MEKANIKA TANAH 1
DISUSUN OLEH :
NAMA : DWIAN FAIZAL WIJAYANTO
NIM : 41116120131
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
PENGUJIAN BATAS CAIR
PENDAHULUAN
Batas cair adalah nilai kadar air
dimana tanah dalam keadaan antara
cair dan plastis.
Pengujian batas cair (Liquid Limit Test)
dalam praktikum ini mengunakan
standar ASTM D 423 - 66.
TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya pengujian
batas cair adalah untuk
menentukan batas cair tanah
berbutir halus yang memiliki ukuran
butir kurang dari 0,425 mm.
ALAT
Alat yang digunakan pada pengujian batas cair
adalah :
1. Alat batas cair (Casagrande);
2. Alat pembuat alur (Grooving tool);
3. Cawan porselen / mortar;
4. Penumbuk / penggerus (pestle);
LANJUTAN ALAT
5. Saringan nomor 40;
6. Spatel
7. Alat alat uji kadar air;
8. Air destilasi dalam wash bootle.
BAHAN
Contoh tanah yang digunakan adalah tanah
yang lolos saringan No.40 sebanyak 150
hingga 200 gram. Apabila contoh tanah
mengandung butir butir kasar, maka
keringkan terlebih dahulu dalam suhu
udara secukupnya. Pecahkan gumpalan
tanah dengan cara digerus dalam mortar
dengan menggunakan pestle, sehingga
butir butir tidak rusak. Kemudian saring
dengan saringan No.40. Bagian yang lolos
saringan digunakan sebagai benda uji.
LANGKAH KERJA
1. Periksa alat casagrande yang akan digunakan. Alat harus
dalam keadaan dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak
longgar, sumbu mangkok tidak aus sehingga mangkok
goyang, dan mangkok tidak aus pada bagian alurnya;
2. Periksa bahwa apabila pegangan diputar, mangkok akan
terangkat setinggi 1 cm. Gunakan pegangan alat pembarut
sebagai pengukur. Bila tidak benar, perbaiki setelannya;
3. Letakkan contoh tanah (sebanyak 150 - 200 gram) dalam
mangkok porselen, campur rata-rata dengan air destilasi
sebanyak kira-kira 15 cc 20 cc. Aduk, tekan-tekan dan
tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahkan air sacra
bertahap, tambahkan sekitar 1 cc 3 cc, aduk, tekan dan
tusuk-tusuk, tambah air lagi dan seterusnya, sehingga
diperoleh adukan yang benar-benar merata;
LANGKAH KERJA
4. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan
kebasahannya telah menghasilkan sekitar 30 40
pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan
tanah tersebut dalam mangkok casagrande. Gunakan
pestle, sebar dan tekan dengan baik, sehingga
gelembung udara tidak terperangkap dalam tanah.
Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan
ujung terdepan tepat pada ujung terbawah mangkok.
Dengan demikian tanah bagian terdalam akan
memiliki tebal 10 mm. Jika ada kelebihan, kembalikan
kelebihan tersebut kedalam mangkok perselen;
LANGKAH KERJA
5. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok
searah dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian
secara simetris (lihat Gambar 1.2). Bentuk alur harus baik dan tajam
sesuai dengan ukuran alat pembarut. Untuk menghindari terjadinya alur
yang tidak baik atau tergesernya tanah dalam mangkok, barutlah
dengan gerakan maju dan mundur beberapa kali dimana setiap kali
membarut dilakukan bertambah sedikit lebih dalam;
a) Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada
alasnya dengan kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah
bertemu sepanjang kira-kira 12,7 mm (). Catatlah jumlah pukulan yang
diperlukan tersebut. Ulangi lagi dengan pasta tanah yang sama, catatlah
jumlah pukulannya;
b) Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus
antara 30 dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang
basah dan kembalikan tanah dari mangkok casagrande ke cawan porselen,
tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduklah seperti tadi sampai rata;
c) Cucilah mangkok casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain
kering. Ulangi pekerjaan No. 4 sampai dengan No. 5a.
LANGKAH KERJA
6. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan
menggunakan pestle secara melintang tegak lurus alur termasuk
bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar air tanah
tersebut (lihat Pengujian ke-1);
7. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan
kembalikan ke cawan porselen, tambah lagi dengan air secara
merata. Cuci dan keringkan mangkok;
8. Ulangi pekerjaan tersebut sehingga memperoleh 4 atau 5
hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantaranya 15
dan 35 pukulan dimana masing- masing selisihnya hampir sama
(lihat Gambar 1.3). Percobaan ini harus dilaksanakan dari
keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair;
LANGKAH KERJA
9. Buat kurva hubungan kadar air dan jumlah pukulan. Tentukan
batas cair tanah (LL), dan hitung flow index (FI) dengan
persamaan 1.1.
Batas Susut
Wsl = W (V Vs x 100%) / Ws
SELESAI
TERIMAKASI
H