Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hampir semua faktor yang berkenaan dengan kelayakan suatu agregat
endapan deposit berhubungan dengan sejarah geologi dari daerah sekitarnya.
Proses geologi yang membentuk suatu deposit atau modifikasi yang berurutan,
menentukan ukuran, bentuk, lokasi, jenis, keadaan dari batuan serta gradasi
kebulatan dan sejumlah faktor yang berkaitan dengan cara penggunaan sifat
paling utama dari agregat ( batuan, krikil, pasir dan lain-lain) ialah kekuatan
hancur dan tekanan terhadap benturan yang mempengaruhi ikatannya dengan
pasta semen, porositas dan karakteristik penyerapan air.
Deposit sungai masih merupakan yang umum dan memenuhi syarat karena
deposit itu mempunyai gradasi yang konsisten, bentuknya biasanya bukit, tak
beratus dan gaya kikis selama transportasi oleh aliran sungai guna mencapai
hasil yang terbaik untuk campuran beton, maka agregat halus harus memenuhi
beberapa persyaratan yang telah diatur dalam PBI-71, BS-882 ASTM, sebagai
berikut :
a. Sifat dan bentuk
Agregat halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras yang bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti panas
matahari dan hujan.
b. Analisa saringan
Agregat harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan ditetapkan harus memenuhi
syarat-syarat :
- Tertahan ayakan 4,8 mm, minimal 2 % berat
- Tertahan ayakan 1,2 mm, minimal 10 % berat
- Tertahan ayakan 0,3 mm, berkisar 80-90 % berat
c. Kadar Lumpur
Tanah dan Lumpur biasanya juga tercampur pada kerikil dan deposit
pasir. Dalam hal ini yang banyak dapat mengurangi kekuatan beton
karena tendensinya menghambat hidrasi semen.
d. Kadar bahan organik
Yang berasal dari bagian tanaman, humus yang mengandung asam
organis menghambat hidrasi semen. Oleh karena itu memperlama
pengerasan dan mengurangi kekuatan. Maka untuk mengetahui kadar
organis pada agregat halus dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams Harder ( dengan larutan NaO 3% )
e. Daya serap dan kadar air
Dalam hal ini kita perlu memahami istilah-istilah :
- Kering oven; kering sepenuhnya untuk tujuan praktis.
- Kering udara; kering pada permukaan meskipun dalamnya basah.
- Jenuh air dan permukaan kering : suatu keadaan yang ideal, dimana
agregat tidak dapat air tanpa suatu lapis air terbentuk pada
permukaannya.
- Basah : agregat dalam jenuh air dan membawa air yang berlebihan
terbentuk lapisan pada permukaan partikel.
f. Berat jenis relatif
Dalam hal ini berat jenis relatif terbagi atas :
1. Berat jenis relatif kering
Berat jenis relatif kering dari mesin pengering dapat didefinisikan
sebagai perbandingan berat diudara dari suatu satuan volume dari
bahan-bahan yang tidak kedap air ( termasuk pori-pori yang kedap
maupun yang tidak kedap air ) kepada berat badan diudara dari air
pada volume yang sama.
2. Berat jenis relatif jenuh dan permukaan kering
Berat jenis relatif jenuh dan permukaan kering dapat didefinisikan
sebagai perbandingan dari berat bahan yang tidak kedap air diudara
dalam keadaan jenuh air dan permukaan kering kepada berat air
dengan volume yang sama di udara.
3. Berat jenis yang sebenarnya
Berat jenis relatif yang sebenarnya didefinisikan sebagai
perbandingan / berat dari satu-satuan volume diudara suatu bahan
dengan berat air dengan volume yang sama di udara. Volume dari
bahan harus merupakan bagian dari yang kedap air.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Dalam melaksanakan pengujian bahan, kita harus tahu apa yang akan
diuji. Masalah-masalah tersebut adalah :
1. Berapa berat isi agregat halus ?
2. Berapa berat jenis dan prosentase absorbsi agregat halus ?
3. Berapa prosentase kadar air agregat halus ?
4. Berapa prosentase kadar Lumpur dan lempung ?
5. Berapa kadar bahan organic agregat halus ?
6. Berapa prosentase bulking faktor agregat halus ?
7. Berapa prosentase gradasi ( analisa saringan ) agregat halus ?
8. Berapa prosentase soundness test agregat halus ?
9. Berapa prosentase sand equivalent agregat halus ?

