Anda di halaman 1dari 33

PERCOBAAN VII

PENGUJIAN KEPADATAN TANAH


(SNI 1742:1989)

7.1 MAKSUD
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air optimum dan
kepadatan kering maksimum apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan
tertentu. Kadar air dan kepadatan maksimum ini dapat digunakan untuk
menentukan syarat yang harus di capai pada pekerjaan pemadatan tanah di
lapangan. Berdasarkan besarnya tenaga pemadatan yang dilaksanakan ada dua
macam cara pemadatan, yaitu pemadatan ringan dan pemadatan berat. (Sumber :
SNI 03-1742-1989). Maka percobaan ini bertujuan untuk menentukan hubungan
antara kadar air dan kepadatan tanah yang dipadatkan di dalam sebuah cetakan
berukuran tertentu dengan penumbuk 2,5 kg yang dijatuhkan secara bebas dari
ketinggian 305 mm. Cara uji ini mencakup ketentuan-ketentuan mengenai
peralatan, cara pengujian dan contoh uji, cara pengerjaan, perhitungan, dan
pelaporan. (Sumber : SNI 03-1742-1989).

7.2 PERALATAN
a. Cawan kosong
b. Plat perata
c. Jangka sorong
d. Pelumas
e. Air
f. Penumbuk
g. Cetok (sekop)
h. Tanah
i. Plat (alas)
j. Cetakan mold dan lehernya
k. Timbangan
l. Oven
m. Alat desikator

7.3 BENDA UJI


Pada dasarnya cara pengujian kepadatan tanah, baik untuk pemadatan ringan
dan pemadatan berat adalah sama. Perbedaannya terletak pada penggunaan jenis
penumbuk dan jumlah lapis dalam satu cetakan. Masing-masing jenis uji
kepadatan ditetapkan 4 pilihan cara uji, yaitu cara A, cara B, cara C, dan cara D.
Detailnya dijelaskan pada Tabel 7.1 dan Tabel 7.2.

Tabel 7.1 Cara uji kepadatan ringan untuk tanah.

Uraian Cara A Cara B Cara C Cara D


Diameter cetakan, mm 101,60 152 101,60 152,40
Tinggi cetakan, mm 116,43 116,43 116,43 116,43
Volume cetakan, cm3 943 2124 943 2124
Masa penumbuk, kg 2,5 2,5 2,5 2,5
Jumlah lapis 3 3 3 3
Jumlah tumbukan per lapis 25 56 25 56
Bahan lolos saringan , mm 4,75 4,75 19,00 19,00
Jumlah minimal untuk
contoh tanah berbutir halus 2,5 5 3 6
(min. 5 contoh tanah), kg
Jumlah minimal untuk
contoh tanah berbutir kasar 3 7 5 11
(1 contoh tanah), kg

Tabel 7.2 Cara uji kepadatan berat untuk tanah.

Uraian Cara A Cara B Cara C Cara D


Diameter cetakan, mm 101,60 152 101,60 152,40
Tinggi cetakan, mm 116,43 116,43 116,43 116,43
Volume cetakan, cm3 943 2124 943 2124
Masa penumbuk, kg 4,54 4,54 4,54 4,54
Jumlah lapis 5 5 5 5
Jumlah tumbukan per lapis 25 56 25 56
Bahan lolos saringan , mm 4,75 4,75 19,00 19,00
Jumlah minimal untuk
contoh tanah berbutir halus 2,5 5 3 6
(min. 5 contoh tanah), kg
Jumlah minimal untuk
contoh tanah berbutir kasar 3 7 5 11
(1 contoh tanah), kg

a. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan basah
atau lembab, contoh tanah tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu
sehingga menjadi gembur. Pengeringan dapat dilakukan di udara atau
dengan alat pengering lain dengan temperature tidak lebih dari 60°C.
Kemudian gumpalan-gumpalan tanah tersebut ditumbuk sedemikian rupa
untuk menghindari pengurangan ukuran butiran aslinya atau pecah.
CATATAN : Tanah vulkanik tidak boleh dikeringkan dengan
menggunakan alat pengering.
b. Saring sejumlah tanah yang mewakili dengan saringan 4,75 mm untuk
cara A dan cara B, dan dengan saringan 19,00 mm untuk cara C dan cara
D.
c. Contoh tanah yang telah disaring dipersiapkan dengan jumlah yang sesuai
dengan cara ujinya ( Tabel 7.1 dan Tabel 7.2).
d. Masing-masing contoh tanah ditambahkan air dan diaduk sampai merata.
Perbedaan kadar air pada masing-masing contoh sekitar 1% sampai
dengan 3%.
e. Masing-masing contoh uji dimasukkan ke dalam kantong plastik atau
wadah lain yang tertutup rapat, kemudian didiamkan selama 3 jam untuk
contoh uji berupa lanau dan 24 jam untuk contoh uji berupa lempung,
sedangkan untuk contoh uji kerikil dan pasir tidak perlu didiamkan.

