MEKANIKA TANAH I
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Pulung Adiyatma
18 4101 03200
B. Alat - Alat
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 100 C – 110 C
2. Timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya :
0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
0,10 gram untuk berat antara 100 gram – 1000 gram
1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
3. Cawan kadar air (Tin box)
C. Benda Uji
Berat minimum contoh tanah (basah) yang akan digunakan tergantung pada
ukuran butir tanah, yaitu :
Tanah berbutir halus, berat minimum 10 gram – 25 gram.
Tanah berpasir, berat minimum 50 gram – 100 gram.
Tanah berkerikil, lebih banyak.
D. Prosedur Percobaan :
1. Bersihkan dan keringkan tin box yang akan dipakai, kemudian timbang
berikut tutupnya dan catat beratnya (W1)
2. Masukan benda uji (basah) yang akan diperiksa kedalam tin box, kemudian
berikut tutupnya ditimbang (W2)
3. Dalam keadaan terbuka, tin box bersama benda uji dimasukkan kedalam
oven yang telah diatur suhunya (100 C – 110 C) selama 16 – 24 jam.
Tutup tin box disertakan dan jangan sampai tertukar dengan tin box yang
lain.
E. Perhitungan :
Berat air
Kadar Air = x 100 %
Berat tanah kering
F. Catatan :
1. a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan
dalam oven dilanjutkan beberapa jam, dan pada penimbangan 2 kali yang
berurutan harus beratnya tidak berkurang lagi (maksimal selisih 0,1 %).
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan
organik atau mengandung gips, gunakan temperatur oven sekitar 60 C
– 80 C.
c. Tanah pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat yaitu beberapa
jam.
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli, juga
merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan
pemadatan batas-batas konsistensi, konsolidasi dll.
3. Pemeriksaan kadar air sebaikya dilakukan secara double, yaitu digunakan 2
benda uji dengan 2 tin box (cawan), dengan hasil yang hampir sama yang
kemudian harganya dirata-rata. Jika selisih kedua percobaan terlalu berbeda
maka percobaan harus diulang kembali.
PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 25 Oktober 2019
Kelompok :5
1 Nomor Cawan 02 34
2 Berat cawan kosong W1 gram 15,5 11,85
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 35,5 31,85
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 29,83 26,36
5 Berat Air (W2 – W3) gram 5,67 5,49
6 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 14,330 14,510
(𝑊2 -W3 )
7 Kadar Air (w) % x 100 % 39,567 37,836
(𝑊3 − W1 )
8 Kadar Air Rata-rata (%) 38.702%
H. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pemeriksaan Kadar Air Tanah diperoleh
hasil kadar air rata rata = 38.702%
A. Maksud
Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Berat
jenis tanah adalah suatu perbandingan antara berat-berat butir tanah dengan
berat air destilasi di udara dengan volume yang sama dan temperatur tertentu.
Biasanya diambil untuk temperatur 27,5 C.
B. Alat
1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan tutup (dari gelas)
yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 CC atau lebih besar
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
3. Air bersih bebas udara (dalam wash water)
4. Oven dengan suhu dapat diatur pada (110 5) C
5. Termometer
6. Cawan porselen (mortar) dengan pastle (penumbuk berkepala karet) untk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butirnya sendiri.
7. Alat vacuum atau kompor.
8. Ayakan (sieve) nomor 10
C. Benda Uji
Benda uji adalah contoh tanah yang telah lolos ayakan nomor 10 sekitar 30
– 40 gram yang digunakan untuk pemeriksaan secara duplo (2 percobaan
secara terpisah).
D. Prosedur Percobaan :
1. Siapkan benda uji secukupnya, oven dengan temperatur 60 C sampai dapat
digemburkan atau pengeringan dengan sinar matahari.
2. Dinginkan dalam desikator, tumbuk bila menggumpal dengan mortar dan
pastle, kemudian saring dengan ayakan nomor 10.
