Anda di halaman 1dari 49

Deskripsi lokasi pengambilan sampel

Pengambilan sampel tanah dilakukan pada Sabtu, 8 Desember 2018 sekitar pukul 11

pagi. Saat pengambilan dilakukan, cuaca disekitar lokasi pengambilan adalah cerah berawan.

Satu hari sebelum itu, diketahui lokasi pengambilan mengalami hujan dengan intensitas kecil,

sehingga saat pengambilan sampel dilakukan, tanah yang diambil secara kasat mata terlihat

lembab.

Sebelum dilakukan penggalian, terlebih dahulu diukur jarak ke lahan penggalian,

berjarak kurang lebih 15 meter dari jalan raya. Lapisan aspal pada jalan raya terlihat

berlubang bahkan dikatakan sudah cukup rusak. Setelah itu, tanah digali sedalam 30cm dari

permukaan tanah, baru diambil sampel sebanyak 30 kg.

Tekstur tanah yang diambil dapat dikatakan lembab, bertekstur halus, dan sedikit

padat. Warna tanah terlihat coklat dan sedikit lengket (pengaruh tanah yang agak lembab).

Setelah diambil sampel sebanyak yang dibutuhkan, sampel dibawa ke laboratorium dan

disimpan dalam karung dengan keadaan tertutup, sebelum dilakukan pengujian pada hari

seninnya.

1
2
UJI KADAR AIR TANAH

I. Tujuan :
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui atau memeriksa kadar air yang
terkandung dari suatu contoh tanah.

II. Alat dan bahan :


 Alat:
 Timbangan atau neraca
 Cawan
 Oven
 Bahan :
Tanah lolos ayakan No.4

III. Prinsip Dasar


Umumnya tanah terdiri atas tiga bagian yaitu butiran tanah, air dan udara. Air dan
udara akanmengisi pori-pori yang berada antara butiran tanah. Apabila kondisi tanah
kering, maka pori-porinya hanya diisi oleh udara, sedangkan pori-pori tanah akan terisi
oleh air jika tanah dalam kondisi jenuh. Kadar air adalah perbandingan berat cair yang
terkandung dalam tanah dengan berat butiran tanah dalam keadaan kering tersebut.

IV. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan.
2. Beri penamaan pada cawan (nomor 1 dan 2), kemudian timbangdan catat berat cawan
kosong (M1).
3. Masukkan sampel tanah (basah) yang akan dicari kadar airnya ke dalam cawan lalu
timbangnya dan mendapatkan berat cawan berisi tanah basah (M2).
4. Masukkan cawan berisi tanah (basah) ke dalam oven dengan suhu 110°C selama 24
jam.
5. Setelah 24 jam, Keluarkan cawan berisi tanah (sudah dalam keadaan kering) dari
dalam oven dan Dinginkannya, lalu timbang berat cawan berisi tanah kering (M3).

3
V. Langkah Kerja
Pertama-tama menyiapkan bahan (tanah lolos ayakan No.4), alat (cawan, timbangan
digital, oven) kemudian pada cawan masing-masing diberikan persamaan nomor 1 dan
kemudian timbang dan catat berat cawan kosong (M1).Sampel (tanah basah) dimasukan
kedalam cawan yang telah diberikan persamaan nomor 1 dan 2, masing-masing cawan
dimasukan tanah sesuai yang dibutuhkan. Tanah yang telah dimasukan kedalam cawan
ditimbang dan dicatat massanya(M2)lalu dimasukan kedalam oven. Setelah 24 jam Tanah
yang dimasukan kedalam oven dikeluarakan ditimbang dan dicatat massanya(M3).

VI. Analisa Percobaan


 Rumus yang digunakan :
M 2−M 3 w +w
w (%)= × 100 %w= 1 2
M 3−M 1 2
Keterangan :
w = kadar air tanah (%)
w = kadar air tanah rata-rata (%)
M1 = berat cawan kosong (g)
M2 = berat cawan + tanah basah (g)
M3 = berat cawan + tanah kering (g)
w1 = kadar air untuk sampel tanah di cawan 1 (%)
w2 = kadar air untuk sampel tanah di cawan 2 (%)

 Tabel Kadar Air


1 No. cawan timbang 1 2

4
2 Berat cawan kosong = M1 (g) 7.82 9.13
3 Berat cawan + tanah basah = M2 (g) 44.41 54.17
4 Berat cawan + tanah kering = M3 (g) 37.10 45.96
5 Berat air = (M2-M3) (g) 7.31 8.21
6 Berat tanah kering = (M3-M1) (g) 29.28 36.83
(M2-M3)/(M3-M1)x 100
7 Kadar air = 24.97 22.29
%
8 Kadar air rata-rata = (%) 23.63

 Contoh perhitungan :
Untuk cawan 1 :
7,31
w (%)= x100%
29 ,28
w (%)=24 , 97 %
Untuk cawan 2 diperoleh dengan cara yang sama dengan cawan 1, sehingga
menghasilkan w = 22,29 %
Sehingga kadar air rata-rata :
24 , 97+22, 29
w
⃗=
2 = 23,63 %

VII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisa data maka dapat disimpulkan bahwa kadar air yang
terkandung dalam sampel tanah dari percobaan adalah 23,63 %.

VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

UJI BERAT VOLUME TANAH

5
I. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berat dari suatu volume tanah
dengan kadar air asli.

II. Alat dan Bahan


 Alat :
 Cincin.
 Cawan timbang.
 Timbangan digital.
 Oven pengering.
 Bahan :
Tanah terganggu.

III. PRINSIP DASAR


Oleh karena tanah bisa berada pada keadaan basah, kering dan jenuh. Maka,
terdapat 3 jenis berat volume tanah yaitu berat volume basah (moist unit weight), berat
volume kering (dry unit weight), dan berat volume tanah yang jenuh air.Berat volume
tanah dapat didefinisikan sebagai berat volume basah. Berat volume itu sendiri adalah
berat tanah per satuan volume. Terkadang dalam mencari berat volume tanah perlu untuk
mengetahui berat kering per satuan volume tanah.

IV. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Ukurdiameter dan tinggi cincin serta hitung volumenya.
3. Timbang cincin dan catat beratnya.
4. Padatkantanah pada cincin dan ditimbang.
5. Timbang cawan kosong dan catat beratnya.
6. Masukkan tanah padat dari cincin ke cawan secukupnya kemudian timbang dan catat
beratnya.
7. Masukkan cawan yang berisi tanah ke dalam oven selama kurang lebih 24 jam.
8. Setelah 24 jam, keluarkan cawan yang berisi tanah kering dari dalam oven,
dinginkanlalu timbang dan catat beratnya.

6
V. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu tanah, cincin, cawan dan oven.
Setelah menyiapkan semua alat dan bahan diameter, tinggi dan berat cincin diukur dan
dicatat, cawan kosong ditimbang dan dicatat beratnya(M 1), tanah yang telah disiapkan
dimasukan kedalam cincin dan dipadatkan ditimbang dan dicatat massanya. setelah
dipadatkan masukakan tanah padat dari cincin kecawan secukupnya kemudian ditimbang
dan dicatat beratnya(M2). Masukan cawan yang berisi tanah basah kedalam oven selaa
kurang lebih 24 jam, . Setelah kurang lebih 24 jam Tanah yang dimasukan kedalam oven
dikeluarakan ditimbang dan dicatat massanya (M3 ).

VI. Analisa Percobaan


 Rumus yang digunakan :
 Volume cincin = пr2t
A M 2−M 1
 Berat isi tanah basah, γ= =
V V
W 2−W 3
 Kadar air, w = ×100 %
W 3−W 1
w cawan 1+ wcawan 2
 w=
2
γ cincin 1+ γ cincin2
 γ=
2

7
γ
 Berat isi tanah kering, γ d =
1+ w
 Tabel Uji Berat Volume Tanah
No. Percobaan 1 2
Berat cincin + tanah = M1 (g) 204.80 203.01
Berat cincin = M2 (g) 78.18 78.18
Berat tanah = (M1-M2) (g) 126.62 124.83
Berat volume basah (γ) = (M1-M2)/V (g/cm3) 2.03 2.00
Berat volume basah rata-rata = (γ1 + γ2)/2 (g/cm3) 2.02
No. Cawan 1 2
Berat cawan = W1 (g) 7.82 9.13
Berat cawan + tanah basah = W2 (g) 44.41 54.17
Berat cawan + tanah kering = W3 (g) 37.10 45.96
Berat air = (W2-W3) (g) 7.31 8.21
Berat tanah kering = (W3-W1) (g) 29.28 36.83
Kadar air = (W2-W3)/(W3-W1)x100% 24.97 22.29
Kadar air rata-rata = (%) 23.63
Berat volume kering (γd) = γ/1 + ω (g/cm3) 1.62 1.64
Berat volume kering rata-rata (γd) = (γd1 + γd2)/2 (g/cm30 1.63

 Contoh perhitungan :
 Berat volume basah
126 ,62
γ 1= =2, 03g/cm3
62,36
2 ,03+ 2 ,00 3
γ= =2, 02 g / cm
2

Kadar air

7,31
w= x100 %=24,97 %
29 ,28
 Berat volume kering
2 , 253 3
γ d= =1, 62 g/cm
1+0 , 2531
1 ,62+1 , 64 3
γ d= =1 , 63 g/ cm
2

VII. Kesimpulan

8
Dari hasil percobaan dan perhitungan data diatas maka diperoleh berat volume
tanah basah rata-rata = 2,02 g/cm3 dan berat volume tanah kering = 1,63 g/cm3.

.
VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

9
UJI BERAT SPESIFIK (Gs)

I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat spesifik (Gs) dari suatu
sampel tanah.

II. Alat dan Bahan


 Alat :
 Piknometer 2 buah.
 Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr.
 Termometer dengan ketelitian 0,1oC.
 Oven dengan suhu konstan antara 105-110oC.
 Kompor listrik.
 Bahan :
 Tanah lolos ayakan No. 4
 Air destilasi.

III. Prinsip Dasar


Gravitasi khusus adalah sebagai perbandingan antara massa butir-butir dengan
massa air destilasi di udara dengan volume yang sama dengan temperatur tertentu.
Biasanya diambil pada temperatur 27,5°C. Berat spesifik berbagai tanah berkisar antara
2,65–2,75. Nilai Gs= 2,65 - 2,67 biasa digunakan untuk tanah yang tak berkohesi.
Sedangkan tanah kohesif tak organik berkisar antara 2,68–2,72.

IV. Prosedur
1. Ambil dua buah piknometer yang kosong, lalu timbang dan catat berat piknometer
kosong.
2. Ambil tanah kering oven, lalu masukkan kedalam piknometer dan ditimbang.
3. Masukkan air destilasi ke dalam piknometer yang berisi tanah.

10
4. Rebus piknometer yang berisi tanah dan air tersebut (letakkan dalam pan yang
berisi air) agar udara di dalamnya keluar.
5. Dinginkan piknometer tersebut sampai temperatur ruangan.
6. Tambahkan air destilasi ke dalam piknometer sampai batas yang telah ditentukan.
7. Timbang piknometer yang berisi air dan tanah.
8. Keluarkan air dan tanah dari dalam piknometer.
9. Isi piknometer dengan air destilasi sampai batas yang ditentukan, lalu timbang serta
catat beratnya.

V. Langkah Kerja
Menyiapkan dua buah piknometer yang kosong, lalu ditimbang dan dicatat
berat piknometer kosong. Tanah yang telah dikeringkan didalam oven diambil lalu
dimasukkan kedalam piknometer ditimbang dan dicatat beratnya, air destilasi
dimasukan kedalam piknometer yang telah berisi tanah dan direbus (letakkan dalam
pan yang berisi air) agar udara didalamnya keluar. Setelah direbus piknometer
didinginkan sampai temperature ruangan dan ditambahkan air destilasi kedalam
piknometer sampai batas yang telah ditentukan lalu ditimbag dan dicatat massanya.

VI. Analisa percobaan


 Rumus yang digunakan :
A Gs +Gs2
A=M 2−M 1 B=M 3−M 4 C= A−B Gs(T 1 ° C)= Gs= 1
C 2
o
G air pada T C
Gs(27,5 °)=Gs× o
G air pada 27,5 C

11
 Tabel hasil perhitungan

1 No. Piknometer 1 2

2 Berat piknometer kosong = M1 (g) 38,66 36,57

3 Berat piknometer + tanah kering = M2 (g) 50,66 65,74

4 Berat piknometer+air+tanah = M3 (g) 88,56 109,50

5 Berat piknometer +air = M4 (g) 79,75 100,33

6 Temperatur toC 28oC

7 A=M2-M1 12 29,17

8 B=M3-M4 8,81 9,17

9 C = A–B 3,19 20

10 Gravitasi khusus,Gs (T1°C)=A/C 3,76 1,46

11 Gravitasi khusus rata-rata,Gs 2,61


12 G air pada toC 0,9957
13 G air pada 27,5°C 0,9964
14 G tanah pada suhu 27,5oC = Gs x D 2,61

 Contoh perhitungan :
 Untuk piknometer 1:
12
=3,76
Gs1 = (12−8,81)

 Untuk mencari berat spesifik pada nomor test 2 diperoleh dengan cara yang
sama seperti mencari berat spesifik pada nomor test 1, yaitu Gs2 = 1,46
Nilai berat spesifik rata-ratanya adalah :

3 ,76+1 , 46
G⃗s=
2 = 2,61

0,9957
G⃗s 27 ,5 °C = x2,61=2,61
0,9964

12
VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka diperoleh berat spesifik tanah
pada temperatur 28°C adalah 2,61dan G untuk 27,5oC adalah 2,61.
Jadi nilai Gs = 2,61 menyatakan jenis tanah lempung organik yang berkisar antara
2,58 – 2,65.

VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

UJI BATAS CAIR(LIQUID LIMIT)

I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui batas cair pada suatu sampel
tanah.

