Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PEMERIKSAAN BERAT JENIS


5.1 Tujuan Percobaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan berat jenis tanah yang

lolos saringan No.40 dengan menggunakan labu ukur. Berat jenis tanah adalah

perbandingan antara butir-butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume

yang sama pada temperatur tertentu.

5.2 Teori Ringkas

Tanah adalah campuran butir-butir dari berbagai ukuran dan bahwa ada

hubungan yang erat antara penyebaran besar butir dan sifat tanah. Para ahli

menyatakan berat tanah dalam istilah kerapatan butir-butir yang menyusun tanah.

Nilai berat suatu tanah digunakan secara luas. Ini diperlukan untuk konversi

prosentase air dalam berat ke kandungan air volume untuk menghitung porositas

jika berat jenis partikelnya diketahui dan untuk memperkirakan berat dari volume

tanah yang sangat besar.Nilai berat suatu tanah berbeda-beda tergantung kondisi

struktur tanahnya, terutama dikaitkan dengan pemadatan. Oleh karena itu, berat isi

sering digunakan sebagai ukuran struktur tanah.

Berat jenis partikel dari suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari

partikel secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan sebagai perbandingan massa

total dari partikel padatan dengan total volume dan tidak termasuk ruang pori

diantara partikel (termasuk berat air dan udara). Besarnya berat jenis partikel

bahan organik umumnya berkisar antara 1,3 sampai 1,5 gram persentimeter kubik.

Laboratorium Mekanika Tanah V-1


Berat tanah dapat diukur dengan metode ring, clod, boring, dan radioaktif

(sinar gamma). Metode ring sangat mudah dan sederhana serta praktis untuk

tanah- tanah yang tidak bersifat mengembang mengerut. Tetapi sebaliknya pada

tanah yang bersifat mengembang mengerut digunakan metode clod. Sedangkan

metode boring dan radioaktif biasanya digunakan secara langsung dilapangan.

Bobot jenis dipengaruhi oleh kandungan bahan organic tanah dan

kepadatan jennies partikel tanah. Kandungan bahan organic yang tinggi

menyebbkan tanah mempunyai bobot jenis partikel (PP) rendah. Tanah andosol,

misalnya bobot jenis partikelnya hanya 2,2 – 2,4 mgm-3 (Islami, 1995).

Untuk menentukan kerapatan partikel tanah pertimbangan hanya diberikan

untuk partikel yang solid. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah

merupakan suatu teteapn dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partkel. Hal

ini didefinisikan sebagai massa unit tiap volume partikel tanah dan kerap kali

dinyatakan dalam gram/m3. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan

partikelnya rata-rata sekitar 2,6 gram/cm 3. Hal ini tidak berbeda banyak pada

tanah yang berbeda. Jika ada, akan terdapat suatu variasi yang harus

mempertimbangkan kandungan tanah organic atau komposis  mineral (Foth,

1997).

Berat jenis dari suatu partikel tanah memperlihatkan dari suatu partikel

secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan sebagai perbandingan massa total dari

partikel padatan dengan total volume dan tidak termasuk ruang pori di antara

partikel (termasuk berat air dan udara). Besarnya berat jenis partikel bahan

organic umumnya sekitar antara 1,3 – 1,5 gram per cm-3 (Adekoer, 2010).

Laboratorium Mekanika Tanah V-2


Bobot jenis partikel ( particle dencity ) dari suatu tanah menunjukkan

kerapatan dari partikel dapat secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan sebagai

perbandingan massa total dari partkel padatan dengan total volume dan tidak

termasuk ruang pori antar partikel berat jenis partikel ini penting dalam penentuan

laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin (Bimbi, 2010).

5.3 Spesifikasi Peralatan

1) Alat yang digunakan

1. Oven laboratorium

Gambar 5.1 Oven Laboratorium


2. Saringan No.40

Gambar 5.2 Saringa no. 40

Laboratorium Mekanika Tanah V-3


3. Piknometer dengan kapasitas 50 ml

Gambar 5.3 Piknometer

4. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr

Gambar 5.4 Timbangan

5. Corong

Gambar 5.5 Corong

Laboratorium Mekanika Tanah V-4


6. Hot plate dan cawan yang berisi pasir

Gambar 5.6 Hot plate

7. Cawan perendam

Gambar 5.7 Cawan

8. Termometer

Gambar 5.8 Termometer

Laboratorium Mekanika Tanah V-5


2) Bahan yang digunakan

1. Tanah lolos saringan No. 40

Gambar 5.9 Pasir lolos saringan no.40

2. Air Suling

Gambar 5.10 Air suling

Laboratorium Mekanika Tanah V-6


5.4 Prosedur Pengujian

1. Siapkan benda uji yang lolos saringan No.40,masukkan kedalam oven

selama 24 jam.