1.3 PEMBATASAN MASALAH


Dalam pengujian agregat halus, maka perlu batasan-batasan terhadap
masalah yang timbul yaitu :
- Pengujian terhadap agregat halus perlu dilaksanakan bagi satu macam
sample yang berasal dari daerah tertentu.
- Hasil yang didapat dalam jumlah pengujian menentukan hasil yang
menentukan kualitas agregat terhadap persyaratan yang telah ditentukan.
Diharapkan agregat halus yang diuji dapat memberikan efektifitas pada
pencampuran adonan beton yang baik.

1.4 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan diadakan praktikum agregat halus ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berat isi agregat halus.
2. Untuk mengetahui berat jenis dan prosentase absorbsi agregat
halus.
3. Untuk mengetahui prosentase kadar air agregat halus.
4. Untuk mengetahui prosentase kadar lumpur dan lempung
agregat halus.
5. Untuk mengetahui prosentase kadar bahan organik agregat
halus.
6. Untuk mengetahui prosentase bulking faktor agregat halus.
7. Untuk mengetahui analisa butir agregat halus.
8. Untuk mengetahui prosentase soundness test agregat halus.
9. Untuk mengetahui prosentase sand equivalent agregat halus.

1.5 INTRODUKSI TEORI


1. Berat Isi Padat
Syarat : berat minimal 1.6 t/m3
Rumus :

BI = gr / cm3

Dimana : G1 : berat container kosong ( gr )


G2 : berat container + isi (gr )
V : volume container

2. Berat Jenis dan Absorbsi

BJ Bulk =

BJ SSD =

BJ Absorbsi = x 100%

Dimana : A = berat keadaan SSD agregat (gr)


B = berat kering oven agregat (gr)
C = berat piknometer + air (gr)
D = berat piknometer + air + agregat (gr)

3. Kadar Air
Syarat : kadar air < 2 %
Rumus :

Kadar Air =

Dimana : A = berat cawan kosong (gr)


B = berat cawan + pasir basah (gr)
C = berat cawan + pasir kering

4. Kadar Lumpur dan Lempung


Syarat : kadar Lumpur < 5 %
- Goncangan :

Kadar lumpur =

Dimana : A = volume Lumpur dalam gelas ukur ( ml )


B = volume pasir akhir dalam gelas ukur ( ml )
- Cucian

Kadar lumpur = .

Dimana : G = berat kering oven pasir setelah dicuci (gr)

5. Kadar Bahan Organik


Syarat : warna lebih jernih dari air teh
Standart warna : Metode Abrams – Harder
Bila warna larutan lebih muda dari standar no. 1 dan 2 berarti pasir
tersebut dapat digunakan.
(Bila warna larutan termasuk no. 3, 4, 5 berarti kandungan organik
terlalu tinggi, pasir perlu dicuci sebelum digunakan.)

6. Bulking Faktor
Syarat : Bulking faktor < 20 %

Rumus : Kadar Lumpur =


Dimana : 300 = volume pasir awal (300 ml)
V = volume pasir akhir, setelah dituang dalam air (ml)
7. Analisa Butiran
- Syarat : Kehilangan berat < 1 %
Ø Sieve Berat AH Prosentase AH % Komulatif
(mm) Tertahan (gr) Tertahan (%) Tertahan Lolos
19,0 A A/X x 100% = K K 100-K
9,5 B B/X x 100% = L K+L = U 100-U
4,8 C C/X x 100% = M U+M = V 100-V
2,4 D D/X x 100% = N V+N=W 100-W
1,2 E E/X x 100% = O W+O=X 100-X
0,6 F F/X x 100% = P X+P=Y 100-Y
0,3 G G/X x 100% = Q Y+Q=Z 100-Z
1,15 H H/X x 100% = R Z + R = AA 100-AA
0,75 I I/X x 100% = S AA + S = AB 100-AB
Pan J J/X x 100% = T AB + T = AC 100-AC
Jumlah X Y Z

Rumus perhitungan analisa saring :

Kehilangan Berat = x100%

Dimana : X =jumlah berat agregat halus tertahan

Modulus Kehalusan = Fineness Modulus (FM) =

Dimana : Z = jumlah % komulatif tertahan.

8. Soundness Test
Syarat : soundness test < 10 %
Rumus :
a.Membuat larutan BJ
Syarat : BJ larutan Na 2 SO 4 : 1,151 — 1,174
BJ larutan Mg 2 SO 4 : 1,259 — 1,408
BJ = gr/cm3

Dimana : G1 = berat gelas ukur kosong (gr)


G2 = berat gelas ukur + isi (gr)
V = volume gelas (cm3)
b. Soundness test

S = x 100%

Dimana : 300 = berat pasir awal (300 mg)


G = berat pasir setelah direndam larutan, disaring dan
dioven (gr)

9. Sand Equivalent
Syarat : sand equivalent > 25 %
Rumus :

SE= x100%

Dimana : V0 = menunjukkan skala awal (ml)


V1 = skala pasir (ml)
V2 = skala beban pasir (ml)

1.6 METODOLOGI PRAKTIKUM


1. Pengujian berat isi (lepas dan padat)
a. Alat dan bahan :
- Container
- Timbangan
- Pasir
- Batang pemadat
b. Cara Kerja berat isi lepas :
1. Container ditimbang = G1 (gr)
2. Hitung volume container tersebut = V (cm3)
3. Masukkan sample dalam container dan ditimbang = G2 (gr)
c. Cara kerja berat isi padat :
1. Container dengan volume V (cm3) kemudian ditimbang G1 (gr).
2. Masukkan sample dalam container 1/3 bagian, kemudian ditusuk
dengan batang pemadat sebanyak 25 kali, demikian juga untuk
lapis berikutnya.
3. Sampel digetarkan sampai tidak terjadi penurunan butiran dan
kemudian ditimbang G2 (gr).
4. Berat isi padat : Berat isi lepas dengan perbedaan G 2 , dimana
pasir dipadatkan untuk tiap lapisan.

2. Pengujian berat jenis dan abrsorbsi


a. Alat dan Bahan
- Timbangan
- Labu ukur 500 ml
- Kerucut kuningan
- Penumbuk
- Loyang
- Sendok pengaduk
- Oven
- Alat pembersih
- Saringan no.4
b. Cara kerja :
1. Ambil sample uji yang lolos sieve no.4 seberat 1.000 gr.
2. Keringkan dalam oven pada suhu 110° C ± 5 o C selama 24 jam,
lalu didinginkan.
3. Rendam selama ± 24 jam.
4. Buang air perendam tersebut dengan hati-hati, jangan sampai ada
butiran yang terbuang.
5. Goreng air tersebut dengan loyang, sambil duduk-duduk sehingga
terjadi proses pengeringan yang merata.
6. Letakkan kerucut kuningan dengan dialasi plat kaca, masukkan
pasir tersebut 1/3 bagian lalu ditumbuk 8 kali, selanjutnya
diratakan (Penumbukan dilakukan dengan menjatuhkan stamper
setinggi 5mm dari permukaan kerucut secara bebas).
7. Bersihkan daerah sekitar dalam kerucut dari butiran yang tercecer.
8. Angkat kerucut tersebut dalam arah vertical perlahan-lahan.
9. Amati benda uji yang tercetak tersebut, Bila terdapat lapisan air
dipermukaannya, percobaaan diulangi lagi. Setelah dilakukan
pengeringan secukupnya dan terjadi sedikit penurunan pada
permukaan atas benda uji, berarti sudah tercapai kering permukaan
(SSD = Saturate Surface Dry).
10. Isi labu ukur dengan air suling setengahnya lalu dimasukkan pasir
sebanyak 500 gr. Jangan sampai ada butiran yang tertinggal,
tambahkan air suling sampai 90 % kapasitas labu ukur.
11. Gunakan pompa vacum untuk mengeluarkan gelembung-
gelembung udara di dalamnya.
12. Setelah itu rendam dalam air labu ukur sehingga suhunya mencapai
23° C, lalu tambahkan air suling sampai tanda batas.
13. Timbang dengan ketelitian 0,1 gram (C).
14. Cari berat kering benda uji dengan mengeringkan pasir yang sudah
dikeringkan dari labu ukur pada suhu 110° selama 24 jam ( A ).
15. Isi tabu ukur tadi suling sampai tanda batas dengan ketelitian 0,1
gram (B).
16. Hitung berat jenis dan absorbsi pasir.

3. Pengujian Kadar air


a. Alat dan bahan
- Oven
- Desikator
- Timbangan
- Cawan
- Pasir lapangan
b. Cara kerja
1. Timbang berat cawan kosong =A ( gram ).
2. Masukkan pasir lapangan 1500 gr kedalam cawan lalu timbang
= B (gram), lalu dioven selama 24 jam dengan suhu 110° C.
3. Timbang cawan berisi pasir yang telah kering oven = C ( gr ).
4. Hitung kadar air agregat halus/pasir.

4. Pengujian Kadar Lumpur dan Lempung


a. Alat dan bahan
- Gelas ukur 250 ml
- Gelas ukur 1000 ml
- Selang air plastik
- Cawan
- Timbangan
- Pasir lapangan lolos sieve no.4
b. Cara ke metode guncangan :
1. Pasir yang sudah dioven dan lolos saringan no.4.
2. Pasir dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml sampai skala 130
dan diberi air sampai skala 250 ml ditutup dengan plastik.
3. Gelas ukur kemudian diguncang selama 15 menit dan
didiamkan ditempat yang terang selama 24 jam.
4. Kemudian diamati berapa tinggi endapan Lumpur = A ( ml )
dan tinggi endapan pasir = B ( ml ).
c. Cara kerja metode cucian
1. Pasir yang lolos saringan no.4 seberat 400 gr kemudian dioven
24 jam pada suhu 110° C.
2. Pasir yang telah dioven diambil 300 gram.
3. Masukkan pasir yang telah disiapkan ke dalam gelas ukur 1000
ml, setelah itu dimasukkan selang plastik sampai menyentuh
dasar gelas ukur.
4. Aliri air dengan kecepatan sedang (V ~ 0) sampai kotoran atau
lumpur keluar dari gelas ukur dan air menjadi jernih.
5. Tampung dalam cawan selanjutnya dioven pada suhu 110° C.
6. Timbang cawan ± air kering oven = G ( gr ).
5. Kadar Bahan Organik
a. Alat dan bahan
- Botol organik
- Larutan NaOH 3 %
- Standart warna hellige-tester
- Pasir lapangan lolos sieve no. 4
b. Cara Kerja
1. Pasir lapangan lolos sieve no. 4, dimasukkan dalam botol
organik sampai skala 130 ml.
2. Tuangkan larutan NaOH 3 % ke dalam botol organic sampai
batas skala 200 ml selanjutnya botol ditutup rapat.
3. Kocok-kocok botol organic selama 15 menit.
4. Diamkan pada tempat yang tenang selama 24 jam.
5. Amati warna larutan yang ada diatas pasir, bandingkan dengan
standart warna hellige tester.

6. Pengujian Bulking Faktor


a. Alat dan bahan
- Gelas ukur 500 ml
- Loyang / cawan
- Batang pengaduk
- Sieve no. 4
b. Cara Kerja
1. Siapkan pasir lapangan dengan kadar air ash yang lolos sieve
no. 4
2. Masukkan dalam gelas ukur 500 ml, sampai dengan skala 300
ml, catat volume pasir tersebut (A ml ).
3. Pindahkan pasir tersebut ke dalam loyang.
4. Isi gelas ukur dengan air sampai skala setengahnya, masukkan
pasir kembali ke dalam gelas ukur aduk-aduk.
5. Baca volume akhir pasir gelas ukur ( B ml ).
6. Hitung bulking faktor.
7. Pengujian Analisa Butir
a. Alat dan bahan
- Saringan dengan ukuran 9,6; 4,8; 1,2; 0,6; 0,3; 0,15; 0,75; pan
- Sieve shaker
- Timbangan
- Oven
b. Cara Kerja
1. Ambil sample pasir lapangan seberat 1500 gr, selanjutnya dioven
pada suhu 110° C.
2. Pasir kering oven diambil 1000 gr.
3. Sieve shaker yang telah disusun disiapkan berdasarkan urutan
diameternya, paling bawah adalah pan dan paling atas sieve
dengan 9,6 masing-masing.
4. Masukkan pasir pada saringan teratas kemudian tutup, jepit
susunan saringan tersebut lalu goncangkan dengan sieve shaker
yang telah disusun.
5. Biarkan selama 5 menit untuk memberikan kesempatan debu-debu
mengendap.
6. Buka saringan tersebut, kemudian kita timbang masing-masing
saringan beserta isinya.
7. Hitung perhitungan analisa berat agregat yang tertahan pada
masing-masing saringan masukkan ke dalam blanko yang
sudah disiapkan.

8. Pengujian Soundness Test


a. Alat dan bahan
- Oven
- Becker glass
- Timbangan
- Natrium sulfat/magnesium sulfat
- Saringan no. 5
- Desikator
- Gelas ukur
b. Cara Kerja
1. Siapkan garam sulfat ( natrium atau magnesium sulfat ) dengan
cara melarutkan kristal-kristal garam dalam air.
2. Timbang berat becker glass kosong ( A gr ).
3. Larutkan garam sulfat dalam becker sampai menjadi larutan
jenuh, amati skala larutan dalam becker glass ( V ml ).
4. Timbang becker glass yang berisi larutan jenuh ( B gr ).
5. Hitung berat jenis larutan sesuai dengan garam sulfat yang
dipakai :
- BJ dengan Na 2 SO 4 1,151 – 1,174
- BJ dengan Mg 2 SO 4 1,259 - 1,408
(Bila lebih kecil standart maka tambahan kristal garam sulfat,
namun bilalebih besar dari standart maka tambahkan air
untuk melarutkan)
6. Apabila sudah memenuhi standart berat jenisnya, maka becker
glass berisi larutan dimasukkan ke dalam desikator selama 24
jam.
c. Cara kerja pengujian kelapukan
1. Ambil pasir tertahan saringan no. 50 seberat 300 gr.
2. Rendam dalam larutan pelapuk selama 16 jam.
3. Siapkan air yang telah dididihkan sampai suhu 40° C, lalu cuci
pasir tersebut sambil diayak dengan ayakan no. 50.
4. Tampung dalam cawan kembali pasir yang tertahan pada
saringan, selanjutnya pada suhu 110°C.
5. Timbang pasir kering oven ( G gr ).

9. Pengujian Sand Equivalent


a. Alat dan bahan
- 2 buah tabung sand equivalent
- Beban equivalent
- Larutan standart
- Gelas Erlenmayer
- Selang
- Saringan no. 4
- Stop watch
- Timbangan
- Sumbat karet
- Tin box
b. Cara Kerja
1. Ambil pasir yang lolos saringan no. 4 secukupnya dan
masukkan dalam tin box sampai penuh, ratakan dan tekan
dengan ibu jari sehingga permukaan rata.
2. Masukkan beban equivalent catat skala awal ( Vo ml ).
3. Tuangkan pasir yang telah ditakar kedalam tabung equivalent.
4. Masukkan larutan standart kedalam tabung equivalent sampai
skala 5 strip pada tabung biarkan sampai 5 menit.
5. Tutup tabung equivalent dengan plastic yang diikat dengan
karet.
6. Goncang-goncang dengan posisi horizontal sebanyak 90 kali
dimana perhitungan dilakukan satu arah.
7. Tambahkan larutan standart sampai dengan skala 15 tabung
equivalent, diamkan selama 15 menit.
8. Selanjutnya baca skala pasir yang ada pada tabung ( V1 ml ).
9. Masukkan skala beban equivalent secara perlahan-lahan sampai
beban tersebut berhenti, catat skala akhir beban (V2 ml).
10. Hitung nilai standart equivalent test.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengujian berat isi


a. Berat isi lepas
1. Berat container kosong : 189 gr dan 189 gr
2. Volume container : 622,97 cm3 dan 622,97 cm³
3. Berat container + pasir : 924,5 gr dan 925 gr

BI l = 924,5-189
622,97
= 1,1806 gr / cm3
BI 2 = 925 -189
622,97
= 1,1814 gr / cm³
Berat isi lepas rata – rata =1,181 gr/cm³
Syarat : minimal 1,6 t/m3
Kesimpulan :tidak memenuhi syarat.
b. Berat isi padat
1. Berat container kosong : 189 gr dan 189 gr
2. Volume container : 622,97 cm3 dan 622,97 cm³
3. Berat container + pasir : 1196,4 gr dan 1216,7 gr
BI1 =1196,4 – 189
622,97
= 1,6171 gr / cm3
BI2 = 1216,7 – 189
622,97
= 1,6497 gr /cm3
Berat isi padat rata – rata = 1,6334 gr /cm3
Syarat : minimal 1,6 t/m3
Kesimpulan : memenuhi syarat
2. Berat Jenis dan Absorbsi
No. Uraian Hasil
1 Berat pasir keadaan SSD ( gr ) 500
2 Berat pasir kering oven ( gr ) 488,5
3 Berat botol pikno + air ( gr ) 1194,5
4 Berat botol pikno + air + pasir ( gr ) 1508,7
5 Berat jenis bulk agregat halus 2,62
6 Berat jenis SSD agregat halus 2,62
7 Berat jenis semu agregat halus 2,80
8 Absorbsi agregat halus ( % ) 2,3

Rumus:

BJ Bulk =

Syarat : > 2,3


Kesimpulan : Memenuhi syarat.

BJ SSD =

Syarat : > 2,3


Kesimpulan : Memenuhi syarat.

BJ Semu =

Syarat : > 2,3


Kesimpulan : Memenuhi syarat.

Absorbsi =

Syarat : < 5 %
Kesimpulan : Memenuhi syarat.
3. Pengujian Kadar Air
1. Berat cawan kosong : 25,5 gr
2. Berat cawan + pasir basah : 325,5 gr
3. Berat cawan + pasir kering : 310 gr

Kadar Air =

= 5,45 %
Syarat : kadar air < 2 %
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.

4. Pengujian Kadar Lumpur dan Lempung


1. Volume pasir awal dalam gelas ukur : 210 ml
2. Volume air dalam gelas ukur : 450 ml
3. Volume Lumpur dalam gelas ukur : 220 ml
4. Volume pasir akhir dalam gelas ukur : 210 ml
5. Kadar lumpur agregat
Rumus

KL =

Syarat : kadar Lumpur < 5 %


Kesimpulan : Memenuhi syarat.
.
5. Pengujian Analisa Butiran

Berat AH % Komulatif
Ø sieve Presentase AH
tertahan
(mm) tertahan (%) Tertahan Lolos
(gr)

9.60 41,7 4,17 4,170 95,83

4,80 57,5 5,75 9,92 90,08

2,40 79,7 7,97 17,89 82,11

1,20 194,6 12,46 30,35 69,65

0,60 234,83 23,48 53,2 46,45

0,30 205,03 20,50 74,38 25,62

0,15 102,8 10,28 84,66 15,34

0,075 94,6 9,46 94,12 5,88

Pan 58,8 5,88 100 0

Jumlah 1000 100 468,69

a. Kehilangan Berat
· Berat awal agregat halus : 1000 gr
· Berat agregat halus tertahan : 1000 gr.
· Kehilangan berat = 1000 – 1000 x 100 %
1000
= 0,00 %
Syarat : Kehilangan agregat < 1 %.
Kesimpulan : Memenuhi syarat.
b. Modulus Kehalusan
· Jumlah persentase komulatif tertahan : 100 %

· Modulus Kehalusan =

c. Setelah dimasukkan kedalam Kurva Grading Zone Agregat Halus masuk


dalam Zone II.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian Agregat Halus yang telah lakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berat jenis dan Absorbsi (Bj > 2,3 % , Absorbsi < 5%)
 Bj Bulk = 2,62 (memenuhi syarat)
 Bj SSD = 2,62 (memenuhi syarat)
 Bj semu = 2,80 (memenuhi syarat)
 Absorbsi = 2,3% (memenuhi syarat)
2. Kadar air (Syarat < 2%)
 KA = 5,45 % (Tidak memenuhi syarat)
3. Kadar Lumpur dan Lempung (syarat < 5 %)
 Kadar Lumpur = 4,54 % (memenuhi syarat)
4. Berat isi (minimal 1,6 t/m3)
 BI lepas = 1,181 t/m3 ( Tidak memenuhi syarat)
 BI padat = 1,633 t/m3 (memenuhi syarat)
5. Analisis Butiran (syarat kehilangan agregat < 1%)
 Kehilangan berat = 0,00 % (memenuhi syarat)
 Modulus Kehalusan = 3,686
 Agregat Halus masuk dalam Grading Zone II

Anda mungkin juga menyukai