PEMBAHASAN
Berat
1. yangBerat
lewatPasir
ayakan no.200
Semula (W1) gram 500
W 1−W 2
3. ×100 % 4,84%
Prosentase = W2
W 1−W 2 ( 500−460 )
100 % = x 100% =
W1 500
GAMABAR ALAT
TIMBANGAN OVEN
Saringan No_200
B. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan pada jenis agregat halus, yaitu lolos saringan no. 4 (4,75 mm).
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan:
1. Penyelidikan quarry agregat
2. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.
C. Peralatan dan Benda Uji
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Timbangan dengan kapasitas 1 KG atau lebih dengan ketelitian 0,1 Gram.
2. Piknometer dengan kapasitas 500 mm.
3. Kerucut terpencung diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah
(90 ± 3) mm dan tinggi (70 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.
4. Batang penembuk yang mempunyai bidang penembuk rata berat (310 ± 15) gram.
5. Saringan no. 4 (4,75) mm.
6. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110 ± 5) ˚C.
7. Pengatur suhu dengan ketelitian 1˚C.
8. Talam.
9. Bejana tempat air.
10. Pompa hampa udara atau tungku.
11. Resikator.
Benda uji
Benda uji adalah agregat yang lewat penyaringan no. 4 (4,75 mm) diperoleh dari alat
pemisah atau perempat (quanting) sebanyak 500 gram pasir
D. Pelaksanaan
Urutan proses dalam pengujian ini adalah:
1. Keringkan benda uji pada oven dengan suhu (110 ± 5) ˚C sampai berat tetap,
diinginkan pada suhu kamar, kemudian rendam dalam air (12 ± 4) jam.
2. Buang air perendam dengan hati-hati, tebarkan agregat halus diatas talam,
keringkan diudara panas dengan cara membolak-balikkan benda uji lakukan
pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh.
3. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengeringkan benda uji pada
kerucut terpancung, padarkan dengan batang penembuknya sebanyak 25 kali,
angkat kerucut terpancung, keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji
runtuh, tetapi masih dalam keadaan tercetak.
4. Setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh, masukkan 500 gr benda uji
kedalam piknometer, masukkan air suling sampai 90% isi piknometer, putar sambil
digoyang-goyangkan sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.
5. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk menyesuaikan perhitungan
kepada suhu standar 25˚C.
6. Tambahkan air sampai tercapai tanda batas.
7. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai 0,1 gr (Bt).
8. Keringkan benda uji dengan suhu (110 ± 5) ˚C sampai berat tetap, kemudian
dinginkan benda uji dalam desikator.
9. Setelah itu benda uji dingin, timbanglah (Bk).
10. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian
dengan suhu standar 25˚C (B’).
E. Rumus dan Perhitungan
No Uraian Data hasil Percobaan
BK
E Berat jenis Curah ¿ 2,365
(B+500−Bt )
500
F Berat Jenis SSD ¿ 2,498
( B+500−Bt )
BK
G Berat Jenis Semu ¿ 2.727
(B+ BK −Bt )
500−Bk
H Penyerapan air¿ X 100 % 5,608 %
Bk
Perhitungan
Contoh 1
1. Berat Jenis Curah 2. Berat Jenis Kering Muka
= =
453 500
=1,86 gr /cm ³ ¿=2,06 gr /cm ³
(808+500−1065) 808+500−1065 ¿
3. Berat Jenis Semu 4. Penyerapan air
453 500−453
= = 2,31 = x 100 %=10,37 %
(808+ 453−1065) 453
gr/cm³
ALAT YANG DIGUNAKAN
UNTUK PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR
PADA PASIR
TIMBANGAN OVEN
B. RuangLingkup
Pengujian ini dilakukan pada tanah atau pasir jenis agrega thalus.
Hasil pengujian ini selanjutnya digunakan dalam pekerjaan :
1. Penyelidikan quarry agregat.
2. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.
3. Perencanaan campuran dan pengendalian perkerasan jalan.
D. PelaksanaanPraktikum
1. Ukuran berat dan volume silinder ukur.
2. Letakkan silinder ukur pada tempat yang rata.
3. Masukkan contoh uji kedalam sampai ⅓ bagian, ratakan lalu tumbuk 25 kali.
Merata keseluruh permukaan dengan batang penumbuk.
