Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum Mekanika Tanah
Dasar” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Mekanika Tanah Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana cara menentukan sifat-sifat fisik tanah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Heni Pujiastuti, ST., MT., selaku
Dosen Mekanika Tanah Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman satu kelompok dan kelompok
yang lain, terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum ini.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Mataram, 23 Desember 2022

Penulis

ii
Daftar Isi

Lembar Pengesahan.................................................................................................................ii

Lembar Asistensi ....................................................................................................................iii

Kata Pengantar.......................................................................................................................iv

Daftar Isi...................................................................................................................................v

Pengujian Kadar Air................................................................................................................1

Pengujian Berat Isi Tanah.......................................................................................................4

Pengujian Berat Jenis Tanah..................................................................................................7

Pengujian Batas Cair Tanah.................................................................................................10

Pengujian Batas Plastik Dan Index Plastisitas....................................................................15

Pengujian Distribusi Ukuran Butir Tanah Dengan Analisa Saringan Dan Analisa
Hidometer............................................................................................................................. 19

Pengujian Pemadatan Tanah................................................................................................32

Pemeriksaan Kepadatan Tanah Lapangan Dengan

Metode Kerucut Pasir (Sand Cone Method).......................................................................41

iii
iv
1. PENGUJIAN KADAR AIR

1.1 Maksud :
Maksud percobaan adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air tanah
perbandingan antara berat air yang dikandung dan berat kering tanah, di nyatakan dalam
persen.

1.2 Alat :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105-1100C.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya
a. 0,01 gram-untuk berat kurang dari 100 gr.
b. 0,10 gram- untuk berat antara 100gr-1000gr
c. 1,00 gram- untuk berat lebih dari 1000gr.
3. Desicator
4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat.

1.3 Benda Uji :


Contoh tanah (basah) yang akan diperiksa, dengan berat minimum tergantung pada ukuran
terbesar dari butir tanah :
a. Tanah berbutir halus, berat minimum 10gr-25gr
b. Tanah berpasir berat minimum 50 – 100gr
c. Tanah berkerikil lebih banyak.

1.4 Prosedur Pelaksanaan :


1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya (=W1).
2. Masukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbang, kemudian bersama tutupnya
timbang (=W2 ).
3. Dalam keadaan terbuka cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven (105 o - 1100 C)
selama 16 – 24 jam. Tutup cawan diserahkan dan jangan sampai tertukar dengan cawan
lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam desikator. Setelah
dingin ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (=W3).

1.5 Perhitungan :
Berat cawan + tanah basah : W2
Berat cawan + tanah kering : W3
Berat cawan kosong : W1
W w W 2−W 3
Kadar air (w) = = ×100 %
W S W 3−W 1

1
2
1.6 Pelaporan
Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian dua angka dibelakang koma
Catatan

1. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan
cara
a. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organik atau
bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat dilakukan diatas kompor atau
dibakar langsung setelah disiram dengan spiritus. Penimbangan dan pengeringan
dilakukan berulang-ulang, sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir telah tercapai
berat yang konstan.
b. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spiritus, tapi harus
dikeringkan dengan kompor dengan temperatur yang tidak lebih dari 60oC.
2. Pengeringan dengan menggunakan oven :
a. Bila diragukan bahwa setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan dalam
oven dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2 kali yang berturutan harus
beratnya tidak berkurang lagi (maksimum selisih 0,1 persen).
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung gips, gunakan
temperatur koven sekitar 60-80o C. Waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan
digunakan cara seperti tersebut pada 1.a.
c. tanah pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat yaitu beberapa jam.
3. Untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai cawan-cawan yang diberi tanda dan
tidak boleh sampai tertukar.
4. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara duplo, yaitu digunakan 2 benda uji
dengan 2 cawan, yang hasilnya harus hampir sama, yang kemudian harganya dirata-
ratakan. Jika selisih harga ke dua percobaan terlalu berbeda, harus diulangi.
5. Agar pengeringan dapat berjalan dengan sempurna, maka susunan benda uji didalam oven
harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu, serta saluran udara harus di buka.
6. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli, juga merupakan pelengkap
dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan,batas-batas konsistensi,
konsolidasi dan sebagainya.

3
PENGUJIAN KADAR AIR
Tanggal : 10-13 DESEMBER 2022

Lokasi : Universitas Muhammadiyah Mataram

Jenis tanah :

Kedalaman : ......................

1 No. Pengujian 1 2 3
2 Berat cawan kosong W1 gram 13.72 13.75 14.89

3 Berat cawan + Tanah basah W2 gram 40.52 39.06 35.70

4 Berat cawan + tanah kering W3 gram 37.03 35.94 32.33

5 Berat air A (W2 - W3 ) gram 3.49 3.12 3.37

6 Berat tanah kering B (W3- W1) gram 23.31 22.19 17.44

7 Kadar air (%)=A/Bx100% 14.97 14.06 15.19

8 Kadar air rata-rata (%) 14.74

DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJ (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

4
2. PENGUJIAN BERAT ISI TANAH

2.1 Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan
perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya dalam gr/cm 3.Pengujian ini
dilakukan secara rutin bersama-sama dengan pengujian lainnya di laboratorium. Pelaksanaan
pengujian ini menggunakan metode silinder tipis yang dimasukkan ke dalam tanah, sehingga
tidak dapat dilakukan pada jenis tanah berpasir lepas atau terdapat banyak sekali kerikil.

2.2 Alat/ bahan


a. Cincin (ring)
b. Jangka sorong
c. Pisau atau spatula
d. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram

2.3 Benda Uji :


Tanah asli/undisturb dilapangan

2.4 Prosedur Pelaksanaan :


a. Ambil cincin, kemudian bersihkan dan timbang beratnya (W1)
b. Letakkan bagian yang tajam dipermukaan tanah dan tekan dengan hati-hati sampai
tanahnya masuk keseluruhannya ke dalam cincin
c. Potong dan ratakan kedua sisinya dengan pisau
d. Bila ada sedikit lubang tambal dengan tanah yang sama
e. Bersihkan sisa-sisa tanah yang menempel pada bagian luar cincin, kemudian timbang
cincin berisi tanah
f. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin dengan ketelitian 0,01 cm
g. Peralatan dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya
2.5. Perhitungan
Berat isi tanah dapat dihitung sebagai berikut :
Berat cincin : W1 gram
Berat cincin + tanah : W2 gram
Berat tanah : W2-W1 gram
Volume tanah = volume dalam cincin : V cm3
Berat isi tanah basah :

( W 1−W 2 ) 2
γ wet = gr /cm
V

Berat isi tanah kering :

5
γ wet 2
γ dry = gr / cm
(1+w)

2.6. Pelaporan
PENGUJIAN BERAT ISI TANAH

Tanggal pengujian : 10-13 DESEMBER 2022


Lokasi : Universitas Muhammadiyah Mataram
Jenis tanah :

Hasil Pengujian Berat Isi Tanah

Sampel
No Cincin
1 2

1 Berat Cincin (gr) 54.63 54.63

2 Berat Cincin + Tanah Basah (gr) 154.22 157.94

3 Berat Tanah Basah : W (gr) 99.59 103.31

Volume Tanah Basah (V)

Tinggi = 6,3 cm
4 62.313
Diameter = 2 cm

Volume = 62.313 cmᵌ

5 Berat Volume Tanah Basah gr/cmᵌ 1.60 1.66

6 Berat Volume Tanah Kering gr/cm 1.04 1.08

7 Rata-rata 1.06

Hasil Pengujian Kadar Air


Sampel 1 Sampel 2
No Pengujian
1 2 1 2
1 Berat Cawan Kosong W1 gram 14.98 13.64 13.76 13.71
2 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 44.34 38.72 41.76 39.05
3 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 34.23 30.13 31.98 30.16
4 Berat Air A (W2-W3) gram 10.11 8.59 9.78 8.89
5 Berat Tanah Kering B (W3-W1) gram 19.25 16.49 18.22 16.45
6 Kadar Air (%) = A/Bx100 52.52 52.09 53.68 54.04

6
7 Kadar Air Rata-rata (%) 53.08

DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJ (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

7
3. PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH

3.1. Maksud
Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Berat jenis tanah
adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat air destilasi diudara dengan volume
yang sama pada temperatur tertentu. Biasanya diambil untuk temperatur 27,5%.

