Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH I

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Pulung Adiyatma
18 4101 03200

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2020
BAB I
KADAR AIR TANAH
A. Maksud
Maksud percobaan adalah untuk menentukan kadar air suatu sample tanah,
yaitu perbandingan berat air yang dikandung tanah dan berat tanah kering tanah
tersebut, dinyatakan dalam prosen.

B. Alat - Alat
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 100  C – 110  C
2. Timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya :
 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
 0,10 gram untuk berat antara 100 gram – 1000 gram
 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
3. Cawan kadar air (Tin box)

C. Benda Uji
Berat minimum contoh tanah (basah) yang akan digunakan tergantung pada
ukuran butir tanah, yaitu :
 Tanah berbutir halus, berat minimum 10 gram – 25 gram.
 Tanah berpasir, berat minimum 50 gram – 100 gram.
 Tanah berkerikil, lebih banyak.

D. Prosedur Percobaan :
1. Bersihkan dan keringkan tin box yang akan dipakai, kemudian timbang
berikut tutupnya dan catat beratnya (W1)
2. Masukan benda uji (basah) yang akan diperiksa kedalam tin box, kemudian
berikut tutupnya ditimbang (W2)
3. Dalam keadaan terbuka, tin box bersama benda uji dimasukkan kedalam
oven yang telah diatur suhunya (100  C – 110  C) selama 16 – 24 jam.
Tutup tin box disertakan dan jangan sampai tertukar dengan tin box yang
lain.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 1


4. Tin box dengan tanah kering diambil dari oven, kemudian dimasukkan
kedalam desikator agar cepat dingin.
5. Setelah dingin timbang tin box dan tanah kering dan catat beratnya (W 3).

E. Perhitungan :
Berat air
Kadar Air = x 100 %
Berat tanah kering

F. Catatan :
1. a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan
dalam oven dilanjutkan beberapa jam, dan pada penimbangan 2 kali yang
berurutan harus beratnya tidak berkurang lagi (maksimal selisih 0,1 %).
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan
organik atau mengandung gips, gunakan temperatur oven sekitar 60  C
– 80  C.
c. Tanah pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat yaitu beberapa
jam.
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli, juga
merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan
pemadatan batas-batas konsistensi, konsolidasi dll.
3. Pemeriksaan kadar air sebaikya dilakukan secara double, yaitu digunakan 2
benda uji dengan 2 tin box (cawan), dengan hasil yang hampir sama yang
kemudian harganya dirata-rata. Jika selisih kedua percobaan terlalu berbeda
maka percobaan harus diulang kembali.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 2


G. Pemeriksaan Kadar Air Asli

PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 25 Oktober 2019
Kelompok :5

1 Nomor Cawan 02 34
2 Berat cawan kosong W1 gram 15,5 11,85
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 35,5 31,85
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 29,83 26,36
5 Berat Air (W2 – W3) gram 5,67 5,49
6 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 14,330 14,510

(𝑊2 -W3 )
7 Kadar Air (w) % x 100 % 39,567 37,836
(𝑊3 − W1 )
8 Kadar Air Rata-rata (%) 38.702%

H. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pemeriksaan Kadar Air Tanah diperoleh
hasil kadar air rata rata = 38.702%

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 3


BAB II
BERAT JENIS TANAH

A. Maksud
Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Berat
jenis tanah adalah suatu perbandingan antara berat-berat butir tanah dengan
berat air destilasi di udara dengan volume yang sama dan temperatur tertentu.
Biasanya diambil untuk temperatur 27,5  C.

B. Alat
1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan tutup (dari gelas)
yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 CC atau lebih besar
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
3. Air bersih bebas udara (dalam wash water)
4. Oven dengan suhu dapat diatur pada (110  5)  C
5. Termometer
6. Cawan porselen (mortar) dengan pastle (penumbuk berkepala karet) untk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butirnya sendiri.
7. Alat vacuum atau kompor.
8. Ayakan (sieve) nomor 10

C. Benda Uji
Benda uji adalah contoh tanah yang telah lolos ayakan nomor 10 sekitar 30
– 40 gram yang digunakan untuk pemeriksaan secara duplo (2 percobaan
secara terpisah).

D. Prosedur Percobaan :
1. Siapkan benda uji secukupnya, oven dengan temperatur 60  C sampai dapat
digemburkan atau pengeringan dengan sinar matahari.
2. Dinginkan dalam desikator, tumbuk bila menggumpal dengan mortar dan
pastle, kemudian saring dengan ayakan nomor 10.
3. Timbang piknometer dalam keadaan kosong (W1).
4. Ambil contoh tanah sekitar 15 – 25 gram (20 gram).

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 4


5. Masukkan contoh tanah tersebut ke dalam piknometer dan catat berat
piknometer + tanah (W2).
6. Tambahkan air destilasi secukupnya hingga tanah terendam oleh air
destilasi tersebut ( 1/3 volume piknometer).
7. Diamkan selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam, kemudian tambahkan air destilasi sampai 2/3 volume
piknometer.
9. Kemudian rebus piknometer dalam hot plate yang berisi larutab gliserine
sampai mendidih. Hal ini dimaksudkan untuk mengeluarkan gelembung-
gelembung udara yang terperangkap dalam butir-buitr tanah.
10. Setelah mendidih, angkat piknometer dari hot plate dan diamkan hingga
dingin.
11. Setelah piknometer dingin lalu tambahkan lagi air destilasi sampai penuh.
Timbang dan catat beratnya (W3).
12. Baca suhu / temperatur pada saat itu.
13. Keluarkan tanah dan air dari dalam piknometer sampai benar-benar bersih.
14. Isi lagi piknometer dengan air destilasi saja sampai penuh. Timbang dan
catat beratnya (W4).

E. Hitungan :
1. Berat jenis butir-butir pada t  C adalah :
Berat butir 𝑊𝑠
G = Berat Air dengan volume yang sama = 𝑊𝑤
(𝑊2 - W1 )
= (𝑊3 - W4 )

2. Berat jenis tanah pada temperatur 27,5  C adalah :


Berat jenis air pada t ° C
G (27,5 ° C) =
Berat Jenis air pada 27,5 ° C

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 5


F. Catatan :
1. Piknometer 50 cc digunakan untuk butir-butir tanah yang lebih besar dari
saringan nomor 4 digunakan piknometer yang lebih besar (misal 100 cc).
Jika tanah berupa cempuran antara butir-butir halus, butir-butir tersebut
harus dipisahkan dengan saringan nomor 4. Kemudian masing-masing
dikerjakan sendiri, kemudian harga tanah (BJ) diambil rata-rata dari
keduanya. Pada percobaan penentuan gradasi pengendonan (cara pipet atau
hidrometer), berat jenis butir-butir yang lolos saringan nomor 10.
2. Sebagai air destilasi sering digunakan karosene yang bersifat membasahkan
butir-butir tanah lebih baik.
3. Contoh tanah basah juga dapat digunakan dan langsung dimasukan ke
dalam piknometer, asal lebih baik.
4. Secara praktis, pengaruh temperatur tidak terlalu besar dan pengaruh yang
besar terhadap kesalahan hasilnya adalah bersihnya udara yang
terperangkap antara butir-butir dan udara yang larit dalam air, sehingga
pembersih udara ini sebaik-baiknya.
5. Pekerjaan penentuan berat jenis suatu contoh tanah harus dilakukan secara
duplo, yaitu dilakukan dua kali secara terpisah. Hasil kedua percobaan harus
ridak berbeda dan dirata-ratakan, jika selisihnya terlalu berbeda maka
percobaan harus diulang kembali.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 6


G. Tabel Berat Jenis Tanah Pada Berbagai Suhu

Temperatur 𝑡°𝐶 Berat Jenis Temperatur 𝑡°𝐶 Berat Jenis

20 0,9982 30 0,9957
21 0,9980 31 0,9954

22 0,9978 32 0,9951
23 0,9976 33 0,9947
24 0,9973 34 0,9944

25 0,9971 35 0,9941
26 0,9968 36 0,9937
27 0,9965 37 0,9934

27,5 0,9964 38 0,9930


28 0,9963 39 0,9926
29 0,9960 40 0,9922

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 7


H. Pemeriksaan Berat Jenis

PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 07 September 2019
Kelompok :5

1 Nomor Piknometer 02 04
2 Berat piknometer kosong W1 gram 31,7 gr 35,3
3 Berat Piknometer + Tanah W2 gram 51,7 gr 55,3
4 Berat Piknometer + Tanah + Air W3 gram 141,35 143,35
5 Berat Piknometer + Air W4 gram 131,95 133,78
6 Temperatur  C 34 C 34 C
7 A = W2 – W1 gram 20 20
8 B = W3 – W4 gram 9,4 9,57
9 C = A – B gram 10,6 10,43
𝐴 1,887 1,918
10 Berat Jenis G1 = 𝐶

BJ tanah t ° C
11 G untuk 27,5  C = G1 x 1,890 1,921
BJ tanah 27,5 ° C

12 G 27,5  C Rata-rata 1,906

I. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pemeriksaan Berat Jenis Tanah diperoleh
hasil berat jenis rata – rata = 1,906 gram

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 8


BAB III
PENGUJIAN BATAS CAIR

A. Maksud :
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas cair tanah, yaitu
kadar air tanah tersebut pada keadaan peralihan antara cair dan plastis. Tanah
pada keadaan batas cair apabila diperiksa dengan alat Casagrade, kedua bagian
tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm(seperti yang akan
diuraikan di bawah) menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan.

B. Alat :
1. Alat batas cair Casagrade
2. Alat pembarut (groving tool)
3. Cawan porselen (mortar)
4. Pastle (penggerus/penumbuk) berkepala karet atau dibungkus karet
5. Spatel
6. Saringan (sieve) nomor 50
7. Air bersih dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat Percobaan I)

C. Benda Uji :
Contoh tanah yang disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak kurang
lebih 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-
butir yang lebih besar dari 0,425 mm (yang tertahan oleh saringan nomor 50).
Untuk contoh tanah yang tidak mengandung butir-butir kasar lebih besar dari
0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa disaring terlebih dahulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang
dari 60  C) secukupnya saja, sampai dapat disaring. Pemecahan gumpalan-
gumpalan tanah dilakukan dengan menggerus tanah tersebut dalam mortar
dengan menggunakan pastle (penumbuk/penggerus) yang berkepala terbungkus
karet. Hal ini dimaksudkan agar butir-butir tanah tidak rusak. Kemudian saring
dengan saringan (sieve) nomor 50.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 9


Bagian yang tertahan saringan nomor 50 disingkirkan dan bagian yang lewat
saringan nomor 50 digunakan sebagai benda uji.

D. Prosedur percobaan :
1. Siapkan mangkok batas cair (Casagrade), bersihkan dari lemak atau
kotoran yang menempel.
2. Atur ketinggian jatuh mengkok, dengan cara sebagai berikut :
 Kendurkan kedua baut penjepit, lalu putar bendel/tuas pemutar sampai
posisi mengkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm (1 cm).
 Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok, kendurkan baut belakang,
angkat magkok, masukan bagian ujung tungkai pembuat alur tepat
masuk diantara dasar mangkok dan alasnya, kencangkan kembali baut
bagian belakang.
3. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan nomor 50 lalu
letakan diatas cawan porselen.
4. Tambahkan air destilasi sedikit demi sedikit, aduk hingga sampel tanah
tersebut sampai homogen.
5. Setelah didapat sampuranhomogen, ambil sampel tanah tersebut lalu
masukan ke dalam mangkok Casagrade. Ratakan permukaannya sehingga
sejajar dengan dudukan alat. Bagian yang paling tebal harus  1 cm.
6. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut.
Gunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah mangkok
secara simetris dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.
7. Putar tuas/handle pemutar dengan kecepatan 2 putaran per detik (dalam 1
detik mangkok jatuh 2 kali) sampai kedoa sisi tanah bertemu sepanjang 1/2”
(12,7 mm). Catat jumlah pukulan yang terjadi untuk mencapai kondisi yang
bersinggungan tersebut. Jumlah pukulan yang dihasilkan harus berkisar
antara 15 – 35 pukulan. Apabila sebelum mencapai 15 pukulan tanah sudah
bersinggungan sepanjang 12,7 mm berarti sampel tanah terlalu cair, harus
ditambah tanah.
Dan sebaliknya apabila sudah melampaui 35 pukulan sampel tanah belum
bersinggungan sepanjang 12,7 mm berarti tanah terlalu padat dan harus
ditambahkan air destilasi.
Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 10
8. Ambil sebagian benda uji dari mangkok tersebut (bagian yang
bersinggungan) dengan menggunakan spatula, masukan ke dalam tin box
(cawan) kosong yang telah ditimbang beratnya, kemudian tentukan kadar
airnya. Sisa benda uji dapat digunakan lagi untuk pengujian berikutnya.
9. Ulangi prosedur pengujian mulai dri prosedur no. 4 sampai no. 7 sehingga
dihasilkan jumlah pukulan yang berbeda.

E. Catatan :
1. Proses bersinggungnya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran bukan
karena geseran antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan
(pencampuran dilakukan dari kadar air terendah kemudian berurutan
menuju yang lebih tinggi).
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah pukulan diambil antara 15
– 20, 21 -25, 26– 30, 31 – 35 dengan 4 kali pengujian.

F. Rumus Perhitungan Batas Cair :

LL = Wn (N/25)0,121

Dimana : LL = Batas Cair


Wn = Kadar Air Rata – rata
N = Jumlah pukulan

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 11


G. Pengujian Batas Cair
PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 15 November 2019
Kelompok :5

1 Jumlah pukulan 20 25 30 35
2 Nomer cawan 02 43 38 16 55 65 63 59
3 Berat Cawan Kosong W1 gram 15,54 15,44 15,85 15,73 15,6 13,7 11,59 11,81
4 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 45,62 44,54 44,46 45,4 46,15 46,19 46,9 41,33
5 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 34,17 33,61 33,82 34,39 34,8 38,28 33,85 30,65
6 Berat Air (W2 – W3) gram 11,45 10,93 10,64 11,01 11,35 7,91 13,05 10,68
7 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 18,63 18,17 17,97 18,66 19,2 24,58 22,26 18,84
8 Kadar Air (w) % (𝑾𝟐 - W𝟑 ) 61,46 60,15 59,21 59,003 59,115 32,181 58,625 56,688
x 100 %
(𝑾𝟑 - W𝟏 )
9 Kadar Air Rata-rata (%) 60.807 59,107 45,648 57,657
10 Batas Cair 59,187 59,107 46,666 60,052

H. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pengujian Batas Cair diperoleh hasil batas cair rata-rata=
(59,187 + 59,107 + 46,666 + 60,052 ) / 4 = 56,253

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 12


BAB IV
PENGUJIAN BATAS PLASTIS

A. Maksud :
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah.
Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) tanah
tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Indeks plastis suatu tanah adalah
bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas
plastis.

B. Alat :
1. Cawan porselen
2. Pastel
3. Spatel
4. Pipet
5. Timbangan Ohaus dengan ketelitian 0,01 gram
6. Plat kaca
7. Cawan logam
8. Oven dengan suhu dapat diatur antara 60 – 80  C
9. Saringan nomor 50
10. Penjepit
11. Air bersih

C. Benda Uji :
Contoh tanah yang dipakai dalam percobaan ini diambil tanah yang lolos
saringan nomor 50.

D. Prosedur percobaan :
1. Tanah dalam keadaan kering dihancurkan dalam cawan porselen dengan
menggunakan spatel, kemudian disaring dengan saringan nomor 50 atau
dengan diameter 0,297 mm, yang lolos saringan kita ambil sebanyak 15 –
20 gram untuk disediakan sebagai contoh tanah.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 13


2. Contoh tanah dimasukkan ke dalam cawan porselen, dicampur dengan air
destilasi menggunakan pipet, diaduk hingga bersifat plastis, yaitu tanah
tidak melekat pada telapak tangan.
3. Tanah yang sudah cukup plastis dibentuk gulungan dengan diameter 10
mm, selanjutnya digelintir dengan telapak tangan atau dengan jari tangan
diatas plat kaca yang diletakkan mendatar dengan tekanan secukupnya
sampai gelintiran mencapai diameter  3 mm.
4. Apabila gelintiran tanah sudah mencapai diameter 3 mm belum menunjukan
adanya retak-retak berarti batas plastis belum tercapai, untuk itu kadar
airnya harus dikurangi dengan cara meremas-remas contoh tanah yang diuji.
Dan sebaliknya apabila gelintiran tanah belum mencapai diameter 3 mm
mengalami retak-retak, maka perlu ditambahkan air destilasi pada contoh
tanah yang diuji.
5. Kemudian tanah digelintir lagi sampai mencapai diameter 3 mm danm
menunjukan adanya retak-retak pada gelintiran tanah tersebut.
6. Gelintiran tanah nomor 5 kemudian dipotong-potong dengan panjang 2 cm.
7. Kemudian timbang cawan kosong (dicatat sebagai W1).
8. Potongan tanah diletakan pada cawan kosong secukupnya kemudian
ditimbang beratnya (dicatat sebagai W 2).
9. Cawan + potongan tanah gelintiran dikeringkan dalam oven dengan suhu
konstan antara 60 – 80  C.

E. Perhitungan :

1. Berat air dalam tanah


= (W2 – W3) gram

2. Berat tanah kering


= (W3 – W1) gram

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 14


3. Kadar air (w) dalam %
𝑊2 - W3
w = x 100 %
𝑊3 - W1

4. Batas plastis = kadar air rata-rata


5. Indeks plastisitas (IP) = Batas Cair – Batas Plastis

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 15


F. Pengujian Batas Plastis

PRAKTIKUM MEKTAN 1
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 02 November 2019
Kelompok :5

1 Nomor Cawan 34 13
2 Berat Cawan Kosong W1 gram 11,75 15,60
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 33,07 35,23
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 25,91 28,51
5 Berat Air (W2 – W3) gram 7,16 6,72

6 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 14,16 12,91

(𝑊2 - W3 ) 50,56 52,05


7 Kadar air (w) x 100 %
(𝑊3 - W1 )
8 Kadar Air Rata-rata (%) (Batas Plastis) 51,309%
9 Indeks Plastis (IP) 5,595%

G. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pengujian Batas Plastis diperoleh hasil
indeks plastis (IP) = Batas cair – batas plastis = 56,253 – 51,309= 4,944

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 16


BAB V
PENGUJIAN BATAS SUSUT
A. Maksud :
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air pada batas semi
padat ke kadar padat yang disebut batas susut dan digunakan untuk menentukan
sifat-sifat tanah.

B. Alat
1. Prong plate
✓ Cawan porselen
✓ Monel dish
✓ Criztalising dish : - Dish (diameter 5 cm)
- Overflow dish (diameter 9 cm)
2. Spatula
3. Plat kaca
✓ Plat kaca tanpa jarum
✓ Plat kaca yang mempunyai 3 buah jarum/kaki (prong plate)
4. Gelas ukur
5. Timbangan
6. Air raksa
7. Oven.

C. Benda uji :
Siapkan benda uji yang lolos saringan nomor 40 sebanyak 30 gram.

D. Prosedur percobaan :
1. Letakan tanah tersebut dalam porselen dish, tambahkan air sedikit demi
sedikit untuk mengisi seluruh pori-pori tanah. Jumlah air yang diperlukan
untuk mencapai konsistensi agar mudah diaduk kira-kira sedikit lebih tinggi
diatas penambahan air untuk pengujian batas cair.
2. Olesi bagian dalam monel dish dengan raselin/grease secara merata untuk
mencegah lekatan benda uji dengan monel dish.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 17


3. Isi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan lalu
pinggir monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah mengisi
rongga monel dish secara merata dan memadat. Lakukan hal yang sama
untuk lapisan berikutnya sehingga pasta tanah mengisi monel dish sampai
penuh dan padat serta tidak ada gelembung-gelembung udara yang
tertangkap.
4. Ratakan permukaan benda uji yang mengisi monel dish dengan spatula.
5. Timbang monel dish dan benda uji basah, keringkan di udara pada
temperatur ruang hingga nampak perubahan warna dari warna gelap ke
warna terang. Kemudian masukan ke dalam oven dengan temperatur
konstan yaitu 110  5  C (230  9  F) selama 24 jam.
6. Tentukan volume benda uji basah dengan cara sebagai berikut :
a. Tentukan berat monel dish kosong.
b. Letakkan monel dish di atas criztalising dish, isi monel dish dengan air
raksa sampai meluap, tekan permujaan monel dish dengan plat kaca agar
air raksa dapat mengisi seluruh volume monel dish.
c. Tentukan volume monel dish dengan menentukan berat air raksa yang
terdapat pada monel dish. Volume benda uji basah (V) sama dengan
volume monel dish.
7. Tentukan volume benda uji kering dengan cara sebagai berikut :
a. Tentukan berat criztalising dish dalam keadaan kosong.
b. Ulangi langkah prosedur nomor 6.b, buang air raksa yang melimpah
pada criztalising dish.
c. Masukkan benda uji yang sudah kering ke dalam monel dish yang berisi
air raksa, tekan dengan menggunakan prong plate sampai benda uji
tenggelam dan tidak nampak benda uji yang seluruhnya oleh air raksa.
d. Catat berat air raksa yang melimpah pada criztalising dish. Berat air ini
menunjukan volume benda uji kering (V0).

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 18


E. Perhitungan :
1. Tentukan kadar air benda uji dengan menggunakan pengujian kadar air.
2. Tentukan volume benda uji basah maupun kering dengan cara sebagai
berikut :
Berat air raksa dalam monel dish
a. Volume benda uji basah (𝑉) = Bj air raksa
Berat air raksa yang tumpah
b. Volume benda uji kering (𝑉0 ) = Bj air raksa

3. penentuan batas susut dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :


V - V0
SL = w - ( x 100 %)
𝑊0

dimana : SL = Batas susut.


w = Kadar air benda uji.
W0 = Berat benda uji kering.
V = Volume benda uji basah.
V0 = Volume benda uji kering.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 19


F. Percobaan Batas Susut

PRAKTIKUM MEKTAN 1
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 11 NOVEMBER 2019
Kelompok :5

1 Nomor Cawan B A
2 Berat Cawan Kosong 11,33 16,92
3 Berat cawan + Tanah basah 31,77 43
4 Berat cawan + Tanah kering 23,3 31,6
5 Berat air 8,47 11,4
6 Berat tanah kering (W0) 11,97 14,68
7 Kadar air (w) 70,76% 77,657%
8 Isi contoh basah (V) 15,974 18,906
9 Isi contoh kering(V0) 9,835 11,147
10 SL 19,47 24,80
11 Rata-rata 22,14
Percobaan
IB II A
Berat Air Raksa Dalam Monel Dish 217,25 257,12
Berat Air Raksa Yang Tumpah 133,75 151,6
Cristalizing Dish Diameter 5 cm 9 cm
Volume Cristalizing Dish 24,67 cm3 43,96 cm3

G. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Percobaan Batas Susut diperoleh hasil rata – rata
batas susut = 3, 53
Berat air raksa dalam monel dish pada percobaan I = 217,25 gram
percobaan II = 257,12 gram
Berat air raksa yang tumpah pada percobaan I = 133,75 gram
percobaan II = 151,6 gram
Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 20
BAB VI
ANALISA UKURAN BUTIR TANAH

A. Maksud :
Maksud analisa ukuran butir tanah adalah untuk menentukan ukuran
butir-butir tanah dari suatu contoh tanah, untuk tanah yang ukuran butirannya
lebih dari 0,075 mm (tanah tertahan pada saringan nomor 200), pemeriksaan
dilakukan dengan analisa saringan 0,075 mm. Untuk tanah yang butirannya
lebih kecil dari 0,075 mm, pemeriksaannya dengan menggunakan cara
pengendapan (sedimentasi) di dalam hidrometer.

B. Alat-alat :
1. Saringan nomor 10, 16, 30, 50, 100 dan 200
2. Timbangan Ohaus dengan ketelitian 0,01 gram
3. Cawan porselen (mortar) dengan pastel
4. Alat pengaduk larutan tanah dalam air (mixer)
5. Gelas ukur dengan kapasitas 1000 cc
6. Hidrometer type ASTM 152 H
7. Stop watch (alat pengukur waktu)
8. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan
9. Alat penjepit
10. Air bersih
11. Pipet
12. Termometer

C. Benda uji :
Contoh tanah yang dipakai dalam percobaan ini diambil tanah yang lolos
saringan nomor 10 dengan diameter 2 mm.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 21


D. Prosedur percobaan
1. Contoh tanah yang dipakai kita saring dengan saringan nomor 10 sebanyak
100 gram.
2. Tanah yang telah kita saring dengan saringan nomor 10, kita masukan ke
dalam mangkok porselen (mortar) dan diberi air destilasi kemudian kita
biarkan selama  24 jam.
3. Tanah yang telah direndam tersebut kemudian kita aduk sampai rata,
kemudian kita biarkan selama 10 menit setelah itu masukan dalam tabung
adukan tanpa ada butir-nutir tanah yang tertinggal kemudian dimixer selama
 5 menit.
4. Tanah yangtelah dimixer kita masukan ke dalam gelas ukur yang
mempunyai kapasitas 1000 cc, kemudian kita tambah air destilasi sampai
1000 cc lalu dikocok selama  1 menit.
5. Kita ambil alat hidrometer kemudian kita masukan dalam gelas ukur,
kemudian kita catat :
✓ Pembacaan hidrometer dengan interval waktu :
0,5 ; 1; 2; 5; 16; 30; 50 dan 250 menit
✓ Pembacaan suhu ruangan dengan termometer pada saat pembacaan
6. Setelah pembacaan 250 menit, air yang didalam gelas ukur kita tuang ke
dalam saringan omor 200 dan tanah yang tertinmggal di saringan nomor 200
dicuci dan kita taruh butir-butir tanah tersebut dalam cawan dan kemudian
kita oven dengan suhu 60  – 80  C selama 24 jam.
7. Setelah kita oven kemudian kita saring dengan saringan nomor 16, 30, 50,
100 dan 200, setelah itu kita timbang masing-masing tanah tersebut.

E. Perhitungan :

✓ Untuk analisa hidrometer :


1. Dihitung berat air (Ww)
Ww = W2 – W3
Dimana : W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering
Ww = Berat air

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 22


2. Dihitung berat tanah kering (Ws)
Ws = W3 – W1
Dimana : W1 = Berat cawan
W3 = Berat cawan + tanah kering
Ws = Berat tanah kering
3. Dihitung berat tanah kering oven (Wk)
100 . W𝑏
Wk = 100 + w
Dimana : Wb = Berat tanah basah
w = Kadar air rata-rata (tidak dalam persen)
4. Dihitung kadar air (w)
𝑊2 −𝑊3
w = x 100 %
𝑊3 - W1

Dimana : W1 = Berat cawan kosong


W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering
5. Dihitung pembacaan hidrometer (R)
R = R1 + k
Dimana : R1 = Pembacaan hidrometer saat pengukuran
k = Faktor koreksi, diambil dari tabel
6. Dihitung butiran diameter butiran dengan rumus :

L
D = K√l

Dimana : D = Diameter ukuran butir


K = Konstanta yang harganya dipengaruhi oleh berat
jenis butiran tanah dan suhu larutan, diambil dari
tabel
l = Selang waktu pembacaan hidrometer
L = Kedalaman efektif, diambil dari tabel.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 23


7. Dihitung persen (%) dari banyaknya tiap-tiap ukuran butir (P)
(R . a)
P = x 100 %
𝑊𝑘

Dimana : R = Pembacaan hidrometer (dari perhitungan nomor 5)


a = Faktor koreksi hidrometer diambil dari tabel.

✓ Untuk analisa saringan


1. Dihitung persen (%) yang lolos saringan
Berat yang tertinggal pada saringan
= x 100 %
𝑊𝑘

2. dihitung persen (%) yang lolos saringan.


= 100 % - % yang tidak lolos saringan.

F. Tabel Konstanta (Nilai K) yang dipengaruhi oleh Berat jenis tanah dan
suhu

Temperatur Berat Jenis Tanah


(ᵒC) 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.0151 0.0148 0.0146 0.0144 0.0141 0.0139 0.0137 0.0136
17 0.0149 0.0146 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134
18 0.0148 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132
19 0.0145 0.0143 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0131
20 0.0143 0.0141 0.0139 0.0137 0.0134 0.0133 0.0131 0.0129
21 0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127
22 0.0140 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0128 0.0126
23 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124
24 0.0137 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0125 0.0123
25 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0122
26 0.0131 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0124 0.0122 0.0120
27 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0119
28 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0123 0.0121 0.0119 0.0117
29 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0121 0.0120 0.0118 0.0116
30 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0118 0.0117 0.0115

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 24


G. Tabel Faktor Koreksi (a) H. Tabel Kedalaman Efektif (L)

Pembacaa Kedalaman Pembacaa Kedalaman


BJ Faktor koreksi (a) n efektif (L) n efektif (L)
0 16.3 31 11.2
2.85 0.96 1 16.1 32 11.1
2 16.0 33 10.9
2.80 0.97 3 15.8 34 10.7
4 15.6 35 10.5
2.75 0.98 5 15.5 36 10.4
6 15.3 37 10.2
2.70 0.99 7 15.2 38 10.1
8 15.0 39 9.9
2.65 1.00 9 14.8 40 9.7
10 14.7 41 9.6
2.60 1.01
11 14.5 42 9.4
12 14.3 43 9.2
2.55 1.02
13 14.2 44 9.1
14 14.0 45 8.9
2.50 1.04
15 13.8 46 8.8
16 13.7 47 8.6
17 13.5 48 8.4
18 13.3 49 8.3
19 13.2 50 8.1
20 13.0 51 7.9
21 12.9 52 7.8
22 12.7 53 7.6
23 12.5 54 7.4
24 12.4 55 7.3
25 12.2 56 7.1
26 12.0 57 7.0
27 11.9 58 6.8
28 11.7 59 6.6
29 11.5 60 6.5
30 11.4

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 25


I. Tabel Nilai Koreksi (k)

SUHU (DERAJAT CELCIUS) 5 SAMPAI GRAM/LITER


20 -0.5
21 -0.2
22 +0.2
23 +0.5
24 +0.8
25 +1.2
26 +1.5
27 +2.0
28 +2.4
29 +2.8
30 +3.2

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 26


J. Analisa Ukuran Butir Tanah

1. Analisa Hidrometer
PRAKTIKUM MEKTAN I
- Jenis Hidrometer Yang Dipakai : 152
- Berat Jenis Tanah : 1,675
- Faktor Koreksi Hidrometer (a) : 1,04

D
Waktu Pembacaan Suhu Pembacaan L K P
Jam (l) Hidrometer Hidrometer (lihat (lihat L R.a
K√ . 100 %
(menit) R1 ( C) R = R1 + k tabel) tabel) l 𝑊𝑘

11.36 0,5 13 28 15,4 11,7 0,013 0,0629 32,083


12.36 1 11 28 13,4 11,7 0,013 0,0445 27,917
2 10 28 12,4 11,7 0,013 0,0314 25,833
5 06 28 8,4 11,7 0,013 0,0199 17,500
16 1,5 28 3,9 11,7 0,013 0,0115 8,125
30 1 28 3,4 11,7 0,013 0,0081 7,083
` 50 1 28 3,4 11,7 0,013 0,0063 7,083
250 0 28 2,4 11,7 0,013 0,0028 5,000

Wk = 49,92 gram

2. Analisa Saringan
Berat yang ter- % yang ter- % yang tidak % yang lolos
Ukuran
Nomor tinggal pada tinggal pada lolos pada pada
Butir
Saringan Saringan saringan saringan saringan
(mm)
(gram) (%) (%) (%)
10 2,000 0,35 0,756 1,514 98,486
16 1,190 14,76 31,879 63,860 36,140
30 0,590 15,28 33,002 66,110 33,890
50 0,297 8,5 18,359 36,776 63,224
100 0,149 6,73 14,536 29,118 70,882
200 0,074 0,68 1,469 2,942 97,058
Pan <0,074 3,62 0,755 100 0

Wk = 0,35 + 14,76 + 15,28 + 8,5 + 6,73 + 0,68 = 49,92 gram

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 27


K. Pemeriksaan Kadar Air
1. Analisa Ukuran Butir Tanah Lolos Saringan No. 10

PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 02 November 2019
Kelompok :5

1 Nomor Cawan 30 63
2 Berat cawan kosong W1 gram 15,71 11,58
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 45,69 46,99
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 33,42 36,14
5 Berat Air (W2 – W3) gram 12,27 10,85
6 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 17,71 24,56

7 Kadar Air (w) % (𝑊2 -W3 ) 69,283 44,178


x 100 %
(𝑊3 − W1 )
8 Kadar Air Rata-rata (%) 56,730

Berat Tanah Basah (Wb) : 100 gram


Kadar Air (w) Rata-rata : 56,730%
Berat Tanah Kering Oven (Wk) : 63,804 gram

100 x W𝑏
𝑊𝑘 = = 63,804 gram
100 + w

L. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pemeriksaan Kadar Air dengan analisa
ukuran butir tanah yang lolos saringan no.10 yaitu diperoleh hasil kadar air
rata-rata = 56,730 %
Dan diperoleh hasil berat tanah kering oven (W k) = 63,804 gram

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 28


BAB VII
KEPADATAN TANAH DI LAPANGAN
DENGAN METODE KERUCUT PASIR (SAND CONE)

A. Maksud :
Untuk mendapatkan nilai kepadatan tanah di lapangan (d lapangan).
Dimana nilai ini dapat memberikan kesimpulan bahwa kepadatan tanah di
lapangan telah memenuhi syarat atau belum, yaitu dengan cara membandingkan
nilai tersebut dengan kepadatan maksimum yang dicapai di laboratorium.

B. Alat-Alat :
1. Botol transparan
2. Corong (kerucut) logam dengan diameter dalam 16,5 cm
3. Plat dasar dengan lubang di tengahnya, berdiameter 16,5 cm
4. Pasir ottawa
5. Timbangan ohaus kecil dan timbangan ohaus besar
6. Oven pengering
7. Cawan

C. Prosedur Percobaan :
A. Menentukan Berat Pasir Ottawa
1. Timbang berat corong logam dan semua perlengkapannya (W 1).
2. Bersihkan corong, tutup krannya lalu diisi dengan pasir ottawa lalu
ditimbang (W3).
3. Letakkan corong dengan lubang diatas, tutup krannya lalu diisi dengan
air dan ditimbang (W2).
4. Volume corong = berat air = W2 – W1.
5. Berat isi pasir (d pasir )
Berat pasir 𝑊3 - W1
𝛾𝑑 = =
Volume pasir 𝑊2 - W1

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 29


B. Menentukan d di lapangan
1. Siapkan permukaan tanah yang diuji dengan membuat rata permukaan
tanah tersebut.
2. Tempatkan plat dasar diatas permukaan tanah yang sudah rata dan diberi
tanda dengan hati-hati sesuai dengan diameter plat. Kemudian digali
sesuai diameter plat sedalam 10-15 cm.
3. Bersihkan plat dari tanah yang digali, sebelum corong dituangkan.
Ketika sudah bersih dari tanah, pasang botol sand cone, lalu buka keran.
4. Tanah hasil galian ditimbang beratnya (W4) dan dicari kadar airnya (w)
di laboratorium.
5. Botol diisi dengan pasir ottawa, kemudian botol + pasir ottawa + corong
logam ditimbang, dan catat beratnya (W5)
6. Tempatkan secara terbalik botol + kerucut yang berisi pasir tadi diatas
lubang, kran dibuka, biarkan pasir mengalir sampai berhenti. Setelah
pasir berhenti mengalir kemudian kran ditutup.
7. Angkat botol, kemudian timbang botol + corong + sisa pasir dan catat
beratnya (W6).

D. Perhitungan :
A. Untuk mendapatkan harga d di lapangan caranya adalah dengan
menghitung :
1. Berat pasir dalam corong + lubang = W5 – W6
2. Berat pasir dalam corong = W3 – W1
3. Berat pasir dalam lubang (W7) = (W5 – W6) – (W3 – W1)
4. Volume tanah galian = volume pasir
𝑊7
V=
𝛾𝑑

5. Berat isi tanah


𝑊4
b = 𝑉

6. Kadar air dicari di laboratorium = w %


100 . 𝛾𝑏
7. Berat isi kering tanah d =
100 + w
8.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 30


B. Mencari harga derajat kepadatan (Relative Compaction) = R
𝛾 lapangan
R = 𝛾𝑑 maks. lab x 100 %
𝑑

Harga R harus mencapai 90 % sampai 95 %.


Yd maks.lab : (yd Rata – rata Standar Proctor)
… +⋯ +⋯ +⋯.+ ,..
Yd Standar Proctor =
𝟓
= ...

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 31


E. Pemeriksaan Kepadatan Tanah Di Lapangan Dengan Sand Cone

PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 24 Oktober 2019
Kelompok :5

1 Nomor Titik / S. T. A.
2 Berat Corong Logam W1 gram 511
3 Berat Corong Logam + Air W2 gram 1440
4 Berat Corong Logam + Pasir W3 gram 1861
(𝑊3 - W1 `)
5 d pasir gr/cm3 1,45
(𝑊2 - W1 )
6 Berat Pasir + Botol + Corong W5 gram 6373
7 Berat sisa pasir + Botol + Corong W6 gram 1616
Berat Pasir Dalam Corong +
8 (W5 – W6) gram 4757
Lubang
9 Berat Pasir Dalam Corong (W3 – W1) gram 1350
10 Berat Pasir Dalam Lubang (W5–W6) - (W3–W1) gram 3407
Volume Tanah / Pasir Dalam 𝑊7
11 V = cm3 2349,65
Lubang 𝛾d pasir
12 Berat Tanah Basah W4 gram 2590
𝑊4
13 Berat Isi Tanah Basah 𝛾𝑏 = gr/cm3 1,1
𝑉
14 Kadar Air W % 31,185
100 . 𝛾𝑏
15 Berat Isi Kering 𝛾d = gr/cm3 0,83
100 + w
𝛾d lap
16 Derajat Kepadatan R= x 100 % % 39,359
𝛾d maks. lab.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 32


F. Pemeriksaan Kadar Air Sand Cone

PRAKTIKUM MEKTAN I
Lokasi : LABORATORIUM MEKTAN
Tanggal : 24 Oktober 2019
Kelompok :5

1 Nomor Cawan 02 34
2 Berat cawan kosong W1 gram 15,5 11,85
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 35,5 31,85
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 29,83 26,36
5 Berat Air (W2 – W3) gram 5,67 5,49
6 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 14,33 14,51

7 Kadar Air (w) % (𝑊2 -W3 )


x 100 % 39,567% 37,836%
(𝑊3 − W1 )
8 Kadar Air Rata-rata (%) 38,702 %

G. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pengujian Kepadatan Tanah di Lapangan
dengan Metode Kerucut Pasir (SAND CONE) dan berdasarkan pengujian
kepadatan tanah dilaboratorium (Standar Proctor) diperoleh hasil derajat
kepadatan = 39,359 % artinya belum memenuhi syarat derajat kepadatan
( R ) yaitu antara 90 % sampai 95 %.

Kesimpulan dari pelaksanaan Pengujian Kadar Air SAND CONE diperoleh


hasil kadar air rata-rata = 38,702 %

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 33


PERCOBAAN VIII
PEMADATAN TANAH

A. Maksud :
Maksud pemadatan tanah adalah untuk menentukan kadar air optimum yang
diperlukan untuk mendapatkan kepadatan tanah yang maksimum.
B. Alat-alat :
1. Alat penumbuk ( hammer) dengan berat 2,5 kg dengan ketinggian alat
ketika di lepas 30,48 cm
2. Dongkrak
3. Silinder pemadatan yang terdiri atas silinder utama dan silinder
sambungan, yang dapat di lepas. Silinder utama tersebut disebut mold
dan silinder sambungan disebut extensio dan keseluruhan dari alat itu
disebut proctor
4. Saringan no 4
5. Nampan
6. Pisau perata
7. Kuas
8. Oven dengan suhu konstan 60⁰C - 80⁰C
9. Alat semprot
10. Sendok tanah
11. Gelas ukur
12. Air Bersih
13. Minyak pelumas
14. Cawan logam
15. Penjepit
16. Timbangan ohaus dengan ketelitian sampai 0,01 gram.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 34