3. Timbang piknometer dalam keadaan kosong (W1).
4. Ambil contoh tanah sekitar 15 – 25 gram (20 gram).
E. Hitungan :
1. Berat jenis butir-butir pada t C adalah :
Berat butir 𝑊𝑠
G = Berat Air dengan volume yang sama = 𝑊𝑤
(𝑊2 - W1 )
= (𝑊3 - W4 )
20 0,9982 30 0,9957
21 0,9980 31 0,9954
22 0,9978 32 0,9951
23 0,9976 33 0,9947
24 0,9973 34 0,9944
25 0,9971 35 0,9941
26 0,9968 36 0,9937
27 0,9965 37 0,9934
PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 07 September 2019
Kelompok :5
1 Nomor Piknometer 02 04
2 Berat piknometer kosong W1 gram 31,7 gr 35,3
3 Berat Piknometer + Tanah W2 gram 51,7 gr 55,3
4 Berat Piknometer + Tanah + Air W3 gram 141,35 143,35
5 Berat Piknometer + Air W4 gram 131,95 133,78
6 Temperatur C 34 C 34 C
7 A = W2 – W1 gram 20 20
8 B = W3 – W4 gram 9,4 9,57
9 C = A – B gram 10,6 10,43
𝐴 1,887 1,918
10 Berat Jenis G1 = 𝐶
BJ tanah t ° C
11 G untuk 27,5 C = G1 x 1,890 1,921
BJ tanah 27,5 ° C
I. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pemeriksaan Berat Jenis Tanah diperoleh
hasil berat jenis rata – rata = 1,906 gram
A. Maksud :
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas cair tanah, yaitu
kadar air tanah tersebut pada keadaan peralihan antara cair dan plastis. Tanah
pada keadaan batas cair apabila diperiksa dengan alat Casagrade, kedua bagian
tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm(seperti yang akan
diuraikan di bawah) menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan.
B. Alat :
1. Alat batas cair Casagrade
2. Alat pembarut (groving tool)
3. Cawan porselen (mortar)
4. Pastle (penggerus/penumbuk) berkepala karet atau dibungkus karet
5. Spatel
6. Saringan (sieve) nomor 50
7. Air bersih dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat Percobaan I)
C. Benda Uji :
Contoh tanah yang disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak kurang
lebih 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-
butir yang lebih besar dari 0,425 mm (yang tertahan oleh saringan nomor 50).
Untuk contoh tanah yang tidak mengandung butir-butir kasar lebih besar dari
0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa disaring terlebih dahulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang
dari 60 C) secukupnya saja, sampai dapat disaring. Pemecahan gumpalan-
gumpalan tanah dilakukan dengan menggerus tanah tersebut dalam mortar
dengan menggunakan pastle (penumbuk/penggerus) yang berkepala terbungkus
karet. Hal ini dimaksudkan agar butir-butir tanah tidak rusak. Kemudian saring
dengan saringan (sieve) nomor 50.
D. Prosedur percobaan :
1. Siapkan mangkok batas cair (Casagrade), bersihkan dari lemak atau
kotoran yang menempel.
2. Atur ketinggian jatuh mengkok, dengan cara sebagai berikut :
Kendurkan kedua baut penjepit, lalu putar bendel/tuas pemutar sampai
posisi mengkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm (1 cm).
Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok, kendurkan baut belakang,
angkat magkok, masukan bagian ujung tungkai pembuat alur tepat
masuk diantara dasar mangkok dan alasnya, kencangkan kembali baut
bagian belakang.
3. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan nomor 50 lalu
letakan diatas cawan porselen.
4. Tambahkan air destilasi sedikit demi sedikit, aduk hingga sampel tanah
tersebut sampai homogen.
5. Setelah didapat sampuranhomogen, ambil sampel tanah tersebut lalu
masukan ke dalam mangkok Casagrade. Ratakan permukaannya sehingga
sejajar dengan dudukan alat. Bagian yang paling tebal harus 1 cm.
6. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut.
Gunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah mangkok
secara simetris dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.
7. Putar tuas/handle pemutar dengan kecepatan 2 putaran per detik (dalam 1
detik mangkok jatuh 2 kali) sampai kedoa sisi tanah bertemu sepanjang 1/2”
(12,7 mm). Catat jumlah pukulan yang terjadi untuk mencapai kondisi yang
bersinggungan tersebut. Jumlah pukulan yang dihasilkan harus berkisar
antara 15 – 35 pukulan. Apabila sebelum mencapai 15 pukulan tanah sudah
bersinggungan sepanjang 12,7 mm berarti sampel tanah terlalu cair, harus
ditambah tanah.
Dan sebaliknya apabila sudah melampaui 35 pukulan sampel tanah belum
bersinggungan sepanjang 12,7 mm berarti tanah terlalu padat dan harus
ditambahkan air destilasi.
Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 10
8. Ambil sebagian benda uji dari mangkok tersebut (bagian yang
bersinggungan) dengan menggunakan spatula, masukan ke dalam tin box
(cawan) kosong yang telah ditimbang beratnya, kemudian tentukan kadar
airnya. Sisa benda uji dapat digunakan lagi untuk pengujian berikutnya.
9. Ulangi prosedur pengujian mulai dri prosedur no. 4 sampai no. 7 sehingga
dihasilkan jumlah pukulan yang berbeda.
E. Catatan :
1. Proses bersinggungnya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran bukan
karena geseran antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan
(pencampuran dilakukan dari kadar air terendah kemudian berurutan
menuju yang lebih tinggi).
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah pukulan diambil antara 15
– 20, 21 -25, 26– 30, 31 – 35 dengan 4 kali pengujian.
LL = Wn (N/25)0,121
1 Jumlah pukulan 20 25 30 35
2 Nomer cawan 02 43 38 16 55 65 63 59
3 Berat Cawan Kosong W1 gram 15,54 15,44 15,85 15,73 15,6 13,7 11,59 11,81
4 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 45,62 44,54 44,46 45,4 46,15 46,19 46,9 41,33
5 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 34,17 33,61 33,82 34,39 34,8 38,28 33,85 30,65
6 Berat Air (W2 – W3) gram 11,45 10,93 10,64 11,01 11,35 7,91 13,05 10,68
7 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 18,63 18,17 17,97 18,66 19,2 24,58 22,26 18,84
8 Kadar Air (w) % (𝑾𝟐 - W𝟑 ) 61,46 60,15 59,21 59,003 59,115 32,181 58,625 56,688
x 100 %
(𝑾𝟑 - W𝟏 )
9 Kadar Air Rata-rata (%) 60.807 59,107 45,648 57,657
10 Batas Cair 59,187 59,107 46,666 60,052
H. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pengujian Batas Cair diperoleh hasil batas cair rata-rata=
(59,187 + 59,107 + 46,666 + 60,052 ) / 4 = 56,253
A. Maksud :
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah.
Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) tanah
tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Indeks plastis suatu tanah adalah
bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas
plastis.
B. Alat :
1. Cawan porselen
2. Pastel
3. Spatel
4. Pipet
5. Timbangan Ohaus dengan ketelitian 0,01 gram
6. Plat kaca
7. Cawan logam
8. Oven dengan suhu dapat diatur antara 60 – 80 C
9. Saringan nomor 50
10. Penjepit
11. Air bersih
C. Benda Uji :
Contoh tanah yang dipakai dalam percobaan ini diambil tanah yang lolos
saringan nomor 50.
D. Prosedur percobaan :
1. Tanah dalam keadaan kering dihancurkan dalam cawan porselen dengan
menggunakan spatel, kemudian disaring dengan saringan nomor 50 atau
dengan diameter 0,297 mm, yang lolos saringan kita ambil sebanyak 15 –
20 gram untuk disediakan sebagai contoh tanah.
E. Perhitungan :
PRAKTIKUM MEKTAN 1
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 02 November 2019
Kelompok :5
1 Nomor Cawan 34 13
2 Berat Cawan Kosong W1 gram 11,75 15,60
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 33,07 35,23
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 25,91 28,51
5 Berat Air (W2 – W3) gram 7,16 6,72
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pengujian Batas Plastis diperoleh hasil
indeks plastis (IP) = Batas cair – batas plastis = 56,253 – 51,309= 4,944
B. Alat
1. Prong plate
✓ Cawan porselen
✓ Monel dish
✓ Criztalising dish : - Dish (diameter 5 cm)
- Overflow dish (diameter 9 cm)
2. Spatula
3. Plat kaca
✓ Plat kaca tanpa jarum
✓ Plat kaca yang mempunyai 3 buah jarum/kaki (prong plate)
4. Gelas ukur
5. Timbangan
6. Air raksa
7. Oven.
C. Benda uji :
Siapkan benda uji yang lolos saringan nomor 40 sebanyak 30 gram.
