Dalam pengambilan contoh tanah agar tidak terganggu maka harus diperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
a. Percepatan penetrationnya
b. Cara yang dipakai yaitu dengan cara ditekan atau dipukul kedalam tanah kerena
derajat gangguan dengan ditekan lebih kecil daripada dipukul.
c. Ada atau tidak mengandung kerikil
d. Dari sampling yang digunakan, dapat dihitung berdasarkan area ratio.
De Di
Ar (%) = 100
Di
Menentukan berat jenlis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan nomor 10 dengan
piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air
suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
2.2. Peralatan
a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas
minimum 50 ml
b. Desikator
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110 - 115°C
d. Neraca dengan ketelitan 0,01 grain
e. Termometer ukuran 0 – 50o C dengan ketelitian pembacaan 1o C
f. Saringan no.4 , no. 1 0 dan no.40 serta penadahnya
g. Botol berisi air suling
h. Bak perendam
i. Pompa hampa udara (vakum 1 — 1 ,5 PM) atau tungku listrik
2.3. Benda uji
a. Benda uji dipersiapkan dan di oven sampai kering dengan berat tidak boleh kurang
dari 50 gram
b. Contoh didapat dengan menyaring tanah dengan saringan no.4
c. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 105 - 1100 C
2.4. Cara melakukan
a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang piknometer dan tutupnya
dengan ketelitian 0,01 gram (W1)
b. Masukkan benda uji ke dalam piknometer dan timbang bersama tutupnya dengan
ketelitian 0,01 gram (W2)
c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi 2/3 untuk bahan yang mengandung
lembung diamkan benda uji terendam selama sedikitnya 24 jam.
d. Didihkan piknometer dengan hati - hati selama minimal 10 menit, ketika pemanasan
sedang berlangsung miringkan botol sekali - sekali untuk mempercepat pengeluaran
udara yang tersekap.
e. Isi piknometer dengan air suling, biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai
suhu konstan (24 jam) didalam bejana air atau dalam kamar.
f Sesudah suhu konstan tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas, tutuplah
piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram (W3),
ukur suhu dan piknometer dengan ketelitian 10 Celcius.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut Kosongkan
piknometer dan bersihkan, isi piknometer dengan air suling yang suhunya sama
dengan suhu pada C dengan ketelitian 10 C dan pasang tutupnya. Keringkan bagian
luarnya dari piknometer dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan koreksi
terhadap suhu.
2.5. Perhitungan
Kalibrasi Piknometer
a. Piknometer dibersihkan, dikeringkan dan ditimbang, dicatat beratnya (W4) Kemudian
piknometer diisi air suling dan dimasukkan kedalam bejana air pada suhu 25° C,
tutupnva dipasang. Bersihkan bagian luar piknometer dan keringkan, setelah itu
ditimbang beserta isinya (W25).
b. Dari nilai W2 yang ditentukan pada 250 C, susun table W4. untuk suatu urutan suhu kira -
kira antara 18 – 31o C.
Harga W4 dihitung sebagai berikut :
W4 = W25 x K
Dimana:
W4 = berat piknometer + air yang te!ah dikoreksi
W25 = berat piknometer + air pada suhu 25o C
K = faktor koreksi, seperti yang tercantum dibawah ini
T : 18 19 20 21 22
K : 1,00016 1,0014 1,0012 1,0010 1,0007
T : 23 24 25 26 27
K : 1,0005 1,0003 1,0000 0,9997 0,9995
T : 28 29 30 31 -
K : 0,9992 0,9989 0,986 0,9983 -
2.6. Tabel Perhitungan
6 Temperature toC
7 A = M2 - M1
8 B = M3 - M4
9 C=A-B
10 Specific Gravity, G1 = A/C
11 Average specific gravity, G1
12 Gwater at toC
13 G for 27,5 oC = G = (Gwater at toC)/(Gwater at 27.5oC)
BAB III
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN
AGREGAT HALUS DAN KASAR
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus
dan agregat kasar dengan mengggunakan saringan.
3.2. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan 76,2 mm (3‖) ; 63,5 mm (2,5‖) ; 50,8 mm (2‖) ; 37,5 mm (1,5‖) ;
25 mm (1 ―) ; 19,1 mm (3/4‖) ; 12,5 mm (1/2‖) ; 9,5 mm (3/8‖) ;no. 4 ; no. 50 ; no.
50 ; no. 100 ; no. 200 (standar ASTM).
c. Oven, yang dilekngkapi dengan pengatur suhu memanasi sampai 110 + 115oC.
d. Alat pemisah contoh
e. Mesi pengguncang saringan
f. Talam-talam
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat laoinnya.
3.3. Benda Uji
a. Benda uji diperoleh dari alat pemisa contoh atau cara perempat sebanyak:
i. Agregat halus :
Ukuran maksimum no. 4 : berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum no. 8 : berat minimum 100 gram
ii. Agregat kasar :
Ukuran maksimum 3,5‖ : berat minimum 35 kg
Ukuran maksimum 3 ― : berat minimum 30 kg
Ukuran maksimum 2,5 ― : berat minimum 25 kg
Ukuran maksimum 2 ― : berat minimum 20 kg
Ukuran maksimum 1,5 ― : berat minimum 15 kg
Ukuran maksimum 1 ― : berat minimum 10 kg
Ukuran maksimum ¾ ― : berat minimum 5 kg
Ukuran maksimum ½ ― : berat sminmum 2,5 kg
Ukuran maksimum 3/8 ― : berat minimum 1 kg
b. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut
dipisahkan mejadi 2 bagia dengan saringan no. 4 selanjutnya agregat halus dan kasar
disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.
c. Benda uji disiapkan sesuai dengan PB-0208-76 kecuali apabila butiran ang melalui
saringan no. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syaratnya ketelitian tidak
menghendaki pencucian.
3.4. Cara malakukan
a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu 110-115o C, sampai bertetap.
b. Saring benda uji lewat saringan dengan ukuran saringan paling besa ditempatkan
paling atas.; saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang salama 15
menit.
3.5. Perhitungan
Hitungan persentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan berat
total benda uji.
3.6. Pelaporan
Laporan :
a. jumlah persentase melalui masing-masing saringan atau jumlah persentase diatas
masing-masing saringan dalam bilangan bulat.
b. Grafik akumulatif .
Gambar Alat Dan Skema Pengujian Analisis Saringan
3.7. Tabel Perhitungan
TABEL PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN BENDA UJI
Berat Benda Uji : gr
Persentasi
Jumlah
Berat
Saringan Berat Cawan Berat Cawan + Berat tertahan Berat
Tertahan
Tertahan Tertahan Lewat
No.#4
No.#10
No.#20
No.#40
No.#80
No.#100
No.#200
BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT ISI, ISI PORI DAN DERAJAT KEJENUHAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi, isi pori dan derajat
kejenuhan dari suatu contoh tanah.
4.2. Peralatan
a. Alat timbangan
b. Ring cetakan
c. Alat pemotong contoh tanah.
4.3. Benda uji
a. Contoh tanah yang akan diperiksa dimasukkan dalam tabung sample dilapangan
dan ditutup dengan lilin pada ujung dari pangkalnya untuk menghindari
penguapan, kemudian contoh tanah dari lapangan dikeluarkan dari tabung contoh
dan ujungnya diratakan
b. Cincin diletakkan di depan tabung dan tengah dikeluarkan supaya langsung masuk
ke dalam cetakan. kemudian ujung dari cincin diratakan Dalam pemeriksaan ini
tercakup pemeriksaan kadar air dan berat jenis yang digunakan sebagai pelengkap
dalam perhitungan, sehingga perlu disiapkan benda uji untuk percobaan penentuan
besaran - besaran atas.
4.4. Cara melakukan percobaan
No KETERANGAN I II
A No Ring / No Cawan
B No Contoh
C Kedalaman M
D Berat Ring gr
E Berat Cawan gr
H Volume Ring cm
5.2. Perlatan
a. Tanah yang akan diperiksa di tempatkan dalam cawan yang bersih, kering telah
diketahui beratnya.
b. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat.
c. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di oven pengering hingga
berat contoh tanah konstan.
d. Cawan dan isinya ditutup kemudian didinginkan dalam desikator.
e. Setelah dingin, ditimbang dan beratnya dicatat.
5.4. Perhitungan
NO KETERANGAN SATUAN
A Berat Cawan Gr
Kesimpulan :
- Kadar air diperoleh dari perbandingan berat air yang tergantung dalam tanah dengan
berat kering tanah yang telah di oven
- Semakin banyak air yang terkandung semakin besar kadar airnya, demikian juga
sebaliknya
BAB VI
PEMERIKSAAN BATAS CAIR
Batas cair adalah kadar air pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis (yaitu
batas atas dari daerah plastis). Batas cair adalah kadar air tanah pada 25 pukulan. Percobaan
ini dilakukan terhadap beberapa contoh tanah dengan beberapa kadar air berbeda, dan
banyaknya pukulan dihitung untuk masing-masing kadar air.
6.1. Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair. Batas cair adalah
batas kadar air dimana suatu tanah berubah dari cair menjadi kadaan plastis.
6.2. Peralatan
a. 100 gram contoh tanah yang sudah dipersiapkan diletakkan diatas plat kaca
pengaduk.
b. Benda uji diaduk dengan mnggunakan spatula, dengan menambah air suling
sedikit-dikitnya sampai keadaan homogen
c. Setelah contoh tanah menjadi campuran homogen, ambil sebagian dan letakkan
diatas mangkok alat batas cair, diratakan permukaannya sedemikian sehingga
sejajar dengan dasar alat, bagian yang tebal harus ± 1 cm
d. Alur dibuat dengan membagi dua benda uji dalam mangkok dengan menggunakan
grooving tool melaui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu
membuat alur, posisi grooving tool harus tegak lurus pada permukaan mangkok.
e. Alat diputar sedemikian rupa sehingga mangkok naik turun dengan kecepatan 2
putaran per detik
f. Pemutaran ini dilakukan samapai dasar alur contoh tanah bersinggungan dan catat
jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan. Contoh tanah sedikit diambil dari
mangkok, kemudian dimasukkan ke dalam cawan yang telah disiapkan untuk
diperiksa kadar airnya, kadar air tersebut diambil dari alur bersinggungan.
g. Kembalikan benda uji ke atas kaca pengaduk dan mangkok alat batas cair
dibersihkann. Benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya. Kemudian
ulangi pekerjaan b s/d f dengan variasi kadar yang berbeda, sehingga akan
diperoleh perbedaan pukulan sebesar 8-10 pukulan.
6.5. Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan
kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu
horizontal dengan linier.
Membuat garis lurus melalui titik-titik itu, karena ternyata titik-titik yang
diperoleh tidak terletak pada satu garis lurus, maka garis lurus dibuat melalui titik
tersebut. Besarnya kadar air ditentukan pada jumlah pukulan 25 x , kadar air inilah
yang merupakan batas cair (liquit limit) dari contoh tanah tersebut.
Gambar Skema Alat Casagrande
\
6.6. Tabel Perhitungan
No KETERANGAN I II III IV
A Nomor Cawan
B Banyak Pukulan
C Berat Cawan
D Berat Cawan + Contoh Basah
E Berat Cawan + Contoh Kering
F Bera Air (D- E)
G Beray Contoh Kering (E-C)
H Kadar Air (F/G x 100%)
BAB VII
PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS
Batas plastis adalah kadar air pada batas bawah dengan plastis. Kadar air ini ditentukan
dengan menggilingkan tanah pada plat kaca sehingga diameter dari batang tanah yang
dibentuk mencapai 1/8 inci. Bila mana tanah mulai menjadi pecah pada saat diameter 1/8 inci
tersebut maka kadar air tanah itu adalah batas plastis.
Perhitungan untuk mencari berat tanah basah, tanah kering , berat air dan kadar air sama
dengan cara yang digunakan pada perhitungan analisa batas cair (LL).
7.1. Maksud danTujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas - batas plastis, batas
plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis.
7.2. Peralatan
a. Letakkan contoh tanah sebanyak ± 20 gram diatas plat kemudian diaduk sehingga
kadar airnya rata
b. Setelah kadar airnya rata, buatlah bola - bola tanah dari contoh itu seberat ± 8
gram, kemudian bola - bola tadi digiling di atas kaca, dilakukan di telapak tangan
dengan kecepatan 80 - 90 gilingan/menit.
c, Penggilingan terus dilakukan sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm, bila penggilingan mencapai 3 mm benda uji sudah retak, maka
contoh disatukan kembai dan tambah air suling sedikit dan aduk lagi sampai
rata,jika penggilingan sudah mencapai 3 mm ternyata contoh tanah be1um juga
menunjukkan keretakan maka contoh tanah perlu dibiarkan beberapa saat di udara
bebas agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Berikan kadar air gilingan contoh tanah pada d dilakukan ganda. Kadar air rata -
rata dari 2 pengamatai diatas adalah merupakan batas plastisnya.
7.4. Tabel Perhitungan
A Nomor Cawan
B Berat Cawan
E Bera Air (C - D)
Kesimpulan :
- Batas cair diperoleh dari kadar air, dimana tanah yang mengandung air berubah
menjadi keadaan plastis.
- Semakin banyak air yang terkandung maka tanah akan semakin sulit menjadi plastis.