3.2. Alat/ bahan


a. Piknometer, yaitu botol-botol gelas dengan lebar sempit dan dengan tutup (dari gelas) yang
berlubang kapiler, dengan kapasitas 50cc atau lebih besar
b. Timbangan dengan ketelitian 0.001 gr.
c. Air destilasi bebas udara (dalam wash bottle)
d. Oven dengan suhu dapat diatur pada 1050 - 1100 C
e. Desicator
f. Termometer
g. Cawan porselen (mortar) dengan posetel (penumbuk berkepala karet) untuk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butirnya sendiri
h. Alat vacum atau kompor

3.3 Benda Uji


Contoh tanah seberat sekitar 30gr – 40gr yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara duplo
(2 percobaan terpisah)

3.4 Pelaksanaan
a. Piknometer dibersihkan luar dalam dan dikeringkan, klemudian ditimbang (=W1)
b. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselen dengan menggunakan pestel, kemudian
dikeringkan dalam oven. Ambil tanah kering dari oven dan langsung dimasukkan dalam
piknometer dengan tutupnya berisi tanah bimbang (=W2).
c. Isikan air 10cc kedalam piknometer, sehingga tanah terendam seluruhnya dan biarkan 2 –
10jam
d. Tambahkan air destilasi sampai kira-kira setengah/ dua per tiga penuh. Udara yang
terperangkap diantaranya butir-butir harus dikeluarkan / dihilangkan yang dapat dilakukan
salah satu cara :
 Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam jana tertutup yang divacum
dengan pompa vacum (tidak melebihi 100mm Hg), sehingga gelembung-gelembung
udara keluar menjadi air bersih
 Piknometer direbus dengan hati-hati sekitar 10 menit dengan sekali-kali piknometer
dimiringkan untuk membantu keluarnya udara kemudian didinginkan.

8
e. Piknometer ditambah air detilasi sampai penuh dengan tutup. Bagian luar pilnometer
dikeringkan dengan kain kering. Setelah piknometer bersisi tanah dan air ditimbang (=W 3).
Air dalam piknometer diukur suhunya dengan termometer. (T0c).
f. Piknnometer dikosongkan dan bersihkan kemudian diisi air penuh dengan air destilasi
bebas udara bebas udara di tutup diluarnya dikeringkan dengan kain kering. Piknometer
penuh air ditimbang (=W4). Hal ini dikerjakan segera setelah no5

3.5 Hitungan :

1. Berat jenis butir-butir tanah pada suhu t0C adalah :


berat butiran W
G= =
berat air dan volume yang sama W w
( W 2−W 1 ) ( W 2−W 1 )
¿ =
( W 4 −W 1 ) −( W 3−W 2 ) ( W 2−W 1 ) −( W 3−W 4 )
2. Berat jenis tanah pada temperatur 27.5C adalah :

0
Berat jenis air padat t
G ( 27 , 5 )=G (t )
0 0
0
Beratjenis asr pada 27 ,5

Berat jenis air pada masing-masing temperatur dapat dilihat pada daftar.

DAFTAR NILAI JENIS AIR

Temperatur Temperatur Berat jenis


(t0) (t0)
20 0.9957
21 0.9954
22 0.9951
23 0.9947
24 0.9944
25 0.9941
26 0.9937
27 0.9934
27.5 0.9930
28 0.9926
29 0.9922

9
3.6. Pelaporan

PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH

Tanggal pengujian : 10-13 DESEMBER 2022


Lokasi : Universitas Muhammadiyah Mataram
Jenis tanah :

No Piknometer no 1 2
1 Berat Piknometer Kosong W1(gram) 59.09 42.69
2 Berat Piknometer + Tanah Kering W2(gram) 88.88 71.54
3 Berat Piknometer + Tanah + Air W3(gram) 171.99 151.16
4 Bera Piknometer + Air W4(gram) 157.75 141.04
5 Temperatur t⁰C 27.5 27.5
6 A = W2 - W1 29.79 28.85
7 B = W3- W4 14.24 10.12
8 C = A –B 15.55 18.73
9 Berat Jenis G1 = A/C 1.92 1.54
10 Rata-rata G1 1.73
11 G untuk 27,5⁰ = G1(BJ . Air . t⁰C)/BJ . Air . 27,5 1.73

DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJ (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

10
4.PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH

4.1. Maksud

Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair suatu
tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan diperiksa dengan alat
Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2m (seperti
yamh diuraikan dibawah), menutup sepanjang 12, 7m oleh 25 pukulan.

4.2 Alat :
a. Alat batas cair Casagrande
b. Alat pembarut (Groving tool)
c. Cawan poselen (mortar)
d. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet
e. Spartel
f. Saringan no 40
g. Air destilasi dalam botol cuci (wahs bottle)
h. Alat-alat pemeriksa kadar air (lihat percobaan no 1)

4.3 Benda Uji


Contoh benda yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak kurang lebih
100gr. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar
dari 0.425mm (yang tertahan oleh saringan no 40).untuk contoh tanah yang memang tidak
mengandung butir-butir kasar dari 0.425mm dapat langsung diperiksa batas cairannya tanpa
pemeriksaan terlebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60 0C)
secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan saringan. Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah
dengan digerus dalam mortar atau dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala
pembungkus karet, sehingga butiran cair yang rusak. Kemudian saring dengan saringan no 40.
Bagian yang tertahan saringan no 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan
sebagai benda uji.

4.4 Persiapan alat


a. Periksa alat casagrande yang akan digunakan, bahwa dalam keadaan dan dapat bekerja
dengan baik, baut-baut yang tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus sehingga
mangkok goyang, tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa pembarut mempunyai
ukuran-ukuran yang benar
b. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi 1 cm. Gunakan
pegangan alat pembarut sebagai pengukur. Bila tidak benar perbaiki setelahnya.
11
4.5. Pelaksanaan
a. Taruhlah contoh tanah (sebanyak ±100 gram) dalam mangkok porselen, campur rata
dengan air destilasi sebanyak 15 cc-20cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk dengan spatel. Bila
perlu tambahkan air secara bertahap, tambah sekitar 1cc – 3 cc, aduk, tekan-tekan dan
tusuk-tusuk, tambah air lagi, dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar-benar
merata.
b. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahanya telah menghasilkan sekitar 30 – 40
pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok
cassagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap
gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung
terdepan tepat pada ujung terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah bagian
terdalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut ke dalam
mangkok porselen.
c. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok searah dengan sumbu
alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alur harus baik
dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadinya alur
yang tidak baik atau tergesernya tanah dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan
mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit lebih dalam.
d. Segera gerakkan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan
kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah bertemu sepanjang kira-kira
12,7mm (1/2”). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut.
e. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara 30 dan 40
kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari
mangkok Cassagrande ke cawan porselen, tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah
seperti tadi sampai merata.
f. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain kering.
Kemudian ulangi pekerjaan seperti tersebut pada point.b sampai dengan point.d
g. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah menggunakan spatel secara melintang tegak
lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah tersebut
(lihat percobaan point a)
h. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan porselen,
tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
i. Ulangi pekerjaan pada nomor-nomor b,c,d,g, dan h sehingga diperoleh 3 atau 4 data
hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35 pukulan dengan masing-
masing selisihnya hampir sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dari keadaan tanah yang
kurang cair kemudian makin cair.

12
4.6 Hitungan
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan suatu titik
dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai ordinat
(dalam persen dengan skala biasa). Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik-titik yang
diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan.
Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yang terdekat.

CATATAN

1. Suatu cara pendekatan untuk menghitung batas cair dapat digunakan satu data jumlah
pukulan dan kadar air dan dihitung dengan rumus

[ ]
0.121
N
LL = WN
35

LL = Batas air

N = Jumlah pukulan yang diperlukan untuk menutu alur pada tanah dengan kadar
air WN

Rumus ini hanya pendekatan dan dapat digunakan untuk harga N antara 15 dan 35.
Adukan tanah dengan air harus benar-benar, sehingga apabila percobaan diulangi
paling sedikit 2 kali, harga N yang diperoleh tidak berubah.
2. Dalam pemeriksaan batas air tanah sebaiknya tidak digunakan tanah yang dikeringkan
dalam oven, karena batas air tanah berubah. Sebainya digunakan tanah secara langsung
dari lapangan.
3. Dalam percobaan ini, kedua bagian dalam casagrande harus bertemu karena
mengalirnya tanah dan tidak karena bergesernya tanah terhadap dasar mangkok.
4. Ada dua macam alat pembarut, yaitu alat pembarut casagrande dan yang lebih sesuai
dengan tanah kohesit,sedang alat pembarut ASTM lebih sesuai dengan tanah berpoasir

13
4.7 Pelaporan
Tanggal pengujian : 10-13 DESEMBER 2022
Lokasi : Universitas Muhammadiyah Mataram
Jenis tanah :

PENGUJIAN BATAS CAIR

1 No. cawan timbang 1 2 3 4


2 Jumlah pukulan, N 39 36 18 9
Berat Cawan
5.37 5.3 5.27 11.07 13.73 14.92 13.72 9.51
3 Kosong M1 gram
Berat Cawan +
44.88 36.86 36.81 51.1 53 46.01 44.98 43.65
4 tanah basah M2 gram
Berat Cawan +
34.3 28.45 28.32 40.25 41.95 37.32 32.81 33.66
5 tanah kering M3 gram
6 Berat air A = M2 - M3 10.58 8.41 8.49 10.85 11.05 8.69 12.17 9.99
Berat tanah
28.93 23.15 23.05 29.18 28.22 22.4 19.09 24.15
7 kering B = M3 - M1
w = A/B x
36.57 36.33 36.83 37.18 39.16 38.79 63.75 41.37
8 Kadar air tanah 100%
9 kadar air tanah rata-rata,% 36.45 37.01 38.98 52.56
39.9
10 Batas cair berdasarkan grafik,%

14
DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJ (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

15
5. PENGUJIAN BATAS PLASTIK DAN INDEX PLASTISITAS

5.1 Maksud :
Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah. Batas plastis
tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut yang masih
dalam keadaan plastis. Tanah ada dalam keadaan plastis, apabila tanah digiling menjadi
batang-batang berdiameter 3mm mulai menjadi retak-retak. Index plastisitas suatu tanah
adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya
.
5.2 Alat :
a. Cawan porselen
b. Pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala karet atau terbungkus karet.
c. Spatel
d. Pelat kaca
e. Saringan no 40
f. Batang kawat diameter 3mm untuk ukuran pembanding
g. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat pengujian no 1)

5.3 Benda Uji :


Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 15gr- 20gr.
Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar dari
0.425mm (yang tertahan oleh saringan no 40). Untuk contoh tahan yang memang tidak
mengandung butir-butir kasar lebih besar dari 0.425mm dapat langsung diperiksa tanpa
persiapan terlebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering suhu kurang dari 60 0C) secukupnya
saja sampai gumpalan-gumpalan mudah di remuk kemudian di saring.Pecahkan gumpalan-
gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan menggunakan pestel
(Penumbuk/penggerus) berkepala karet/terbungkus sehingga menjadi butiran-butiran, tetapi
butir-butir tanah tidak rusak. Bagian yang akan tertahan saringan no 40 disingkirkan dan
bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.Penyiapan benda uji sama dengan
pada penyiapan untuk pemeriksaan batas cair,sehingga bila pemeriksaan batas cair dan batas
plastis kedua-duanya dilakukan, persiapan dapat dilakukan bersama.

5.4 Pelaksanaan :
a. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit, aduk sampai benar-benar
merata. Kadar air tanah diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat
mudah dibentuk menjadi bola dan tidak terlalu melekat bila ditekan dengan jari.
b. Remas dan bentuklah bola atau dibentuk ellipsoida dari contoh tanah seberat 8 gr (diameter
+ 13mm). Gilinglah benda uji ini diatas plat kaca yang terletak pada bidang mendatar
dibawah jari- jari tangan dengan yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari
tangan dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang
16
diameternya rata. Gerakan menggiling tanah gunakan kecepatan kira-kira 1/2 detik satu
gerakan maju dan mundur.
c. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3mm (bandingkan dengan
batang kawat pembanding) dan ternyata batang ini masih licin, ambil dan potong-potong
menjadi 6 atau 8 bagian, kemudian remas seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari
kedua tangan sampai homogen, selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi
batang berdiameter 3mm, ternyata batangnya masih licin, ulangi lagi remas bentuk
menjadi bola lagi dan giling lagi dst. Sampai batang tanah tampak retak-retak dan tidak
dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil meskipun belum mencapai diameter 3mm.
d. Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera lakukan
pemeriksaan kadar airnya (lihat percobaan no 1)

5.5 Hitungan :
a. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan tersebut diatas yang
dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat terdekat.
b. Hitung index plastitas tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisitasnya. IP = LL –
PL
c. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis karena keadaan tanahnya tidak dapat
diperoleh, laporkan bahwa index platisnya = NP (non plastis)
d. Jika tanahnya banyak berpasir kerjakan pemeriksaan pada plastis terlebih dahulu daripada
batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa tanahnya NP.
e. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari batas cairnya, juga
laporkan bahwa index plastisnya NP.

5.6 Pelaporan
Tanggal pengujian : 10-13 DESEMBER 2022
17
Lokasi : Universitas Muhammadiyah Mataram
Kedalaman : ......................
Jenis tanah : ......................

PENGUJIAN BATAS PLASTIS

Pengujian Batas Plastis


No. Percobaan I II

1 Cawan 1 2

2 Berat Cawan Kosong W1 gram 14.91 14.81


3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 37.87 36.92
4 Berat Cawan + Tanah kering W3 gram 32.37 31.68
(W2-W3)
5 Berat Air A gram 5.50 5.24
(W3-W1)
6 Berat Tanah Kering B gram 17.46 16.87
7 Kadar Air (%)=A/Bx100 % 31.50 31.06
8 Kadar Air Rata-rata % 31.28
8.62
%
9 Indeks Plastisitas, IP=LL-PL
IP 7-17 = Maka Plastisitas Sedang (Lempung Berlanau)

DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

18
ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJ (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

6. PENGUJIAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH DENGAN ANALISA


SARINGAN DAN ANALISA HIDROMETER

19
6.1 Maksud :
Maksud pengujian adalah untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat.
Ukuran butir/gradasi agregat lebih besar 0,075mm digunakan analisa saringan sedangkan
ukuran butiran agregat lebih kecil 0,075mm digunakan analisa hidrometer. Analisa saringan
dikerjakan dengan menggunakan ayakan dengan berbagai ukuran. Sedangkan analisa
hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butir-butir tanah dalam air.

6.2 Alat/Bahan
a. Hidrometer untuk mengetahui berat jenis suspensi, dapat berupa :
 Hidrometer dengan skala pembacaan antara – 0.995 sampai -1,030 gr/cm3, misalnya
hidrometer ASTM 151 H dan BS 1377.
 Hidrometer dengan skala pembacaan antara -5 sampai +60gr/lt, misalnya hidrometer
ASTM 152H
b. Satu set saringan (standar ASTM) dan ukuran adalah ukurannya sebagai berikut:
 1” (25,4mm)
 ¾”(19,0mm)
 5/8”(15,8mm)
 ¼” (12,7mm)
 3/8” (9,50mm)
 ½” (6,30mm)
 No.4 (4,75mm)
 No.8 (2,36mm)
 No. 10 (2,00mm)
 N0.16 (1,18mm)
 No. 20 (0,85 mm)
 No.30 (0,6mm)
 No. 40 (0,425mm)
 No. 60 (0,25mm)
 No.80 (0,12mm)
 No.100 (0,15mm)
 No. 140 (0,106mm)
 No. 200 (0,075mm)
c. Timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya 0,01gr
d. Gelas slinder kapasitas 1000cc, dengan diameter 2,5” = 6,35cm, tinggi 18”= 45,7cm
dengan tanda volume 1000cc disebelah dalam pada ketinggian 36+ 2cm dari dasar
e. Cawan porselen (mortar) dan pestel (penggerus) berkepala karet atau ibingkus karet.
f. Alat pengaduk susupensi (Strring apparatus)
g. Termometer 0 – 500C
h. Stopwach

20
i. Water bath, bak air dengan suhu daoat diatur konstan, alat ini terutama diperlukan, bila
suhu udara sangat tidak konstan
j. Air destilasi
k. Bahan dispersi (reagent), dapat berupa water glass (sodium silikat = Na-2 SiO3) atau calgon
(sodium hexemeta phospate = Na2 PO3)

6.3 Benda Uji


1. Benda uji terdiri:
Agregat halus ukuran maksimum no.4 (4,75) berat
minimum 500 gr, ukuran butiran maksimum no.8 (2,36mm)
berat minimum 100 gr.
Agregat kasar :
Ukura
n
maksi
mum
3,5”
berat
minim
um
35kg
Ukura
n
maksi
mum
3”
berat
minim
um
30kg
Ukura
n
maksi
mum
2,5”
berat
minim
um
25kg
Ukura

21
n
maksi
mum
2”
berat
minim
um
20kg
Ukura
n
maksi
mum
1,5”
berat
minim
um
15kg
Ukura
n
maksi
mum
1”
berat
minim
um
10kg
Ukura
n
maksi
mum
3/4”
berat
minim
um
5kg
Ukura
n
maksi
mum
1/2”
berat
22
minim
um
2,5kg
Ukura
n
maksi
mum
3/8”
berat
minim
um
1kg
2. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, maka agregat tersebut
dipisahkan menjadi dua bagian dengan saringan no 4. Selanjutnya agregat halus dan
agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.
3. Benda uji disiapkan sesuai dengan ASTM C-177-69 kecuali apabila butiran yang melalui
saringan nomor 200 tidak perlu diketahui dan bila syarat-syarat ketelitian tidak
menghendaki pencucian
4. Pada jenis tanah yang mengandung batu dan butiran yang hampir sama dan lebih halus dari
saringan no 10(2mm). Dalam hal ini benda uji dapat langsung dilakukan pengujian anlisa
butiran dengan menggunakan metode analisa hidrometer lebih dahulu baru dilanjutkan
dengan analisa saringan/ayakan.
5. Pada jenis tanah yang mengandung batu dan butiran diatas ayakan no 10(2mm). Dalam hal
ini pengujian anlisa pembagian butiran dilakukan dengan menggunakan metode analisa
saringan/ayakan dilanjutkan dengan analisa hidrometer.

6.4 Pelaksanaan :
Analisa pembagian ukuran butiran dengan metode analisa saringan dilanjutkan analisa
hidrometer.

6.4.1. Analisa Saringan/Ayakan


1. Persiapkan benda uji sesuai ding prosedur PB – 0208 – 76 sebagai berikut :
a. Berat benda uji kering minimum yang diambil tergantung pada ukuran agregat
maksimum sesuai dengan ketentuan diatas.
b. Masukkan agregat 1.25 kali berat benda uji minimum kedalam talam, keringkan dalam
oven dengan suhu 100 +5 0 C sampai berat tetap. Pada keadaan khusus dimana tanah
yang ujikan berupa jenis lempung yang terdiri dari mineral montmorillonite/kaolinite,
gypsum, atau bahan – bahan organik (misal tanah gambut), maka suhu pengeringan
maksimum dibatasi sampai 60 0C, dengan waktu pengeringan yang lebih lama.
c. Keluarkan benda uji, dinginkan atau angin-anginkan.
23
d. Tanah tersebut ditumbuk dengan alat penumbuk (palu karet) dengan tidak
mengakibatkan hancurnya butir tanah. Bila contoh tanah mengandung butir-butiran yang
rapuh seperti misalnya serpihan mika, kerang laut dan sebagainya, penumbukan harus
dilakukan hati-hati dan dengan memakai tenaga secukupnya sehingga butir-butir halus
yang melekat pada butir kasar lepas. Atau dengan kata lain ukuran butiran tanah tetap
asli.
e. Masukkan benda uji kedalam oven untuk menghilangkan kadar air yang diserap tanah
selama penumbukan.
f. Setelah kering/berat tetap keluarkan benda uji dari oven dan diinginkan
g. Siapkan benda uji berdasarkan ketentuan batas minimum benda uji yang didasarkan
pada ukuran butiran maksimum (W1)
h. Saring benda uji diatas saringan nomor 200
i. Pisahkan benda uji yang tertahan diatas saringan nomor 200 dan bahan lolos lewat
saringan nomor 200.
j. Masukkan benda uji yang tertahan diatas saringan diatas saringan nomor 200 kedalam
wadah, dan diberi air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam.
k. Ambil dan susun saringan nomor 16, 200 dan pan. Guncang – guncangkan wadah yang
berisi benda uji > nomor 200 dan tuangkan air cucian kedalam susunan saringan
tersebut. Pada waktu menuangkan usahakan agar bahan – bahan kasar tidak ikut
tertuang.
l. Masukkan air pencuci baru, ulangi pekerjaan (k) sampai air cucian menjadi jernih.
m. Semua bahan yang tertahan diatas saringan nomor 16 dan 200 dikembalikan dalam
wadah, kemudian masukkan seluruh bahan tersebut kedalam talam yang telah diketahui
beratnya (W2) dan keringkan dalam oven sampai berat tetap.
n. Keluarkan bahan pada langkah (1m), dinginkan, timbang dan catat beratnya (W3)
o. Kumpulkan air cucian dari tanah pada ayakan nomor 200 langkah 1dan.k tersebut serta
keringkan.
p. Berat bahan kering diatas saringan nomor 200 (W4 = W3 – W2)
q. Campur tanah yang lolos lewat ayakan nomor 200 (pada langkah 1.i) dengan tanah yang
sudah dikeringkan pada langkah (1.o). Ambil contoh tanah sebanyak 50 gram untuk
analisa hidrometer.
2. Bersihkan ayakan dan keringkan. Susun rangkaian ayakan yang diperlukan berdasarkan
ukuran nomornya. Ayakan dengan lubang besar diletakkan diatas ayakan yang mempunyai
ukuran lubang lebih kecil .
3. Masukkan tanah yang tertahan diatas saringan nomor 200 (hasil langkah 1.i.n) kedalam
susunan ayakan
4. Tutup ayakan yang telah diisi
5. Letakkan susunan ayakan diatas mesin pengguncang /pengayak. Ayak selama 10 sampai
dengan 15 menit.
6. Hentikan mesin, ambil susunan ayakan

24
7. Timbang berat masing-masing ukuran ayakan + tanah yang tetahan didalamnya (Ci)
8. Bersihkan saringan, timbang dan catat berat masing-masing saringan kosong (Oi)
9. Bersihkan lokasi pengujian dan kembalikan alat pada tempatnya.

6.4.2. Analisa Hidrometer


1. Persiapkan benda uji sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
a. Benda uji di ambil 50 gram darui langkah pengujian 1.q
b. Buat campuran antara sodium hexamethaposphat dengan air suling atau water glass 1-
1,5 CC dengan komposisi 5 gr: 125 ml, dipakai sebagai bahan Difloculating Agent
(bahan D isperse)
c. Tuangkan larutan Difloculating Agent dalam gelas beaker dan masukkan benda uji tanah
50 gram, aduk sampai merata dengan pengaduk gelas/spatula, dan biarkan terendam
selama 24 jam.
d. Ambil 125 ml larutan Difloculating Agent dengan komposisi seperti diatas (langkah 2.b),
masukkan kedalam gelas ukur 1000 ml, tambahkan air suling sampai 1000 ml, aduk
campuran larutan tersebut sampai betul-betul merata. Letakkan didalam water bath.
2. Setelah direndam (bahan uji pada langkah 1.c) pindahkan semua campuran kedalam
mangkok mixer serta tambahkan air suling dari hasil pencucian gelas beaker dan aduk
selama 2 menit.
3. Pindahkan semua campuran kedalam gelas ukur 1000 ml serta tambahkan air suling dari
pencucisn msngkok mixer, hati-hati jangan sampai jumlah larutan terakhir melebihi 1000
ml. bila kurang, boleh ditambahkan air suling hingga 1000 ml.
4. Tutup rapat-rapat mulut tabung tersebut dengan telapak tangan dan kocoklah berulang-
ulang sampai +1 menit. Perhatikan sewaktu mengocok jangan sampai ada campran yang
tumpah atau melekat pada dasar tabung.
5. Segera setelah dikocok letakkan tabung didalam water bath dan dengan hati-hati masukkan
hidrometer. Biarkan hidrometer terapung bebas, dan tekanlah stop watch.
6. Lakukan bacaan hidrometer (Ra) & thermometer pada menit ke
0.5,2,5,10,15,30,60,120,180,240,300,360,1440. Jangan lupa mencatat tgl/bl/th. Sesudah
setiap pembacaan, cuci dan kembalikan hidrometer kedalam tabung gelas ukur yang berisi
larutan air suling dan lakukan pembacaan hidrometer (bacaan koreksi terhadap nol
hidrometer = Zc). Hal ini disebabkab karena larutan Difloculating Agent (larutan kimia
yang digunakan untuk memisahkan butiran tanah) akan mengubah bacaan untuk harga nol.
Harga Zc dapat positif atau negatif.
7. Amati selisih antara batas atas dari cekungan permukaan air dalam pipa. Nilai ini
merupakan harga koreksi terhadap minikus = mc pada umumnya batas atas dari minikus
dijadikan patokan pada saat pengambilan bacaan selama test berlangsung.
8. Bersihkan alat, lokasi pengujian dan kembalikan alat pada tempatnya.

25
Gambar. 6.1 Hidrometer dimasukkan
dalam larutan.

6.5. Perhitungan
6.5.1. Analisa Saringan
1. Berat benda uji kering awal (sebelum pengujian ) = W1 gram
2. Berat benda uji > no. 200 (W4) = (W3 – W2 ) gram
3. Berat benda uji < no. 200 (W5) = (W1 - W4) gram
4. Berat tanah tertahan dimasing-masing saringan.

6.5.2. Analisa Hidrometer


1. Berat benda uji kering awal lolos saringan no. 200 = 50 gram
2. Bacaan hidrometer terkoreksi : (Ra) = Zc + Ct
Dimana : Ra : bacaan hidrometer saat pengujian
Zc : bacaan koreksi terhadap nol hidrometer
Ct : koreksi terhadap temparature (lihat tabel 4.1 )

26
Rc ×a
3. Untuk hidrometer 152 H, Prosen lolos (P) = ×100 %
Ws

1606 ×a ×(R−1)
4. Untuk Hidrometer 151 H, Prosen lolos (P) = × 100 %
Ws
Dimana :
a : koreksi terhadap berat jenis (lihat table 4.2)
Ws : berat benda uji kering ( 50 gram )

5. Perlu diperhatikan disini bahwa prosentase dari butiran tanah yang lebih kecil 0.075 mm
tidak merupakan prosentase dari berat contoh tanah yang digunakan untuk analisa
hidrometer (50 gram) Untuk menghitung jumlah butir-butir tanah halus ( < 0.075 mm)
sebagai prosentase dari berat tanah total (W 1). Perumusan yang dapat digunakan sebagai
berikut Persen seluruh contoh lebih kecil = P x % lolos saringan 0.075 mm

6. Bacaan hidrometer hanya terkoreksi oleh minikus R = (Ra + mc )


Dimana : mc : koreksi terhadap minikus

7. Diameter butiran D=K


√ L
t
Dimana :
L : panjang efektif /jarak yang ditempuh butiran (lihat rabel 7.3)
t : waktu pengamatan
/pembacaan
K : koreksi terhadap temperatur dan berat jenis (lihat
tabel 7.4)
8. Dari pengolahan data-data yang diperoleh. maka gambarkan grafik pembagian butir dari
tanah yang dites. Hubungkan antara prosentase lolos (%) dengan ukuran butiran (mm) dplot
dalam kertas semilogaritmis.
6.5.3. Catatan
1. Bahan-bahan dispersi yang dipakai adalah :
a. Larutan waterglass atau sodium silicate dengan berat jenis 1.023
b. Larutan sodium hexamethapospat yang mengandung 33 gram sodium hexamethapospat
dan 7 gram anhydrous sodium carbonate per liter. Larutan ini harus diperbaharui sebulan
sekali.
2. Dari grafik pembagian butiran yang dihasilkan dapat dilihat bahwa ada bagian yang
“overlapping” yaitu prosentase dari butir-butir tanah yang ditentukan dengan analisa
hidrometer. Hal ini disebabkan ukuran butir yang didapat dari analisa ayakan adalah ukuran
terkecil dari butiran contoh tanah, sedang ukuran butir-butir tanah yang ditentukan dengan
cara analisa hidrometer adalah butir- butir tanah yang mempunyai garis tengah sesuai

27
dengan garis tengah dari spheres (bulat)
3. Kalibrasi hidrometer dan silinder ukur :
Untuk setiap hidrometer dan silinder ukur yang berlainan
diperlukan kalibrasi yang dilakukan sebagai berikut :
a. Tentukan volume kepala hidrometer (V h) dengan menimbang hidrometer sampai 0.1
gram terdekat. Catat berat ini sebagai volume dalam ml dari kepala hidrometer.
b. Tentukan luas penampang silinder 1000 ml dengan mengukur jarak antar dua garis
pembagi skala (misalnya 100-900 ml). Bagilah volume dalam ml antara kedua garis
pembagi skala dengan jarak yang diukur itu, untuk mendapatkan luas penampang (A)
c. Jarak H diukur dari tanda dari tanda kalibrasi yang terendah pada tangkai hidrometer
setiap-tiap tanda kalibrasi utama lainnya (Rh)
d. Jarak r diukur dari leher kepala sampai tanda kalibrasi yang terdekat
e. Hitung Hi = H + r, untuk masing-masing tanda kalibrasi Rh
f. Tinggi kepala diukur dari leher sampai dasar kepala. Bila kepalanya simetris catat jarak
ini sama dengan dua kali jarak dari leher kepala sampai kepusat volumenya.
g. Hitung dalam efektif Hr cm yang sesuai dengan masing-masing tanda kalibrasi utama R h,
dari rumus :

[
Hr = Hi + 0.5 h− h]
V
A
Dimana :
Hi : jarak dari pembacaan Rh keleher
hidrometer (lihat nomogram) cm
h : tinggi kepala, dari leher sampai
dasar kepala, cm
Vh : volume kepala hidrometer ml
A : luas penampang silinder ukur cm2

6.6. Pelaporan

28
Gambar. 6.2 Nomogram hidrometer

Tabel 6.1 : Faktor koreksi a terhadap berat jenis

Berat jenis,G Faktor koreksi, a Berat jenis,G Faktor koreksi, a


2,95 0,94 2,65 1,00
2,90 0,95 2,60 1,01
2,85 0,96 2,55 1,02
2,80 0,97 2,50 1,03
2,75 0,98 2,45 1,05
2,70 0,99

Tabel 6.2. Nilai K (koreksi terhadap temperatur dan berat jenis)

29
Temperatur C Berat jenis tanah
2,450 2,500 2,550 2,600 2,650 2,700 2,750 2,800 2,850
16 0,01510 0,01505 0,01481 0,01457 0,01435 0,01414 0,01394 0,01374 0,01356
17 0,01511 0,01486 0,01462 0,01439 0,01417 0,01396 0,01376 0,01356 0,01336
18 0,01492 0,01467 0,01443 0,01421 0,01399 0,01378 0,01359 0,01339 0,01321
19 0,01474 0,01449 0,01425 0,01403 0,01382 0,01361 0,01342 0,01323 0,01305
20 0,01456 0,01431 0,01408 0,01386 0,01365 0,01344 0,01325 0,01307 0,01289
21 0,01438 0,01414 0,01391 0,01369 0,01348 0,01328 0,01309 0,01291 0,01273
22 0,01421 0,01397 0,01374 0,01353 0,01332 0,01312 0,01294 0,01276 0,01258
23 0,01404 0,01381 0,01358 0,01337 0,01317 0,01297 0,01279 0,01261 0,01243
24 0,01388 0,01365 0,01342 0,01321 0,01301 0,01282 0,01264 0,01246 0,01229
25 0,01372 0,01349 0,01327 0,01306 0,01286 0,01267 0,01249 0,01232 0,01215
26 0,01357 0,01334 0,01312 0,01291 0,01272 0,01253 0,01235 0,01218 0,01201
27 0,01342 0,01319 0,01297 0,01277 0,01258 0,01239 0,01221 0,01204 0,01188
28 0,01327 0,01304 0,01283 0,01246 0,01244 0,01225 0,01208 0,01191 0,01175
29 0,01312 0,01290 0,01269 0,01249 0,01230 0,01212 0,01195 0,01178 0,01162
30 0,01298 0,01256 0,01256 0,01236 0,01217 0,01199 0,01182 0,01165 0,01149

Tabel 6.3. Harga L (Panjang efektif) untuk 151 H


Pembacaan hidrometer Panjang efektif Pembacaan hidrometer Kedalaman efektif
(R1 + koreksi meniskus) L (cm) (R1 + koreksi L (cm)
meniskus)
16,3
16,0 1,021 10,7
15,8 1,022 10,5
15,5 1,023 10,2
15,2 1,024 10,0
15,0 1,025 9,7
14,7 1,026 9,4
14,4 1,027 9,2
14,2 1,028 8,9
13,9 1,029 8,6
13,7 1,030 8,4
13,4 1,031 8,1
13,1 1,032 7,8
12,9 1,033 7,6
12,6 1,034 7,3
12,3 1,035 7,0
12,1 1,036 6,8
11,8 1,037 6,5
11,5 1,038 6,2
11,3

30
11,0

Tabel 6.4. Harga L (Panjang efektif) untuk 152 H


Pembacaan hidrometer Panjang efektif Pembacaan hidrometer Panjang efektif
(R1 + koreksi meniskus) L (cm) (R1 + koreksi meniskus) L (cm)
0 16,3
1 16,1 11,2
2 15,0 11,1
3 15,8 10,9
4 15,6 10,7
5 15,5 10,6
6 15,3 10,4
7 15,2 10,2
8 15,0 10,1
9 14,8 9,9
10 14,7 9,7
11 14,5 9,6
12 14,3 9,4
13 14,2 9,2
14 14,0 9,1
15 13,8 8,9
16 13,7 8,8
17 13,5 8,6
18 13,3 8,4
19 13,2 8,3
20 13,0 8,1
21 12,9 7.9
22 12,7 7,8
23 12,5 7,6
24 12,4 7,4
25 12,2 7,3
26 12,0 7,1
27 11,9 7,0
28 11,7 6,8
29 11,5 6,6
30 11,4 6,5

Tabel 6.5. Koreksi Ct terhadap temperatur


Temperatur (oC) Ct Temperatur (oC) Ct

31
15 -1,100 23 0,700
16 -0,900 24 1,000
17 -0,700 25 1,300
18 -0,500 26 1,650
19 -0,300 27 2,000
20 -0,000 28 2,500
21 0,200 29 3,050
22 0,400 30 3,800

32
TABEL ANALISA HIDROMETER

Berat Tanah (Ws) = 50 g No. hidrometer = 152 H


berat jenis (Gs) = 2.45 Koreksi terhadap berat jenis (a) = 1.05
K2 = (a/Ws) x 100 = 2.1 Koreksi minikus (m) =1
Dispersing agent = Around =

Analisa saringan
No. Berat Butiran Yang Butiran Yang Lolos
Diameter Lubang (mm)
Ayakan Tertahan Tertinggal (%) Saringan (%)
100
4 4.75 0 0.00 100.00
10 2 1.41 2.82 97.18
16 1.18 3.11 6.22 90.96
40 0.425 6.98 13.96 77.00
60 0.25 21.19 42.38 34.62
100 0.15 5.1 10.20 24.42
200 0.075 0.83 1.66 22.76
PAN 0 0.00 100.00
Berat Tanah>0,075 38.62
Berat Tanah<0,075 11.38 22.76 0.00
Jumlah (W) 50 100.00

33
Grafik Distribusi Ukuran Butiran
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
saringan
50.00
hidrometer
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
10 1 0.1 0.01 0.001
Ukuran Butiran (mm)

DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJ (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

34
7. PENGUJIAN PEMADATAN TANAH

7.1 Maksud :
1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan
(berat volume air) tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu.
2. Ada dua cara pemadatan, berdasar jumlah tenaga pemadatan yang dilaksanakan yaitu
 Pemadatan standar
 Pemadatan berat (modified)
3. Ada empat cara alternatif yang mungkin dipergunakan, yang dapat dilaksanakan baik
untuk pemadatan standard maupun pemadatan berat,yaitu :
Cara A : menggunakan silinder pemadatan kecil
dan dengan material lewat saringan no.4. Cara B :
menggunakan silinder pemadatan besar dan
dengan material lewat saringan no.4 Cara C :
menggunakan silinder pemadatan besar dan
dengan material lewat saringan 3\4 inch. Cara D :
menggunakan silinder pemadatan besar dan
dengan material lewat saringan 3\4 inch
- Apabila tidak ada pemintaan khusus, pilhlah cara A.

7.2 Alat :
1. Silinder Pemadatan
Ada dua macam : silinder kecil dan silinder besar, Silinder pemadatan terdiri atas
silinder utama, silinder sambungan yang dapat dilepas dan pelat alas yang dapat di
lepas.
Ukuran-ukuran dan toleransi yang masih diperkenankan adalah sebagai berikut :
a. Silinder kecil, diameter 6”+ 0,016” ; tinggi 4,584” + 0,005 “ dan volume 1\30 ft3 +
0,0003 ft3 (diameter 10,16 + 0,04 cm , tinggi 11,63 + 0,013 cm dan volume 0,943
liter + 0,008 liter).
b. Silinder besar, diameter 6” + 0,026” ; tinggi 4,584” + 0,005 “ dan volumenya 0,075
ft3 + 0,002 liter ft3 (diameter 15,24 + 0,067 cm ; tinggi 11,63 + 0,013 cm dan
volumenya 2,124 liter + 0,002 liter)
2. Penumbuk

Penumbuk yang digunakan dapat berupa :


 Penumbuk yang dilayani dengan tangan
 Penumbuk mesin
Berdasarkan berat tinggi jatuhnya, maka dibedakan :
 Penumbuk standard, yang digunakan pada percobaan pemadatan standard,
 Penumbuk berat (modified), yang digunakan pada percobaan pemadatan berat / modified

35
Ukuran dan toleransinya adalah sebagai berikut :
Penumbuk standard, diameter bidang jatuh 2”
c. Penumbak standard, diameter bidang jatuh 2” + 0,005” ; berat 5,5 + 0,02 lb dan tinggi
jatuh 12 “
+ 1\16” (diameter 5,08 + 0,013 cm ; berat 2,5 + 0,01 cm kg dan tinggi jatuh 30,48 + 0,16
cm ).
d. Penumbuk berat (modified), diameter bidang jatuh 2” + 0,005” ; berat 10 + 0,02 lb
Dan tinggi jatuh 18” + 1\16” (diameter 5,08 + 0,013 cm; berat 4,536 + 0,009 kg dan
tinggi jatuh 45,72 + 0,16 cm).
3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder.

4. Timbangan dengan kapasitas + 12 kg dengan ketelitian 5 gr. , dan timbangan dengan


kapasitas + 1

kg dengan ketelitian 0,1 gram.

5. Pisau perata (straight edge)

6. Saringan 2” ; 3\ ”4dan no.4.

7. Oven.

8. Alat pencampur tanah, seperti talam,sendok,dan sebagainya

7.3 Pelaksanaan :
1 Pada dasarnya cara pelaksanaan percobaan sama, baik untuk
 Pemadatan standard
 Pemadatan modified
 Cara A, cara B,cara C maupun cara D.

Perbedaan utama antara pemadatan standard dan pemadatan modified adalah :


a. Pemadatan standard menggunakan penumbuk standard dan pemadatan
dilaksanakan dalam 3 lapis.
b. Pemadatan berat (modified) menggunakan penumbuk berat dan pemadatan
dilaksanakan dalam 5 lapis.

36
Ihtisar perbedaan pada masing-masing cara adalah sebagai berikut :

STANDARD

Cara A Cara B Cara C Cara D


1. Silinder Pemadatan Kecil Besar Kecil Besar
2. Material, lewat saringan No.4 No.4 3\4” 3\4”
3. Penumbuk Standa Standa Standa Standa
rd rd rd rd
4. Jumlah lapis 3 3 3 3
5. Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56
6. Material siap ditumbuk 2,7 kg 6,4 kg 4,5 kg 10 Kg
yang perludisediakan
setiap
kali.

MODIFIED

Cara D
1 Silinder pemadatan Besar
2 Material, lewat saringan No.4 No.4 3\4” 3\4”
3 Penumbuk Berat
4 Jumlah lapis 5 5 5 5
5 Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56
6 Material siap ditumbuk 11,3 kg
yang perlu disediakan
setiap kali

2. Persiapan benda uji.


Bila contoh tanah yang akan diperiksa keadaannya basah,
keringkan tanah tersebut diudara atau dengan alat
pengering dengan suhu tidak melebihi 600C. Pengeringan
dilakukan secukupnya, sampai gumpalan-gumpalan
dapat mudah dihancurkan/ dilakukan secukupnya.
Hancurkna gumpalan-gumpalan menjadi butiran-butiran
dengan cara dan alat, sedemikian sehingga butir-butir
tanah tidak rusak.
a. Butiran-butiran yang diperoleh disaring, yaitu :
o Bila dilaksanakan car A atau B, digunakan saringan no. 4.

37
o Bila dilaksanakan cara C atau D, digunakan saringan 3\ 4”
Butiran besar yang tertahan diatas saringan di buang /
disingkirkan, kecuali butiran yang masih berupa
gumpalan dan dapat dipecah lebih lanjut.
b. Bagian yang lewat saringan akan digunakan sebagai benda uji, dan yang terkumpul
jumlahnya harus cukup, yaitu sekurang-kurangnya seperti pada daftar pada nomor 6
bagi masing-masing cara yang dilaksanakan (lihat no.e).
c. Campur tanah tersebut dengan air secukunya secara merata, sedemikian sehingga
untuk benda uji yang pertama kadar air tanah yang diperoleh kira-kira 6% dibawah
kadar iar optimum.
d. Apabila contoh tanah berupa berupa lempung, peresapan air secara merata kedalam
gumpalan akan sukar dan perlu waktu yang cukup lama. Maka untuk tanah lempung
perlu dilaksanakan sebagai berikut: Setelah dicampur merata dengan air, simpanlah
tanah dalam tempat yang tertutup selama sekurang-kuranya 12 jam sebelum dilakukan
pemadatan (dapat digunakan kantong plastik). Karena pelaksanaan pemadatan akan
dilaksanakan sekitar 6 kali dengan kadar air yang masing-masing berbeda, maka untuk
tanah lempung baik apabila disiapkan benda uji yang lebih banyak. Siapkan 6 bagian
benda uji, yang masing-masing sekurang-kurangnya seperti tersebut pada no. 6 dalam
daftar. Masing-masing bagian dicampur merata dengan, sehingga kadar air yang
diperoleh berbeda- beda, masing-masing sekitar 1 a 3 persen dan masing-masing
disimpan dalam tempat tertutup atau kantong-kantong plastik.
3. Persiapan alat.
a. Bersihkan silinder pemadatan yang akan digunakan, kemudian timbang dan catat
beratnya ( = W1, dengan ketelitian + 5 gram)
b. Pasang dan kelem pelat alas dan silinder sambungan. Pada saat pelaksanaan
penumbukan, silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh (tidak boleh diatas
tanah atau lantai yang bergetar, karena tenaga yang diperoleh akan berkurang). Bila
perlu misalnya harus disediakan blok beton yang beratnya sekurang-kurangnya 91
kg.
4. Pemadatan
a. Sejumlah tanah lembab yang sudah disiapkan dipadatkan dalam silinder dalam
lapisan-lapisan yang sama tebalnya ( 3 atau 5 lapisan ), sedemikian sehingga tanah
padat yang diperoleh kira- kira 0,50 cm lebih tinggi dari silinder utama. Setiap
lapisan ditumbuk dengan penumbuk dengan jumlah tumbukan tertentu secara
merata pada seluruh permukaan. Penumbuk yang digunakan, silinder yang
digunakan jumlah lapisan serta jumlah tumbukan setiap lapisan tergantung pada
macam pemadatan (standard atau berat ) dan cara yang digunakan ( cara A, B, C,
atau D ). Seperti tercantum pada daftar.
b. Lepas silinder sambungan (silinder bagian atas), kemudian potonglah tanah dengan
pisau (straight edge) sehingga tanah rata dengan permukaan silinder, Bila perlu

38
lubang-lubang kecil yang terjadi ditambal sehingga permukaan menjadi halus.
Lepaskan pelat dasar, kemudian timbang silinder bersama tanahnya dan catat
beratnya (=W2).
c. Keluarkan tanah padat tersebut, kemudian dibelah dan ambillah contoh dari bagian
atas, tengah dan bawah secukupnya untuk diperiksa kadar airnya (perrcobaan no.1).
Tanah padat ini dipecah-pecah lagi menjadi butir-butir/ gumpalan kecil dengan
ukuran maximum kira-kira lewat saringan no 4. Tambahkan air secukupnya,
campur secara merata, sehingga kadar airnya naik dari dari sebelumnya sekitar 1 a
3 persen. Kemudian diulangi pekerjaan tersebut pada a sampai dengan d untuk
mendapatkan data berat volume dan kadar air berikutnya. Dalam hal contoh tanah
yang diperluykan berupa lempung dan tanah yang dipersiapkan berupa beberapa
buah dengan kadar air yang berbeda seperti tersebut pada no. 3.e., pekerjaan
pemadatan selanjutnya dilakukan pada contoh tanah berikutnya yang telah
dipersiapkan.
d. Pekerjaan ini dilakukan, sehingga diperoleh 6 data, yaitu 3 data tanah dengan kadar
air dibawah w optimum dan 3 data diatas w optimum.

Catatan.
Jika contoh tanah yamg diperiksa banyak mengandung butir-butir kasar (butir yang
lebih besar dari 3”/4)dan percobaan dilakukan dengan cara C dan D, maka agar
pengaruhnya pada pemadatan tidak diabaikan, dapat diminta atau disyaratkan agar
persentasi bahan kasar lewat saringan 2” dan tertahan saringan no 4. dipertahankan sama
seperti keadaan aslinya, dengan cara sebagai berikut :
 Contoh tanah yang akan diperiksa disaring dengan saringan 2” dan saringan 3”/4 Bahan
kasar yang tertahan saringan 2” dan tertahan saringan 3”/4 juga disingkirkan tetapi
dicatat beratnya dan diganti dengan bahan yamg lewat saringan 3”/4 dan tertahan
saringan no.4 dalam berat yang sama. Bahan pengganti diambil dari contoh tanah asli
yang belum digunakan.

39
Gambar 7.1. Cara Melakukan
Penumbukan

40
7.4 Hitungan :
1. . Dari setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung :
a. kadar air tanah = w
b. berat volume basah tanah
W 2−W 1 gram
γ m=
V cm
3

Dengan :
W1 = berat silinder kosong (gram)
W2 =
berat silinder isi
tanah basah
(gram)
V = ume
silinder (cm3)
c. Berat volume kering tanah
γm
γ= gram/cm3
1+w
2 Gambarlah hubungan antara berat volume kering dengan kadar air pada grafik dengan
absis = kadar air dan ordinat = berat volume kering. Grafik diperoleh dengan menarik
garis penghubung yang terbaik melalui titik-titik data yang diperoleh. Dari grafik ini
dapat ditetapkan :
a. Kadar air optimumW opt. dari tanah yang diperiksa, yaitu kadar air pada puncak garis
lengkung.
b. Kepadatan maximum Yd max.’ yaitu berta volume kering yang diperoleh pada
pemadatan pada kadar air optimum.
3 Cantumkan pada laporan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Macam pemadatan (standard atau modified ) dan cara pemadatan (cara A, B, C atau D).
b. Jika digunakan cara C atau D, apakah diadakan penggantian terhadap butir yang
lewat saringan 2”dan tertahan saringan 3”/

41
Pengujian Pemadatan Tanah Laboratorium

Laporan No : Tanggal Pengujian : 10-13 DESEMBER


2022
Contoh No : Petugas :
Lokasi :
Kedalaman :
Jenis Tanah :
Ukuran Silinder Cara
A/B/C/D
Diameter : 11.5 cm
Berat Penumbuk : 2.5 kg
Tinggi : 11.5 cm
Jumlah Lapisan :3
Volume : 1193.89 cm3
Jumlah Tumbukan : 25
Berat : 1744.9 g

Tabel 9: Pengujian Pemadatan Tanah

Kadar Air Rata-Rata (%) Berat Volume Tanah Kering (ɤd)


13.72 1.041
20.71 1.068
25.64 1.075
31.97 1.060
40.97 0.942

42
DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJ (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

43
8. PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH LAPANGAN DENGAN METODE KERUCUT PASIR
(SAND CONE METHOD)

8.1. Maksud :
Maksud percobaan ini adalah untuk memeriksa/menentukan kepadatan tanah
lapanagan.Cara ini digunakan terbatas untuk tanah yang butir terbesarnya tidak lebih
dari 50,80 mm (2 inch).
Catatan :
 Umumnya digunakan untuk memeriksa kepadatan tanah dari tanah yang dipadatkan
 Kepadatan tanah adalah berat volume keringnya.

8.2.Alat :
1. Alat kerucut pasir yang terdiri atas :
 Botol (dari gelas atau plastik ) kapasitas 4 liter yang akan diisi pasir
 Kran yang dapat di buka tutup dengan lubang 1,27 cm (1/2 inch)
 Corong berupa kerucut tinggi 135,50 cm (5 3/8) dan diameter dasar 16,51 cm (6 1/ )2
 Plat dasar 30,48 x 38,48 cm2 (12 inch2).
2. Bahan pembantu
Pasir bersih, kering, tanpa bahan ikat, sehingga dapat mengalir bebas dengan ukuran
butir lewat saringan # 10 dan tertahan no. 200 (0,075 mm). Pasir ini perlu ditentukan.
Diketahui berat volumenya sebelum dipakai pada pembebanan.
3. Timbangan :
 1 buah kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,00 gr
 1 buah kapasitas 500 gr dengan ketelitian 0,20 gr
4. Alat-alat Pembantu :
 Palu, pahat, sendok untuk membuat lubang pada tanah juga kaleng dan sebagainya,
termasuk kuas.
5. Alat-alat perlengkapan memeriksa kadar air.

8.3. Pelaksanaan :
1. Sebelum pelaksanaan pemeriksaan, yang perlu sudah diketahui adalah :
a. Berat volume pasir o gr/cm3
b. Berat pasir yang akan mengisi kerucut dan lubang pelat dasar = Wo cm3

44
2. Memeriksa kepadatan tanah lapangan.
a. Isilah botol dengan pasir secukupnya. Timbanglah berat botol bersama pasir = W1 gr.
b. Persiapkan permukaan tanah yang akan diperiksa, sehingga diperoleh bidang rata dan
datar.Letakkan pelat dasar diatas tanah, buat tanda batas lubang pelat pada tanah.
c. Buat/gali lubang pada tanah didalam tanda batas yang telah dibuat, kerjaan secara
hati-hati, hindarkan terganggunya tanah disekitar dinding/dasar. Perlu sangat hati-hati
untuk tanah yang mudah longsor (tanah non kohesif).
d. Kumpulkan/masukkan semua tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer) dalam
kaleng tetutup yang telah diketahui beratnya (berat kaleng kosong bersama tutupnya
= W3 gr.
e. Dengan pelat dasar terletak diatas tanah, letakkan botol pasir dengan corongnya
menghadap ke bawah di tengah pelat dasar. Buka kran dan tunggu sampai pasir
berhenti mengalir mengisi lubang dan corong kemudian tutup kran.
f. Tutup botol bersama corong denga pasir yang masih dalam botol ditimbang = W4 gr
g. Ambil sebagian tanah dalam kaleng dan diperiksa kadar airnya, misalnya didapat
kadar = w.

8.4. Hitungan :
γ0 W 3−W 2
Kepadatan tanah = berat volume kering = γ d = =
1+ w W 1−W 4−W 0
8.5. Catatan :
1. Selama pengisian pasir dalam lubang hindarkan adanya getaran-getaran, karena nilai o
Dan Wo tidak akan tepat.
2. Ukuran /volume lubang benda uji untuk menentukan kadar air sekurang-kurangnya
adalah seperti daftar dibawah ini.

Butir tanah terbesar Volume minimum Benda uji untuk kadar air
lubang galian (cm3) (gr)
< 4, 75 mm (saringan no. 4) 700 100
12,50 mm 1.400 250
25,00 mm 2.100 500
50,00 mm 2.800 1.000
3. Nilai berat volume pasir yang digunakan = o dan berat pasir uang akan mengisi

45
kerucut wo, perlu ditentukan terlebih dahulu setiap penggantian pasir yang akan
digunakan atau jika keadaannya sudah berubah misalnya karena kotor.
Cara menentukan adalah sebagai berikut :
a. Menentukan volume botol (termasuk lubang sebelum kran).
 Timbang botol kosong dan kering bersama corongnya = W5 gr
 Dirikan botol dengan corong menghadap keatas, kemudian isi air sampai diatas
kran. Kemudian tutup kran dan bersihkan / keringkan kelebihan air dalam corong.
 Timbang botol yang terisi air = W6 gr.

praktis dapat diambil = 1 gr/cm3.


Tetapi akan lebih teliti bila diukur dengan temperatur air dan berat jenis air sesuai
dengan suhunya, dapat dilihat pada daftar.
 Pengukuran volume botol ini perlu dilakukan 2 atau 3 kali dan selisih
hasilnya masing- masing jangan lebih dari 3 cm3.
 Ulangi lagi kalau selisihnya terlalu besar.
b. Menentukan berat volume pasir yang akan dipakai.
 Dirikan botol kosong (kering) dengan corongnya menghadap ke atas pada bidang
rata, mendatar dan kokoh. Kemudian isikan pasir dalam corong.
 Bukalah kran, isi botol sampai penuh dan selama pengisian tuang pasir pada
corong sehingga dalam corong selalu terdapat pasir lebih dari separuhnya.
 Tutup kran dan bersihkan keleihan pasir dalam corong (diatas kran).

( W 7−W 6 )
 Timbang botol berisi pasir = w7 gr daan hitunglah berat volume pasir =
V1

 Letakkan plat dasar pada suatu bidang rata dan mendatar. Kemudian letakkan
botol dengan corongnya menghadap ke bawah di atas pelat dasar tersebut.
 Buka kran dan biarkan pasir mengalir sampai berhenti.
 Tutup kran kemudian timbang alat dengan sisa pasir yang tidak mengalir. = w5 gr.
 Hitung berat pasir pengisi corong = wo = w5 – w4 gr.

46
Pemeriksaan Kepadatan Tanah Lapangan Dengan Metode Kerucut Pasir (Sand Cone
Method)

Laporan No : Tanggal pengujian :10-13 Desember 2022


Contoh No : Petugas :
Lokasi :
Kedalaman : 10 cm
Jenis Tanah :
Berat Pasir + Send Cond : 3483.5 g

Botol + pasir + corong (setelah digunakan) = 1245.9 g

Tabel 10: Pengujian kadar Air Tanah Galian Lapangan

No No. cawantimbang 1 2 3
1 Berat cawan kosong W1 13.78 13.78 14.98
2 beratcawan + tanahbasah W2 49.21 51.56 54.94
3 beratcawan + tanahkering W3 42.57 44.08 46.52
4 berat air A = W2-W3 6.64 7.48 8.42
5 berattanahkering B = W3-W1 28.79 30.3 31.54
6 kadar air(%) = A/Bx100 23.06 24.69 26.70
7 Kadar air rata rata(%) 24.82

PERHITUNGAN KEPADATAN TANAH

Diketahui :
Botol + pasir + corong W1 = 3483.5 g
Botol + pasir + corong W2 (setelah digunakan) = 1245.9 g
Berat pasir W3 = W1-W2
= 3483.5 – 1245.9
= 2237.6 g
Volume pasir γ 0=1.77 g /cm3
Kedalaman lubang = 10 cm
Berat tanah galian = 2270 gram
Ditannya :
Kepadatan tanah γ dry
Penyelesaian

W pasir
 Volume lubang ¿
γ0

47
2237.6 3
¿ =1264.18 cm
1.77

 Volume tanah basah

w
γ b=
V
2270
=
1264.18
= 1.796 g/cm3

γb
γ d=
(1+w)

1.796
=
(1+0.2482)

= 1.439 g/cm3

DIBUAT OLEH KELOMPOK 1 DIPERIKSA

KHENDY MARSA DUTA PRATAMA (2021D1B065)

ILMI RAKADHISA (2021D1B060)

IRFANDI (2021D1B061)

KHAERUN NIZAM (2021D1B064) (Dr. HENI PIJIASTUTI, ST.,MT.)

L.LUNK RYANATA (2021D1B066)

L.M.FARID NABIH AKBAR (2021D1B067)

L.M.IMAM AL GAZALI (2021D1B068)

L.PUTRANOM WIRARAJA (2021D1B069)

L.RAJASA NINGRAT (2021D1B070)

48

Anda mungkin juga menyukai