D. Prosedur percobaan :
1. Letakan tanah tersebut dalam porselen dish, tambahkan air sedikit demi
sedikit untuk mengisi seluruh pori-pori tanah. Jumlah air yang diperlukan
untuk mencapai konsistensi agar mudah diaduk kira-kira sedikit lebih tinggi
diatas penambahan air untuk pengujian batas cair.
2. Olesi bagian dalam monel dish dengan raselin/grease secara merata untuk
mencegah lekatan benda uji dengan monel dish.
PRAKTIKUM MEKTAN 1
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 11 NOVEMBER 2019
Kelompok :5
1 Nomor Cawan B A
2 Berat Cawan Kosong 11,33 16,92
3 Berat cawan + Tanah basah 31,77 43
4 Berat cawan + Tanah kering 23,3 31,6
5 Berat air 8,47 11,4
6 Berat tanah kering (W0) 11,97 14,68
7 Kadar air (w) 70,76% 77,657%
8 Isi contoh basah (V) 15,974 18,906
9 Isi contoh kering(V0) 9,835 11,147
10 SL 19,47 24,80
11 Rata-rata 22,14
Percobaan
IB II A
Berat Air Raksa Dalam Monel Dish 217,25 257,12
Berat Air Raksa Yang Tumpah 133,75 151,6
Cristalizing Dish Diameter 5 cm 9 cm
Volume Cristalizing Dish 24,67 cm3 43,96 cm3
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Percobaan Batas Susut diperoleh hasil rata – rata
batas susut = 3, 53
Berat air raksa dalam monel dish pada percobaan I = 217,25 gram
percobaan II = 257,12 gram
Berat air raksa yang tumpah pada percobaan I = 133,75 gram
percobaan II = 151,6 gram
Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 20
BAB VI
ANALISA UKURAN BUTIR TANAH
A. Maksud :
Maksud analisa ukuran butir tanah adalah untuk menentukan ukuran
butir-butir tanah dari suatu contoh tanah, untuk tanah yang ukuran butirannya
lebih dari 0,075 mm (tanah tertahan pada saringan nomor 200), pemeriksaan
dilakukan dengan analisa saringan 0,075 mm. Untuk tanah yang butirannya
lebih kecil dari 0,075 mm, pemeriksaannya dengan menggunakan cara
pengendapan (sedimentasi) di dalam hidrometer.
B. Alat-alat :
1. Saringan nomor 10, 16, 30, 50, 100 dan 200
2. Timbangan Ohaus dengan ketelitian 0,01 gram
3. Cawan porselen (mortar) dengan pastel
4. Alat pengaduk larutan tanah dalam air (mixer)
5. Gelas ukur dengan kapasitas 1000 cc
6. Hidrometer type ASTM 152 H
7. Stop watch (alat pengukur waktu)
8. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan
9. Alat penjepit
10. Air bersih
11. Pipet
12. Termometer
C. Benda uji :
Contoh tanah yang dipakai dalam percobaan ini diambil tanah yang lolos
saringan nomor 10 dengan diameter 2 mm.
E. Perhitungan :
L
D = K√l
F. Tabel Konstanta (Nilai K) yang dipengaruhi oleh Berat jenis tanah dan
suhu
1. Analisa Hidrometer
PRAKTIKUM MEKTAN I
- Jenis Hidrometer Yang Dipakai : 152
- Berat Jenis Tanah : 1,675
- Faktor Koreksi Hidrometer (a) : 1,04
D
Waktu Pembacaan Suhu Pembacaan L K P
Jam (l) Hidrometer Hidrometer (lihat (lihat L R.a
K√ . 100 %
(menit) R1 ( C) R = R1 + k tabel) tabel) l 𝑊𝑘
Wk = 49,92 gram
2. Analisa Saringan
Berat yang ter- % yang ter- % yang tidak % yang lolos
Ukuran
Nomor tinggal pada tinggal pada lolos pada pada
Butir
Saringan Saringan saringan saringan saringan
(mm)
(gram) (%) (%) (%)
10 2,000 0,35 0,756 1,514 98,486
16 1,190 14,76 31,879 63,860 36,140
30 0,590 15,28 33,002 66,110 33,890
50 0,297 8,5 18,359 36,776 63,224
100 0,149 6,73 14,536 29,118 70,882
200 0,074 0,68 1,469 2,942 97,058
Pan <0,074 3,62 0,755 100 0
PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 02 November 2019
Kelompok :5
1 Nomor Cawan 30 63
2 Berat cawan kosong W1 gram 15,71 11,58
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 45,69 46,99
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 33,42 36,14
5 Berat Air (W2 – W3) gram 12,27 10,85
6 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 17,71 24,56
100 x W𝑏
𝑊𝑘 = = 63,804 gram
100 + w
L. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pemeriksaan Kadar Air dengan analisa
ukuran butir tanah yang lolos saringan no.10 yaitu diperoleh hasil kadar air
rata-rata = 56,730 %
Dan diperoleh hasil berat tanah kering oven (W k) = 63,804 gram
A. Maksud :
Untuk mendapatkan nilai kepadatan tanah di lapangan (d lapangan).
Dimana nilai ini dapat memberikan kesimpulan bahwa kepadatan tanah di
lapangan telah memenuhi syarat atau belum, yaitu dengan cara membandingkan
nilai tersebut dengan kepadatan maksimum yang dicapai di laboratorium.
B. Alat-Alat :
1. Botol transparan
2. Corong (kerucut) logam dengan diameter dalam 16,5 cm
3. Plat dasar dengan lubang di tengahnya, berdiameter 16,5 cm
4. Pasir ottawa
5. Timbangan ohaus kecil dan timbangan ohaus besar
6. Oven pengering
7. Cawan
C. Prosedur Percobaan :
A. Menentukan Berat Pasir Ottawa
1. Timbang berat corong logam dan semua perlengkapannya (W 1).
2. Bersihkan corong, tutup krannya lalu diisi dengan pasir ottawa lalu
ditimbang (W3).
3. Letakkan corong dengan lubang diatas, tutup krannya lalu diisi dengan
air dan ditimbang (W2).
4. Volume corong = berat air = W2 – W1.
5. Berat isi pasir (d pasir )
Berat pasir 𝑊3 - W1
𝛾𝑑 = =
Volume pasir 𝑊2 - W1
D. Perhitungan :
A. Untuk mendapatkan harga d di lapangan caranya adalah dengan
menghitung :
1. Berat pasir dalam corong + lubang = W5 – W6
2. Berat pasir dalam corong = W3 – W1
3. Berat pasir dalam lubang (W7) = (W5 – W6) – (W3 – W1)
4. Volume tanah galian = volume pasir
𝑊7
V=
𝛾𝑑
PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 24 Oktober 2019
Kelompok :5
1 Nomor Titik / S. T. A.
2 Berat Corong Logam W1 gram 511
3 Berat Corong Logam + Air W2 gram 1440
4 Berat Corong Logam + Pasir W3 gram 1861
(𝑊3 - W1 `)
5 d pasir gr/cm3 1,45
(𝑊2 - W1 )
6 Berat Pasir + Botol + Corong W5 gram 6373
7 Berat sisa pasir + Botol + Corong W6 gram 1616
Berat Pasir Dalam Corong +
8 (W5 – W6) gram 4757
Lubang
9 Berat Pasir Dalam Corong (W3 – W1) gram 1350
10 Berat Pasir Dalam Lubang (W5–W6) - (W3–W1) gram 3407
Volume Tanah / Pasir Dalam 𝑊7
11 V = cm3 2349,65
Lubang 𝛾d pasir
12 Berat Tanah Basah W4 gram 2590
𝑊4
13 Berat Isi Tanah Basah 𝛾𝑏 = gr/cm3 1,1
𝑉
14 Kadar Air W % 31,185
100 . 𝛾𝑏
15 Berat Isi Kering 𝛾d = gr/cm3 0,83
100 + w
𝛾d lap
16 Derajat Kepadatan R= x 100 % % 39,359
𝛾d maks. lab.
PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 24 Oktober 2019
Kelompok :5
1 Nomor Cawan 02 34
2 Berat cawan kosong W1 gram 15,5 11,85
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 35,5 31,85
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 29,83 26,36
5 Berat Air (W2 – W3) gram 5,67 5,49
6 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 14,33 14,51
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pengujian Kepadatan Tanah di Lapangan
dengan Metode Kerucut Pasir (SAND CONE) dan berdasarkan pengujian
kepadatan tanah dilaboratorium (Standar Proctor) diperoleh hasil derajat
kepadatan = 39,359 % artinya belum memenuhi syarat derajat kepadatan
( R ) yaitu antara 90 % sampai 95 %.
A. Maksud :
Maksud pemadatan tanah adalah untuk menentukan kadar air optimum yang
diperlukan untuk mendapatkan kepadatan tanah yang maksimum.
B. Alat-alat :
1. Alat penumbuk ( hammer) dengan berat 2,5 kg dengan ketinggian alat
ketika di lepas 30,48 cm
2. Dongkrak
3. Silinder pemadatan yang terdiri atas silinder utama dan silinder
sambungan, yang dapat di lepas. Silinder utama tersebut disebut mold
dan silinder sambungan disebut extensio dan keseluruhan dari alat itu
disebut proctor
4. Saringan no 4
5. Nampan
6. Pisau perata
7. Kuas
8. Oven dengan suhu konstan 60⁰C - 80⁰C
9. Alat semprot
10. Sendok tanah
11. Gelas ukur
12. Air Bersih
13. Minyak pelumas
14. Cawan logam
15. Penjepit
16. Timbangan ohaus dengan ketelitian sampai 0,01 gram.
E. Perhitungan :
1. Mencari berat air (Ww)
Ww = W2 – W3
Dimana : W2 = Berat cawan + Tanah basah
W3 = Berat cawan + Tanah kering
2. Mencari berat butir tanah kering (Ws)
Ws = W3 – W1
Dimana : W1 = Berat cawan kosong
3. Kadar air (w)
𝑊2−𝑊3
w= 𝑥 100 %
𝑊3−𝑊1
4. Barat tanah padat
Wb = W- Wm
Dimana : W = Berat mold + Tanah padat
Wm = Berat tanah padat
5. Berat isi basah (𝛾𝑏) dari tiap - tiap percobaan
𝑊𝑏
𝛾𝑏 =
𝑉
Dimana : Wb = Berat tanah padat.
V = volume mold.
Mold : Berat (Wm) : 2572 gram Hammer : Berat (Wm) : 2500 gram
Tinggi (t) : 11,20 cm Tinggi jatuh : 30 cm
Diameter (d) : 10,20 cm Pemadatan : Jumlah lapisan : 3 lapis
Volume (Vm) : 914,72 cm3 jumlah tumbukan : 25 kali
1 Penambahan air % 0 2 4 6 8
2 Berat mold + tanah padat W gram 3650 3867 3961 3960 3985
3 Berat tanah padat Wb gram 1032 1295 1384 1388 1413
4 Berat isi basah (yb) (𝛾𝑏) gr/cm3 3536 2986 2861 2853 2820
PEMERIKSAAN KADAR AIR
5 Nomor Cawan 59 33 63 31 38 55 43 16 60 02
6 Berat Cawan Kosong W1 gram 11,81 13,62 11,53 15,6 15,8 15,57 15,43 15,7 11,66 15,5
7 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 33,13 43,52 35,79 43,63 36,73 36,45 41,1 28,42 39,49 54,09
8 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 28,6 35,99 28,28 35 30,23 29,99 32,02 24,35 30,37 35,16
9 Berat Air (W2 – W3) 4,53 7,53 7,51 8,63 6,5 6,46 9,08 4,07 9,12 18,93
10 Berat Tanah Kering (W3 – W1) 16,79 22,37 16,75 19,4 14,43 14,42 16,59 8,65 18,71 19,66
11 Kadar Air (w) % (𝑊2−𝑊3) 26.98 33.66 44.84 44.485 45.05 44.7 54.73 47.05 48.74 96.28
x100%
(𝑊3−𝑊1)
12 Kadar Air Rata-rata (%) (w) 30,321 44,660 44,922 50,892 72,515
100.𝑦𝑏
13 Berat Isi Kering (𝛾𝑑) 𝛾𝑑= 0,373 0,336 0,336 0,322 0,282
100+𝑤