Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH


ACARA V
PENETAPAN ANGKA-ANGKA ATTERBERG

Disusun oleh :
Nama

: Siti Farah Jihan

NIM

: A1L011054

Rombongan

:3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ringan beratnya suatu tanah bukan saja berhubungan dengan mudah
tidaknya tanah diolah, namun juga berhubungan dengan gaya menahan air
tanah, infiltrasi dan perkolasi. Untuk menghindari factor subjektivitas dalam
mengklasifikasikan tanah berat atau tanah ringan, dipakai standar angka.
Atterberg menggunakan angka-angka konsistensi tanah. Angka-angka ini
penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah, karena pengolahan
tanah akan sulit dilakukan kalau tanah terlalu kering ataupun terlalu basah.
Mohr memperatekkan hal ini untuk tanah-tanah di Indonesia. Batas-batas yang
di pakai untuk mencirikan berat ringannya tanah adalah Batas Cair (BC),
Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG), dan batas Berubah Warna (BBW).
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui Batas Cair (BC)


Untuk mengetahui Batas Lengket (BL)
Untuk mengetahui Batas Gulung (BG)
Untuk mengetahui Batas Berubah Warna (BBW)

BAB II METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


Bahan dan alat yang digunakan meliputi ; contoh tanah keringudara halus
(diameter 0,5mm), casagrande, stopwatch, colet/spatel, timbangan analitik, botol
semprot, lap/serbet, kertas label, lempeng kaca, oven, eksikator, dan botol
timbang.
B. Cara Kerja
1. Batas Cair
a) Menyiapkan alat casagrande yang mempunyai tinggi jatuh 1 cm.
b) Membuat pasta tanah yang homogeny secukupnya dengan cawan
porselin.
c) Latihan memutar alat casagrande dengan kecepatan konstan 2 x per
detik.
d) Memasukkan pasta tanah yang telah dibuat di atas cawan
casagrande dan permukaannya diratakan dengan colet sampai
setebal 1 cm, kemudian dengan colet pembelah pasta tanah dibelah
di tengahnya dengan gerakan tegak lurus dengan bidang cawan.
Hasilnya pada dasar cawan harus terlihat bagian yang bersih tanah,
lebar alur yang terjadi 2 mm.
e) Alat casagrande segera diputar dengan kecepatan konstan (2 x per
detik). Amati samapai alu menutup selebar 1 cm, pemutaran
dihentikan dan catat jumlah putaran yang diperlukan.
f) Setelah dapat diperoleh jumlah ketukan antara 10-25 dan > 25,
ambil pasta tanah di sekitar alur yang menutup sebanyak kurang
lebih 10 gram dan tetapkan kadar air tanahnya.
g) Kerjakan untuk 4 ulangan dengan banyak ketukan di atas 25 dua
ulangan dan diantara 10-25 dua ulangan.

2. Batas Lengket
a) Ambil pasta tanah pada acara BC, gumpalkan dalam tangan dan
tusukan colet ke dalamnya sedalam 2,5 cm dengan kecepatan 1 cm
per detik. Dapat juga dijalankan dengan menggumpalkan pasta

tanah dengan ujung colet sepanjang 2,5 cm ada didalamnya dan


kemudian colet ditarik dengan kecepatan 0,5 detik.
b) Periksa permukaan colet : 1) bersih, tidak ada tanah lebih kering:
2) tanah atau suspensi tanah melekat, berarti pasta tanah lebih
basah dari BL.
c) Tergantung dari hasil pemeriksaan dalam langkah ke-2 , pasta
tanah dibahasi atau dikurangi kelembapannya, dan langkah ke-1
diulang-ulang lagi sampai dicapai keadaan dipermukaan colet di
sebelah ujungnya melekat suspensi tanah seperti dempul sepanjang
kira-kira 1/3 kali dalamnya penusukan (kira-kira 0,8 cm).
d) Ambil tanah sekitar tempat tusukan sebanyak kurang lebih 10 gram
dan tetapkan kadar airnya.
e) Kerjakan untuk 2 kali ulangan
f) Perhitungan
3. Batas Gulung
a) Ambil pasta tanah kurang lebih 15 gram dan buat bentuk sosis atau
pita tanah dengan cara menggulung-gulungkan di atas lempeng
kaca dengan telapak tangan yang digerakkan maju mundur tanpa
ditekan. Pada waktu menggolek-golekkan pasta tanah , gerakan jari
memanjang.
b) Periksa tambang tanah yang terbentuk: 1) tidak menunjukkan
keretakan sewaktu mencapai tebal 3 mm; 2) sudah retak-retak pada
diameter lebih dari 3 mm. Pada kejadian 1) pasta tanah lebih basah
dari BG dan pada kejadian 2) pasta tanah lebih kering.

