A. Maksud Pengujian
Maksud pengujian adalah untuk menentukan hubungan antara
kadar air dengan berat volume, dan untuk mengevaluasi tanah agar
memenuhi persyaratan kepadatan.
C. Bahan Uji
Sampel tanah disturb yang lolos saringan nomor 4 sebanyak 8
plastik dengan bert masing-masing 2,5 kg.
D. Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan
a. Bila contoh tanah yang akan diperiksa keadaannya basah,
keringkan tanah di udara atau dengan alat pengering dengan suhu
tidak melebihi 60°C. Pengeringan dilakukan secukupnya sampai
gumpalan-gumpalan dapat dihancurkanmenjadi butiran-butiran
b. Butiran-butiran yang diperoleh disaring dengan saringan nomor 4
47
c. Bagian yang lewat akan digunakan sebagai bend uji seberat 8 kali
2,5 kg
d. Mencampur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata
sedemikian rupa sehingga untuk benda uji yang pertama kadar air
tanah yang diperoleh kira-kira 6% di bawah kadar air optimum
e. Apabila contoh tanah berupa lempung, peresapan air secara merata
ke dalam gumpalan akan sukar dan perlu waktu yang cukup lama,
maka untuk tanah lempung perlu dilaksanakan seperti berikut :
Selama dicampur merata dengan air, simpanlah tanah dalam
tempat yang tertutup selama 12-24 jam sebelum dilakukan pemadatan.
Karena pelaksanaan akan dilaksanakan 8 kali dengan kadar air berbeda,
maka untuk tanah lempung lebih baik disiapkan benda uji yang lebih
banyak. Siapkan 8 benda uji, masing-masing bagian dicampur air secara
perlahan dan merata, sehingga kadar air yang diperoleh akan berbeda.
Masing-masing sekitar 0-15% serta masing-masing disimpan dalam
kantong tertutup.
2. Persiapan Alat
a. Mebersihkan silinder pemadat yang akan digunakan, kemudian
timbang dan catat beratnya (W1)
b. Memasang klem plat alas dan silinder sambungan. Pada saat
pelaksanaan penumbukan, silinder harus diletakkan di dasar yang
kokoh
c. Sampel tanah sebagian dimasukkan dalam silinder kira-kira
sepertiga bagian kemudian ditumbuk 25 kali secara merata
d. Setelah lapis pertama selesai, lakukan hal yang sama kembali
sampai 3 lapis
e. Pada lapis terakhir, tinggi tanah harus melewati silinder utama
kurang lebih 1 cm, lalu dipasang silinder tambahan agar tanah
tidak jatuh
48
f. Melepaskan smabungan silinder tersebut beserta plat alasnya, sisa
tanah yang ada diratakan dengan pisau perata setinggi silinder
utama kemudian ditimbang dan dicatat beratnya (W2)
g. Sampel tanah dalam silinder dikeluarkan kemudian diperiksa kadar
airnya (W) dengan mengambil sedikit dimasukkan dalam 2 cawan,
kemudian cawan beserta tanahnya ditimbang dan dicatat beratnya,
lalu dioven 24 jam. Cawan diambil dan didinginkan kemudian
ditimbang dan dicatat beratnya
h. Pekerjaan pada poin c sampai poin g dilakukan kembali sampai 8
bagian sampel tanah yang disiapkan selesai
E. Rumus
𝐴
1. Berat Volume Basah (γb) = 𝑉
3% maka 3% x 2500 gr = 75 ml
49
6% maka 6% x 2500 gr = 150 ml
2 Berat silinder + Tanah padat (gr) 3085,7 3255,7 3261,7 3360,1 3479 3490 3489,4 3438,4
3 Berat tanah padat (gr) 1320,7 1490,7 1496,7 1595,1 1714 1725 1724,4 1673,4
4 Berat volume basah 1,31 1,48 1,49 1,58 1,7 1,71 1,71 1,66
5 Berat cawan kosong (W1) (gr) 9,9 14,3 10,1 10 10,2 39,3 40,1 39,4
Berat cawan + tanah basah (W2)
6 34,6 34,2 40,8 43,1 49,1 72,3 84,5 81,7
(gr)
Berat cawan + tanah kering (W3)
7 31,8 32,1 36,8 37,7 42 66,7 74,5 71,3
(gr)
A
Rumus = γb =
V
V = volume silinder
V = ¼ x π x d2 x t
= 1007,4 cm3
50
Untuk penambahan air:
1320,7
0% → γb = 1007,4 = 1,31 gr/cm3
1490,7
3% → γb = 1007,4 = 1,48 gr/cm3
1496,7
6% → γb = 1007,4 = 1,49 gr/cm3
1595,1
9 % → γb = 1007,4 = 1,58 gr/cm3
1714
12% → γb = 1007,4 = 1,7 gr/cm3
1725
15% → γb = 1007,4 = 1,71 gr/cm3
1724,4
18% → γb = 1007,4 = 1,71 gr/cm3
1673,4
21% → γb = = 1,66 gr/cm3
1007,4
51
3. Menghitung berat tanah kering (W3 – W1)
Dimana : W3 = berat cawan + tanah kering
W1 = berat cawan kosong
9% → W3 – W1 = 37,7 – 10 = 27,7 gr
52
10
18% → A x100% 29,07 %
34,4
10,4
21% → A x100% 32,6 %
31,9
5. Menghitung berat volume kering (γd)
𝛾𝑏
γd = (1+ 𝑤)
1,31
0 % d 1,16 gr/cm3
1 0,1279
1,48
3 % d 1,32 gr/cm3
1 0,1179
1,49
6% d 1,29 gr
/cm3
1 0,149
1,58
9% d 1,32 gr/cm3
1 0,195
1,7
12% d 1,39 gr/cm3
1 0,2232
1,71
15% d 1,42 gr/cm3
1 0,2044
1,71
18% d 1,32 gr/cm3
1 0,2907
1,66
21% d 1,25 gr/cm3
1 0,326
53
6. Menghitung berat tanah kering (Ws)
Ws = V x γd
Dimana :
V = volum silinder
γd = berat volum kering
1168,584
0 % → Vs = 611,82 cm3
1,91.1
1329,768
3% → Vs = 696,21 cm3
1,91.1
54
1299,546
6% → Vs = 680,39 cm3
1,91.1
1329,768
9% → Vs = 696,21 cm3
1,91.1
1400,286
12% → Vs = 733,13 cm3
1,91.1
1430,508
15% → Vs = 748,96 cm3
1,91.1
1329,768
18% → Vs = 696,21 cm3
1,91.1
1259,25
21% → Vs = 659,29 cm3
1,91.1
55
9. Menghitung angka pori (e)
Vv
e
Vs
Dimana : Vv = Volum pori
Vs = Volum tanah kering
395,58
0%→e= 0,65
611,82
311,19
3%→e= 0,45
696,21
327,01
6%→e= 0,48
680,39
311,19
9% → e = 0,45
696,21
274,27
12 % → e = 0,74
733,13
260,44
15 % → e = 0,35
748,96
311,19
18 % → e = 0,45
696,21
348,11
21 % → e = 0,53
659,29
0,65
0%→ n 0,39
1 0,65
56
0,45
3% → n 0,31
1 0,45
0,48
6%→ n 0,32
1 0,48
0,45
9% → n 0,31
1 0,45
0,74
12 % → n 0,43
1 0,74
0,35
15 % → n 0,26
1 0,35
0,45
18 % → n 0,31
1 0,45
0,53
21 % → n 0,35
1 0,53
Ww W Ws
Vw
w w
Dimana : γw = berat jenis tanah
Vw = volum air
Vs = volum tanah kering
57
Untuk penambahan air:
1320,7 1168,584
0 % → Vw = 152,116 cm3
1
1490,7 1329,768
3% → Vw = 160,932 cm3
1
1496,7 1299,546
6% → Vw = 197,154 cm3
1
1595,1 1329,768
9 % → Vw = 265,332 cm3
1
1714 1400,286
12 % → Vw = 313,714 cm3
1
1725 1430,508
15 % → Vw = 294,492 cm3
1
1724,4 1329,768
18 % → Vw = 394,632 cm3
1
1673,4 1259,25
21 % → Vw = 414,15 cm3
1
152,116
0%→S= 0,25
611,82
160,932
3% → S = 0,23
696,21
197,154
6% → S = 0,29
680,39
265,332
9% → S = 0,37
696,21
58
313,714
12% → S = 0,43
733,13
294,492
15% → S = 0,39
748,96
394,632
18% → S = 0,57
696,21
414,15
21% → S = 0,63
659,29
H. Hasil Pengamatan
Table 6.2 Data Hasil Pengamatan
2 Berat Silinder kosong (gr) 1765 1765 1765 1765 1765 1765 1765 1765
10 Berat Tanah Kering (gr) 21,9 17,8 26,7 27,7 31,8 27,4 34,4 31,9
11 Kadar Air (%) 12,7 11,8 14,9 19,5 22,3 20,4 29,1 32,6
12 Berat Volume Kering 1,16 1,32 1,29 1,32 1,39 1,42 1,32 1,25
I. PEMBAHASAN
Percobaan proctor standar adalah suatu metode untuk mencari kadar
air optimum untuk pemadatan suatu tanah. Suatu cetakan berbentuk silinder
dengan isi 1007,4 cm³ diisi dengan suatu contoh tanah dalam tiga lapis
masing-masing lapis dipadatkan dengan pukulan. Dari suatu pemukul standar,
berat 2,5 kg, tinggi jatuh 300 mm untuk setiap pukulan. Cetakan ini kemudian
dirapikan dan ditimbang karena akan memberikan kerapatan menyeluruh dari
59
tanah. Kadar air tanah kemudian ditentukan dan selanjutnya kerapatan kering.
Percobaan ini dilakukan pada tanah yang kadar-kadar airnya berbeda dan
digambar suatu grafik hubungan antara berat volum kering dan Kadar air.
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
kadar air (%)
Silty sand = 15 – 20 %
Lempung = 25 – 35 %
Kepadatan yang kita peroleh dapat diketahui dengan melihat besarnya γd.
Jika γd maksimal (ODD) hal ini disebabkan oleh
60
Lintasannya mungkin terlalu banyak
Lapisan yang kita hamparkan terlalu tebal
J. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan didapat berat volum kering maksimal sebesar
dengan kadar air optimum %.
61
Kurva tipe D adalah kurva yang tidak mempunyai
puncak.
Kurva tipe B dan C adalah kurva pemadatan yang diperoleh pada tanah yang
memiliki batas cair (LL) kurang dari 30. Kurva tipe C atau D dapat terjadi pada
pemadatan tanah dengan batas cail (LL) lebih besar 70. Pada percobaan yang
dilakukan masuk pada kurva A terdapat satu puncak.
62
K. LAMPIRAN
Lampiran I
2 Berat Silinder kosong (gr) 1765 1765 1765 1765 1765 1765 1765 1765
10 Berat Tanah Kering (gr) 21,9 17,8 26,7 27,7 31,8 27,4 34,4 31,9
11 Kadar Air (%) 12,7 11,8 14,9 19,5 22,3 20,4 29,1 32,6
12 Berat Volume Kering 1,16 1,32 1,29 1,32 1,39 1,42 1,32 1,25
63
Lampiran II
64
Lampiran III
GRAFIK PEMADATAN
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
kadar air (%)
65