Anda di halaman 1dari 13

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3

A. PLASMODIUM
Klasifikasi : (lampiran)
Morfologi :
Stadium

Trofozoit
muda

Trofozoit
tua

P. vivax

P. falciparum

Eritrosit membesar,
Eritrosit tidak
terdapat inti
membesar, terdapat
sitoplasma berbentuk
inti dengan
cincin, titik
sitoplasma yang
Schuffner belum
berbentuk accole(di
begitu jelas.
pinggir), berbentuk
cincin, atau
terdapat 2 inti
Eritrosit membesar,
dengan masingterdapat inti parasit,
masing
sitoplasma
sitoplasmanya yang
membentuk seperti
disebut infeksi
amoeba, titik
multiple. Terdapat
Schuffner sudah
titik maurer.
keliat jelas.

P. ovale

Eritrosit tidak
membesar,
terdapat inti,
sitoplasma
berbentuk cincin
dan lebih tebal,
terdapat titik
Ziemann.

Terdapat inti,
sitoplasma
berbentuk cincin
(1/3 eritrosit),
terdapat titik
Schuffner (titik
James) yang
tampak jelas.
Eritrosit agak
membesar dan
sebagian eritrosit
berbentuk lonjong
(oval) dan pinggir
eritrosit bergerigi
di satu ujung
dengan titik
Schuffner.

Besar sitoplasma
kira-kira setengah
eritrosit,
berbentuk pita
(khas P.malariae),
buir-butir pigmen
banyak, kasar dan
gelap warnanya.

Inti membelah
menjadi 2-6,
terdapat titik
maurer, eritrosit
tidak membesar

Intinya membelah
menjadi 2-6

Intinya membelah
menjadi 4-8.

Inti membelah
menjadi 12-24, titik
schuffner masih ada
di pinggir

Inti membelah
menjadi 8-24, titik
maurer masih ada,
eritrosit tidak
membesar.

Intinya membelah
menjadi >8,
merozoit hampir
mengisi seluruh
eritrosit dan
punya susunan
teratur berbentuk
rosette.

Berbentuk bulat,
inti membelah
menjadi 8-10
letaknya teratur
ditepi granula
pigmen.

Inti padat, pigmen


Makrogam
kuning tengguli
etosit
didekat inti, berentuk
oval.

Inti padat,
berbentuk seperti
bulan sabit atau
pisang, pigmen
berada di dekat
inti.

Sioplasma
berwarna biru tua,
inti kecil, dan
padat.

Bulat, intinya
kecil, kompak,
sitoplasma biru.

Inti tidak padat,


bentuk seperti
sosis, pigmen
tersebar.

Sitoplasma
berwarna biru
pucat, inti besar
dan tidak padat,
pigmen tersebar
di sitoplasma.

Ini tidak padat,


sitoplasma
berwarna
kemerahan pucat,
berbentuk bulat.

Skizon
muda

Skizon
matang

Mikrogam
etosit

Inti membelah
menjadi 4-8, titik
schuffner masih ada,
terdapat pigmen
kuning tengguli.

P. malariae

Inti tidak padat,


pigmen kuning
tengguli tersebar,
berbentuk bulat.

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3


(Parasitologi by FKUI)

Siklus hidup :
o P. vivax
Awalnya, saat sporozoit yang dibawa oleh nyamuk masuk kedalah
tubuh manusia dari gigitan nyamuk, sporozoit akan masuk ke hati dan
merubah diri menjadi skizon hati. Sebagian dari sporozoit itu akan
berubah menjadi hipnozoit yang nantinya akan disimpan di sel hati
untuk melakukan eksoeritrosit sekunder. Skizon hati ini masih dalam
fase praeritrosit atau eksoeritrosit primer. Skizon hati akan
mengeluarkan meorozit ke dalam pembuluh darah (skizogoni darah),
dimana disitu merozoit akan hinggap di eritrosit sehingga akan
membentuk stadium pertama dalam infeksinya yaitu stadium trofozoit
muda, ditandai oleh membesarnya eritrosit dan terdapat inti beserta
sitoplasmanya yang berbentuk cincin. Dari trofozoit muda, akan
berubah menjadi trofozoit tua yang ditandai dengan melebarnya
sitoplasma menjadi bentuk amoeba dan juga titik Schuffner tampak
lebih jelas. Sehabis itu, inti parasit ini akan membelah menjadi 4-8 dan
sitoplasmanya akan menjadi semakin besar, stadium ini dinamakan
skizon muda. Lalu intinya akan membelah lagi menjadi 12-24 dan
disebut sebagai merozoit. Sebagian dari merozoit ini nantinya akan
tumbuh menjadi makrogametosit dan mikrogametosit yang mempunyai
ciri-ciri tersendiri. Kedua Gametosit ini akan berkembang biak secara
sexual di dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk menggigit manusia
yang sudah terinfeksi.
o P. falciparum
Untuk falciparum, daur hidupnya sama, hanya saja pada plasmodium
ini tidak terbentuk hipnozoit yang akan disimpan untuk eksoeritrosit
sekunder. Dan morfologi pada eritrosit yang terinfeksi parasit
falciparum ini tidak membesar. Dan morfologi pada gametositnya
berbeda dengan P. vivax.
o P. malariae
Daur hidupnya sama seperti daur hidup plasmodium lain, hanya
saja, P.malariae ini menginfeksi sel darah merah tua dan siklus
asexualnya dimulai dengan periodisitas 72 jam. Pada morfologi pada
parasit ini sedikit berbeda dengan parasit lainnya walaupun memilki
stadium yang sama.
o P. ovale
Memiliki morfologi yang sama seperti P.malariae tetapi pada
perubahan eritrosit yang dihinggapi parasit mirip P.vivax.
(Parasitologi by FKUI)

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3

B. MALARIA
Definisi
o Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit yang
dibawa oleh nyamuk Anopheles. Parasit ini disebut sebagai
plasmodium, dimana terdapat berbagai jenis plasmodium.
(Penyakit Tropis by Widoyono)
o Penyakit demam infeksi yg endemic di banyak
daerah beriklim hangat di dunia, disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium, yang
merupakan parasite pada sel darah merah,
ditularkan oleh nyamuk anopheles dan ditandai
dengan adanya serangan menggigil, demam
dan berkeringat yang terjadi dalam interval
yang bergantung pada waktu yang diperlukan
untuk berkembangnya generasi baru parasite
didalam tubuh.
Klasifikasi
o Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang
maligna (ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai malaria
tropika yang menyebabkan demam setiap hari.
o P. vivax
Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana
benigna (jinak).
o P. malariae
Menyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae.
o P. ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan
Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovale.
(Parasitologi by FKUI)
Epidemiologi
Penyakit malaria ini banyak ditemukan di daerah endemik dan
juga malaria ini masih menjadi persoalan kesehatan yang besar di
daerah tropis dan subtropis seperti di brazil, asia-tenggara, dan seluruh
sub-sahara afrika.
Kalau di Indonesia, malaria ditemukan hampir di seluruh
wilayah. Pada tahun 1996 ditemukan kasus malaria di Jawa-Bali
dengan jumlah penderita sebanyak 2 juta orang. Dan dari data tersebut,
sebagian besar disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan
Plasmodium vivax. Kalau untuk Plasmodium malariae banyak
ditemukan di Indonesia Timur, sedangkan Plasmodium ovale di Papua
dan NTT.

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3


Permasalah resistensi terhadap obat malaria semakin lama
semakin bertambah. Plasmodium falciparum dilaporkan resisten
terhadap klorokuin dan sulfadoksin-pirimetamin di wilayah Amazon
dan Asia Tenggara. P.vivax yang resisten klorokuin ditemukan di Papua
Nugini, provinsi Papua, Papua Barat, dan Sumatera. Resistensi
terhadap obat ini akan menyebabkan semakin kompleksnya
pengobatan dan penanggulangan malaria.
(Penyakit Tropis by Widoyono)
Patogenesis dan manifestasi klinis
Patogenesis malaria sangat kompleks, dan seperti patogenesis penyakit
infeksi pada umumnya melibatkan faktor parasit, faktor penjamu, dan
lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan
menentukan manifestasi klinis malaria yang bervariasi mulai dari yang
paling berat ,yaitu malaria dengan komplikasi gagal organ (malaria berat),
malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang paling ringan, yaitu infeksi
asimtomatik.
Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada
berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan,
jenis plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak
kalah penting adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang
kurang rasional yang dapat mendorong timbulnya resistensi. Berbagai
faktor tersebut dapat mengacaukan diagnosis malaria sehingga dapat
disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk daerah yang
dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite Incidence nya
rendah.
Malaria ditularkan ke penderita dengan masuknya sporozoit
plasmodium melalui gigitan nyamuk betina Anopheles yang spesiesnya
dapat berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Terdapat lebih dari
15 spesies nyamuk Anopheles yang dilaporkan merupakan vektor malaria
di Indonesia. Penularan malaria dapat juga terjadi dengan masuknya
parasit bentuk aseksual (tropozoit) melalui transfuse darah, suntikan atau
melalui plasenta (malaria congenital).
Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa
serangan demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode
dimana penderita bebas sama sekali dari demam.
Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut :
o Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan
berkeringat.
o Nafsu makan menurun.
o Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
o Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi
dengan plasmodium Falciparum.
o Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai
pembesaran limpa.
o Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan
penurunan.

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3


o Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya
tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena
kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau
berasal dari daerah malaria.
Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:
1. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan,
stadium panas, dan stadium berkeringat
2. Splenomegali (pembengkakan limpa)
3. Anemi yang disertai malaise
Serangan demam yang khas terdiri atas beberapa stadium:
1. Stadium menggigil
Stadium menggigil dimulai dengan perasaan dingin sekali, sehingga
menggigil. Penderita menutupi badannya dengan baju tebal dan
selimut. Nadinya cepat tetapi lemah, bibir dan jari tangan menjadi biru,
kulitnya kering dan pucat. Kadang-kadang di sertai muntah. Pada anak
sering di sertai kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit sampai 1
jam.
2. Stadium puncak
Demam di mulai pada saat rasa dingin sekali berubah menjadi panas
sekali. Muka menjadi merah, kulit kering, dan terasa panas seperti
terbakar, sakit kepala semakin hebat, biasanya ada mual dan muntah,
nadi penuh dan berdenyut keras. Perasaan haus sekali pada suhu naik
sampai 41 C atau lebih. Stadium ini berlangsung selama 2-6 jam.
3. Stadium berkeringat
Dimulai dengan penderita berkeringat banyak sehingga tempat
tidurnya basah. Suhu turun dengan cepat, kadang-kadang sampai di
bawah ambang normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak dan
waktu bangun, merasa lemah tetapi lebih sehat. Stadium ini
berlangsung 2-4 jam.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Untuk mendiagnosis malaria yang pertama bisa dilakukan itu
dari anamnesis, dimana di anamnesis ini didapatkan keluhan utama
yaitu deamam lebih dari dua hari, menggigil dan berkeringat. Demam
pada malaria ini tergantung proses skizogony pada keempat jenis
malaria ini. Untuk malaria berat dapat dilihat dari adanya satu gejala
atau lebih seperti gangguan kesadaran, kelemahan atau kelumpuhan
otot, kejang-kejang, kekuningan pada mata atau kulit, muntah darah
atau berak darah.
Kalau untuk pemeriksaan fisik yang didapatkan pasien
mengalami demam 37,5-40C, serta anemia dapat dibuktikan dengan
konjungtiva palpebra yang pucat. Penderita sering disertai dengan
adanya pembesaran limpa (splenomegali) dan pembesaran
(hepatomegali). Bila terjadi malaria berat, gejala dapat disertai dengan

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3


syok yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah, nadi berjalan
cepat dan lemah, serta frekuensi nafas meningkat.
(Penyakit Tropis by Widoyono)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini dapat dilakukan pemeriksaan
laboratorium , yang berupa:
Pemeriksaan mikroskopis
Pada pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang
pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (SDr, sediaan darah)
tebal dan tipis yang tujuannya unutk menentukan ada tidaknya parasit
dalam darah. Pada pemeriksaan ini dapat dilihat jenis plasmodium dan
stadiumnya. Lalu pada pemeriksaan ini dapat menentukan kepadatan
parasitnya yang dilihat melalui dua cara yaitu semi-kuantitatif dan
kuantitatif. Kalau untuk metode semi-kuantitatif adalah menghitung
parasit dalam LPB (Lapangan pandang besar).
Tes diagnostik cepat (RDT, rapid diagnostic test)
(Penyakit Tropis by Widoyono)
Diagnosis banding
a. Malaria tanpa komplikasi harus dapat dibedakan dengan penyakit
infeksi lain:
Demam tifoid
Demam dengue
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Leptospirosis ringan
b. Malaria berat atau malaria dengan komplikasi dibedakan dengan
penyakit infeksi lain:
Radang otak (meningitis /ensefalitis)
Strokex
Tifoid ensefalopati
Hepatitis
Leptospirosis berat
Glomerulonephritis akut atau kronis
Sepsis
Demam berdarah dengue atau dengue shock syndrome
(buku gebrak malaria)
Komplikasi
Malaria serebral
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi
bila di bandingkan dengan malaria berat lainnya. Gejala klinisnya dapat di
mulai secara lambat atau mendadak setelah gejala permulaan. Sakit kepala
dan rasa mengantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf,
dan kejang yang bersifat fokal atau menyeluruh.
Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya Ht (hematocrit) secara
mendadak atau kadar hb.
Gagal ginjal

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3


Penyulit ini terutama di temukan pada orang dewasa. Mula-mula terjadi
peningkatan ureum dan kreatinin darah, yang diikuti oliguria dan akhirnya
anuria yang di sebabkan nekrosis tubulus akut.
Edema paru
Komplikasi ini dapat terlihat beberapa hari setelah pemberian obat malaria
atau pada saat keadaan umum pasien membaik serta parasitemia
menghilang.
Hipoglikemia
Merupakan manifestasi malaria falciparum yang paling penting. Dapat di
temukan sebelum pengobatan terutama pada ibu hamil dan anak atau
setelah pemberian infus kina pada penderita malaria berat
Tatalaksana
Prognosis
Pada dasarnya malaria yang berlangsung tanpa komplikasi prognosis
nya baik apabila dengan segara dilakukan pengobatan dan dilakukan
observasi hasil pengobatan, tetapi pada falciparum yang menderita
malaria berat prognosisnya buruk.
Pencegehan
C. VEKTOR PENYEBAB MALARIA
Jenis nyamuk ( lampiran )
Morfologi
Nyamuk berukuran kecil (4-13 mm) dan rapuh. Kepalanya
mempunyai probosis halus dan panjang yang melebihi panjang kepala.
Pada nyamuk betina probosis dipakai sebagai alat untuk enghisap
darah, sementara pada nyamuk jantan probosis dipaka untuk
mengihisap bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan, buahbuahan dan juga keringat. Di kiri kanan probosis terdapat palpus yang
terdiri atas 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri atas 15 ruas. Antena
pada nyamuk jantan berambut lebat (pulmose) dan pada nyamuk betina
jarang (pilose). Sebagian besar toraks yang tampak (mesonotum),
diliputi bulu halus. Bulu tersebut berwarna putih/kuning dan
membentuk gambaran yang khas untuk masing-masing spesies.
Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang pada anophelini
bentuknya melengkung dan pada culicini membentuk tiga lengkungan
(tribolus). Sayap nyamuk panjang dan langsing, mempunyai sisik-sisik
sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena. Pada pinggir sayap
terdapat sederetan rambut yang disebut umbai (fringe). Abdomen
berbentuk silinder terdiri atas 10 ruas. Dua ruas akhir berubah menjadi
alat kelamin.
Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (heksapoda) yang melekat
pada toraks dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 ruas tibia, dan 5
ruas tarsus.
(Parasitologi by FKUI)
Perilaku nyamuk

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3

Habitat ( perindukan) (lampiran)


Pengendalian vector
Daur hidup
Nyamuk anophelini mengalami metamorfosis sempurna. Telur
menetas menjadi larva yang kemudian melakukan pengelupasan kulit /
eksoskelet sebanyak 4 kali. Lalu tumbuh menjadi pupa dan akhirnya
menjadi nyamuk dewasa jantan atau betina. Waktu yang diperlukan
untuk pertumbuhan sejak telur diletakkan sampai menjadi dewasa
bervariasi antara 205 minggu, tergantung pada spesies, makanan yang
tersedia di udara. Tempat perindukan nyamuk anophelini bermacammacam tergantung kepada spesies dan dapat dibagi menurut 3 kawasan
yaitu kawasan pantai, pedalaman, kaki gunung dan kawasan gunung.
Di kawasan pantai dengan tanamana bakau di danau pantai atau
lagun (lagoon), rawa dan empang sepanjang pantai, ditemukan
Anopheles sundaicus.
(Parasitologi by
FKUI)
D. GEBRAK MALARIA
Pencegahan penyakit malaria dapat di kelompokkn menjadi beberapa kegiatan :
Pencegahan tehadap parasite yaitu dengan pengobatan profilaksis atau pengobatan
pencegahan
o Orang yang akan berpergian ke daerah endemis malaria harus minum obat
anti malaria sekurang kurangnya satu minggu sebelum keberngkatan
sampai empat minggu setelah orang tersebut meninggalkan daerah
endemis malaria
o Wanita hamil yang akan berpergian ke daerah endemis malaria di
peringatkan tentang resiko yang mengancam kehamilannya. Sebelum
berpergian, ibu hamil di sarankan untuk berkonsultasi ke klinik atau rumah
sakit dan mendapatkan obat malaria
o Bayi dan anak-anak berusia di bawah empat tahun dan hidupdi daerah
endemis malaria harus mendapat obat anti malariakarena tingkat kematian
bayi/anak akibat infeksi malaria cukuptinggi.2. Pencegahan terhadap
vektor/gigitan nyamuk.
o Daerah yang jumlah penderitanya sangat banyak, tindakan untuk
menghindari gigitan nyamuk sangat penting. Maka dari itu di saranakn u
ntuk memakai baju lengan panjang saat keluar pada malam hari, juga dapat
memakai minyak anti nyamuk saat tidur dimalam hari untuk mencegah
gigitan nyamuk malaria, karenabiasanya vektor malaria
menggigit pada malam hari (Prabowo, 2004). Tindakan-tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan :
o Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai
obatnyamuk, menyemprot ruang tidur dan mencegah nyamuk untuk

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3

o
o
o

berkembang biak di rumah seperti, kebiasaan menggantung baju di rumah.


Usaha pengobatan pencegahan secara berkala terutama di daerah endemis
malaria. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang
tidur, semak semak sekitar rumah, genangan air dan kandang
Memelihara ikan seperti kepala timah, gabus, mujair, nila, pada air
tergenang seperti kolam dan sawah
M e m e l i h a r a i k a n s e p e r t i k e p a l a t i m a h , g a m b u s , mujair, nila
pada air yang tergenang seperti kolam, sawah dan
Penyemprotan insektisida DDT dan benzone hexachloride.
Penyemprotandilakukan pada tempat-tempat yang digunakan
untuk tempattidur dan dinding rumah lainnya, terutama di daerah
endemismalaria juga tempat bersarangnya nyamuk..
Pendidikan Kesehatan Masyarakat yakni berupa penyuluhan
kepada masyarakat mampu meningkatkan pengetahuan kepada
masyarakat tentang penyakit malaria terutama cara pencegahan
dan pengobatannya (Sjamsunir, 2002)

Gebrak Malaria
Gebrak Malaria adalah gerakan nasional seluruh komponen masyarakat untuk
memberantas malaria secara intensif melalui kemitraan anatara pemerintah,
dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat dan badan-badan internasional
serta penyandang dana. Berbagai upaya penanggulangan malaria yang telah
dikerjakan telah memberi hasil positif seperti terlihat dari penyebaran penyakit
malaria yang semakin terkonsentrasi di tempat-tempat tertentu dan makin
menurunnya tingkat endemisitas maupun prevalensi pada daerah-daerah yang
ditangani secara intensif misalnya dengan intensifikasi pemberantasan malaria
di daerah Pasca Tsunami yaitu Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
dan Nias serta di 5 provinsi wilayah timur ( Papua, Maluku, Maluku Utara,
Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat dengan bantuan Global Fund).
Program malaria yang telah dan sedang dilakukan adalah:
1. POSMALDES ( POS MALARIA DESA )
a. Pengertian
Pos malaria Desa ( POSMALDES ) adalah wadah pemberdayaan
masyarakat dalam penanggulang malaria yang dibentuk dari, oleh , dan
untuk masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan
b. Fungsi
a) Wadah bagi semua masyarakat didesa dalam upaya penanggulang
malaria.
b) Alat legitimasi kegiatan masyarakat dalam penaggulangan malaria.
c) Media pengembangan pelestarian budaya dan nilai nilai kearifan
lokal
dalam penanggulangan malaria
c. Tujuan
Tumbuh dan berkembangnya peran dan kemandirian masyarakat
didalam upaya penanggulangan malaria di desa sehingga malaria tidak
merupakan masalah kesehatan masyarakat
d. Kegiatan oprasional POLDAMES
a) Penemuan dan pengobatan penderita oleh kader terlatih.

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3

e.

f.

g.

h.

b) Penyuluhan kepada masyarakat.


c) Berbagai upaya untuk kemandirian dan pemberdayaan Posmaldes,
misalnya:
iuran, arisan kelambu, kerja bakti, membersihkan sarang nyamuk,
dan lain-lain
Bimbingan Teknis Dan Pendampingan
Bimbingan teknis dilakukan oleh petugas Puskesmas/Pustu/Polindes
meliputi penemuan dan pengobatan penderita, penyuluhan dan
penggerakan masyarakat dalam penanggulangan malaria, pembuatan
sediaan darah/Rapid Diagnostic Test( bila memungkinkan ).
Pendampingan untuk kelestarian dan kemandirian Posmaldes dilakukan
oleh LSM, PKK, Organisasi Desa, TOMA, TOGA, Tokoh Adat, dan
lain-lain
Upaya Pemberdayaan
Agar Posmaldes dapat berfungsi secara efektif dan berkembang sesuai
dengan kebutuhan, diperlukan berbagai upaya antara lain :
a) Membangun komitmen dengan Pemerintah daerah setempat untuk
mendapatkan dukungan kebijakan dalam rangka pembentukan
POSMALDES.
b) Membangun dukungan sosial dan finansial dari lintas sektor terkait,
LSM dan masyarakat
c) Memberdayakan masyarakat dalam upaya penanggulangan penyakit
malari
Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan POSMALDES diukur dengan :
a) Dimanfaatkannya POSMALDES oleh masyarakat sehingga penderita
segera ditolong dengan pemberian obat secara benar dan tepat.
b) Berfungsinya POSMSLDES dalam upaya penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan penyakit malaria.
c) Kegiatan POSMALDES dapat berlangsung secara mandiri dan
berkelanjutan.
Hasil upaya pengembangan POSMALDES di 4 propinsi
Hasil upaya pengembangan POSMALDES di 4 propinsi (NTT, Maluku,
Maluku Utara, dan Papua ), adalah :
a) POSMALDES mulai dibentuk di 13 Kabupaten di 4 propinsi lokasi
proyek IPM- GF pada bulan Maret 2004.
b) Sampai dengan bulan Agustus 2004, telah dibentuk 882
POSMALDES dan 1606 kader sudah dilatih
c) POSMALDES ini tersebar di 179 Puskesmas.
d) Jumlah kasus malaria yang diobati sebanyak 27.960 orang ( sekitar
13% dari jumlah seluruh kasus yang ditemukan dari lokasi dan periode
yang sama)

GEBRAK MALARIA
Pengertian
Gebrak malaria adalah gerakan nasional seluruh komponen masyarakat untuk
memberantas malaria secara intensife melalui kemitraan antara pemerintah,
dunia usaha, lembaga wadaya masyarakat, dan badan-badan internasional serta
penyandang dana.
Tujuan

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3


Tujuan gebrak malaria adalah meningkatnya kemampuan setiap orang dan
kepedulian masyarakat untuk mengatasi malaria, terciptanya lingkungan yang
terbebas dari penularan malaria, terselengara dan terjangkaunya upaya
penanggulangan malaria yang bermutu untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan malaria serta meningkatkan produktifitas kerja guna mencapai
indonesia sehat 2010.
Sasaran
Sasaran gebrak malaria meliputi 3 kahalayak sasaran, yaitu:
a). Sasaran Primer. Sasaran primer adalah kelompok sasaran didaerah
bermasalah malaria, meliputi siapa yang paling beresiko malaria, siapa yang
paling banyak terkena malaria, mana yang paling penting yang harus
dijangkau.
b). Sasaran Sekunder. Sasaran sekunder adalah kelompok sasaran yang
mempengaruhi perubahan perilaku ( melatih, mendukung, memotivasi )
kelompok sasaran primer.
c). Sasaran Tersier. Sasaran tersier adalah para pembuat dan pengambil
keputusan, penyandang dana yang memungkinkan terlaksananya kegiatan
gebrak malaria.
Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan dalam malaria ini meliputi :
a) Advokasi
Advokasi gebrak malaria adalah suatu upaya persuasi dan motivasi dengan
informasi yang tepat, akurat, dan shahi untuk memperoleh dukungan dari
pemerintah, dunia usaha, LSM dan para pengambil kebijakan publik sehingga
terjadi perubahan kebijakan yang mendukung upaya pemberantasan malaria.
b) Kemitraan
Kemitraan gebrak malaria adalah upaya untuk menciptakan suasana konduktif
guna menunjang promosi gebrak malaria, menjalin kemitraan untuk
pembentukan opini publik dengan berbagai kelompok yang ada di masyarakat
seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, lembaga sawdaya
masyarakat, dunia usaha, swasta dan organisasi
c) Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengindentifikasi
masalah, merencanakan, dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan
potensi setempat dan fasilitas yang ada.
MASALAH DALAM PELAKSANAAN PROGRAM MALARIA
Dari berbagai hasil penelitian dan program yang dilakukan di Indonesia oleh
berbagai pihak maka ada beberapa masalah dalam pelaksanaan program
malaria yang harus diatasi bersama antara lain :
1. Diagnosis : masih banyak kasus malaria dengan penderita yang tinggal di
daerah terpencil dan sulit terjangkau serta hanya berdasarkan gejala yang
nampak saja.
2. Pengobatan : beberapa daerah endemik malaria sudah banyak penderita
yang resisten.
3. Pengendalian : pengendalian vektor tidak berdasarkan fakta dinamika
transmisi penularan malaria.
4. Kerjasama dan partisipasi masyarakat : terbatasnya partisipasi dari sektor

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3


lain dan masyarakat.
5. Mobilisasi sumber daya : advokasi sumberdaya untuk mendukung upaya
pengendalian malaria di tiap daerah administrasi.
RENCANA PENGENDALIAN MALARIA
Bagan diatas adalah rencana pengendalian malaria hingga tahun 2010 dengan
target utama menurunkan angka kesakitan karena malaria hingga 50% untuk
seluruh penderita di Indonesia. Adapun obat anti malaria yang digunakan di
Indonesia adalah:
1. amodiakuin
2. artesunate
3. primakuin
4. klorokuin
5. kina
6. artemeter
Sedangkan untuk antibiotik antara lain :
1. doksisiklin
2. Tetrasiklin

GUFTA SAFIRA ALIYA ALIF/1102015087/WRAP UP 3

Anda mungkin juga menyukai