2. Setelah 24 jam, dikeluarkan dari dalam oven lalu dinginkan.

3. Cuci piknometer yang telah kering dalam keadaan kosong (W-1)

4. Timbang piknometer yang telah kering dalam keadaan kosong (W-1)

5. Isi piknometer dengan air suling sampai penuh lalu timbang (W-2)

6. Ambil sampel tanah sekitar 25 gram, masukkan dalam piknometer. Pada

saat dimasukkan, usahakan tidak ada tanah yang tersisa atau tumpah, lalu

tambahkan air suling secukupnya.

7. Keluarkan gelembung-gelembung udara yang tertangkap dalam tanah

dengan cara memanaskan piknometer tersebut di atas hot plate.

8. Dinginkan, lalu tambahkan air suling sampai menyentuh garis batas

piknometer. Ulangi berkali-kali sampai tidak terjadi penurunan air pada

garis batas piknometer tersebut.

9. Catat suhunya, lalu timbang. (W-3).

Laboratorium Mekanika Tanah V-7


5.5 Alur Bagan Pengujian

Mulai

Siapkan benda uji yaitu tanah yang lolos saringan no. 40

Masukkan dalam oven selama 1 x 24 jam

Bersihkan piknometer sebanyak 2 buah

Timbang piknometer dalam keadaan kosong ( W1 )

Isi piknometer dengan air sampai penuh lalu timbang ( W2)

Masukkan sampel tanah kedalam masing-masing piknometer


sebanyak 50 gram lalu tambahkan air secukupnya

Panaskan piknometer tersebut diatas hot plate sampai mendidih


dengan sempurna

Dinginkan, dengan cara rendam piknometer tersebut

Pada saat perendaman catat suhunya, kemudian timbang


piknometer + air + tanah ( W3 )

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Laboratorium Mekanika Tanah V-8


5.6 Analisa Data

5.6.1 Uraian Perhitungan

SAMPEL I
( W1
Berat piknometer ) = 37,4 gram
( W2
Berat piknometer + air ) = 86,9 gram
Berat piknometer + air + ( W3
tanah ) = 102,4 gram
Berat tanah kering ( Ws ) = 25 gram
Temperatur = 28 0
C
Faktor koreksi α = 0,99267

SAMPEL II
( W1
Berat piknometer ) = 36,1 gram
( W2
Berat piknometer + air ) = 83,8 gram
Berat piknometer + air + ( W3
tanah ) = 99,52 gram
Berat tanah kering ( Ws ) = 25 gram
Temperatur = 28 0
C
Faktor koreksi α = 0,99267

→Menghitung Berat Jenis ( Gs )

α x Ws
Gs =
W2 + Ws - W3
Keterangan :
α = Faktor koreksi
Ws = Berat tanah kering
W2 = Berat piknometer + air
Berat piknometer + air +
W3 = tanah
Sampel I
0,99267 x 25
Gs =
86,9 + 25 - 102,4

= 2,61
Sampel II

Laboratorium Mekanika Tanah V-9


0,99267 x 25
Gs =
83,8 + 25 - 99,52

= 2,67

→Menghitung berat jenis rata-rata

Berat jenis Berat jenis


Berat jenis rata- +
= Sampel I Sampel II
rata
    2    

= 2,61 + 2,67
  2  
= 2,64

5.6.2 Tabel Pengujian

Sampel - I II
Berat Piknometer, (W1) gram 37,4 36,1
Berat Piknometer + Air, (W2) gram 86,9 83,8
Berat Piknometer + Air + Tanah,
(W3) gram 102,4 99,52
Berat Tanah Kering, (Ws) gram 25 25
Temperatur ⁰C 28 28
Faktor Koreksi, α = γT/γ20   0,99267 0,99267
Berat Jenis (Gs)   2,61 2,67
Berat Jenis rata-rata   2,64

5.7 Kesimpulan

Hasil pengujian berat jenis didapat Berat jenis rata – rata sampel

tanah tersebut yaitu 2,15 Pembagian tipe tanah berdasarkan berat jenis

sampel tanah tersebut termasuk tipe tanah Lanau Anorganik.

Laboratorium Mekanika Tanah V - 10

Anda mungkin juga menyukai