7.4 PELAKSANAAN
a. Melakukan pengukuran diameter dan tinggi mold, kemudian mencatat
hasilnya lalu menimbangkan cetakan dan keping alas, kemudian mencatat
hasilnya juga.
b. Menimbang benda yang akan diujikan yaitu tanah sebanyak 6,8 kg
kemudian mencatat hasilnya, lalu mencampurkan tanah dengan air sesuai
jumlah yang di tentukan besarannya.
c. Melakukan pelumasan pada mold/cetakan sebelum memasukkan tanah
agar nantinya tidak lengket. Kemudian memasukkan benda uji/tanah
sebanyak 1/5 setiap lapisan dan menumbuknya sebanyak 65 sesuai pola
yang ditentukan dan melakukannya sampai lapisan terakhir dan cetakan
terisi penuh lalu meratakannya.
d. Membuka kuping cetakan/mold lalu melakukan penimbangan dan
mencatat hasilnya pada kolom berat cetakan + keping alas + tanah basah.
e. Menimbang cawan kosong dan mencatat hasilnya, kemudian mengambil
sampel tanah atas dan tanah bawah lalu memasukkannya kedalam cawan
kosong untuk kemudian menimbangnya dan menguji kadar airnya.
f. Setelah menimbang dan mencatat hasilnya, kemudian memasukkan benda
uji kedalam oven.
g. Mendinginkan benda uji menggunakan alat desikator, kemudian
melakukan penimbangan dan mencatat hasilnya kembali.
h.
GAMBAR SKEMA ALAT PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
7.5 BAGAN ALIR KEPADATAN TANAH

Mulai

Mengukur diameter dan tinggi mold

Membaca dan mencatat hasilnya

Menimbang cetakan dan keping alas

Membaca dan mencatat hasilnya

Menimbang benda uji sebanyak 6,8 kg

Membaca dan mencatat hasilnya

Masukan air ke benda uji

Melakukan pelumasan pada cetakan

Masukan benda uji sebanyak 1/5 setiap lapisan

Melakukan penumbukan sebanyak 65 sesuai pola sampai penuh dan


ratakan

Melepas kuping cetakan

A
A

Menimbang benda uji

Membaca dan mencatat hasilnya

Menimbang cawan kosong

Membaca dan mencatat hasilnya

Mengambil sampel tanah atas dan bawah lalu masukan kedalam cawan
kosong

Menimbang dan menguji kadar air

Membaca dan mencatat hasilnya

Masukan benda uji kedalam oven lalu dinginkan kedalam desikator

Menimbang benda uji

Membaca dan mencatat hasilnya

Selesai
7.6 HITUNGAN

a. Hitung kepadatan basah dengan rumus sebagai berikut :


( B 2−B 1 )
ρ=
V
Keterangan :
𝜌 = kepadatan basah, gram/cm3
B1 = berat catakan dan keping alas, gram
B2 = berat catakan, keping alas dan benda uji, gram
V = volume benda uji atau volime cetakan, cm3.Hitung kadar air benda
uji. Masing- masing pengujian diambil minimal 2 contoh tanah dari
bagian yang berbeda (misal: dari bagian atas dan tengah).
b. Hitung kepadatan (berat isi) kering dengan rumus sebagai berikut :

ρ
ρ d= . 100%
(100+ ω)

Keterangan:
𝜌𝑑 = kepadatan kering, gram/cm3
𝜌 = kepadatan basah, gram/cm3

w = kadar air %
c. Hitung kepadatan (berat isi) kering untuk derajat kejenuhan 100% dengan
rumus berikut :

ρzaf ¿ G s. ρu
(100+G s .ω ) . 100%
Keterangan :
𝜌𝑧𝑎𝑓 = kepadatan kering untuk derajat kejenuhan100%, gram/cm3
Gs = berat jenis tanah

𝜌𝑢 = kepadatan air,gram/cm3
w = kadar air,%

d. Penggambaran grafik
1. Gambarkan titik-titik hubungan antara kepadatan kering (sumbu X)
dan kadar air (sumbu Y) dari hasil uji pada sebuah grafik, kemudian
gambarkan sebuah kurva yang halus yang menghubungkan titik-titik
tersebut. Dari kurva yang telah digambarkan, tentukan kepadatan
kering maksimum pada puncak kurva dan kadar air optimum.
2. Gambarkan grafik hubungan antara kepadatan kering dan kadar air
pada derajat kejenuhan 100% (garis jenuh). Grafik pemadatan tidak
boleh memotong garis jenuh dan pada harga kadar air yang tinggi
grafik pemadatan menjadi sejajar dengan garis jenuh tersebut.

7.7 DATA HASIL PRAKTIKUM


a. Persiapan Peralatan
1. Diameter cetakan (cm)
a. Percobaan no. 1 = 15,21 cm
b. Percobaan no. 2 = 15,21 cm
c. Percobaan no. 3 = 15,21 cm
d. Percobaan no. 4 = 15,21 cm
e. Percobaan no. 5 = 15,21 cm
2. Tinggi Cetakan (cm)
a. Percobaan no. 1 = 17,797 cm
b. Percobaan no. 2 = 17,797 cm
c. Percobaan no. 3 = 17,797 cm
d. Percobaan no. 4 = 17,797 cm
e. Percobaan no. 5 = 17,797 cm
b. Persiapan contoh uji
1. Berat tanah basah yang disiapkan (gram)
a. Percobaan no. 1 = 6800 gram
b. Percobaan no. 2 = 6800 gram
c. Percobaan no. 3 = 6800 gram
d. Percobaan no. 4 = 6800 gram
e. Percobaan no. 5 = 6800 gram
2. Kadar air awal (%)
a. Percobaan no. 1 = 14,63 %
b. Percobaan no. 2 = 13,78 %
c. Percobaan no. 3 = 11,24 %
d. Percobaan no. 4 = 10,09 %
e. Percobaan no. 5 = 9,95 %
3. Penambahan Air (%)
a. Percobaan no. 1 =2%
b. Percobaan no. 2 =1%
c. Percobaan no. 3 =3%
d. Percobaan no. 4 =4%
e. Percobaan no. 5 =5%
4. Penambahan air (CC)
a. Percobaan no. 1 = 100 CC
b. Percobaan no. 2 = 200 CC
c. Percobaan no. 3 = 300 CC
d. Percobaan no. 4 = 400 CC
e. Percobaan no. 5 = 500 CC
c. Kepadatan basah
1. Berat cetakan + berat keping alas (B1) (gram)
a. Percobaan no. 1 = 7722 gram
b. Percobaan no. 2 = 7722 gram
c. Percobaan no. 3 = 7722 gram
d. Percobaan no. 4 = 7722 gram
e. Percobaan no. 5 = 7722 gram
2. Berat cetakan + keping alas + tanah basah (B2) (gram)
a. Percobaan no. 1 = 13000 gram
b. Percobaan no. 2 = 13450 gram
c. Percobaan no. 3 = 14266 gram
d. Percobaan no. 4 = 14040 gram
e. Percobaan no. 5 = 13789 gram
d. Kadar air
1. Berat cawan kosong (W1) (gram)
a. No. cawan 29 = 11,5 gram
b. No. cawan 33 = 11,2 gram
c. No. cawan 5 = 11,4 gram
d. No. cawan 8 = 11,1 gram
e. No. cawan 37 = 11,2 gram
f. No. cawan 57 = 11,2 gram
g. No. cawan 9 = 11,3 gram
h. No. cawan 19 = 11,1 gram
i. No. cawan 18 = 11,2 gram
j. No. cawan 15 = 10,9 gram
2. Berat cawan + tanah basah (W2) (gram)
a. No. cawan 29 = 40,1 gram
b. No. cawan 33 = 41,3 gram
c. No. cawan 5 = 37,1 gram
d. No. cawan 8 = 35,8 gram
e. No. cawan 37 = 43,3 gram
f. No. cawan 57 = 42,1 gram
g. No. cawan 9 = 44 gram
h. No. cawan 19 = 44,3 gram
i. No. cawan 18 = 44,9 gram
j. No. cawan 15 = 44,3 gram
3. Berat cawan + tanah kering (W3) (gram)
a. No. cawan 29 = 38,1 gram
b. No. cawan 33 = 38,7 gram
c. No. cawan 5 = 34,3 gram
d. No. cawan 8 = 33,5 gram
e. No. cawan 37 = 38,4 gram
f. No. cawan 57 = 37,7 gram
g. No. cawan 9 = 37,5 gram
h. No. cawan 19 = 38,1 gram
i. No. cawan 18 = 38 gram
j. No. cawan 15 = 37 gram
7.8 ANALISIS PERHITUNGAN
a. Persiapan peralatan
1. Volume benda uji/cetakan (cm3)

1 2
V = 4 x π xr xh

1
a. Percobaan no. 1 = x 3,14 x 15,212 x 17,797
4
1
= x 3,14 x 231,34 x 17,797
4

1
= x 12.927,88
4

= 3.232,03 cm3

1 2
b. Percobaan no. 2 = x 3,14 x 15,21 x 17,797
4
1
= x 3,14 x 231,34 x 17,797
4

1
= x 12.927,88
4

= 3.232,03 cm3

1 2
c. Percobaan no. 3 = x 3,14 x 15,21 x 17,797
4
1
= x 3,14 x 231,34 x 17,797
4

1
= x 12.927,88
4

= 3.232,03 cm3

1 2
d. Percobaan no. 4 = x 3,14 x 15,21 x 17,797
4
1
= x 3,14 x 231,34 x 17,797
4
1
= x 12.927,88
4

= 3.232,03 cm3

1 2
e. Percobaan no. 5 = x 3,14 x 15,21 x 17,797
4
1
= x 3,14 x 231,34 x 17,797
4

1
= x 12.927,88
4

= 3.232,03 cm3

b. Kepadatan tanah
1. Perhitungan kepadatan tanah (gr/cm3)
(B 2−B1)
ρ¿
V
(13000−7722)
a. Percobaan no. 1 =
3232,03
5278
=
3232,03
= 1,63 gr/cm3
(13450−7722)
b. Percobaan no. 2 =
3232,03
5728
=
3232,03
= 1,77 gr/cm3
(14266−7722)
c. Percobaan no. 3 =
3232,03
6544
=
3232,03
= 2,02 gr/cm3
(14040−7722)
d. Percobaan no. 4 =
3232,03
6318
=
3232,03
= 1,95 gr/cm3
(13789−7722)
e. Percobaan no. 5 =
3232,03
6067
=
3232,03
= 1,88 gr/cm3

c. Kadar air
1. Perhitungan kadar air (%)
W 2−W 3
ω ¿ W 3−W 1 x 100%
40,1−38,1
a. No. cawan 29 = x 100%
38,1−11,5
2
= x 100%
26,6
= 7,52 %
41,3−38,7
b. No. cawan 33 = x 100%
38,7−11,2
2,6
= x 100%
27,5
= 9,45 %
37,1−34,3
c. No. cawan 5 = x 100%
34,3−11,4
2,8
= x 100%
22,9
= 12,2 %
35,8−33,5
d. No. cawan 8 = x 100%
33,5−11,1
2,3
= x 100%
22,4
= 10,3 %
43,3−38,4
e. No. cawan 37 = x 100%
38,4−11,2
4,9
= x 100%
27,2
= 18 %
42,1−37,7
f. No. cawan 57 = x 100%
37,7−11,2
4,4
= x 100%
26,5
= 16,6 %
44−37,5
g. No. cawan 9 = x 100%
37,5−11,3
6,5
= x 100%
26,2
= 24,8 %
44,3−38,1
h. No. cawan 19 = x 100%
38,1−11,1
6,2
= x 100%
27
= 23 %
44,9−38
i. No. cawan 18 = x 100%
38−11,2
6,9
= x 100%
26,8
= 25,7 %
44,3−37
j. No. cawan 19 = x 100%
37−10,9
7,3
= x 100%
26,1
= 28 %
2. Kadar air rata-rata (%)
7,52+ 9,45
a. Cawan no. (29+33)/2 =
2
= 8,49 %
12,2+10,3
b. Cawan no. (5+8)/2 =
2
= 11,25 %
18+16,6
c. Cawan no. (37+57)/2 =
2
= 17,31 %
24,8+23
d. Cawan no. (9+19)/2 =
2
= 23,89 %
25,7+28
e. Cawan no. (18+15)/2 =
2
= 26,86 %

d. Kepadatan kering
1. Perhitungan kepadatan kering (gr/cm3)
ρ
ρd ¿ (100+ω ) x 100