13
II. Alat dan Bahan
 Alat :
 Cawan.
 Ayakan No. 40.
 Mangkuk atau wadah untuk mencampur.
 Timbangan digital (dengan ketelitian 0,01gr).
 Alat pengaduk.
 Oven pengering.
 Alat batas cair casagrande.
 Alat pembuat celah (grooving tool).
 Bahan :
 Tanah lolos ayakan No. 40.
 Air destilasi, aquades.

III. Prinsip Dasar


Kadar air satu tanah pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan
plastis disebut batas cair (liquid limit). Alat yang digunakan untuk menguji batas cair
adalah casagrande. Kedua bagian tanah dalam mangkok dipisahkan dengan grooving
tool, terbentuk alur lebar 2 mm dan menutup kembali sepanjang 13mm ( 1/2 inci) oleh 25
pukulan dengan kecepatan 2 pukulan per detik.

IV. Prosedur
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Tanah yang lolos ayakan No. 40 dicampur dengan air destilasi sampai membentuk
pasta tanah.
3. Masukan pasta tanah kedalam mangkuk kuningan dan dibelah dengan
menggunakan grooving tool.
4. Mesin dihidupkan kemudian hitung jumlah pukulan hingga pasta tanah yang
terbelah kembali tertutup. Jumlah pukulan hanya boleh berkisar 15-35 pukulan.
Dalam percobaan diambil sampel tanah yang jumlah pukulannya antara 15-20, 21-
25, 26-30, dan 31-35.
5. Timbang cawan kosong dan catat beratnya (M1)

14
6. Ambil sebagian sampel tanah yang lolos percobaan dan masukan kedalam cawan
kemudian ditimbang dan catat beratnya (M2).
7. Cawan beserta tanah tersebut dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan selama
24 jam.
8. Cawan berisi tanah dikeluarkan dari dalam oven, didinginkan kemudian ditimbang
dan catat beratnya (M3).

V. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengujian, Timbang cawan kosong
dan catat beratnya (M1). tanah yang digunakan yaitu tanah yang lolos ayakan No. 40
dicampur dengan air destilasi sampai membentuk pasta tanah, kemudian tanah yang telah
membentuk pasta dimasukkan kedalam mangkuk kuningan dan dibelah dengan menggunakan
grooving tool. Mesin dihidupkan kemudian hitung jumlah pukulan hingga pasta tanah yang
terbelah kembali tertutup. Jumlah pukulan hanya boleh berkisar 15-35 pukulan. Dalam
percobaan diambil sampel tanah yang jumlah pukulannya antara 15-20, 21-25, 26-30, dan 31-
35. S.Ambil sebagian sampel tanah yang lolos percobaan dan masukan kedalam cawan
kosong kemudian ditimbang dan catat beratnya (M2), setelah sampel tanah dimasukan
kedalam cawan dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan selama kurang lebih24 jam
etelah kurang lebih24 jam Cawan yang berisi tanah dikeluarkan dari dalam oven, didinginkan
kemudian ditimbang dan catat beratnya (M3).

15
VI. Analisa Data
 Rumus yang digunakan :
M 2−M 3 w +w
w (%)= × 100 %w= 1 2
M 3−M 1 2
Keterangan :
M1 = berat cawan kosong (g)
M2 = berat cawan + berat tanah basah (g)
M3 = berat cawan + tanah kering (g)
w = kadar air (%)
w = kadar air rata-rata (%)

Table Hasil Pengujian Batas Cair

Jumlah pukulan 17 22 28 33
No. Cawan Timbang 1 2 3 4 5 6 7 8
Berat cawan kosong M1 7,70 10,32 7,62 10,0 8,73 10,1 7,83 9,45

16
6 1
28,4 23,6
Berat cawan +tanah 24,8 28,2 27,7 3 9
basah M2 25,16 26,64 24,66 8 8 1
20,6 18,2
Berat cawan + tanah 19,1 21,2 21,3 1 6
kering M3 18,38 20,32 18,06 3 3 1
A= M2- 7,82 5,43
6,6
Berat air M3 6,78 6,32 5,75 7,05 6,4
13,0
B= M3- 8,81
8
Berat tanah kering M1 10,68 10 10,44 9,07 12,5 11,2
w= 63,4 59,8 61,6 57,1
Kadar air A/B*100% 63,48 63,2 63,22 0 0 3 56,4 4
Kadarair rata- rata 63,34 63,31 61,41 56,77

liquid limit (LL)


64.00

63.00

62.00
61,20 %
61.00

60.00
kadar air (%)

59.00

58.00

57.00

56.00

55.00

54.00
15 20 25 30 35

jumlah pukulan

Gambar grafik penentuan batas cair

 Contoh perhitungan

17
25,16−18,38
W 17.1 (%)= x100%
18,38−7,70 = 63,48 %

Dengan cara yang sama untuk memperoleh W17.1, kita memperoleh W17.2=
63,2%. Sehingga:

63 , 48+63 , 2
W 17 (%)= =63 , 34 %
2

Kemudian dihitung kadar air rata-rata W23, W29, dan W35 untuk tanah 1, 2, 3,
dan 4. Setelah itu dengan melihat grafik dapat ditentukan nilai batas cair pada saat
jumlah pukulan, N = 25 yaitu 61,20 %

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasilpercobaan, analisa dan grafik maka diperoleh batas cair dari sampel
tanah pada jumlah pukulan ke-25 adalah 61,20%.

VII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

UJI BATAS PLASTIS(PLASTIC LIMIT)

I. Tujuan

18
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas plastis(plastic limit)
dan indeks plastisitas (plasticity index) suatu tanah.

II. Alat dan Bahan


 Alat :
 Cawan timbang.
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 g.
 Oven pengering.
 Mangkok.
 Plat kaca.
 Ayakan No. 40.
 Bahan :
 Tanah yang lolos saringan No. 40.
 Air.

III. Prinsip Dasar


Kadar air dimana terjadinya transisi dari keadaan semi padat ke keadaan
plastisdisebut batas plastis (plastic limit). Batas plastis merupakan batas terendah dari
tingkat keplastisan suatu tanah.
Indeks plastisitas (plasticity index) merupakan suatu rentang kadar air di mana
tanah berperilaku plastis secara numeris.

IV. Prosedur percobaan


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Taruh tanah di dalam cawan, kemudian dicampur dengan air sampai berbentuk
pasta.
3. Ambil pasta dan digulung-gulungkan di permukaan kaca sampai kira-kira pasta
berdiameter 3,2 mm, dan terdapat retakan pada pasta.
4. Sedikit tanah yang digulung tersebut diambil untuk menentukan kadar air.
5. Langkah diatas diulangi sampai beberapa kali.
V. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan , Timbang cawan kosong dan catat beratnya (M1). tanah
yang digunakan yaitu tanah yang lolos ayakan No. 40 dicampur dengan air destilasi sampai

19
membentuk pasta tanah,Ambil pasta dan digulung-gulungkan di permukaan kaca sampai
kira-kira pasta berdiameter 3,2 mm, dan terdapat retakan pada pasta. Sedikit tanah yang
digulung tersebut diambil dimasukkan kedalam cawan dan dimasukan kedalam oven untuk
menentukan kadar air.

VI. Analisis Percobaan


 Rumus yang digunakan :
M 2−M 3
PL ( % )=w= ×100 %
M 3−M 1
w1 + w2 PL 1+ PL2
PL= =
2 2
PI =¿−PL

Keterangan :
PL = Plastic Limit (%)
LL = Liquid Limit (%)
PI = Plasticity Index (%)
M1 = Berat cawan (g)
M2 = Berat cawan + tanah basah (g)
M3 = Berat cawan + tanah kering (g)

20
1 No. cawan timbang 1 2
2 Berat cawan kosong = M1 (g) 9.12 10.22
3 Berat cawan + tanah basah = M2 (g) 10.43 11.64
4 Berat cawan + tanah kering = M3 (g) 10.11 11.30
5 Berat air A = M2 - M3 0.32 0.34
6 Berat tanah kering B = M3 - M1 0.99 1.08
7 Kadar air W = A/B x 100% 32.32 31.48
8 Kadar air rata-rata 31.90

Contoh Perhitungan
Untuk cawan 1 diperoleh sebagai berikut:

10,43−10,11
PL1 (%)= x 100 %
10,11−9,12

PL 1 (%)=32 , 32 %

Untuk cawan 2 diperoleh dengan cara yang sama seperti cawan 1, yaitu sebagai berikut:
PL2 = 31,48 %.

Menghitung batas plastis rata-rata:

32 ,32+31 , 48
P L̄=
2 = 31,90 %

PI = 61,20% - 31,90 % =29,30 %

VII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang dilakukan diperoleh batas plastis dari
sampel tanah tersebut adalah 31,90 % dan indeks plastisitasnya 29,30%.

Karena indeks plastisitasnya lebih dari 17% maka tanah ini bersifat plastisitas tinggi
dan jenis tanahnya adalah lempung.

VII. Referensi

21
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

UJI BATAS SUSUT(SHRINKAGE LIMIT)

I. Tujuan

22
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui batas susut(shrinkage limit)
dari suatu sampel tanah.

II. Alat dan Bahan:


 Alat :
 Cawan susut.
 Timbangan digital.
 Oven pengering.
 Ayakan No.40.
 Mangkuk porselin.
 Spatel atau pengaduk.
 Alat pengukur volume tanah; mangkuk gelas, plat gelas dengan 3 paku, air raksa.
 Pisau baja.
 Bahan :
 Tanah lolos ayakan No.40.
 Air bersih.
 Air raksa.
 Vaselin.

III. Prinsip dasar


Suatu tanah akan menyusut apabila air yang terkandung secara perlahan-lahan
hilang dalam tanah. Batas susut(shrinkage limit) suatu tanah adalah kadar air maksimum
yang menyatakan keadaan antara setengah padat dan padat. Dengan hilangnya air secara
terus-menerus, tanah akan mencapai suatu tingkat keseimbangan di mana penambahan
air tidak akan menyebabkan perubahan volume.

IV. Prosedur
1. Campurkan air bersihdengan tanah yang lolos ayakan No. 40 ke dalam mangkuk
hingga membentuk pasta.
2. Olesi cawan susut dengan vaselin pada bagian dalam kemudian ditimbang.
3. Ketuk permukaan cawan yang telah diisi 1/3 penuh dengan pasta tanah hingga
permukaannya rata dan tidak ada gelembung udara yang tersisa.

23
4. Lakukan langkah ketiga 2x lagi hingga cawan susut terisi penuh, kemudian timbang
berat cawan yang berisi tanah basah.
5. Tanah dibiarkan mengering di udara sampai warnanya berubah dari warna tua
menjadi warna muda kemudian masukkan dalam oven selama 24 jam.
6. Setelah 24 jam, tanah dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan lalu ditimbang.
7. Gelas cup ditempatkan ke dalam mangkuk lalu gelas cup diisi dengan air raksa
hingga penuh.
8. Permukaan gelas cup yang penuh dengan air raksa ditekan hingga tak ada udara
yang terjebak di dalamnya.
9. Bagian luar gelas cup dibersihkan dan pindahkan pada mangkuk lain yang masih
kosong dan bersih.
10. Gumpalan tanah kering tadi diletakkan diatas air raksa kemudian tekan dengan plat
kaca hingga kelebihan air raksa tumpah ke mangkuk.
11. Timbang cawan porselen.
12. Setelah itu pindahkan air raksa yang tertumpah kemudian ditimbang.

V. Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan ,cawan susut diolesi dengan oli pada bagian dalam
kemudian ditimbang cawan susut kosong dan catat beratnya (W1), tanah yang digunakan
yaitu tanah yang lolos ayakan No. 40 dicampur dengan air destilasi sampai membentuk pasta
tanah,Ambil sebagian sampel tanah dan masukan kedalam cawan susut kosong kemudian
ditimbang dan catat beratnya (W2), setelah sampel tanah dimasukan kedalam cawan susut
dibiarkan selama 2 jam, setelah 2 jam dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan selama
kurang lebih24 jam setelah kurang lebih24 jam Cawan yang berisi tanah dikeluarkan dari
dalam oven, didinginkan kemudian ditimbang dan catat beratnya (W3). Setelah didinginkan
Gelas cup ditempatkan ke dalam mangkuk lalu gelas cup diisi dengan air raksa hingga
penuh,Permukaan gelas cup yang penuh dengan air raksa ditekan hingga tak ada udara yang
terjebak di dalamnya kemudian Bagian luar gelas cup dibersihkan dan pindahkan pada
mangkuk lain yang masih kosong dan bersih, Gumpalan tanah kering tadi diletakkan diatas
air raksa kemudian tekan dengan plat kaca hingga kelebihan air raksa tumpah ke mangkuk.
cawan porselen ditimbang dan air raksa yang tertumpah dipindahkan dan ditimbang.

24
VI. Analisa Percobaan
 Rumus yang digunakan :

V 0=
W6
13,6 (V
SL= 0 −
1
W 0 Gs ) SL +SL2
×100 % SL= 1
2

 `Tabel
1 Nomor Cawan 1 2
2 Berat cawan susut W1 (g) 5,75 5,17
3 Berat cawan susut + tanah basah, W2 (g) 23,86 26,88
4 Berat cawan susut + tanah kering, W3 (g) 15,77 17,69
5 Berat tanah kering, W0 = W3 - W1 ( g ) 10,02 12,52

25
6 Berat cawan porselin,W4 (g) 32,38 32,38
7 Berat cawan porselin + air raksa,W5 (g) 112,27 121,47
8 Berat air raksa W6 (g) 79,89 89,09
9 Volume tanah kering V0 = W6/13,6( cm3) 5,87 6,55
10 Batas susut, SL = (V0/ W0 - 1/G) x 100% 20,27 14,00
11. Batas Susut rata-rata (%) 17,13

