OLEH KELOMPOK 1 :
1. ACUAN
1. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
2. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta
3. Lambe T.W., and R.U. Whiteman, 1969, ”Soil Mechanics”, John Wiley & Sons, Inc.
New York
2. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengujian kadar air tanah dengan benar
2. Menentukan nilai kadar air suatu tanah.
3. TEORI SINGKAT
Kadar air tanah (ω) merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat kering oven tanah, yang dinyatakan dalam persen (%).
(W1 − W2 )
6. Kadar air ϖ = x100%
(W2 − W3 )
8. HASIL PENGAMATAN
1 No. Cawan 1 3
2 Berat cawan kosong W3 gram 8,35 8,3
Berat cawan + tanah
3 W1 gram 9,66 9,7
basah
Berat cawan + tanah
4 W2 gram 9 9
kering
5 Berat air (Ww) W1 - W2 gram 0,66 0,7
6 Berat tanah kering (Ws) W1 - W2 gram 0,65 0,7
(W1 − W2 )
7 Kadar air (w) ϖ = x100% 101,5385 % 100 %
(W2 − W3 )
8 Kadar air rata – rata 100,77 %
1. ACUAN
1. Bowles, J.E. 1991, “Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah”, Erlangga Jakarta
2. Hardiyatmo, H.C. 2002, “Mekanika Tanah I”, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
3. L.D., Wesley, 1977, ”Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta
2. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat;
1. Melakukan pengujian batas-batas atterberg tanah dengan benar.
2. Menentukan nilai batas cair suatu tanah.
3. TEORI SINGKAT
Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair adalah kadar
air dimana tanah berada dalam batas keadan cair dan plastis. Batas plastis merupakan kadar
air tanah pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat. Sedangkan batas susut
merupakan kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase
kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan
volume tanahnya.
5. LANGKAH KERJA
1. Ambil contoh tanah lebih kurang 150 – 200 gram.
2. Tempatkan dalam cawan porselen dan campurkan dengan air suling sebanyak 15 – 20
ml. Campur dengan merata dengan bantuan spatula.
3. Ambil contoh tanah yang telah tercampur dengan homogen dan taruh dalam cawan
batas cair.
4. Ratakan permukan contoh dalam cawan sehingga sejajar dengan alas.
5. Buat alur pada contoh tanah tersebut dengan menggunakan grooving tool. Cara
membuat alur adalah dengan memegang alat grooving tool tegak lurus permukan
contoh.
6. Dengan bantuan alat pemutar, angkat dan turunkan cawan tersebut dengan kecepatan 2
putaran/detik.
7. Hentikan aksi tersebut jika alur sudah tertutup sepanjang lebih kurang 1,25 cm dan
hitung berapa ketukan yang dibutuhkan.
8. Ambil contoh tersebut sebagian untuk diperiksa kadar airnya.
9. Ulangi percobaan diatas dengan kadar air yang berbeda.
6. TUGAS
Lakukan pengujian batas cair untuk 2 (dua) jenis tanah sampel yang berbeda
7. ANALISIS
Perhitungan :
Buat grafik dimana absis adalah jumlah ketukan ( N ) dan ordinat adalah kadar air contoh
tanah yang bersangkutan. Yang disebut dengan Batas Cair adalah kadar air dimana N = 25.
8. HASIL PENGAMATAN
1 No. Cawan 1 2 3
2 Jumlah pukulan 16 20 27
3 Berat cawan kosong W3 gram 7,4 8,4 8,3
4 Berat cawan + tanah basah W1 gram 9,9 9,7 9,8
5 Berat cawan + tanah kering W2 gram 8,7 9,1 9,2
6 Berat air (Ww) W1 – W2 gram 1,2 0,6 0,6
7 Berat tanah kering (Ws) W1 – W2 gram 1,3 0,7 0,9
(W1 − W2 )
8 Kadar air (w) ϖ = x100% 92,31 % 85,71 % 66,67 %
(W2 − W3 )
9 Kadar air rata – rata 81,56 %
10 Batas cair (%) y = -49,81ln(25) + 232,06 71,72 %
Batas Cair
100,00
90,00
80,00
Kadar Air (%)
70,00
60,00
40,00
30,00
10 100
Jumlah Pukulan