Pengambilan sampel tanah dilakukan pada Sabtu, 8 Desember 2018 sekitar pukul 11
pagi. Saat pengambilan dilakukan, cuaca disekitar lokasi pengambilan adalah cerah berawan.
Satu hari sebelum itu, diketahui lokasi pengambilan mengalami hujan dengan intensitas kecil,
sehingga saat pengambilan sampel dilakukan, tanah yang diambil secara kasat mata terlihat
lembab.
berjarak kurang lebih 15 meter dari jalan raya. Lapisan aspal pada jalan raya terlihat
berlubang bahkan dikatakan sudah cukup rusak. Setelah itu, tanah digali sedalam 30cm dari
Tekstur tanah yang diambil dapat dikatakan lembab, bertekstur halus, dan sedikit
padat. Warna tanah terlihat coklat dan sedikit lengket (pengaruh tanah yang agak lembab).
Setelah diambil sampel sebanyak yang dibutuhkan, sampel dibawa ke laboratorium dan
disimpan dalam karung dengan keadaan tertutup, sebelum dilakukan pengujian pada hari
seninnya.
1
2
UJI KADAR AIR TANAH
I. Tujuan :
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui atau memeriksa kadar air yang
terkandung dari suatu contoh tanah.
IV. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan.
2. Beri penamaan pada cawan (nomor 1 dan 2), kemudian timbangdan catat berat cawan
kosong (M1).
3. Masukkan sampel tanah (basah) yang akan dicari kadar airnya ke dalam cawan lalu
timbangnya dan mendapatkan berat cawan berisi tanah basah (M2).
4. Masukkan cawan berisi tanah (basah) ke dalam oven dengan suhu 110°C selama 24
jam.
5. Setelah 24 jam, Keluarkan cawan berisi tanah (sudah dalam keadaan kering) dari
dalam oven dan Dinginkannya, lalu timbang berat cawan berisi tanah kering (M3).
3
V. Langkah Kerja
Pertama-tama menyiapkan bahan (tanah lolos ayakan No.4), alat (cawan, timbangan
digital, oven) kemudian pada cawan masing-masing diberikan persamaan nomor 1 dan
kemudian timbang dan catat berat cawan kosong (M1).Sampel (tanah basah) dimasukan
kedalam cawan yang telah diberikan persamaan nomor 1 dan 2, masing-masing cawan
dimasukan tanah sesuai yang dibutuhkan. Tanah yang telah dimasukan kedalam cawan
ditimbang dan dicatat massanya(M2)lalu dimasukan kedalam oven. Setelah 24 jam Tanah
yang dimasukan kedalam oven dikeluarakan ditimbang dan dicatat massanya(M3).
4
2 Berat cawan kosong = M1 (g) 7.82 9.13
3 Berat cawan + tanah basah = M2 (g) 44.41 54.17
4 Berat cawan + tanah kering = M3 (g) 37.10 45.96
5 Berat air = (M2-M3) (g) 7.31 8.21
6 Berat tanah kering = (M3-M1) (g) 29.28 36.83
(M2-M3)/(M3-M1)x 100
7 Kadar air = 24.97 22.29
%
8 Kadar air rata-rata = (%) 23.63
Contoh perhitungan :
Untuk cawan 1 :
7,31
w (%)= x100%
29 ,28
w (%)=24 , 97 %
Untuk cawan 2 diperoleh dengan cara yang sama dengan cawan 1, sehingga
menghasilkan w = 22,29 %
Sehingga kadar air rata-rata :
24 , 97+22, 29
w
⃗=
2 = 23,63 %
VII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisa data maka dapat disimpulkan bahwa kadar air yang
terkandung dalam sampel tanah dari percobaan adalah 23,63 %.
VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
5
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berat dari suatu volume tanah
dengan kadar air asli.
IV. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Ukurdiameter dan tinggi cincin serta hitung volumenya.
3. Timbang cincin dan catat beratnya.
4. Padatkantanah pada cincin dan ditimbang.
5. Timbang cawan kosong dan catat beratnya.
6. Masukkan tanah padat dari cincin ke cawan secukupnya kemudian timbang dan catat
beratnya.
7. Masukkan cawan yang berisi tanah ke dalam oven selama kurang lebih 24 jam.
8. Setelah 24 jam, keluarkan cawan yang berisi tanah kering dari dalam oven,
dinginkanlalu timbang dan catat beratnya.
6
V. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu tanah, cincin, cawan dan oven.
Setelah menyiapkan semua alat dan bahan diameter, tinggi dan berat cincin diukur dan
dicatat, cawan kosong ditimbang dan dicatat beratnya(M 1), tanah yang telah disiapkan
dimasukan kedalam cincin dan dipadatkan ditimbang dan dicatat massanya. setelah
dipadatkan masukakan tanah padat dari cincin kecawan secukupnya kemudian ditimbang
dan dicatat beratnya(M2). Masukan cawan yang berisi tanah basah kedalam oven selaa
kurang lebih 24 jam, . Setelah kurang lebih 24 jam Tanah yang dimasukan kedalam oven
dikeluarakan ditimbang dan dicatat massanya (M3 ).