4. Masukkan contoh uji sebanyak ⅔ bagian, ratakan dan tumbuk seperti di atas.
5. Masukkan contoh uji hingga memenuhi silinder ukur sampai penuh, ratakan lalu
tumbuk 25 kali kemudian ratakan.
6. Timbang contoh dalam silinder ukur.
Keterangan Sampel 1
Untuk mendapatkan W3
W3 = (Berat tabung + agregat (W2)) – (Berat tabung (W₁))
Volume tabung (V)
V = ¼ π d2 h
V = ¼ π x 152 x 30 = 5298,75
► Perhitungan
W3 = 17705 – 9127
W3 = 8578
M = W3/V
M = 8578/5298,75
M = 1,619
GAMBAR ALAT
UNUK MENGETAHUI BERAT ISI PADAT
AGREGAT HALUS
TIMBANGAN OVEN
SILINDER UKUR BESI PENUMBUK
5. Masukkan Contoh Uji sehingga memenuhi Silinder Ukur sampai Penuh, kemudian
ratakan.
6. Timbang contoh dalam silinder Ukur.
Keterangan Pasir
Untuk mendapatkan W3
W3 = (Berat tabung + agregat (W2)) – (Berat tabung (W₁))
Volume tabung (V)
V = ¼ π d2 h
V = ¼ π x 152 x 30 = 5298,75
► Perhitungan
W3 = 16980 – 9127
W3 = 7853
M = W3/V
M = 7853/5298,75
M = 1,482
GAMBAR ALAT
TIMBANGAN OVEN
SILINDER UKUR SEKOP
1.5. Pemeriksaan Modulus Halus Butir ( MHB ) / Analisa Saringan Agregat Halus
A. Maksud dan Tujuan Penelitian
► Maksud
Percobaan ini dimaksudkan sebagai pengangan dalam pengujian untuk
menentukan Modulus halus butir (MHB)/ Analisa Saringan Ageregat Halus
.
► Tujuan Penelitian
Untuk Mendapatkan angka dalam menghitung Modulus halus butir Ageregat
Halus
B. Ruang lingkup
Pengujian ini dilakukan pada tanah atau pasir jenis agregat halus. Hasil pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan :
1. Penyelidikan quarry agregat
2. Perencanaan campuran dan pengendalian Mutu beton
3. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu pekerjaan jalan.
C. Peralatan dan Benda Uji
► Peralatan
1. Satu Set ayakan No 4, 8 , 16 , 30 , 50 , 100 , 200
2. Alat Getar ayakan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Kuas pembersih ayakan
5. Cawan
► Benda Uji
Keringkan contoh uji di Udara dan campuran contoh memakai raffia sampler
► Jumlah contoh Uji
Pasir dengan berat sebesar 2000 gram
D. Pelaksanaan Praktikum
► Ambil pasir dengan berat 2000 gram
► Masukan pasir ke dalam Set Ayakan
► Pasanglah set ayakan ke dalam alat getar ayakan, kemudian getarkan selama 2
menit
► Ambil ayakan dari atas alat getar, kemudian timbanglah pasir yang tertinggal
dari masing-masing tingkat ayakan
E. Rumus dan Hirungan
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Tertinggal Berat tertinggal Persen Lolos
(mm) (gram) (%) Kumulatif (%) Kumulatif (%)
4 1,43 0,071 0,071 99,929
Sisa 0 0 0 0
Jumlah 1999,1 100 438,698 261,278
438,698 gr
Modulus Halus Butir = = = 4,3698
100 cm³
Rumus dan perhitungan
► Rumus dan perhitungan
Berat tertinggal
1. Berat Tertinggal (%)= x 100 %
Jumlah total tertinggal
1,43
► Ayakan No.4 = x 100 % = 0,071
1999,1
449,97
► Ayakan No.8 = x 100 % = 22,509
1999,1
505,87
► Ayakan No.16 = x 100 % = 25,305
1999,1
542,21
► Ayakan No.30 = x 100 % = 27,123
1999,1
364,06
► Ayakan No.50 = x 100 % = 18,211
1999,1
134,34
► Ayakan No.100 = x 100 % = 6,720
1999,1
1,22
► Ayakan No.200 = x 100 % = 0,061
1999,1
2. Berat Tertinggal Komulatif (%) = berat tertinggal ayakan + berat kumulatif ayakan di
atasnya
► Ayakan No.4 = 0 + 0,071 = 0,071
► Ayakan No.8 = 0,071 + 22,509 = 22,58
► Ayakan No.16 = 22,58 + 25,305 = 47,885
► Ayakan No.30 = 47,885 + 27,123 = 75,008
► Ayakan No.50 = 18,211 + 75,008 = 93,215
► Ayakan No.100 = 6,720 + 93,215 = 99,939
► Ayakan No.200 = 0,061 + 99,939 = 100
GAMBAR ALAT
B. Bahan
Kerikil ,asal : Sorong
D. Pelaksanaan Praktikum
1. Masukkan kerikil ke dalam silinder ukur sebanyak 1/3 bagian dan
ratakan.
2. Tumbuk lapisan contoh dengan batang Penumbuk sebanyak 25 kali
yang terdistribusikan merata ke seluruh Permukaan.
3. Masukan contoh ke dalam silinder ukur.
4. Masukan contoh ke dalam silinder ukur sampai Penuh dan ditumbuk
kembali.
5. Timbang silinder ukur beserta isinya.
6. Keluarkan contoh dari silinder ukur.
7. Timbang silinder ukur itu sendiri.
E. Hasil Percobaan
Keterangan kerikil
F. Perhitungan
w3
Berat Isi Padat M =
V
7698 gr
M =
5298,75 cm³
M = 1,453gr/cm3
GAMBAR ALAT
PEMERIKSA BERAT ISI PADAT AGREGAT KASAR
TIMBANGAN OVEN
SILINDER UKUR BESI PENUMBUK SEKOP
1.7 Percobaan Pemeriksaan Berat Isi Gembur Agregat Kasar
Keterangan kerikil
F. Perhitungan
w3
Berat Isi Padat M =
V
7103 gr
M =
5298,75 cm³
M = 1,340gr/cm3
GAMBAR ALAT
PEMERIKSA BERAT ISI GEMBUR AGREGAT KASAR
TIMBANGAN OVEN
Maksud :
B. Bahan
► kerikil asal : Sorong
► air jernih
C. Alat Yang di Gunakan
1. keranjang kawat ukuran 3,55 mm (no.6) atau 2.36 mm (no.8) dengan kapasitas kira –
kira 5 kg
2. tempat air dengan kapasitas bentuk dengan sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini
harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitan 0,1% dari berat contoh yang yang di
timbang dan di lengkapi dengan Keranjang
4. oven yang di lengkapi dengan pengatur suhu untuk mengatasi sampai (110 ± 5 ) ᵒc
5. Alat pemisah contoh
6. Seringan no.4 (4,75mm)
D. Pelaksanaan praktikum
1. cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan bahan lain yang melekat
pada permukaan dengan memakai keranjang kawat yang dicelupkan kedalam air
lalu timbang
2. keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110±5)ᵒc selama 24 jam.
3. setelah diangkat dari oven dinginkan benda uji lalu timbang
1955 2000−1955
1955−1271 1955
GAMBAR ALAT
PEMERISAKAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KERIKIL
TIMBANGAN OVEN
Benda Uji
Keringkan contoh uji di Udara dan campuran contoh memakai raffia sampler
Jumlah contoh Uji
Pasir dengan berat sebesar 2000 gram
D. Pelaksanaan Praktikum
Ambil kerikil dengan berat 2000 gram
Masukan kerikil ke dalam Set Ayakan
Pasanglah set ayakan ke dalam alat getar ayakan, kemudian getarkan selama 2
menit
Ambil ayakan dari atas alat getar, kemudian timbanglah kerikil yang tertinggal
dari masing-masing tingkat ayakan
D. Rumus dan Hitungan
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Tertinggal Berat tertinggal Persen Lolos
(mm) (gram) (%) Kumulatif (%) Kumulatif (%)
0.5 0 0 0 100
1 0 0 0 100
¾ 10 0,5 0,5 99,5
1/5 1640 82 82,5 17,5
3/8 250 12,5 95 5
4 90 4,5 99,5 0,5
Sisa 10 0.5 100 0
Jumlah 2.000 100 377,5 322,5
377,5
Modulus Halus Butir = = = 3,775gr/cm3
100
► Rumus dan perhitungan
Berat tertinggal
1. Berat Tertinggal (%)= x 100 %
Jumlah total tertinggal
0
► Ayakan No. 1.5 = x 100 % = 0
2000
0
► Ayakan No.1 = x 100 % = 0
2000
10
► Ayakan No.34 = x 100 % = 0,5
2000
1640
► Ayakan No.⅟2 = x 100 % = 82
2000
250
► Ayakan No.⅜ = x 100 % = 12,5
2000
90
► Ayakan No.4 = x 100 % = 4,5
2000
10
► Sisa = x 100 % = 0,5
2000
2. Berat Tertinggal Komulatif (%) = berat tertinggal ayakan + berat kumulatif ayakan di
atasnya
► Ayakan No.1.5 = 0 + 0 = 0
► Ayakan No.1 = 0 + 0 = 0
► Ayakan No.34 = 0 + 0,5 = 0,5
► Ayakan No.⅟2 = 0,5 + 82 = 82,5
► Ayakan No.⅜ = 82,5 + 12,5 = 95
► Ayakan No.4 = 95 + 0,5 = 99,5
► Sisa = 99,5 + 0,5 = 100
GAMBAR ALAT
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
a) Kuat desak yang disyaratkan Ϭ’c = 29,05 Mpa untuk umur 28 hari, Benda uji
berbentuk silinder.
e) Susunan butir agregat halus tidak sesuai dengan ketentuan SNI, maka dipakai
Penyelesaian :
1). Kuat desak yang disyaratkan σ’c = 29.05 Mpa untuk umur 28 hari, benda uji
berbentuk silinder
2). Nilai Deviasi standar digunakan table 1C yang didasarkan pada tingkat mutu
pengendalian pekerjaan, diambil mutu pekerjaan cukup, maka Sd = 5,6 Mpa. Karena
Dari table 2 untuk agregat kasar batu pecah dan semen tipe 2, kuat desak silinder
umur benda uji 28 hari σ’cr = 39,05 Mpa dengan Fas = 0,418
Digunakan grafik 1 hubungan antara factor air semen dan kuat desak rata-rata
39,05
0,418
8). Faktor air semen maksimum yang ditetapkan adalah 0,6 dan nilai Fas yang diperoleh
selanjutnya adalah nilai fas yang terkecil yakni nilai fas = 0,418
maksimum 40 mm, dan arena agregat yang digunakan terdiri dari agregat tak
2 1 2 1
Wh + Wk = 175 + 205= 185 kg / m3
3 3 3 3
14). Kadar semen minimum = 275 kg / cm3 (dalam keadaan keliling non- korosif table
15). Bila kadar semen hasil hitungan (12) lebih kecil dari kadar semen minimum maka
digunakan kadar semen minimum, tetapi apabila hasil hitungan (12) lebih besar
dari kadar semen minimum maka digunakan hasil hitungan (12). Dalam data ini
16). Faktor air semen yang disesuaikan, apabila kadar semen hasil hitungan (12) lebih
kecil dari kadar semen minimum dalam hal ini fas harus dihitung kembali. Untuk
data ini hitungan (12) lebih besar dari kadar air semen minimum sehingga fas tetap
60 60
50 54.12
40 34
30 20 30
20 10 24.99
15
10 6.78 5
0 0.06 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
ukuran ayakan (mm)
19). Mencari persentase agregat halus/pasir ( agregat yang lebih kecil dari 3,5 mm).
maksimum 40 mm), dengan nilai slump 60-180, Fas 0.418 dan susunan masuk
46,5
0,418
20). Berat Jenis relative agregat, yang dimaksud adalah berat jenis agregat gabungan.
Diketahui:
Beratjenis SSD pasir = 2,498
P k
Bjag-gab = x bj ag-halus+ = x bj ag-kasar
100 100
57
Bjag-gab = 46,5/100 x 2,498 + 53,5/100 x 2,743 = 2,63 kg / cm3
100
Gabungan pasir & kerikil
Agregat Agregat (pasir 46,5% & kerikil
Lubang Halus Bagian Kasar Bagian 53,5%)
Ayakan (No) Lolos Lolos Pasir bagian Kerikil
Ayakan (%) Ayakan (%) lolos ayakan bagian lolos
(%) ayakan (%)
1.5(38,1 mm) 100 100 46,50 53,50
1(25 mm) 100 100 46,50 53,50
3/4(19 mm) 100 99,5 46,50 53,23
0,5(12,5 mm) 100 17,5 46,50 9,36
3/8(9,5 mm) 100 0,5 46,50 0,27
4 (4.75 mm) 100 0,5 46,47 0,27
8 (2.36 mm) 77 0,0 36,00 0,00
16 (1.18 mm) 52 0,0 24,23 0,00
30 (0.60 mm) 25 0,0 11,61 0,00
50 (0.25 mm) 7 0,0 3,15 0,00
100 (0.15
0,1 0,0 0,03 0,00
mm)
200 (0.07
0 0,0 0,00 0,00
mm)
21). Berat isi beton dicari dengan menggunakan grafik 6, sesuai dengan BJ agregat
gabungan dan kadar air bebas, sehingga didapat berat isi beton = 2405 kg / cm3,
2405
2,63
185
22). Kadar agregat gabungan = berat isi beton – jumlah semen – kadar air
43
23). Kadar agregat halus 46,5/100 x 1777,42 = 826,50 kg / m3
100
24). Kadar agregat kasar = 1777,42 kg / m3- 826,50 kg / m3= 950,92 kg/ m3
Dari hasil hitungan langkah diatas didapat susunan campuran beton teoritis untuk
► Benda Uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm
= 0,012187125m3
Maka proporsi campuran yang akan digunakan untuk benda uji setiap
0,012187125m3 adalah :
m3
m3
m3
m3
Semua hasil dari perhitungan setiap mutu beton sudah di rangkum dalam bentuk
Setelah Semua Material penyusun Beton Telah di uji maka kita di tuntut untuk
menghitung Mix Design sesuai metode SNI untuk mengetahui Proporsi Campuran dan
setelah itu kita mulai membuat/mencetak beton,tetapi sebelum itu ada langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
− Masukkan satu persatu benda uji ( silinder ) ke dalam mesin desak untuk di desak .
− Pembebanan dihentikan apabila jarum pada mesin kembali ke nol
− Lihat dan catat hasil desak dari masing-masing benda uji ( silinder dan kubus )
− Perhatikan bentuk beton yang hancur ( apakah betonnya terbelah menjadi dua
bagian atau hancur lebih dari ½ bagian, perhatikan juga kerikilnya apakah banyak
yang pecah atau terlepas)
Setelah Melihat Hasil Uji Tekan, Ternyata Kuat Desak yang Direncanakan yakni
Sebesar 29,05 Mpa tidak tercapai. Hasil dari uji tekan masing-masing untuk
Silinder umur 14 hari = 16,41 Mpa dan Silinder umur 28 hari = 13,28 Mpa
tentunya sangat jauh dari 29,05 Mpa yang di rencanakan.Dalam hal ini tentunya
ada factor-faktor yang kemugkinan Besar mempengaruhi pada saat Praktikum
antara lain :
1. Kualitas dari Masing-masing Agregat ( agregat kasar dan Halus) Kurang
begitu bagus.
2. Kemungkinan Faktor Air yang Kurang Begitu Bagus karena
mengandung kapur juga sangatlah mempengaruhi hasil dari kuat tekan
beton.
3. Kemungkinan Pada Saat Tes Slump Campurannya Cukup Cair, karena
hasil ujinya hanya mengalami penurunan 10 cm.
4. Permukaan beton silinder uji yang tidak rata yang sanagt mempengaruhi
hasil uji kuat beton
5.