c) Ulangi lagi smapai memperoleh tambang tanah yang retak pada


diameter 3 mm. Ambil tambang tanah yang retak tersebut ,
masukan ke dalam botol timbang untuk ditetapkan kadar airnya,
kerjakan untuk dua ulangan.
d) Perhitungan
Dari kedua pengamatan tersebut hitunglah kadar airnya.
4. Batas Berubah Warna

a) Dengan colet pasta tanah diratakan tipis dan permukaan licin


mengkilat di atas permukaan papan kayu dan dibuat elpis. Tebal
bagian tengah 3 mm, makin tepi makin menipis.
b) Letakkan pada tempat yang teduh dan perangin-anginkan air akan
menguap dan mulai kering mulai dari tepi (bagian yang tipis)
berjalan ke tengah.
c) Setelah jalur yang kering pada bagian tepi mulai mengering selebar
0,5 cm dan 0,5 cm pada bagian tanah berwarna gelap. Jadi ambil
keseluruhan dari tepi 1 cm.
d) Masukkan ke dalam botol timbang dan tetapkan kadar airnya.
Kerjakan untuk dua ulangan.
e) Perhitungan .

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Percobaan
Tabel 1 Batas Cair
Ulangan

Ketukan

Botol

a + contoh b + setelah KA %

timbang

tanah

kosong
KA 1

< 25 = 20

gram)
23,8732

(a gram)
30,2638

(b dioven

(c

gram)
25,6656

71,9525 %

KA 2
KA 3
KA 4

(10-25) = 12
>25 = 30
(25-40) = 31

22,6564
22,2810
22,5110

27,4212
29,3097
27,8412

23,3142
24,2735
23,6321

KA 1 =

bc
100 =
ba

30,263825,6656
100 =
71,9525 %
30,263823,8732

KA 2 =

bc
100 =
ba

27,421223,3142
100 =
86,1945 %
27,421222,6564

KA 3 =

bc
100 =
ba

29,309724,2735
100 =
71, 6519 %
29,309722,2810

KA 4 =

bc
100 =
ba

27,841223,6321
100 =
78,9670 %
27,841222,5110

0,121

n
BC 1 = Ka N ( 25 )

0,121

20
= 71, 9525 ( 25 )

n 0,121
12 0,121
(
)
(
BC 2 = Ka N 25
= 86,1945 25 )
0,121

n
BC 3 = Ka N ( 25 )

= 78,8696 %

0,121

30
= 71,6519 ( 25 )

n 0,121
31 0,121
(
)
(
BC 4 = Ka N 25
= 78,9670 25 )

Rata-rata BC =

= 70,0357 %

= 73,2510 %

= 81, 0493 %

70,0357+ 78,8696+73,2510+81,0493
4

Tabel 2 Batas Lekat (BL)

= 75, 8011 %

86,1945 %
71,6519 %
78,9670 %

Ulangan

Botol

timbang a + contoh tanah (b b + setelah dioven KA %

1
2

kosong (a gram)
22,6182
22,6647

gram )
28,4861
29,8711

(c gram)
24,3851
25,1523

KA 1 =

bc
100 =
ba

KA 2 =

bc
29,871125,1523
100 =
100 =
ba
29,871122,6647

69,8887 %
65,4806 %

28,486124,3851
100 =
69,8887 %
28,486122,6182
65,4806 %

Tabel 3 Batas Gulung (BG)


Ulangan

Botol

timbang a + contoh tanah (b b + setelah dioven KA %

1
2

kosong (a gram)
22,6629
21,6873

gram )
23,9520
22,9949

(c gram)
23,5020
22,7249

KA 1 =

bc
100 =
ba

KA 2 =

bc
22,994922,7249
100 =
100 =
20,6485 %
ba
22,994921,6873

34,9080 %
20,6485 %

23,952023,5020
100 =
34,9080 %
23,952022,6629

Tabel 4 Batas Berubah Warna (BBW)


Ulangan

Botol

timbang a + contoh tanah (b b + setelah dioven KA %

1
2

kosong (a gram)
22,9382
22,1519

gram )
25,5260
25,5974

(c gram)
23,5174
23,8520

KA 1 =

bc
100 =
ba

KA 2 =

bc
25,597423,8520
100 =
100 =
ba
25,597422,1519

77,6180 %
50,6573 %

25,526023,5174
100 =
77,6180 %
25,526022,9382
50,6573 %

B. Pembahasan
Batas-batas yang dipakai untuk mencirikan berat ringannya tanah adalah Batas
Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG), dan Batas Berubah Warna
(BBW). Batas cair merupakan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah. Batas
Cair merupakan batas plastisitas tanah tertnggi. Batas cair merupakan jumlah air
tertinggi yang bermanfaat bagi tanaman. Tanah yang mempunyai batas cair yang
tinggi berarti tanah tersebut mempunyai kemampuan menahan air yang tinggi.
Adapun harkat nilai BC, yaitu
Nilai BC
< 20
20-30
31-45
46-70
71-100
>100

Harkat
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Terlampau sangat tinggi

Batas lekat adalah kadar air tanah, di mana tanah mulai tidak melekat pada
benda atau alat yang mengenainya. Bila tanah mengandung air lebih rendah dari
batas lekat, maka tanah tidak dapat melekat pada alat yang mengenainya, tetapi
bila kadar air melebihi batas lekat , maka tanah akan mudah melekat pada benda
atau alat yang mengenainya.
Batas Gulung merupakan kadar air tanah, di mana tanah tidak dapat
digulung atau digolek-golekkan lagi, disebut juga sebagai batas plastisitas
terendah. Angka 50 dikatakan tanah mempunyai batas gulung yang tinggi, sedang
untuk tanah-tanah yang tidak melekat mempunyai batas gulung rendah sampai
nol.

Tanah yang telah mencapai batas gulung, bila dibiarkan airnya menguap,
lambat laun tanah menjadi kering dan warnanya menjadi terang. Titik pada saat
tanah menjadi terang dinamakan titik ganti warna/batas berubah warna. BBW

merupakan batas terendah kadar air tanah yang dapat diserap oleh tanaman = TLP
(Titik Layu Permanen). Adapun harkat nilai BBW, yaitu:
Nilai BC
1-3
4-10
11-18
19-30
31-45
>45

Harkat
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Terlampau sangat tinggi

Hasil praktikum yang diperoleh adalah pada penentuan batas cair dengan
menggunakan alat casagrande, didapat hasil perhitungan kadar air dari jumlah
ketukan < 25 yaitu 20 adalah 70,0357 %, ini berarti harkat nilai BC nya sangat
tinggi. Sedangkan pada jumlah ketukan antara 10-25 yaitu 12 adalah 78,8696 %,
yang berarti harkat nilai BC nya sama, sangat tinggi. Begitu pula dengan ketukan
yang >25 dan ketukan antara 25-40 mempunyai hasil perhitungan kadar air yang
harkat nilai BC nya sangat tinggi. Rata-rata BC yang didapat adalah 75,8011 %.
Penentuan batas lekat didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut, pada
ulangan yang pertama didapatkan hasil 69,8887 % dan pada ulangan kedua
didapatkan hasil 65,4806 % ini menunjukkan bahwa batas lekat masih diambang
sedang, dan hasil pengujian kemarin tanah yang ditusukan itu melekat pada colet
yang mengenainya.
Penentuan batas gulung didapatkan hasil perhitungan kadar air pada dua
ulangan adalah pada ulangan pertama yaitu 34,9080 % dan pada ulangan kedua
20,6485 %. Sedangkan pada penentuan batas berubah warna didapatkan hasil
perhitungan adalah ulang pertama didapatkan hasil 77,6180 % dan ulangan kedua
didapatkan hasil 50,6573 %.
BAB VI KESIMUPLAN
1. Batas-batas yang di pakai untuk mencirikan berat ringannya tanah adalah
Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG), dan batas Berubah
Warna (BBW).

2. Batas cair merupakan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah. Batas
Cair merupakan batas plastisitas tanah tertnggi. Dan hasil perhitungan
rata-rata BC yang di dapat 75, 8011 %.
3. Batas lekat adalah kadar air tanah, di mana tanah mulai tidak melekat pada
benda atau alat yang mengenainya. Hasil perhitungan yang didapat adalah
69,8887 % dan 65,4806 %.
4. Batas Gulung merupakan kadar air tanah, di mana tanah tidak dapat
digulung atau digolek-golekkan lagi, disebut juga sebagai batas plastisitas
terendah. Hasil perhitungan yang didapat adalah 34,9080 % dan 20,6485
%.
5. Titik pada saat tanah menjadi terang dinamakan titik ganti warna/batas
berubah warna.

Hasil perhitungan yang diperoleh

77,6180 % dan

50,6573 %.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah .1996.Survai tanah dan evaluasi lahan .PT. Penebar Swadaya .Jakarta.
Foth,H.D.1988.Dasar

Dasar

Ilmu

Tanah.Gadjah

Mada

University

Press.Yogyakarta.
Hakim,N.1986.Dasar Dasar Ilmu Tanah .Universitas Lampung. Lampung.

Hanafiah.2007.Dasar Dasar Ilmu Tanah . PT.Raja Gravindo Persada .Jakarta.


Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana
Perkasa. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai