Anda di halaman 1dari 19

BAB VI

PENENTUAN BATAS-BATAS KONSISTENSI ATTERBERG

6.1 BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS


6.1.1 Maksud Percobaan
Maksud percobaan ini adalah untuk menentukkan batas plastis dan indeks
plastisitas suatu tanah. Batas plastis adalah kadar air tanah pada keadaan batas
peralihan antara semi solid dan plastis, sedangkan indeks plastisitas adalah
bilangan (%) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastis. Tanah
dalam keadaan plastis apabila tanah tersebut digiling sampai mencapai diameter
3 mm, tanah tersebut menjadi retak.

6.1.2 Alat-alat
a. Cawan porselin beserta pastel (alat penumbuk)
b. Spatula
c. Plat kaca
d. Saringan No. 40 (lebih besar dari 0,425 mm)
e. Batang kawat berdiameter 3 mm (untuk pembanding)
f. Oven dengan suhu 105-110° C
g. Alat pemeriksa kadar air
h. Destilasi

6.1.3 Benda Uji


Tanah lepas (disturbed) lolos saringan no. 40 (lebih besar dari 0,425 mm)
yang diambil dari Wonosari pada kedalaman –1,00 m.
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak
kurang lebih 15 gram – 20 gram.
Contoh tanah ini harus bebas dan telah dibebaskan dari butir-butir yang
lebih besar dari 0,425 mm (yang tertahan saringan no.40). Untuk tanah yang
tidak mengandung butir butir besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa
tanpa persiapan terlebih dahulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula
dikeringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang
dari 60° C) secukupnya sampai gumpalan-gumpalan mudah diremukkan
kemudian disaring.

37
Praktikum Penyelidikan Tanah 38

Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar


dengan menggunakan pastel (penumbuk) berkepala karet sehingga menjadi
butiran-butiran, tetapi butir-butir tanah tidak rusak.
Bagian yang tertahan saringan no.40 disingkirkan dan bagian yang lewat
saringan digunakan sebagai benda uji.
Persiapan benda uji sama dengan penyiapan untuk batas cair, sehingga
bila percoban batas cair dan batas plastis kedua-duanya dilakukan, persiapan
benda uji dapat dilakukan bersama.

6.1.4 Pelaksanaan
a. Untuk tanah dengan ukuran lebih kecil dari 0,425 mm dapat langsung
diperiksa tanpa persiapan terlebih dahulu. Apabila contoh tanah banyak
mengandung butir-butir kasar akan sulit untuk dibuat menjadi liat.
b. Contoh tanah yang telah lolos dari saringan no.40, dimasukkan dalam cawan
porselin, lalu diberi air sedikit demi sedikit sampai benar.
c. Tanah dalam cawan porselin diremas-remas dan digiling di atas kaca,
sehingga mencapai diameter 3 mm (untuk itu bandingkan dengan kawat
pembanding yang berdiameter 3 mm). Apabila sampai diameter 3 mm tanah
belum retak-retak/tetap licin maka diulangi lagi sampai memperoleh tanah
berdiameter 3 mm dan tepat mulai retak-retak. Pada gerakan menggiling
tanah digunakan kecepatan rata-rata 2 detik tiga kali gerakan maju mundur.
d. Kumpulkan tanah yang retak-retak tersebut ke dalam alat pemeriksa kadar
air yaitu cawan aluminium, lalu ditimbang = W 2 (sebelumnya cawan kosong
ditimbang dahulu = W1) lalu masukkan dalam oven dengan temperatur 105
ºC -110º C.
e. Cawan + tanah dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator,
kemudian ditimbang beratnya = W3.

