Anda di halaman 1dari 43

BAB III

PEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS


I. AGREGAT HALUS
1.1 Pemeriksaan Agregat Halus
Pemeriksaan butiran yang lewat ayakan no. 200

A. Maksud dan Tujuan


 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk
menentukan butiran yang lewat ayakan no. 200
 Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya Kadar Lumpur
dalam Pasir Tersebut
B. Ruang lingkup
Metode pengujian ini dilakukan pada pasir agregat halus, hasil pengujian ini
selanjutnya dapat digunakan sebagai :
a. Penyelidikan quarry agregat
b. Perencanaan mutu beton dan pengendalian mutu
C. Peralatan dan Benda Uji
 Peralatan
a. Timbangan dan ketelitian 0,1 gram atau 0,1 % dari contoh yang
ditimbang.
b. Ayakan 75cm (no. 200)
c. Cawan
d. Dapur pengering dengan kemampuan (110 ± 5) ˚c
 Benda uji
Benda uji berupa pasir dengan ukuran butiran maksimum 4,8 mm sebanyak
500 gram.

D. Pelaksanaan Praktikum atau Prosedur


1. Letakan contoh uji pada sebuah Wadah dan alirkan air diatasnya.
2. Ratakan contoh dengan air deras secukupnya hingga bagian yang halus
menembus bagian ayakan dan bagian yang kasr tertinggal.
3. Ulangi pekerjaan tersebut hingga air pencucian menjadi jernih.
4. Keringkan agregat yang telah dicuci sampai berat tetap pada suhu (110 ±
5)˚c dan timbang dengan ketelitian 0,1 gram
E. Rumus dan Perhitungan
No. Uraian Hasil Percobaan

 Berat
1. yangBerat
lewatPasir
ayakan no.200
Semula (W1) gram 500

2. Berat Pasir Setelah di Oven (W2) 475,80

W 1−W 2
3. ×100 % 4,84%
Prosentase = W2

W 1−W 2 ( 500−460 )
100 % = x 100% =
W1 500
GAMABAR ALAT

YANG DIGUNAKAN UJI KANDUNGAN LUMPUR

TIMBANGAN OVEN

Saringan No_200

HASIL PEMERIKSAAN BUTIRAN YANG LEWAT AYAKAN NO.200


1.2 . Pemeriksaan Berat Jenis dan Kadar Air Pasir

A. Maksud dan Tujuan


 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat
jenis dan kadar air pasir.
 Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan angka untuk berat jenis curah, berat
jenis permukaan jenuh, berat jenis permukaan semu dan penyerapan air pada agregat
halus.

B. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan pada jenis agregat halus, yaitu lolos saringan no. 4 (4,75 mm).
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan:
1. Penyelidikan quarry agregat
2. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.
C. Peralatan dan Benda Uji
 Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Timbangan dengan kapasitas 1 KG atau lebih dengan ketelitian 0,1 Gram.
2. Piknometer dengan kapasitas 500 mm.
3. Kerucut terpencung diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah
(90 ± 3) mm dan tinggi (70 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.
4. Batang penembuk yang mempunyai bidang penembuk rata berat (310 ± 15) gram.
5. Saringan no. 4 (4,75) mm.
6. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110 ± 5) ˚C.
7. Pengatur suhu dengan ketelitian 1˚C.
8. Talam.
9. Bejana tempat air.
10. Pompa hampa udara atau tungku.
11. Resikator.

 Benda uji
Benda uji adalah agregat yang lewat penyaringan no. 4 (4,75 mm) diperoleh dari alat
pemisah atau perempat (quanting) sebanyak 500 gram pasir
D. Pelaksanaan
Urutan proses dalam pengujian ini adalah:
1. Keringkan benda uji pada oven dengan suhu (110 ± 5) ˚C sampai berat tetap,
diinginkan pada suhu kamar, kemudian rendam dalam air (12 ± 4) jam.
2. Buang air perendam dengan hati-hati, tebarkan agregat halus diatas talam,
keringkan diudara panas dengan cara membolak-balikkan benda uji lakukan
pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh.
3. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengeringkan benda uji pada
kerucut terpancung, padarkan dengan batang penembuknya sebanyak 25 kali,
angkat kerucut terpancung, keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji
runtuh, tetapi masih dalam keadaan tercetak.
4. Setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh, masukkan 500 gr benda uji
kedalam piknometer, masukkan air suling sampai 90% isi piknometer, putar sambil
digoyang-goyangkan sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.
5. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk menyesuaikan perhitungan
kepada suhu standar 25˚C.
6. Tambahkan air sampai tercapai tanda batas.
7. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai 0,1 gr (Bt).
8. Keringkan benda uji dengan suhu (110 ± 5) ˚C sampai berat tetap, kemudian
dinginkan benda uji dalam desikator.
9. Setelah itu benda uji dingin, timbanglah (Bk).
10. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian
dengan suhu standar 25˚C (B’).
E. Rumus dan Perhitungan
No Uraian Data hasil Percobaan

A Berat contoh pasir SSD 500 gr

B Berat contoh pasir kering oven (Bk) 473,45 gr

C Berat labu (piknometer) + air (B) 672,88 gr

D Berat labu (piknometer) + pasir SSD + air (Bt) 972,70 gr

BK
E Berat jenis Curah ¿ 2,365
(B+500−Bt )

500
F Berat Jenis SSD ¿ 2,498
( B+500−Bt )

BK
G Berat Jenis Semu ¿ 2.727
(B+ BK −Bt )

500−Bk
H Penyerapan air¿ X 100 % 5,608 %
Bk

 Perhitungan
Contoh 1
1. Berat Jenis Curah 2. Berat Jenis Kering Muka
= =
453 500
=1,86 gr /cm ³ ¿=2,06 gr /cm ³
(808+500−1065) 808+500−1065 ¿
3. Berat Jenis Semu 4. Penyerapan air
453 500−453
= = 2,31 = x 100 %=10,37 %
(808+ 453−1065) 453
gr/cm³
ALAT YANG DIGUNAKAN
UNTUK PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR
PADA PASIR

TIMBANGAN OVEN

PIKNOMETER SARINGAN NO.4


1.3 Pemeriksaan Berat isi Padat Agregat Halus

A. Maksud dan Tujuan Penelitian


 Maksud
Percobaan ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat
isi padat agregat halus.
 TujuanPengujian
Untuk mendapatkan angka untuk menghitung berat isi padat.

B. RuangLingkup
Pengujian ini dilakukan pada tanah atau pasir jenis agrega thalus.
Hasil pengujian ini selanjutnya digunakan dalam pekerjaan :
1. Penyelidikan quarry agregat.
2. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.
3. Perencanaan campuran dan pengendalian perkerasan jalan.

C. Peralatandan Benda Uji


 Peralatan
1. Batang penumbuk dengan diameter 16 mm dan panjang 60 mm.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr atau 1% dari contoh.
3. Dapur pengering.
4. Silinder ukur dengan kapasitas 1 liter.
 Benda Uji
1. Perencanaan contoh uji di udara dan campuran contoh memakai riffle
sampler.
2. Ambil contoh sebanyak 1,25-200 K dari volume silinder, keringkan contoh di
dalam dapur pengering pada suhu (110±5)°C (230±9)°K sampai berat tetap.

D. PelaksanaanPraktikum
1. Ukuran berat dan volume silinder ukur.
2. Letakkan silinder ukur pada tempat yang rata.
3. Masukkan contoh uji kedalam sampai ⅓ bagian, ratakan lalu tumbuk 25 kali.
Merata keseluruh permukaan dengan batang penumbuk.
4. Masukkan contoh uji sebanyak ⅔ bagian, ratakan dan tumbuk seperti di atas.
5. Masukkan contoh uji hingga memenuhi silinder ukur sampai penuh, ratakan lalu
tumbuk 25 kali kemudian ratakan.
6. Timbang contoh dalam silinder ukur.

E. Rumus dan Perhitungan

Keterangan Sampel 1

Berat tabung (W₁)gram 9127

Berat tabung + agregat (W2) gram 17705

Berat agregat bersih (W3) gram 8578

Volume tabung (V) cm³ 5298,75

Berat isi padat (W3/ V) gram/ cm³ 1,619

Untuk mendapatkan W3
W3 = (Berat tabung + agregat (W2)) – (Berat tabung (W₁))
Volume tabung (V)
V = ¼ π d2 h
V = ¼ π x 152 x 30 = 5298,75
► Perhitungan

W3 = 17705 – 9127
W3 = 8578

Berat isi padat

M = W3/V

M = 8578/5298,75
M = 1,619
GAMBAR ALAT
UNUK MENGETAHUI BERAT ISI PADAT
AGREGAT HALUS

TIMBANGAN OVEN
SILINDER UKUR BESI PENUMBUK

1.4 Pemeriksaan Berat Isi Gembur Agregat Halus

A. Maksud dan Tujuan Penelitian


► Maksud
Percobaan Ini dimaksudkan sebagai Pegangan dalam Pengujian Untuk menentukan
Berat Isi gembur Agregat halus.
► Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan angka untuk menghitung berat isi gembur.
B. Ruang lingkup
Pengujian ini dilakukan pada tanah atau pasir jenis agregat halus. Hasil pengujian ini
selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan :
1. Penyelidikan quarry agregat
2. Perencanaan campuran dan pengendalian Mutu beton
3. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu pekerjaan jalan.
C. Peralatan dan Benda Uji
► Peralatan
1. Dapur Pengering
2. Sekop
3. Silinder ukur dengan Kapasitas 1 Liter
► Benda Uji
1. Pencampuran contoh Uji
Keringkan contoh uji di Udara dan campuran contoh memakai raffia sampler
2. Jumlah contoh Uji
Ambil contoh sebanyak 1.25-200 k dari volume silinder, keringkan contoh
didalam dapur pengering pada suhu (110 ± 5 )˚C ( 230 ±9 ) ˚F sampai berat
tetap.
D. Pelaksanaan Praktikum
1. Ukur berat dan volume silinder ukur.
2. Letakkan silinder ukur pada tempat yang rata.
1
3. Masukkan Contoh Uji ke dalam silinder sampai bagian ratakan,
3
2
4. Masukkan Contoh Uji sebanyak bagian dan ratakan
3

5. Masukkan Contoh Uji sehingga memenuhi Silinder Ukur sampai Penuh, kemudian
ratakan.
6. Timbang contoh dalam silinder Ukur.

