Anda di halaman 1dari 13

BAB IX

BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)

ASTM D424 – 59

I. Pelaksanaan praktikum:

Waktu Pratikum : 08.00 s/d Selesai

Hari / Tanggal : Senin / 05 Desember 2022

Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

II. Tujuan Percobaan

Percobaan berrujuan untuk menentukan kadar air tanah dalam keadaan batas
plastis.
III. Peralatan
1. Plat kaca 45 x 45 x 0.9 cm
2. Palu karet
3. Ayakan nomor 40 (0,42 mm)
4. Kontainer
5. Rol atau alat pengukur
6. Peralatan pengukuran kadar air (oven dan neraca)
7. Air suling dengan tabung air
IV. Teori Dasar

Batas plastis adalah nilai kadar air dimana tanah dalam keadaan diantara plastis
dan semi padat. Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas
cair untuk menghitung Indeks Plastisitasnya (PI). PI merupakan perbedaan antara
batas cair dan batas plastis suatu tanah, yang dirumuskan dengan :
PI = LL-PL

dimana: PI : Plastic Index


LL : Liquid Limir (Batas cair)
PL : Plastic Limit (Batas Plastis)
V. Teori Tambahan

Batas plastis (plastis limit) merupakan kadar air minum dimana tanah
masih dalam keadaan plastis atau kadar air dimana tanah dapat digolong.
Sampai diameter 3,1 mm (1/8 inchi). Batas plastis merupakan bagian ‘’dari
batas’’ konstitenis atau atterbeng limit yang mana ajal fisik tanah meliputi.
a. Cair
b. Kental
c. Plastis
d. Semi plastis
e. Padat

Sifat sifat tersebut sangat mempengaruhi tanah jika berikan beberapa


prilaku. Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat
plastisnya, bergantung pada kadar air tanah dapat berbentuk cair atau padat,
atau kedudukan, fisik tanah, berbutir halus pada kadar air tertentu disebut
konsentrasi.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/151344826/bab-vi-batas -plastic

http://geologi20.blogspot.com/2017/204/batas-plastic-cimber-pl.html
VI. Gambar Alat dan Bahan

1. Plat kaca ukuran 45x45 cm²

Untuk tempat digulungnya


benda uji

2. Palu karet

Berfungsi untuk memecahkan atau


menghancurkan sampel tanah yang sudah
kering

3. Saringan no.40

Untuk menyaring tanah yang diuji


4. Timbangan
Berfungsi untuk menimbang
berat tanah yang akan di uji

5. Air suling dengan tabungnya


Berfungsi untuk penambahan
air benda uji

6. Cawan
Untuk mencegah hilangnya
air dari benda uji sebelum
penentuan massa awal dan
untuk mencegah penyerapan
kadar air pada proses
penyaringan
7. rol I pengaris
berfungsi untuk mengatur
contoh benda uji

8. Oven
Berfungsi untuk
mengeringkan contoh tanah
basah
VII. Prosedur Percobaan
1. Untuk tanah permukaan tanah yang telah dikeringkan dalam keadaan
kering udara (Air Dry), dihaluskan dengan palu karet, kemudian disaring
dengan ayakan nomor 40. Untuk tanah Undisturbed tanah dari tabung
sampel langsung diuji.
2. Tanah permukaan yang lolos dari saringan nomor 40 kemudian diletakkan
di atas plat kaca, diberi air, diaduk sehingga membentuk seperti bola (± 8
gram).
3. Tanah Undisturbed dari tabung sampel yang telah berupa adonan ditumpuk
diatas pelat kaca diaduk sehingga membentuk seperti bola (± 8 gram).
4. Setelah itu digulung dengan gulungan 80 - 90 gulungan per menit (1
gulungan : 1 kali gulungan ke depan + 1 kali gulungan kebelakang/ke
posisi awal)
5. Padasaat diameter gulungan sampai 1/8inch potong-potong bagian
gulungan menjadi 6 atau 8 bagian.
6. Lalu bagian-bagian tadi disatukan dan dibentuk lagi menjadi bola (elips)
dan kemudian digulung lagi.
7. Proses penggulungan dapat dihentikan pada saat tanah mengalami retak-
retak (bisa jadi sebelum sampai diameter 1/8 inch)
8. Gulungan yang sudah tepat kadar airnya (retak) diambil dan dimasukkan ke
dalam kontainer lalu ditimbang.
9. Kemudian masukkan ke dalam oven selama 24 jam
10. Tentukan kadar aimya.
XIII. Tabel

Batas Plastis (PL)


No. Nomor Contoh Satuan
1 Nomor Cawan A B

2 Berat Cawan + Tanah Basah gr 73,84 72,67

3 Berat Cawan + Tanah Kering gr 62,84 61,27


4 Berat Air gr 11 11,4
5 Berat Cawan gr 11,45 9,61
6 Berat Tanah Kering gr 51,39 51,66
7 Kadar Air % 0,214 0,220
Rata-rata 0,217

LL PL PI Catatan

0,267 0,217 0,05 0,267% > 0.217


IX. Analisa Data

Sampel I
Data : Nomor cawan :A
Berat cawan (W4) : 11,45 gr
Berat cawan + tanah basah (W1) : 73,84 gr
Berat cawan + tanah kering (W2) : 62,84 gr

a. Berat air
W3 = W1 – W2
= 73,84 – 62,84
= 11 gr

b. Berat tanah kering (W5)


W5 = W2 – W4
= 62,84 – 11,45
= 51,39 gr

c. Kadar air
W₃
W= x 100%
W₅
11
= x 100%
51,39
= 0,214 %
Sampel II
Data : Nomor cawan :B
Berat cawan (W4) : 9,61 gr
Berat cawan + tanah basah (W1) : 72,67 gr
Berat cawan + tanah kering (W2) : 62,84 gr

a. Berat air
W3 = W1 – W2
= 72,67 – 62,84
= 11,4 gr
b. Berat tanah kering (W5)
W5 = W2 – W4
= 62,84 – 9,61
= 51,66 gr
c. Kadar air
W₃
W= x 100%
W₅
11,4
= x 100%
51,66
= 0,220 %

WA+WB 0,214+0,220
PL = = = 0,217 %
2 1
kadar air 1,071
LL= Ʃ x 100% = 100% = 0,267%
n 4
PL = LL – PL = 0,267 – 0,217 = 0,05%
Batas cair (LL) > Batas Plastis (PL)
X. Kesimpulan

1. Batas plastis adalah nilai kadar air dimana tanah dalam keadaan diantara plastis
dan semi padat
2. Nilai batas plastis dipengaruhi oleh faktor banyaknya air yang menyerap ke
dalam tanah (rembesan)serta angka posi tanah dan hal pengadukan sampel
tanah yang akan di uji.
3. Dari percobaan batas cair (LL) dan batas Plastis (PL) maka di hasilkan batas
plastis lebih besar dari batas cair.
XI. Saran

1. Harus tetap menjaga kebersihan dan kerapian ruangan laboratorium


2. Peralatan yang sudah rusak harus diganti, bukan hanya untuk menjadi
pajangan
3. Sebaiknya menyediakan kipas angin yang bagus karena kipas angin di lab
sudah rusak

Anda mungkin juga menyukai