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 39

6.1.5 Hitungan
6.1.5.1 Rumus
Berat Air
Kadar air = x 100 %
Berat Tanah Kering
W1 = Berat cawan kosong
W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering
W2 - W3 = Berat air
W3 - W1 = Berat tanah kering
Rumus Index Plastisitas : IP = LL - PL
LL = Batas cair
PL = Batas plastis
IP = Index plastisitas

6.1.5.2 Kadar air sample tanah


Tanah Asli
a. Percobaan pertama:
Cawan timbang A
W1 = 14,03 gram
W2 = 19,05 gram
W3 = 18,01 gram
W2 – W3 = 1,04 gram
W3 – W1 = 3,98 gram
1.04
W (kadar air) = x 100 %
3,98
= 26,13 %
b. Percobaan kedua:
Cawan timbang B
W1 = 13,68 gram
W2 = 19,10 gram
W3 = 17,82 gram
W2 – W3 = 1,28 gram
W3 – W1 = 4,14 gram
1,28
W (kadar air) = x 100 %
4,14
= 30,92 %

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 40

c. Kadar air rata-rata,


= 26,13+30,92
w 2

= 28,53 %

Batas plastis = PL = 28,53 %


Batas cair = LL = 135 %
Index Plastisitas = IP = LL - PL
= 135 % - 28,53 %
= 106,47 %

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 41

6.1.6 Tabel Pemeriksaan Batas Plastis Tanah Asli

Asal tanah : Wonosari Kelompok : 19


No. Contoh : A dan B Tanggal : 24 Oktober 2018
Kedalaman : -1,00 m
Tabel 6.1 Hasil Uji Pemeriksaan Batas Plastis Tanah Lepas

Kode Cawan A B
Berat Cawan Kosong W1 14,03 13,68
Berat Cawan + Tanah Basah W2 19,05 19,10
Berat Cawan + Tanah Kering W3 18,01 17,82
Berat Air ww = w1 - w2 1,04 1,28
Berat Tanah Kering ws = w2 - wc 3,98 4,14

ww
Kadar Air w= ×100% 26,13 30,92
ws
Batas Plastis 28,53

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 42

6.2 BATAS CAIR


6.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah menentukan batas cair suatu tanah.
Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah pada keadaan batas peralihan
antara keadaan cair dan keadaan plastis.

( sumber : Hary Christady, Mekanika Tanah I, 2002 )

6.2.2 Alat-alat
a. Alat batas cair casagrande.
b. Alat pembarut.
c. Cawan porselin dan pastel.
d. Spatula.
e. Saringan no. 40.
f. Air destilasi.
g. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
h. Oven dengan pengatur suhu 105 -110 C
i. Cawan aluminium + tutup

6.2.3 Benda Uji


Tanah lepas (disturbed) dari Laboratorium Mekanika Tanah Universitas
Atma Jaya Yogyakarta yang lolos dari saringan No.40.

6.2.4 Pelaksanaan
a. Contoh tanah diambil secukupnya, dikeringkan dalam oven lalu setelah
kering ditumbuk dalam cawan porselin sampai halus (menggunakan pastel).
b. Tanah tersebut disaring dengan saringan No. 40 ,tanah yang lolos dari
saringan tersebut dipakai untuk percobaan.
c. Tanah diambil secukupnya dan dimasukkan dalam cawan lalu diberi air
destilasi sedikit demi sedikit sambil diaduk rata, sehingga diperoleh adukan
yang betul-betul rata dan homogen.
d. Tanah yang sudah liat diambil dengan spatula kemudian dimasukkan dalam
cawan casagrande, diratakan dan dibuat mendatar dengan ujung cawan,
sehingga diperoleh tebal terdalam tanah kira-kira 1 cm.
e. Dibuat alur pemisah dengan menggunakan alat pembarut standar, sampai
tanah terbelah dua bagian kiri dan kanan sama besar.

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 43

f. Tangki pemutar pada alat casagrande digerakkan dengan kecepatan satu


putaran tiap detik. Gerakan dihentikan setelah kedua ujung bagian tanah
dalam cawan tadi merapat kembali sepanjang kira-kira 0,5" (12,7 mm)
kemudian dihitung dan dicatat jumlah pukulannya.
g. Ambil sebagian tanah dari cawan casagrande dengan arah melintang dan
tegak lurus alur, lalu periksa kadar airnya.
h. Demikian seterusnya pekerjaan ini diulang empat kali hingga diperoleh
pukulan-pukulan antara 15 - 20 ; 20 - 25; 25 - 30; 30 -40 hingga data
hubungan antara kadar air dengan pukulan didapat.

6.2.5 Hitungan

W2 - W3
Kadar Air = x 100 %
W3 - W1

W1 = Berat cawan kosong


W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering
W2 - W3 = Berat air
W3 - W1 = Berat tanah kering

6.2.5.1 Perhitungan Tanah Lepas


a. Percobaan pertama:
Jumlah pukulan = 18
Cawan timbang A
Wc = 4,25 gram
W1 = 9,85 gram
W2 = 7,14 gram
W1 – W2 = 2,71 gram
W2 – Wc = 2,89 gram
W 2,71
= x 100 %
2,89
= 93,77 %

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 44

Cawan timbang B
Wc = 3,87 gram
W1 = 8,52 gram
W2 = 6,32 gram
W1 – W2 = 2,2 gram
W2 – Wc = 2,45 gram
W 2,2
= x 100 %
2,45
= 89,80 %

Kadar air rata-rata:


Wrata-rata 93,79+89,80
=
2
= 91,79 %

b. Percobaan kedua:
Jumlah pukulan = 24
Cawan timbang A
Wc = 3,64 gram
W1 = 8,76 gram
W2 = 6,65 gram
W1 – W2 = 2,11 gram
W2 – Wc = 3,01 gram
W 2,11
= x 100 %
3,01
= 70,10 %

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 45

Cawan timbang B
Wc = 4,02 gram
W1 = 9,54 gram
W2 = 7,29 gram
W1 – W2 = 2,25 gram
W2 – Wc = 3,27 gram
W 2,25
= x 100 %
3,27
= 68,81 %
Kadar air rata-rata:
wrata-rata 70,10+68,81
=
2
= 69,45 %

c. Percobaan ketiga:
Jumlah pukulan = 28
Cawan timbang A
Wc = 3,67 gram
W1 = 10,49 gram
W2 = 7,71 gram
W1 – W2 = 2,78 gram
W2 – Wc = 4,04 gram
W 2,78
= x 100 %
4,04
= 68,81 %

Cawan timbang B
Wc = 3,68 gram
W1 = 10,43 gram
W2 = 7,71 gram
W1 – W2 = 2,72 gram
W2 – Wc = 4,03 gram
W 2,72
= x 100 %
4,03
= 67,49 %

Kadar air rata-rata:


wrata-rata 68,81+ 67,49
=
2
= 68,15 %

d. Percobaan keempat:
Jumlah pukulan = 35
Cawan timbang A
Wc = 10,65 gram
W1 = 15,37 gram
Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY
Praktikum Penyelidikan Tanah 46

W2 = 13,55 gram
W1 – W2 = 1,82 gram
W2 – Wc = 2,9 gram
W 1,82
= x 100 %
2,9
= 62,76 %

Cawan timbang B
Wc = 4,14 gram
W1 = 9,71 gram
W2 = 7,58 gram
W1 – W2 = 2,13 gram
W2 – Wc = 3,44 gram
W 2,13
= x100 %
3,44
= 61,92 %

Kadar air rata-rata:


wrata-rata 62,76+61,92
=
2
= 62,34 %
Dari grafik diperoleh :
LL = 135 %
Flow Index = IF = ( w10 - w100 )
= (117 % - 225 %)
= -108 %

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 47

6.3 BATAS SUSUT


6.3.1 Maksud Percobaan
Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk
menentukan data dari suatu tanah subgrade yang meliputi : batas susut, angka
susut, susut volumetrik dan susut linier.
Batas susut suatu tanah adalah kadar air maksimum dimana pengurangan
kadar air selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah.
Angka susut suatu tanah adalah perubahan suatu volume tanah terhadap
volume kering dengan perubahan kadar air dalam tanah (%) dan berlaku pada
keadaan diatas batas susut.
Susut volumetric adalah prosentase pengurangan volume tanah terhadap
volume kering tanah apabila tanah pada suatu kadar air (%) tertentu berkurang
menjadi batas susut pada tanah.
Susut linier adalah prosentase pengurangan ukuran suatu sedimentasi
tanah terhadap ukuran semula apabila kadar air tanah berkurang menjadi batas
susut pada tanah.
( sumber : Hary Christady, Mekanika Tanah I, 2002 )

6.3.2 Alat-Alat
a. Cawan porselin.
b. Cawan susut dari monel, berbentuk bulat dengan alas rata, diameter 3 cm
dan tinggi 1,27 cm.
c. Spatula.
d. Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkok gelas, plat kaca
dengan tiga paku dan air raksa.
e. Gelas ukuran 250 cc.
f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
g. Air destilasi.
h. Saringan No.40 (0,425 mm).
i. Alat penumbuk tanah.
j. Oven dengan suhu dapat diatur 105-110 C
l. Cawan timbang aluminium + tutup

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 48

6.3.3 Benda Uji


Tanah lepas (disturbed) lolos saringan No. 40 yang diambil dari
Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

6.3.4 Pelaksanaan
a. Contoh tanah yang telah lolos saringan No.40 disiapkan secukupnya,
kemudian tanah dimasukkan ke dalam cawan porselin dan diberi air
destilasi, diaduk sampai rata betul sehingga tanah dalam keadaan kenyang
air.
b. Menentukan berat dan volume cawan susut :
1. Cawan dibersihkan dan ditimbang kemudian dicatat beratnya.
2. Cawan ditaruh dalam mangkuk kaca kemudian diisi air raksa sampai
penuh, ditekan dengan plat kaca di atas permukaan cawan, jangan
sampai ada udara yang terperangkap, air raksa yang melekat di luar
cawan dibersihkan, kemudian air raksa dipindahkan ke mangkok lain
untuk ditimbang beratnya.
Berat air raksa
V cawan  cm 3
13,6
c. Bagian dalam cawan susut diolesi dengan oli, supaya tanah tidak melekat
pada dinding cawan. Kemudian contoh tanah yang dalam keadaan kenyang
air dimasukkan dengan cara bertahap/berlapis-lapis sampai cawan terisi
penuh dan permukaannya diratakan dengan pisau perata. Tanah yang
melekat diluar cawan dibersihkan sehingga volume tanah sama dengan
volume cawan.
d. Cawan yang berisi contoh tanah ditimbang dan dicatat beratnya.
e. Dibiarkan beberapa saat supaya kering, kemudian dimasukkan ke dalam
oven dengan suhu 105-110 C, dibiarkan selama 4 jam.
f. Cawan berisi tanah kering didinginkan dengan desikator, ditimbang dan
dicatat beratnya.
g. Menempatkan mangkok gelas dalam dalam cawan porselin, mengisi
mangkok gelas dengan air raksa sampai melimpah, kemudian ditekan
dengan plat kaca di atas mangkok. Mengeluarkan air raksa yang melekat di
luar, kemudian memindahkan mangkok pada cawan porselin yang lain.
h. Mengeluarkan tanah kering dari cawan susut kemudian dimasukkan dalam
mangkok yang berisi air raksa, menekan tanah kering ke dalam air raksa

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 49

dengan kaca yang berpaku 3 di atas mangkok lain dan ditimbang serta
dicatat beratnya.
Berat air raksa
Volume tanah kering  cm 3
13,6
6.3.5 Hitungan
V 1
( SL)   0    100%
Batas susut  W0 G 
Wo = Berat benda uji setelah kering
Vo = Volume benda uji setelah kering
G = Berat jenis tanah

TANAH LEPAS
A. Berat Jenis Tanah Lepas Tidak Diketahui
a. Pemeriksaan pertama : 1
w = 31,65 %
V = 19,80 cm3
Wo = 14,06 gram
Vo = 9,13 cm3

V −V o
Batas susut ( SL ) = w− ( Wo )×100 %

= 31,65− ( 19,80−9,13
14,06 )
x100 %

= -44,24 %

Wo
Angka susut ( SR ) =
Vo
= 14,06
9,13

= 1,54

Susut volumetrik ( VS ) = (W-SL) x SR


= (31,65 – (-44,24)) x 1,54
= 116,87 %

100
Susut linier ( LS ) = 100 1− ( √ Vs+100
3
)

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 50

100
( √ 116,87+
= 100 1−
100 )
3

= 22,74

1
Berat jenis tanah (G) = 1 SL

SR 100
1
= 1 −44,24

1,54 100
= 0,92

b. Pemeriksaan kedua : 2
w = 59,58 %
V = 20,31 cm3
Wo = 15,34 gram
Vo = 8,54 cm3

V −V o
Batas susut ( SL ) = w− ( Wo )
×100 %

= 59,58− ( 20,31−8,54
15,34 )
x100%

= -17,17 %

Angka susut ( SR ) = Wo
Vo

15,34
=
8,54
= 1,80

Susut volumetrik ( VS ) = (W-SL) x SR


= (59,58 – (-17,17)) x 1,80
= 137,91 %

100
Susut linier ( LS ) ( √ Vs+100
= 100 1−
3
)
100
= 100( 1− )
√ 3

137,91+100

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 51

= 25,09
1
Berat jenis tanah ( G ) = 1 SL

SR 100
1
= 1 −17,17

1,80 100
= 1,37
0,92+1,37
Berat jenis rata-rata =
2
= 1,14

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 52

6.3.6 Tabel Pemeriksaan Batas Susut & Faktor – faktor Susut Tanah Asli

A. Berat Jenis Tanah Belum Diketahui

Tabel 6.2 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Tanah

Kode Cawan   C D

Berat Cawan Susut Kosong wc 16,43 16,84

Berat Cawan + Tanah Basah w1 34,94 41,32

Berat Cawan + Tanah Kering w2 30,49 32,18

Berat Air ww = w1 - w2 4,45 9,14

Berat Tanah Kering w0 = w2 - wc 14,06 15,34


w
W w 100%
w
s
Kadar Air 31,65 59,58

Tabel 6.3 Hasil Pemeriksaan Volume Tanah Basah

Berat air raksa pengisi


cawan susut + cawan kaca w3 314,90 321,87

Berat Cawan Kaca w4 45,63 45,63

Berat Air Raksa w6 = w 3 - w 4 269,27 276,24

Volume Tanah Basah 19,80 20,31

Tabel 6.4 Hasil Pemeriksaan Volume Tanah Kering


Berat air raksa yang
didesak tanah kering + w7
cawan kaca 169,79 161,74

Berat cawan kaca w8 45,63 45,63

Berat Air Raksa w9 = w 7 - w 8 124,16 116,11

Volume tanah kering   9,13 8,54

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 53

Tabel 6.5 Hasil Perhitungan Berat Jenis Tanah

Batas Susut (%) -44,24 -17,17


 
Angka Susut 1,54 1,80

Susut Volumetrik 116,87 137,91

Susut Linear 22,74 25,09

Berat Jenis Tanah 0,92 1,37

Berat Jenis Rata-Rata   1,14

B. Berat Jenis Tanah Sudah Diketahui


Berat jenis butir atau tanah, G = 2,6600

Tabel 6.6 Hasil Uji Pemeriksaan Batas Susut Tanah Lepas

No Cawan C D
Berat cawan susut + tanah
kering w2 35,320 36,670

Berat cawan susut wc 15,860 16,410

Berat tanah kering ws = w2 - wc 19,460 20,260


Berat air raksa yang
didesak tanah kering +
cawan kaca w7 261,330 270,570

Berat cawan kaca w8 107,510 107,510

Berat air raksa w5 = w7 - w8 153,820 163,060

Volume tanah kering 11,310 11,990

Batas Susut Tanah 20,527 21,585


Batas Susut Tanah Rata-
Rata   21,056

Tabel 6.7 Hasil Pemeriksaan Batas Cair Tanah Asli


Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY
Praktikum Penyelidikan Tanah 54

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY


Praktikum Penyelidikan Tanah 55

Laboratorium Mekanika Tanah F.T. UAJY

Anda mungkin juga menyukai