Anda di halaman 1dari 14

MODUL PATOLOGI

PATOLOGI, PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI

Disusun Oleh :

1. Joko Suwito, S.Kp,M.Kes


2. Dwi Adji Norontoko, M.Kep
3. Asnani, S.Kep. Ns,M.Ked
4. Adin Mu’afiro, SST, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SURABAYA
PRODI D4 KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga modul Patologi, Ptogenesis dan
Patofisiologi dapat diselesaikan.

Modul ini disusun agar mahasiswa mampu memahami Patologi,


Ptogenesis dan Patofisiologi serta menerapkannya sesuai dengan profesi tenaga
kesehatan.

Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak terdapat kekurangan oleh
karena itu kritik dan saran kami harapkan, semoga modul ini bermanfaat bagi
mahasiswa dan pihak yang membaca.

2
LEMBAR PENGESAHAN

Model Mata Kuliah Patologi ini telah diperiksa dan telah dinyatakan layak
dipergunakan sebagai Modul Pembelajaran pada Program Studi D IV
Keperawatan Sutomo Surabaya

Surabaya, 11 Maret 2016

Program Studi D IV Keperawatan Sutomo Surabaya

Ketua

Dwi Adji Norontoko,S Kep. Ns., M Kep.

NIP . 196309171990031002

Mengetahui

Jurusan Keperawatan

Ketua

Mohammad Najib,Skp., MSc

NIP . 196502221990032001

3
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................

LAPORAN PEMBELAJARAN .......................................................................

I. Tujuan pembelajaran umum .......................................................................

II. Tujuan pembelajaran khusus ........................................................................

III. Pokok pembelajaran ........................................................................

IV. Uraian materi ........................................................................


a. Patologi .......................................................................
b. Patogenesis ........................................................................
c. Patofisiologi .......................................................................

REFRENSI .......................................................................

SOAL .......................................................................

4
LAPORAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu menganalisis
dan mengidentifikasi Patologi, Patogenesis dan Patofisiologi.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah perkuliahan diharapkan mahsiswa dapat memahami dan
menganalisis :
a. Patologi
b. Patogenesis
c. Patofisiologi

3. Pokok Pembelajaran
a. Patologi
b. Patogenesis
c. Patofisiologi

4. Uraian Materi

A. Patologi
Patologi berasal dari kata Pathos= penderitaan ; Logos= ilmu.
Patologi adalah bagian dari ilmu yang menjembatani praktik klinis dan
ilmu dasar, dan mencakup penyebab suatu penyakit (etiologi) serta
mekanisme (patogenesis) yang menyebabkan munculnya tanda dan
gejala pada pasien.

Sejarah Patologi
Perkembangan konsep tentang sebab dan kondisi alamiah penyakit
pada manusia, telah melahirkan ide-ide mutakhir yang menerangkan
tentang keseluruhan kejadian dan teknologi baru yang tersedia untuk
penemuannya.walaupun ketika itu beberapa keadaan klinik penderita
yang berkaitan erat dengan berbagai tanda-tanda fisik yang
abnormaltelah diketahui sejak zaman permulaan kelahiran ilmu
kedokteran, tetapi pemahaman tentang penyebab tentang tejadinya
penyakit tetap dianggap karena kurang atau lebihnya berbagai ‘cairan’
(humors).
 Morbid anatomi
Kesempatan pertama para ilmuwan mempelajari penyakit
secara lebih ilmiah ketika dimungkinkan dilakukannya
pemeriksaan. Pemeriksaan ini berdasar pada pemeriksaan

5
makroskopik (dibandingkan dengan mikroskopik) organ
periode ini dinyatakan sebagai era morbid anatomi.
 Mikroskopik dan patologi seluler
Patologi dan kedokteran pada umumnya, mengalami revolusi
dengan digunakannya mikroskop untuk mempelajari jaringan
yang sakit. Rudolf Virchow (1821- 1902), seorang ahli patologi
Jerman, yang sangat antusias dalam penggunaan mikroskop,
menemukan bahwa sel merupakan bagian terkecil yang
membentuk tubuh manusia. Berdasar penemua tersebut,
berkembanglah pemikiran yang baru tentang penyakit dalam
lingkup patologi seluler.
 Patologi molekuler
Pengaruh patologi molekuler dapat diperlihatkan secara
sederhana dengan keuntungan yang diperoleh dari pengetahuan
kita tentang dasar biokimia dari kelainan kongenital dan
kanker.

