Anda di halaman 1dari 8

MEKANIKA TANAH I

UNIVERSITAS TADULAKO

BAB VIII
BATAS-BATAS ATTERBERG
(BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS)

8.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk menentukkan kadar air pada kondisi batas cair dari contoh tanah.
Batas cair (Liquid limit) yaitu kadar air batas dimana suatu jenis tanah
berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
2. Untuk menentukan kadar air pada kondisi batas plastis dari contoh tanah.
Batas plastis (Plastic limit) yaitu kadar air batas dimana suatu jenis tanah
berubah dari keadaan plastis menjadi keadaan semi padat.
3. Untuk keperluan klasifikasi tanah.

8.2 Teori Dasar


Sifat kosistensi tanah untuk beberapa variasi kadar air (w),
digambarkan oleh Atterberg (Swedia) sebagai berikut :
a. Kadar air sangat tinggi  Kondisi sangat lembek seperti
cairan
b. Kadar air cukup tinggi  Kondisi plastis
c. Kadar air rendah  Kondisi semi padat
d. Kadar air sangat rendah/ kering  Kondisi padat

Keadaan peralihan (transisi) dari :


a. Padat ke semi padat  Disebut batas susut SL (Shrinkage Limit)
b. Semi padat ke plastis  Disebut batas plastis PL (Plastic Limit)
c. Plastis ke cair  Disebut batas cair LL (Liquid Limit)

Ketiga kondisi peralihan ini disebut batas-batas Atterberg (Atterberg Limit)

KELOMPOK II
MEKANIKA TANAH I
UNIVERSITAS TADULAKO

w bertambah

Pad Semi Plas Cair


at Padat tis

Untuk menentukkan kondisi batas tersebut di atas, digunakan alat ukur


sebagai berikut :
1. Untuk batas cair, dipergunakan alat ciptaan Casagrande. Pada alat ukur
tersebut, batas cair (LL) merupakan kadar air contoh tanah pada saat
massa tanah bersinggungan sepanjang 0,5 in ( 12,7 mm ) tepat pada 25
ketukan Casagrande.
2 Untuk batas plastis (PL), dipergunakan alat berupa pelat kaca dengan
batang pembanding dengan diameter 3,2 mm. pada alat ukur tersebut,
batas plastis merupakan kadar air contoh tanah pada saat tanah dapat
digulung sampai mencapai 1/8 in (3,2 mm) baru retak-retak.

Indeks plastisitas (PI) = LL – PL ...... (Pers 1)

Tabel 8.1 Indeks Plastisitas dan Macam-macam Tanah

PI Sifat Macam Tanah Kohesi


0 Non Plastis Pasir Non Kohesif
<7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian
7 - 17 Plastisitas Sedang Lempung Berlanau Kohesif
> 17 Plastisitas Tinggi Lempung Kohesif

KELOMPOK II
MEKANIKA TANAH I
UNIVERSITAS TADULAKO

8.3 Persiapan Sampel


1. Untuk tanah yang mengandung butiran kasar (butiran yang tertahan
saringan N0 40), mengeringkan tanah diudara kemudian mengambil
contoh tanah kering udara dan memecahkan gumpalannnya dengan
tangan atau penumbuk karet didalam mangkok porselin.
2. Mengayak dengan ayakan N0.40. Bagian yang lolos ayakan digunakan
sebagai bahan uji, menyiapkan minimal ± 100 gram.
3. Untuk tanah yang butirannya diperkirakan semuanya lolos ayakan No.40,
tidak perlu melakukan langkah 1 dan 2.

8.4 Alat dan Bahan Yang Digunakan


a. Penentuan Batas Cair (LL) :
1. Mangkok Casagrande.
2. Alat pembuat celah (ASTM Grooving Tool dan Casagrande
Grooving Tool).
3. Pelat kaca, spatula, cawan porselin, dan penumbuk.
4. Ayakan Standar No.40.
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Oven laboratorium, dilengkapi pengatur suhu 105ºc ± 5ºc.
7. Cawan dan desicator.
8. Air suling.
b. Penentuan Batas Plastis (PL)
1. Pelat kaca
2. Batang pembanding diameter 3,2 mm
3. Spatula
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Oven laboratorium dilengkapi pengatur suhu 105ºc ± 5ºc
6. Cawan dan desicator
7. Air suling

KELOMPOK II
MEKANIKA TANAH I
UNIVERSITAS TADULAKO

8.5 Prosedur Percobaan


a. Untuk Batas Cair (LL)
1. Meletakkan contoh tanah ± 100 gram diatas pelat kaca.
Menambahkan sedikit demi sedikit air suling dan aduk sampai
merata dengan menggunakan spatula.
2. Meletakkan adukan secukupnya diatas mangkok casagrande.
Meratakan permukaannya sejajar dengan alas dengan ketebalan
maksimum ± 1 cm
3. Membuat alur pembagi ditengahnya (simetris) dengan menggunakan
alat pembuat alur. Saat membuat alur, alat pembuat alur harus tegak
lurus permukaan mangkok.
4. Memutar alat dengan kecepatan konstan 2 putaran perdetik, sampai
alur benda uji bersinanggungan sepanjang kira-kira 1 - 2 inci (1,25
cm) dan mencatat jumlah ketukannya.
5. Mengulangi langkah 2 s/d 4 beberapa kali sampai diperoleh jumlah
ketukan yang sama, untuk meyakinkan apakah adukan sudah
homogen. Jika pada 3 kali percobaan diperoleh jumlah ketukan yang
± sama, ambil contoh pada mangkok pada bagian alur, timbang dan
oven untuk mngetahui kadar airnya.
6. Mengambil contoh ke atas pelat kaca dan bersihkan mangkok
casagrande. Mengaduk kembali contoh tanah dengan kadar air yang
berbeda, (misalnya dengan menambahkan sedikit air suling atau
tanah).
7. Melakukan kembali langkah 2 s/d 5 minimal 3 kali dengan variasi
kadar air yang berbeda, sampai diperoleh perbedaan jumlah ketukan
sebanyak 8 samapi 10 kali. Mengusahakan jumlah ketukan 2 variasi
diatas 25 dan 2 variasi dibawah 25 kali.

KELOMPOK II
MEKANIKA TANAH I
UNIVERSITAS TADULAKO

b. Untuk Batas Plastis (PL)


1. Meletakkan contoh tanah diatas pelat kaca. Menambahkan sedikit
demi sedikit air suling dan mengaduk sampai merata dengan
menggunakan spatula.
2. Membuat bola-bola ± 8 gram, kemudian digulung diatas pelat kaca
dengan telapak tangan.
3. Pada saat gulungan mencapai diameter 3,2 mm dan mulai
retak/putus, segera memasukkan kedalam cawan, menimbang dan
oven untuk pemeriksaan kadar airnya. Menggunakan minimal 2
cawan untuk mengambil nilai rata-rata. Apabila kondisi pada
langkah 3 belum tercapai, lakukan lagi langkah 1 dan 3 dengan
mengubah kadar airnya (menambah air atau dibiarkan kering).

KELOMPOK II
MEKANIKA TANAH I
UNIVERSITAS TADULAKO

8.7 Kesimpulan Dan Saran


8.7.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh batas cair (LL) sebesar 68,6%
dan batas plastis (PL) 45% serta indeks plastis (PI) sebesar 23,6% ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah ini bersifat plastisitas tinggi,
jenis tanah lempung dan memiliki kohesi yaitu kohesif karena
memiliki indeks plastis (PI) ˃17% (merujuk tabel 8.1).
Dari nilai LL = 68,6% dan nilai PI = 23,6%, tanah dapat
diklasifikasikan menggunakan bagan plastisitas (USCS). Setelah
diplotkan dibagan plastisitas, diperoleh jenis tanah adalah CL.

8.7.2 Saran

Dalam melakukan percobaan sebaiknya menghindari kesalahan-


kesalahan yang bisa saja terjadi antara lain, diameter gulungan yang
tidak seragam (Batas Plastis), ukuran homogennya antara tanah dan air
suling, dan ketelitian pada saat melakukan penimbangan.

KELOMPOK II
MEKANIKA TANAH I
UNIVERSITAS TADULAKO

Gambar 1. Bagan Plastisitas (USCS)

KELOMPOK II
MEKANIKA TANAH I
UNIVERSITAS TADULAKO

Gambar Alat Percobaan

Mangkok Batas Cair Casagrande

Keterangan :

1 = Pelat kaca
2 = Spatula

KELOMPOK II

Anda mungkin juga menyukai