan spermatid.
Spermatid ini akan melalui proses spermiogenesis untuk berubah menjadi sperma. Di sini lah,
hormon seperti GnRH, LH, FSH, dan androgen berperan sebagai perangsang dalam proses
spermatogenesis. Jadi, kalau kita perhatikan lagi, maka dari satu spermatogonium akan
menghasilkan empat sperma haploid yang fungsional.

Oogenesis
Oogenesis merupakan pembentukan ovum. Pembentukan ovum ini terjadi di dalam ovarium,
tepatnya di dalam folikel-folikel yang dimatangkan dengan bantuan hormon FSH (follicle
stimulating hormone).
Tidak seperti pada proses spermatogenesis, oogenesis ini menarik, karena meiosis II baru
akan terbentuk apabila terjadi fertilisasi. Pada wanita prosesnya gini, oogonium akan mengalami
pembelahan mitosis dan menjadi oosit primer.
Ketika perempuan mengalami pubertas, maka oosit primer akan melanjutkan tahapannya
menuju fase meiosis I dan membelah diri menjadi sel diploid yang ukurannya berbeda. Ukuran
yang besar menjadi oosit sekunder, sedangkan ukuran yang kecil menjadi badan polar. Masing-
masing sel tersebut bersifat haploid.
Ketika terjadi fertilisasi (pembuahan oleh sperma), maka oosit sekunder akan lanjut ke fase
meiosis II. Kalau nggak terjadi fertilisasi gimana? Artinya, oosit sekunder akan mati atau
mengalami degenerasi.
Singkatnya, dari satu oogonium itu akan menghasilkan satu ovum haploid fungsional dan
dua atau tiga badan polar.

Anda mungkin juga menyukai