Anda di halaman 1dari 22

7.1.

1 BATAS – BATAS ATTERBERG

STANDAR ACUAN

SNI 1967 – 2008 (Batas Cair)


SNI 1966 – 2008 (Batas Plastisitas)
SNI 3422 – 2008 (Batas Susut)

TUJUAN
1. Untuk mengetahui apakah kadar air tanah pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan
plastis.
2. Tujuan dari pengujian batas susut adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada kedaaan
batas plastis dalam satuan persen (%)

DASAR TEORI DAN PENJELASAN


Atterberg pada tahun 1911 memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi dari tanah
berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan kadar air tanah yang bervariasi. Batas-batas
tersebut dinamakan batas cair (Liquid Limit), batas plastis (Plastic Limit), dan batas susut (Shrinkage
Limit).
1. Batas Cair / Liquid limit (LL)
Batas cair (LL) adalah keadaan dimana kadar air tanah pada kondisi tanah mulai berubah dari
keadaan plastis menjadi cair atau sebaliknya .
2. Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas plastis (PL) adalah keadaan dimana kadar air pada kedudukan antara daerah plastis dan
semi padat, yaitu presentase kadar air dimana tanah dengan diameter silinder 3,2 mm tanah
mulai retak-retak ketika digulung.
3. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Batas susut (SL) adalah keadaan dimana kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat
dan padat, yaitu presentase kadar air pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan
perubahan volume tanah.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 7


PERALATAN DAN BAHAN
a. Batas Cair
1. Sampel tanah lolos saringan No. 40 (100gr)
2. Gelas ukur
3. Cawan kedap air
4. Grooving tool
5. Oli dan kuas
6. Plat kaca
7. Cassagrande
8. Timbangan
9. Air destilasi
10. Oven
11. Spatula
12. Ring
13. Botol dan Air Suling

b. Batas Plastisitas
1. Sample Tanah
2. Timbangan
3. Oli dan kuas
4. Plat kaca
5. Cawan

c. Batas Susut
1. Cawan pencampur
2. Cawan susut
3. Sampel tanah
4. Air raksa
5. Timbangan

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 8


6. Corong
7. Plat Perata

LANGKAH KERJA
a. Batas Cair
1. Siapkan alat dn bahan yang akan digunakan
2. Saring sampel tanah sebanyak 100gr menggunakan saringan No.40
3. Timbang dan catat berat cawan
4. Tuangkan air kedalam sampel tanah, lalu aduk menggunakan spatula hingga merata

5. Ambil tanah secukupnya menggunakan spatula, lalu masukan tanah ke dalam mangkok
casagrande dan ratakan sejajar dengan alas

6. Buatlah alur di bagian tengah tengah dengan menggunakan grooving tool searah dengan
sumbu alat hingga menjadi 2 bagian

7. Putar tuas pemutar pada alat sampai kedua sisi berhimpit, jika 40 kali percobaan tanah
belum berhimpit maka percobaan di ulang

8. Olesi cawan dengan oli agar tangah tidak lengket di cawan

9. Masukan tanah ke dalam cawan lalu ukur berat tanah basah tersebut

10. Masukan ke dalam oven selama 24 jam

11. Setelah 24 jam, keluarkan tanah yang sudah dikeringkan tersebut

b. BATAS PLASTIS

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ayak tanah dengan saringan no 20 dan ambil tanah kira kira 20gram

3. Timbang ayakan tanah tersebut

4. Aduk tanah pada cawan dan tambahkan air secukupnya sampai didapat tanah yang
homogen

5. Ambil tanah sebanyak 8 gram

6. Buatlah bola bola kecil dan giling tanah sampai berdiameter 3 mm hingga tanah bisa
menunjukan keretakkan. Jika sudah mencapai 3mm namun tanah belum retak maka tanah

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 9


terlau basah.

7. Timbang cawan kosong

8. Masukan tanah yang telah di giling ke dalam cawan

9. Kemudian timbang cawan yang berisi tanah tersebut

10. Masukan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 - 110 derajat celcius

11. Setelah 24 jam, keluarkan tanah dari oven

12. Ukur berat tanah yang telah di oven tersebut

c. BATAS SUSUT

1. Timbang berat cawan susut (19 gram) dan cawan pencampur (40 gram)

2. Isi penuh cawan susut dengan air raksa

3. Timbang berat cawan susut berisi air raksa (393 gram) dan berat air raksa (334 gram)

4. Ambil sampel tanah 1, lalu timbang berat sampel tanah 1 (18 gram)

5. Letakkan cawan susut berisi air raksa di atas cawan pencampur

6. Masukan sampel tanah 1 ke dalam air raksa yang ada di cawan susut tadi

7. Tekan menggunakan pelat pada sampel tanah 1 yang sudah dimasukan cawan susut hingga
dasar cawan susut

8. Angkat terlebih dahulu sampel tanah yang baru ditimbang. Lalu, timbang berat cawan
pencampur (132 gram) dan berat air raksa yang tumpah (92 gram)

