Anda di halaman 1dari 20

MODUL TEORI MATA KULIAH

PATOLOGI

PENYUSUN :

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2015
MODUL TEORI MATA KULIAH
PATOLOGI

PENYUSUN :

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Modul Mata Kuliah Patologi
dapat selesai tepat waktu. Modul ini disusun untuk dijadikan pedoman bagi
mahasiswa Program Studi D-IV Keperawatan Kampus Surabaya agar mudah
mempelajari mata kuliah Patologi.
Ucapan terimakasih tak terhingga dan penghargaan setinggi-
tingginya kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Patologi
Program Studi D-IV Keperawatan Kampus Surabaya dan semua tim penyusun
yang telah membantu dalam terselesaikannya Modul ini. Kami menyadari bahwa
Modul ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
selalu kami harapkan, semoga Modul ini bermanfaat bagi mahasiswa Program
Studi D-IV Keperawatan Kampus Surabaya dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 2015

Penyusun

i
LEMBAR PENGESAHAN

Modul Mata Kuliah Patologi ini telah diperiksa dan dinyatakan layak
dipergunakan sebagai Modul Pembelajaran pada Program Studi DIV
Keperawatan Gawat Darurat Surabaya

Surabaya, 11 Juli 2015


Program Studi DIV Keperawatan Gawat Darurat Surabaya
Ketua

Dwi Adji Norontoko, S.Kep., Ns.,M.Kep


NIP. 196309171990031002

Mengetahui
Jurusan Keperawatan
Ketua

Mohammad Najib, SKp., MSc


NIP. 196502221990032001

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………....…i
LEMBAR PENGASAHAN……………………………………..……..ii
DAFTAR ISI………………………………………………..……….....iii
MODUL
A. Terjadinya Proses Penuaan…………………………………..4
B. Teori-Teori Proses Menua……………………………………5
C. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia………..9
D. Penuaan Dini…………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..16
SOAL….............................................................................................17

iii
I. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu
menganalisis pemahaman patologi dalam bidang keperawatan serta
penerapannya.

II. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
menganalisis :
E. Terjadinya Proses Penuaan
F. Teori-Teori Proses Menua
G. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia
H. Penuaan Dini

III. Pokok Pembelajaran


A. Terjadinya Proses Penuaan
B. Teori-Teori Proses Menua
C. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia
D. Penuaan Dini

IV. Uraian Materi

A. Terjadinya Proses Penuaan

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi


tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994). Proses menua bukan merupakan
suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi,
kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia
tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan. Akan tetapi proses menua
dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

4
rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian, memang
harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut
usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa. Misalnya dengan terjadinya jaringan pada otot, susunan saraf, dan
jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas
yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap
orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapain
puncak maupun menurunnya.

B. Teori-Teori Proses Menua


a. Teori Biologi
1. Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika
sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di
laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan
terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan
memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan
menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi
untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan
berkurangnya umur. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem
muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem
itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati.
Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan
dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk
tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel
pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan
akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem
sel tidak dapat diganti.
2. Teori “Genetik Clock”
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-
species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya)
suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.

5
Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila
tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan
meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit akhir yang katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh
kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada
beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
(misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun,
anjing 27 tahun, sapi 20 tahun). Secara teoritis dapat dimungkinkan
memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan
pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan
hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan
wanita 82 tahun (WHO, 1995). Pengontrolan genetik umur rupanya
dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980)
melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur
dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakah yang mengontrol
replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi
silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa
nukleuslah yang menentukan jumlah replikasi, kemudian menua, dan
mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994).
3. Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada
lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut.
Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada
kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari
protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago
dan elastin pada klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi
lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora &
anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan
perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan

6
cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan
kecepatan pada sistem muskuloskeletal.

4. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam
tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat
racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri
tertentu. Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut
membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta
terjadi kesalahan genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990). Membran
sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses
pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh.
Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi
proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan
reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di
semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan kerusakan sistem tubuh.

5. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari
sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor
yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau
perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self
recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan
pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan
sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut
sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989).

7
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas
mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan
menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah
satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi
bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987). Disisi
lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami
penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker
menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah
yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur (Suhana, 1994). Teori atau kombinasi teori
apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam
pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang
progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif
(homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-
macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses
penyakit. (kronik dan akut).

b. Teori Psikologis
1. Teori Pelepasan

Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia


merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh
mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.

2. Teori Aktivitas

Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari


aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan
melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuaian.

Aspek Psikologis Akibat Lanjut Usia

Aspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu
pengertian yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai
kemampuan memori dan kecerdasan mental yang kurang. Penelitian tentang

8
kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori pada lansia dalam kelompok
dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah, ternyata tidak mendukung
gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyai cara berbeda
dalam memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannya dengan baik
walaupun kondisinya menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia
mengalami kemunduran mental yang substansil atau luas. Meskipun sulit untuk
mendefenisikan dan mengukur keperibadian, namun upaya ini tetap dilakukan
untuk mengubah sedikit pemikiran tentang lansia. Walaupun mengalami
kontroversi, tes intelegensia dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan
kecerdasan pada lansia (Cockburn & Smith, 1991). Hal ini tidak diungkapkan
secara signifikan dan bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata terhadap
kehidupan lansia. Sikapnya tentu berbeda dengan sering bertentangan dengan
sikap generasi yang lebih muda. Semua kelompok lansia sering kali
mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit
untuk berubah. Satu hal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda dari orang
yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan
bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas kematian.
Hal ini mungkin merupakan suatu gambaran adaptif pada penuaan.

C. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia

Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia

 Perubahan-perubahan fisik
 Sel
o Lebih sedikit jumlahnya
o Lebih besar ukurannya
o Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler
o Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati
o Jumlah sel otak menurun
o Terganggunya mekanisme perbaikan sel
o Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
 Sistem persarafan

9
o Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya
dalam setiap harinya)
o Cepatnyan menurun hubungan persarafan
o Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress
o Mengecilnya saraf panca indra
o Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu
dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin
o Kurang sensitif terhadap sentuhan
o Sistem pendengaran
o Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)
o Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
diatas 60 tahun
o Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
o Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena
menginkatnya keratin.Pendengaran bertambah menurun pada lanjut
usia yang mengalami ketegangan jiwa/stress
 Sistem penglihatan
o Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap
sinar
o Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
o Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan
o Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
o Hilangnya daya akomodasi.Menurunnya lapangan pandang;
berkurang luas pandangannya
o Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala
 Sistem kardiovaskuler

10
o Elastisitas dinding aorta menurun
o Katup jantung menebal dan menjadi kaku.Kemampuan jantung
untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
o Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke
duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing
mendadak).Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis
normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
 Sistem pengaturan temperatur tubuh
o Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja
sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu,
kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang
sering ditemui antara lain;Temperatur tubuh menurun (hipotermia)
secara fisiologik  35o ini akibat metabolisme yang
menurun.Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktivitas otot.
 Sistem respirasi
o Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
o Menurunnya aktivitas dari silia
o Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat,
menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum
menurun, dan kedalaman bernafas menurun
o Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
o O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg
o CO2 pada arteri tidak berganti
o Kemampuan untuk batuk berkurang
o Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan
akan menurun seiring degan bertambahnya usia

11
 Sistem gastrointestinal
o Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang
bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
o Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput
lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari
saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan
pahit.
o Eofagus melebar
o Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
labung menurun, waktu mengosongkan menurun.
o Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
o Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
o Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
 Sistem reproduksi
o Menciutnya ovari dan uterus
o Atrofi payudara
o Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun
adanya penurunan secara beransur-ansur. Dorongan seksual menetap
sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
 Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
 Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual
 Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
o Pada wanita, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi
perubahan-perubahan warna

 Sistem genito urinaria


o Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,
melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit

12
terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus,
kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang
kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten
uria
o Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi
buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan
sehingga meningkatkan retensi urine
o Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65
tahun
o Atrofi vulva

 Sistem endokrin
o Produksi hampir semua hormon menurun
o Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
o Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah
dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH,
TSH, FSH, LH.
o Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.

