Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM III

JUDUL PRAKTIKUM : PEMBELAHAN SEL

NAMA/STAMBUK : ARFIABDI ARIFIN/F1A220069

JURUSAN : STATISTIKA

ASISTEN PEMBIMBING : SIFUNAWATI, S.Pd., M.Pd.

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui tahapan pembelahan mitosis dan meiosis, beserta
mengenali ciriciri setiap tahapan pembelahan
2. Membedakan meiosis pada sel kelamin jantan dengan pada sel
kelamin betina.

B. Data Pengamatan
1. Pembelahan mitosis
2. Pembelahan meiosis

3. Pembelahan meiosis pada kelamin jantan dan kelamin betina


 Spermatogenesis
 Oogenesis

C. Pembahasan
Pembelahan sel secara mitosis maupun miosis pada dasarnya hhanya
terdiri dari beberapa fase, yaitu interfase, profase, prometafase, metaphase,
anaphase, telofase, dan sitokinesis. Hal yang membedakan adalah ketika
selesai tahap telofase, pembelaan mitosis langsung akan membentuk
sitoplasma atau yang biasa disebut dengan sitokinesis. Sedangkan pada
pembelahan meiosis setelah selesai taap telofase, akan berlangsung lagi
pembelahan yang kedua, atau lebih tepatnya sel akan mengalami profase
yang kedua seterusnya ingga telofase baru berikutnya akan mengalami
sitokinesis (Campbell, 2010).
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan
identik dengan sel induk. Mitosis hanya terjadi pada sel eukariot, yaitu
pada sel somatic yang bersifat meristematik. Adanya mitosis menjadikan
setiap sel tanaman memiliki kandungan genetic yang sama pada setiap
organ tanaman, kecuali terjadi mutasi. Mitosis biasanya merupakan fase
interfase yang terdiri dari Gap-1(G1), sintesis DNA (S), dan Gap-2 (G2).
Setiap tanaman memiliki waktu optimum pembelahan sel secara mitosis
yang berbeda-beda. Pada umumnya tanaman melakukan pembelahan sel
pada pagi hari (Purnama et al, 2017).
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum
untuk menghasilakan gamet pria dan wanita yaitu sperma dan sel telur.
Meiosis memerlukan dua pembelahan sel yaitu meiosis 1 dan meiosis ll
untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi haploid 23. Sel-sel
germinativum pria dan wanita pada awal meiosis 1 mereplikasikan
DNAnya sehingga sel benih mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA
yang normal dan tiap-tiap dari 46 kromosomnya digandakan menjadi sister
kromatid (Karlinah et al, 2015).
Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan inti sel menjadi dua
inti sel baru melalui tahap-tahap tertentu dan menghasilkan sel anak
dengan jumlah dan jenis kromosom yang sama dengan sel induknya.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada
jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk
tanaman.
Tahap-Tahap Pembelahan secara mitosis yaitu : pertama, profase. Pada
fase ini kromosom mulai terjadi pemendekan, menebal, dan masing-
masing saling berpasangan (2n) yang berdiri dari dua benang. Pada fase
ini, membran ini masih tampak. Kedua, metafase. Pada fase ini membran
inti melebur. Kromosom berkumpul di bidang ekuator yang ada di tengah
sel. Kromosom memperbanyak diri maka setiap kromosom terdiri dari dua
kromatid. Pada saat ini dapat dikatakan bahwa sel memiliki 4n kromosom.
Ketiga, anaphase. Pada fase ini setiap kromosom memisahkan diri menjadi
dua bagian yang sama, masing-masingbergerak menuju ke arah kutub sel
yang saling berlawanan, jadi 2n kromosom bergerak ke kutup yang satu,
dan 2n kromosom bergerak kekutub yang lain. Keempat, telofase. Pada
fase ini kromosom sampai di kutub masing-masing kemudian terbentuk
membran inti yang mengelilingi kelompok kromosom.
Pembelahan meosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan yang
menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel memiliki separuh dari
jumlah sel induk. Fase-fase pada pembelahan meiosis ini mirip dengan
fase-fase pembelahan mitosis. Tahapan pembelahan meiosis berlangsung
dalam 2 tingkat, yaitu: pertama meiosis 1yang terdiri atas anaphase 1,
yakni membrane inti mulai rusak menjadi fragmen dan terbentuk
gelendong pembelahan; benang-benang kromatid memadat menjadi
kromosom homolog berpasangan; terjadi pndah silang (perukaran segmen
molekul DNA yang sesuai diantara kromatid non saudara). Selanjutnya
metaphase 1, yakni kromosom berjejer pada bidang pembelahan.
Selanjunya anaphase 1, yakni kromosom homolog berpisah dan bergerak
ke kutub-kutub yang berlawanan. Selanjutnya telofase 1, yakni kromosom
homolog memisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan;
membrane inti mulai terbentuk kembali; sitokinesis menyebabkan
terbentuknya dua sel anakan yang bersifat haploid. Selain meiosis 1, juga
ada meiosis ll, yang terdiri atas profase ll, yakni membrane inti mulai
rusak menjadi fragmen dan terbentuk gelendong pembelahan; kromatid
mulai bergerak kebidang pembelahan. Selanjutnya metaphase ll yakni
kromosom berjejer pada bidang pembelahan. Selanjutnya anaphase ll
yakni kromatid terpisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan.
Selanjutnya telofase ll yakni nukleus terbentuk, kromosom terurai
membentuk kromatin, dan sitokinesis terjadi.
Perbedaan meiosis pada sel kelamin jantan dengan pada sel kelamin betina
yaitu, pembelahan pada sel kelamin jantan menghasilkan 4 spermatid,
sedangkan pembelahan pada sel kelamin betina hanya menghasilkan 1
ovum saja. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi meiosis dalam proses
oogenesis, terbentuk badan kutub atau badan polar yang memiliki
perbedaan ukuran dan isi sel denagn ootid yang akan menjadi satu sel telur
atau ovum. Berbeda dengan proses spermatogenesis yang pembagian isi
sel ataupun sitoplasma untuk setiap spermatidnya sama sehingga
dihasilkan 4 sperma.

D. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
setiap sel memperbanyak diri dengan cara membelah. Proses pembelahan
ini ada dua yaitu pembelahan secara mitosis yang menghasilkan dua sel
anakan, dan pembelahan secara meiosis yang merupakan pembelahan sel
yang mengasilkan 4 sel anakan. Perbedaan meiosis pada sel kelamin jantan
dengan pada sel kelamin betina yaitu, pembelahan pada sel kelamin jantan
menghasilkan 4 spermatid, sedangkan pembelahan pada sel kelamin betina
hanya menghasilkan 1 ovum saja.
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, R. 2010. Biologi jilid 1 edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta
Karlinah N., Efrida Y., dan Nuriah Arma. 2015. Bahan Ajar Embriologi
Manusia.
Deepublish, Yogyakarta.
Purnama, I. C. G., Chaireni M., Niken K., dan Darmawan S. 2017.
Analisis Sitologi
Jeruk Siam Madu (Citrus Nobilis L.) Hasil Kultur Endosperma.
JurnalProduksi Tanaman. 5(5):847-850.

Anda mungkin juga menyukai