C. Benda Uji :
Benda uji adalah tanah yang telah lolos saringan nomer 4. Untuk tiap
percobaan digunakan tanah sebanyak ± 2,5 kg.
D. Prosedur percobaan :
1. Silinder proctor dan penumbuk dibersihkan kemudian bagian mold
ditimbang dan dicatat beratnya sebagai (Wm)
2. Bagian dalam silinder dan hammer diolesi pelumas agar tanah tidak
melekat pada waktu pengukuran.
3. Masing-masing bagian tanah dipadatkan dengan kadar air yang
berbeda :
a. Bagian tanah yang pertama ditambah air 0% berarti kadar air yang
digunakan adalah kadar air asli
b. Bagian tanah yang kedua ditambah 2% air, pemberian air
dilakukan dengan cara tanah digelar diatas nampan kemudian
diaduk dengan sendok tanah, disemprotkan air melalui sprayer
sebanyak ±50cc
c. Bagian tanah yang ke-3 ditambah air sebanyak 4%, pemberian air
sama seperti langkah ke-2, banyaknya air destilasi ±90cc.
d. Bagian tanah yang ke-4 ditambah air sebanyak 6%, pemberian air
sama seperti sebelumnya, banyaknya air destilasi ±130cc.
e. Bagian tanah yang ke-5 ditambah air sebanyak 8%, pemberian air
sama seperti sebelumnya, banyaknya air destilasi ±170cc.
4. Setiap bagian tanah yang dipadatkan dengan kadar air seperti nomer 3,
dibagi menjadi 3 bagian untuk dijadikan lapisan-lapisan pemadatan.
5. Tanah dipadatkan dengan silinder dengan alat penumbuk selapis demi
selapis, sebelum diberi lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan
dibawahnya digaris-garis (digurat dengan pisau), hal ini dilakukan agar
kedua lapisan saling melekat
6. Setelah selesai pemadatan pada lapisan ketiga silinder sambungan
dilepas kemudian tanah padat dalam mold dipotong rata setinggi mold
yang berisi tanah ditimbang dan dicatat beratnya (W).

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 35


7. Dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara berat isi kering
dengan kadar air dimana sumbu tegak menunjukan berat isi kering,
sedang sumbu mendatar menujukan kadar air dalam %. Dari grafik
yang diperoleh dapat dicari kadar air optimum dengan menarik garis
tegak dari berat isi kering maksimum dan menarik garis mendatar dari
puncak lengkung grafik.

E. Perhitungan :
1. Mencari berat air (Ww)
Ww = W2 – W3
Dimana : W2 = Berat cawan + Tanah basah
W3 = Berat cawan + Tanah kering
2. Mencari berat butir tanah kering (Ws)
Ws = W3 – W1
Dimana : W1 = Berat cawan kosong
3. Kadar air (w)
𝑊2−𝑊3
w= 𝑥 100 %
𝑊3−𝑊1
4. Barat tanah padat
Wb = W- Wm
Dimana : W = Berat mold + Tanah padat
Wm = Berat tanah padat
5. Berat isi basah (𝛾𝑏) dari tiap - tiap percobaan
𝑊𝑏
𝛾𝑏 =
𝑉
Dimana : Wb = Berat tanah padat.
V = volume mold.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 36


6. Berat isi kering (𝛾𝑑)
100.𝛾𝑏
𝛾𝑑 = x 100%
100+𝑤
Dimana : 𝛾𝑏 = Berat isi basah.
𝛾𝑑 = Berat isi kering.
w = Kadar air (tidak dalam %).
7. Dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara berat isi kering
dengan kadar air dimana sumbu tegak menunjukan berat isi kering, sedang
sumbu mendatar menunjukan kadar air dalam %. Dari grafik yang diperoleh
dapat dicari kadar air optimum dengan menarik garis tegak dari berat isi
kering maksimum dan menarik garis mendatar dari puncak lengkung grafik.

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 37


F. Pemeriksaan Kepadatan Tanah Di Laboratorium (Standar Proctor)
Nama : Kelompok 5
Lokasi : Laboratorium Mektan
Tanggal tes : 8 November 2019

Mold : Berat (Wm) : 2572 gram Hammer : Berat (Wm) : 2500 gram
Tinggi (t) : 11,20 cm Tinggi jatuh : 30 cm
Diameter (d) : 10,20 cm Pemadatan : Jumlah lapisan : 3 lapis
Volume (Vm) : 914,72 cm3 jumlah tumbukan : 25 kali
1 Penambahan air % 0 2 4 6 8
2 Berat mold + tanah padat W gram 3650 3867 3961 3960 3985
3 Berat tanah padat Wb gram 1032 1295 1384 1388 1413
4 Berat isi basah (yb) (𝛾𝑏) gr/cm3 3536 2986 2861 2853 2820
PEMERIKSAAN KADAR AIR
5 Nomor Cawan 59 33 63 31 38 55 43 16 60 02
6 Berat Cawan Kosong W1 gram 11,81 13,62 11,53 15,6 15,8 15,57 15,43 15,7 11,66 15,5
7 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 33,13 43,52 35,79 43,63 36,73 36,45 41,1 28,42 39,49 54,09
8 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 28,6 35,99 28,28 35 30,23 29,99 32,02 24,35 30,37 35,16
9 Berat Air (W2 – W3) 4,53 7,53 7,51 8,63 6,5 6,46 9,08 4,07 9,12 18,93
10 Berat Tanah Kering (W3 – W1) 16,79 22,37 16,75 19,4 14,43 14,42 16,59 8,65 18,71 19,66
11 Kadar Air (w) % (𝑊2−𝑊3) 26.98 33.66 44.84 44.485 45.05 44.7 54.73 47.05 48.74 96.28
x100%
(𝑊3−𝑊1)
12 Kadar Air Rata-rata (%) (w) 30,321 44,660 44,922 50,892 72,515
100.𝑦𝑏
13 Berat Isi Kering (𝛾𝑑) 𝛾𝑑= 0,373 0,336 0,336 0,322 0,282
100+𝑤

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 38


G. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan Pemeriksaan kepadatan Tanah di Laboratorium
(Standar Proctor) diperoleh hasil

rata – rata berat isi kering (𝛾𝑏) =


0,373 + 0,336 + 0,336 + 0,322 + 0,282
=0,330
5

Praktikum Mekanika Tanah I – Kelompok 5 39

Anda mungkin juga menyukai