BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori dasar
Menurut SNI 1964 : 2008 tentang “Cara Uji Berat Jenis Tanah”, berat
jenis tanah didefinisikan sebagai angka perbandingan antara berat isi butir
tanah dan berat isi air suling pada temperatur dan volume yang sama. Berat
jenis partikel dari suatu tanah menunjukkan kerapatan dari partikel secara
keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai perbandingan massa total dari
partikel padatan dengan total volume tidak termasuk ruang pori antar
partikel. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan
berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. Berat jenis tanah
diperlukan untuk merencanakan konstruksi bangunan yang kekuatannya
dipengaruhi oleh berat jenis tanah.
Faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah suhu, massa zat,
dan volume zat. Pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya
dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian
pula pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku
sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan
suhu dimana biasanya senyawa stabil (suhu ruangan 25°C). Massa zat turut
berpengaruh pada berat jenis. Jika massa zat besar, maka kemungkinan
berat jenisnya menjadi lebih besar. Faktor lain ialah volume zat. Jika volume
zat besar, maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari
massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya
serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya. Karena
tanah terdiri atas mineral-mineral maka berat jenis tanah tentu dipengaruhi
oleh berat jenis dari mineral-mineral yang terkandung di dalamnya.
Sebagian besar dari mineral tersebut mempunyai berat spesifik berkisar
antara 2,6 sampai dengan 2,9.
Berat jenis tanah berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Nilai berat jenis Gs =
2,67 biasanya digunakan untuk tanah-tanah tak berkohesi. Sedangkan untuk
tanah kohesif tak organik berkisar antara 2,68 sampai 2,72.
Humus 1,37
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Peralatan
4. Corong Kaca.
6. Air suling.
8. Saringan No. 50
2. Bahan
Tanah
3. Prosedur Praktikum
BAB IV
1. Perhitungan
1) Untuk piknometer 1
e. Temperatur (t) oC = 20 C
o
f. A = W2 – W1 = 49,7 – 24,7 = 25 gr
h. C = A - B = 25 – 14,9 = 10,1 gr
A 25
i. Berat jenis Gs1 = C = 10 ,1 = 2,475
2) Untuk piknometer 2
e. Temperatur t oC = 20 C
o
f. A = W2 - W1 = 102,9 – 77,9 = 25 gr
A 25
i. Berat jenis Gs2 = C = 10 ,2 = 2,451
Gs1+Gs 2 2,475+2,451
Berat jenis rata-rata Gs = = = 2,463
2 2
2. Pembahasan
SNI 1964:2008
(gr
Berat piknometer + Tanah (W₂) 49,7 102,9
)
(gr
Berat piknometer (W₁) 24,7 77,9
)
(gr
Berat tanah Wᵼ = (W₂ - W₁) 25 25
)
(°C
Suhu (T) 20 20
)
(gr
Berat piknometer + Air (pada T = 26°C) (W₄) 74,1 184,7
)
(gr
W₅ = Wᵼ + W₄ 99,1 209,7
)
cm
Isi tanah (W₅ - W₃) 10,1 10,2
³
BAB V
1. Kesimpulan
a. Semakin kecil volume dari tanah, maka semakin besar berat jenis tanah
tersebut dan semakin besar volume dari tanah, maka semakin kecil berat
jenis tanah tersebut. Dengan kata lain volume berbanding terbalik dengan
berat jenis.
b. Dari hasil pegujian berat jenis tanah, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
piknometer kapasitas 50 ml berat jenis tanah adalah 2,475 dan pada
piknometer kapasitas 100 ml berat jenis tanah adalah 2,451.
3. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Standar Nasional Indonesia (SNI) 1964 : 2008, “Cara Uji Berat Jenis Tanah”,
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
LAMPIRAN