Ruang Lingkup Patologi


a. Patologi klinis dan eksperimental
 Patologi klinis
Patologi klinis lebih menekankan pada analisis silang pada
tingkat penyakitnya sendiri, mempelajari lebih mendalam
tentenga sebab dan mekanisme penyakit dan pengaruh penyakit
pada berbagai organ dan sistem tubuh manusia.
 Patologi eksperimental
Patologi ekperimentalmerupakan observasi atau pengamatan
dari berbagai manipulasi atau perlakuan pada suatu sistem di
tingkat laboratorium.
b. Pembagian patologi
 Histopatologi : menemukan dan mendiagnosa penyakit dari
hasil pemeriksaan jaringan.
 Sitopatologi : menemukan dan mendiagnosa penyakit dari hasil
pemeriksaan sel tubuh yang didapat/diambil.
 Hematologi : mempelajari kelainan seluler dan berbagai
komponen pembekuan darah.
 Mikrobiologi : mempelajari penyakit infeksi dan organisme
yang bertanggungjawab terhadap penyakit tersebut.
 Imunologi : mempelajari mekanisme pertahanan yang spesifik
dari tubuh manusia.

6
 Patologi kimiawi : mempelajari dan mendiagnosa suatu
oenyakit dari hasil pemeriksaan perubahan kimiawi jaringan
dan cairan.
 Genetik : mempelajari kelainan-kelainan kromosom dan gen.
 Toksikologi : mempelajari pengaruh racun yang diketahui atau
yang dicurigai.
 Patologi forensik : aplikasi patologi untuk tujuan yang legal.

Teknik-teknik Patologi
 Patologi makroskopik
Bentuk kelainan makroskopik merupakan nomenklatur
modern pada pendekatan ini untuk mempelajari penyakit dan
terutama pada autopsi. Kelainan makroskopik dari berbagai
penyakit sangat khas, apabila diinterpretasikan oleh spesialis
patologi yang berpengalaman. Diagnosis yang tepat sering
dapat diberikan pada penemuan selanjutnya dengan, misalnya
mikroskop cahaya.
 Mikroskop cahaya
Kemajuan kualitas lensa optik telah membawa informasi baru
tentang struktur jaringan dan sel yang sehat atau yang sakit.
Hal ini dimungkinkan dengan mempelajarinya dibawah
mikroskop cahaya.
 Histokimiawi
Studi yang mempelajari kondisi suatu kimiawi jaringan.
 Imunohistokimiawi dan Imunofluoresen
Pada imunohistokimiawi hasil yang dilihat berupa berupa
deposit yang gelap atau suatu material yang berwarna, dan
dapat diidentifikasi secara mudah dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa.
 Mikroskop elektron
Penggunaan mikroskop elektron telah meluaskan cakupan
patologi. Dengan mikroskop elektron maka studi kelainan pada
tingkat organel dan visualisasi adanya virus dalam jaringan
yang sakit mampu dilakukan.
 Teknik biokimia
Teknik biokimia yang digunakan untuk mempelajari jaringan
tubuh dan cairan tubuh, merupakan faktor yang dominan
dalam perkembangan pengetahuan tentang proses patologi.
 Teknik hematologik
Teknik hematologik digunakan untuk mendiagnosis dan
mempelajari berbagai kelainan darah.

7
 Kultur sel
Pembiakan sel secara luas digunakan untuk penelitian dan
diagnosis.
 Mikrobiologi medis
Mikrobiologi medis merupakan ilmu yang mempelajari
organisme yang menyebabkan sakit. Patologi molekuler
digunakan untuk mengetahui berbagai keadaan, misalnya
molekul hemoglobin yang abnormal.

Patologi dibagi menjadi 2, yaitu :


 Patologi umum : mencakup tentang mekanisme dan
karakteristik bentuk tertentu dari proses suatu penyakit.
 Patologi sistemik : merupakan penjelasan berbagai pengaruh
dari penyakit tertentu terhadap organ sendiri atau sistem organ
tersebut.

Cara Menegakkan Diagnosis


Diagnosis merupakan kegiatan pemberian nama suatu penyakit
pada setiap penderita. Diagnosis merupakan bagian penting karena
memungkinkan seorang penderita mendapatkan pengobatan yang
menguntungkan yang telah dikenal. Proses pembuatan diagnosis
meliputi :
a. Pengumpulan riwayat keadaan klinik yang didokumentasikan
sebagai keluhan penderita (simptom)
b. Menemukan dan meneliti tanda-tanda klinik penderita.
c. Bisa memungkinkan, melkukan pencarian lanjut yang dituntun
dengan diagnosis terdahulu yang telah tersedia berdasarkan pada
tanda dan gejalanya.
Dengan mengikuti proses tersebut pada setiap penderita, maka
beberapa kemungkinan penyakit akan muncul, baik yang menyokong
maupun yang kurang menyokong, dalam suatu diagnosis. Apabila
diagnosis tetap tidak jelas, maka pendekatan yang pragmatis terhadap
masalah yang dikemukakan dengan melakukan observasi pengaruh
pengobatan yang spesfik atau dengan melakukan beberapa intervensi
lainnya.
 Diagnosis patologi
Proses penemuan dan penegakkan diagnosis suatu penyakit
pada seseorang penderita dilaksanakan dengan menerapkan
metode patologi yang memeriksa jaringan hasil biopsi atau
cairan tubuh.
 Autopsi

8
Autopsi dikenal juga dengan nekropi/ bedah mayat yang
mempunyai arti ‘see for oneself’. Karena pada autopsi
kemungkinan untuk melihat secara langsung dan menganalisis
keseluruhan organ.

Patologi dan Konteks Sosial


 Penyebab dan agen penyakit
Ditemukan adanya kontroversi yang relevan sacara sosial (dan
politikal) tentang apakah sebetulnya bagian dari penyebab
suatu penyakit.
 Kesehatan suatu negara
Karena metode yang digunakan pada patologi memungkinkan
membuat diagnosis yang tepat baik sewaktu hidup,
misalnya dengan biopsi atau setelah meninggal dengan
autopsi, maka ilmu ini mempunyai peranan penting dalam
mendokumentasikan insiden penyakit pada masyarakat.

B. Patogenesis
Patogenesis suatu penyakit menjelaskan tentang perkembangan
atau evolusi penyakit. Patogenesis ini mencakup etiologi, proses
masuknya penyakit kedalam tubuh, perkembangan penyakit, hingga
manifestasi klinis yang ditunjukkan. Proses perjalanan penyakit
umumnya dapat dibagi kedalam lima fase, yaitu prapatogenesis,
inkubasi, penyakit dini, penyakit lanjut dan akhir penyakit (Azrul
Azrul 1988).
a. Fase prapatogenesis. Pada fase ini sebenarnya telah terjadi
interaksi antara pejamu (manusia) dengan agens. Seperti kita
ketahui, agens/ bibit penyakit berada dekat dengan manusia. Tanpa
disadari, setiap saat manusia berinteraksi dengan agens tersebut.
Akan tetapi, jika daya tahan tubuh manusia pada fase ini masih
kuat, penyakit tidak akan muncul.
b. Fase inkubasi. Jika agens telah masuk ke dalam tubuh manusia
tetapi belum terlihat adanya gejala, keadaan ini disebut dengan fase
inkubasi. Masa inkubasi suatu penyakit berada dengan masa
inkubasi penyakit lain sebab agens penyebab/ bibit penyakit
berbeda. Setiap bibit penyakit memiliki karakteristik, sifat, dan
kemampuan yang berbeda dalam proses patologis. Selain
dipengaruhi oleh bibit penyakit, masa inkubasi juga dipengaruhi
oleh daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh tidak kuat atau
menurun, bibit penyakit akan lebih leluasa berkembang dalam
tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan pada bentuk
maupun fungsi tubuh manusia. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh

9
kuat, laju perkembangan bibit penyakit dapat dihambat atau
bahkan dihentikan.
c. Fase penyakit dini.Fase ini dimulai sejak munculnya gejala
penyakit. Umumnya, gejala yang muncul pada fase ini masih
relatif ringan sehingga manusia sering kali tidak menhiraukannya.
Pada fase ini, daya tahan tubuh masih ada, namun cenderung
lemah. Jika daya tahan tubuh ini diperkuat, baik secara alami
maupun kimiawi, bibit penyakit akan dapat dikalahkan. Dengan
demikian, gejala penyakit dapat reda atau bahkan hilang sama
sekali. Seblaiknya, jika daya tahan tubuh kian menurun, fase ini
akan berlanjut ke fase penyakit lanjut.
d. Fase penyakit lanjut. Fase ini merupakan kelanjutan dari fase
penyakit dini, terjadi akibat melemahnya kondisi tubuh seseorang
akibat bertambah parahnya penyakit. Pada fase ini individu
umumnya tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari
sehingga datang ke tem[at layanan kesehatan untuk mendapatkan
perawatan.
e. Fase akhir penyakit. Penyakit yang diderita manusia saat tentu
akan berakhir. Akhir perjalanan penyakit pada manusia bervariasi.
Secara umum, ada empat klasifikasi akhir perjalanan penyakit,
yakni sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, sembuh sebagai
pembawa (carrier), dan meninggal dunia. Pada sembuh sempurna,
terjadi pemulihan bentuk maupun fungsi tubuh ke keadaan semula.
Dengan kata lain, kondisi individu sama seperti ketika ia belum
terkena penyakit. Pada kasus tertentu, kesembuhan ini dapat pula
berlangsung tidak sempurna sehingga mengakibatkan kecacatan
pada individu (sembuh dengan cacat). Selain kedua hal diatas,
individu dapat pula sembuh sebagai pembawa (carrier). Ini terjadi
jika di dalam tubuh individu masih terdapat bibit penyakit
meskipun ia sudah merasa sembuh sepenuhnya. Bibit penyakit
tersebut suatu saat dapat bangkit dan kembali ,menyerang jika
kondisi lingkungan memungkinkan. Keadaan carrierini bukan
hanya membahayakan individu, tetapi juga orang lain karena
individu telah bertindak sebagai sumber penyebaran penyakit.
Klasifikasi terakhir adalah meninggal dunia. Pada hakikatnya,
meninggal dunia juga merupakan akhir dari perjalanan penyakit.
Dengan meninggalnya si penderita, perkembangan penyakit juga
ikut terhenti. Akan tetapi, bukan merupakan tujuan utama dari
penanggulangan penyakit.

10
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis
yang diakibatkan oleh proses patofisiologis. Gangguan dalam proses
seluler normal mengakibatkan terjadinya perubahan adaptif atau letal.
Perbedaan antara sel yang sanggup beradaptasi dan sel yang cedera
adalah pada dapat atau tidaknya sel itu “mengikuti” dan mengatasi atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah dan merusak itu.
Sel cedera menunjukkan perubahan-perubahan yang dapat
mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh dan bermanifestasi sebagai
penyakit.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008. KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Jakarta : Penerbit


buku kedokteran EGC
Ssarjadi, 1994. PATOLOGI UMUM DAN SISTEMATIK. VOL. 1. E/2.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran ECG
Tambayong Jan, 1999. PATOFISIOLOGI UNTUK KEPERAWATAN.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran ECG

12
SOAL

1. Patologi adalah...
a. Ilmu yang mempelajari penyebab penyakit
b. Ilmu yang menemukan penyakit dari hasil diagnosa
c. Ilmu yang mempelajari kelainan selular
d. Ilmu yang mempelajari mekanisme pertahanan tubuh manusia
e. Ilmu yang mempelajari penyakit infeksi

2. Salah satu teknikmpatologi adalah histokimiawi, yang artinya...


a. Memudahkan untuk mengidentifikasi material yang berwarna
b. Mempelajari suatu kimiawi jaringan
c. Mengetahui adanya tingkat organel virus
d. Mempelajari jaringan tubuh dan cairan tubuh
e. Mempelajari berbagai kelainan darah

3. Dalam patogenesis mencakup beberapa poin yaitu...


a. Etiologi,
b. proses masuknya penyakit kedalam tubuh
c. perkembangan penyakit
d. manifestasi klinis
e. semua benar

4. Dalam patogenesis terdapat fase dimana agens telah masuk dalam tubuh
manusia tetapi belum terlihat adanya gejala, yang dimaksud adalah fase...
a. Fase prapatogenesis
b. Fase inkubasi
c. Fase akhir penyakit
d. Fase penyakit dini
e. Fase penyakit lanjut

5. Patofisiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang...


a. Perubahan fisiologis

13
b. Sel yang cedera
c. Segala sesuatu yang mempengaruhi fungsi tubuh
d. Perubahan adaptif atau letal
e. Salah semua

14

Anda mungkin juga menyukai