Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH


AASHTO T-265-79 ; ASTM D-2216-71

1.1. Maksud
Maksud percobaan ini adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah
dengan berat kering tamah, yang dinyatakan dalam persen.

1.2. Peralatan :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105o-110oC
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram untuk berat minimum 10 gram,
b. 0,10 gram untuk berat minimum 100 gram,
c. 1,00 gram untuk berat minimum 1000 gram.
3. Desikator (Pendingin)
4. Cawan Timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat.

1.3. Benda Uji


Jumlah bahan (benda uji) yang dibutuhka untu pemeriksaan kadar air
tergantung pada ukiran butir maximum dari contoh yang diperiksa dengan
ketelitian sebagai berikut :

Ukuran butir maximum Jumlah benda uji Ketelitian


(3/4) 1.000 gram 1,00 gram
Lewat saringan No. 10 100 gram 0,10 gram
Lewat saringan No. 40 10 gram 0,01 gram

1.4. Prosedur Percobaan :

[1]
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat
beratnya (W1).
2. Masukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbang, kemudian
bersama tutupnya ditimbang (W2).
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan ke dalam
oven (105o 110o C) selama 16 24 jam. Tutup cawan disertakan dan
jangan sampai tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam
distikator. Setelah dingin cawan ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (W3).

1.5. Hitungan :
berat air
Kadar air W = berat tanahkering x 100%

W 2W 3
W= W 3W 1 x 100% (dua angka dibelakang koma)

Persamaan 1.1

Catatan :
1. a. Bila diragukan bahwa setelah 24 jam tanah mungkin belum kering,
pengeringan dalam oven dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2
kali yang berurutan harus beratnya tidak berkurang lagi (maximum selisih
0,1%).
b. Untuk tanah yang mudah terbakar termasuk tanah yang mengandung bahan
organik atau mengandung gips. Gunakan temperatur oven sekitar 60o 80o.
waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan digunakan cara tersebut pada
1.a.
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga merupakan
pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan, batas-
batas atterberg, konsolidasi dan lain sebagainya,

[2]
3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan dua
benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hamper sama, yang
kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan terlalu
berbeda harus diulangi.
4. Berikan kesimpulan dan hasil pengujian.

[3]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN KADAR AIR

ASTM D 2216 71

LOKASI : Tangkiling DIKERJAKAN : Martoni Setiady


KEDALAMAN
: 30-40 cm DIPERIKSA : Deman ST.,MT
TANGGAL
: 26 Januari 2015 PARAF :
TEST

Nomor Cawan I II

Berat cawan kosong (W1) (g) 14,3 14,5

Berat cawan + tanah Basah (W2) (g) 73,8 52

Berat cawan + tanah kering (W3) (g) 63 44,8

Berat air (W4 = W2 W3) (g) 10,8 7,2

Berat tanah kering (W5 = W3 W1) (g) 48,7 30,3

Kadar air (w = W4 / W5 x 100) (%) 22,17 23,76


Kadar air rata-rata (%) 22,96

[4]
Kesimpulan :

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil kadar air 22,96 %. Berdasarkan kadar air ini
tanah berbentuk padat. Tanah berbutir halus khususya tanah lempung, akan banyak
dipengaruhi oleh air, sehingga partikel air dengan mineral-mineral lempung salng terikat
satu sama lain.

BAB II

[5]
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME

2.1. Maksud
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui berat isi, isi pori, derajat
kejenuhan suatu sampel tanah.

2.2. Peralatan :
1. Ring berat isi
2. Jangka Sorong
3. Oven
4. Desicator

2.3. Prosedur Percobaan :


1. Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai.
2. Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka
sorong.
3. Timbang ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Masukkan sampel tanah kedalam ring langsung dari tabung
contoh/contoh dengan menggunakan extruder.
5. Ratakan permukaan tanah dikedua ujung ring dengan pisau pemotong.
6. Bersihkan bagian luar ring kemudian timbang kembali.
7. Masukkan ring yang berisi sample tanah tadi kedalam oven dengan
suhu 110oC selama 24 jam.
8. Masukkan kedalam desicator sampai dingin lalu timbang kembali.
9. Lakukan perhitungan sesuai dengan format yang tersedia.

