Anda di halaman 1dari 6

PENGUJIAN BATAS CAIR DENGAN ALAT CASSAGRANDE

(LIQUID LIMMIT)

A. Maksud Pengujian
Pengujian ini untuk menentukan kadar air tanah pada batas cair dengan
cara Cassagrande yang akan digunakan menentukan sifat dan klasifikasi
tanah.

B. Alat dan Bahan


1. Alat batas cair standart (Atterberg)
2. Alat pembuat alur
3. Spatula
- Grooving tool (ASTM) untuk tanah kepasiran
- Grooving tool (Cassagrande) untuk tanah kohesif
1. Botol, berisi air suling
2. Plat kaca
3. Tin box
4. Desikator
5. Oven
6. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
7. Tanah
- Untuk jenis tanah yang mempunyai butiran lebih halus dari
saringan No. 4 (0.42 mm), langsung digunakan tanpa
melakukan pengeringan dan penyaringan terlebih dahulu
- Untuk jenis tanah yang mempunyai butiran lebih kasar dari
saringan No. 4, terlebih dahulu dikeringkan di udara terbuka,
kemudian disaring dengan saringan No. 4.

C. Prosedu Percobaan
1. Menyiapkan mangkok batas cair, membersihkan dari lemak atau
kotoran yang menempel dengan menggunakan air.
2. mengantur ketinggian jatuh mangkok,
3. Mengambil sample tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No. 4
lalau meletakkan di atas plat kaca pengaduk.
4. Menambah air sulinh sedikit demi sedikit, mengaduk sample tanah
tersebut menggunakan spatula sampai homogen.

D. Dasar Teori
Bila tanah berbutir halus ( lempung dan lanau ) dicampur dengan
air, maka tanah ini akan melalui beberapa keadaan tertentu dari keadaan
cair sampai keadaan padat.
Seorang ahli tanah berkebangsaan Swedia, A. Atterberg yang
bekerja di bidang pertanian ( 1911 ) mengembangkan metoda untuk
menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air
bervariasi. Bila kadar air terlalu tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek seperti cucian. Karena itu ada dasar teori yang
dikandungnya.
Batas Cair (Liquid Limit)
Kadar air dimana untuk nilai-nilai diatasnya tanah akan
berperilaku sebagai cairan kental (campuran tanah – air tanpa kuat
geser yang dapat diukur). Dalam teknik tanah, batas cair ini
didefenisikan secara kasar sebagai kadar air diamana 25 kali
pukulan oleh alat batas cair akan menutup celah (groove) standart
yang dibuat pada lempengan tanah dengan panjang 12,7 cm.
Casagrande (1958) dan yang lain telah memodifikasi percobaan
yang awalnya dibuat oleh Atterberg ini sehingga tidak terlalu
tergantung pada penilaian operatornya, dan dapat diulang kembali.
Dengan peralatan standart berbagai operator akan mampu
menghasilkan kembali nilai-nilai batas cair dengan perbedaan
sekitar 2 sampai 3 persen (yaitu misalnya wL = 39 9 persen, dan
bukan 39 x 0,02). Percobaan ini akan ditinjau secara lebih terinci
dalam pasal 4 - 2.
Batas Plastis (Plastic Limit)
Merupakan kadar air dimana untuk nilai-nilai dibawahnya
tanah tidak lagi berperilaku sebagai bahan yang palstis. Tanah akan
bersifat sebagai bahan yang plastis dalam kadar air yang berkisar
antara wL dan wP. kisaran ini disebut indeks plastisitas dan
dihitung dengan rumus :
Ip = w L - w P
Dari defenisi Ip ini terlihat bahwa tidak mungkin didapatkan
nilai yang negative. Batas plastis secara kasar didefenisikan
sebagai kadar air dimana selapis tanah yang digulung sampai
berdiameter 3 mm akan putus atau terpisah. Pengujian ini lebih
tergantung pada penilaian operator dari pada pengujian batas cair.

E. Perawatan
Untuk perawatan alat-alat praktikum dapat dilakukan dengan cara
manual, seperti :
- Timbangan neraca saat digunakan maupun tidak digunakan harus
dalam keadaan bersih
- Mangkok yang digunakkan batas cair bersih dari lemak atau kotoran
yang menempel dengan menggunakan air.
- Plat kaca yang sudah digunakan dicuci, kemudian di lap dengan kain
kering dan dikembalikan di laboratorium.
F. Hasil Pengujian
1. Batas Cair
Nilai batas cair tanah (LL) dapat dilihat dari besaran
kadar air dalam persen yang ditentukan dari 25 pukulan pada
pengujian batas cair Untuk menghitung kadar air digunakan
rumus:
W 2−W 3
ω= x 100 %
W 3−W 1
Dimana : W1 = berat cawan kosong
W2 = berat cawan + tanah basah
W3 = berat cawan + tanah kering

Sampel
No Uraian Uji
1 2
1 Jumlah ketukan hingga berimpit 0,5 inch. 24 45
2 Berat cawan kosong (W1) gram 16,21 20,80
3 Berat cawan + tanah basah (W2) gram 81,37 95,08
4 Berat cawan + tanah kering (W3) gram 63,44 76,43
Kadar air (%) = {(W2-W3)/(W3-W1)}
5 0,38 0,34
100%
Batas Cair 0.36

2. Batas Plastis
Uraian Uji Sampel Sampe Sampel
No
1 l2 3
1 Berat cawan kosong (W1) gram 14,49 14,18 12,57
Berat cawan + tanah basah (W2)
2 15,5 15,04 15,2
gram
Berat cawan + tanah kering (W3)
3 15,27 14,65 14,86
gram
Kadar air Plastis (%) =
4 0,29 0,83 0,15
{(W2-W3)/(W3-W1)}100%
5 rata rata 0,42
6 Indeks Plastisitas -0,07

3. Grafik hasil pengujian batas cair dengan alat cassagrande

0.39
0.38
% Kadar air

0.37
0.36
0.35
0.34
0.33
0.32
0.31
20 25 30 35 40 45 50
N (jumlah pukulan)

G. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan kelompok 5, didapatkan
sample yang mempunyai 24 ketukan memperoleh kadar air sebesar 0.38%
dan sample yang mempunyai 45 ketukan memperoleh kadar air sebesar
0.34%. dari hasil tersebut dapat disimpulkan semakin banyak jumlah
ketukan maka semakin kecil kadar air yang terkandung pada sebuah
sample tanah.

H. Dokumentasi Pengujian

Gambar 4.1 Alat Batas Cair


Standar (Atteberg)
Gambar 4.2 Spatula
Gambar 4.4 Proses
penambahan air

Gambar 4.3 Alat


pembuat alur

Gambar 4.5 Proses


pengadukan Gambar 4.6 Perataan
bahan uji di Atteberg

I. Catatan

1. Proses bersinggungannya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran


dan bukan karena geseran antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan
(pencampuran dilakukan dari kadar air terendah kemudian berurutan
menuju yang lebih tinggi)
3. Untuk memeperoleh hasil yang teliti, jumlah pukulan diambil antara
10-20, 20-30, 30-40, dengan 4 kali pengujian.
4. Alat pembuat alur Cassagrande digunakan untuk tanah berbutir halus
(lempunga) sedangkan type ASTM untuk tanah lempung kepasiran.

Anda mungkin juga menyukai