ATTERBERG LIMIT
(LIQUID LIMIT TEST)
SNI 1966: 2008
5.1 Pendahuluan
Atterberg (1911) (dalam Hardiyatmo, 1999), memberikan cara untuk
menggambarkan batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan
kandungan kadar airnya. Batas batas tersebut adalah batas cair (liquid limit), batas
plastis (plastic limit), dan batas susut (shrinkage limit).
Menurut Atterberg (1911) (dalam Hardiyatmo, 1999) tingkat plastisitas tanah
dibagi dalam 4 tingkatan berdasarkan nilai indeks plastisitasnya yang ada dalam selang
antara 0 % dan 17 %. Percobaan Atterberg limit merupakan percobaan untuk
mengetahui jenis tanah dari batas cair, batas plastis dan indeks plastisitas.
5.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui sifat tanah dan
bertujuan agar dapat menentukan klasifikasi tanah dengan batas cair dan batas plastis
dari suatu sampel tanah.
5.3 Landasan Teori
Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi berat air terhadap berat tanah
kering pada benda uji. Pada cara uji ini, material tanah yang lolos saringan ukuran
0.425 mm atausaringan No.40 diambil untuk dijadikan benda uji kemudian dicampur
dengan air suling atau air mineral hingga menjadi cukup plastis untuk
digulung/dibentuk bulat panjang hingga mencapai diameter 3 mm.
Metode penggulungan dapat dilakukan dengan telapak tangan atau dengan alat
penggulung batas plastis (prosedur alternatif). Benda uji yang mengalami retakan
setelah mencapai diameter 3 mm diambil untuk diukur kadar airnya. Kadar air yang
dihasilkan dari pengujian tersebut merupakan batas plastis tanah tersebut.
V-1
Angka Indeks Plastisitas (PI) tanah didapat setelah pengujian batas cair dan
batas plastis selesai dilakukan. Angka Indeks Plastisitas (PI) tanah merupakan selisih
angka Batas Cair (liquid limit, LL) dengan Batas Plastis (plastic limit, PL).
5.3.1
Batas Cair
Batas cair (LL), didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair
dan keadaan plastis. Pengujiannya seperti gambar dibawah ini.
Simbol
G
S
F
M
C
Kualifikasi
Gradasi Baik
Gradasi Buruk :
- Seragam (uniform)
- Gap-graded
Pg
L
I
H
(70LL<90)
Plastisitas Sangat Tinggi Sekali
Gambut
5.3.2
Pt
Simbol
W
P
Pu
(LL90)
Plastisitas Batas Atas (LL>35)
Mempunyai Kandungan Organik
V
E
U
O
Batas Plastis
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air yang mana tanah mengalami retakretak bila digulung dengan jari-jari tangan menjadi diameter 3 mm. Batas plastis
merupakan batas terendah dari kondisi plastis tanah. Batas plastis dapat ditentukan
Laporan Praktikum Mekanika Tanah I Kelompok 4B
V-2
dengan pengujian yang sederhana dengan cara menggulung sejumlah tanah (seperti
gambar 2) dengan menggunakan tanah secara berulang menjadi bentuk ellipsoidal.
Kadar air contoh yang tanah yang mana tanah mulai retak-retak didefinisikan sebagai
batasplastis. Stone & Phan (1995) menyebutkan bahwa penentuan batas plastis
dengan menggunakan metode seperti diuraikan di atas mempunyai beberapa
kekurangan.
Hal ini disebabkan kesulitan dalam mengontrol :
(1) Pemberian tekanan selama penggulungan dengan tangan,
(2) Bidang kontak antara tangan dan tanah yang digulung,
(3) Gesekan antara tanah, tangan dan landasan,
(4) Kecepatan dalam menggulung.
V-3
Sistem klasifikasi AASHTO berguna untuk menentukan kualitas tanah. Tanahtanah dalam kelompok ini biasanya merupakan jenis tanah lanau dan lempung. Sistem
klasifikasi menurut AASHTO didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
1. Ukuran partikel
a. Kerikil : fraksi yang lolos saringan ukuran 75 mm (3 inch) dan tertahan pada
saringan No. 10.
b. Pasir : fraksi yang lolos saringan No. 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan No.
200 (0,075 mm).
c. Lanau dan lempung : fraksi yang lolos saringan No. 200.
2. Plastisitas : tanah berbutir halus digolongkan lanau bila memiliki indek plastisitas,
PI 10, dan dikategorikan sebagai lempung bila mempunyai indek plastisitas, PI
11.
V-4
V-5
7. Aksi tersebut dihentikan jika alur sudah tertutup sepanjang 1,3 cm dan dihitung
berapa ketukan yang dibutuhkan.
8. Sampel tanah tersebut diambil sebagian untuk diperiksa kadar airnya.
9. Percobaan di atas diulang kembali dengan kadar air yang berbeda.
5.7 Prosedur Pelaksanaan (Batas Plastis)
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan yaitu :
1
Sampel tanah diambil sebanyak 50 gram dan dicampur dengan air suling sampai
merata dengan bantuan spatula.
Jika tanah sudah homogen, sampel tanah diambil dan dibuat gulungan tanah
sampai mencapai batangan-batangan dengan diameter 3 mm.
Contoh tanah yang tepat pada diameter 3 mm mulai retak-retak menunjukan tanah
dalam keadaan batas plastis.
maka tanah tersebut terlalu kering dan belum menunjukan retak tanah terlalu basah
dan perlu dikeringkan dengan jalan didiamkan/diaduk-aduk dalam cawan pencampur.
5.8 Perhitungan
Untuk mengukur kekuatan tanah berdasarkan batas-batas konsistensi dikenal
suatu parameter yaitu indek cair (liquidity index), LI, dimana :
a
W N PL
PI
dengan : LI
WN
: Indeks cair
: Kadar air normal (%)
V-6
PI = LL PL
dengan : PI : indeks plastisitas (plasticity index)dalam %.
LL : batas cair (liquid limit) dalam %.
PL : batas plastis (plastic limit) dalam%.
W : Kadar air dalam %
Jadi, untuk lapisan tanah asli yang pada kedudukan plastis, nilai LL > WN> PL.
Nilai indeks cair akan bervariasi antara 0 dan 1. Lapisan tanah asli dengan WN> LL
akan mempunyai LI > 1.
c
Pembuatan grafik dimana jumlah pukulan adalah (N) dan ordinat kadar air contoh
tanah yang bersangkutan. Batas Cair adalah kadar air dimana N=25.
V-7
C1/20 ml
C2/25 ml
C3/30 ml
C4/35 ml
C5/40 ml
Jumlah pukulan
Berat cawan + berat basah = (W2) (gr)
Berat cawan + berat kering = (W3) (gr)
Berat air = (W2-W3)
(gr)
Berat cawan = (W1)
(gr)
Berat tanah basah (W2 - W1)
(gr)
Berat tanah kering = (W3-W1) (gr)
Kadar Air =
165
13,5
11,5
102
17
13,5
98
15,5
11,5
52
18
14,5
33
21,5
16,5
7,5
7.5
8.5
(%)
Dikerjakan
Teknis
Tanggal
KELOMPOK
4B
27-11-2016
Asisten
Suprihatin
G1B013002
Devina Hanan K.
G1B013030
Diperiksa
Tanggal
Paraf
Disetujui
Dosen
Ir. Mawardi M.T.,G.S
Tanggal
Paraf
V-8
28.5
10.5
11
12.5
12
27
10.5
9.5
24
6.5
6.5
5.5
(W 2 W 3)
x100 0 0
(W 3 W 1)
Kadar Air
(%)
Rata-Rata Kadar Air (%)
Dikerjakan
Teknis
Tanggal
KELOMPOK
4B
27-11-2016
Asisten
Diperiksa
Tanggal
Suprihatin
G1B013002
Devina Hanan K.
G1B013030
Paraf
Disetujui
Dosen
Ir. Mawardi M.T.,G.S
Tanggal
Paraf
V-9
a. Berat air
b. Berat tanah kering
64
x 100
=
4
= 50 %
Perhitungan Batas Cair (Sampel 2)
a. Berat air
V - 10
9.56
x 100
6
= 58.33 %
Perhitungan Batas Cair (Sampel 3)
a. Berat air
=
=
10.56.5
x 100
6.5
= 61.54 %
Perhitungan Batas Cair (Sampel 4)
a. Berat air
V - 11
=
=
106.5
x 100
6.5
= 53.85 %
=
=
138
x 100
8
= 62.5 %
V - 12
Kadar Air
(%)
165
X.Y
X2
50
8250
27225
102
58.33
5949.66
10404
98
61.54
6030.92
9604
52
53.85
2800.2
2704
33
62.5
2062.5
1089
450
286.22
25093.3
51026
No
( y )( x 2 ) ( x)( x. y )
n. x x
2
= 62.943
n xy x. y
n. x 2 x
= - 0,063
V - 13
Jumlah pukulan
= 25
Y
= - 0.063X + 62.943
= - 0.063(25) + 62.943
= 61,37
Berat air
4.5 3
x100 0 0
3
= 50 %
Perhitungan Batas Plastis (Sampel 2)
a. Berat air
V - 14
4.5 3
x100 0 0
3
= 50 %
Berat air
3.5 2.5
x100 0 0
2.5
= 40 %
Perhitungan Batas Plastis (Sampel 4)
a. Berat air
V - 15
= 12.5 10,5 gr
= 2 gr
b. Berat tanah kering
64
x100 0 0
4
= 50 %
6,5 4
x100 0 0
4
V - 16
= 62.5 %
5.10.3 Indeks Plastis (PI), Indeks Cair (LI), Relative Consistency (Rc), Angka Pori (e),
Porositas (n), dan Derajat Kejenuhan (S)
Data pada percobaan Batas Cair
W
Ws
= W/Gs
V1
= Ws/Gs
( W W s )(V V 1)
Ws
x 100
( 53.3 )(1.831.21)
x 100
3.3
V - 17
= 32.65 %
Batas Plastis (PL)
= 50.5 %
= 61.37 %
Maka, didapat indeks plastis (PI), indeks cair (LI), Relative Consistency (Rc) :
Indeks plastis (PI)
= LL PL
=61.37 % 50.5 %
= 10.87 %
W N PL
PI
53.87 50.5
10.87
= 0.31
w
PL
61,3739,73
50, 5
= 0,429
= 39,73 %
= 1,07 gr/cm3
= 2.73
Gs x w
1+ e
1,07
2,73 x 1
1+e
1,07 + 1,07 e
1,07 e
Laporan Praktikum Mekanika Tanah I Kelompok 4B
= 2,73
= 1,06
V - 18
= 0,99
Porositas (n)
e
1+ e
0,99
1+0,99
= 0,5
Derajat Kejenuhan (S)
w .G s
e
(0,3973)(2,73)
0,99
= 0,95
Berdasarkan LL= 61.37 %, dan PI = 50.5 %, tanah termasuk CH (lempung tak organik atau
lempung halus plastisitas tinggi).
5.11
Hasil Percobaan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
V - 19
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL. WR. Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu
4
Project
Lokasi pekerjaan
Material
C1/20 ml
165
13.5
11.5
2
7.5
6
4
C2/25 ml
102
17
13.5
3.5
7.5
9.5
6
C3/30 ml
98
15.5
11.5
4
5
10.5
6.5
C4/35 ml
52
18
14.5
3.5
8
10
6.5
C5/40 ml
33
21.5
16.5
5
8.5
13
8
50
58.33
61.54
53.85
62.5
(%)
Dikerjakan
Teknis
Tanggal
KELOMPOK
4B
27-11-2016
61,37 %
Asisten
Diperiksa
Tanggal
Paraf
Suprihatin
G1B013002
Devina Hanan K.
G1B013030
Disetujui
Dosen
Ir. Mawardi M.T.,G.S
Tanggal
Paraf
Kadar
Air (%) Grafik hubungan antara jumlah ketukan dengan kadar air.
V - 20
Y= - 0,063X + 62.943
batas cair
70
60
50
40
30
20
10
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Jumlah pukulan ( n )
V - 21
Project
Lokasi pekerjaan
Material
28.5
10.5
10
12.5
12
27
10.5
9.5
1.5
1.5
2.5
24
6.5
6.5
5.5
Berattanahbasah = (W2-W1)(gr)
4.5
4.5
4.5
6.5
Berattanahkering = (W3-W1)(gr)
2.5
(W 2 W 3)
x100 0 0
(W 3 W 1)
50
50
40
50
62.5
Kadar Air
(%)
Dikerjakan
Teknis
Tanggal
KELOMPOK
4B
27-11-2016
50.5
Diperiksa
Tanggal
Asisten
Suprihatin
G1B013002
Devina Hanan K.
G1B013030
Paraf
Disetujui
Dosen
Ir. Mawardi M.T.,G.S
Tanggal
Paraf
5.12 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan Atterberg Limit diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1.
2.
= 32.65 %
= 50.5 %
V - 22
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jadi, tanah sampel termasuk tanah Lempung dengan LL = 61.37 % dengan Plastisitas
tinggi (50LL<70).
5.13 Dokumentasi
5.13.1 Alat dan Bahan
V - 23
Spatula
Grooving tool
Laporan Praktikum Mekanika Tanah I Kelompok 4B
V - 24
V - 25
Gelas ukur
Jangka sorong
V - 26
V - 27
V - 28
V - 29
Pengovenan sampel
V - 30