9. Ulangi langkah 4 sampai 8 untuk sampel 2 dan 3

TABEL DATA
a. Batas Cair

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 10


SAMPEL SAMPEL SAMPEL SAMPEL
URAIAN 1 2 3 4
Berat Cawan (W1) 11 gr 11 gr 10 gr 10 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) 34 gr 35 gr 31 gr 33 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) 25 gr 25 gr 23 gr 24 gr
Jumlah Ketukan (N) 7 35 23 16

b. Batas Plastis

SAMPEL SAMPEL SAMPEL


URAIAN 1 SAMPEL 2 3 4
Berat Cawan (W1) 9 gr 13 gr 9 gr 9 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) 17 gr 21 gr 17 gr 17 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) 14 gr 20 gr 15 gr 15 gr

c. Batas Susut
URAIAN SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4
Berat tanah kering (W0) 18 gr 16 gr 18 gr 18 gr
Berat air raksa + cawan (W1) 132 gr 129 gr 198 gr 169 gr
Berat cawan susut (W2) 19 gr 19 gr 15 gr 15 gr
Berat cawan pencampur (W3) 40 gr 40 gr 40 gr 40 gr
Berat air raksa + cawan susut (W4) 393 gr 393 gr 426 gr 426 gr
Berat tanah basah 27gr 25 gr 27 gr 28 gr
γ AIR RAKSA 13,5 gr/ml
B. CAWAN SUSUT 19 GR
B. CAWAN PENCAMPUR 40 GR

RUMUS
W 2−W 3
 Rumus Batas Cair : W = x 100 %
W 3−W 1

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 11


W 2−W 3
 Rumus Batas Plastis : PL= x 100 %
W 3−W 1

 Indeks Plastis : PI =¿−PL

 Batas Susut : S=W − ( V Wo−Vo ) x 100 %


W 4−W 2
V=
γ Air Raksa

W 1−W 3
Vo=
γ Air Raksa

Wo
R=
Vo

PERHITUNGAN
a. BATAS CAIR
 Sampel 1
w2−w3
Kadar air (w) ¿ × 100 %
w3 −w1
34−25
¿ ×100 %
25−11
¿ 64 ,29 %
 Sampel 2
w2−w3
Kadar air (w) ¿ × 100 %
w3 −w1
35−25
¿ ×100 %
25−11
¿ 71 , 43 %
 Sampel 3
w2−w3
Kadar air (w) ¿ × 100 %
w3 −w1

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 12


31−23
¿ ×100 %
23−10
¿ 61 , 54 %
 Sampel 4
w2−w3
Kadar air (w) ¿ × 100 %
w3 −w1
33−24
¿ ×100 %
24−10
¿ 64 ,29 %

b. BATAS PLASTIS
 Sampel 1
w2−w3
PL ¿ × 100 %
w3 −w1
17−14
¿ ×100 %
14−9

¿ 60 %

 Sampel 2
w2−w3
PL ¿ × 100 %
w3 −w1
21−20
¿ ×100 %
20−13

¿ 14 , 29 %

 Sampel 3
w2−w3
PL ¿ × 100 %
w3 −w1
17−15
¿ ×100 %
15−9

¿ 33 , 33 %

 Sampel 4

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 13


w2−w3
PL ¿ × 100 %
w3 −w1
17−15
¿ ×100 %
15−9

¿ 33 , 33 %

c. INDEKS PLASTIS
60 , 00+14 , 29+33 , 33+33 , 33
PL rata-rata ¿
4
¿ 35 , 24 %
PI ¿≪−PL
¿ 63 , 17 %−35 , 24 %
¿ 27 , 93

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 14


Kadar air di ketukan ideal (25 ketukan)

61,54% x 71,43%

23 25 35

61 , 54−x 23−25
=
61 ,54−71 , 43 23−35

61 ,54−x −2
=
−9 , 89 −12

19 , 78
61 , 54−x =
−12

−x=−1 , 65−61, 54

−x=−63 , 19

x=63 , 19 %

d. BATAS SUSUT
 Sampel 1

Berat tanah basah−Berat tanah kering


W= x 100 %
Berat tanah kering
27−18
= x 100 %
18
= 50%
W 4−W 2
V=
γ Air Raksa
393−19
¿
13 ,5
= 27,7 ml

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 15


W 1−W 3
Vo=
γ Air Raksa
132−40
¿
13 ,5
= 6,81 gr/cm³
18
R=
6 , 81
= 2,64

SL=50− ( 27 , 7−6
18
,81
) x 100 %
= -66,05%

 Sample 2

Berat tanah basah−Berat tanah kering


W= x 100 %
Berat tanah kering
25−16
= x 100 %
16
= 56,25%
W 4−W 2
V=
γ Air Raksa
393−19
¿
13 ,5
= 27,7 ml
W 1−W 3
Vo=
γ Air Raksa
129−40
¿
13 ,5
= 6,59 gr/cm³
18
R=
6 , 59
= 2,73

S=56 ,25− ( 27 , 7−6


16
, 59
) x 100 %
= 54,93%

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 16


 Sample 3
Berat tanah basah−Berat tanah kering
W= x 100%
Berat tanah kering
27−18
= x 100 %
18
= 50%
W 4−W 2
V=
γ Air Raksa
426−15
¿
13 ,5
= 30,4 ml
W 1−W 3
Vo=
γ Air Raksa
198−40
¿
13 ,5
= 11,7 gr/cm³
18
R=
11, 7
= 1,53

S=50− ( 30 , 6−11,
18
7
) x 100 %
= 48,95 %

 Sample 4
Berat tanah basah−Berat tanah kering
W= x 100 %
Berat tanah kering
28−18
= x 100%
18
= 55,55%
W 4−W 2
V=
γ Air Raksa
426−15
¿
13 ,5
= 30,6 ml

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 17


W 1−W 3
Vo=
γ Air Raksa
169−40
¿
13 ,5
= 9,5 gr/cm³
18
R=
9,5
= 1,8
S=55 ,55− ( 30 , 6−9
18
,5
) x 100 %
= 54,37 %

TABEL REKAPITULASI

Batas Cair

URAIAN SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4


Kadar Air (w) 64,29% 71,43% 61,54% 64,29%
Kadar Air rata rata 64,39%

BATAS CAIR
74%
72%
70%
68% f(x) = 0.00233438805970149 x + 0.606603641791045
Kadar Air (%)

R² = 0.42474862304464
66%
64%
62%
60%
58%
56%
5 10 15 20 25 30 35 40
Jumlah Ketukan (n)

Y=0,0023 (25) + 0,6066

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 18


Y=0,0023 × 25 + 0,6066
Y=0,6641
Y = 66,41

Batas Plastis
URAIAN SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4
Kadar air (W) 60,00% 14,29% 33,33% 33,33%
Rata-rata (PL) 35,24%
PI 27,95%

URAIAN SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3 SAMPEL 4


W1 132 129 198 169
W2 19 19 15 15
W3 40 40 40 40
W4 393 393 426 426
W0 (GR) 18 16 18 18
AIR RAKSA 13,5 GR/ML
B. CAWAN SUSUT 19 GR
B. CAWAN PENCAMPUR 40 GR
W (%) 64,29 71,43 61,53 64,29
V (ml) 27,7 27,7 30,6 55,55
V0 6,81 6,59 11,7 9,5
R 2,64 2,73 1,53 1,8
S (%) -66,05 54,93 48,95 54,37
LL 66,41%
PL 35,24%
Batas Susut

KESIMPULAN

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 19


Batas Atterberg adalah parameter fisik yang digunakan untuk menggambarkan sifat plastisitas
tanah. Batas Atterberg terdiri dari tiga parameter, yaitu batas cair (liquid limit/LL), batas plastis (plastic
limit/PL), dan indeks plastisitas (plasticity index/PI). Batas cair adalah kadar air ketika suatu tanah
berubah dari keadaan cair menjadi plastis, sedangkan batas plastis adalah kadar air ketika suatu tanah
berubah dari keadaan plastis menjadi semi padat. Indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair dan
batas plastis suatu tanah
Kesimpulan dari pengujian batas Atterberg dapat memberikan informasi tentang sifat plastisitas
tanah. Misalnya, jika nilai indeks plastisitas suatu tanah rendah, maka tanah tersebut memiliki sifat
plastisitas yang rendah dan cenderung kaku. Sebaliknya, jika nilai indeks plastisitas suatu tanah tinggi,
maka tanah tersebut memiliki sifat plastisitas yang tinggi dan cenderung lembut.
Batas cair (LL) merupakan titik kelembaban di mana suatu tanah berada dalam kondisi cair dan
keadaan ini ditentukan dengan mengukur jumlah air yang diperlukan untuk membuat suatu tanah dalam
keadaan tertentu. Ketika suatu tanah ditekan dengan alat standar, pada batas cair, tanah akan mulai
mengalir. Jadi, semakin banyak ketukan pada tanah dalam keadaan tertentu, semakin banyak air yang
akan diserap oleh tanah tersebut sehingga kadar air dalam tanah akan meningkat. Kenaikan kadar air ini
kemudian akan membuat tanah mencapai batas cair dan mulai mengalir. Oleh karena itu, semakin tinggi
jumlah ketukan, semakin tinggi nilai kadar air pada saat tanah mencapai batas cair.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 20


3.

1. 2.

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11. 12.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 21


GAMBAR ALAT DAN BAHAN BATAS PLASTIS

1. 2. 3.

5.
4.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 22


GAMBAR ALAT DAN BAHAN BATAS SUSUT

1. 2. 3.

4. 5.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 23


GAMBAR LANGKAH KERJA BATAS CAIR

1. 2. 3.

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11. 12.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 24


13. 14.

GAMBAR LANGKAH KERJA BATAS PLASTIS

1. 2. 3.

4. 5. 6.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 25


7. 8.

GAMBAR LANGKAH KERJA BATAS SUSUT

3.

1. 2.

4. 5. 6.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 26


9.

7. 8.

PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 27


PENGUJIAN TANAH – GANJIL 2019 - 2020 28

Anda mungkin juga menyukai