Anda di halaman 1dari 5

B.

UJI BATAS PLASTIS/ PLASTIC LIMIT (PL)


a. Teori
Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya.
Plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah.
Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan
perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk.
Bergantung pada kadar air, tanah dapat berbentuk cair, plastis, semi padat,
atau padat. Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu
disebut konsistensi. Konsistensi bergantung pada gaya tarik antara partikel
mineral lempung. Sembarang pengurangan kadar air menghasilkan
berkurangnya tebal lapisan kation yang menyebabkan bertambahnya gaya
tarik partikel. Bila tanah dalam kedudukan plastis, besarnya jaringan gaya
antar partikel akan sedemikian hingga partikel bebas menggelincir antara satu
dengan yang lain, dengan kohesi yang tetap terpelihara. Pengurangan kadar
air menghasilkan pengurangan volume tanah.
Atterberg (1911) memberikan cara untuk menggambarakan batas-batas
konsitensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan hubungan
kadar air tanah. Batas-batas tersebut adalah batas cair(liquid limits), batas
plastis(plastic limits), dan batas susut(shrinkage limits).
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara
daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase kadar air dimana tanah dengan
diameter silinder 3,2 mm mulai retak-retak ketika digulung.
Batas plastis (ASTM D-4318, 1998) didefinisikan sebagai kadar air di dalam
tanah pada fase antara plastis dan semi padat. seperti telah diuraikan
sebelumnya, apabila kadar air di dalam tanah berkurang, maka tanah menjadi
lebih keras dan memiliki kemampuan untuk menahan perubahan bentuk.
Perubahan tanah dari cair menjadi padat tersebut akan melalui fase yang
dinamakan semi padat. Pengujian batas plastis dimaksudkan untuk
menentukan besarnya kadar air di dalam contoh tanah pada saat tanah akan
berubah dari fase plastis menjadi fase semi padat atau sebaliknya.
Indeks  plastisitas atau plasticity index(PI) merupakann interval kadar air
dimana tanah masih bersifat plastis. Oleh karena itu, indeks plastisitas
menunjukkan sifat keplastisan tanah. Jika tanah mempunyai PI tinggi, maka
tanah mengandung banyak butiran lempung. Jika PI rendah seperti lanau,
sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering. Batasan
mengenai indeks plastisitas, sifat, macam tanah, dan kohesi diberikan oleh
Atterberg terdapat dalam Tabel 
 Tabel Indeks Plastisitas dan Macam Tanah
PI Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non kohesif
<7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian
7-17 Plastisitas Sedang Lempung Berlanau Kohesif
>17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif

b. Alat
1. Cawan porselen.
2. Pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala karet atau terbungkus
karet.
3. Spatula.
4. Pelat kaca (30 cm × 30 cm).
5. Saringan No. 40.
6. Batang kawat ø 3 mm untuk ukuran pembanding.
7. Air suling.
8. Alat-alat pemeriksaan kadar air (oven, timbangan, gelas ukur, dan
desikator)
c. Langkah-Langkah
1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit demi
sedikit, aduk sampai benar-benar merata.Kadar air tanah yang diberikan
adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk
menjadi bola dan tidak terlalu melekat pada jari, bila ditekan dengan
jari.Kemudian timbang cawan dan tanah tersebut, sebeluh diisi tanah
cawan harus ditimbang terlebih dahulu.
2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari
contoh tanah seberat sekitar 8 gram (diameter 13 mm). Gilinglah bola uji
ini di atas pelat kaca yang terletak pada bidang mendatar di bawah jari-jari
tangan dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-
batang yang diameternya rata. Gerakan menggiling tanah gunakan
kecepatan kira-kira tiap ½ detik satu gerakan maju mundur.
3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm
(bandingkan dengan batang kawat pembanding) dan ternyata batang ini
masih licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian; kemudian
remas seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai
homogen.
4. Selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang
berdiameter 3 mm, ternyata batang masih licin, ulangi lagi remas menjadi
bentuk bola lagi dan giling lagi, dst sampai batang tanah tampak retak-
retak dan tidak dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil (meskipun
belum mencapai diameter 3 mm). 
5. Segera masukkan batang adonan tanah tersebut ke dalam cawan dan
kemudian masukan dalam oven 24 jam, dan setelah itu ditimbang.

d. Hasil Perhitungan Uji Bahas Plastis (PL)

Uraian Uji Perhitungan SAT Data


1 2 3
Cawan W1 gr 14,57 16,22 5,29
Cawan+tanah W2 gr 18,04 20,21 8,89
basah
Cawan+tanah W3 gr 16,58 18,84 7,61
kering
Berat Air Wair=W2-W3 gr 1,46 1,37 1,28
Tanah Kering Wtanah=W3-W1 gr 2,01 2,62 2,32
Kadar Air (Wair/Wtanah)x100 % 72,63 52,29 55,17
%
Nilai Plastic (PL) % 60,03
Limits

e. Dokumentasi
C. INDEKS PLASTISITAS/PLASTICITY INDEX (PL)
IP= Batas Cair (LL)-Batas Plastis (PL)
= 95 - 60,03
= 34,97

Anda mungkin juga menyukai