7
γ
Berat isi tanah kering, γ d =
1+ w
Tabel Uji Berat Volume Tanah
No. Percobaan 1 2
Berat cincin + tanah = M1 (g) 204.80 203.01
Berat cincin = M2 (g) 78.18 78.18
Berat tanah = (M1-M2) (g) 126.62 124.83
Berat volume basah (γ) = (M1-M2)/V (g/cm3) 2.03 2.00
Berat volume basah rata-rata = (γ1 + γ2)/2 (g/cm3) 2.02
No. Cawan 1 2
Berat cawan = W1 (g) 7.82 9.13
Berat cawan + tanah basah = W2 (g) 44.41 54.17
Berat cawan + tanah kering = W3 (g) 37.10 45.96
Berat air = (W2-W3) (g) 7.31 8.21
Berat tanah kering = (W3-W1) (g) 29.28 36.83
Kadar air = (W2-W3)/(W3-W1)x100% 24.97 22.29
Kadar air rata-rata = (%) 23.63
Berat volume kering (γd) = γ/1 + ω (g/cm3) 1.62 1.64
Berat volume kering rata-rata (γd) = (γd1 + γd2)/2 (g/cm30 1.63
Contoh perhitungan :
Berat volume basah
126 ,62
γ 1= =2, 03g/cm3
62,36
2 ,03+ 2 ,00 3
γ= =2, 02 g / cm
2
Kadar air
7,31
w= x100 %=24,97 %
29 ,28
Berat volume kering
2 , 253 3
γ d= =1, 62 g/cm
1+0 , 2531
1 ,62+1 , 64 3
γ d= =1 , 63 g/ cm
2
VII. Kesimpulan
8
Dari hasil percobaan dan perhitungan data diatas maka diperoleh berat volume
tanah basah rata-rata = 2,02 g/cm3 dan berat volume tanah kering = 1,63 g/cm3.
.
VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
9
UJI BERAT SPESIFIK (Gs)
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat spesifik (Gs) dari suatu
sampel tanah.
IV. Prosedur
1. Ambil dua buah piknometer yang kosong, lalu timbang dan catat berat piknometer
kosong.
2. Ambil tanah kering oven, lalu masukkan kedalam piknometer dan ditimbang.
3. Masukkan air destilasi ke dalam piknometer yang berisi tanah.
10
4. Rebus piknometer yang berisi tanah dan air tersebut (letakkan dalam pan yang
berisi air) agar udara di dalamnya keluar.
5. Dinginkan piknometer tersebut sampai temperatur ruangan.
6. Tambahkan air destilasi ke dalam piknometer sampai batas yang telah ditentukan.
7. Timbang piknometer yang berisi air dan tanah.
8. Keluarkan air dan tanah dari dalam piknometer.
9. Isi piknometer dengan air destilasi sampai batas yang ditentukan, lalu timbang serta
catat beratnya.
V. Langkah Kerja
Menyiapkan dua buah piknometer yang kosong, lalu ditimbang dan dicatat
berat piknometer kosong. Tanah yang telah dikeringkan didalam oven diambil lalu
dimasukkan kedalam piknometer ditimbang dan dicatat beratnya, air destilasi
dimasukan kedalam piknometer yang telah berisi tanah dan direbus (letakkan dalam
pan yang berisi air) agar udara didalamnya keluar. Setelah direbus piknometer
didinginkan sampai temperature ruangan dan ditambahkan air destilasi kedalam
piknometer sampai batas yang telah ditentukan lalu ditimbag dan dicatat massanya.
11
Tabel hasil perhitungan
1 No. Piknometer 1 2
7 A=M2-M1 12 29,17
9 C = A–B 3,19 20
Contoh perhitungan :
Untuk piknometer 1:
12
=3,76
Gs1 = (12−8,81)
Untuk mencari berat spesifik pada nomor test 2 diperoleh dengan cara yang
sama seperti mencari berat spesifik pada nomor test 1, yaitu Gs2 = 1,46
Nilai berat spesifik rata-ratanya adalah :
3 ,76+1 , 46
G⃗s=
2 = 2,61
0,9957
G⃗s 27 ,5 °C = x2,61=2,61
0,9964
12
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka diperoleh berat spesifik tanah
pada temperatur 28°C adalah 2,61dan G untuk 27,5oC adalah 2,61.
Jadi nilai Gs = 2,61 menyatakan jenis tanah lempung organik yang berkisar antara
2,58 – 2,65.
VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui batas cair pada suatu sampel
tanah.
13
II. Alat dan Bahan
Alat :
Cawan.
Ayakan No. 40.
Mangkuk atau wadah untuk mencampur.
Timbangan digital (dengan ketelitian 0,01gr).
Alat pengaduk.
Oven pengering.
Alat batas cair casagrande.
Alat pembuat celah (grooving tool).
Bahan :
Tanah lolos ayakan No. 40.
Air destilasi, aquades.
IV. Prosedur
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Tanah yang lolos ayakan No. 40 dicampur dengan air destilasi sampai membentuk
pasta tanah.
3. Masukan pasta tanah kedalam mangkuk kuningan dan dibelah dengan
menggunakan grooving tool.
4. Mesin dihidupkan kemudian hitung jumlah pukulan hingga pasta tanah yang
terbelah kembali tertutup. Jumlah pukulan hanya boleh berkisar 15-35 pukulan.
Dalam percobaan diambil sampel tanah yang jumlah pukulannya antara 15-20, 21-
25, 26-30, dan 31-35.
5. Timbang cawan kosong dan catat beratnya (M1)
14
6. Ambil sebagian sampel tanah yang lolos percobaan dan masukan kedalam cawan
kemudian ditimbang dan catat beratnya (M2).
7. Cawan beserta tanah tersebut dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan selama
24 jam.
8. Cawan berisi tanah dikeluarkan dari dalam oven, didinginkan kemudian ditimbang
dan catat beratnya (M3).
V. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengujian, Timbang cawan kosong
dan catat beratnya (M1). tanah yang digunakan yaitu tanah yang lolos ayakan No. 40
dicampur dengan air destilasi sampai membentuk pasta tanah, kemudian tanah yang telah
membentuk pasta dimasukkan kedalam mangkuk kuningan dan dibelah dengan menggunakan
grooving tool. Mesin dihidupkan kemudian hitung jumlah pukulan hingga pasta tanah yang
terbelah kembali tertutup. Jumlah pukulan hanya boleh berkisar 15-35 pukulan. Dalam
percobaan diambil sampel tanah yang jumlah pukulannya antara 15-20, 21-25, 26-30, dan 31-
35. S.Ambil sebagian sampel tanah yang lolos percobaan dan masukan kedalam cawan
kosong kemudian ditimbang dan catat beratnya (M2), setelah sampel tanah dimasukan
kedalam cawan dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan selama kurang lebih24 jam
etelah kurang lebih24 jam Cawan yang berisi tanah dikeluarkan dari dalam oven, didinginkan
kemudian ditimbang dan catat beratnya (M3).
15
VI. Analisa Data
Rumus yang digunakan :
M 2−M 3 w +w
w (%)= × 100 %w= 1 2
M 3−M 1 2
Keterangan :
M1 = berat cawan kosong (g)
M2 = berat cawan + berat tanah basah (g)
M3 = berat cawan + tanah kering (g)
w = kadar air (%)
w = kadar air rata-rata (%)
Jumlah pukulan 17 22 28 33
No. Cawan Timbang 1 2 3 4 5 6 7 8
Berat cawan kosong M1 7,70 10,32 7,62 10,0 8,73 10,1 7,83 9,45
16
6 1
28,4 23,6
Berat cawan +tanah 24,8 28,2 27,7 3 9
basah M2 25,16 26,64 24,66 8 8 1
20,6 18,2
Berat cawan + tanah 19,1 21,2 21,3 1 6
kering M3 18,38 20,32 18,06 3 3 1
A= M2- 7,82 5,43
6,6
Berat air M3 6,78 6,32 5,75 7,05 6,4
13,0
B= M3- 8,81
8
Berat tanah kering M1 10,68 10 10,44 9,07 12,5 11,2
w= 63,4 59,8 61,6 57,1
Kadar air A/B*100% 63,48 63,2 63,22 0 0 3 56,4 4
Kadarair rata- rata 63,34 63,31 61,41 56,77
63.00
62.00
61,20 %
61.00
60.00
kadar air (%)
59.00
58.00
57.00
56.00
55.00
54.00
15 20 25 30 35
jumlah pukulan
Contoh perhitungan
17
25,16−18,38
W 17.1 (%)= x100%
18,38−7,70 = 63,48 %
Dengan cara yang sama untuk memperoleh W17.1, kita memperoleh W17.2=
63,2%. Sehingga:
63 , 48+63 , 2
W 17 (%)= =63 , 34 %
2
Kemudian dihitung kadar air rata-rata W23, W29, dan W35 untuk tanah 1, 2, 3,
dan 4. Setelah itu dengan melihat grafik dapat ditentukan nilai batas cair pada saat
jumlah pukulan, N = 25 yaitu 61,20 %
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasilpercobaan, analisa dan grafik maka diperoleh batas cair dari sampel
tanah pada jumlah pukulan ke-25 adalah 61,20%.
VII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
I. Tujuan
18
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas plastis(plastic limit)
dan indeks plastisitas (plasticity index) suatu tanah.
19
membentuk pasta tanah,Ambil pasta dan digulung-gulungkan di permukaan kaca sampai
kira-kira pasta berdiameter 3,2 mm, dan terdapat retakan pada pasta. Sedikit tanah yang
digulung tersebut diambil dimasukkan kedalam cawan dan dimasukan kedalam oven untuk
menentukan kadar air.
Keterangan :
PL = Plastic Limit (%)
LL = Liquid Limit (%)
PI = Plasticity Index (%)
M1 = Berat cawan (g)
M2 = Berat cawan + tanah basah (g)
M3 = Berat cawan + tanah kering (g)
20
1 No. cawan timbang 1 2
2 Berat cawan kosong = M1 (g) 9.12 10.22
3 Berat cawan + tanah basah = M2 (g) 10.43 11.64
4 Berat cawan + tanah kering = M3 (g) 10.11 11.30
5 Berat air A = M2 - M3 0.32 0.34
6 Berat tanah kering B = M3 - M1 0.99 1.08
7 Kadar air W = A/B x 100% 32.32 31.48
8 Kadar air rata-rata 31.90
Contoh Perhitungan
Untuk cawan 1 diperoleh sebagai berikut:
10,43−10,11
PL1 (%)= x 100 %
10,11−9,12
PL 1 (%)=32 , 32 %
Untuk cawan 2 diperoleh dengan cara yang sama seperti cawan 1, yaitu sebagai berikut:
PL2 = 31,48 %.
32 ,32+31 , 48
P L̄=
2 = 31,90 %
VII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang dilakukan diperoleh batas plastis dari
sampel tanah tersebut adalah 31,90 % dan indeks plastisitasnya 29,30%.