 Sistem kulit
o Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
o Kulit kasar dan bersisik
o Mekanisme proteksi kulit menurun
o Produksi serum menurun
o Gangguan pigmentasi kulit
o Kulit kepala dan rambut menipis
o Kelenjar keringat berkurang jumlahnya

 Sistem musculoskeletal
o Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh

13
o Kifosis
o Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
o Persendian membesar dan menjadi pendek
o Tendon mengerut dan mengalami skelrosis

 Perubahan mental

Faktor yang mempengaruhi perubahan mental:

o Perubahan fisik, organ perasa


o Kesehatan umum
o Tingkat pendidikan
o Keturunan
o Lingkungan

 Memory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa


perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk
 Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan
verbal.
 Berkurangnya keterampilan psikomotor.

D. Penuaan Dini

Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya.
Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang
relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini biasanya disebabkan berbagai
faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal ini biasanya disebabkan
oleh adanya gangguan dari dalam tubuh. Misalnya sakit yang berkepanjangan,
serta kurangnya asupan gizi. Sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karena sinar
matahari, polusi, asap rokok, makanan yang tidak sehat dan lain sebagainya. Pada
usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 – 30 hari.
Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah
usia di atas 50 tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari. Lapisan dermis kulit
adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap sifat elastisitas, dan

14
kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk lapisan epidermis, dan
sebagai fondasi bagi kolagen serta serat elastin. Vitamin C merangsang dan
meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara meningkatkan kemampuan
perkembangbiakan sel fibroblast tua dermis. Kolagen adalah komponen utama
lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis) yang dibuat oleh sel fibroblast.
Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai panjang yang tersusun lagi
atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta hiroksiproline. Sebelum
menjadi kolagen, terlebih dahulu terbentuk pro kolagen. Bilamana produksi
kolagen menurun seiring dengan bertambahnya usia, dampaknya adalah
meningkatnya proses “kulit kering” serta sifat elastisitasnya. Lapisan dermis
inilah yang bertanggung jawab akan sifat elastisitas dan kehalusan kulit (skin
smoothness) yang merupakan kunci utama untuk disebut “awet muda” serta
memiliki kulit indah (beautiful skin).

Proses Penuaan Kulit :

Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan kronologi
(chronological aging) dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan dari
adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya
usia. Proses ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus,
adanya pigmentasi kulit (age spot). Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses
yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit akibat dari
paparan sinar UV matahari. Paparan sinar sinar UV yang berlebihan, dapat
menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari radikal
bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan
penghubung di bawah kulit dermis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta.


Sagung Seto.
Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Dep Kes R.I.

16
SOAL

1. Dibawah ini merupakan teori biologi proses penuaan, kecuali…


a. Teori seluler
b. Teori aktivitas
c. Teori kebutuhan oksigen
d. Teori “Genetik Clock”
e. Sintesis protein
2. Berikut kondisi normal yang terjadi pada lansia adalah..
a. Sel tumor tumbuh
b. Kanker aktif
c. Syaraf melebar
d. Atrofi otak
e. Temperatur tubuh menurun
3. Resistensi darah perifer menyebabkan…
a. Tekanan darah meninggi
b. Oksigenasi meningkat
c. Tekanan darah menurun
d. Sitolisis tidak normal
e. Menyebabkan gangguan tidur
4. Apa saja yang terjadi pada system endokrin ketika penuaan terjadi ?
a. Hormon turun, paratiroid tidak berubah, ACTH berkurang, BMR
menurun, aktivitas tiroid turun
b. Hormon naik, paratiroid tidak berubah, ACTH berkurang, BMR
menurun, aktivitas tiroid turun
c. Hormon turun, paratiroid berubah- ubah, ACTH berkurang, BMR
menurun, aktivitas tiroid turun
d. Hormon turun, paratiroid tidak berubah, ACTH meningkat, BMR
menurun, aktivitas tiroid turun
e. Hormon turun, paratiroid tidak berubah, ACTH berkurang, BMR
menurun, aktivitas tiroid naik
5. System kulit yang terjadi saat proses penuaan antara lain, kecuali…
a. Kulit kasar dan bersisik

17
b. Mekanisme proteksi kulit menurun
c. Produksi serum meningkat
d. Gangguan pigmentasi kulit
e. Kulit kepala dan rambut menipis

18

Anda mungkin juga menyukai