Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM

: Specific Gravity

TANGGAL PRAKTIKUM

PENYUSUN MODUL

: Febri Joel Sitorus

ASISTEN PENANGGUNG JAWAB

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Maksud dan Tujuan


Definisi Specific Gravity :
Maksud praktikum specific Gravity butiran tanah adalah perbandingan berat isi tanah
dengan berat isi air pada temperatur 4C.
Tujuan pratikum Specific Gravity adalah:
1. Untuk menentukan Specific Gravity dari suatu bahan atau material tanah.
2. Tujuan akhir praktikum specifik gravity adalah yaitu menentukan jenis tanah pada setiap
kedalaman dari suatu bahan atau material tanah berdasarkan nilai specifik gravity.
3. Menentukan kandungan mineral yang terdapat pada tanah kedalaman.

I.2. Teori dan Rumus


Hasilhasil penentuan berat jenis dari sebagian besar tanah menujukkan nilainilai
dari 2,5 2,8 . Nilai ini merupakan nilainilai yang sering dijumpai , dimana nilainilai
antara 2,60 2,75 adalah nilai yang paling sering dijumpai. Pada kenyataannya pengujian
berat jenis jarang dilakukan dan nilainilai diambil secara kasar sebagai berikut :

JENIS TANAH
KERIKIL
PASIR
PASIR KELANAUAN
LANAU TAK ORGANIK
LEMPUNG ORGANIK
LEMPUNG TAK ORGANIK
TANAH DENGAN MIKA ATAU BESI
TANAH ORGANIK
HUMUS
GAMBUT

GS {SPECIFIC GRAVITY}
2.65 2.68
2.65 2.67
2.67 2.70
2.62 2.68
2.70 2.75
2.68 2.75
2.75 3.00
> 2.00
1.37
1.25 1.80

Tabel 1.1. Sumber, HC Mekanika Tanah I Gramedia, Jakarta.

Adapun rumus rumus yang digunakan :

Gs

s
w pada 4 0 c

Ws
Vs

Dimana : s

Ww
Vw

: Berat isi tanah

w : Berat isi air


Vs

: volume tanah dimasukkan ke volumetric flash

Vw : volume air dimasukkan ke dalam volumetric flash


Pada percobaan ini harga Vs = Vw maka berdasarkan hukum Archimedes bahwa volume benda
yang dimasukkan kedalam suatu zat cair maka akan sama dengan volume zat cair yang
dipindahkan benda itu, berarti volume tanah yang dimasukkan kedalam volumetrik flash
harus sama dengan volume air yang dipindahkan.
Gs

s
Ws . Vs
Ws

w Ww . Vw
Ww

W yang digunakan untuk menentukan Gs adalah berat jenis air pada temperatur 4C,
maka untuk percobaan pada TC didapat harga :

T c
4 c

Berarti koreksi untuk Gs adalah :


Gs =

Ws

Ww
Dimana :

Ww
Ww

= Ws + Wbw - Wbs
= Berat air (yang mempunyai volume = volume tanah)

Ws

= Berat tanah kering

Wbw

= Berat volumetric flash + Air

Wbws

= Berat volumetric flash + Air + Contoh tanah

= Faktor koreksi, dimana air pada TC dibandingkan


dengan air pada 4C (W = 1)

TABEL ()
TemperaturC
16

1,0007

w
0,99897

18

1,0004

0,99862

20

1,0000

0,99823

22

0,9996

0,99780

24

0,9991

0,99732

26

0,9986

0,99682

28

0,9959

0,99568

29

0,99598

0,99598

30

0,99568

0.99568

Tabel 1.2. Faktor koreksi , dimana air pada TC dibandingkan degan air pada 4C (W = 1)
( Sumber : Bowles . J. E, Engineering Properties Of Soil and Their Measurrentment, 2nd Ed, Mc Graw Hill Book Company)

SIFAT - SIFAT FISIS DAN GEOTEKNIS TANAH


Mineral

Berat Jenis

Mineral

Berat Jenis

Bentonit

2,13 2,18

Muskovit(mika)

2,80 2,90

Gipsum

2,30

Dolomit

2,87

Gibsip

2,30 2,40

Aragonit

2,94

Montmorilonit

2,40

Anhydrit

3,00

Felsfarortoklas

2,56

Biotit (mika)

3,00 3,10

Ilit

2,00

Hornblende

3,00 3,47

Kuarsa

2,60

Augit

3,20 3,40

Koalinit

2,60 2,63

Olivin

3,80

Klorit

2,60 3,00

Limonit

3,80

Felsfar Plagioklas

2,62 2,76

Siderit

3,83 3,88

Talkum

2,70 2,80

Hemanit

4,90 5,30

Kalsit

2,80 2,90

Magnetit

5,17 5,18

Tabel 1.3. Nilai nilai khas berat jenis untuk mineral tanah
(Sumber : Bowles.J.E, Engineering Properties of Soil and Their Measurrentment,2nd Ed, Mc Graw Hill Book Company).

Nilai Gs

pada percobaan Specific Grafity mempunyai hubungan dengan modul

Consolidation dan Compaction. Hubungan nilai Gs dengan modul Consolidation yaitu untuk
menentukan tinggi padat tanah pada consolidasi yang merupakan perbandingan antara nilai
berat kering tanah dengan Gs dan luas contoh tanah.
Rumus :
H

Dimana :

Ws
Gs . A

Ho

: Tinggi padat

Ws

: Berat kering tanah padat

Gs

: Nilai Gs

: Luas contoh tanah

Sedangkan hubungan antara nilai Gs dengan modul Compaction adalah untuk


menghitung besarnya ZAV (Zero Air Void Line) atau derajat kejenuhan

100

yaitu

hubungan teoritis antara berat isi kering dengan kadar air bilamana derajat kejenuhan adalah
100 , yaitu bila pori tanah sama sekali tidak mengandung udara. Garis tersebut dirumuskan
sebagai berikut :

ZAV

Gs . s
1 W Gs

Dimana :
Gs

: Specific Grafity

: Kadar air contoh tanah.

: Berat jenis air ( = 1,0 ).

Zero Air Void Line ini digunakan sebagai petunjuk pada waktu digambar grafik hasil
pemadatan. Garis pemadatan tidak boleh memotong ZAV.

I.3. Alat alat dan Bahan Yang Dipergunakan.


Alat alat :
a.

Volumetric (piknometer) 500 ml

b.

Bak pendingin

c.

Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

d.

Oven dengan suhu 105C - 110C

e.

Kompor listrik

f.

Thermometer dengan ketelitian 0,1C

g.

Corong dengan pipet

h.

Kain lap dan tissue

i.

Evaporadish

j.

Air suling , dan lain lain.

Bahan yang digunakan:


Untuk tiap contoh tanah dalam percobaan ini digunakan contoh tanah lolos saringan
no.4 ASTM , disiapkan 2 x 100 gram tanah kering oven untuk kedalam 1 m dan 3 m.

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1. Persiapan Percobaan


1. Untuk tiap contoh tanah disiapkan dua buah piknometer yang masing masing telah
diberi nomor/tanda.
2. Piknometer harus dalam keadan bersih.
3. Contoh tanah dari masing masing kedalaman harus kering oven, disiapkan.
4. Siapkan air suling.

II.2. Jalannya Percoban


1. Masukkan air suling kedalam piknometer sebanyak 500 ml, catat temperaturnya (TC)
dan keringkan bagian luar piknometer dengan tissue. Kemudian timbang piknometer
beserta air suling didalamnya (Wbw).
2. Timbang evaporadish (Wt of Evaporadish), lalu masukkan contoh tanah kedalam
evaporadish dan ditimbang (Wt of Evaporadish + dry soil) dan perkirakan selalu berat
dry soil 100 gram.
3. Keluarkan air dalam piknometer, kira kira 2/3 bagian dan dengan bantuan corong
masukkan contoh tanah yang sudah ditimbang tadi kedalam piknometer. Usahakan
jangan ada contoh tanah yang tertinggal pada evaporadish atau menempel pada dinding
leher piknometer.
4. Piknometer lalu diguncang guncangkan, agar air dan tanah menjadi homogen dan
usahakan agar tidak ada yang melekat pada dinding bagian dalam piknometer dengan
jalan membersihkannya dengan air suling sedikit demi sedikit.
5. Catat kembali temperaturnya.
6. Didihkan piknometer dengan kompor listrik selama 15 menit supaya udara dalam tanah
keluar. Lakukan hal ini sambil menguncang guncangkan piknometer agar tanah
tercampur dengan air.

7. Setelah mendidih benar, tambahkan lagi air suling sampai pada batas 500 ml, kemudian
dengan bantuan bak pendingin piknometer yang berisi air dan tanah didinginkan.
8. Lakukan pendinginan ini sampai kembali pada temperatur awal.
9. Sesudah sama kembali temperaturnya, keringkan bagian luar piknometer, kemudian
timbang (Wbws).
10. Percobaan selesai dan Gs dapat dihitung.

II.3. Data dan Foto


Terlampir

BAB III
HASIL PERCOBAAN

Sampel 1 untuk kedalaman 1 meter

ww

= 100 gram

wbws

= 741,1 gram

wbw

= 679,9 gram

ww

= ws + wbw - wbws
= 100 + 679,1 741,1
= 38gram

29C

= 0,99598

Gs(1)

Ws
Ww

= 0,99598

100
38

= 2,621
Sampel 2 untuk kedalaman tanah 1 meter
Diketahui

ws

= 100

gram

wbws

= 742

gram

wbw

= 679,9 gram

ww

= ws + wbw - wbws
= 100 + 679,9 742
= 37,9 gram

29C = 0,99598

Gs(1) =

Gs(2) = 0,99598 37,9

Ws
Ww
100

Berat jenis rata rata butiran tanah (Gs) pada kedalaman 1 meter :
2,621 2,628
2
2,6245

Gs

Gs = 2,6245 (tanah lanau tak organik yang banyak mengandung mineral felsfar plagioklas)
% kesalahan

2,628 - 2,621
100 2 %
2,6245
0,2667 2%

Sampel 3 untuk kedalaman 3 meter

ws

= 100 gram

wbws

= 742,2 gram

wbw

= 679 gram

ww

= ws + wbw - wbws
= 100 + 742,2 679
= 36,8 gram

29C = 0,99598
=

Gs

Ws
Ww

Gs (3) = 0,99598

100
36,8

= 2,706
Sampel 4 untuk kedalaman tanah 3 meter
Diketahui

ws

= 100 gram

wbws

= 692,9 gram

wbw

= 629,8 gram

ww

= ws + wbw - wbws
= 100 + 629,8 692,9
= 36,9 gram

30C = 0,99568
Gs

Ws
Ww

Gs (4) = 0,99568

100
36,9

= 2,698

Berat jenis rata rata butiran tanah (Gs) pada kedalaman 3 meter :
Gs

Gs (3) Gs (4)
2

2,706 2,698
2
2,702

Gs = 2,702 (tanah lempung organik yang banyak mengandung mineral felsfar plagioklas).

2,702 - 2,698
100 2%
2,701
0,296 2%

% kesalahan

BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan Specific Gravity dapat diketahui contoh tanah dari hasil pengeboran
dengan nilai Gs untuk setiap kedalaman :

Pada kedalaman 1 meter nilai Gs = 2,6245 termasuk jenis tanah lanau tak organik
yang banyak mengandung mineral felsfar plagioklas (2,62 2,76).

Pada kedalaman 3 meter nilai Gs = 2,702 termasuk jenis tanah lempung organik yang
banyak mengandung mineral felsfar plagioklas (2,70 2,75).

2. Dari hasil perhitungan persentase kesalahan diperoleh persentase kesalahan pada


kedalaman 1 meter = 0,2667 dan 3 meter = 0,296 tidak melebihi 2.
Hal ini berati bahwa praktikum yang dilakukan dapat berjalan sesuai persyaratan dari
persentase pada kedalaman 1 m dan 3 m tidak melebihi 2 , ini berarti bahwa praktikum
dilakukan berhasil dengan benar.

IV.2. Faktor Kesalahan


Ketelitian kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Tetapi
praktikum yang dilakukan diatas tidak terlepas dari kesalahan kesalahan yang bersumber
pada :
1. Kekurang telitian pada waktu menimbang contoh tanah.
2. Adanya butiran tanah yang hilang atau tidak masuk kedalam volumetric flash.
3. Kekurang telitian sewaktu memasukkan kembali air suling kedalam volumetric flash
hingga volume air sebanyak 500 ml tidak sama pada keadaan awal.

IV.3. Saran
1. Pada saat praktikum, para praktikan agar berkonsentrasi penuh, khususnya pada
penggunaan alat supaya kesalahan kesalahan dalam praktikum dapat ditekan sekecil
mungkin.

2. Data data praktikum hendaknya dihitung seteliti mungkin agar hasil yang didapat lebih
akurat, karena nilai Gs ini tidak hanya dipakai pada percobaan Specific Gravity saja,
tetapi juga digunakan pada percobaan Compaction dan Consolidation.
3. Untuk memperoleh suhu kamar yang pas agar AC saat percobaan GS agar di matikan
supaya suhu kamar sama dengan suhu awal saat praktikum.
4. Peralatan praktikum agar segera diganti karena alat yang kurang baik dapat menyebabkan
hasil yang kurang akurat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bowles, J.E.; Sifat Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah; Penerbit Erlangga; Jakarta; 1991.

2. Bowles, J.E.; Engineering Properties Of Soil and Their Measurrentment; 2 nd Ed.Mc


Graw Hill Book Company; Penerbit Erlangga; Jakarta.
3. Das,Braja M.; Mekanika Tanah (Prinsip Prinsip Rekayasa Geoteknis); Jilid 1;
Penerbit Erlangga; Jakarta; 1995.
4. Herlina L, Riana.; Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 1; Laboratorium Mekanika
Tanah; Institut Teknologi Indonesia; Serpong; 1999.
5. H.C, Mekanika Tanah I, Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai