Anda di halaman 1dari 23

Kelompok VIII

Ruang Intensive Care Unit (ICU)


Meningioma adalah adalah tumor pada
meningens, yang merupakan selaput
pelindung otak dan medulla spinalis.
Meningioma dapat timbul pada tempat
manapun dibagian otak maupun medulla
spinalis, tetapi umumnya terjadi di
hemisfer otak semua lobusnya.
Kebanyakan mengioma bersifat jinak
(benign).
Sampai sekarang penyebab utama dari
sebagian besar kasus tumor otak jinak
masih belum diketahui.
Terdapat beberapa faktor yang bisa
meningkatkan risiko seseorang terkena
tumor otak.
1. Faktor keturunan
2. Efek samping prosedur radioterapi
Patofisiologi terjadinya meningioma sampai
saat ini masih belum jelas. Kaskade eikosanoid
diduga memainkan peranan dalam
tumorogenesis dan perkembangan edema
peritumoral. Dari lokalisasinya Sebagian besar
meningioma terletak di daerah supratentorial.
Insidens ini meningkat terutama ada daerah
yang mengandung granulatio Pacchioni.
Lokalisasi terbanyak pada daerah parasagital
dan yang paling sedikit pada fossa posterior.
Gejala umumnya menurut yaitu sebagai
berikut:
 Sakit kepala, dapat berat atau bertambah
buruk saat beraktifitas atau pada pagi hari
 Perubahan mental
 Kejang
 Mual muntah
 Perubahan visual, misalnya pandangan
kabur.
 Pemeriksaan tengkorak dengan sinar X, CT
scan atau MRI
 Angiografi serebral
 EEG berkala
 Foto rontgen
 PET (Post Emission Tomograph)
 Kadar Elektrolit
 Skrining toksikologi
 Analisa Gas Darah
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan
pada tumor meningeal (Meningioma) adalah
sebagai berikut:
 Terapi Medikamentosa
 Pembedahan
 Radiotherapy
 Chemotherapy
Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Sampit
Tgl MRS : Sabtu, 20 Oktober 2018
Diagnosa Medis : Meningioma
 KeluhanUtama
Pasien mengalami penurunan kesadaran
GCS 4 (E = 1, V = 1, M = 2) Soporcoma.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Suami klien mengatakan istri saya mengeluh
sakit kepala sudah sangat lama lalu pada tanggal
9 Oktober 2018 istri saya pingsan dan segera saya
bawa ke RS dr.Murjani Sampit untuk menjalani
rawat inap, kemudian pada tanggal 20 Oktober
2018 istri saya di rujuk ke RSUD dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya. Di IGD pasien mendapatkan
tindakan pemasangan infus NaCl 0,9%, manitol
200cc, Inj.Ondansentron 2x8 mg, Inj.Ranitidine
2x50 mg. Lalu segera dilakukan CT-Scan Kepala
dan didapatkan hasil pasien menderita
meningioma/tumor otak.
 Keadaan Umum
Pada saat dikaji ditemukan pasien
mengalami penurunan kesadaran, pada
tangan sebelah kanan klien terpasang infus
NaCl 0,9% 1500 cc/24 jam 63 cc/jam,
terpasang NGT dan Kateter, pasien tampak
menggunakan ventilator SIMV (Syncronized
Intermitten Mandatory Ventilation).
 StatusMental
Tingkat kesadaran pasien soporcoma,
bentuk badan klien yaitu ectomorph,
klien berbaring dengan posisi terlentang,
penampilan klien tampak kurang bersih
dan kurang rapi.
 Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda-tanda
vital didapatkan hasil: suhu yang diukur di
axilla menunjukkan hasil 36,8 0C, nadi
yaitu 122 x/menit, pernapasan yaitu 30
x/menit, dan tekanan darah yaitu 90/70
mmHg.
 Pernapasan (Breathing)
Pada pengkajian sistem pernapasan
didapatkan: bentuk dada klien normal
simetris. Pasien tampak menggunakan
ventilator mode SIMV (Syncronized
Intermitten Mandatory Ventilation).
Terdapat suara napas tambahan ronkhi
basah. RR :30x/menit. Keluarga klien
mengatakan bahwa klien tidak merokok.
MK : Pola Napas Tidak Efektif
 Persarafan(Brain)
Pada sistem persarafan atau brain, nilai
GCS klien total 4 suporcoma untuk E adalah :
1 dengan hasil pasien tidak dapat membuka
mata dengan rangsangan apapun untuk V
adalah 1 dengan hasil pasien tidak bersuara
dengan rangsangan apapun; M pasien bernilai
2 dengan hasil timbul ekstensi bila diberi
rangsangan nyeri dan dengan data tersebut
didapatkan total nilai GSC adalah 4
(Soporcoma). Pupil klien isokor besar pupil
kanan dan kiri 2 mm dengan refleks cahaya
untuk kanan dan kiri adalah positif.
MK : Penurunan Kapasitas Adaptif
Intrakranial
 Kulit-kulit
Rambut
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik
pada obat, makanan, dan kosmetik. Suhu kulit
klien hangat, warna kulitnya normal, turgor
baik/elastis kembali dalam waktu 1 detik dan
teksturnya halus. Pada kulit klien tidak
terdapat jaringan parut, macula, pustula,
nodula, vesikula, dan papula. Dibagian
belakang tubuh klien terdapat luka dekubitus
dengan P = 15 cm dan L = 12 cm. Luka tampak
terdapat pus dan disekitar luka tampak
jaringan nekrosis. Bentuk kuku pasien juga
simetris.
MK : Gangguan Integritas Kulit
 Penatalaksanaan Medis
Terapi Medis (22 Oktober 2018)

Jenis Dosis/ Rute


NaCL 0,9% 500cc per 24 jam
(IV),O,9 % 20 tpm
Ranitidine 2 x 50 mg
(IV)
Ondansentron 2 x 8 mg
Inf. Manitol 6 x 100 cc
Ceftriaxone 2 x 1 gr
Dexamethasone 3x1
Antrain 3 x 1 gr
Data Subjektif dan Data
Kemungkinan Penyebab Masalah
Objektif

DS : Pasien mengalami Kromosom Membelah Penurunan Kapasitas Adaptif


penurunan kesadaran. Abnormal Intrakranial

DO : Tumor Otak
CRT > 2 detik
Refleks Cahaya kanan kiri Tulang Tengkorak Tidak Dapat
Meluas
positif
Pupil isokor Mendesak Ruang Intrakranial
Besar pupil
Kanan : 2 mm PTIK
Kiri : 2 mm
Total GCS 4 (Soporcoma) Penekanan Jaringan Otak
E : 1 (pasien tidak dapat
membuka mata dengan Massa Menekan Pembuluh
rangsangan apapun) Darah Otak
V : 1 (pasien tidak bersuara
dengan rangsangan apapun) Pembuluh Darah Terjepit
M : 1 (timbul ekstensi bila
diberi rangsangan nyeri) Gangguan Suplai Darah Arteri
DS : Pasien mengalami Pertumbuhan Sel Pola Napas Tidak
penurunan kesadaran Abnormal Efektif

DO : Tumor Otak
Pasien tampak
menggunakan Masaa Dalam Tengkorak
ventilator mode SIMV Bertambah
(Syncronized
Intermitten Mandatory PTIK
Ventilation) Penurunan Suplai Darah
Terdengar suara napas Ke Otak
tambahan ronkhi basah
TTV Rangsangan Pada Pusat
TD : 90/70 mmHg Inhalasi Jantung
N : 122x/menit
RR : 30x/menit Brakirkardi
S : 36,8 ºC
Dispnea
DS : Pasien mengalami Kromosom Membelah Gangguan Integritas
penurunan kesadaran. Abnormal Kulit

DO : Tumor Otak
Pada punggung bagian
bawah sampai ke Tulang Tengkorak Tidak
daerah pantat terdapat Dapat Meluas
ulkus.
P : 15 cm Mendesak Ruang
L : 12 cm Intrakranial
Pada luka tampak
terdapat pus. PTIK
Disekeliling luka
tampak jaringan Penekanan Jaringan
nekrosis. Otak

Foramen Magnum

Paraperesis

Bedrest/Mobilisasi
Prioritas Masalah
1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
berhubungan dengan lesi menempati ruang
(space-occupaying lesion)
2. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan
gangguan integritas jaringan otak
3. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan
penurunan mobilitas
RENCANA KEPERAWATAN DAN
EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai