Anda di halaman 1dari 8

CIVIL ENGINEERING 2021

Mekanika Tanah I

BAB VIII
BATAS – BATAS ATTERBERG
(BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS)
8.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukkan batas cair dari contoh tanah. Batas cair (Liquid limit) yaitu
kadar air batas dimana suatu jenis tanah berubah dari keadaan cair menjadi
keadaan plastis.
2. Untuk menentukan batas plastis dari contoh tanah. Batas plastis (plastic limit)
yaitu kadar air batas dimana suatu jenis tanah berubah dari keadaan plastis
menjadi keadaan semi padat.
3. Untuk keperluan klasifikasi tanah.
8.2 Teori Dasar
Batas Atterberg diperkenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun 1911 dengan
tujuan untuk mengklasifikasikan tanah berbutir halus dan menentukan sifat
indeks properti tanah. Batas Atterberg meliputi batas cair, batas plastis, dan batas
susu, tanah yang berbutir halus biasanya memiliki sifat plastis. Sifat plastis
tersebut merupakan kemampuan tanah menyesuaikan perubahan bentuk tanah
setelah bercampur dengan air pada volume yang tetap. Tanah tersebut akan
berbentuk cair, plastis, semi padat atau padat tergantung jumlah air yang
bercampur pada tanah tersebut. Batas Atterberg memperlihatkan terjadinya
bentuk tanah dari benda padat hingga menjadi cairan kental sesuai dengan kadar
airnya. Dari tes batas Atterberg akan didapatkan parameter batas cair, batas
plastis, batas lengket dan batas kohesi yang merupakan keadaan konsistensi
tanah.
Sifat kosistensi tanah untuk beberapa variasi kadar air (w) , digambarkan oleh
Atterberg (Swedia) sebagai berikut :
a. Kadar air sangat tinggi  Kondisi sangat lembek seperti cairan
b. Kadar air cukup tinggi  Kondisi plastis
c. Kadar air rendah  Kondisi semi padat
d. Kadar air sangat rendah/ kering  Kondisi padat

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
Keadaan peralihan ( transisi ) dari :
a. Padat ke semi padat  Disebut batas susut SL (Shrinkage Limit)
b. Semi padat ke plastis  Disebut batas plastis PL (Plastic Limit)
c. Plastis ke cair  Disebut batas cair LL (Liquid Limit)

Ketiga kondisi peralihan ini disebut Batas – Batas Atterberg (Atterberg Limit)

w bertambah

Padat Semi Plastis Cair


Padat

Untuk menentukkan kondisi batas tersebut di atas, digunakan alat ukur sebagai
berikut:
1. Untuk batas cair, dipergunakan alat ciptaan Casagrande. Pada alat ukur tersebut,
batas cair (LL) merupakan kadar air contoh tanah pada saat massa tanah
bersinggungan sepanjang 0,5 in ( 12,7 mm) tepat pada 25 ketukan Casagrande.
2 Untuk batas plastis (PL), dipergunakan alat berupa pelat kaca dengan batang
pembanding dengan diameter 3,2 mm. pada alat ukur tersebut, batas plastis
merupakan kadar air contoh tanah pada saat tanah dapat digulung sampai
mencapai 1/8 in (3,2 mm) baru retak – retak.

Indeks plastisitas (PI) = LL – PL


(Pers 8.1)

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
Tabel 8.1 Indeks Plastisitas dan Macam-macam Tanah
PI Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non Kohesif
<7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian
Lempung
7 - 17 Plastisitas Sedang Kohesif
Berlanau
> 17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif
Sumber : Bowles(1991)
Tabel 8.2 Bagan plastisitas Sistem Klasifikasi USCS

Sumber : Buku prinsip-prinsip mekanika tanah I (Braja M.Das)

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
8.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Penentuan Batas Cair (LL) :
1. Mangkok Casagrande.
2. Alat pembuat celah (ASTM Grooving Tool dan CasagrandeGroovingTool).
3. Pelat kaca, spatula, cawan porselin, dan penumbuk.
4. Ayakan Standar No.40.
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Oven laboratorium, dilengkapi pengatur suhu 105ºc ± 5ºc.
7. Cawan dan desicator.
8. Air suling.
b. Penentuan Batas Plastis (PL)
1. Pelat kaca
2. Batang pembanding diameter 3,2 mm
3. Spatula
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Oven laboratorium dilengkapi pengatur suhu 105ºc ± 5ºc
6. Cawan dan desicator
7. Air suling
8.4 Persiapan Sampel
1. Untuk tanah yang mengandung butiran kasar ( butiran yang tertahan saringan N0
40), mengeringkan tanah diudara kemudian mengambil contoh tanah kering
udara dan memecahkan gumpalannnya dengan tangan atau penumbuk karet
didalam mangkok porselin.
2. Mengayak dengan ayakan N0.40. Bagian yang lolos ayakan digunakan sebagai
bahan uji, menyiapkan minimal ± 100 gram.
3. Untuk tanah yang butirannya diperkirakan semuanya lolos ayakan No.40, tidak
perlu melakukan langkah 1 dan 2.
8.5 Cara Melakukan Percobaan
a. Untuk Batas Cair (LL)
1. Meletakkan contoh tanah ± 100 gram diatas pelat kaca. Menambahkan sedikit
demi sedikit air suling dan aduk sampai merata dengan menggunakan spatula.

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
2. Meletakkan adukan secukupnya diatas mangkok casagrande. Meratakan
permukaannya sejajar dengan alas dengan ketebalan maksimum ± 1 cm
3. Membuat alur pembagi ditengahnya (simetris) dengan menggunakan alat
pembuat alur. Saat membuat alur, alat pembuat alur harus tegak lurus permukaan
mangkok.
4. Memutar alat dengan kecepatan konstan 2 putaran perdetik, sampai alur benda
uji bersinanggungan sepanjang kira-kira 1-2 inci (1,25 cm) dan mencatat jumlah
ketukannya.
5. Mengulangi langkah 2 s/d 4 beberapa kali sampai diperoleh jumlah ketukan yang
sama, untuk meyakinkan apakah adukan sudah homogen. Jika pada 3 kali
percobaan diperoleh jumlah ketukan yang ± sama, ambil contoh pada mangkok
pada bagian alur, timbang dan oven untuk mngetahui kadar airnya.
6. Mengambil contoh ke atas pelat kaca dan bersihkan mangkok casagrande.
Mengaduk kembali contoh tanah dengan kadar air yang berbeda. (misalnya
dengan menambahkan sedikit air suling atau tanah).
7. Melakukan kembali langkah 2 s/d 5 minimal 3 kali dengan variasi kadar air yang
berbeda, sampai diperoleh perbedaan jumlah ketukan sebanyak 8 samapi 10 kali.
Mengusahakan jumlah ketukan 2 variasi diatas 25 dan 2 variasi dibawah 25 kali.
b. Untuk Batas Plastis (PL)
1. Meletakkan contoh tanah diatas pelat kaca. Menambahkan sedikit demi sedikit
air suling dan mengaduk sampai merata dengan menggunakan spatula.
2. Membuat bola-bola ± 8 gram, kemudian digulung diatas pelat kaca dengan
telapak tangan.
3. Pada saat gulungan mencapai diameter 3,2 mm dan mulai retak/putus, segera
memasukkan kedalam cawan, menimbang dan oven untuk pemeriksaan kadar
airnya. Menggunakan minimal 2 cawan untuk mengambil nilai rata-rata. Apabila
kondisi pada langkah 3 belum tercapai, lakukan lagi langkah 1 dan 3 dengan
mengubah kadar airnya (menambah air atau dibiarkan kering).

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
8.9 Kesimpulan Dan Saran
8.9.1 Kesimpulan
Batas-Batas Atterberg adalah nilai kadar air yang dinyatakan sebagai LL
(liquid Limit), PL (Plastic Limit) dan SL (Shrinkage Limit) dimana nilai – nilai
tersebut di dapat dari hasil pengujian laboratorium.
1. Dari hasil percobaan diperoleh batas cair (LL) sebesar 23%
2. Batas plastis (PL) diperoleh sebesar 20,925%
Dari hasil percobaan diperoleh batas cair dan batas plastis sehingga diperoleh
indeks plastis (PI) sebesar 2,075% , berdasarkan tabel 8.1 Indeks Plastis dan
macam – macam tanah (PI <7 %), dapat disimpulkan bahwa tanah ini bersifat
plastisitas rendah, jenis tanah lanau dan memiliki sifat kohesif sebagian.
Berdasarkan dari nilai LL = 23% dan nilai PI = 2,075%, tanah dapat
diklasifikasikan menggunakan bagan plastisitas (USCS), didapatkan tanah
termasuk kelompok “CL” dan “ML” (Tabel 8.2 Bagan Sistem Klasifikasi
USCS).
8.9.2 Saran
Dalam merlakukan percobaan sebaiknya menghindari kesalahan-kesalahan
yang bisa saja terjadi antara lain :
1. Diameter gulungan yang tidak seragam (Batas Plastis).
2. Ukuran homogennya antara tanah dan air suling.
3. Ketelitian pada saat melakukan penimbangan.
4. Menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, cuci tangan dan
menjaga jarak.

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
8.10 Gambar Alat

Gambar 8.1 Mangkok Casagrande.


Sumber : Laboratorium Mekanika
Tanah, Fakultas Teknik Universitas
Tadulako

Gambar 8.2 Alat pembuat celah


(ASTM Grooving Tool dan
Casagrande Grooving Tool).
Sumber : Laboratorium Mekanika
Tanah, Fakultas Teknik Universitas
Tadulako

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I

Gambar 8.3 Oven laboratorium.


Sumber : Laboratorium Mekanika
Tanah, Fakultas Teknik Universitas
Tadulako

Gambar 8.4 Timbangan dengan


ketelitian 0,01 gram dan cawan.
Sumber : Laboratorium Mekanika
Tanah, Fakultas Teknik Universitas
Tadulako.

KELAS A / KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai