Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

SPECIFIC GRAVITY

Mata Kuliah:

Mekanika Tanah

Dosen Pengampu:

Dr. Zulfikar Zabier

Disusun Oleh:

Hasyifa Amalia Hendarmin (11170980000001)

Algifar Fadhil Putra Dharma (11170980000008)

Sofiatul Mardhiah (11170980000013)

M. Rifqi Haidari (11170980000029)

Din Fatha Assidqi (11170980000030)

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1440 2019 M
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan

ASTM D 854 “Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids by Water
Pycnometer”
ASHTO T 100 “Specific Gravity of Soils”
SNI 1964:2008 “Cara Uji Berat Jenis Tanah”

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

Mendapatkan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi tanah
dan berat isi air suling pada suhu 20˚

Specific gravity pada tanah dapat digunakan untuk menghitung hubungan pada fase
tanah, seperti angka pori (void ratio), derajat kejenuhan (degree of saturation), serta
densitas dari tanah.

C. Alat-alat dan Bahan


a. Alat
 Pycnometer dengan volume 500 ml
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
 Oven
 Kompor Listrik
 Termometer
 Can
 Alat Penyemprot

b. Bahan
 Sampel tanah lolos saringan No. 4 sebanyak 100 gram, kering oven
 Air suling

D. Teori Dan Rumus Yang Digunakan


Specific gravity pada tanah didefinisikan sebagai berat jenis tanah dibandingkan dengan
berat jenis air suling pada suhu 4˚C, dengan persamaan sebagai berikut:

ˠs
Gs= ˠw (1.1)

Dimana:
Gs = specific gravity
ˠs = berat jenis tanah
ˠw = berat jenis air

Untuk tanah, berat jenisnya merupakan perbandingan antara berat tanah dengan volume
tanah:
ws
ˠs= vs (1.2)

Dimana:
Ws = berat tanah
Vs = volume tanah

Untuk air, berat jenisnya didefinisikan sebagai berikut:


ww
ˠw= vw (1.3)

Dimana:
Ww = beratair
Vw = volume air

Dalam percobaan, volume tanah (Vs) selalu harus diusahakan sama dengan volue air
(Vw), sehingga Vw = Vs dan persamaan 2.1 menjadi sebagai berikut:
ws
Gs = ww (1.4)

Percobaan specific gravity ini dilakukan pada kondisi suhu T˚C, sehingga nilai tersebut
harus dikoreksi dengan faktor koreksi α, sehingga rumus 1.4 tersebut menjadi:

ws
Gs = αww
(1.5)

Dimana:
Ws = berat tanah
Ww = berat air
α = faktor suhu T˚C yang berhubungan dengan termperatur ruangan pada saat
percobaan

Tabel 1.1 berikut merupakan faktor koreksi suhu (α) yang digunakan berdasarkan acuan
standar SNI 1964:2008

Tabel 1.1 Hubungan kerapatan relatif air dan faktor koreksi suhu
Hubungan Faktor
Temperatur
No. Kerapatan Koreksi
(˚C)
Relatif Air Suhu, α
1 18 0.998621 1.0004
2 19 0.9984347 1.0002
3 20 0.9982343 1.0000
4 21 0.9980233 0.9998
5 22 0.9978019 0.9996
6 23 0.9975702 0.9993
7 24 0.9973286 0.9991
8 25 0.9970770 0.9989
9 26 0.9968156 0.9986
10 27 0.9965451 0.9983
11 28 0.9962652 0.9980
12 29 0.9959761 0.9977
13 30 0.9956780 0.9974
Sumber: SNI 1964:2008

Nilai Gs pada umumnya yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah hasil percobaan
benar atau tidak adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Nilai Gs beberapa jenis tanah

Tipe Tanah Gs
Pasir 2.65 - 2.67
Pasir kelanauan 2.67 - 2.70
Lempung anorganik 2.70 - 2.80
Tanah dengan mika
2.75 - 3.00
dan besi
Tanah organik 1.0+ - 2.60
Sumber: Bowles (2001)

II. PRAKTIKUM
a. Persiapan Praktikum
1. Siapkan pycnometer yang telah dibersihkan dan dikeringkan
2. Menimbang bahan uji sebanyak 100 gram tanah lolos saringan No. 4 ASTM dan
sudah dikeringkan dalam oven selama kurang lebih 24 jam.

b. Jalannya Praktikum
1. Mengisi pycnometer dengan air suling sebanyak 500 ml dan menimbang beratnya
sehingga didapatkanberat air dan berat pycnometer.
2. Mencatat suhu air dalam pycnometer dengan menggunakan thermometer.
3. Mengembalikan air dalam pycnometer ke dalam wadah awalnya, kemudian
membersihkan dan mengeringkan kembali pycnometer.
4. Memasukkan sampel tanah sebanyak 100 gram ke dalam pycnometer secara hati-
hati.
5. Mengisi kembali pycnometer dengan air suling hingga kurang lebih 2/3 bagian
volumenya.
6. Mendiamkan pycnometer beri tanah yang sudah terendam dengan air suling
selama 24 jam atau lebih.
7. Memanaskan pycnometer untuk menghilangkan udara yang terperangkap dalam
tanah pada pycnometer dengan cara didihkan kurang lebih 10 menit
menggunakan kompor listrik.
8. Mendiamkan pycnometer selama kurang lebih 15 jam agar suhu akhir diharapkan
sama dengan suhu air awal. Setelah didiamkan, tambahkan air hingga mencapai
batas pada pycnometer.
9. Mencatat kembali suhu yang terjadi setelah didiamkan selama ±15 jam dengan
menggunakan therometer. Apabila suhu akhir sudah saa dengan suhu awal air,
timbang kembali pycnometer berisi air dan tanah tersebut sehingga didapatkan
berat pycnometer + berat air + berat tanah (wbws).

III. DATA PENGAMATAN


Tabel 1.3 Data Praktikum
Ws Wbw Wbws
Sampel
(g) (g) (g)
1 100 654,5 707,7

2 100 661,8 714

IV. PENGOLAHAN DATA

Ww = Ws + Wbw - Wbws (1.6)

Dimana:
Ww = berat air
Ws = berat tanah = 100 gram
Wbw = berat tanah + air 500 ml
Wbws = berat tanah + air + tanah setelah didinginkan

ws
Gs = αww

Sampel 1
Ww = Ws + Wbw - Wbws
= 100 gram + 654,7 gram – 707,7 gram
= 46,8 gram

ws
Gs = αww
100 gram
= 0,9983 x 46,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,1331
Sampel 2
Ww = Ws + Wbw - Wbws
= 100 gram + 661,8 gram – 714,0 gram
= 47,8 gram

ws
Gs = αww
100 gram
= 0,9983 x 47,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,0885

