Anda di halaman 1dari 13

A.

ACARA IIIA : STRUKTUR TANAH KERAPATAN BUTIR


TANAH (BJ)
B. TANGGAL : 3 – 5 Maret 2020
C. TUJUAN : Untuk mengetahui tingkat kerapatan butir tanah.
D. METODE : Piknometri
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Piknometer
b. Kawat pengaduk halus
c. Termometer
2. Bahan
a. Contoh tanah kering udara diameter 2 mm
F. CARA KERJA
1. Menimbang piknometer kosong bersumbat, misal a gram.
2. Mengisi dengan air sampai di atas leher, pasang sumbatnya hingga air
dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh.
3. Menimbang piknometer penuh air, misal b gram, ukur suhunya misal
t10C, dan lihat BJ air (BJ1) pada suhu tersebut di dalam daftar label BJ.
4. Membersihkan dan mengeringkan piknometer dari air dan isilah
piknometer tersebut dengan tanah kira-kira 5 gram (kira-kira ¾ cm, jika
Vol. Piknometer 50 ml dan 1 cm jika vol. piknometer 25 ml). Pasang
sumbatnya dan timbang misal c gram.
5. Menambahkan air kedalam piknometer sampai ½ volume, aduk dengan
kawat supaya gelembung udara keluar (bantu dengan menggoyang-
goyang piknometer). Pasang sumbatnya dan biarkan semalam.
6. Mengulangi pengadukan dengan menggunakan kawat biarkan sebentar
untuk mengendapkan sebagian tanahnya. Tambahkan air sampai penuh
dengan cara seperti langkah 1. Usahakan agar suspensi tanah tidak ikut
teraduk .
7. Menimbang piknometer + tanah +air , misal d gram, kemudian ukur
suhu didalam piknometer misal t20C. Lihat BJ air (BJ2) bersandar suhu
pada daftar tabel BJ yang tersedia.
G. HASIL PENGAMATAN

Kerapatan butir tanah (BJ)


 Picnometer kosong (a) = 22,480 gram
 Picno isi air penuh (b) = 48,457 gram
 Suhu (T1) = 25°C
 Picno + tanah 5 gr (c) = 27,625 gram
 Picno + tanah + air penuh (d) = 40,809 gram.
 Suhu (T2) = 25°C
 KL 2 mm = 0,19 %
100 100
BTKM = ×(c−a) = ×(27,625−22,480) = 5,135
100+ KL2 mm 100+0,19
gr
(b−a) (d −c) (48,457−22,480) (40,809−27,625)
VBT = − = − = 0,511
BJ 1 BJ 2 25 25
cm3
BTKM 5,135
BJ = = = 10,048 gr/cm3
VBT 0,511
H. PEMBAHASAN

Kerapatan Butir Tanah menyatakan berat butir-butir padat tanah


yang terkandung di dalam tanah. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti
menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan
untuk partikel yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah
merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel.
Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2, 6
gram/cm3.

Kandungan bahan organic di dalam tanah sangat mempengaruhi


kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya
lebih kecil dari subsoil. Walau demikian kerapatan butir tanah tidak berbeda
banyak pada tanah yang berbeda, jika tidak, akan terdapat suatu variasi yang
harus mempertimbangkan kandungan tanah organic atau komposisi mineral.

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruangkosong) tang


terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara,
sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasitanah. Porositas
dapat ditentukan melalui 2 cara, yaitu menghitung selisih bobot tanah jenuh
denganbobot tanah kering dan menghitung ukuran volume tanah yang
ditempati bahan padat. Komposisi pori-pori tanah ideal terbentuk dari
kombinasi fraksi debu, pasir, dan lempung.

Porositas itu sendiri mencerminkan tingkat kesarangan untuk


dilalui aliran masa air (permeabilitas, jarak per waktu) atau kecepatan aliran
air untuk melewati masa tanah (perkolasi, waktu per jarak). Kedua indicator
ini ditentukan oleh semacam pipa berukuran non kapiler (yang terbentuk dari
pori-pori makro dan meso yang berhubungan secara kontinu) di dalam tanah.
Hal tersebut menekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir memiliki
porositas lebih kecil dari pada tanah liat. Sebab tanah pasir memiliki ruang
pori total yang mungkin rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang
disusun oleh komposisi pori-pori yang besar yang efisien dalam pergerakan
udara dan airnya. Ini berarti karena prosentase volume yang terisi pori-pori
kecil pada tanah pasir menyebabkan kapasitas menahan airnya rendah. Maka
tanah-tanah yang memiliki tekstur halus, memiliki ruang pori lebihbanyak dan
disusun oleh pori-pori kecil karena proporsinya relative besar.

Dari hasil perhitungan yang diperoleh, kerapatan butir tanah latosol


sebesar 10,048g/cm3. Mendapatakan BTKM sebesar5,135 gr dan mendapatkan
VBT sebesar 0,511cm3. Hal tersebut bisaterjadi dikarenakan akibat adanya
perbandingan kandungan bahan organik yang ada di alam tanah, karena
kerapatan butir tanah dapat dipengaruhioleh beberapa faktor seperti
pengolahan tanahnya, bahan organik, tekstur, struktur dan kandungan air
tanahnya.
I. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan pratikum tersebut praktikan dapat menyimpulkan


sebagi berikut :
1. Kandungan bahan organic di dalam tanah sangat mempengaruhi
kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan
butirnya lebih kecil dari subsoil.
2. Kerapatan butir tanah dapat dipengaruhioleh beberapa faktor seperti
pengolahan tanahnya, bahan organik, tekstur, struktur dan kandungan air
tanahnya..
3. Organisme juga memproduksi sejumlah bahan kimia yang dapat merekat
partikel-partikel tanah, lemak-lemak dan lilin juga berperan dalam
menetapkan agregat agregat tanah.
A. ACARA IIIB : STRUKTUR TANAH KERAPATAN MASSA
TANAH (BV)

B. TANGGAL : 3 – 5 Maret 2020


C. TUJUAN : Untuk mengetahui tingkat kerapatan massa tanah.
D. METODE : Lilin
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Cawan pemanas lilin
b. Lampu spiritus
c. Penumpu kaki 3
d. Tabung ukur
e. Pipet ukur 10 ml
f. Termometer
2. Bahan
1. Contoh tanah gumpalan kering udara
F. CARA KERJA
1. Mengambil sebongkah contoh tanah sedemikian rupa, sehingga dapat
masuk ke dalam gelas ukur dengan longgar. Bersihkan permukaannya
dari butir-butir tanah yang menempel secara hati-hati dengan kuas, ikat
dengan benang sehingga dapat digantung. Timbang bongkah tanah ini
misal a gram.
2. Mencairkan lilin dalam cawan pemanas, ukur suhunya dengan
Termometer. Celupkan bongkah tanah pada lilin yang mencair dengan
suhu tepat 600C. Lilin cair dapat meresap masuk ke dalam pori-pori
tanah jika suhunya lebih tinggi dari 600C, tetapi bila lilin mencair pada
suhu < 600 C maka tidak akan menempel pada bongkah tanah sehingga
bila dicelupkan ke dalam air, air dapat masuk ke pori-pori dalam
bongkah tanah. Pastikan lilin betul-betul menutupi permukaan bongkah
secara merata. Setelah dingin timbanglah bongkah tanah yang
dibungkus lilin tersebut misal b gram.
3. Mengisi gelas ukur dengan air sampai volume tertentu misal p ml dan
tenggelamkan bongkah tanah berlilin ke gelas ukur (volume air akan
naik). Tambah volumenya dengan pipet ukur sampai tepat di garis
volume tertentu (misal q ml). Catat beberapa ml air yang telah
ditambahkan dari pipet ukur, misal r ml.
G. HASIL PENGAMATAN

Kerapatan massa tanah (BV)


 Berat bongkah tanah (a) = 2,3 gr
 Berat bongkah dilapisi lilin (b) = 3,353 gr
 Volume awal (p) = 50 ml
 Volume akhir (q) = 53 ml
 Jumlah air yang ditambahkan (r) = 7 ml
 KL Gumpalan = 0,12%

100 100
BTKM = × agram = ×2,3 gr = 2,297 gr
100+ KLG 100+0,12

( b−a ) ( 3,333−2,300 )
VBT = ( q−r −p )− =( 53−7−50 )− = 5,187 cm3
0,87 0,87

BTKM 2,297 gr
BV = = = -0,442 gr/cm3
VBT −5,187 cm3

BV
Porositas (n) = (1− )× 100 %
BJ
= 1−0,442
H. PEMBAHASAN

Kerapatan massa jenis tanah atau BV adalah massa atau berat suatu
volume tanah yang mencakup benda-benda padat dan pori-pori kandungan
batuan yang ada dalam tanah memengaruhi kerapatan masa tanah. Semakin
tinggi kandungan bahan organic tanah maka semakin rendah kerapatan masa
tanah. Pengukuran berat volume diperlukan sebagai petunjuk untuk
mengetahui kepadatan tanah porositas tanah. Nilai berat volume dipengaruhi
oleh tekstur tanah (semakin halus tekstur tanah, nilai BV semakin besar),
kedalaman tanah, kadar bahan organik, berat jenis, mineral penyusun tanah
dan tipe strukturnya.

Struktur tanah primer seperti pasir, debu, dan liat membentuk


agregat-agregat alami yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang
alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut Ped,
sedangkan istilah cold digunakan untuk bongkahan tanah hasil pengolahan
tanah misalnya fragmen dan concrection (konkren). Struktur dapat
memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembapan,
porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar.

Terdapat empat bentuk utama struktur tanah, yaitu : Bentuk


lempung dengan dimensi horizontal, bentuk prisma dengan sumbu vertical.
Jika ujung ped bulat maka disebut struktur colomnar, jika datar disebut
prisma. Keempat bentuk utama tersebut diatas menghasilkan tujuh tipe
struktur tanah yaitu : lempeng, gumpal, gumpal bersudut, prisma, columnar,
granura, remah.

Mengambil sebongkah contoh tanah sedemikian rupa, sehingga


dapat masuk ke dalam gelas ukur dengan longgar. Bersihkan permukaannya
dari butir-butir tanah yang menempel secara hati-hati dengan kuas, ikat
dengan benang sehingga dapat digantung.

Cara mendapatkanyaitumulaidari timbang bongkah tanah


ini.Mencairkan lilin dalam cawan pemanas, ukur suhunya dengan
Termometer. Celupkan bongkah tanah pada lilin yang mencair dengan suhu
tepat 600C. Lilin cair dapat meresap masuk ke dalam pori-pori tanah jika
suhunya lebih tinggi dari 600C, tetapi bila lilin mencair pada suhu < 60 0 C
maka tidak akan menempel pada bongkah tanah sehingga bila dicelupkan ke
dalam air, air dapat masuk ke pori-pori dalam bongkah tanah.

Pastikan lilin betul-betul menutupi permukaan bongkah secara


merata. Setelah dingin timbanglah bongkah tanah yang dibungkus lilin
tersebut.Mengisi gelas ukur dengan air sampai volume tertentu misal p mldan
tenggelamkan bongkah tanah berlilin ke gelas ukur (volume air akan naik).
Tambah volumenya dengan pipet ukur sampai tepat di garis volume tertentu
(misal q ml). Catat beberapa ml air yang telah ditambahkan dari pipet ukur,
misal r ml.

Sedangkan pada struktur tanah kerapatan massa tanah (BV) bahan


yang digunakan adalah contoh tanah gumpalan kering udara, dengan berat
bongkahan tanah sebesar 2,3 gr dan berat bongkah tanah dilapisin lilin
sebesar 3,353 gr, volume bongkah awal (p) tanah adalah 50ml, dan volume
akhir (q) 53ml dengan jumlah air yang ditambahkan adalah 7 ml
(menambahkan air). Kadar lengas gumpalan adalah 0,12% dengan BTKM
2,297gr , VBT -5,187ml, BV yang diperoleh sebesar -0,442 dengan porositas
(n) yang diperoleh adalah 1-0,442.
I. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan pratikum tersebut praktikan dapat menyimpulkan


sebagi berikut :
1. Struktur tanah memiliki empat bentuk utama yaitu, bentuk lempung,
bentuk prisma, bentuk gumpal dan bentuk sperodial.
2. Struktur tanah memiliki tujuh tipe yaitu, granula, remah, lempeng,
gumpal bersudut, prisma, dan columnar.
3. Organisme juga memproduksi sejumlah bahan kimia yang dapat merekat
partikel-partikel tanah, lemak-lemak dan lilin juga berperan dalam
menetapkan agregat agregat tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. PetunjukPraktikumDasar-DasarIlmu Tanah. Yogyakarta: Institut


Pertanian STIPER

Subagjo. 1970. Dasar-DasarIlmu Tanah Jilid I & II. P.T. Jakarta: Soeroengan di
akses pada tanggal 3 Mei 2020, pukul 20.56 WIB.

Anda mungkin juga menyukai