Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PENGUJIAN

KOMPAKSI

Amara Hudaya Salsabila (1503619051)

Agia Rezqiana (1503619053)

Meyta Nur Vadia (1503619056)

Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan

Universitas Negeri Jakarta


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PRAKTIK MEKANIKA TANAH


DOSEN PEMBIMBING SANDI DOSEN JUDUL JOB SHEET :

DRA.DARYATI,MT 0635 UJI KOMPAKSI TANAH

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Dasar Teori

Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori tanah
dikeluarkan. Proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai bahan timbunan
dengan tujuan sebagai berikut ini.

1. Mempertinggi kekuatan tanah


2. Memperkecil pengaruh air pada tanah
3. Memperkecil compressibility dan daya rembes airnya
4. Kepadatan tanah itu mulai dari berat isi kering tanah (dry density) dan tergantung pada
kadar air tanahnya (water content).

Pada derajat kepadatan tinggi berarti :

5. Berat isi maksimum


6. Kadar air tanahnya (w) optimum).
7. Angka porinya (e) minimum

Standard proctor ini adalah suatu percobaan tanah disamping percobaan yang lain yaitu
Modified proctor test untuk memeriksa kadar air tanah dan sifat yang lain. Adapun hasil
percobaan (berupa grafik) umumnya dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus
dipenuhi pada waktu pekerjaan pemadatan di lapangan.
1.2.Tujuan

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan nilai
kepadatan tanah. Dapat disebut juga proctor test dan dapat dilakukan secara standard
maupun modified.

BAB II. Peralatan

1. Tabung standard proctor dan collar dengan diameter 102 mm dan tinggi 11,5 cm
2. Penumbuk (rammer) dengan diameter 50.88 mm dan berat sekitar 2,6 kg serta tinggi
jatuh 30 cm
3. Cawan aluminium
4. Timbangan digital dan manual
5. Oven pemanas
6. Saringan nomor 4
7. Palu karet
8. Kuas
9. Bejana besar
10. Cawan porselen beserta penumbuk
11. Alat untuk menggulung tanah
12. Paku diameter 3 mm
13. Spatula
14. Gelas ukur
15. Sendok semen
16. Plastik

BAB III. Bahan

1. Air Suling
2. Benda uji : tanah

BAB IV. Langkah-Langkah Pengujian

A. Persiapan Benda Uji


1. Keringkan tanah sampai kering permukaan hingga gembur, kemudian tumbuk
menggunakan palu karet, tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan no.4
dengan jumlah tanah 15 kg.
2. Sebelum benda diuji digunakan praktikum, terlebih dahulu diuji kadar air batas
plastis sampel tanah tersebut
3. Masukkan beberapa sampel tanah ke cawan porselen, campurkan dengan air lalu
aduk dan tumbuk sampai merata (homogen)
4. Jika sudah homogen, ambil contoh tanah kurang lebih 8 gram
5. Buat gulungan tanah diatas keramik sampai mencapai batangan dengan diameter 3
mm (sama dengan diameter paku)
6. Contoh tanah yang tepat pada diameter 3 mm sudah menunjukan retak – retak,
lalu buat 3 gulungan dengan cara yang sama
7. Masukan ke cawan lalu timbang dan uji kadar airnya
8. Keringkan di dalam oven pemanas
9. Timbang kembali setelah di oven pemanas, lalu hitung kadar air plastis ke 3
sampel tersebut
10. Setelah kadar batas air plastis tanah tersebut didapatkan benda uji dibagi menjadi
6 bagian
11. Berat tiap bagian 2 kg, lalu dicampur air yang sudah ditentukan dan diaduk sampai
rata, penambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai berikut
12. Ada 3 contoh dicampur air dibawah kadar air optimum (20%); sampel A sebanyak
14% berat tanah (280 gram); sampel B sebanyak 16% berat tanah (320 gram);
sampel C sebanyak 18% berat tanah (360 gram)
13. Ada 3 contoh dicampur air diatas kadar air optimum (20%); sampel D sebanyak
22% berat tanah (440 gram); sampel E sebanyak 24% berat tanah (480 gram);
sampel E sebanyak 26% berat tanah (520 gram), perbedaan kadar air benda uji
masing – masing 1 – 3%
14. Sampel tanah dicampur dengan air yang sudah ditentukan), diaduk sampai merata,
lalu masing – masing benda uji setelah dicampur dengan air masukkan kedalam
plastik dan disimpan selama 12 jam atau sampai tanah jenuh

