Anda di halaman 1dari 8

Kadar Air Tanah: Kapasitas Menahan Air Tersesia

(Widianto, 2019)

Tiga Fase dan Empat Komponen Tanah


1. Fase Padatan : (a) Bahan Mineral dan (b) Bahan Organik
2. Fase Cairan : (c) Larutan Tanah (Air Tanah)
3. Fase Gas : (d) Udara Tanah

Matriks dan Pori Tanah

• Matriks Tanah: padatan tanah → Bahan mineral dan organik (Kerangka Tanah)
• Pori Tanah: rongga diantara matriks yang terisi air tanah dan/atau udara tanah

Simbol
Untuk menyingkat dan memudahkan penyebutan komponen-komponen tanah
digunakan simbol-simbol berikut:

• Padatan Tanah (P)


• Larutan (Air) Tanah (A)
• Udara Tanah (U)
• Ruangan Pori Tanah (R)
• Total Tanah (T)
• Massa (M)
• Volume (V)

1
Jumlah Komponen Tanah
Jumlah setiap komponen dapat dinyatakan dalam Massa (M) dan Volume
(V):

• Padatan Tanah: M P dan VP


• Air Tanah: MA dan VA
• Udara Tanah: MU dan VU
• Ruangan Pori Tanah
(Tanah – Padatan): VR
• Tanah (Padatan + Air +
Udara): MT dan VT

Kadar Air Tanah:


Kadar air tanah adalah parameter untuk menyatakan tingkat kekeringan dan/atau kebasahan
tanah secara kuantitatif dan obyektif. Jikalau suatu ketika kita meremas -remas tanah
dan merasakan maka seringkali kita mengatakan bahwa tanah itu kering atau lembab.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah seberapa kering atau seberapa lembab tanah
itu? Jawaban yang diberikan adalah sangat kering, kering sekali, agak kering agak lembab,
sedikit lembab atau lembab dst, yang mana jawaban tersebut sama-sekali tidak jelas. Terlbih
jika orang lain diminta pertimbangannya, jawaban yang diberikan juga seringkali tidak
sama. Belum lagi jika seorang yang sudah berpengalaman bekerja di sebuah tempat lalu
diminta untuk menilai kondisi tanah di tempat lain, maka jawabannya sangat dipengaruhi
oleh latar belakang pengalaman yang dimilikinya.

Kadar air adalah ungkapan relatif jumlah air terhadap tanah atau partikel tanah
yang mengikat air tersebut. Jadi dalam pernyataan kadar air ini ada dua hal yang bisa
diungkapkan yaitu jumlah air dan kekuatan ikatan air dengan tanah (partikel padatan).
Oleh karena itu definisi kadar air adalah perbandingan antara jumlah air dengan jumlah
tanah atau jumlah padatan tanah, yang dinyatakan sebagai berikut:
-1
Kadar Air Massa (w) = MA/MP (g g )

Kadar Air Volume () = VA/VT


3 -3
(cm cm )

2
Air di dalam tanah berada dalam ruangan pori dan ditahan (ditarik) oleh padatan tanah
sehingga air dapat tinggal di dalam ruangan pori tersebut. Kekuatan menahan atau
menarik air oleh partikel tanah tergantung pada jumlah air yang ada. Dalam kondisi air
berlimpah atau jenuh, kekuatan menahan air sangat lemah dan semakin berkurang jumlah air
maka kekuatan mengikatnya semakin besar dan menjadi sangat kuat ketika air tinggal
sedikit yakni ketika tanah dalam kondisi kering.

3
CARA KERJA

Alat dan Bahan


a. pF 0
1. Tanah sampel, sebagai spesimen pengamatan
2. Karet gelang, untuk merekatkan kain kasa dengan silinder
3. Neraca, berfungsi mengukur massa sampel
4. Oven, berfungsi menghilangkan kadar air sepenuhnya
5. Silinder, berfungsi sebagai tempat sampel tanah
6. Baki, berfungsi untuk penjenuhan tanah
7. Pisau, berfungsi untuk merapikan permukaan sampel tanah
8. Label, berfungsi untuk memberi identitas sampel
9. Kain kasa, berfungsi untuk membantu menyamaratakan penjenuhan terhadap
tanah b. pF 2,5
10. Pressure sand box, berfungsi memberikan tekanan hingga kadar air yang
tersisa hanya berada pada tekanan pF 2,5
c. pF 4,2
11. Pressure plate kaolin box, berfungsi memberikan tekanan hingga kadar air yang
tersisa hanya berada pada tekanan pF 4,2
12. Cincin paralon dengan diameter 2,5 – 3 cm, berfungsi sebagai tempat tanah sampel
13. Sendok, berfungsi untuk memasukkan tanah ke dalam cincin paralon
14. Botol plastik, berfungsi sebagai wadah air
15. Kompresor
16. Cawan

Prosedur Kerja
a. pF 0 (Kadar air jenuh)

1. Tanah utuh di cetak dalam silinder, 2 sisi diratakan

2. Satu sisi di lapisi dengan kain kasa dan ikat karet

3. Masukan di baki dan isi air ¾ dari tinggi ring sampel. Rendam silinder hingga jenuh.

4. Amati waktu yang dibutuhkan oleh tanah hingga permukaannya basah. (Cepat
lambatnya tanah mencapai titik jenuh tergantung besar atau kecilnya ruang pori dan
kandungan liat)

5. oleskan ujung jari pada permukaan tanah, bila ada air yang menempel berarti
telah jenuh atau sebaliknya

6. Tiriskan ± 5 menit dan timbang sebagai massa basah, catat sebagai (Mp + Ma) + R

7. Keringkan dalam oven 110⁰C 24 jam

8. Keluarkan dari oven, tunggu sampai mencapai suhu ruang (±10 menit) dan timbang

4
sebagai massa kering, catat sebagai massa padatan (Mp) + R

9. Timbang berat Ring (R)

10. Hitung Kadar Air Jenuh

b. pF 2,5 (Kapasitas lapang)

1. Masukan di baki dan isi air ¾ dari tinggi ring sampel. Rendam silinder hingga jenuh.

2. Pindahkan sampel ke dalam kaolin box dan agak ditekan

3. Atur tinggi kolom air raksa hingga pF 2,5. Titik kesetimbangan akan dicapai setelah 4-
7 hari untuk tekstur kasar dan 7-10 hari tekstur halus
4. Setelah mencapai titik kesetimbangan, sampel ditimbang sebagai massa basah
5. Keringkan dalam oven 110°C selama 24 jam

6. Keluarkan dari oven, tunggu sampai mencapai suhu ruang (±10 menit) dan
timbang sebagai massa kering

7. Keluarkan tanah dalam silinder dan timbang silindernya


c. pF 4,2 (Titik layu permanen)

1. Jenuhkan piring keramik ±10 menit

2. Letakkan cicin pada piring keramik

3. Isi dengan tanah yang dicampur air

4. Masukan piring keramik dalam pressure plate dan hubungkan pipa pembuang air

5. Tutup rapat, beri tekanan gas perlahan–lahan

6. Hentikan tekanan bila jarum menunjuk angka 15 (bar), bila terjadi penurunan
tekanan, maka tambahlah!
7. Tekanan akan mencapai keseimbangan pada  5 hari untuk tanah bertekstur kasar dan
7 – 10 hari untuk tanah bertekstur halus

8. Ambil tanah setelah mencapai kesetimbangan dan timbang sebagai berat basah

o
9. Keringkan di dalam oven 110 C selama 24 jam

10. Timbang sebagai berat tanah kering

5
Tabel 1. Contoh data kadar air pada pF 0
-1
No Massa Basah Massa Kering Berat Ma (g) Kadar Air (g g )
Mp (g)
Sample (Mp + Ma) + R (Mp) +R Ring (R) (Mp + Ma) - Mp KA = Ma/Mp

1 110,5 g 72,06 g 20 g 38,44 52,06 0,74

-3 -3
Jika diketahui nilai BI = 1,15 g cm dan BJ air = 1,00 g cm

Contoh Perhitungan Kadar Air


Ma (Massa Air) = 𝑀𝑎𝑎 𝑎𝑎ℎ − 𝑀𝑎𝑎 𝐾𝑒𝑖𝑔
= [(𝑀𝑎 + 𝑀𝑎) + 𝑅] − [(𝑀𝑝) + 𝑅] (𝑔𝑎)
= 110,5 𝑔 − 72,06 𝑔
= 38,44 𝑔
Mp (Massa Padatan) = 𝑀𝑎𝑎 𝑎𝑎ℎ − 𝑀𝑎𝑎 𝐾𝑒𝑖𝑔

= [(𝑀𝑝) + 𝑅] − 𝑅 (𝑔𝑎)
= 72,06 𝑔 − 20 𝑔
= 52,06 𝑔
Kadar Air Massa = 𝑀𝑎𝑎 𝑎𝑎ℎ − 𝑀𝑎𝑎 𝐾𝑒𝑖𝑔
𝑀𝑎
= 𝑔 𝑔−1
𝑀𝑝
38,44
= 𝑔 𝑔−1
52,06
= 0,74 𝑔 𝑔−1
𝐵
Kadar Air Volume = 𝐾 𝑀𝑎𝑎 × 𝑐𝐵𝑐−1

1,15
= 0,74 ×
1,00
= 0,85 𝑐 𝑐−1

6
LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tabel 1. Data dari tanah berpasir yang diukur pada berbagai kondisi pF
-1
No Massa Basah Massa Kering Berat Ma (g) Kadar Air (g g )
Mp (g)
Sample (Mp + Ma) + R (Mp) +R Ring (R) = (Mp + Ma) - Mp KA = Ma/Mp

Kondisi pF 0

1 100,78 g 66,89 g 20 g

Kondisi pF 2,5

2 58,56 g 50,06 20 g

Kondisi pF 4,2

3 30,44 g 29,09 g 5g

Tabel 2. Data dari tanah berliat yang diukur pada berbagai kondisi pF
-1
No Massa Basah Massa Kering Berat Ma (g) = Kadar Air (g g )
Mp (g)
Sample (Mp + Ma) + R (Mp) +R Ring (R) (Mp + Ma) - Mp KA = Ma/Mp

Kondisi pF 0

4 120,65 g 76,89 g 20 g

Kondisi pF 2,5

5 70,78 g 52,06 20 g

Kondisi pF 4,2

6 40,44 g 38,09 g 5g
Hitunglah!
1. Kadar air pada berbagai kondisi pF.
-3
2. Konversi kadar air massa menjadi kadar air volume, diketahui nilai BI 1,2 g cm .
3. Berapa air tersedia pada tanah berpasir dan berliat di atas? (pF 2,5 – pF 4,2)
Pertanyaan untuk diskusi dan pembahasan:
1. Bandingkan antara kadar air pada kapasitas lapangan: tanah berpasir dan tanah berliat.
Hasilnya kemungkinan berbeda. Jelaskan mengapa yang satu yang lebih besar nilainya!

2. Bandingkan antara kadar air pada kondisi titik layu: tanah berpasir dan tanah berliat .
Apakah keduanya sama atau berbeda? Jelaskan mengapa demikian!

3. Apakah besarnya air tersedia pada tanah berpasir sama dengan tanah berliat?
Jelaskan mengapa demikian!

4. Bagaimana pengaruh kadar air tersedia terhadap pertumbuhan tanaman?


(WDT, 2019)

7
Penentuan kapasitas air tersedia perlu ditetapkan agar pemberian air sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pemberian air yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal serta meningkatkan
efisiensi pemberian air pada tanaman.

Anda mungkin juga menyukai