Anda di halaman 1dari 19

J.

UJI PEMADATAN TANAH (STANDARD COMPACTION TEST)

1. Tujuan

Menentukan kepadatan maksimum suatu jenis tanah melalui cara tumbukan,

yaitu mengetahui hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah, dapat

digunakan standard proctor atau modified proctor.

2. Peralatan

1. Plat dasar 2. Mold

3. Collar 4. Oven
5. Timbangan 1 kg 6. Hammer seberat 2,5 kg

7. Sendok pengaduk tanah 8. Palu karet

9. Gelas ukur 10. Pan segiempat


11. Mistar perata 12. Spatula

13. Kontainer 14. Sekop

15. Cawan 16. Timbangan 20 kg


17. Kain lap 18. Saringan No. 4

Gambar 3.J.1. Alat praktikum uji pemadatan tanah.

3. Bahan

1. Sampel Tanah 2. Air

3. Oli

Gambar 3.J.2. Bahan praktikum uji pemadatan tanah.


4. Prosedur Percobaan

a. Penambahan air :

1) Memasukkan ke dalam pan segiempat butiran yang lolos saringan

No. 4 yang telah dipisahkan menjadi lima bagian, lalu menimbang

butiran tanah yang lolos saringan No. 4 seberat 2 kg untuk setiap

kontainer.

2) Memasukkan sebagian butiran tanah yang mewakili sampel tanah

untuk mengetahui kadar air mula-mula menggunakan satu pan

segiempat hingga butiran tanah dapat mewakili dari keseluruhan

sampel tanah dalam kontainer.

Gambar 3.J.3. Memasukkan sampel tanah ke dalam kontainer.

b. Menentukan kadar optimum dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1) Mengambil tanah seberat 2 kg, menambahkan air sedikit demi

sedikit sambil diaduk, setelah rata dikepalkan dengan tangan, bila

dibuka tanah tidak hancur dan tidak lengket di tangan. Setelah

didapat campuran tanah, catat air yang ditambahkan.


Perkiraan air optimum dapat dihitung :

Ww + (Wi + 100)
Wop =
W + Wi

Dimana : Ww = Penambahan air (cc)

Wi = Kadar air mula-mula

W = Berat tanah (gr)

Gambar 3.J.4. Menambahkan air pada sampel tanah.

2) Setelah didapat kadar air optimum, maka disiapkan air penambahan

untuk setiap pan segiempat, panambahan air dilakukan dengan

selisih 3% untuk setiap pan segiempat, dimana 2 sampel dibawah

dan 2 sampel diatas. Perkiraan kadar air optimum penambahan air

untuk setiap sampel tanah dalam pan segiempat dapat dihitung

dengan rumus :

a) Berat air mula-mula.

(𝑊𝑎 𝑥 𝑊)
𝑊𝑤𝑎 =
(100 + 𝑊𝑎)

b) Berat air sesuai dengan kadar air yang dibutuhkan.

(𝑊𝑏 𝑥 𝑊)
𝑊𝑤𝑏 =
(100 + 𝑊𝑏)

c) Penambahan air.
𝑊𝑤 = 𝑊𝑤𝑏 − 𝑊𝑤𝑎

Dimana : W = Berat tanah (gr)

Wa = Kadar air mula-mula (%)

Wb = Kadar air yang dibutuhkan (%)

Wwa = Berat air mula-mula

Wwb = Berat air yang dibutuhkan (gr)

Ww = Berat air yang ditambahkan (gr)

3) Sesuai perhitungan, kita tambahkan air pada setiap pan, diaduk

merata.

c. Pemadatan tanah :

1) Menimbang mold standard berdiameter 4” beserta luasnya dengan

timbangan dengan ketelitian 1 gr (Wm).

Gambar 3.J.5. Menimbang mold kosong.


2) Melapisi bagian dalam mold dengan oli.

Gambar 3.J.6. Melapisi mold dengan oli.

3) Memasang collar pada mold, mengencangkan mur penjepit dan

meletakkan pada tempat yang kokoh.

Gambar 3.J.7. Mengencangkan mur penjepit.


4) Mengambil salah satu sampel tanah (dimulai dari sampel tanah

dengan kadar air terendah), meletakan diatas pan segiempat dan

dibagi menurut pemadatan. Dengan menggunakan proctor standard,

tanah dibagi menjadi 3 lapis. Lapis pertama memasukkan sampel

tanah sebanyak 1/3 dari tinggi mold lalu ditumbuk 25 kali secara

merata. Kemudian ntuklapis kedua menambahkan sampel tanah

sebanyak 2/3 dari tinggi mold lalu ditumbuk sebanyak 25 kali. Untuk

lapis yang terakhir menambahkan sampel tanah setinggi collar lalu

ditumbuk sebanyak 25 kali.

Gambar 3.J.8. Melakukan penumbukan.

5) Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah pada mold

dengan pisau.

Gambar 3.J.9. Melepaskan collar.


6) Menimbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya

dengan ketelitian 1 gr (Wms).

Gambar 3.J.10. Menimbang mold.

7) Mengeluarkan tanah dari mold dengan mold extruder lalu mengambil

bagian tengah dengan menggunakan cawan untuk pemeriksaan kadar

air.

Gambar 3.J.11. Mengeluarkan tanah dari mold.

8) Mengulangi prosedur percobaan c langkah kerja 2 sampai langkah

kerja 7 untuk keempat sampel tanah berikutnya sehingga didapat 5

data pemadatan.

9) Membersihkan alat-alat praktikum.


5. Data Hasil Percobaan

a. Berat tanah (W)

W1 = 2000 gram

W2 = 2000 gram

W3 = 2000 gram

W4 = 2000 gram

W5 = 2000 gram

b. Volume Air (V)

V1 = 450 ml

V2 = 510 ml

V3 = 570 ml

V4 = 330 ml

V5 = 390 ml

c. Penambahan air (%)

Sampel 1 = 22,5 %

Sampel 2 = 25,5 %

Sampel 3 = 28,5 %

Sampel 4 = 16,5 %

Sampel 5 = 19,5 %

d. Berat Mold (Wm)

Mold 1 = 1684 gram

Mold 2 = 1680 gram

Mold 3 = 1684 gram


Mold 4 = 1680 gram

Mold 5 = 1684 gram

e. Berat mold + tanah (Wms)

Wms1 = 3163 gram

Wms2 = 3198 gram

Wms3 = 3305 gram

Wms4 = 2893 gram

Wms5 = 3036 gram

f. Berat kontainer (Wc)

Wc1 = 10,44 gram

Wc2 = 9,54 gram

Wc3 = 9,88 gram

Wc4 = 11,06 gram

Wc5 = 9,77 gram

g. Berat kontainer + tanah basah (Wcs)

Wcs1 = 32,31 gram

Wcs2 = 36,89 gram

Wcs3 = 33,83 gram

Wcs4 = 31,18 gram

Wcs5 = 32,06 gram

h. Berat kontainer + tanah kering (Wds)

Wds1 = 29,19 gram


Wds2 = 31,48 gram

Wds3 = 27,31 gram

Wds4 = 29,87 gram

Wds5 = 29,52 gram

i. Diameter mold (d)

d1 = 10,16 cm

d2 = 10,16 cm

d3 = 10,16 cm

d4 = 10,16 cm

d5 = 10,16 cm

j. Tinggi mold (t)

t1 = 11,5 cm

t2 = 11,5 cm

t3 = 11,5 cm

t4 = 11,5 cm

t5 = 11,5 cm

6. Perhitungan

a. Volume mold

1
V = 4 x π x d2 x t

Keterangan :

d = Diameter mold (m)

t = Tinggi mold (cm)


1
V1 = 4 x π x 10,162 x 11,5

= 931,8691 cm3

1
V2 = 4 x π x 10,162 x 11,5

= 931,8691 cm3

1
V3 = 4 x π x 10,162 x 11,5

= 931,8691 cm3

1
V4 = 4 x π x 10,162 x 11,5

= 931,8691 cm3

1
V5 = x π x 10,162 x 11,5
4

= 931,8691 cm3

b. Berat tanah (W)

W = Wms - Wm

Keterangan :

Wms = Berat mold + tanah (gram)

Wm = Berat mold (gram)

W1 = 3163 - 1684 = 1479 gram

W2 = 3198 - 1680 = 1518 gram

W3 = 3305 - 1684 = 1621 gram

W4 = 3127 - 1680 = 1213 gram

W5 = 3036 - 1684 = 1352 gram


c. Berat volume (𝛾)

W
γ =V

Keterangan :

W = Berat tanah (gram)

V = Volume mold (cm3)

1479
γ1 = = 1,5871 gram/cm3
931,8691

1518
γ2 = = 1,6290 gram/cm3
931,8691

1621
γ3 = = 1,7395 gram/cm3
931,8691

1213
γ4 = = 1,3017 gram/cm3
931,8691

1352
γ5 = = 1,4508 gram/cm3
931,8691

d. Presentase kadar air (%)