Karena indeks plastisitasnya lebih dari 17% maka tanah ini bersifat plastisitas tinggi
dan jenis tanahnya adalah lempung.
VII. Referensi
21
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
I. Tujuan
22
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui batas susut(shrinkage limit)
dari suatu sampel tanah.
IV. Prosedur
1. Campurkan air bersihdengan tanah yang lolos ayakan No. 40 ke dalam mangkuk
hingga membentuk pasta.
2. Olesi cawan susut dengan vaselin pada bagian dalam kemudian ditimbang.
3. Ketuk permukaan cawan yang telah diisi 1/3 penuh dengan pasta tanah hingga
permukaannya rata dan tidak ada gelembung udara yang tersisa.
23
4. Lakukan langkah ketiga 2x lagi hingga cawan susut terisi penuh, kemudian timbang
berat cawan yang berisi tanah basah.
5. Tanah dibiarkan mengering di udara sampai warnanya berubah dari warna tua
menjadi warna muda kemudian masukkan dalam oven selama 24 jam.
6. Setelah 24 jam, tanah dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan lalu ditimbang.
7. Gelas cup ditempatkan ke dalam mangkuk lalu gelas cup diisi dengan air raksa
hingga penuh.
8. Permukaan gelas cup yang penuh dengan air raksa ditekan hingga tak ada udara
yang terjebak di dalamnya.
9. Bagian luar gelas cup dibersihkan dan pindahkan pada mangkuk lain yang masih
kosong dan bersih.
10. Gumpalan tanah kering tadi diletakkan diatas air raksa kemudian tekan dengan plat
kaca hingga kelebihan air raksa tumpah ke mangkuk.
11. Timbang cawan porselen.
12. Setelah itu pindahkan air raksa yang tertumpah kemudian ditimbang.
V. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan ,cawan susut diolesi dengan oli pada bagian dalam
kemudian ditimbang cawan susut kosong dan catat beratnya (W1), tanah yang digunakan
yaitu tanah yang lolos ayakan No. 40 dicampur dengan air destilasi sampai membentuk pasta
tanah,Ambil sebagian sampel tanah dan masukan kedalam cawan susut kosong kemudian
ditimbang dan catat beratnya (W2), setelah sampel tanah dimasukan kedalam cawan susut
dibiarkan selama 2 jam, setelah 2 jam dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan selama
kurang lebih24 jam setelah kurang lebih24 jam Cawan yang berisi tanah dikeluarkan dari
dalam oven, didinginkan kemudian ditimbang dan catat beratnya (W3). Setelah didinginkan
Gelas cup ditempatkan ke dalam mangkuk lalu gelas cup diisi dengan air raksa hingga
penuh,Permukaan gelas cup yang penuh dengan air raksa ditekan hingga tak ada udara yang
terjebak di dalamnya kemudian Bagian luar gelas cup dibersihkan dan pindahkan pada
mangkuk lain yang masih kosong dan bersih, Gumpalan tanah kering tadi diletakkan diatas
air raksa kemudian tekan dengan plat kaca hingga kelebihan air raksa tumpah ke mangkuk.
cawan porselen ditimbang dan air raksa yang tertumpah dipindahkan dan ditimbang.
24
VI. Analisa Percobaan
Rumus yang digunakan :
V 0=
W6
13,6 (V
SL= 0 −
1
W 0 Gs ) SL +SL2
×100 % SL= 1
2
`Tabel
1 Nomor Cawan 1 2
2 Berat cawan susut W1 (g) 5,75 5,17
3 Berat cawan susut + tanah basah, W2 (g) 23,86 26,88
4 Berat cawan susut + tanah kering, W3 (g) 15,77 17,69
5 Berat tanah kering, W0 = W3 - W1 ( g ) 10,02 12,52
25
6 Berat cawan porselin,W4 (g) 32,38 32,38
7 Berat cawan porselin + air raksa,W5 (g) 112,27 121,47
8 Berat air raksa W6 (g) 79,89 89,09
9 Volume tanah kering V0 = W6/13,6( cm3) 5,87 6,55
10 Batas susut, SL = (V0/ W0 - 1/G) x 100% 20,27 14,00
11. Batas Susut rata-rata (%) 17,13
Contoh Perhitungan
Untuk cawan 1
Batas susut
SL= [ 5 , 87
−
1
]
10 , 02 2 ,61
x100 %
SL =20,27 %
Untuk batas susut pada cawan 2, diperoleh dengan cara perhitungan yang sama
seperti cawan 1, yaitu sebesar 14,00%
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang dilakukan, diperoleh batas susut
dari sampel tanah adalah 17,13 %
VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta
I. Tujuan
26
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui distribusi ukuran butiran
dalam suatu massa tanah baik dengan analisis saringan maupun analisis hidrometer.
.
II. Alat dan Bahan
Alat
Analisis hidrometer :
1. Hidrometer
2. Timbangan digital
3. Oven
4. Gelas ukur
5. Stopwatch
6. Thermometer
7. sendok
Analisis saringan :
1. Tempayan
2. Timbangan digital
3. Mesin penggetar saringan
4. Saringan
5. Oven
6. Palu karet (penghancur tanah)
7. Pan lengser
8. Tutupan saringan atas
Bahan :
Analisis hidrometer :
1. Tanah lolos ayakan No. 10 seberat 60 gr.
2. Air destilasi.
Analisis saringan :
Tanah sisa percobaan hidrometer yang telah dihaluskan kembali
C. Prinsip Dasar
Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya. Besarnya butiran
dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanah. Oleh karena itu analisis
butiran merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan.
Distribusi ukuran butiran untuk tanah berbutir kasar dan halus dapat ditentukan
dengan analisis saringan.
III. Prosedur Kerja
1. 60 g tanah terganggu dicampur dengan air destilasi dan diperam dalam keadaan
encer selama kira-kira sehari.
27
2. Tanah tersebut dimasukan ke dalam tabung (gelas ukur) beserta air yang telah
dicampurkan.
3. Tambahkan air destilasi lagi hingga mencapai 1000 cc.
4. Tabung yang berisi tanah dan air tersebut dikocok hingga benar-benar tercampur
merata dan letakan kembali tabung tersebut.
5. Masukan hidrometer ke dalam tabung dan baca ukurannya sementara stopwatch
dijalankan. Pembacaan dilakukan pada menit ke-2, ke-5, ke-30, ke-60, ke-250, dan
ke-1440. Pada saat menunggu waktu pembacaan, hidrometer dipindahkan sementara
ke dalam tabung berisi air destilasi.
6. Pada senggang waktu pembacaan, catat koreksi meniskus dan koreksi hidrometer.
7. Selesai pembacaan hidrometer, air dan tanah dikeluarkan kemudian dikeringkan
di dalam oven.
8. Setelah tanah kering kemudian dihancurkan.
9. Timbang semua saringan dan pan yang akan dipakai.
10. Timbang sisa tanah analisa hidrometer tadi beserta cawannya.
11. Susun timbangan mulai dari diameter yang besar hingga yang kecil.
12. Pasangkan pan lengser di urutan paling bawah.
13. Tanah dimasukan ke dalam saringan kemudian tutup ayakan.
14. Pasang saringan yang tersusun itu pada mesin penggetar saringan dan hidupkan
mesin selama 15 menit.
15. Mesin penggetar dimatikan, dibuka dan ditimbang tiap-tiap saringan beserta
tanah yang tertahan.
28
pembacaan, catat koreksi meniskus dan koreksi hidrometer.Selesai pembacaan
hidrometer, air dan tanah dikeluarkan kemudian dicuci hingga bersih menggunakan
saringan No. 200 lalu dikeringkan di dalam oven.Setelah 24 jam, tanah dikeluarkan
dan ditimbang. Timbang semua saringan dan pan yang akan dipakai kemudian
timbang sisa tanah analisa hidrometer tadi beserta cawannya.Susun timbangan
mulai dari diameter yang besar hingga yang kecil, setelah itu pasangkan pan lengser
di urutan paling bawah. Selanjutnya tanah dimasukan ke dalam saringan kemudian
tutup ayakan dan pasang saringan yang tersusun itu pada mesin penggetar saringan
dan hidupkan mesin selama 15 menit. Setelah 15 menit, mesin penggetar dimatikan,
dibuka dan ditimbang tiap-tiap saringan beserta tanah yang tertahan.
29
V. Analisa Data
a) massa kering
Rumus yang digunakan:
B0
M=
1+ w
Dengan :
M = massa kering contoh tanah
B0 = massa basah contoh tanah
w = kadar air tanah
b) Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
B 2=M −B1
30
Dengan :
M= massa kering contoh tanah
B1= massa kering contoh tanah
B2= Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
c) Presentase yang lolos ayakan No.200
B2
%lolos= x 100
M
d) Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
Rumus yang digunakan adalah :
[√ ]
0,5
L
D=K
T
Keterangan :
D = ukuran butir (mm)
K = konstantan yang besarnya dipengaruhi temperatur suspensi dan
grafitasi khusus butir.
L = kedalaman efektif
T = saat pembacaan dalam menit.
R=R 1−R 2
Keterangan :
R1 = pembacaan hidrometer
R2 = koreksi meniskus
K 2= ( )
a
M
x 100
P=K 2 x R
Keterangan :
P = persentase massa butir yang lolos (%)
a = angka koreksi untuk hidrometer 152
B0 = 60 g
B1 = 6,91 g
Kadar Air = 6,08 %
Gs = 2,61
31
a) Hitungan massa kering
60
M= =56 , 56 g
1+ 1, 0608
b) Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
B 2=56 ,56−6 , 91=49 , 65 g
c) Presentase yang lolos ayakan No.200
49 , 65
%lolos= x 100=87 , 78 %
56 , 56
Hasil pengujian di atas kemudian di tabulasikan dalam tabel.
B0 = 60 g M = 56,56 g
B1 = 6,91 g B2 = 46,95 g
Kadar Air = 6,08 % %lolos No.200 = 87,78 %
Gs = 2,61
% finer
Saringan Ukuran butir Berat tertahan by mass
Mass Passing (gr)
no. (mm) saringan (gr) e/d x
100%
3/8 9.520 d1 = 0.00 e1 = 60.00 100.00
4 4.750 d2 = 0.00 e2 = 60.00 100.00
10 2.000 d3 = 0.00 e3 = 60.00 100.00
20 0.850 d4 = 2.50 e4 = 57.50 95.83
40 0.425 d5 = 1.37 e5 = 56.13 93.55
60 0.250 d6 = 0.78 e6 = 55.35 92.25
120 0.125 d7 = 0.38 e7 = 54.97 91.62
200 0.075 d8 = 1.09 e8 = 53.88 89.80
Lengser d = 0.75
d = 6.87
Kehilangan selama pengujian : 0.58%
Waktu R1
D= R = R1
Jam bacaan R1 R2 t ⁰C + L K P = K2*R%
K*(L/T)0,5 - R2
(menit) m
32
12:29 5 42 1 26 43 9.2 0.01291 0.017512 41 69.700
100.000
GRAFIK ANALISA DISTRIBUSI UKURAN
BUTIRAN
90.000
80.000
70.000
Persentase Lolos (%)
60.000
50.000 Analisa
Butiran
40.000 Analisa
Hidrome-
ter
30.000
20.000
10.000
D 60 = 0,007 =
Cu = D 10 0,00 Tak tedifinisi
Koefisien Gradasi
2 2
(D 30 ) (0,00126 )
= =0 ,81
Cc= D 60 xD 10 0, 007 x 0,00
33
Untuk waktu pembacaan T= 2 menit
D=0 ,01291
√ 13 ,33
2 = 0,0333 mm
R=45−1 = 44
K 2= (561 ,022
,56 )
x 100=1, 81
P =1,81 x 5 = 9,05
Golongan Tanah menurut sistem AASHTO :
Kerikil : 100% - 100% = 0%
Pasir : 100% - 100% = 0%
Lanau dan lempung : 100% - 11,51% = 88,49%
Golongan Tanah menurut sistem USCS :
Kerikil : 100% - 100% = 0%
Pasir : 100% - 100%= 0%
Lanau : 100% - 93,55% = 6,45%
Lempung : 93,55% -11,51% = 82,04%
Uji Hidrometer
Klasifikasi tanah menurut AASHTO
Tanah yang lolos ayakan No. 200 melalui uji Hidrometer = 87,78%
lebih dari 35% sehingga kemungkinannya tanah tersebut termasuk
kelompok A-4, A-5, A-6, A-7, A-7-5, dan A-7-6.
LL = 61,20% sehingga kemungkinannya tanah tersebut termasuk
kelompok A-7, A-7-5, dan A-7-6.
PI = LL-PL = 61,20% – 31,90% = 29,30% sehingga tanah tersebut
termasuk kelompok A-6, A-7, A-7-5, dan A-7-6.
GI = 0,01 (F – 15)(PI-10) = 0,01(89,73-15)(29,30-10) = 14,42 ≈ 15
Jadi, menurut AASHTO tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-5.
Klasifikasi tanah menurut sistem Unified
Dari hasil percobaan didapatkan tanah yang lolos ayakan No. 200
melalui uji hidrometer sebanyak 87,78% (lebih dari 50%) oleh karena itu
tanah tersebut termasuk dalam kelompok MH, CH dan OH.
LL=61,20% > 50% maka tanah tersebut memiliki plastisitas yang
tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan
kelompok CH (Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung
“gemuk” (fat clays)).
34
VI. Kesimpulan
Menurut AASHTO tanah tersebut masuk dalam kelompok kelompok A-7-5.
Sedangkan, menurut sistem Unified tanah tersebut merupakan kelompok CH
(Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung “gemuk” (fat clays)).
VII. Referensi
Das, Braja M. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
I. Tujuan
35
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan berat volume kering
maksimum dan kadar air optimum tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan
tertentu.
Bahan
Tanah yang lolos ayakan no.4.
Air.
36
maksimum. Kepadatan tanah diukur dengan jalan menentukan berat isi keringnya,
bukan dengan menentukan angka porinya. Lebih tinggi berat isi kering berarti lebih
kecil angka pori dan lebih tinggi derajat kepadatannya.
IV. Prosedur
1. Sampel tanah pertama dengan berat 2 kg lewat ayakan no.4 dicampur dengan air
kemudian diaduk merata.
2. Tanah tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label dan ditutup
rapat.
3. Hal yang sama dilakukan untuk 5 sampel tanah yang lain, tetapi berat air yang
ditambahkan berbeda.
4. Tanah diperam selama satu hari (24 jam).
5. Tabung cetakan kosong dihubungkan dengan pelat dasar lalu ditimbang ( leher
tabung jangan dipasang) lalu leher tabung dihubungkan dengan tabung cetakan.
6. Sampel tanah pada point 1, dimasukkan setinggi 1/3 tinggi tabung dan dipadatkan
dengan alat pemukul sebanyak 25 pukulan.
7. Leher tabung dlepaskan dan tanah diratakan dengan permukaan tabung.
8. Berat tabung, tanah dan pelat dasar ditimbang dan dicatat.
9. Bagian tengah tanah diambil untuk dihitung kadar airnya.
10. Ulangi poin 6-9 untuk 5 sampel tanah berikutnya.
V. Langkah Kerja
Tanah sebanyak 12 kg yang lolos ayakan no. 4 kemudian di bagi menjadi 2 kg dan diisi
ke dalam 6 kantong plastik sebanyak 2 kg. Tanah sebanyak 2 kg tersebut di campur
dengan air secara merata. Kemudian dimasukkan kembali ke dalam kantung dan di beri
label serta di tutup rapat. Hal yang sama dilakukan untuk 5 sampel lainnya, tetapi berat
air yang ditambahkan berbeda. Tanah diperam atau didiamkan selama 1 hari (24 jam).
Tabung cetakan kosong dihubungkan dengan pelat dasar lalu ditimbang ( leher tabung
jangan dipasang) lalu leher tabung dihubungkan dengan tabung cetakan.Sampel tanah
pada point 1, dimasukkan setinggi 1/3 tinggi tabung dan dipadatkan dengan alat
pemukul sebanyak 25 pukulan. Kemudian dimasukkan lagi setinggi ¾ tinggi tabung
dan dipadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 pukulan. Kemudian masukkan lagi
tanah sampai penuh dan dipadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 pukulan. Leher
37
tabung dlepaskan dan tanah diratakan dengan permukaan tabung. Kemudian berat
tabung, tanah dan pelat dasar ditimbang dan dicatat.Bagian tengah tanah diambil untuk
dihitung kadar airnya.Ulangi poin 6-9 untuk 5 sampel tanah berikutnya.
38
A
γ=
V
Di mana :
A = berat tanah padat
V = volume silinder
M 2 −M 3
W (%) = x 100 %
M 3 −M 1
Di mana :
M1 =berat cawan kosong
M2 = berat cawan + tanah basah
M3 = berat cawan + tanah kering
γ γ
d=
1+
w
100
Di mana :
γ d =berat volume kering
γ =berat volume
w=kadar air (%)
1
ZAV =
W 1
+
100 Gs
Di mana :
ZAV = Zero Air Void
w = kadar air (%)
Gs = berat spesifik butiran padat
W 1 +w 2
w=
2
Di mana :
W1 = kadar air pada cawan 1
W2 = kadar air pada cawan 2
w =kadar air rata-rata
39
Tabel dan grafik
Ukuran Silinder
Diameter : 10 cm Berat Penumbuk :
2473 g
Tinggi : 11,2 cm Jumlah Lapisan : 3 lapisan
Volume : 879,65 cm3 Jumlah tumbukan tiap lapis : 25 ka
Tabel Uji Pemadatan Standar:
No. Percobaan 1 2 3 4 5 6
Berat silinder +
tanah padat (g) 5250 5360 5440 5520 5440 5250
Berat silinder
(g) 3720 3720 3720 3720 3720 3720
Berat tanah
padat (g) 1530 1640 1720 1800 1720 1530
Berat volume
basah 1.62 1.74 1.83 1.91 1.83 1.62
No. Cawan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Berat cawan 10.0 10.0 10.1 10.0
kosong (g) 7 9.77 9.71 5 8.55 3 1 7.61 9.18 10.08 9.61 10.49
Berat cawan + 38.4 38.2 40.1 33.7 20.6 27.3 23.0 18.0 30.8
tanah basah (g) 2 2 9 7 0 3 1 3 3 35.49 42.30 45.00
Berat cawan + 35.9 35.6 36.0 30.7 18.8 24.3 20.5 15.9 25.7
kering (g) 6 6 6 1 2 3 0 4 7 29.47 33.37 35.55
Berat air (g) 2.46 2.56 4.13 3.06 1.78 3.00 2.51 2.09 5.06 6.02 8.93 9.45
Berat tanah 25.8 25.8 26.3 20.6 10.2 14.2 10.4 16.5
kering (g) 9 9 5 6 7 0 9 8.33 9 19.39 23.76 25.06
15.6 14.8 17.3 21.1 23.9 25.0 30.5
Kadar air (%) 9.50 9.89 7 1 3 3 3 9 0 31.05 37.58 37.71
Kadar air rata-
rata (%) 9.69 15.24 19.23 24.51 30.77 37.65
Berat volume
kering (γd) 1.48 1.51 1.53 1.53 1.40 1.18
Zero air void 2.08 1.87 1.74 1.59 1.45 1.32
40
Grafik Proctor
2.00
1.80
Berat Volume Kering
1.60
Zero Air Void
Kadar Air
1.40
1.20
1.00
5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Kadar Air (%)
38,22−35,66
w 1.2 (%)= x 100%
b. 35,66−9,77 = 9,89 %
41
Zero Air Void untuk tanah 1 adalah :
1
γ zav =
9 , 69 1
+
100 2 , 61 = 2,08 g/cm3
Kadar air optimum :
Dilihat pada grafik proctor maka kadar air optimumnya adalah 23,01 %
VI. Kesimpulan
Berdasarkan grafik proctor serta analisis yang dilakukan maka diperoleh berat
volume kering maksimum = 1,54 g/cm3 dengan kadar air optimumnya adalah 22,87%.
VII. Referensi
Das, Braja M. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
42
UJI PERMEABILITAS
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui koefisien permeabilitas (k)
suatu contoh tanah.
b) Prinsip Dasar
Permeabilitas adalah sifat bahwa zat cair dapat mengalir melalui bahan berpori.
Tanah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan satu
sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energy lebih
tinggi ke titik yang mempunyai energi lebih rendah .
43
c) Prosedur percobaan
1. Tabung plastik dilepaskan dari alat uji permeabilitas, kemudian diameter dalamnya
diukur
2. Tanah uji dicampur merata dengan air di dalam mangkukmenggunakan pisau
aluminium hingga jenuh.
3. Ambil sedikit tanah uji yang jenuh tersebut untuk menentukan kadar air
4. Tabung dipasang terlebih dahulu pada alat uji kemudian masukkan pegas lalu batu
pori ke dalam tabung.
5. Masukkan tanah uji yang jenuh ke dalam tabung.
6. Kemudian tanah uji tersebut dilapisi lagi dengan batu pori dan pegas lainnya lagi
dari bagian atas.
7. Setelah itu tabung ditutup rapat dengan penutupnya yang telah terpasang selang.
8. Isi air pada corong di ketinggian 100 cm hingga penuh.
9. Buka keran pada bagian atas tabung agar udara pada selang keluar.
10. Kocok selang hingga pori pada tanah uji di dalam tabung bebas dari udara.
11. Buka keran bagian pada bagian bawah tabung, dan mulai menghitung waktu
(pengukuran waktu dengan memakai jam) kemudian tunggu beberapa hari hingga
air yang dialirkan ini dapat terbaca pada mistar di alat uji.
12. Setelah dapat terbaca, catat h danwaktu selesai,
13. Air yang menembusi lapisan tanah (teralirkan) dikeluarkan dan diukur volumenya
dengan gelas ukur.
14. Tabung plastik berisi tanah dilepas dari alat uji permeabilitas, kemudian tinggi
tanah diukur dan beratnyaditimbang.
d) Langkah Kerja
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Tabung plastik dilepaskan dari alat uji
permeabilitas, kemudian diameter dalamnya diukur menggunakan alat ukur jangka
sorong. Tanah uji yang lolos ayakan No.40 dicampur merata dengan air di dalam
mangkukmenggunakan pisau aluminium hingga jenuh. Kemudian ambil sedikit tanah uji
yang jenuh tersebut untuk menentukan kadar air. Tabung dipasang terlebih dahulu pada
alat uji kemudian masukkan pegas lalu batu pori ke dalam tabung. Masukkan tanah uji
yang jenuh tersebut ke dalam tabung, kemudian tanah uji tersebut dilapisi lagi dengan
batu pori dan pegas lainnya lagi dari bagian atas.Setelah itu tabung ditutup rapat dengan
44
penutupnya yang telah terpasang selang.Isi air pada corong di ketinggian 100 cm hingga
penuh dan kemudian buka keran pada bagian atas tabung agar udara pada selang
keluar.Kocok selang hingga pori pada tanah uji di dalam tabung bebas dari udara. Buka
keran bagian pada bagian bawah tabung, dan mulai menghitung waktu (pengukuran
waktu dengan memakai jam). Waktu yang dibutuhkan pada saat percobaan ini diperoleh
64 jam. Kemudian tunggu beberapa hari hingga air yang dialirkan ini dapat terbaca pada
mistar di alat uji ( dalam percobaan ini diperoleh 3 hari). Pada hari ke 3 air yang di
alirkan dapat terbaca pada mistar dan kemudian mencatat tinggi (h) dan waktu selesai. Air
yang menembusi lapisan tanah (teralirkan) dikeluarkan dan diukur volumenya dengan
gelas ukur.Tabung plastik berisi tanah dilepas dari alat uji permeabilitas, kemudian tinggi
tanah diukur dan beratnyaditimbang.
e) Analisis Percobaan
1. Rumus yang digunakan :
Menghitung luas silinder
A=π¿
Menghitung nilai k
Δv ×L
k=
Δt Δh A
45
2. Data hasil pengujian permeabilitas
Berat tanah = 420 g
Diameter = 6.42 cm
Tinggi = 10 cm
Tabel 8.1 Hasil Pengujian Permeabilitas
3. Contoh perhitungan :
Perhitungan luas silinder :
1
A= × 3.14 ×6.422 =32,35 cm2
4
Perhitungan nilae koefisien permeabilitas :
63 x 10 −6
k= =2.07 ×10 cm/detik
68.17 x 3600 x 38.5 x 32,25
Sumber: Das,1998.
46
f) Kesimpulan :
Berdasarkan analisa percobaan yang telah dilakukan maka koefisien permeabilitas
dari contoh tanah ini adalah = 2.07 x 10-6 cm/detik sehingga tanah tersebut termasuk
dalam kelompok tanah lempung.
g) Referensi
Das, Braja M. 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2,
Erlangga;Jakarta
47
KESIMPULAN
PERCOBAAN KESIMPULAN
Uji Berat Volume Tanah -volume tanah kering adalah 1,63 g/cm3
Uji Berat Spesifik (Gs) Berat spesifik tanah pada temperature 28oC
adalah 2,61 dan G untuk 27,5oC adalah 2,61
Uji Batas Cair (Liquid Limit) Batas cair dari tanah pada jumlah pukulan ke-
25 adalah 61,20 %
Uji Batas Plastis (Liquid Limit) Batas plastisnya adalah 31,90 % dan indeks
plastisitasnya adalah 29,30 %
Uji Batas Susut (Liquid Limit) Batas susut dari sampel tanah ini adalah
17,13 %
Uji Pemadatan Standar (Proctor Test) -Berat volume kering maksimum = 1,54
gr/cm3
-Kadar air optimumnya = 22,87 %
Dari hasil pengujian Kadar Air sampai dengan Permeabilitas,dan dapat dilihat dari
tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut diklasifikasikan sebagai tanah lempung.
Dalam pengujian Analisa Distribusi Butiran Tanah tanah tersebut diklasifikasikan Menurut
AASHTO tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-5. Sedangkan, menurut sistem Unified
tanah tersebut merupakan kelompok CH (Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi,
lempung “gemuk” (fat clays)).
48
49