Nilai Specific Gravity Rata-rata


∑ 𝐺𝑠
̅̅̅
𝐺𝑠 = 𝑛
2,1331+2,0885
= 2
= 2,1108

Kesalahan Relatif
𝐺𝑠 − 𝐺𝑠̅̅̅̅
KR = | ̅̅̅̅
|x 100%
𝐺𝑠

Sampel 1
2,1331 − 2,1108
KR =| |x 100%
2,1108

= 1,0565 %

Sampel 2
2,0885 − 2,1108
KR =| |x 100%
2,1108

= 1,0565 %

Nilai Kesalahan Relatif Rata-rata


̅̅̅̅= ∑ 𝐾𝑅
𝐾𝑅 𝑛
1,0565% + 1,0565%
̅̅̅̅
𝐾𝑅 = 2

= 1,0565 %
V. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikan telah melakukan praktikum yang berjudul “Specific Gravity” pada
hari Senin, 1 Juli 2019. Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan nilai specific
gravity dari butiran tanah sampel yang telah disediakan oleh asisten laboratorium.
Specific gravity merupakan perbandingan berat isi tanah ban berat isi air suling.
Alat dan bahan yang praktikan gunakan pada praktikum specific gravity ini, antara
lain yaitu pycnometer dengan volume 500 ml, timbangan dengan ketelitian 0,01
gram, oven, kompor listrik, thermometer, alat penyemprot, sampel tanah lolos
saringan No. 4 sebanyak 100 gram overdried, dan air suling.
Pertama, praktikan menyiapkan pycnometer yang sudah dibersihkan dan
dikeringkan terlebih dahulu. Lalu, praktikan mengisi pycnometer dengan air
sebanyak 500 ml lalu menimbangnya. Selanjutnya, praktikan mengambil tanah
lolos saringan No. 4 ASTM overdried. Praktikan meletakkan pycnometer di atas
timbangan, lalu di tare, setelah itu praktikan memasukkan sampel tanah hingga
angka di timbangan menunjukkan 100 gram. Tanah overdried bertujuan agar tidak
ada kadar air yang tertinggal pada tanah, karena dapat mempengaruhi berat tanah.
Selanjutnya, praktikan mengisi pycnometer dengan air sebanyak 2/3 volume dan
menimbangnya, jangan sampai airnya menempel di dinding-dinding pycnometer.
Kemudian asisten laboratorium kami membantu praktikan menyalakan kompor
listrik yang digunakan untuk memanaskan pycnometer yang sudah berisi air dan
tanah. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan udara yang terperangkap di dalam
tanah pada pycnometer.

B. Analisis Data dan Hasil


Praktikan mendapatkan data-data saat melakukan praktikum, antara lain Wbws
(Weight Flask + Water + Soil), Temperatur, Wbw (Weight Flask + Water), dan Ws
(Weight of Dry Soil). Selanjutnya praktikan melihat table nilai koreksi suhu
berdasarkan pengukuran suhu yang didapatkan. Suhu yang praktikan dapatkan
pada kedua sample yaitu 20˚ sehingga didapatkan nilai koreksi suhu sebesar
1.0000.
Setelah mendapatkan nilai koreksi suhu, praktikan mencaru nilai Gs masing-
masing sampel tanah yang ada. Sampel pertama yaitu sebesar 2,1331 dan sampel
kedua yaitu sebesar 2,0085 , Setelah mendapatkan nilai Gs tiap sampel tanah yang
ada, praktikan menghitung rata-rata Gs tersebut yang didapatkan sebesar 2,0885
Berdasarkan table nilai Gs beberapa jenis tanah diatas, dari kedua sample yang
praktikan miliki, tanah tersebut termasuk ke dalam jenis tanah organik. Tanah
organik merupakan jenis tanah permukaan yang memiliki campuran bahan-bahan
organic dan sisa-sisa pelapukan tanaman atau hewan.
Selanjutnya, praktikan mencari kesalahan relative dari kedua sampel. Sampel
pertama sebesar 1,0565% dan sampel kedua sebesar 1,0565%. lalu praktikan rata-
ratakan kesalahan relatifnya dan mendapatkan kesalahan relative rata-rata sebesar
1,0565%.

C. Analisis Kesalahan
Pada praktikum ini, tentu saja para praktikan tidak luput dari kesalahan-kesalahan
yang ada, Antara lain :
 Kurang akurat saat menimbang pycnometer yang mengakibatkan kurang
valid nya data yang didapat.
 Tanah yang dimasukkan ke pycnometer tidak pas 100 gram, melainkan
lebih sedikit dari 100 gram yang menyebabkan ketidakakuratan pengolahan
data.
 Setelah merebus tanah + air + pycnometer, praktikan lupa mengisi air
sampai garis putih.

VI. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
 Tanah yang didapat merupakan jenis tanah organic
 Nilai Gs rata-rata yang didapat sebesar 2,11
 Keselahan relative rata-rata yang didapat sebesar 1,06%

VII. APLIKASI
Pada kehidupan nyata, praktikum Specific Gravity ini memiliki beberapa kegunaan,
antara lain :
 Mengetahui karakteristik tanah untuk membuat pondasi awal
 Untuk menghitung angka pori, densitas tanah, derajat kejenuhan, dan berat
jenis tanah pada kondisi Zero Air Void.
 Mengetahui karakteristik tanah untuk menentukan apakah jenis tanah
tersebut cocok untuk dibangun infrastruktur diatasnya.

VIII. REFERENSI
 https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/pengujian-sifat-fisik-
tanah
 Tim Penyusun Modul Praktikum 2017. “Buku Panduan Praktikum Mekanika
Tanah” Depok : Departemen Teknik Sipil FTUI

IX. LAMPIRAN

Piknometer 500 ml

Kompor Listrik

Anda mungkin juga menyukai