B. Percobaan dengan cara Standard Proctor


1. Lepaskan collar (tabung tambahan) dari proctor
2. Timbang cetakan dan alasnya, berat cetakan dan alas (1.136 gr)
3. Cetakan leher dan keeping dijadikan satu dan ditempatkan pada alas yang kokoh.
4. Memasukan sampel tanah ke dalam tabung setinggi 1/3 tinggi tabung
5. Ambil salah satu dari contoh tanah, diaduk dan dipadatkan dengan cara:
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standard 2,5 kg dengan tinggi jatuh
30,5cm (tiga putaran 25 tumbukan)
6. Memasukan sampel tanah ke dalam tabung setinggi 2/3 tinggi tabung.
7. Tanah dipadatkan dalam 3 putaran dengan 25 tumbukan
8. Memasukan sampel tanah ke dalam tabung setinggi tabung atau minimal lebih
tinggi dari mold. (lapisan ketiga)
9. Tanah dipadatkan dalam 3 putaran dengan 25 tumbukan
10. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau (spatula) dan
lepaskan leher sambung
11. Gunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul rata
dengan permukaan cetakan.
12. Bersihkan sisa-sisa pasir yang menempel.
13. Timbang cetakan yang berisi benda uji (5.893 gr)
14. Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian kecil untuk pemeriksaan kadar
air.
15. Ulangi langkah tersebut pada 5 sampel tanah yang lain.

BAB V. Hasil Perhitungan


A. Data Praktikum

1. Kadar air batas plastis sebelum Praktikum


Kode Sampel Cawan A B C
Berat Cawan (W1) 10 gram 10 gram 10 gram

Berat tanah basah + Cawan (W2) 31,2 gram 36,5 gram 18,7 gram

Berat tanah kering + Cawan (W3) 24,4 gram 25 gram 12,4 gram
Kadar Air (W)
47,2 % 76,67 % 50,81 %
(W2 – W3)/(W3 – W1)×100%
Dari data di atas, Kadar air batas plastis pada sampel tanah rata-rata yang dipergunakan
(47,2+76,67+50,81)
untuk perhitungan adalah sebesar = 58,267 % ≈ 58%
3

Setelah sampel A, B dan C ditambahkan dengan air dengan kadar yang berbeda yaitu 800
ml, 900 ml, dan 1000 ml. Dengan aturan penambahan air tersebut, didapatkan benda uji
sebagai berikut:

Sampel Persentase campuran Air Berat Tanah


800
A × 100% = 16% 5000 gram
5000
900 5000 gram
B × 100% = 18%
5000
1000 5000 gram
C × 100% = 20%
5000

2. Kadar air setelah compaction


Tanah yang sudah mengalami compaction dikeluarkan dari mold dengan bantuan
extruder. Diambil tanah bagian tengah dari layer atas, tengah dan bawah.

Nomor Sampel /Kapasitas 1 2 3


Air 800 ml 900 ml 1000 ml
Bagian sampel Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram) (gram) (gram) (gram) (gram)
Berat cawan (W1) 22 22 22 12,8 13,5 20,6 21,83 21,4 22
Berat cawan + Tanah
45,5 35,5 56 56,3 54,5 72,4 55,5 56 53,5
Basah (W2)
Berat cawan + Tanah
40,2 32,5 48,3 49,2 47,5 64 49 49,8 47,9
kering (W3)
Berat Tanah Basah 23,5 13,5 34 43,5 41 51,8 33,67 34,6 31,5
Berat Tanah kering 18,2 10,5 26,3 36,4 34 43,4 27,17 28,4 25,9
Berat air 5,3 3 7,7 7,1 7 8,4 6,5 6,2 5,6
Kadar air (%) 13,18 9,23 15,9 19,51 20,59 19,35 23,92 21,83 21,62
Kadar air rata-rata 12,77% 19,82% 22,46%
B. Analisis Perhitungan

1 2 3

Tinggi mold (cm) 21 23 23

Diameter mold (cm) 16,5 15 15

Volume mold (cm3)


4490,317 4066,071 4066,071
(¼𝜋𝑑2 𝑡)

Berat tanah + mold


11000 12500 9500
(W1) (gr)

Berat tanah + Mold +


13000 15600 12400
Alas (W2) (gr)

Kadar air 12,77% 19,82% 22,46%

1. Menentukan Kerapatan Basah atau Berat Volume Tanah Kondisi Basah (γwet)
𝑊2−𝑊1
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉

Keterangan:
W2 = Berat tanah + Mold + Alas
W1 = Berat tanah + mold
V = Volume tabung Standard Proctor
γwet = Berat volume tanah kondisi basah

Kadar air (800 ml)


𝑊2−𝑊1
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉

13000 − 11000
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
4490,317
𝛾𝑤𝑒𝑡 = 0,4454

Kadar Air (900 ml)


𝑊2−𝑊1
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉

15600 − 12500
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
4066,071
𝛾𝑤𝑒𝑡 = 0,76241

Kadar Air (1000 ml)


𝑊2−𝑊1
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
𝑉

12400 − 9500
𝛾𝑤𝑒𝑡 =
4066,071
𝛾𝑤𝑒𝑡 = 0,71322

2. Menentukan Kerapatan Kering atau Berat Volume Tanah Kondisi Kering (γdry)
𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑𝑟𝑦 = atau
(1+𝜔)

Keterangan:
γwet = Berat Volume tanah kondisi basah
γdry = Berat volume tanah kondisi kering
𝜔 = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟

Kadar air (800 ml)


𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑𝑟𝑦 =
(1+𝜔)
0,4454
𝛾𝑑𝑟𝑦 =
(1+0,1277)

𝛾𝑑𝑟𝑦 = 0,395

Kadar Air (900 ml)


𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑𝑟𝑦 =
(1 + 𝜔)
0,76241
𝛾𝑑𝑟𝑦 =
(1+0,1982)

𝛾𝑑𝑟𝑦 = 0,636

Kadar Air (1000 ml)


𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑𝑟𝑦 =
(1+𝜔)
0,71322
𝛾𝑑𝑟𝑦 =
(1+0,2246)

𝛾𝑑𝑟𝑦 = 0,582
3. Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi ZAV (γZAV)
𝐺𝑠.𝛾𝑤 𝑤𝛾
𝛾𝑍𝐴𝑉 = = (𝜔+ 1/𝐺𝑠)
(1+𝜔.𝐺𝑠)

Keterangan:
γzav= Berat Volume tanah kondisi kering, zav
γw = Berat isi air ( 1gr/cm3)
𝜔 = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖r
Gs = Specific gravity (2,64)
Kadar air (800 ml)

𝐺𝑠.𝛾𝑤 𝑤𝛾
𝛾𝑍𝐴𝑉 = = (𝜔+ 1/𝐺𝑠)
(1+𝜔.𝐺𝑠)

0,4454
= 0,879
(0,1277 + 1/2,64)

Kadar Air (900 ml)

𝐺𝑠.𝛾𝑤 𝑤𝛾
𝛾𝑍𝐴𝑉 = = (𝜔+ 1/𝐺𝑠)
(1+𝜔.𝐺𝑠)

0,76241
= 1,321
(0,1982 + 1/2,64)

Kadar Air (1000 ml)

𝐺𝑠.𝛾𝑤 𝛾𝑤
𝛾𝑍𝐴𝑉 = = (𝜔+ 1/𝐺𝑠)
(1+𝜔.𝐺𝑠)

0,71322
= 1,182
(0,2246 + 1/2,64)

Tabel Hasil Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Standard Proctor

No Berat Tabung Kadar Air Berat Vol. Total Berat Vol. Berat Vol. Kering
dan tanah basah (W2) (𝜔) (γwet) Kering (γdry) ZAV (γZAV)

1 13000 gram 12,77 % 0,4454gr/cm3 0,395gr/cm3 0,879 gr/cm3


2 15600 gram 19,82% 0,76241 gr/cm3 0,636 gr/cm3 1,321gr/cm3
3 12400 gram 22,46% 0,71322gr/cm3 0,582 gr/cm3 1,182 gr/cm3
GRAFIK
HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN BERAT VOLUME KERING

1.4

1.2

0.8
Y-Values
0.6 Y-Values2

0.4

0.2

0
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00%

y- values: Berat Vol. Kering (γdry)

y- values2 = Berat Vol. Kering ZAV (γZAV)

BAB VI. Implikasi

Uji Kompaksi tanah adalah salah satu kegiatan praktikum untuk mengetahui sifat-sifat daya
dukung tanah. Tujuan uji kompaksi sendiri adalah untuk menentukan nilai kerapatan kering (γ
dry ) dan kadar air optimun (ω optimum ) dari suatu sempel tanah. Dengan dilakukannya
praktikum ini, peserta didik diharapkan jauh lebih memahami uji kompaksi ini dan juga dapat
mengaplikasikannya didalam laboratorium maupun ketika dilapangan nantinya. Adapun hasil
yang didapat dalam kegiatan praktikum ini adalah :

• Kadar air optimum (ω optimum ) yang didapatkan dari uji kompaksi yang dilakukan sebesar
19,82%.
• Nilai kerapatan kering (γ dry ) yang didapatkan sebesar 0,636 gram /cm3.
BAB VII. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai