Anda di halaman 1dari 24

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui

proses pembelahan. Pada makhluk hidup bersel tunggal, pembelahan sel tersebut

merupakan cara untuk berkembang biak. Misalnya pada bakteri atau protozoa, terjadi

proses pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.

Pada makhluk hidup bersel banyak, reproduksi sel mengakibatkan bertambah

banyaknya sel-sel tubuh, dan dengan demikian terjadilah pertumbuhan tubuh

makhluk hidup. Misalnya, sel-sel pada tubuh anak kucing membelah diri

mengakibatkan tubuh anak kucing bertambah besar. Selain itu, reproduksi sel juga

menyebabkan dihasilkannya sel-sel gamet(sel kelamin). Kucing jantan menghasilkan

sperma dan kucing betina menghasilkan ovum.

Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara

membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel

pada organisme uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk

melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi organisme multiseluler, pembelahan sel

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme. Misalnya, pada manusia,

sel-sel memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut menjadi besar dan

tinggi. Selain itu, reproduksi sel pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-

sel gamet yang berguna pada saat perbanyakan secara generatif (reproduksi

organisme melalui proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan proses

penggandaan materi genetik (DNA) yang terdapat di dalam nukleus. Sehingga,

menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik yang sama.

Pada dasarnya, reproduksi sel dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

pembelahan sel secara langsung dan secara tak langsung. Pembelahan sel secara
2

langsung tidak melalui tahapan, disebut pula amitosis. Sedangkan pembelahan sel

secara tak langsung melalui tahapan dan dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan

pembelahan meiosis. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik satu sama lain

dan identik pula dengan induknya dalam hal jumlah kromosom dan komposisi

genetik. Meiosis menghasilkan 4 sel anak, masing-masing memiliki setengan jumlah

kromosom induk, dan dengan komposisi genetik berbeda.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pembelahan sel secara mitosis dan miosis

2. Apa perbedaan pembelahan sel secara mitosis dan miosis

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pembelahan sel secara mitosis dan miosis

2. Untuk mengetahui perbedaan pembelahan sel secara mitosis dan miosis


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembelahan sel memainkan beberapa peran penting dalam kehidupan

organisme.Ketika organisme uniseluler misalnya amoeba, membelah dan membentuk

keturunan yangmerupakan duplikatnya, pembelahan sel memproduksi individu

organisme tersebut. Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel

(cell cycle), kehidupan sel yangdimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel

induk membelah hingga pembelahannyamenjadi dua sel. Meneruskan materi ginetik

yang identik ke sel, merupaka fungsi kursial pembelahan sel (Starr, 2012).

Pembelahan sel dibedakan menjadi dua yaitu mitosis dan meiosis.

Pembelahan mitosis adalah proses pembelahan inti menjadi menjadi dua inti sel baru

melalui tahap-tahap tertentudan menghasilkan sel anak dengan jumlah dan jenis

kromosom yang sama dengan selinduknya dari satu sel lalu menjadi dua sel yang

identik, masing-masing dari sel anakmewarisi kromosom yang sama banyak dengan

kromosom induknya. Jika sel induk memiliki 2n kromosom maka setiap sel anak

juga memiliki 2n kromosom. Pembelahan mitosis terjadi melalui beberapa tahapan.

Mula-mula bagian inti membelah yang diikuti dengan membelahnya sitoplasma

(Masruroh, 2016).

Mitosis hanyalah salah satu bagian dari siklus sel. Faktanya, fase mitotik

yangmencakup mitosis sekaligus sitokinesis, biasanya merupakan bagian terpendek

siklus sel.Pembelahan mitotic sel sirih berganti dengan tahap yang jauh lebih panjang

yang disebutinterfase, yang biasanya mencakup 90% siklus sel. Pada saat interfase

bertumbuh danmembuat salinan kromosom-kromosomnya sebagai persiapan untuk

pembelahan sel. Mitosisadalah mekanisme pembelahan nukleus yang menjadi dasar

peningkatan ukuran tubuh, pergantian sel, dan perbaikan jaringan dalam eukariota
4

multisel. Mitosis juga menjadi dasarreproduksi aseksual pada sel tunggal dan

beberapa eukariota multisel (Elrod, 2006).

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel

kedua selidentik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti

sitokinesis yangmembagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua

sel anakan yang identik,yang memiliki distribusi anakan dan organel sel yang nyaris

sama. Mitosis dan sitokinesismerupakan fase mitosis pada siklus sel, dimana sel awal

terbagi menjadi dua sel anakan yangmemiliki genetik yang sama dengan sel awal

(Masruroh, 2016).

Secara konvensional, mitosis dibagi menjadi 7 tahap: Interfase, profase,

prometafase,metaphase, anaphase, telofase, dan juga sitokinesis. Sitokinensis

merupakan proses dimanasel membelah sitoplasma untuk menghasilkan dua sel

anak. Sitokoinesis merupakan prosesyang bertumpang tindih dengan tahap akhir

mitosis, menyelesaikan fase mitosis. Setelah proses sitokinesis maka akan terbentuk

awal generasi selular baru (starr, 2012).

Meiosis mengurangi jumlah set kromosom dari diploid menjadi haploid,

banyak langkah-langkah meiosis sangat menyerupai langkah-langkah yang terkait

dalam mitosis. Meiosis, seperti mitosis didahului oleh replikasi kromosom. Akan

tetapi, replikasi tunggal ini diikuti oleh dua kali pembelahan sel, bukan satu kali yang

disebut meiosis I dan meiosis II. Kedua pembelahan ini menghasilkan empat sel

anakan (bukan berarti dua seperti pada mitosis masing-masing hanya memiliki

jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom induk) (Campbell et al., 2002).

Pembentukan ovum dan sperma terjadi melalui proses meiosis (sedangkan

sel-sel somatik mengalami pembelahan melalui mitosis). Oogenesis menghasilkan

ovum dan spermatogenesis menghasilkan sperma. Satu spermatogonium


5

menghasilkan empat sperma dan satu oogonium menghasilkan satu ovum dan dua

badan kutub. Meiosis adalah pembelahan dengan reduksi, yang normalnya membuat

setiap gamet mengandung 23 kromosom (haploid). Oleh karena itu, ketika terjadi

pembuahan dan dua gamet haploid bersatu, pada keadaan normal terbentuk zigot

yang mengandung 46 kromosom (diploid) (Benson dan Pernol, 2008).

Profase meiosis I merupakan suatu proses yang berlangsung jauh lebih lama

dan ekstensif daripada profase mitosis. Profase meiosis I pun sebenarnya dibagi

dalam sejumlah sub tahapan. Perbedaan yang paling besar antara meiosis dan mitosis

terjadi pada awal profase, ketika kromosom-kromosom homolog secara misterius

saling mendekati pasangannya (sinapsis). Kromosom-kromosom homolog

bersentuhan pada satu atau beberapa titik, kemudian kromatid-kromatid tambah

mendekat dan membentuk sebuah struktur beruntai empat yang disebut tetrad. Ketika

tetrad mulai melonggar dalam profase lebih lanjut, kromosom-kromosom individual

dari masing-masing tetrad mulai memisah. Struktur-struktur yang saling melekat dan

tampak menentang kecenderungan kromosom-kromosom homolog itu disebut

kiasmata (tunggak kiasma) (Fried dan Hademenos, 2006).

Masing-masing kiasmata yang terbentuk sepanjang kromosom-kromosom

homolog yang mempresentasikan suatu titik dimana satu bagian kromatid yang telah

patah dan ditukar dengan bagian kromatid yang berkorespondensi dengan bagian

tersebut pada kromosom homolognya. Pertukaran bagian-bagian homolog semacam

itu diantara kromatid-kromatid dua kromosom homolog disebut pindah silang

(Crossing over) dan menyebabkan pembentukan kromosom-kromosom hybrid

dengan materi genetik campuran (Fried dan Hademenos, 2006).

Metafase pada meiosis I merupakan tahapan saat pasangan-pasangan

kromosom homolog yang sekarang sudah sangat terpisah berjajar dibidang


6

ekuatorial. Struktur-struktur kromosom itu tetap disebut tetrad, sebab kromosom-

kromosom homolog tetap berhadapan satu sama lain dalam jarak yang dekat. Akan

tetapi diekuator akan ada baris sentromer ganda dan bukanya baris sentromer tunggal

yang merupakan ciri khas metafase mitosis. Jumlah total tetrad diekuator akan sama

dengan jumlah haploid (n) (Fried dan Hademenos, 2006).

Selama anafase meiosis I, tidak terjadi pemisahan sentromer. Alih-alih yang

terjadi adalah kromosom-kromosom memisah secara keseluruhan, dengan satu

kromosom homolog bergerak ke salah satu kutub, sementara yang satunya bergerak

ke kutub yang berlawanan. Hal ini menghasilkan set-set tunggal kromosom (dengan

dua kromatid) yang beragregasi di masing-masing kutub dan secara efektif

mereduksi kondisi (2n) menjadi haploid (n). Karena hal itulah maka pembelahan

meiosis pertama disebut pembelahan reduksi (Fried dan Hademenos, 2006).

Pada telofase yan terjadi berikutnya, kromosom-kromosom dengan dua

kromatid lah yang akan perlahan-lahan kehilangan kerpatannya dan membran

nukleus baru terbentuk disekitar setiap set kromosom doubel yang haploid, peristiwa-

peristiwa telofase pun kemudian berlangsung seperti pada pembelahan mitosis. Ada

sebuah tahapan singkat disebut interkinesis yang terjadi diantara telofase I dan

profase II. Akan tetapi, tidak terjadi sintesis materi genetik dan pada beberapa kasus,

kromosom-kromosom tidak kehilangan konfigurasinya terkondensasinya secara

sempurna sebelum pembelaham meiosis kedua berlangsung (Fried dan Hademenos,

2006).

Dalam pembelahan meiosis kedua disebut pembelahan sama rata (equational

division), satu set kromosom haploid hasil replikasi pada setiap sel bermigrasi ke

bidang ekuatorial dan berjajar dalam sebaris tunggal sentromer. Sentromer-sentromer

kini berpisah dan kromatid-kromatid dari masing-masing kromosom berimigrasi ke


7

kutub-kutub berlawan. Masing-masing dari kedua sel hasil meiosis akan

menghasilkan dua sel baru, sehingga total ada empat sel haploid yang dihasilkan

melalui proses meiosis yang lengkap (Fried dan Hademenos, 2006).

Periode antara pembelahan meiosis pertama dan kedua disebut interkinesis.

Bergantung pada spesiesnya, interkinesis bisa jadi singkat ataupun lama. Selama

interkinesis yang ekstensif, kromosom-kromosom bisa terbuka kumparannya dan

kembali ke suatu kondisi serupa interfase (Erlod dan Stansfield, 2007).

Siklus hidup manusia adalah salah satu contoh dari sebuah tipe, juga terdapat

pada sebagian binatang. Gamet adalah satu-satunya sel haploid. Meiosis terjadi

selama produksi gamet yang tidak mengalami pembagian sel lebih jauh lagi sebelum

fertilisasi. Zigot diploid membelah diri lewat mitosis, menghasilkan satu organisme

multiseluler yang diploid (Campbell et al., 2002).

Pada sebagian kasus, hanya satu sel fungsional yang dihasilkan oleh proses

meiosis, sebab pada banyak spesies, masing-masing dari kedua pembelahan meiosis

menghasilkan satu sel fungsional dan satu badan polar (polar body) yang amat

mungil dan berdegenerasi dengan cepat. Badan polar pertama mungkin mirip dengan

produksi gamet pada jantan (spermatogenesis) dalam hal prilaku kromosomnya.

Akan tetapi, seringkali terdapat perbedaan antara kedua jenis kelamin dalam hal

pembagian sitoplasma ke sel-sel hasil pembelahan dan modifikasi (Fried dan

Hademenos, 2006).

Manfaat biologi dari meiosis ada dua. Manfaatnya menjamin jumlah

kromosom agar tetap dari generasi ke generasi dengan menghasilkan gamet haploid

pria dan wanita dan menciptakan diversitas genetik oleh “Crossing over” dari

kromosom. Setelah meiosis, kromosom itu secara genetik berbeda dengan kromosom

yang ada akibat adanya pertukaran segmen dalam profase dari pembelahan pertama.
8

Keacakan penyebaran dari homolog ke nukleus anak selama pembelahan reduksi ikut

menambah diversitas genetik dari gamet (Bloom dan Fawcett, 2002).


9

III. PEMBELAHAN MITOSIS DAN MIOSIS

A. Pembelahan Sel Secara Mitosis

Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak

yang bersifat sama dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi.

Pada Manusia, pembelahan ini terjadi di sel meristem somatik ( sel tubuh muda).

Proses ini berlangsung melalui tahapan – tahapan yang terstruktur dan teratur, tidak

seperti Amitosis yang berlangsung secara spontan.

Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu Kariokinesis dan

Sitokinesis.

Pembelahan Secara Mitosis

a.Kariokinesis

Proses ini mnunjukkan perbedaan yang mencolok pada tiap fasenya dan

bertujuan untuk pembagian materi inti, untuk melihat apa saja berubah, langsung aja

disimak yang berikut ini :


10

 Interfase

Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan

merupakan tempat sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal sebagai

kromatin atau bentuk benang-benang kromosom sehingga bentuk kromosom tidak

dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang

disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak muncul.

 Profase

Gambar 1. Mitosis : profase


Pada tahap ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom. Kromosom mulai

memendek dan menebal. Pada sel hewan sentriol membelah dan masing-masing

bergerak ke kutub yang berlawanan dan terbentuk benang-benang spindle yang

terhubung ke kutub-kutub. Pada akhirnya kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid

yang terikat pada sentromer.Nucleolus hilang dan membran nucleus hancur.

 Metafase

Gambar 2. Mitosis : Metafase

Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the

equator. Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada

sentromer setiap kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub

sentrisol yang berlawanan.


11

 Anafase

Gambar 3. Mitosis : Anafase


Masing-masing sentromer yang mengikat kromatid membelah bersamaan dan

kromatid bergerak menuju kutub pembelahan, menghasilkan salinan kromosom

berpasangan.

 Telofase

Mitosis : Telofase

Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah

dan dikelilingin memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit

dan lama kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan

terjadi dengan cell plate daripada cleavage burrow.

b. Sitokinesis

Mitosis : Sitokinesis
12

Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua

melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada

bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan

yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang

terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan,

sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Tahap

sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.

B. Pembelahan sel secara Meiosis

Pembelahan mitosis merupakan pembelahan secara tidak langsung/melalui

tahap-tahap yang terjadi pada perbanyakkan sel gamet. Dalam salah satu fase meiosis

jumlah kromosom akan dibagai menjadi dua, tepatnya Anaphase I. Sehingga sel

anakan akan mendapatkan kromosom hanya setengah dari jumlah sel induk. Terjadi

2 kali proses pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II:


13

a. Fase Meiosis 1

Meiosis I membagi kromosom homolog, menjadi dua sel haploid(n). Jadi

meiosis I dapat dikatakan pembelahan reduksi sel.

 Prophase I

Selama fase ini, membran inti mulai menghilang. Nukleolus juga mulai

menghilang. Kromosom mulai bisa dilihat. Karena benang-benang kromatin

menyerap warna dan menebal, memendek. Sentrosom membelah dan menuju ke

bagian masing-masing kutub. Bersamaan dengan itu benang-benang spindle juga

mulai keluar dari sentrosom menuju ke arah kutub yang berlawanan.

Setiap kromosom terdiri dari dua kromatid yang terdiri atas materi genetik

yang identik. Selama proses meiosis (bahkan hingga proses ini berakhir) kedua

kromatid ini tidak pernah berpisah.

Selama prophase I, terjadi pertukaran DNA antara kromosom yang homolog

yang disebut dengan rekombinasi homolog. Dari proses pertukaran ini diharapkan

akan terjadi kombinasi baru dalam kromosom. Prophase I terdiri dari beberapa tahap,

leptotene, Zygotene, Pachytene, Diplotene, Diakinesis, dan proses sinkronisasi.

Pada waktu leptotena, kromosom mengalami kondensasi membentuk benang-

benang (leptonema berarti “benang tipis”). Pada waktu subtahap zigonema, kromatid

yang homolog saling membentuk sinapsis atau berpasangan. Sinapsis terdapat di

beberapa tempat pada kromosom homolog. Ini merupakan kejadian genetik yang

penting karena menjadi perantara pertukaran informasi yang disebut pindah silang

atau rekombinasi antara kromosom-kromosom homolog.

Pada tahap pakinema terbentuk benang-benang tebal dan pendek membentuk

benang-benang kromatid. Pada tahap ini, kromosom yang homolog tersusun atas 4

kromatid yang disebut tetrad.


14

Pada tahap diplonema, kromatid yang berada dalam satu bivalen memisah

dengan kromatid pasangannya. Namun, di beberapa tempat terjadi kontak yang

disebut kiasmata (tunggal: kiasma). Pada diakinesis, kromosom terus memendek dan

berkondensasi secara maksimal. Kromosom berada di ekuator.

Pada tahap sinkronisasi, sentrosom berpindah ke masing-masing kutub sel.

Sambil menghasilkan mikrotubulus yang ujung-ujungnya mengikat sentromer. Yang

nantinya mikrotubulus yang berbentuk benang ini akan digunakan untuk menarik

masing-masing pasang kromosom ke kutub-kutub sel.

Tahap-tahap yang terjadi saat prophase I:

1. Nukleus mulai menghilang

2. Benang romatin memendek dan menebal menjadi kromosom

3. Kromoson mereplikasi diri menjadi kromatid.

4. Kromosom menggandakan diri hingga jumlahnya dua kali kromosom

awal.

5. Kromatid menebal,memendek dan menyebar memenuhi nucleus

6. Kromosom yang homolog membentuk sinapsis.

7. Homolog tersusun atas 4 kromatid/ tetra

8. Membran inti mulai menghilang

9. Pembentukan benang-benang spindel yang berasal dari mikrotubulus.

Kedua pasang sentrisol memisah menuju kutub yang berawanan.

Prophase I
15

Pada tahap prophase I terjadi juga yang disebut dengan pindah silang

(crossing over). Hal ini terjadi karena masing-masing kromatid yang homolog saling

menempel, sehingga memungkinkan antara kromatid-kromatid homolog tersebut

melalukan pertukaran gen.

 Metaphase I

Separuh tetrad berpindah ke bagian antara kutub dan bagian tengah sel. Yang

mana masing masing tetrad memiliki homolog di bagian yang berlawanan. Bagian

ini sering disebut dengan “metaphase plate”. Spindle menempel pada sentromer

masing masing kromosom. Kedua kinetokor pada pasangan kromosom akan

berpindah ke kutub yang sama. Sehingga kromosom akan bertempelan dengan

spindle dari kutub yang sama. Ini adalah perbedaan besar antara mitosis dan meiosis.

Hal ini mengakibatkan pada anaphase I, setengah dari kromosom akan berpindah ke

bagian sel yang berbeda.

Tahap-tahap yang terjadi pada Metaphase I:

1. Tetrad membagi diri di ekuator, sehingga setengahnya saling menghadap

ke kutub yang berlawanan.

2. Tetrad yang telah membelah menggantung ke spindle dengan

menggunakan sentromer

3. Benang-benang spindle semakin terlihat jelas

Metaphase I
16

 Anaphase I

Pada fase ini, sel mulai memanjang. Kedua homolog pada setiap pasangan

kromosom terpisah dan berpindah ke kutub yang berlawanan, ditarik oleh

mikrotubulus spindle aparatus. Hal ini berbeda dengan mitosis, yang mana sentromer

akan membelah sehingga kromosom akan terbagi dua dan berpindah ke masing-

masing kutub. Tapi pada anaphase I, hal ini tidak terjadi. Sehingga jumlah kromosom

adalah setengah dari jumlah induk. Walau jumlah kromosomnya masih sama dengan

induknya.

Tahap-tahap yang terjadi pada anaphase I:

1. Benang spindle menarik kromosom menuju masing-masing kutub yang

berlawanan.

2. Masing-masing kutub separuh dari jumlah kromosom (tidak terjadi

pembelahan sentromer).mendapatkan

Karena sentromer tidak membelah, maka setiap kutub akan mendapatkan

kromosom yang masih berpasangan dalam bentuk tetrad. Hal ini berbeda dengan

pembelahan mitosis yang mana sentromer membelah sehingga masing-masing kutub

mendapatkan kromosom yang sama.

Anaphase I
17

 Telophase I

Pada setiap kutub, terdapat setengah jumlah kromosom induk. Tapi setiap

kromosom masih dalam bentuk tetrad. Sebuah “alur pembelahan” sudah terbentuk.

Dan pada akhir dari fase ini, sel induk telah terbagi menjadi dua sel anakan.

Pembagian sitoplasma ini disebut dengan sitokinesis. Pada beberapa organisme

membran inti muncul, tahap pertengahan ini disebut dengan interkinesis. Tapi pada

beberapa organisme lain, misal tumbuhan, tahap interkinesis tidak ditemukan, dan

langsung ke tahap pembelahan selanjutnya(Meiosis II).

Tahap-tahap yang terjadi pada telophase I:

1. Membran nucleus terbetuk disekeliling kromosom pada setiap kutub dan

kromoson memanjang.

2. Proses sitokinesis

3. Terjadi pembagian sitoplasma dan organela-organela lain

4. Didapatkan 2 sel anakan yang haploid (n)

Telophase I
18

Proses sitokinesis bukan merupakan salah satu bagian dari proses meiosis.

Sitokinesis proses pembagian sitoplasma menjadi dua. Proses ini dimulai dengan

pemanjangan sel pada saat anaphase dan berakhir pada saat telophase.

Setelah telophase, sel akan mengalami masa interkinesis. Ini adalah masa

istirahat untuk melanjutkan ke proses meiosis II. Pada masa ini, membran inti mulai

terlihat kembali. Namun kromosom-kromosom masih dalam bentuk kromatid-

kromatid yang terikat dalam sentromer, tidak menjadi kromatin. Pada beberapa

organisme, fase ini tidak tampak terjadi.

Sel anakan yang dihasilkan dalam proses meiosis I mengandung jumlah

kromatid yang sama dengan induknya. Tapi tetap disebut haploid karena kromosom-

kromosom tersebut adalah homolog.

b. Fase Meiosis II

Merupakan bagian kedua dalam proses meiosis. Tahap ini dimulai dengan

dua sel anakan yang dihasilkan dari proses meiosis I. Adapun tahap-tahap yang

terjadi sebagai berikut:

 Prophase II

Kromosom-kromosom masih dalam bentuk kromtid-kromatid dan sailng

berpasangan, tapi belum terikat oleh benang-benang spindle. Jika sebelumnya terjadi

masa interkinesis, membran inti akan mulai melebur kembali.

Tahap-tahap yang terjadi pada prophase II:

1. Kromosom masih berpasangan dengan sentromer

2. Kromosom tidak menggandakan diri.


19

3. Membrane nucleus melebur kembali.

4. Sentriol (pada sel hewan) membelah diri, memisah ke kutub-kutub yang

berlawan.

5. Benang-benang spindle mulai terbentuk.

 Metaphase II

Spindle mulai menarik kromosom ke bagian kutub. Tidak seperti metaphase

I, kinetokor dari masing-masing sentromer saling berikatan dengan spindle yang

berasal dari kutub yang berlawanan.

Tahap-tahap yang terjadi pada metaphase II:

1. Kromatid terletak di bagian ekuator, bergantung pada spindle melalui

sentromer.
20

2. Sentromer membelah sehingga kromosom menjadi dua.

3. Benang-benang spindle tampak semakin jelas

4. Benang-benang spindle mulai mengikat kromosom di sentromer.

 Anaphase II

Selama anaphase II kromatid-kromatid pada masing-masing kromosom

membelah menjadi dua dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Ketika kromosom

tertarik oleh spindle, kita dapat melihat bentuk V dari kromosom yang mana lengan

dari kromosom tersebut berada di belakang. Kutub-kutub akan semakin menjauh

sehingga sel menjadi bertambah panjang.

Tahap-tahap yang terjadi pada anaphase II:

1. Kromatid yang telah terbagi menjadi dua dibawa ke masing-masing kutub

sel.
21

2. Hal itu terjadi karena adanya benang-benang spindle yang menarik masing

masing bagian kromosom ke bagian masing-masing kutub.

3. Sehingga masing-masing kutub mendapatkan bagian yang sama dengan

kromosom induk.

 Telophase II

Selama telophase II, kromosom mencapai kutub yang berlawanan. Terjadi

sitokinesis, sehingga dua sel hasil dari meriosis I akan menjadi empat sel. Membran

nukleus pun mulai terbentuk. Sekarang proses meiosis telah selesai.

Tahap-tahap yang terjadi pada telophase II:

1. Benang-benang kromosom sudah berada di daerah kutub masing masing.

2. Kromosom mulai menipis, kemudian berubah menjadi benang-benang

kromatin yang tipis.

3. Membran nucleus mulai terbentuk.


22

4. Nukleolus mulai muncul kembali.

5. Pada bidang ekuator terjadi penebalan plasma.

6. Sel terbentuk menjadi empat sel anakan yang haploid(n).

Telophase II

C. Perbedaan antara Mitosis dan Meiosis

Adapun perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis adalah:

Mitosis Meiosis
1. Satu kali proses pembelahan Dua kali proses pembelahan
2. Menghasilkan dua sel anak Menghasilkan empat sel anak
3. Sel anak sama secara genetic Sel anak tidak sama secara genetic
4. Jumlah kromosom sel anak sama Jumlah kromosom sel anak setengah
dengan sel induk (2n) kromosom sel induk
5. Terjadi di sel tubuh Terjadi di organ reproduksi untuk
menghasilkan sel kelamin
6. Berfungsi untuk perbanyakan sel, Berfungsi untuk membentuk sel
pertumbuhan, perbaikan dan kelamin
reproduksi aseksual
23

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Meiosis hanya terjadi pada sel eukaryote. Pada hewan, meiosis terjadi pada

saat memproduksi sel gamet. Pada tumbuhan, meiosis hanya terjadi untuk

memproduksi spora, sedangkan sel gametnya diproduksi dengan proses mitosis.

Meiosis memiliki peranan penting dalam reproduksi karena proses meiosis

membagi jumlah kromosom menjadi dua. Sehingga jumlah sel anakannya menjadi

setengahnya(n, haploid). Hal ini dibutuhkan karena saat fertilisasi atau pembuahan,

yaitu proses peleburan sel gamet jantan dengan betina, kromosom-kromosom antara

kedua induknya akan melebur menjadi satu nucleus. Jika tidak terjadi pembagian

jumlah saat meiosis, jumlah kromosom setelah pembuahan adalah 4n bukan 2n.

Perbedaan antara mitosis dan meiosis hanya terdapat pada jumlah proses,

jumlah hasil anakan, jumlah kromosom anakan dan termpat terjadinya proses

pembelahan. Sedangkan fase atau langkah yang dilalui tetap sama.

B. Saran

Berharap dengan adanya makalah ini kami serta teman – teman semua

menjadi lebih paham dan mendapat ilmu dari membaca makalah ini. Khususnya

pegetahuan yang lebih tetang pembelahan meiosis, baik dalam tahap interphase

maupun meiosis serta tujuan dan hasil dari pembelahan meiosis.


24

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. Perbedaaan mitosis dan miosis. (http://www.informasi-


pendidikan.com/2013/01/perbedaan-mitosis-dan-meiosis.html) di akses 21
oktober 2019.

Benson, R. C dan M. L, Pernol. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi 9.
Jakarta: EGC.

Bloom dan D. W, Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC.

Campbell, N. A., J. B, Reece dan L. G, Mitchel. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Erlod, S dan W, Stansfield. 2010. Genetika. Erlangga. Jakarta.

Fauziah, Ayu Milad. 2014. Makalah Genetika Mitosis dan Miosis.


(https://docplayer.info/62002920-Makalah-genetika-mitosis-dan-meiosis-
oleh-nama-ayu-milad-fauziah-npm-kelas-h-fakultas-peternakan-universitas-
padjadjaran.html ) di akses 21 Oktober 2019.

Fried, G. H dan G. J, Hademenos. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Handayani, Fitri. 2014. Pembelahan Sel. (http://fitrihandayani-


al.blogspot.com/2014/10/pembelahan-sel.html ) di akses 21 Oktober 2019.

Kurnia, Vera. 2011. Makalah Biologi Pembelahan Miosis.


(http://docplayer.info/61344848-Makalah-biologi-pembelahan-meiosis.html.
di akses 21 Oktober 2019.

Rahmayanti, Ninik Nur. 2011. Gentum Miosis.


(http://nickrahma.blogspot.com/2011/11/gentum-meiosis.html) di akses 21
Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai