Anda di halaman 1dari 4

UJI BATAS CAIR

A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui batas cair yang terkandung
dalam suatu tanah.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
1. Alat
 Cawan 4 buah
 Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
 Oven pengering
 Ayakan no. 40
 Baskom
 Alat batas cair casagrande
 Alat pembuat celah (grooving tool)
2. Bahan
 Tanah yang lolos ayakan No. 40
 Aquades

C. Prinsip Dasar
Batas cair adalah kadar air yang menunjuk transisi dari keadaan plastis ke keadaan
cair. Dalam uji laboratorium batas cair ditentukan melalui percobaan yang
menggunakan alat yang terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu pada karet keras.
Dalam pengujian, pasta tanah diletakkan dalam mangkok kuningan. Kadar air yang
bersesuaian dengan jumlah pukulan = 25 adalah batas cairnya.

D. Prosedur / Langkah Kerja


1. Ambil tanah yang kadar airnya sudah ditentukan, kemudian
campur dengan air destilisasi sampai membentuk pasta tanah.
2. Masukkan pasta tanah tersebut ke dalam piring peralatan liquid
limit lalu ratakan permukaannya kira-kira 0.5 inci.
3. Setelah diratakan, tanah didalam piring tersebut dibelah dengan
peralatan grooving tool.
4. Alat dihidupkan, dan hitung jumlah pukulan yang terjadi
hingga pasta tanah tersebut kembali tertutup. Jumlah pukulan harus berkisar antara
15 sampai 35 pukulan. Jika kurang dari 15 pukulan maka terlalu basah dan jika
lebih dari 35 pukulan berarti terlalu kering.
5. Ambil cawan dan hitung berat cawan kosong.
6. Tanah tersebut di keluarkan dari dalam piring dan dimasukkan
ke dalam cawan kemudian ditimbang berat cawan ditambah tanah.
7. Ulangi langkah diatas sebanyak 7 kali.
8. Masukkan cawan berisi pasta tanah ke dalam oven selama 24
jam.
9. Cawan berisi tanah dikeluarkan dari dalam oven dan timbang
berat cawan ditambah tanah kering.

E. Analisa Data
1. Rumus yang digunakan adalah :
M2  M3
W (%)  x100%
M 3  M1
0.121
 N 
LL  W N  
 25 

Dengan:
w = Kadar Air (%)
LL = Liquid Limit (%)
WN = Kadar Air Pada Saat N Pukulan
N = Jumlah Pukulan
2. Tabel dan Grafik
1 Jumlah pukulan 18 22 26 33
2 No. cawan timbang 1 2 3 4 5 6 7 8
3 Berat cawan kosong (M1 gram) 10.08 10.01 10.01 9.53 8.97 9.43 8.61 10.06
4 Berat cawan+tanah basah(M2 gram)  33.68 25.85 25.41 29.48 24.41 22.09 22.21 28.49
5 Berat cawan+tanah kering (M3 gram) 24.08 19.46 19.27 21.42 18.29 17.01 16.77 21.23
6 Berat air A= M2 - M3 9.6 6.39 6.14 8.06 6.12 5.08 5.44 7.26
7 Berat tanah kering B = M3-M1 14 9.45 9.26 11.89 9.32 7.58 8.16 11.17
8 Kadar air W=(A/B)x100% 68.57 67.62 66.31 67.79 65.67 67.02 66.67 65.00
9 Kadar air rata – rata 68.10 67.05 66.34 65.83
10. Batas Cair : 66,638 %

Gambar 1. Grafik Penentuan Batas Cair

3. Contoh perhitungan
33,68  24,08
W1 A (%)  x100% = 68,57 %
24,08  10,08

Dengan cara yang sama, dicari juga nilai kadar air untuk W 1B, W2A, W2B, W3A,
W3B, W4A dan W4B kemudian dihitung kadar air rata-rata untuk tanah 1, 2, 3, dan 4.
Setelah itu dengan menggunakan grafik di atas dapat ditentukan nilai batas cair pada
saat jumlah pukulan, N = 25 yaitu 66,638 %.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang dilakukan maka batas cair dari
contoh tanah tersebut pada saat jumlah pukulan N = 25 adalah 66,638 %

G. Referensi
 Das, Braja M. 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1,
Erlangga ; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai