Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN III

PEMERIKSAAN
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) DAN BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
PB-0109-76
AASHTO T-89-74
ASTM D-423-66
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas air adalah kadar air batas dimana suatu tanah berubah dari
keadaan cair menjadi keadaan plastis.

2. DASAR TEORI
Pengujian ini digunakan pada jenis tanah yang mengandung lempung dan
tak dapat digunakan untuk tanah yang mengandung pasir. Hal tersebut terjadi
karena tanah lempung sangat peka terhadap perubahan kadar air.
Jika kadar air sangat tinggi, campuran tanah dan air akan menjadi sangat
kembek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang dikandung tanah,
tanah dapat dipisahkan ke dalam 4 (empat) keadaan dasar, yaitu ;
1. Padat
2. Semi padat
3. Plastis
4. Cair
Dari pengujian ini dapat diketahui batas Plastis atau keadaan antar plastis
dan semi padat (Plastis Limit ), batas cair yaitu batas atau keadaan antara cair
dan plastis (Liquid Limit ), dan batas susut yaitu keadaan antara semi padat dan
padat (Shrinkage Limit). Batas-batas tersebut lebih dikenal dengan batas-batas
Atterberg ( Atterberg Limits ).
Dengan diketahui nilai konsistensi tanah maka sifat plastisitas dari tanah
dapat diketahui. Sifat plastisitas dinyatakan dengan harga indeks plastisitas
(Plasticity Index) yang merupakan selisih nilai adar air batas cair dengan nilai
kadar batas plastis (IP = LL - PL). Nilai IP tinggi menunjukan tanah tersebut
peka terhadap perubahan kadar air, dan mempunyai sifat kembang susut yang
basar, serta pengaruhnya terhadap daya dukung atau kekuatan tanah. Dan pada
berbagai jenis pengujian batas-batas Atterberg bahwa kadar air yang
bersesuaian pada transisi keadaan tanah menunjukkan nilai yang berbeda,
sehingga nilai tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk dalam klasifikasi
tanah apakah tanah yang diuji termasuk tanah lempung atau lanau dan jenis
lainnya.
3. PERALATAN
a. Alat batas cair standart.
b. Alat pembuat alur (grooving tool).
c. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
d. Cawan kadar air minimal 4 buah.
e. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
f.Spatula dengan panjang 12,5 cm.
g. Botol tempat air suling
h. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi
contoh tanah sampai (110  5) C.

4. BENDA UJI
Benda uji disiapkan dengan cara menyiapkan contoh PB - 0117 - 76 atau
langsung seperti berikut :
a. Jenis yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih ahlus dari
saringan No. 40 (0,42 mm). Dalam hal ini, benda uji tidak perlu dikeringkan dan
tidak perlu disaring dengan ayakan No. 40 (0,42 mm).
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak butiran yang
lebih kasar dari saringan 0,42 mm. Keringkan contoh di udara sampai kering udara
sehingga bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan No. 40.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Letakan benda uji 100 gram yang sudah dipersiapkan dalam pelat kaca pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan air suling
sedikit demi sedikit sampai homogen.
c. Setelah sampel menjadi campuran yang merata, diambil sebagian benda uji ini
dan letakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sampai
sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus  1
cm.
d. Buatlah alur dengan alat pembuat alur (grooving tool) tanah hingga membagi dua
benda uji tersebut. Pada waktu membuat alur posisi grooving tool harus tegak
lurus dengan permukaan mangkok.
e. Putarlah alat itu sedemikian sehingga mangkok naik dan jatuh dengan kecepatan
2 putaran/detik, sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira
1,25 cm dan catatlah jumlah ketukan pada waktu bersinggungan.
f. Ulangi pekerjaan (c) sampai (e) beberapa kali sampai diperoleh jumlah ketukan
yang sama. Hal ini untuk meyakinkan apakah adukan tersebut benar-benar merata
kadar airnya. Jika dalam 3 (tiga) kali percobaan diperoleh hasil jumlah ketukan
yang sama maka ambilah sebagian benda uji dari dalam mangkuk dan masukkan
kedalam cawan yang telah disiapkan untuk mendapatkan kadar airnya.
g. Kembalikan benda uji tersebut ke atas kaca pengaduk dan mangkok alat batas cair
dibersihkan. Benda uji tadi diaduk kembali dengan merubah kadar airnya
kemudian ulangi langkah diatas minimal 3 kali berturut-turut.
6. . ANALISA DATA
PEMERIKSAAN
KONSISTENSI ATTERBERG

PB-0109-76
AASHTO T-89-74
ASTM D-423-66

Batas Cair Batas Plastis


 
(LL) % (PL) %
Interval Ketukan 10_20 20-30 30-40 40-50 I II
Jumlah Ketukan 15 27 36 43 A B
B.Crus + T.Basah ( gr)
66,7 61,3 57,3 55,5 11,4 12,6
W1
B.Crus + T.Kering
43 41,3 39,4 37,1 9,4 10,4
(gr) W2
Berat Air ( gr ) W3 23,7 20 17,4 15,6 2 2,2
Berat Crus ( gr ) W4 4,4 4,3 4,4 4,5 4,5 4,6
Berat contoh Kering
38,6 37 35 32,6 4,9 5,8
( gr ) W5
Kadar Air ( % ) 61,40 54,05 49,71 47,85 40,82 37,93
  LL =   % PL = 39,37

LL PL PI Catatan:
W (%) W (%) W (%) Contoh dalam keadaan
- Asli
54,8 39,37 16,13 - Disaring / tidak
Contoh Perhitungan
 Berat air (gr)
W3 =(W 1 - W4 )- (W 2 - W4 )
= (66,7 – 4,4) - (43 – 4,4)
= 23,7 gr
 Berat contoh kering (gr)
W5 = W2 – W4
= 43 – 4,4 = 38,6 gr
W₃ 23,7
 Kadar air (%) = x 100 %= x 100 %
W₅ 38,6
= 61,40 %
40,82+37,93
 Plastis Limit (PL) =
2
= 39,37
 Plastis Index (PI) = LL – PL
= 54,8 – 39,37
= 15,1
¿−PL
 Liquid Index (LI) =
PI
5 4,8−39,37
=
15,1
= 1,02%
kadar air maks−kadar air min
 Flow Index =
log ketukan maks−logketukan min
= 61,40−47,82
log 43−log 15

= 29,69%
7. KESIMPULAN

54,8

Dari hasil pemlotan harga PI dan batas cair kedalam bagan plastis
dapat kita identifikasikan bahwa tanah yang kita uji adalah tanah
lempung anorganik dengan plastisitas sedang.
8. NOTASI & KETERANGAN
Berat cawan + Tanah basah (gr) = W1
Berat cawan + Tanah kering (gr) = W2
Berat air (gr) W3 = W1 - W2
Berat cawan = W4
Berat contoh kering (gr) W5 = W2 - W4
W3
Kadar air ( % ) = x 100 %
W4
PL = Plastic Limit
LL = Liquid Limit
PI = Plasticity Index
PERCOBAAN IV
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
PB-0106-76
ASTM D-2216-71
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah.Yang
dimaksud kadar air tanah adalah perbandingan antara air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering tanah tersebut yang dinyatakan dalam persen.
2. DASAR TEORI
Yang dimaksud kadar air adalah perbandingan antara air yang terkandung
dalam tanah dan berat kering tanah tersebut yang dinyatakan dalam (%). Pada tanah
yang dalam keadaan asli kadar air biasa adalah 15%-100%.
Untuk menentukan kadar air tersebut, sejumlah tanah ditempatkan dalam
cawan kecil yang beratnya (WA) diketahui sebelumnya. Lalu cawan + tanah tersebut
di oven dengan suhu 100ْ C dalam jangka waktu 24 jam, setelah itu tanah + cawan
ditimbang kembali(WB). dengan demikian dapat kita tentukan:
- Berat air = WA – WB
- Berat tanah kering = WA – Berat air
- Kadar air tanah = Berat air / berat tanah kering
3. PERALATAN
a. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 
5)C
b. Cawan kedap udara dan tidak berkarat dengan ukuran yang cukup. Cawan dapat
dibuat dari gelas atau logam misalnya dari aluminium.
c. Neraca / timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
d. Neraca / timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
e. Neraca / timbangan dengan ketelitian 1 gram
f. Desikator (alat pendingin) berisi calsium chlorida.
g. Penjepit (crubicle tongs).
4. BENDA UJI
Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk memeriksa kadar air tanah
tergantung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan
ketelitian seperti pada :
Tabel 4.1 : Jumlah / berat benda uji untuk pemeriksaan kadar air

Ukuran butir maksimum Jumlah benda uji minimum Ketelitian


(gram) (gram)
3/ 4 ¿ 1000 1,00
Lewat saringan No. 10 100 0,10
Lewat saringan No. 40 10 0,01

5. ROSEDUR PERCOBAAN
a. Benda uji yang mewakili contoh tanah yang diperiksa, ditempatkan dalam
cawan yang bersih, dan ditimbang beratnya (benda-uji + cawan = W1)
b. Cawan diletakkan dalam oven selama ± 4 jam (sampai beratnya konstan)
temperatur 1100C.
c. Setelah dioven letakkan cawan dalam desikator untuk didinginkan.
d. Timbang cawan beserta isinya. (W2)
e. Bersihkan dan keringkan cawan tersebut kemudian timbang (W3)
6. ANALISA DATA
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
PB-0106-76
ASTM D-2216-71
Lokasi A B
No. Titik        
No. Cawan A B C D
Berat cawan (gram) 3,8 3,8 4,0 3,8
Berat cawan + Tanah basah (gram) 36,6 35,5 35,8 37,5
Berat cawan + Tanah kering (gram) 27,7 26,0 26,8 28,2
Berat tanah kering (gram) 23,9 22,2 22,8 24,4
Berat air (gram) 8,9 9,5 9,0 9,3
Kadar air, W (%) 37,24 42,79 39,47 38,11
Kadara air Rata-Rata (%) A 40,02 B 38,79
7. KESIMPULAN
- Jika kadar air (Water content) didefinisikan sebagai perbandingan berat air
yang terkandung dalam tanah dengan butiran kering dari volume tanah
yang diselidiki . Pada tanah dalam keadaan aslinya kadar air besarnya dari
15% - 100%.
- Dari hasil percobaan yang didapat, berdasarkan pada cara uji SNI 03-
6793-200 maka tanah lokasi A dan B termasuk dalam ketentuan kadar air
tanah asli yaitu : 15% < 40,02% & 38,79%o < 100% dan termasuk dalam
golongan

8. NOTASI & KETERANGAN

Berat cawan + tanah basah = W1 gram


Berat cawan + tanah kering = W2 gram
Berat cawan kosong = W3 gram
Berat air = (W1 - W2 ) gram
Berat tanah kering = (W2 - W3 ) gram
W3
Kadar air ( % ) = x 100 %
W4
PL = Plastic Limit
LL = Liquid Limit
PI = Plasticity Index
PERCOBAAN V
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
PB-0108-76
AASHTO T-100-74
ASTM D-854-58

1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang
mempunyai butiran lewat saringan No-4 dengan piknometer. Berat jenis adalah
perbandingan antara berat isi butiran tanah dengan berat isi air suling yang sama pada
suhu tertentu.
2. DASAR TEORI
Berat jenis tanah merupakan perbandingan antara berat butir tanah dengan
berat air yang mempunyai volume sama dalam temperatur tertentu.
Berat jenis tanah diperlukan untuk menghitung indeks propertis tanah
(misalnya angka pori, berat isi tanah, derajat kejenuhan, karakteristik
pemampatan) dan sifat-sifat penting lainnya. Selain itu berat jenis tanah dapat
digunakan untuk mengetahui jenis tanah secara umum, misal tanah organik
mempunyai berat jenis yang kecil, sedangkan adanya kandungan mineral berat
seperti besi menyebabkan berat jenis tanah mejadi besar.
Tabel 4.1 harga-harga berat jenis (berat spesifik) beberapa mineral yang
umumnya terdapat pada tanah.
Jenis Mineral Berat Jenis/SpecificGrafity (Gs)
Kwarsa (quartz) 2,65
Kaolinite 2,6
Illite 2,8
Montmorillonite 2,65 -2,80
Halloysite 2,0 – 2,55
Potassium feldspar 2,57
Sodium and calcium feldspar 2,62 – 2,76
Chlorite 2,6 – 2,69
Biotite 2,8 – 3,2
Muscovite 2,76 – 3,1
Hornblende 3,0 – 3,47
Limonite 3,6 – 4,0
Olivine 3,27 – 3,37

Sebagian besar dari mineral-mineral tersebut mempunyai berat spesifik


berkisar antara 2,6 – 2,9. Berat spesifik dari bagian padat tanah pasir yang
berwarna terang, umumnya sebagian besar terdiri dari quartz, dapat diperkirakan
sebesar 2,65 dan untuk tanah berlempung atau berlanau, harga tersebut berkisar
antara 2,6 – 2,9.

3. PERALATAN
a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas
minimum 50 ml.
b. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
c. Desikator
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 
5)C
e. Termometer dengan ukuran 0 - 50 C dengan ketelitian 1 C
f. Saringan No. 4, No. 10, No. 40 dan penadahnya.
g. Botol berisi air suling.
h. Bak perendam.
i. Pompa hampa udara (vacum 1 - 1,5 PK) atau tungku listrik (hot-plate).

4. BENDA UJI
a. Benda uji diambil dari contoh tanah asli dan disaring dengan saringan No.4 jika
bahan tersebut terdiri dari butiran yang tertahan pada saringan No. 4. Jika bahan
yang diperiksa mengandung bahan butir yang tertahan dan yang lewat pada
saringan No. 4 maka dilakukan pemeriksaan menurut PB-0107-76. Berat jenis
bahan adalah harga rata-rata (sebanding dengan prosentase berat kering masing-
masing ukuran) seperti yang dicantumkan pada Form.4. Untuk pemeriksaan berat
jenis yang juga akan dipakai pada analisa hidrometer, maka contoh tanah harus
dipilih yang melalui saringan No.10 atau No.40.
b. Diperoleh contoh tanah dengan pemisah contoh atau cara quartering/perempat
bahan yang lewat saringan No. 4 atau No. 10. Benda uji dalam keadaan kering
oven tidak boleh lebih dari 10 gram untuk botol ukur, dan 50 gram untuk
piknometer.
c. Keringkan benda uji pada suhu 105 - 110 C dan sesudah itu didinginkan dalam
desikator. Atau benda uji dalam keadaan tidak dikeringkan (lihat catatan b.ii)

5. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Cuci piknometer dengan air suling yang dikeringkan. Timbang piknometer dan
tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
b. Masukan benda uji ke dalam piknomter dan timbang bersama tutupnya dengan
ketelitian 0,01 gram (W2).
c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga volumenya. Untuk
bahan yang mengandung lempung, diamkan benda uji terendam paling sedikit
24 jam.
d. Didihkan isi piknometer dengan hati-hati minimal 10 menit dan miringkan botol
tersebut sekali-sekali untuk mempercepat pengeluaran udara yang tersekap dalam
benda uji.
e. Jika menggunakan pompa vakum, tekanan udara dalam piknometer atau botol
ukur tidak boleh dibawah 100 ml. Kemudian isi piknometer dengan air suling
dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstan di dalam
bejana air atau dalam kamar. Sesudah suhunya konstan tambahkan air suling
secukupnya sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah piknometer,
keringkan bagian luarnya dan timbang sampai mencapai ketelitian 0,01 gram
(W3). Ukur suhu dari isi piknometer dengan ketelitian 10 C
f. Bila isi piknomter belum diketahui, maka tentukan harga sebagai berikut :
kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air suling yang
suhunya sama dengan suhu pada (c) dengan ketelitian 1 C dan pasang tutupnya.
Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram, dan
dikoreksi terhadap suhu (W4). (Lihat catatan a.ii)
Pemeriksaan dilakukan ganda (dua-kali).

6. CONTOH PERHITUNGAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
PB – 0108 – 76
AASHTO T – 100 - 74
ASTM D – 854 – 71

BOR-1 BOR-2
No. Contoh Kedalaman
P1 P2
No. Piknometer A B C D
Berat Piknometer + tanah, W2 (gr) 67 67,5 66 64
Berat Piknometer, W1 (gr) 44 43 44 42
Berat Tanah, Wt = W2-W1 (gr) 23 24,5 22 22
Suhu T = 27 o
C 27 27 27 27
Berat Piknometer + Air + Tanah,
(gr) 150 149,8 147,5 148,6
W3
Berat Piknometer + Air pada suhu
(gr) 137 136,5 135 136
TᵒC, W4
W5 = W2 - W1 + W4 (gr) 160 161 157 158
Isi Tanah, W5 - W3 (gr) 10 11,2 9,5 9,4

Berat Jenis, 2,300 2,188 2,316 2,340

BOR-
Rata-Rata BOR-1= 2,244 2=
2,328
Contoh Perhitungan :
- Berat jenisnya :
W 2−W 1
GS =
( W 2−W 4 +W 1 )−( W 2−W 3 )
67−4 4 , 6
= ( 67−137+ 4 4 , 6 ) −(67−150)

= 2,3

Kesimpulan :
 Jadi harga rata – rata berat jenis (Perbandingan antara b\erat bahan dengan berat
air yang isinya sama) dari hasil kedua pemeriksaan diatas didapat rata-rata berat
jenis sebesar 2,244 (untuk kedalaman P1) dan 2,328 (untuk kedalaman P2)

7. NOTASI & KETERANGAN

W4 = W25 x K
W4 = berat piknometer dan air yang telah dikoreksi
W25 = berat piknometer dan air pada suhu 25 C
K = faktor koreksi (daftar No.1)
Gs = berat Jenis
W1 = berat piknometer (gram)
W2 = berat piknometer dan bahan kering (gram)
W3 = berat piknometer dan bahan serta air (gram)
W4 = berat piknometer dan air yang telah dikoreksi (gram)

Anda mungkin juga menyukai