[6]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME, ANGKA PORI, DERAJAT


KEJENUHAN

ASTM D 2216 71

LOKASI : Bukit Tangkiling DIKERJAKAN : Martoni Setiady


NO. CONTOH : 1 DIPERIKSA : Deman ST.,MT
KEDALAMA
N : 30-40 CM PARAF :
TANGGAL : 27 Januari 2015
TEST

Sampel Ke I
Berat cawan (gr) 10
Berat cawan + tanah basah (gr) 136,5
Berat tanah basah (gr) 126,5
Volume tanah basah (cc) 80,7
Berat cawan + tanah kering (gr) 113,3
Berat volume tanah basah 1,5

( t) (gr/cc)

Berat volume tanah kering 1,2

( d ) (gr/cc)

Berat air (gr) 25,94
Kadar air (%) 22,35
Berat jenis (Gs) - 2,48
Angka Pori (e) - 0,9
Derajat kejenuhan (S) (%) 8,03
Porositas (n) (%) 48,3

[7]
BAB III
PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIK GRAVITY)
AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-71

3.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang
mempunyai butiran lewat saringan no. 4 dengan piknometer. Berat jenis
tanah adalah perbandingan antara berat butiran tanah dengan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

3.2 Peralatan :
1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan
kapasitas minimum 50 ml.
2. Desikator.
3. Open yang suhunya dapat di atur.konstan (110 5)
4. Botol berisi air suling.
5. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Pompa hampa udara (vacuum, 1-1 PK) atau tungku listrik (hotplate)
7. Thermometer No. 4, No. 10, No. 40 dan penandahnya.

3.3 Bahan :
Benda uji harus disiapkan sebagai berikut :
a. Saring bahan yang akan di periksa dengan saringan No.4 dan penadah.
Untuk pemeriksaan barat jenis yang akan di pakai sebagai pembanbtu
untuk pemeriksaan analisa hidrometer, maka contoh harus dipilih yang
melalui saringan No. 10 atau No. 40.

[8]
b. Keringkan benda uji pada temperatur 105-110C dan dinginkan dalam
disikator.
c. Pecahkan gumpalan gumpalan tanah dengan di garus dalam mortar
dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus
karet/palu karet,sehingga butir-butir tidak rusak.
3.4 Pelaksanaan Pemeriksaan:
a. Cuci piknometer gengan air suling dan keringkan, timbang piknometer
kosong dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
b. Masukan benda uji (contoh tanah kering ) ke dalam piknometer dan
timbangan bersama tutupnya (W2).
c. tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga . Untuk
bahaan yang mengandung lempung, diamkan benda uji terendam selama
paling sedikit 24 jam.
d. Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit, dan
miringkan botol piknometer sekali-sekali, tambahkan air secukupnya
untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap.
e. Didalam hal menggunakan pompa vakum, tekanan udara didalam
piknometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 110 mm Hg. Kemudian
isilah piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta
isinya untuk mencapai suhu konstan didalam bejana air atau dalam
kamar.Sebuah suhu konstan,air suling seperlunya sampai tanda batas
atau sampai penuh. Tutuplah piknometer,keringkan bagian luarnya dan
timbangan (W3). Ukur suhu dari piknometer dengan ketelitian 1C.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai
berikut. Kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air
suling yang suhunya sama, dengan ketelitian 1C dan pasang tutupnya.
Keringkan bagian luasnya dan timbang dan dikoreksi terhadap suhu
(W4).

3.5 Perhitungan :
1. Hitunglah berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini :

[9]
W 2 W 1
Gs = (W 4 W 1) (W 3 W 2) ..Persamaan 3.1

Dimana :
W1 : berat piknometer (gram)
W2 : berat piknometer dengan bahan kering ( gram )
W3 : berat piknometer, bahan dan air ( gram )
W4 : berat piknometer dan air ( gram )
Apabila hasil pemeriksaan berbeda lebih dari 0,3 pemeriksaan harus
diulang.
2. Ambil harga rata rata kedua pemeriksaan tersebut.

Catatan :
a. Kalibrasi Piknometer:
1. Piknometer dibersikan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat (W 1).
Piknometer diisi air suling, dan dimasukan kedalam bejana air pada suhu
25C, sesudah isi piknometer mencapai suhu 25C tutupnya dipasang.
Bagiaan luar piknometer dikeringkan dan piknometer beserta isinya
ditimbang (W25).
2. Dari nilai W25 yang ditentukan pada suhu 25C susunlah table harga W 4
untuk suatu urutan suhu kira kira antara 18C sapai 31C.
Harga W4 dihitung sebagai berikut :
W4 = W25 x K
Dimana :
W4 : berat piknometer dan air yang telah dikoreksi.
W25 : berat piknometer dan air pada suhu 25C.
K : faktor koreksi (daftar no.1 ).
3. Faktor koreksi : K
Suhu :T
Daftar No.1

T18 19 20 21 22 23 24

[10]
K1.0016 1.0014 1.0012 1.00010 1.0001 1.0005 1.0003

T25 26 27 28 29 30 31

K1.0000 0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983

b. 1. Untuk benda uji kering.


Benda uji kering oven sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukan
kedalam oven kembali sampai beratnya konstan.
2. Benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya dengan
perhitungan oven harus diketahui berat keringnya dengan perhitungan
kadar air dan berat ini adalah sebagai ( W2 W1 ).

[11]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BERAT JENIS

ASTM D 854 58

LOKASI : Bukit Tangkiling DIKERJAKAN : Martoni Setiady


KEDALAMA : 30-40 Cm DIPERIKSA : Deman ST.,MT
N : 27 Januari 2015 PARAF :
TANGGAL TEST

Nomor Piknometer I
Berat Piknometer Kosong + Tutup (W1) (gr) 165,7
Berat Piknometer + Tutup + Tanah Kering (W2) (gr) 266
Berat Piknometer + Tutup + Tanah + Air (W3) (gr) 721,2
Berat Piknometer + Tutup + Air pada TC (W4) (gr) 661,3
Suhu C 25
A = Berat tanah (Wt = W2 W1) 100,3
B = (W3 W4) 59,9
C = (A B) 40,4

[12]
Berat Jenis Tanah (Gs = A : C) 2,4

*Catatan : Tanah asli / kering oven

BAB IV

PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG

4.1. PEMERIKSAAN BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)


PB 09-76 ; AASHTO T-89-74 ; ASTM D-423-66 ; SK SNI M-071989-F

4.1.1. Tujuan :

Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas


cair sesuatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas
peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas
cair apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah dalam
mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm (seperti yang akan diuraikan
dibawah), menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 kali pukulan.

4.1.2. Peralatan :

1. Alat batas cair standard (atterberg).


2. Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM
3. Alat pembuat alur (grooving tool) Cassagrande
4. Cawan porselin (mortar)
5. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet

[13]
6. Spatula/spatel
7. Galas ukur 200 ml
8. Thin box/cawan
9. Saringan no. 40
10. Air distilasi dalam botol (wast bottle)
11. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat percobaan no.01)

4.1.3. Prosedur Percobaan :

A. Persiapan Benda Uji


a. Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini
sebanyak + 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah
dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar atau hampir semua
butirannya lebih halus dari 0,425 mm (no..40)
b. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengadung butir-butir
kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas
cairnya tanpa persiapan terlebih dahulu.
c. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan
suhu kurang dari 60C) secukupnya saja, sampai dapat disaring
dengan saringan.
d. Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar
dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus
karet, sehingga butiran-butiran tidak rusak. Kemudian saring
dengan saringan no.40. bagian yang tertahan saringan no.40
disingkirkan dan bagian yang lolos saringan digunakan sebagai
benda uji.

B. Pelaksanaan Pemeriksaan

[14]
a. Pemeriksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat
keadaan dan dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar,
sumbu mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa
alat pembalurnya mempunyai ukuran-ukuran yang benar.
b. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi
1cm. Gunakan alat pembalur (alat pembuat alur) sebagai pegukur.
Bila tidak benar perbaiki setelannya.
c. Taruhlah contoh tanah (sebanyak + 100 gram) dalam mangkok
porselin, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 cc-
20 cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu
tambah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc 3 cc, aduk, tekan
dan tusuk-tusuk dan tambah air lagi, dan seterusnya sehingga
diperoleh adukan yang benar-benar merata.
d. Apabila adukan ini telah merata, dan kebasahannya telah
menghasilkan sekitar 30 40 pukulan pada percobaan awal,
taruhlah sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok
casagrande. Gunakan spatel/spatula, sebar dan tekan dengan baik,
sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan
permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat
pada ujung tanah terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah
sebagian tedalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan,
kembalikan kelebihan tersebut kemangkok porselin.
e. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah
mangkok searah dengan sumbu alat, sehinngga tanah terpisah
menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alur harus baik dan
tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk
menghindari terjadinya alur yang tidak baik atau gesernya tanah
dalam mangkok, barutlah gerakan maju dan mundur beberapa kali
dengan setiap kali sedikit lebih dalam.
f. 1. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan
jatuh pada alasnya dengan kecepatannya 2 putaran perdetik,

[15]
sampai kedua tanah bertemu sepanjang kira-kira 12,7 mm.
Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut.
2. Pada percobaan tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus
antara 30 dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti
tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok
casagrande ke cawa porselin,tambahkan sedikit demi sedikit air
dan aduklah seperti tadi sampai merata.

3. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan


dengan kain/kapas kering, kemudian ulang pekerjaan seperti
tersebut diatas.

g. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan spatel secara


melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling
bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut lihat percobaan no.01)
h. Ambillah sisa tanah yang masih ada, dalam mangkok dan
kembalikan ke cawan porselin, tambah lagi dengan air secara
merata. Cuci dan keringkan mangkok.
i. Ulangi pekerjaan pada nomor-nomor 2, 3, 4a, 5 dan 6 sehingga
diperoleh 3 atau 4 data sehubungan antara kadar air jumlah pukulan
diantara 10-20,20-30 dan 30-40 pukulan dengan masing-masing
selisihnya hampir sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dari
keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair (kadang air
terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
j. Perhitungan :
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan
merupakan satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis
(dengan skala log) dan kadar air sebagai ordinat (dalam persen
dengan skala biasa). Tarik garis lurus melalui titik-titik tersebut.
Jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak terletak pada garis
lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik
tersebut.

[16]
Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan
garis penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas
cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yang terdekat. Catatlah pada
formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli
atau kering udara, kering oven, disaring atau tidak.

4.2. PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)


PB 0110-76 , AASHTO T-90-74 ; SK SNI M-06-1989-F

4.2.1. Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu
tanah masih dalam keadaan plastis.

4.2.2. Peralatan dan Bahan :


a. Peralatan
1. Plat kaca 45x 45 x 0,9 cm
2. Spatula
3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm.
4. Cawan porselin
5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah
6. Gelas ukur 200 ml
7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C.
9. Air distalasi dalam botol cuci (wash bottle)
b. Bahan

[17]
1. Air suling
2. Contoh tanah pada kadar air asli + 20 gram

4.2.3. Prosedur Percobaan :


a. Letakkan benda uji diatas plat kaca/cawan porselin, kemudian diaduk
sehingga kadar airnya merata.
b. Setelah kadar airnya merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu
seberat 8 gram, kemudian tanah tersebut digeleng-geleng diatas plat
kaca. Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan
80 90 gelengan per menit.
c. Gelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. Jika pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum
benda mancapai 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali,
ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata
penggelengan bola-bola tersebut dapat mencapai lebih dari 3 mm tanpa
menunjukkan retak-retak, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat
diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Pengadukan dan penggelengan tersebut terus dilakukan sampai retakan-
retakan itu terjadi tepat pada saat penggelengan benda uji mencapai 3
mm.
e. Pemeriksaan kadar air tanah pada (4) dilakukan ganda, benda uji untuk
pemeriksaan kadar air.

4.2.4. Prosedur Perhitungan :


a. Tentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis.
b. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.
c. Catatlah pada formulir benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau
kering udara disaring atau tidak.

Catatan :

[18]
1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.
2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk
pemeriksaan batas cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah
pengadukan merata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas
plastis.
3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis =
Liquid Limit Plastis Limit).
4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.

4.3. PEMERIKSAAN BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)


AASHTO T-92-68

4.3.1. Tujuan :
a. Peralatan
1. Prong Plate
2. Monel dish
3. Cristalizing dish
4. Cawan petry
5. Mercury
6. Porselin dish
7. Neraca ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah

4.3.2. Prosedur Pelaksanaan :


a. Siapkan tanah yang lolos saringan no.40 sekitar 30 gram.
b. Letakkan tanah tersebut dalam porselin dish, tambahkan air suling
secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori dalam tanah. Banyaknya

[19]
air yang dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira-kira sedikit lebih
tinggi daripada kadar air batas cair.
c. Oleskan sedikit vaseline/grease pada monel dish untuk mencegah
lekatan tanah.
d. Isi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan
lalu pinggir monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah
mengalir kesamping dan memadat. Lakukan hal sama untuk lapisan
berikutnya sehingga pasta tanah mengisi monel dish sampai penuh dan
padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang terperangkap.
e. Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong.
f. Bersihkan luar monel dish kemudian di timbang (A)
g. Diamkan monel dish yang berisi tanah tersebut diudara terbuka
sehingga terjadi penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam
pada 110C
h. Setelah kering masukkan kedalam decicator agar cepat dingin kemudian
ditimbang (B).
i. Timbang monel dish kosong yang telah dibersihkan (C).

4.3.3. Perhitungan :
a. Ukur volume monel dish :
- Isi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan plat
kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa akan keluar.
- Timbang monel dish berikut air raksa (D)
Berat air raksa
BJ air raksa
Volume = ...........................(4.1)

dimana :

Berat air raksa = D C gram

BJ air raksa = 13,6 gr/cm3

[20]
b. Ukur volume tanah kering :
- Tempatkan cristalizing dish pada cawan petry besar.
- Isi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap.
- Letakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan sehingga
kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam cawan petri
besar.
- Angkat cristalizing dish dari dalam cawan petri besar kemudian air
raksa dalam cawan petri tersebut dipindahkan kedalam botol
penyimpanan.
- Bersihkan cawan petri dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang.
- Letakkan kembali cristalizing dish ke dalam cawan petri kemudian
sampel tanah yang sudah kering diletakkan diatas.
- Tekan sampel tanah tersebut dengan menggunakan prong plate
sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap dibawah
prong plate.
- Timbang cawan petri yang berisi tumpahan air raksa tersebut.
- Hitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan
volume tanah kering.

Catatan :

1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, lakukan percobaan ini minimal


sebanyak 2 kali
2. Pada waktu menekan sampel dengan prong plate, air raksa kelebihan harus
keluar semua.

[21]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG

ASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987

LOKASI : Bukit Tangkiling DIKERJAKAN : Martoni Setiady


KEDALAMA : 30-40 Cm DIPERIKSA : Deman ST.,MT
N : 27 Januari 2015 PARAF :
TANGGAL TEST

BATAS
BATAS CAIR PLASTIS
(Liquid Limit) (Plastic
Limit)
Banyak Pukulan 15 kali 28 kali 38 kali I II
Berat Cawan (gr) 9,3 10,7 9,2 9,6 9,6
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 56,2 29,1 53,5 31,7 31,5

[22]
BATAS SUSUT
DATA
(Shrinkage Limit)
Berat Cawan (gr) 10
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 134,2
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 89,3
Berat Tanah
BeratBasah
Cawan (gr)
+ Tanah Kering(gr) 40 124,2
22,6 42,4 26,7 26,8
Berat Tanah
Berat Air (gr)(Wo) (gr)
Kering 16,2 104,26,5 7,9 5 4,7
Berat Air (gr)Tanah Kering (gr)
Berat 30,7 44,9
11,9 33,2 17,1 17,2
Isi Tanah Basah
Kadar Air(V)(%) 52,76 80,73
54,62 23,79 29,23 27,32
Isi Tanah Kering (Vo) air (%)
Rata-rata kadar 11,97
43,72 28,32
Kadar Air (%) 56,62
V Vo
SL = w- Wo x 100

LL PL PI = LL - PL SL Catatan
40,50 16,66 23,84 2,024 -

[23]

Anda mungkin juga menyukai