 Contoh Perhitungan
Untuk cawan 1

 Batas susut

SL= [ 5 , 87

1
]
10 , 02 2 ,61
x100 %

SL =20,27 %

Untuk batas susut pada cawan 2, diperoleh dengan cara perhitungan yang sama
seperti cawan 1, yaitu sebesar 14,00%

 Batas susut rata-rata


20 ,27+14 ,00
S ⃗L =
2 =17,13 %

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang dilakukan, diperoleh batas susut
dari sampel tanah adalah 17,13 %

VIII. Referensi
Das, Braja M.. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta

ANALISADISTRIBUSI BUTIRAN TANAH

I. Tujuan

26
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui distribusi ukuran butiran
dalam suatu massa tanah baik dengan analisis saringan maupun analisis hidrometer.
.
II. Alat dan Bahan
 Alat
 Analisis hidrometer :
1. Hidrometer
2. Timbangan digital
3. Oven
4. Gelas ukur
5. Stopwatch
6. Thermometer
7. sendok
 Analisis saringan :
1. Tempayan
2. Timbangan digital
3. Mesin penggetar saringan
4. Saringan
5. Oven
6. Palu karet (penghancur tanah)
7. Pan lengser
8. Tutupan saringan atas
 Bahan :
 Analisis hidrometer :
1. Tanah lolos ayakan No. 10 seberat 60 gr.
2. Air destilasi.
 Analisis saringan :
Tanah sisa percobaan hidrometer yang telah dihaluskan kembali

C. Prinsip Dasar
Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya. Besarnya butiran
dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanah. Oleh karena itu analisis
butiran merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan.
Distribusi ukuran butiran untuk tanah berbutir kasar dan halus dapat ditentukan
dengan analisis saringan.
III. Prosedur Kerja
1. 60 g tanah terganggu dicampur dengan air destilasi dan diperam dalam keadaan
encer selama kira-kira sehari.

27
2. Tanah tersebut dimasukan ke dalam tabung (gelas ukur) beserta air yang telah
dicampurkan.
3. Tambahkan air destilasi lagi hingga mencapai 1000 cc.
4. Tabung yang berisi tanah dan air tersebut dikocok hingga benar-benar tercampur
merata dan letakan kembali tabung tersebut.
5. Masukan hidrometer ke dalam tabung dan baca ukurannya sementara stopwatch
dijalankan. Pembacaan dilakukan pada menit ke-2, ke-5, ke-30, ke-60, ke-250, dan
ke-1440. Pada saat menunggu waktu pembacaan, hidrometer dipindahkan sementara
ke dalam tabung berisi air destilasi.
6. Pada senggang waktu pembacaan, catat koreksi meniskus dan koreksi hidrometer.
7. Selesai pembacaan hidrometer, air dan tanah dikeluarkan kemudian dikeringkan
di dalam oven.
8. Setelah tanah kering kemudian dihancurkan.
9. Timbang semua saringan dan pan yang akan dipakai.
10. Timbang sisa tanah analisa hidrometer tadi beserta cawannya.
11. Susun timbangan mulai dari diameter yang besar hingga yang kecil.
12. Pasangkan pan lengser di urutan paling bawah.
13. Tanah dimasukan ke dalam saringan kemudian tutup ayakan.
14. Pasang saringan yang tersusun itu pada mesin penggetar saringan dan hidupkan
mesin selama 15 menit.
15. Mesin penggetar dimatikan, dibuka dan ditimbang tiap-tiap saringan beserta
tanah yang tertahan.

IV. Langkah Kerja


Pertama-tama menyiapkan bahan (tanah lolos ayakan No. 10) dan bahan yang
di perlukan. Tanah yang lolos ayakan No. 10 di campurkan dengan air destilasi
sebanyak 125 ml lalu diaduk hingga merata kemudian diamkan selama 24 jam.
Setalah 24 jam tanah tersebut dimasukkan ke dalam tabung kemudian ditambahkan
lagi dengan air destilasi hingga mencapai 1000 cc. Tabung yang diisi tanah dan air
destilasi tersebut dikocok hingga benar-benar tercampur merata kemudian letakkan
kembali tabung tersebut. Masukan hidrometer ke dalam tabung dan baca ukurannya
sementara stopwatch dijalankan. Pembacaan dilakukan pada menit ke-2, ke-5, ke-
30, ke-60, ke-250, dan ke-1440. Pada saat menunggu waktu pembacaan, hidrometer
dipindahkan sementara ke dalam tabung berisi air destilasi.Pada senggang waktu

28
pembacaan, catat koreksi meniskus dan koreksi hidrometer.Selesai pembacaan
hidrometer, air dan tanah dikeluarkan kemudian dicuci hingga bersih menggunakan
saringan No. 200 lalu dikeringkan di dalam oven.Setelah 24 jam, tanah dikeluarkan
dan ditimbang. Timbang semua saringan dan pan yang akan dipakai kemudian
timbang sisa tanah analisa hidrometer tadi beserta cawannya.Susun timbangan
mulai dari diameter yang besar hingga yang kecil, setelah itu pasangkan pan lengser
di urutan paling bawah. Selanjutnya tanah dimasukan ke dalam saringan kemudian
tutup ayakan dan pasang saringan yang tersusun itu pada mesin penggetar saringan
dan hidupkan mesin selama 15 menit. Setelah 15 menit, mesin penggetar dimatikan,
dibuka dan ditimbang tiap-tiap saringan beserta tanah yang tertahan.

29
V. Analisa Data
a) massa kering
Rumus yang digunakan:
B0
M=
 1+ w

Dengan :
M = massa kering contoh tanah
B0 = massa basah contoh tanah
w = kadar air tanah
b) Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
 B 2=M −B1

30
Dengan :
M= massa kering contoh tanah
B1= massa kering contoh tanah
B2= Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
c) Presentase yang lolos ayakan No.200
B2
%lolos= x 100
M
d) Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
Rumus yang digunakan adalah :

[√ ]
0,5
L
D=K
 T
Keterangan :
D = ukuran butir (mm)
K = konstantan yang besarnya dipengaruhi temperatur suspensi dan
grafitasi khusus butir.
L = kedalaman efektif
T = saat pembacaan dalam menit.

 R=R 1−R 2

Keterangan :
R1 = pembacaan hidrometer
R2 = koreksi meniskus


K 2= ( )
a
M
x 100


P=K 2 x R
Keterangan :
P = persentase massa butir yang lolos (%)
a = angka koreksi untuk hidrometer 152
B0 = 60 g
B1 = 6,91 g
Kadar Air = 6,08 %
Gs = 2,61

31
a) Hitungan massa kering
60
M= =56 , 56 g
1+ 1, 0608
b) Massa kering bagian tanah lewat saringan No.200
B 2=56 ,56−6 , 91=49 , 65 g
c) Presentase yang lolos ayakan No.200
49 , 65
%lolos= x 100=87 , 78 %
56 , 56
Hasil pengujian di atas kemudian di tabulasikan dalam tabel.
B0 = 60 g M = 56,56 g
B1 = 6,91 g B2 = 46,95 g
Kadar Air = 6,08 % %lolos No.200 = 87,78 %
Gs = 2,61

Tabel Analisa saringan Uji Hidrometer

% finer
Saringan Ukuran butir Berat tertahan by mass
Mass Passing (gr)
no. (mm) saringan (gr) e/d x
100%
3/8 9.520 d1 = 0.00 e1 = 60.00 100.00
4 4.750 d2 = 0.00 e2 = 60.00 100.00
10 2.000 d3 = 0.00 e3 = 60.00 100.00
20 0.850 d4 = 2.50 e4 = 57.50 95.83
40 0.425 d5 = 1.37 e5 = 56.13 93.55
60 0.250 d6 = 0.78 e6 = 55.35 92.25
120 0.125 d7 = 0.38 e7 = 54.97 91.62
200 0.075 d8 = 1.09 e8 = 53.88 89.80
Lengser d = 0.75
d = 6.87
Kehilangan selama pengujian : 0.58%

Waktu R1
D= R = R1
Jam bacaan R1 R2 t ⁰C + L K P = K2*R%
K*(L/T)0,5 - R2
(menit) m

12:26 2 45 1 26 46 8.8 0.01291 0.027080 44 74.800

32
12:29 5 42 1 26 43 9.2 0.01291 0.017512 41 69.700

12:54 30 37 1 26 38 10.1 0.01291 0.007491 36 61.200

13:24 60 34 1 26 35 10.6 0.01291 0.005426 33 56.100

16:34 250 32 1 26 33 10.9 0.01291 0.002696 31 52.700

12:24 1440 18 1 26 19 13.2 0.01291 0.001236 17 28.900

100.000
GRAFIK ANALISA DISTRIBUSI UKURAN
BUTIRAN
90.000

80.000

70.000
Persentase Lolos (%)

60.000

50.000 Analisa
Butiran
40.000 Analisa
Hidrome-
ter
30.000

20.000

10.000

0.000 D60 D30


10.000 1.000 0.100 0.010 0.001
Diameter

Gambar grafik analisa hidrometer

 Dari hasil analisis Saringan Hidrometer diperoleh


D10 = 0,00
D30 = 0,00126
D60 = 0,007
 Koefisien Keseragaman

D 60 = 0,007 =
Cu = D 10 0,00 Tak tedifinisi
 Koefisien Gradasi
2 2
(D 30 ) (0,00126 )
= =0 ,81
Cc= D 60 xD 10 0, 007 x 0,00

33
Untuk waktu pembacaan T= 2 menit


D=0 ,01291
√ 13 ,33
2 = 0,0333 mm

 R=45−1 = 44


K 2= (561 ,022
,56 )
x 100=1, 81

P =1,81 x 5 = 9,05
 Golongan Tanah menurut sistem AASHTO :
Kerikil : 100% - 100% = 0%
Pasir : 100% - 100% = 0%
Lanau dan lempung : 100% - 11,51% = 88,49%
 Golongan Tanah menurut sistem USCS :
Kerikil : 100% - 100% = 0%
Pasir : 100% - 100%= 0%
Lanau : 100% - 93,55% = 6,45%
Lempung : 93,55% -11,51% = 82,04%
 Uji Hidrometer
 Klasifikasi tanah menurut AASHTO
Tanah yang lolos ayakan No. 200 melalui uji Hidrometer = 87,78%
lebih dari 35% sehingga kemungkinannya tanah tersebut termasuk
kelompok A-4, A-5, A-6, A-7, A-7-5, dan A-7-6.
LL = 61,20% sehingga kemungkinannya tanah tersebut termasuk
kelompok A-7, A-7-5, dan A-7-6.
PI = LL-PL = 61,20% – 31,90% = 29,30% sehingga tanah tersebut
termasuk kelompok A-6, A-7, A-7-5, dan A-7-6.
GI = 0,01 (F – 15)(PI-10) = 0,01(89,73-15)(29,30-10) = 14,42 ≈ 15
Jadi, menurut AASHTO tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-5.
 Klasifikasi tanah menurut sistem Unified
Dari hasil percobaan didapatkan tanah yang lolos ayakan No. 200
melalui uji hidrometer sebanyak 87,78% (lebih dari 50%) oleh karena itu
tanah tersebut termasuk dalam kelompok MH, CH dan OH.
LL=61,20% > 50% maka tanah tersebut memiliki plastisitas yang
tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan
kelompok CH (Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung
“gemuk” (fat clays)).

34
VI. Kesimpulan
Menurut AASHTO tanah tersebut masuk dalam kelompok kelompok A-7-5.
Sedangkan, menurut sistem Unified tanah tersebut merupakan kelompok CH
(Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung “gemuk” (fat clays)).

VII. Referensi
Das, Braja M. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

UJI PEMADATAN STANDAR (PROCTOR TEST)

I. Tujuan

35
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan berat volume kering
maksimum dan kadar air optimum tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan
tertentu.

II. Alat dan Bahan


 Alat
 Mold atau cetakan.
 Ayakan No.4.
 Proctor Hammer.
 Oven Pengering.
 Cawan.
 Timbangan.
 Besi Plat.
 Pan yang berukuran besar.
 6 buah kantung plastik ukuran kecil.
 Kertas label.

 Bahan
 Tanah yang lolos ayakan no.4.
 Air.

III. Prinsip Dasar


Pemadatan adalah suatu proses di mana partikel-partikel tanah diatur kembali dan
dikemas menjadi bentuk yang padat dengan bantuan peralatan mekanis dan bertujuan
untuk mengurangi porositas tanah sehingga memperberat isi kering tanah tersebut.
Untuk setiap jenis pemadatan tertentu, kepadatan yang tercapai tergantung pada kadar
air di dalam tanah. Jika kadar air di dalam tanah kecil maka tanah akan sulit dipadatkan,
sedangkan jika kadar air di dalam tanah ditambah maka tanah mudah dipadatkan karena
air berfungsi sebagai pelumas.
Pada kondisi air yang tinggi maka tingkat kepadatan adalah rendah karena air
yang terjebak dalam pori-pori tanah sulit dikeluarkan.
Untuk energi pemadatan tertentu yang bekerja pada tanah, maka ada satu kadar
air yang dinamakan kadar air optimum di mana kepadatan tanah akan mencapai

36
maksimum. Kepadatan tanah diukur dengan jalan menentukan berat isi keringnya,
bukan dengan menentukan angka porinya. Lebih tinggi berat isi kering berarti lebih
kecil angka pori dan lebih tinggi derajat kepadatannya.

IV. Prosedur
1. Sampel tanah pertama dengan berat 2 kg lewat ayakan no.4 dicampur dengan air
kemudian diaduk merata.
2. Tanah tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label dan ditutup
rapat.
3. Hal yang sama dilakukan untuk 5 sampel tanah yang lain, tetapi berat air yang
ditambahkan berbeda.
4. Tanah diperam selama satu hari (24 jam).
5. Tabung cetakan kosong dihubungkan dengan pelat dasar lalu ditimbang ( leher
tabung jangan dipasang) lalu leher tabung dihubungkan dengan tabung cetakan.
6. Sampel tanah pada point 1, dimasukkan setinggi 1/3 tinggi tabung dan dipadatkan
dengan alat pemukul sebanyak 25 pukulan.
7. Leher tabung dlepaskan dan tanah diratakan dengan permukaan tabung.
8. Berat tabung, tanah dan pelat dasar ditimbang dan dicatat.
9. Bagian tengah tanah diambil untuk dihitung kadar airnya.
10. Ulangi poin 6-9 untuk 5 sampel tanah berikutnya.

V. Langkah Kerja
Tanah sebanyak 12 kg yang lolos ayakan no. 4 kemudian di bagi menjadi 2 kg dan diisi
ke dalam 6 kantong plastik sebanyak 2 kg. Tanah sebanyak 2 kg tersebut di campur
dengan air secara merata. Kemudian dimasukkan kembali ke dalam kantung dan di beri
label serta di tutup rapat. Hal yang sama dilakukan untuk 5 sampel lainnya, tetapi berat
air yang ditambahkan berbeda. Tanah diperam atau didiamkan selama 1 hari (24 jam).
Tabung cetakan kosong dihubungkan dengan pelat dasar lalu ditimbang ( leher tabung
jangan dipasang) lalu leher tabung dihubungkan dengan tabung cetakan.Sampel tanah
pada point 1, dimasukkan setinggi 1/3 tinggi tabung dan dipadatkan dengan alat
pemukul sebanyak 25 pukulan. Kemudian dimasukkan lagi setinggi ¾ tinggi tabung
dan dipadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 pukulan. Kemudian masukkan lagi
tanah sampai penuh dan dipadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 pukulan. Leher

37
tabung dlepaskan dan tanah diratakan dengan permukaan tabung. Kemudian berat
tabung, tanah dan pelat dasar ditimbang dan dicatat.Bagian tengah tanah diambil untuk
dihitung kadar airnya.Ulangi poin 6-9 untuk 5 sampel tanah berikutnya.

VI. Analisa Data


 Rumus

38
A
 γ=
V
Di mana :
A = berat tanah padat
V = volume silinder

M 2 −M 3
 W (%) = x 100 %
M 3 −M 1
Di mana :
M1 =berat cawan kosong
M2 = berat cawan + tanah basah
M3 = berat cawan + tanah kering

γ γ
 d=
1+
w
100

Di mana :
γ d =berat volume kering
γ =berat volume
w=kadar air (%)

1
ZAV =
 W 1
+
100 Gs
Di mana :
ZAV = Zero Air Void
w = kadar air (%)
Gs = berat spesifik butiran padat

W 1 +w 2
 w=
2
Di mana :
W1 = kadar air pada cawan 1
W2 = kadar air pada cawan 2
w =kadar air rata-rata

39
 Tabel dan grafik
Ukuran Silinder
Diameter : 10 cm Berat Penumbuk :
2473 g
Tinggi : 11,2 cm Jumlah Lapisan : 3 lapisan
Volume : 879,65 cm3 Jumlah tumbukan tiap lapis : 25 ka
Tabel Uji Pemadatan Standar:

No. Percobaan 1 2 3 4 5 6
Berat silinder +
tanah padat (g) 5250 5360 5440 5520 5440 5250
Berat silinder
(g) 3720 3720 3720 3720 3720 3720
Berat tanah
padat (g) 1530 1640 1720 1800 1720 1530
Berat volume
basah 1.62 1.74 1.83 1.91 1.83 1.62
No. Cawan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Berat cawan 10.0 10.0 10.1 10.0
kosong (g) 7 9.77 9.71 5 8.55 3 1 7.61 9.18 10.08 9.61 10.49
Berat cawan + 38.4 38.2 40.1 33.7 20.6 27.3 23.0 18.0 30.8
tanah basah (g) 2 2 9 7 0 3 1 3 3 35.49 42.30 45.00
Berat cawan + 35.9 35.6 36.0 30.7 18.8 24.3 20.5 15.9 25.7
kering (g) 6 6 6 1 2 3 0 4 7 29.47 33.37 35.55
Berat air (g) 2.46 2.56 4.13 3.06 1.78 3.00 2.51 2.09 5.06 6.02 8.93 9.45
Berat tanah 25.8 25.8 26.3 20.6 10.2 14.2 10.4 16.5
kering (g) 9 9 5 6 7 0 9 8.33 9 19.39 23.76 25.06
15.6 14.8 17.3 21.1 23.9 25.0 30.5
Kadar air (%) 9.50 9.89 7 1 3 3 3 9 0 31.05 37.58 37.71
Kadar air rata-
rata (%) 9.69 15.24 19.23 24.51 30.77 37.65
Berat volume
kering (γd) 1.48 1.51 1.53 1.53 1.40 1.18
Zero air void 2.08 1.87 1.74 1.59 1.45 1.32

40
Grafik Proctor
2.00

1.80
Berat Volume Kering

1.60
Zero Air Void
Kadar Air
1.40

1.20

1.00
5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Kadar Air (%)

Gambar grafik uji pemadatan standar


a) Contoh Perhitungan
 Berat volume basah untuk tanah jenis 1
5250
γ=
879,65 =1,62 g/cm3

 Kadar air untuk cawan 1.1 dan 1.2


38, 42−35,96
w 1.1 (%)= x100%
a. 35,96−10,07 = 9,50 %

38,22−35,66
w 1.2 (%)= x 100%
b. 35,66−9,77 = 9,89 %

 Kadar air rata-rata untuk cawan 1.1 dan 1.2


9 ,50+9 , 89
w̄=
2 = 9,69 %

 Berat volume kering untuk tanah 1 adalah :


1 , 620
γ d=
9 ,690
1+
100 = 1,480 g/cm

41
 Zero Air Void untuk tanah 1 adalah :
1
γ zav =
9 , 69 1
+
 100 2 , 61 = 2,08 g/cm3
 Kadar air optimum :
 Dilihat pada grafik proctor maka kadar air optimumnya adalah 23,01 %

VI. Kesimpulan
Berdasarkan grafik proctor serta analisis yang dilakukan maka diperoleh berat
volume kering maksimum = 1,54 g/cm3 dengan kadar air optimumnya adalah 22,87%.

VII. Referensi
Das, Braja M. 1985.Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.

42
UJI PERMEABILITAS

A. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui koefisien permeabilitas (k)
suatu contoh tanah.

B. Alat dan Bahan


 Alat :
 Alat uji permeabilitas
 Jangka sorong
 Gelas ukur
 Timbangan digital
 Mangkuk
 Tabung plastik
 Selang
 Pegas
 Batu pori
 Corong
 Pisau alumunium
 Stopwatch
 Alat-alat uji kadar air
 Bahan :
 Tanah terganggu.
 Air bersih.

b) Prinsip Dasar

Permeabilitas adalah sifat bahwa zat cair dapat mengalir melalui bahan berpori.
Tanah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan satu
sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energy lebih
tinggi ke titik yang mempunyai energi lebih rendah .

43
c) Prosedur percobaan
1. Tabung plastik dilepaskan dari alat uji permeabilitas, kemudian diameter dalamnya
diukur
2. Tanah uji dicampur merata dengan air di dalam mangkukmenggunakan pisau
aluminium hingga jenuh.
3. Ambil sedikit tanah uji yang jenuh tersebut untuk menentukan kadar air
4. Tabung dipasang terlebih dahulu pada alat uji kemudian masukkan pegas lalu batu
pori ke dalam tabung.
5. Masukkan tanah uji yang jenuh ke dalam tabung.
6. Kemudian tanah uji tersebut dilapisi lagi dengan batu pori dan pegas lainnya lagi
dari bagian atas.
7. Setelah itu tabung ditutup rapat dengan penutupnya yang telah terpasang selang.
8. Isi air pada corong di ketinggian 100 cm hingga penuh.
9. Buka keran pada bagian atas tabung agar udara pada selang keluar.
10. Kocok selang hingga pori pada tanah uji di dalam tabung bebas dari udara.
11. Buka keran bagian pada bagian bawah tabung, dan mulai menghitung waktu
(pengukuran waktu dengan memakai jam) kemudian tunggu beberapa hari hingga
air yang dialirkan ini dapat terbaca pada mistar di alat uji.
12. Setelah dapat terbaca, catat h danwaktu selesai,
13. Air yang menembusi lapisan tanah (teralirkan) dikeluarkan dan diukur volumenya
dengan gelas ukur.
14. Tabung plastik berisi tanah dilepas dari alat uji permeabilitas, kemudian tinggi
tanah diukur dan beratnyaditimbang.

d) Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Tabung plastik dilepaskan dari alat uji
permeabilitas, kemudian diameter dalamnya diukur menggunakan alat ukur jangka
sorong. Tanah uji yang lolos ayakan No.40 dicampur merata dengan air di dalam
mangkukmenggunakan pisau aluminium hingga jenuh. Kemudian ambil sedikit tanah uji
yang jenuh tersebut untuk menentukan kadar air. Tabung dipasang terlebih dahulu pada
alat uji kemudian masukkan pegas lalu batu pori ke dalam tabung. Masukkan tanah uji
yang jenuh tersebut ke dalam tabung, kemudian tanah uji tersebut dilapisi lagi dengan
batu pori dan pegas lainnya lagi dari bagian atas.Setelah itu tabung ditutup rapat dengan

44
penutupnya yang telah terpasang selang.Isi air pada corong di ketinggian 100 cm hingga
penuh dan kemudian buka keran pada bagian atas tabung agar udara pada selang
keluar.Kocok selang hingga pori pada tanah uji di dalam tabung bebas dari udara. Buka
keran bagian pada bagian bawah tabung, dan mulai menghitung waktu (pengukuran
waktu dengan memakai jam). Waktu yang dibutuhkan pada saat percobaan ini diperoleh
64 jam. Kemudian tunggu beberapa hari hingga air yang dialirkan ini dapat terbaca pada
mistar di alat uji ( dalam percobaan ini diperoleh 3 hari). Pada hari ke 3 air yang di
alirkan dapat terbaca pada mistar dan kemudian mencatat tinggi (h) dan waktu selesai. Air
yang menembusi lapisan tanah (teralirkan) dikeluarkan dan diukur volumenya dengan
gelas ukur.Tabung plastik berisi tanah dilepas dari alat uji permeabilitas, kemudian tinggi
tanah diukur dan beratnyaditimbang.

e) Analisis Percobaan
1. Rumus yang digunakan :
 Menghitung luas silinder

A=π¿

 Menghitung nilai k
Δv ×L
k=
Δt Δh A

45
2. Data hasil pengujian permeabilitas
Berat tanah = 420 g
Diameter = 6.42 cm
Tinggi = 10 cm
Tabel 8.1 Hasil Pengujian Permeabilitas

A (cm²) ∆t (jam) ∆V (ml) ∆h (cm)


No
1 32.35 68.17 63 38.5

3. Contoh perhitungan :
 Perhitungan luas silinder :
1
A= × 3.14 ×6.422 =32,35 cm2
4
 Perhitungan nilae koefisien permeabilitas :
63 x 10 −6
k= =2.07 ×10 cm/detik
68.17 x 3600 x 38.5 x 32,25

Tabel 8.2Harga-harga Koefisien Permeabilitas

koefisien Permeabilitas (k)


Jenis Tanah
(cm/detik) (cm/menit)

Kerikil bersih 1.0 – 100 2.0 – 200

Pasir kasar 1.0 – 0.01 2.0 – 0.02

Pasir halus 0.01 – 0.001 0.02 – 0.002

Lanau 0,001-0.00001 0.002 – 0.00002

Lempung ≤ 0.000001 ≤ 0.000002

Sumber: Das,1998.

46
f) Kesimpulan :
Berdasarkan analisa percobaan yang telah dilakukan maka koefisien permeabilitas
dari contoh tanah ini adalah = 2.07 x 10-6 cm/detik sehingga tanah tersebut termasuk
dalam kelompok tanah lempung.

g) Referensi
 Das, Braja M. 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2,
Erlangga;Jakarta

47
KESIMPULAN

PERCOBAAN KESIMPULAN

Uji kadar tanah Kadar airnya adalah 23,63 %

-volume tanah rata-rata adalah 2,02 g/cm3

Uji Berat Volume Tanah -volume tanah kering adalah 1,63 g/cm3

Uji Berat Spesifik (Gs) Berat spesifik tanah pada temperature 28oC
adalah 2,61 dan G untuk 27,5oC adalah 2,61

Uji Batas Cair (Liquid Limit) Batas cair dari tanah pada jumlah pukulan ke-
25 adalah 61,20 %

Uji Batas Plastis (Liquid Limit) Batas plastisnya adalah 31,90 % dan indeks
plastisitasnya adalah 29,30 %

Uji Batas Susut (Liquid Limit) Batas susut dari sampel tanah ini adalah
17,13 %

Menurut AASHTO tanah tersebut masuk


dalam kelompok A-7-5. Sedangkan, menurut
sistem Unified tanah tersebut merupakan
Analisa Distribusi Butiran Tanah kelompok CH (Lempung anorganik dengan
plastisitas tinggi, lempung “gemuk” (fat
clays)).

Uji Pemadatan Standar (Proctor Test) -Berat volume kering maksimum = 1,54
gr/cm3
-Kadar air optimumnya = 22,87 %

Koefisien permeabilitas tanah ini adalah


2,07x10-6 , sehingga tanah tersebut termasuk
Uji Permeabilitas
kelompok tanah lempung

Dari hasil pengujian Kadar Air sampai dengan Permeabilitas,dan dapat dilihat dari
tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut diklasifikasikan sebagai tanah lempung.
Dalam pengujian Analisa Distribusi Butiran Tanah tanah tersebut diklasifikasikan Menurut
AASHTO tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-5. Sedangkan, menurut sistem Unified
tanah tersebut merupakan kelompok CH (Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi,
lempung “gemuk” (fat clays)).

48
49

Anda mungkin juga menyukai