E. Rumus dan Perhitungan

Keterangan Pasir

Berat tabung (W1)gram 9127

Berat tabung + agregat kering tangku (W2) gram 16980

Berat agregat bersih (W3) gram 7853

Volume tabung (V) cm³ 5298,75

Berat isi padat (W3/ V) gram/ cm³ 1,482

Untuk mendapatkan W3
W3 = (Berat tabung + agregat (W2)) – (Berat tabung (W₁))
Volume tabung (V)
V = ¼ π d2 h
V = ¼ π x 152 x 30 = 5298,75
► Perhitungan

W3 = 16980 – 9127
W3 = 7853

Berat isi padat

M = W3/V

M = 7853/5298,75
M = 1,482

GAMBAR ALAT

UNUK MENGETAHUI BERAT ISI GEMBUR


AGREGAT HALUS

TIMBANGAN OVEN
SILINDER UKUR SEKOP

1.5. Pemeriksaan Modulus Halus Butir ( MHB ) / Analisa Saringan Agregat Halus
A. Maksud dan Tujuan Penelitian
► Maksud
Percobaan ini dimaksudkan sebagai pengangan dalam pengujian untuk
menentukan Modulus halus butir (MHB)/ Analisa Saringan Ageregat Halus
.
► Tujuan Penelitian
Untuk Mendapatkan angka dalam menghitung Modulus halus butir Ageregat
Halus
B. Ruang lingkup
Pengujian ini dilakukan pada tanah atau pasir jenis agregat halus. Hasil pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan :
1. Penyelidikan quarry agregat
2. Perencanaan campuran dan pengendalian Mutu beton
3. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu pekerjaan jalan.
C. Peralatan dan Benda Uji
► Peralatan
1. Satu Set ayakan No 4, 8 , 16 , 30 , 50 , 100 , 200
2. Alat Getar ayakan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Kuas pembersih ayakan
5. Cawan

► Benda Uji
Keringkan contoh uji di Udara dan campuran contoh memakai raffia sampler
► Jumlah contoh Uji
Pasir dengan berat sebesar 2000 gram

D. Pelaksanaan Praktikum
► Ambil pasir dengan berat 2000 gram
► Masukan pasir ke dalam Set Ayakan
► Pasanglah set ayakan ke dalam alat getar ayakan, kemudian getarkan selama 2
menit
► Ambil ayakan dari atas alat getar, kemudian timbanglah pasir yang tertinggal
dari masing-masing tingkat ayakan
E. Rumus dan Hirungan

Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Tertinggal Berat tertinggal Persen Lolos
(mm) (gram) (%) Kumulatif (%) Kumulatif (%)
4 1,43 0,071 0,071 99,929

8 449,97 22,509 22,58 77,42

16 505,87 25,305 47,885 52,115

30 542,21 27,123 75,008 24,972

50 364,06 18,211 93,215 6,781

100 134,34 6,720 99,939 0,061

200 1,22 0,061 100 0

Sisa 0 0 0 0
Jumlah 1999,1 100 438,698 261,278

438,698 gr
Modulus Halus Butir = = = 4,3698
100 cm³
 Rumus dan perhitungan
► Rumus dan perhitungan
Berat tertinggal
1. Berat Tertinggal (%)= x 100 %
Jumlah total tertinggal
1,43
► Ayakan No.4 = x 100 % = 0,071
1999,1
449,97
► Ayakan No.8 = x 100 % = 22,509
1999,1
505,87
► Ayakan No.16 = x 100 % = 25,305
1999,1
542,21
► Ayakan No.30 = x 100 % = 27,123
1999,1
364,06
► Ayakan No.50 = x 100 % = 18,211
1999,1
134,34
► Ayakan No.100 = x 100 % = 6,720
1999,1
1,22
► Ayakan No.200 = x 100 % = 0,061
1999,1
2. Berat Tertinggal Komulatif (%) = berat tertinggal ayakan + berat kumulatif ayakan di
atasnya
► Ayakan No.4 = 0 + 0,071 = 0,071
► Ayakan No.8 = 0,071 + 22,509 = 22,58
► Ayakan No.16 = 22,58 + 25,305 = 47,885
► Ayakan No.30 = 47,885 + 27,123 = 75,008
► Ayakan No.50 = 18,211 + 75,008 = 93,215
► Ayakan No.100 = 6,720 + 93,215 = 99,939
► Ayakan No.200 = 0,061 + 99,939 = 100

3. Berat Komulatif lewat ayakan (%) = 100%- berat kumulatif ayakan


► Ayakan No.4 = 100 - 0,071 = 99,929
► Ayakan No.8 = 100 - 22,58 = 77,42
► Ayakan No.16 = 100 - 47,885= 52,115
► Ayakan No.30 = 100 - 75,008 = 24,972
► Ayakan No.50 = 100 - 93,215 = 6,781
► Ayakan No.100 = 100 - 99,939 = 0,061
► Ayakan No.200 = 100 - 100 = 0

GAMBAR ALAT

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

TIMBANGAN ALAT GETAR AYAKAN


AYAKAN KUAS PEMBERSIH AYAKAN

II. Agregat Kasar

1.6 Percobaan Pemeriksaan Berat Isi Padat Agregat Kasar

A. Maksud dan Tujuan


Maksud : Menentukan berat isi pada agregat kasar.
Tujuan : mengetahui Berat isi asli agregat kasar

B. Bahan
Kerikil ,asal : Sorong

C. Alat yang digunakan


1. Timbangan yang mempunyai ketelitian 0,1% dari contoh yang
ditimbang.
2. Dapur pengering dengan kemampuan (110 ± 5) ˚c
3. Silinder ukur kapasitas 10 liter.
4. Batang penumbuk dengan diameter 1,6 mm panjang 600 mm.
5. Sekop.

D. Pelaksanaan Praktikum
1. Masukkan kerikil ke dalam silinder ukur sebanyak 1/3 bagian dan
ratakan.
2. Tumbuk lapisan contoh dengan batang Penumbuk sebanyak 25 kali
yang terdistribusikan merata ke seluruh Permukaan.
3. Masukan contoh ke dalam silinder ukur.
4. Masukan contoh ke dalam silinder ukur sampai Penuh dan ditumbuk
kembali.
5. Timbang silinder ukur beserta isinya.
6. Keluarkan contoh dari silinder ukur.
7. Timbang silinder ukur itu sendiri.

E. Hasil Percobaan

Keterangan kerikil

Berat tabung (W1)gram 9127

Berat tabung + agregat kering tangku (W2) gram 16825

Berat agregat bersih (W3) gram 7698

Volume tabung (V) cm³ 5298,75

Berat isi padat (W3/ V) gram/ cm³ 1,453

F. Perhitungan
w3
Berat Isi Padat M =
V

7698 gr
M =
5298,75 cm³
M = 1,453gr/cm3
GAMBAR ALAT
PEMERIKSA BERAT ISI PADAT AGREGAT KASAR

TIMBANGAN OVEN
SILINDER UKUR BESI PENUMBUK SEKOP
1.7 Percobaan Pemeriksaan Berat Isi Gembur Agregat Kasar

A. Maksud Dan Tujuan


Maksud :Menentukan berat isi gembur agregat kasar
Tujuan : mengetahui SSD agregat kasar dalam keadaan Gembur
B. Bahan
Kerikil , asal : Sorong
C. Alat Yang Digunakan
1. Timbangan yang mempunyai ketelitian 0,1% dari contoh yang di timbang
2. Silinder ukur kapasitas 10 liter
3. Sekop
D. Pelaksanaan Praktikum
1. Masukkan kerikil ke dalam silinder ukur sampai penuh Dan ratakan.
2. Timbang silinder ukur beserta isinya.
3. Keluarkan contoh dari silinder ukur.
4. Timbang silinder ukur itu sendiri.
E. Hasil Percobaan

Keterangan kerikil

Berat tabung (W1)gram 9127

Berat tabung + agregat kering tangku (W2) gram 16230

Berat agregat bersih (W3) gram 7103

Volume tabung (V) cm³ 5298,75

Berat isi padat (W3/ V) gram/ cm³ 1,340

F. Perhitungan

w3
Berat Isi Padat M =
V
7103 gr
M =
5298,75 cm³
M = 1,340gr/cm3
GAMBAR ALAT
PEMERIKSA BERAT ISI GEMBUR AGREGAT KASAR

TIMBANGAN OVEN

SILINDER UKUR SEKOP


1.8 Percobaan Pemerisakan Berat Jenis Dan Kadar Air Kerikil

A. Maksud dan Tujuan

Maksud :

1. menentukan berat jenis curah


2. menentukan berat jenis kering muka jenuh
3. menetukan berat semu
4. menentukan angaka penterapan dari pada agregat kasar

Tujuan : untuk mengatahui Berat Jenis dari Agregat Kasar

B. Bahan
► kerikil asal : Sorong
► air jernih
C. Alat Yang di Gunakan
1. keranjang kawat ukuran 3,55 mm (no.6) atau 2.36 mm (no.8) dengan kapasitas kira –
kira 5 kg
2. tempat air dengan kapasitas bentuk dengan sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini
harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitan 0,1% dari berat contoh yang yang di
timbang dan di lengkapi dengan Keranjang
4. oven yang di lengkapi dengan pengatur suhu untuk mengatasi sampai (110 ± 5 ) ᵒc
5. Alat pemisah contoh
6. Seringan no.4 (4,75mm)
D. Pelaksanaan praktikum
1. cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan bahan lain yang melekat
pada permukaan dengan memakai keranjang kawat yang dicelupkan kedalam air
lalu timbang
2. keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110±5)ᵒc selama 24 jam.
3. setelah diangkat dari oven dinginkan benda uji lalu timbang

E. Rumus dan Perhitungan


No. Uraian Keterangan
1. Berat benda uji kering oven (BK) 1955 gr
2. Berat benda uji SSD (BJ) 2000 gr
3. Berat benda uji dalam air (BA) 1271 gr
BK
4. 2.681 gr/cm3
Berat jenis curah = BJ −BA
BJ
5. 2.743 gr/cm3
Berat jenis SSD = BJ −BA
BK
6. 2.858 gr/cm3
Berat jenis Semu = BK−BA
BJ −BK
7. 2,301 %
Penyerapan air = BK x 100%
8. Berat jenis SSD 2.743 gr/cm3

1. Berat jenis curah 2. Berat jenis SSD


1955
= 2000−1271 = 2,681 2000
= 2000−1271 = 2,743

3. Berat jenis Semu 4. Penyerapan air

1955 2000−1955
1955−1271 1955

GAMBAR ALAT
PEMERISAKAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KERIKIL

TIMBANGAN OVEN

SARINGAN NO.4 EMBER


1.9 Pemeriksaan Modulus Halus Butir ( MHB ) / Analisa Saringan Agregat Halus

A. Maksud dan Tujuan Penelitian


 Maksud
Percobaan ini dimaksudkan sebagai pengangan dalam pengujian untuk
menentukan Modulus halus butir (MHB)/ Analisa Saringan Ageregat Kasar.
 Tujuan Penelitian
Untuk Mendapatkan angka dalam menghitung Modulus halus butir Ageregat
Kasar
B. Ruang lingkup
Pengujian ini dilakukan pada tanah atau pasir jenis agregat halus. Hasil pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan :
1. Penyelidikan quarry agregat
2. Perencanaan campuran dan pengendalian Mutu beton
3. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu pekerjaan jalan.
C. Peralatan dan Benda Uji
 Peralatan
1. Satu Set ayakan No 1.5, 1 . 34 . ⅟2 . ⅜ . 4 .
2. Alat Getar ayakan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Kuas pembersih ayakan
5. Cawan

 Benda Uji
Keringkan contoh uji di Udara dan campuran contoh memakai raffia sampler
 Jumlah contoh Uji
Pasir dengan berat sebesar 2000 gram
D. Pelaksanaan Praktikum
 Ambil kerikil dengan berat 2000 gram
 Masukan kerikil ke dalam Set Ayakan
 Pasanglah set ayakan ke dalam alat getar ayakan, kemudian getarkan selama 2
menit
 Ambil ayakan dari atas alat getar, kemudian timbanglah kerikil yang tertinggal
dari masing-masing tingkat ayakan
D. Rumus dan Hitungan

Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Tertinggal Berat tertinggal Persen Lolos
(mm) (gram) (%) Kumulatif (%) Kumulatif (%)
0.5 0 0 0 100
1 0 0 0 100
¾ 10 0,5 0,5 99,5
1/5 1640 82 82,5 17,5
3/8 250 12,5 95 5
4 90 4,5 99,5 0,5
Sisa 10 0.5 100 0
Jumlah 2.000 100 377,5 322,5

377,5
Modulus Halus Butir = = = 3,775gr/cm3
100
► Rumus dan perhitungan
Berat tertinggal
1. Berat Tertinggal (%)= x 100 %
Jumlah total tertinggal
0
► Ayakan No. 1.5 = x 100 % = 0
2000
0
► Ayakan No.1 = x 100 % = 0
2000
10
► Ayakan No.34 = x 100 % = 0,5
2000
1640
► Ayakan No.⅟2 = x 100 % = 82
2000
250
► Ayakan No.⅜ = x 100 % = 12,5
2000
90
► Ayakan No.4 = x 100 % = 4,5
2000
10
► Sisa = x 100 % = 0,5
2000

2. Berat Tertinggal Komulatif (%) = berat tertinggal ayakan + berat kumulatif ayakan di
atasnya
► Ayakan No.1.5 = 0 + 0 = 0
► Ayakan No.1 = 0 + 0 = 0
► Ayakan No.34 = 0 + 0,5 = 0,5
► Ayakan No.⅟2 = 0,5 + 82 = 82,5
► Ayakan No.⅜ = 82,5 + 12,5 = 95
► Ayakan No.4 = 95 + 0,5 = 99,5
► Sisa = 99,5 + 0,5 = 100

3. Berat Komulatif lewat ayakan (%) = 100%- berat kumulatif ayakan


► Ayakan No. 1.5 = 100 - 0 = 100
► Ayakan No. 1 = 100 - 0 = 100
► Ayakan No. 34 = 100 - 0,5 = 99,5
► Ayakan No. ⅟2 = 100 - 82,5 = 17,5
► Ayakan No. ⅜ = 100 - 95 = 5
► Ayakan No.4 = 100 - 99,5 = 0,5
► Sisa = 100 - 100 = 0

GAMBAR ALAT
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

TIMBANGAN ALAT GETAR AYAKAN

AYAKAN KUAS PEMBERSIH AYAKAN


BAB IV
PERHITUNGAN MIX DESIGN METODE SNI

Langkah Perhitungan Mix Design Metode SNI-03-2834-1993

Diketahui data – data sebagai berikut :

a) Kuat desak yang disyaratkan Ϭ’c = 29,05 Mpa untuk umur 28 hari, Benda uji

berbentuk silinder.

b) Semen yang dipakai semen Portland tipe 2

c) Tinggi slump yang disyaratkan 60 -180 mm

d) Ukuran butir agregat maksimum 40 mm

e) Susunan butir agregat halus tidak sesuai dengan ketentuan SNI, maka dipakai

daerah gradasi no 1 untuk melanjutkan perhitungan

f) Tersedia pasir dan kerikil dengan data sbb :

Tabel : data Gradasi dengan sifat fisik agregat

Gabungan pasir & kerikil (pasir


Agregat Halus Agregat Kasar 46,5% & kerikil 53,5%)
Lubang Bagian Lolos Bagian Lolos
Ayakan (No) Ayakan (%) Ayakan (%) Pasir bagian Kerikil bagian
lolos ayakan (%) lolos ayakan (%)

1.5(38,1 mm) 100 0 46,5 53,5


1(25 mm) 100 0 46,5 53,5
3/4(19 mm) 100 99,5 46,5 53,23
0,5(12,5 mm) 100 17,5 46,5 9,36
3/8(9,5 mm) 100 0,5 46,5 0,27
4 (4.75 mm) 100 0,5 46,47 0,27
8 (2.36 mm) 77 0 36 0
16 (1.18 mm) 52 0 24,23 0
30 (0.60 mm) 25 0 11,61 0
50 (0.25 mm) 7 0 3,15 0
100 (0.15 mm) 0,1 0 0,03 0
200 (0.07 mm) 0 0 0 0
Siat agregat Halus (Pasir) Kerikil (Batu Pecah)
Berat jenis SSD 2,498 2,743
Penyeraoan air 5,608 2,301

Hitung kebutuhan material per-m3 beton.

Penyelesaian :

1). Kuat desak yang disyaratkan σ’c = 29.05 Mpa untuk umur 28 hari, benda uji

berbentuk silinder

2). Nilai Deviasi standar digunakan table 1C yang didasarkan pada tingkat mutu

pengendalian pekerjaan, diambil mutu pekerjaan cukup, maka Sd = 5,6 Mpa. Karena

di izinkan persentase kegagalan hasi uji 5 %, digunakan tetapan statistic 1,64.

3). Nilai tambah , M = 1,64 x Sd = 1,64 x 5,6= 9,184 digunakan 10 Mpa.

4). Kuat desak beton rata-rata yang ditargetkan :

σ’cr =σ’c + M = 29,05 + 10 = 39,05 Mpa

5). Jenis semen telah ditetapkan semen tipe 2 merk Tonasa/CONCH.

6). Jenis agregat yang digunakan :

- agregat halus : quarry Aimas

- agregat kasar : kerikil ( batu pecah ) PII ukuran 40 mm

7). Factor Air Semen

 FAS maksimum ditentukan 0,6

 Dari table 2 untuk agregat kasar batu pecah dan semen tipe 2, kuat desak silinder

umur benda uji 28 hari σ’cr = 39,05 Mpa dengan Fas = 0,418
 Digunakan grafik 1 hubungan antara factor air semen dan kuat desak rata-rata

sehingga didapatkan nilai Fas 0,418 dengan σ’cr = 39,05 Mpa

 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini :

39,05

0,418

8). Faktor air semen maksimum yang ditetapkan adalah 0,6 dan nilai Fas yang diperoleh

berdasarkan grafik 1 adalah 0,418 maka dipergunakan untuk perhitungan

selanjutnya adalah nilai fas yang terkecil yakni nilai fas = 0,418

9). Slump ditetapkan 60-180 mm

10). Ukuran agregat maksimum ditetapkan 40 mm


11). Kadar air bebas ditentukan dari table 3, untuk nilai slump 60-180, ukuran butir

maksimum 40 mm, dan arena agregat yang digunakan terdiri dari agregat tak

dipecah (pasir) dan agregat dipecah (kerikil), maka:

 Kadar air bebas untuk agregat tak dipecah (pasir) = 175 kg / m3

 Kadar air bebas untuk agregat dipecah (kerikil) = 205 kg / m3

 Sehingga jumlah air yang diperlukan :

2 1 2 1
Wh + Wk = 175 + 205= 185 kg / m3
3 3 3 3

12). Kadar semen = jumlah air / Fas = 185/0,418 = 442,58 kg / m3

13). Kadar semen maksimum tidak di tetapkan, jadi diabaikan

14). Kadar semen minimum = 275 kg / cm3 (dalam keadaan keliling non- korosif table

4), berarti kadar semen 442,58 kg / m3sudah memenuhi.

15). Bila kadar semen hasil hitungan (12) lebih kecil dari kadar semen minimum maka

digunakan kadar semen minimum, tetapi apabila hasil hitungan (12) lebih besar

dari kadar semen minimum maka digunakan hasil hitungan (12). Dalam data ini

digunakan hasil hitungan sebesar = 442,58 kg / m3

16). Faktor air semen yang disesuaikan, apabila kadar semen hasil hitungan (12) lebih

kecil dari kadar semen minimum dalam hal ini fas harus dihitung kembali. Untuk

data ini hitungan (12) lebih besar dari kadar air semen minimum sehingga fas tetap

digunakan 0,418 untuk hitungan selanjutnya.

17). Susunan butir agregat halus ditetapkan masuk gradasi No 1


100 Gradasi 1 100 100
90 Batas Atas 95 99.93 90
80 Batas Bawa 70
77.42
70 Hasil
% lolos

60 60
50 54.12
40 34
30 20 30
20 10 24.99
15
10 6.78 5
0 0.06 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6
ukuran ayakan (mm)

18). Susunan butir agregat kasar seperti pada table soal.

19). Mencari persentase agregat halus/pasir ( agregat yang lebih kecil dari 3,5 mm).

Persentase agregat halus dicari dengan menggunakan grafik 5 ( ukuran butir

maksimum 40 mm), dengan nilai slump 60-180, Fas 0.418 dan susunan masuk

daerah gradasi 1 diperoleh persentase agregat halus 46,5 %

46,5

0,418

20). Berat Jenis relative agregat, yang dimaksud adalah berat jenis agregat gabungan.

Diketahui:
 Beratjenis SSD pasir = 2,498

 Beratjenis SSD kerikil =2,743

o Berat jenis agregat gabungan dihitung dengan rumus :

P k
Bjag-gab = x bj ag-halus+ = x bj ag-kasar
100 100
57
Bjag-gab = 46,5/100 x 2,498 + 53,5/100 x 2,743 = 2,63 kg / cm3
100
Gabungan pasir & kerikil
Agregat Agregat (pasir 46,5% & kerikil
Lubang Halus Bagian Kasar Bagian 53,5%)
Ayakan (No) Lolos Lolos Pasir bagian Kerikil
Ayakan (%) Ayakan (%) lolos ayakan bagian lolos
(%) ayakan (%)
1.5(38,1 mm) 100 100 46,50 53,50
1(25 mm) 100 100 46,50 53,50
3/4(19 mm) 100 99,5 46,50 53,23
0,5(12,5 mm) 100 17,5 46,50 9,36
3/8(9,5 mm) 100 0,5 46,50 0,27
4 (4.75 mm) 100 0,5 46,47 0,27
8 (2.36 mm) 77 0,0 36,00 0,00
16 (1.18 mm) 52 0,0 24,23 0,00
30 (0.60 mm) 25 0,0 11,61 0,00
50 (0.25 mm) 7 0,0 3,15 0,00
100 (0.15
0,1 0,0 0,03 0,00
mm)
200 (0.07
0 0,0 0,00 0,00
mm)
21). Berat isi beton dicari dengan menggunakan grafik 6, sesuai dengan BJ agregat

gabungan dan kadar air bebas, sehingga didapat berat isi beton = 2405 kg / cm3,

seperti grafik dibawah.

2405

2,63

185

22). Kadar agregat gabungan = berat isi beton – jumlah semen – kadar air

= 2405 – 442,58 kg / m3- 185= 1777,42 kg / m3

43
23). Kadar agregat halus 46,5/100 x 1777,42 = 826,50 kg / m3
100

24). Kadar agregat kasar = 1777,42 kg / m3- 826,50 kg / m3= 950,92 kg/ m3

25). Proporsi campuran ( agregat dalam kondisi SSD)

Dari hasil hitungan langkah diatas didapat susunan campuran beton teoritis untuk

setiap m3 beton, sebagai berikut :

o Semen Portland = 442,58 kg / m3

o Air seluruhnya = 185 kg / m3

o Agregat halus pasir = 826,50 kg / m3

o Agregat kasar kerikil = 950,92 kg/ m3


26). Volume campuran Uji

► Benda Uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm

► Jumlah benda uji 2 silinder

► Angka penyusutan campuran sekitar 10%- 20 % di ambil 15 %

► Volume uji kubus :

Vsilinder = 3,14 x r2 x t x 1.15 x jumlah benda uji

= 3,14 x 0,0752 x 0,3 x 1.15 x 2

= 0,012187125m3

Maka proporsi campuran yang akan digunakan untuk benda uji setiap

0,012187125m3 adalah :

o Semen Portland = 442,58 kg / m3 x 0,012187125m3 = 5,39 kg /

m3

o Air seluruh = 185 kg / m3 x 0,012187125m3 = 2,25 kg /

m3

o Agregat pasir = 826,50 kg / m3x 0,012187125m3 = 10,07 kg /

m3

o Agregat kerikil = 950,92 kg/ m3x 0,012187125m3 = 11,59 kg /

m3

Semua hasil dari perhitungan setiap mutu beton sudah di rangkum dalam bentuk

table dan dapat dilihat pada halaman selanjutnya.


Tabel 1 : Perencanaan Campuran beton dengan σ'c = 29,05 Mpa
No Tabel / Grafik /
Uraian Nilai
. Hitungan
Kuat desak yang disyaratkan σ'c (benda
1 29,05 Mpa Di tetapkan
uji kubus)
2 Deviasi standar (Sd) 56 Mpa
3 Nilai tambah (M) 10 Mpa
4 Kuat desak yang ditargetkan σ'c 39,05 Mpa Di tetapkan
5 Jenis semen tipe 2
6 Jenis agregat:
Kerikil PII
Kasar
40mm
Halus Quarry Malanu
7 Faktor air semen (FAS) 0.418 Grafik 1
8 Faktor air semen maksimum 0.6 Ditetapkan
9 Slump 60-180 mm Ditetapkan
10 Ukuran agregat maksimum 40 mm Ditetapkan
kg/
11 Kadar air bebas 185 Tabel 3
m3
kg/
12 Jumlah semen 442,58
m3
13 Jumlah semen maksimum Tidak ditetapkan
kg/
14 Jumlah semen minimum 275 Tabel 4
m3
kg/
15 Jumlah semen dipakai 442,58
m3
kg/
16 Faktor air semen yang disesuaikan 0.418
m3
Gradasi
17 Susunan butir agregat halus Ditetapkan
1
Susunan butir agregat kasar atau Masuk Zona A –
18
gabungan B
19 Persen agregat halus 46,5 % Grafik 4
kg/
20 Berat jenis relatif agregat SSD 2.63 Hitungan
m3
kg/
21 Berat isi beton 2305 Grafik 6
m3
kg/
22 Kadar Agregat Gabungan 1777,42
m3
kg/
23 Kadar Agregat Halus 826,50
m3
kg/
24 Kadar Agregat Kasar 950,92
m3
25 Proporsi Campuran
Agregat (Kg)
Semen Air
Jumlah Bahan Halus Kasar
(Kg) (Kg)
Kondisi SSD
950,9
Tiap m3 442,58 185 826,50
2
Tiap Campuran Uji 0,012187125 5,39 2,25 10,07 11,59

PEMBUATAN DAN UJI DESAK BETON

Setelah Semua Material penyusun Beton Telah di uji maka kita di tuntut untuk
menghitung Mix Design sesuai metode SNI untuk mengetahui Proporsi Campuran dan
setelah itu kita mulai membuat/mencetak beton,tetapi sebelum itu ada langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:

A. Langkah- langkah Pembuatan dan Perawatan Beton :


a. Siapkan Bahan-bahan penyusun Beton seperti Air , Semen , Agregat Kasar, dan
agregat Halus.
b. Semen portland,pasir dan split ditimbang sesuai dengan kebutuhannya (yang telah
dihitung dalam rancangan adukan), air disiapkan sesuai dengan faktor air semen
(fas) nya.
c. Masukkan kerikil, kemudian pasir, dan semen ke dalam alat adukan campuran
( Molen) dan aduk sampai campurannya merata, setelah itu masukkan air yang
sudah di timbang sesuai Proporsi hitungan Mix Design, pastikan campurannya
merata. Dan perlu untuk dikontrol airnya, jika kurang air di tambah kan (air yang
di tambahkan di timbang dan di catat) dan jika lebih maka sisa airnya harus di
timbang dan di catat juga, (campuran tidak boleh terlalu cair atau Kental),

d. Dikontrol nilai Slumpnya dengan cara:

1. Adukan beton plastis dimasukkan kedalam kerucut Abrams hingga ± 1/3


tinggi kerucut, lalu ditumbuk dengan alat penumbuk sebanyak ± 25 kali.
2. Adukan beton ditambah hingga mencapai 2/3 tinggi kerucut, ditumbuk
± 25 kali. Kemudian kerucut diisi hingga penuh, ditusuk seperti halnya diatas.
Diisi lagi sampai permukaannya rata setinggi kerucut.
3. Sisa - sisa beton disekitar kerucut dibersihkan, kerucut diangkat vertikal
perlahan adukan beton mengalami penurunan.
4. Penurunan permukaan beton diukur dari puncak kerucut besarnya penurunan
lebih kurang sama dengan nilai slump yang dikehendaki.
5. Jika campurannya terlalu kental atau cair maka harus di campur ulang.
e. Sebelum campuran di masukkan ke dalam tabung silinder dan kubus maka dilapisi
dengan pasta semen dan kemudian dilapisi minyak pelumas.
f. Masukkan campurannya ke dalam tabung silinder dan kubus : caranya masukkan
1/3 bagian dan tumbuk 25 kali ( hal tersebut di lakukan sebanyak 3 kali setelah itu
ratakan)
g. Setelah lebih kurang 24 jam, beton dikeluarkankan dari cetakan kemudian di
timbang dan disimpan dalam udara lembab atau dalam air.
h. Setelah berumur 28 hari beton betonnya di angkat dan diuji kekuatan tekannya
dengan alat tekan beton.

B. Uji Kuat Tekan/Desak Beton


Setelah 2 hari beton di angkat dari Rendamannya( perawatan beton ) maka di
lakukan uji tekan.

Pelaksanaannya adalah sebagai Berikut :

− Masukkan satu persatu benda uji ( silinder ) ke dalam mesin desak untuk di desak .
− Pembebanan dihentikan apabila jarum pada mesin kembali ke nol
− Lihat dan catat hasil desak dari masing-masing benda uji ( silinder dan kubus )
− Perhatikan bentuk beton yang hancur ( apakah betonnya terbelah menjadi dua
bagian atau hancur lebih dari ½ bagian, perhatikan juga kerikilnya apakah banyak
yang pecah atau terlepas)

C. Hasil Kuat Tekan/Desak Beton


Benda Umur Hasil Uji Berat Awal Berat Konversi ke
Uji (hari) Akhir Mpa
Silinder 14 250 KN 12.240 kg 12.380 kg 16,41 Mpa
Silinder 28 230 KN 12.250 kg 12.335 kg 13,28 Mpa
Umur 14 hari Umur 28 hari

250 x 102 144,4 173,94 250 x 102 132,82 160,03


= 176,625 = 0,83 = 0,88 = 176,625 = 0,83 = 1

=197,66 Kg/cm2 =160,03 Kg/cm2


=197,66 Kg/cm2 x 0,083 = 16,41 Mpa =160,03Kg/cm2 x 0,083 = 13,28 Mpa

Setelah Melihat Hasil Uji Tekan, Ternyata Kuat Desak yang Direncanakan yakni
Sebesar 29,05 Mpa tidak tercapai. Hasil dari uji tekan masing-masing untuk
Silinder umur 14 hari = 16,41 Mpa dan Silinder umur 28 hari = 13,28 Mpa
tentunya sangat jauh dari 29,05 Mpa yang di rencanakan.Dalam hal ini tentunya
ada factor-faktor yang kemugkinan Besar mempengaruhi pada saat Praktikum
antara lain :
1. Kualitas dari Masing-masing Agregat ( agregat kasar dan Halus) Kurang
begitu bagus.
2. Kemungkinan Faktor Air yang Kurang Begitu Bagus karena
mengandung kapur juga sangatlah mempengaruhi hasil dari kuat tekan
beton.
3. Kemungkinan Pada Saat Tes Slump Campurannya Cukup Cair, karena
hasil ujinya hanya mengalami penurunan 10 cm.
4. Permukaan beton silinder uji yang tidak rata yang sanagt mempengaruhi
hasil uji kuat beton
5.

Anda mungkin juga menyukai