1,63
a. Cawan no. 29,33 = x 100
(100+8,49)
1,63
= x 100
91,51
= 1,51 gr/cm3
1,77
b. Cawan no. 5,8 = x 100
(100+11,25)
1,77
= x 100
88,75
= 1,59 gr/cm3
2,02
c. Cawan no. 37,57 = x 100
(100+17,31)
2,02
= x 100
82,9
= 1,73 gr/cm3
1,95
d. Cawan no. 9,19 = x 100
(100+23,89)
1,95
= x 100
76,11
= 1,58 gr/cm3
1,88
e. Cawan no. 18,15 = x 100
(100+26,86)
1,88
= x 100
73,14
= 1,48 gr/cm3
2. Kepadatan kering, S = 1 (gr/cm3)
G s  . ρ w
ρzav ¿ (100+G s .  ω) x 100

2, 54  . 1
a. Cawan no. 29,33 = x 100
¿¿
2,54
= x 100
121,56
= 2,09 gr/cm3

b. Cawan no. 5,8 = 2, 54 . 1 x 100


¿¿
2,54
= x 100
128,57
= 1,98 gr/cm3
2,54   . 1
c. Cawan no. 37,57 = x 100
¿¿
2,54
= x 100
143,97
= 1,77 gr/cm3

d. Cawan no. 9,19 = 2,54   . 1 x 100


¿¿
2,54
= x 100
160,67
= 1,58 gr/cm3
2,54   . 1
e. Cawan no. 18,15 = x 100
¿¿
2,54
= x 100
168,22
= 1,51 gr/cm

7.9 PEMBAHASAN

7.9 KESIMPULAN
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
(ASTM D 1883-99; SNI 1744:2012)

8.1 MAKSUD
Maksud dari percobaan ini adalah menentukan nilai CBR pada bahan uji
tertentu seperti tanah, agregat atau campuran dari keduanya yang dipadatkan di
laboratorium dengan kadar air sesuai yang ditentukan. CBR (California Bearing
Ratio) adalah perbandingan beban penetrasi atau jenis material dna beban standar
pada kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Maka pengujian CBR ini
bertujuan untuk mengetahui nilai CBR pada variasi kadar air pemadatan.
Pengujian CBR juga digunakan untuk mengevaluasi potensi kekuatan material
lapis tanah dasar, fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang didaur ulang
untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang.

8.2 PERALATAN
a. Jangka sorong
b. Mold
c. Keping alas
d. Kuping
e. Plat perata
f. Cawan kosong
g. Penumbuk
h. Centong
i. Air
j. Pelumas
k. Contoh tanah (benda uji)
l. Alas (plat)
m. Oven
n. Desikator
8.3 BENDA UJI
a. Mengambil contoh tanah kering, udara seperti yang digunakan pada
percobaan pengujian kepadatan tanah, sebanyak 3 contoh dengan berat
masing-masing ± 6,8 kg.
b. Bila kadar air tanah ωo > ωopt maka contoh tanah boleh dikeringkan oleh
udara. Bila kadar air telah dicapai maka kadar air telah sesuai dan berat
tanah menjadi:100 + ωopt

Keterangan :
Wbaru = berat contoh tanah yang disiapkan, gr.
W = berat contoh tanah yang disiapkan pada pengujian
kepadatan tanah, gr.
ωopt = kadar air optimum, %
ωo = kadar air asli, %
Ww = berat penambahan air, gr.
Campur material tanah dengan air tersebut agar mencapai kadar air
optimum.
CATATAN : jumlah air yang ditambahkan boleh sedikit lebih besar (0,5 %
atau 1 %) untuk mengantisipasi penguapan.
c. Masukan contoh tersebut ke dalam kantong plastik dan tutup agar tidak
terjadi penguapan. Diamkan selama 3 jam untuk contoh berupa krikil dan
pasir kelanauan/kelempungan 12 jam untuk contoh uji berupa lanau dan 24
jam untuk contoh uji berupa lempung, sedangkan untuk contoh uji berupa
krikil dan pasir tidak perlu didiamkan.

8.4 PELAKSANAAN
a. Mengukur diameter cetakan, tinggi cetakan, dan berat cetakan lalu
mencatat hasilnya di laporan sementara kemudian menimbang tanah
sebanyak 6,8 kg dan mencatat hasilnya kembali di laporan sementara.
b. Menambahkan air sesuai dengan grafik kepadatan, setelah di tambahkan
air lalu membagi tanah menjadi 3 bagian kemudian melakukan pelumasan
pada mold seperti pada video.
c. Memasukkan benda uji sebanyak 1/3 lapisan dengan pola yang ditentukan
dan menumbuk sebanyak 10 kali tumbuhkkan pada setiap lapisan
kemudian melakukan hal yang sama terhadap benda uji 2 dan 3 dengan
tumbukkan 30 dan 65 kali tumbukkan.
d. Membuka kuping cetakan lalu meratakan benda uji setelah kuping cetakan
dibuka, kemudian melepaskan benda uji untuk dilakukan pengujian CBR.
e. Meletakkan benda uji pada CBR kemudian menambahkan 2 plat penekan
dan menurunkan alat sampai arloji pembaca menyentuh plat penekan.
f. Mensetting alat atau memutar jarum ke arah nol, dan menyalakan alat lalu
melakukan pembacaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan serta
mencatat di laporan sementara, lalu menghentikan pembacaan setelah
beban menunjukkan mengalami 3 kali penurunan.
g. Menimbang cawan kosong, kemudian mencatat hasilnya lalu mengambil
sampel tanah bagian atas, bagian bawah dan menyimpannya ke dalam
cawan selanjutnya menimbang sampel benda uji, lalu mencatat hasil
penimbangan di laporan sementara.
h. Mengeringkan sampel tanah di dalam oven selama 12 jam, lalu mengambil
benda uji setelah dioven dan memasukkan ke dalam desikator untuk
mendinginkan suhunya, lalu menimbang sempel tanah tadi kemudian
mencatat hasilnya di laporan sementara.
GAMBAR SKEMA ALAT PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
8.5 BAGAN ALIR PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

MULAI

Mengukur diameter dan tinggi cetakan

Catat hasil di laporan sementara

Menimbang berat cetakan

Catat hasilnya di laporan sementara


v

Menimbang tanah sebanyak 6,8 kg


v

Catat kembali hasilnya di laporan sementara

Menambahkan air pada benda uji

Tanah dibagi 5 bagian

Lakukan pelumasan pada mold & alas

Pasang mold

A
A

Memasukan benda uji dalam cetakan sebanyak 1/5 lapisan

Melakukan penumbukan sebanyak 10 kali tumbukan pada setiap lapisan

Lakukan hal sama pada benda uji 2 & 3 dengan tumbukan


30 dan 65 kali

Meratakan benda uji setelah kuping cetakan dibuka.

Melepas leher sambungan benda uji

Meletakan cetakan benda uji pada CBR dan tambahkan 2 plat penekan

Turunkan alt sampai arloji menyentuh plat penekan

Mengatur piston penetrasi

B
B

Mengatur arloji pada posisi nol

Menyalakan alat CBR

Melakukan pembacaan dan menctat hasil sesuai waktu yang


ditentukan di laporan sementara

Mematikan alat CBR

Catat pembacaan terakhir

Mengambil sampel tanah

Catat pembacaan di laporan sementara

Keringkan samel tanah di oven 12 jam

Masukkan ke desikator

Timbang cawan

Catat pembacaan di laporan sementara

SELESAI
8.6 HITUNGAN
a. Beban penetrasi
Beban penetrasi didapat dari :
P=a.k
Keterangan :
a = Pembacaan arloji ukur beban , div
k = Kalibrasi proving ring, lbs/div
b. Grafik hubungan antara beban dan penetrasi
Menggambar grafik hubungan antara beban dan penetrasi setiap benda uji,
dengan penetrasi sebagai absis dan beban penetrasi sebagai ordinat. Ada
kemungkinan grafik yang diperoleh, pada bagian awalnya tidak berupa
garis lurus, maka dalam hal ini diadakan koreksi titik nolnya.
c. Nilai CBR
Nilai beban terkoreksi harus ditentukan untuk setiap benda uji pada
penetrasi 2,54 mm (0,10 inch) dan 5.08 mm (0,20 inch). Nilai CBR
dinyatakan dalam persen, diperoleh dengan membagi nilai beban
terkoreksi pada enetrasi 2,54 mm (0,10 inch) dan 5,0 mm (0,20 inch)
dengan beban standard.
'
P1
CBR0,1” = . 100
Ps 1
'
P2
CBR0,2” = . 100
Ps 2
Keterangan :
CBR0,1” = nilai CBR pada penetrasi 0,1” (%)
CBR0,2” = nilai CBR pada penetrasi 0,2” (%)
'
P1 = nilai beban terkoreksi pada penetrasi 0,1” (lbs)
P' 2 = nilai beban terkoreksi pada penetrasi 0,2” (lbs)
Ps 1 = beban standar pada penetrasi 0,1” (3000 lbs)
Ps 2 = beban standar pada penetrasi 0,2” (4500 lbs)
CBR umumnya dipilih pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inch). Jika CBR
pada penetrasi 5,08 mm (0,20 inch) lebih besar dari CBR pada penetrasi
2,54 m (0,10 inch), pengujian CBR harus diulang. Jika setelah diulang,
tetap memberikan hasil yang serupa, CBR pada penetrasi 5,08 mm (0,20
inch) harus digunakan.
d. CBR desain
Data hasil pengujian dari 3 benda uji digambarkan dalam bentuk grafik
hubungan nilai CBR dengan densitas kering / kepadatan kering. CBR
desain di tentukan pada persentase desnsitas kering maksimum yang
diperlukan, umumnya pada persentase minimum yang disyaratkan sesuai
spesifikasi (± 95%).
e. Pengembangan
Pengembangan dinyatakan sebagai persentase tinggi benda uji awal.
Dihitung dengan rumus :
h 1−h 2
Δ h=
h0
Keterangan :
Δh = pengembangan (%)
Δ0 = tinggi awal benda uji ( 116,43 mm)
Δ1 = tinggi akhir benda uji setealah perendaman (mm)

8.7 DATA HASIL PRAKTIKUM


a. Persiapan benda uji
1. Kadar air awal (ωo) = 14,68 %, kadar air percobaan 1
2. Kadar air optimum (ωopt) = 17,5 %, grafik kepadatan tanah
3. Berat tanah awal disiapkan = 6800 gr, pengujian kepadatan tanah
4. Penambahan air = 200 gr (jika ωo < ωopt)
5. Berrat tanah disiapkan = 6800 gr (jika ωo < ωopt)
b. Data Cetakan
1. Metode pemadatan 10 tumbukan/lapis
a. Tinggi cetakan, cm = 11,522 cm
b. Diameter cetakan, cm = 15,209 cm
c. Berat cetakan (B1), gr = 4168 gram
2. Metode pemadatan 10 tumbukan/lapis
a. Tinggi cetakan, cm = 11,908 cm
b. Diameter cetakan, cm = 15,18 cm
c. Berat cetakan (B1), gr = 4167 gram
3. Metode pemadatan 10 tumbukan/lapis
a. Tinggi cetakan, cm = 11,33 cm
b. Diameter cetakan, cm = 15,202 cm
c. Berat cetakan (B1), gr = 4169 gram
c. Kadar air
1. Metode pemadatan 10 tumbukan/lapis, pengambilan sampel sesudah
pengujian
a. No. cawan timbang 20
1. Berat cawan (W1), gr = 11,3 gram
2. Berat cawan + tanah basah = 36,9 gram
3. Berat cawan + tanah kering = 33,5 gram
b. No. cawan timbang 30
1. Berat cawan (W1), gr = 11,2 gram
2. Berat cawan + tanah basah = 35,3 gram
3. Berat cawan + tanah kering = 32,5 gram
2. Metode pemadatan 30 tumbukan/lapis, pengambilan sampel sesudah
pengujian
a. No. cawan timbang 8
1. Berat cawan (W1), gr = 12,2 gram
2. Berat cawan + tanah basah = 35,9 gram
3. Berat cawan + tanah kering = 32,7 gram
b. No. cawan timbang 5
1. Berat cawan (W1), gr = 11,2 gram
2. Berat cawan + tanah basah = 48 gram
3. Berat cawan + tanah kering = 43 gram
3. Metode pemadatan 60 tumbukan/lapis, pengambilan sampel sesudah
pengujian
a. No. cawan timbang 11
1. Berat cawan (W1), gr = 11,1 gram
2. Berat cawan + tanah basah = 42,4 gram
3. Berat cawan + tanah kering = 38,8 gram
b. No. cawan timbang 25
1. Berat cawan (W1), gr = 11,2 gram
2. Berat cawan + tanah basah = 48 gram
3. Berat cawan + tanah kering = 43 gram
d. Densitas/kepadatan
1. Metode pengujian 10 tumbukan/lapis
Berat tanah + cetakan (B2), gram = 7552 gram
2. Metode pengujian 30 tumbukan/lapis
Berat tanah + cetakan (B2), gram = 7973 gram
3. Metode pengujian 30 tumbukan/lapis
Berat tanah + cetakan (B2), gram = 8267 gram

8.8 ANALISIS PERHITUNGAN


a. Percobaan I (10 tumbukan/lapis)
1 2
1. Volume cetakan = x π x D xt
4
1
= x 3,14 x 15,2092 x 11,522
4
= 2093,240 cm3
2. Kadar air
a. Nomor cawan timbang 20
W 2−W 3
Kadar air (ω) = . 100%
W 3−W 1
36,9−33,5
= . 100%
33,5−11,3
= 15,31 %
b. Nomor cawan timbang 30
W 2−W 3
Kadar air (ω) = . 100%
W 3−W 1
35,3−32,5
= . 100%
32,5−11,2
= 13,146 %
Kadar air 1−kadar air 2
c. Kadar air rata-rata =
2
15,31−13,146
=
2
= 14,230 %
3. Densitas/kepadatan
a. Densitas basah, gr/cm3
( B 2−B1)
Densitas basah (ρ) =
V

(7552−4168)
=
2093,240

= 1,617 gr/cm3

b. Densitas basah, gr/cm3


ρ
Densitas basah (ρd)= . 100
(100+ω)

1,617
= . 100
¿¿

= 1,415 gr/cm3

4. Beban penetrasi diambil data 2 menit


Beban =axk
Pembaca arloji (a) =8
Kalibrasi (k) = 31,994
=axk
= 8 x 31,994
= 255,95 lbs
b. Percobaan II (30 tumbukan/lapis)
1 2
1. Volume cetakan = x π x D xt
4
1 2
= x 3,14 x 15,18 x 11,908
4
= 2155,124 cm3
2. Kadar air
d. Nomor cawan timbang 8
W 2−W 3
Kadar air (ω) = . 100%
W 3−W 1
35,9−32,7
= . 100%
32,7−12,2
= 15,61 %
e. Nomor cawan timbang 5
W 2−W 3
Kadar air (ω) = . 100%
W 3−W 1
48−43
= . 100%
43−11,2
= 15,72 %
Kadar air 1−kadar air 2
f. Kadar air rata-rata =
2
15,61−15,72
=
2
= 15,667 %
3. Densitas/kepadatan
c. Densitas basah, gr/cm3
( B 2−B1)
Densitas basah (ρ) =
V

(7973−4167)
=
2155,124

= 1,766 gr/cm3

d. Densitas basah, gr/cm3


ρ
Densitas basah (ρd)= . 100
(100+ω)

1,766
= . 100
¿¿

= 1,527 gr/cm3

4. Beban penetrasi diambil data 2 menit


Beban =axk
Pembacaan arloji (a) = 24
Kalibrasi (k) = 31,994
=axk
= 24 x 31,994
= 767,86 lbs

c. Percobaan III (60 tumbukan/lapis)


1 2
5. Volume cetakan = x π x D xt
4
1 2
= x 3,14 x 15,202 x 11,33
4
= 2056,465 cm3
6. Kadar air
g. Nomor cawan timbang 11
W 2−W 3
Kadar air (ω) = . 100%
W 3−W 1
42,4−38,8
= . 100%
38,8−11,1
= 13 %
h. Nomor cawan timbang 25
W 2−W 3
Kadar air (ω) = . 100%
W 3−W 1
45,5−41,5
= . 100%
41,5−11,2
= 13,2 %
Kadar air 1−kadar air 2
i. Kadar air rata-rata =
2
13−13,2
=
2
= 13,099 %
7. Densitas/kepadatan
e. Densitas basah, gr/cm3
( B 2−B1)
Densitas basah (ρ) =
V

(8267−4169)
=
2056,465

= 1,993 gr/cm3

f. Densitas basah, gr/cm3


ρ
Densitas basah (ρd)= . 100
(100+ω)

1,993
= . 100
¿¿

= 1,762 gr/cm3

8. Beban penetrasi diambil data 2 menit


Beban =axk
Pembacaan arloji (a) = 39
Kalibrasi (k) = 31,994
=axk
= 39 x 31,994
= 1247,77 lbs
d. Nilai CBR koreksi
1. Penetrasi 0,1” untuk 10 tumbukan/lapis
230
a. CBR 0,1” = . 100
3000
= 7,67
399
b. CBR 0,2” = . 100
4500
= 8,87
2. Penetrasi 0,1” untuk 30 tumbukan/lapis
725
a. CBR 0,1” = . 100
3000
= 24,17
1310
b. CBR 0,2” = . 100
4500
= 29,11
3. Penetrasi 0,1” untuk 65 tumbukan/lapis
1800
a. CBR 0,1” = . 100
3000
= 60
2030
b. CBR 0,2” = . 100
4500
= 45,11

8.9 PEMBAHASAN

8.10 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai