Anda di halaman 1dari 10

BAB III

BATAS BATAS ATTERBERG

(PENENTUAN BATAS PLASTIS)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batas plastis adalah kadar air terendah dimana tanah dianggap

dalam keadaan plastis. Untuk menentukan kadar air pada percobaan

batas plastis dapat ditentukan dengan menggulung contoh tanah yang

lolos saringan No. 4 dengan telapak tangan pada plat kaca sehingga

diameter dari batang tanah yang dibentuk demikian mencapai 1/8 inci

atau 3,3 mm sampai terlihat tanah menjadi retak atau pecah,

kemudian masukkan dalam oven selama 24 jam untuk mengetahui

kadar airnya. Metode yang digunakan adalah ASTM Test Designation

D-424.

B. Teori

Batas Atterberg diperkenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun

1911 dengan tujuan untuk mengklasifikasikan tanah berbutir halus

dan menentukan sifat indeks property tanah.Batas Atterberg meliputi

batas cair, batas plastis, dan batas susut. Tanah yang berbutir halus

biasanya memiliki sifat plastis.Sifat plastis tersebut merupakan

kemampuan tanah menyesuaikan perubahan bentuk tanah setelah

bercampur dengan air pada volume yang tetap. Tanah tersebut akan

berbentuk cair, plastis, semi padat atau padat.

18
Batas plastis didefenisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam

presentase, dimana tanah apabila dibentuk, diolah menjadi bentuk

baru tanpa retak-retak. Kadar terendah dimana tanah dianggap dalam

keadaan plastis disebut batas plastis (PL) dari tanah itu. Indeks

plastisitas (PI) adalah perbedaan antara batas cair dan batas

plastisitassuatu tanah. PI = LL – PL. Pemeriksaan batas plastis

berfungsi menentukan kadar minimum dan indeks plastisitas suatu

tanah.

C. Tujuan Praktikum

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan agar praktikan dapat

mengetahui bagaimana cara melakukan pemeriksaan batas plastis dari

suatu contoh tanah yang akan digunakan untuk proyek. Batas plastis ini

diperlukan untuk mengetahui keadaan suatu tanah memiliki kadar air yang

memungkinkan tanah itu masih berada dalam keadaan plastis ke keadaan

semipadat.

D. Alat dan Bahan

1. Alat batas cair standard (Atterberg)

2. Alat pembuatalur

a. Grooving tool (ASTM) untuk tanah kepasiran

b. Grooving tool (Cassagrande) untuk tanah kohesif

3. Spatula

4. Botol, berisi air suling (Botol semprot)

5. Plat kaca

19
6. Tin box (cawan)

7. Desikator

8. Oven

9. Timbangandenganketelitian 0,01 gram

E. Langkah Kerja

1. Mengambil tanah kering yang telah diayak dengan ayakan standar

no. 40 dan dicampur dengan air supaya homogen.

2. Contoh tanah adukan diambil sedikit dan ditaruh diatas plat kaca,

kemudian dibentuk seperti kelereng dan digulung sehingga tanah tersebut

akan putus pada waktu mencapai diameter 3 mm dan apabila digulung lagi

akan menjadi hancur.

3. Gulungan tanah itu dimasukan kedalam wadah kemudian ditimbang

dan selanjutnya dimasukankedalam oven selama 24 jam dengan

temperatur 105 derajat celcius yang dalam keadaan konstan.

4. Percobaan ini minimum dilakukan 2 kali guna mengontrol percobaan

sehingga

F. Analisa Data

1. Batas plastis benda uji ditentukan berdasarkan nilai kadar air benda

tersebut.

2. Sampel tanah dinyatakan Non Plastis (NP) apabila nilai batas cair

dan batas plastis tidak bias dipadatkan.

3. Dari hasil nilai batas cair dan batas plastis dapat dihitung nilai indeks

plastisitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

20
PI = LL — PL

Dengan: PI = indeksplastisitas

LL = batascair

PL = batasplastis

Tanggal percobaan : 19 Juni 2021

Tabel 8. hasil Pengamatan Batas Plastis

A Nomor tin box A B

B Berat tin box Gram 14.3 13.6

C Berat tin box + tanah basah Gram 30.6 31.6

D Berat tin box + tanah kering Gram 26.7 27.7

E Berat tanah basah = (C – B) Gram

F Berat tanah kering = (D - B) Gram

G Berat air = ( E– F) Gram

H Kadar air = ( G / F)* 100 %


(Sumber :Pengolahan Data 2021)

G. Analisa Data

21
Ditanyakan:

a. Berat air

b. Berat tanah basah

c. Berat tanah kering

d. Kadar

Penyelesain:

a. Percobaan 1

1. Berat Air = (Berat tin box +tanah basah) –(Berat tin box +tanah

kering)

= 30.6 – 26.7

= 3.9 gram

Jadi, berat air yang terdapat pada sampel adalah 3.9 gram

2. Berat Tanah Basah = (Berat tin box + tanah Basah) – Berat

tinbox

= 16.3 – 14.3

= 2 gram

Jadi, berat tanah basah adalah 2 gram

22
3. Berat Tanah Kering = (Berat tin box + tanah kering) – Berat tin box

= 26.7 – 14.3

= 12.4 gram

Jadi, berat tanah apabila di keringkan adalah 14.1 gram

berat Air
4. Kadar Air = x 100% 
Berat Tanah Kering

3.9
     = x 100%
12.4

= 31.45%

jadi, kadar air yang terkandung dalam sampel tersebut adalah

31.45%.

b. Percobaan 2

1. Berat Air = (Berat tin box +tanah basah) – (Berat tin box +tanah

kering)

= 31.6 – 27.7

= 3.9 gram

Jadi, berat air yang terdapat pada sampel adalah 3.9 gram

2. Berat Tanah basah = (Berat tin box + tanah basah) – Berat tin

box

= 18 – 13.6

= 4.4 gram

Jadi, berat tanah apabila di keringkan adalah 4.4 gram

23
3. Berat Tanah Kering = (Berat tin box + tanah kering) – Berat tin box

= 27.7 – 13.6

= 14.1 gram

Jadi, berat tanah apabila di keringkan adalah 14.1 gram

berat Air
4. Kadar Air = x 100% 
Berat Tanah Kering

3.9
= x 100%
14.1

= 27.65%

Jadi, kadar air yang terkandung dalam sampel tersebut adalah

27.65%.

Tabel hasil 9. pengujian pemeriksaan batas batas atterberg batas plastic

A Nomor tin box A B

B Berat tin box Gram 14.3 13.6

C Berat tin box + tanah basah Gram 30.6 31.6

D Berat tin box + tanah kering Gram 26.7 27.7

E Berat tanah basah = (C – B) Gram 16.3 18

F Berat tanah kering = (D - B) Gram 12,4 14.1

G Berat air = ( E– F) Gram 3,9 3.9

H Kadar air = ( G / F)* 100 % 31.45 27.65


(sumber: Pengelolaan Data)

kadar air ( A ) + kadar air( B)


a. Batas Plastis (PL) =
2

24
¿
= 31.45+27.65 ¿ 2

= 29.55 %

b. Index Plastisitas (PI) = Batas Cair(LL) – Batas Plastis(PL)

= 77.32 % - 29.55 %

= 47.77 %

H. Kesimpulan

25
Batas plastis adalah kadar air pada batas bawah daerah

plastis.Batas plastis di hitung berdasarkan presentase berat air

terhadap berat tanah kering pada benda uji.pada cara uji ini,material

tanah yang lolos saringan ukuran 0,425 mm atau saringan no, 40

diambil untuk dijadikan benda uji kemudian di campur dengan air suling

hingga menjadi ckup plastisuntuk di geleng atau di bentuk bulat

panjang hingga mencapai diameter 3 mm.

Dari hasil percobaan telah dilakukan, di dapatkan hasil batas cair

tanah adalah 77.32%.Batas plastis tanah diperoleh 29.55% dan Indeks

plastisitas adalah 47.77% .

Lampiran III Dokumentasi Percobaan Batas-Batas Atterberg

26
Gambar 9.Pengeringan Agregat Gambar 10. Pencampuran
Agregat

Gambar 11.Proses penimbangan Gambar 12. Pencampuran


Agregat Hasil Agregat

27

Anda mungkin juga menyukai