Wcs - Wds
ω = x 100%
Wds - Wc

keterangan :

Wcs = Berat kontainer + tanah basah (gram)

Wds = Berat kontainer + tanah kering (gram)

Wc = Berat kontainer (gram)

32,31 – 29,19
ω1 = x 100% = 16,6400%
29,19 – 10,44
36,89 – 31,48
ω2 = x 100% = 24,6582%
31,48 – 9,54

33,83 – 27,31
ω3 = x 100% = 27,4068%
27,31 – 9,88

31,18 – 29,87
ω4 = x 100% = 6,9644%
29,87 – 11,06

32,06 – 29,52
ω5 = x 100% = 12,8608%
26,52 – 9,77

e. Berat Volume Kering (ɣd)


γ
ɣd = 1+ ω

Keterangan :

ɣd = Berat volume kering (gram/cm3)

γ = Berat volume (gram/cm3)

ω = Kadar air

1,5871
ɣd1 = 1+ 0,1664 = 1,3607 gram/cm3

1,6290
ɣd2 = 1+ 0,2466 = 1,3068 gram/cm3

1,7395
ɣd3 = 1+ 0,3741 = 1,2867 gram/cm3

1,3017
ɣd4 = 1+ 0,0696 = 1,2169 gram/cm3

1,4508
ɣd5 = 1+ 0,1286 = 1,2855 gram/cm3

f. Berat Volume Zero Air Void (ZAV)

Gs ×1
ZAV = (1+(Gs × ω))
Keterangan :

ZAV = Berat Volume Zero Air Void (gram/cm3)

Gs = Berat jenis (gram/cm3)

ω = Kadar air

2,5282 ×1
ZAV1 = = 1,7796 gram/cm3
(1+(2,5282 × 0,1664))

2,5282 ×1
ZAV2 = = 1,5573 gram/cm3
(1+(2,5282 ×0,2466))

2,5282 ×1
ZAV3 = = 1,4934 gram/cm3
(1+(2,5282 ×0,3741))

2,5282 ×1
ZAV4 = = 2,1497 gram/cm3
(1+(2,5282 ×0,0696))

2,5282 ×1
ZAV5 = = 1,9079 gram/cm3
(1+(2,5282 ×0,1286))

Tabel 3.J.1. Data Hasil Perhitungan

Penambahan Air Kadar Air Berat Volume Berat Volume


(%) (%) Kering Zero Air Void
(gram/cm3) (gram/cm3)
16,5 6,9644 1,2169 2,1497

19,5 12,8608 1,2855 1,9079

22,5 16,6400 1,3607 1,7796

25,5 24,6582 1,3068 1,5573

28,5 27,4068 1,2867 1,4934


7. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1) Nilai kadar air optimum yang didapat adalah sebesar 16,6400%

2) Nilai berat volume kering optimum 1,3607 gr/cm3.

3) Pada percobaan pemadatan tanah, terjadi penyusutan volume yang

disebabkan oleh tumbukan (beban vertikal) yang diberikan pada

lapisan tanah tersebut. Penyusutan tersebut terjadi akibat keluarnya

pori tanah dan berkurangnya rongga udara dari dalam tanah,

sehingga dapat menyebabkan kepadatan tanah semakin meningkat

dan kualitas tanah menjadi semakin baik.

4) Nilai Zero Air Void (ZAV) dipengarui oleh kadar air, semakin kecil

kadar air maka nilai ZAV akan semakin besar dan juga sebaliknya

jika semakin besar kadar air maka nilai ZAV semakin kecil.

5) Ukuran kepadatan tanah adalah hubungan antara berat volume

kering dengan kadar air, oleh karena itu percobaan dilakukan dengan

5 sampel yang berbeda kadar airnya agar dapat dilihat perbedaannya.


b. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari percobaan pemadatan tanah

yang telah dilakukan adalah :

1) Dalam melaksanakan praktikum uji pemadatan tanah, sebaiknya

praktikan lebih memperhatikan efisiensi dan efektifitas kerja,

sehingga dicapai hasil percobaan dan pengamatan yang diharapkan.

2) Setelah melaksanakan praktikum, sebaiknya alat percobaan

dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula agar dapat

digunakan lagi saat praktikum selanjutnya.

3) Sebaiknya para praktikan membaca dan memahami buku panduan

praktikum sehingga praktikan benar-benar paham akan praktikum

yang akan atau sedang dilakukan.

4) Sebaiknya data pratikum harus dimiliki oleh masing-masing

anggota kelompok agar pengolahan data dapat cepat dalam

pengerjannya.

Anda mungkin juga menyukai