BAB I
PENDAHULUAN
Risman Amri 1
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 2
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 3
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
b. Pelabuhan Minyak
Pelabuahn minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup
membuat jembatan perancah atau tambahan yang dibuat menjorok kelaut
untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Untuk keamanan
pelabuahn minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum.
Risman Amri 4
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
c. Pelabuhan Barang
Risman Amri 5
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
d. Tersedia jalan raya dan/atau jalan kereta api untuk pengangkutan barang
dari pelabuhan ke tempat tujuan dan sebaliknya.
3. Peti kemas (container) adalah salah satu kotak besar berbentuk empat
[ersegi panjang yang digunakann sebagai tempta untuk mengangkut
sejumlah barang. Peti kemas mempunyai ukuran yang telah
distandarisasi. Ukuran peti kemas dibedakan dalam 2 macam yaitu:
Risman Amri 6
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 7
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
d. Pelabuhan Penumpang
Risman Amri 8
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
e. Pelabuhan Campuran
f. Pelabuhan Militer
Risman Amri 9
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
a. Pelabuhan Alam
b. Pelabuhan Buatan
Risman Amri 10
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 11
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
1. Asal dan tujuan muatan (orogin and desmution), dan jenis muatan.
Risman Amri 12
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
7. Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lain dalam rangka lalu lintas dan sistem
jaringan guna mendukung perdagangan.
Risman Amri 13
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 14
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
kapal, luas permukaan di bawah muka air, berat kapal kosong dengan pemberat
(displacement ballast loaded), draft kapal kosong dengan pemberat (draft ballast
loaded) untuk kapal barang umum, kapal tanker dan kapal barang curah padat.
Risman Amri 15
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Dengan :
d : draft kapal
G : gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat
R : ruang kebebasan bersih
P : ketelitian pengukuran
S : pengendapan sedimen antara dua pengerukan
K : toleransi pengerukan
1.4.1 Squat
Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan
oleh kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan berdasarkan demensi dan
kecepatan kapal dan kedalaman air.
Gambar Squat :
Risman Amri 16
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
∆ 𝐹𝑟 2
𝑧 = 2,4
𝐿2 𝑙𝑝𝑝 √1 − 𝐹𝑟 2
Dengan :
Z : Squat
∆ : Volume air yang dipindahkan (m3)
Lpp : Panjang garis air (m)
Fr : Angka froud = √g.h (tak berdimensi)
V : Kecepatan (m/d)
g : Percepatan gravitasi (m/d2)
h : Kedalaman air (m)
1.5 Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan
menarik/menurunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan
ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Di belakang
dermaga terdapat apron, gudang transit, tempat bongkar muat barang dan
penumpang. Dimana apron adalah daerah yang terletak antara sisi dermaga dan sisi
depan gudang yang terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut (kapal) ke kegiatan
angkutan darat.
Dermaga yang dibangun untuk melayani kebutuhan tertentu, pemilihan tipe
dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal arah
gelombang dan angin kondisi topografi dan tanah besar laut, dan yang paling
Risman Amri 17
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
a. Wharf (Paralel)
Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat
berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut. Wharf dibangun
apabila garis ke dalam laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai
dan kemiringan dasar cukup curam. Menurut strukturnya wharf dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
Risman Amri 18
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
b. Pier
Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya tegak
lurus dengan garis pantai (berbentuk jaril). Berbeda dengan wharf yang
digunakan untuk merapat pada satu sisinya, pier bisa digunakan pada satu
sisi atau dua sisinya sehingga digunakan untuk merapat lebih banyak kapal.
c. Jetty
Risman Amri 19
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 20
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
𝑑 = 𝐿𝑝 − 1𝑒
𝑏 = 3𝐴/(𝑑 − 2𝑒)
Dengan :
A : Luas Gudang
L : Panjang kapal yang ditambat
b : Lebar gudang
a : Lebar apron
e : Lebar jalan
Nilai a dan e dapat dilihat dalam Gambar 6.29 (Quinn A. Def., 1972).
Risman Amri 21
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 22
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
a. Gaya tekanan tanah maksimal, yaitu tekanan tanah aktif dan tekanan tanah
pasif. Dalam keadaan asli pada setiap lapisan tanah, akan didapatkan
tegangan lateral (horizontal). Biasanya tegangan lateral ini lebih kecil dari
pada tegangan vertikal. Keadaan distribusi tekanan ini adalah fungsi
daripada pergeseran (displacement) dan regangan (strain) dan biasanya
adalah masalah statis tak tertentu (indeterminarel. Untuk mempermudah
perhitungan maka penelitian dilakukan pada tanah dalam keadaan
seimbang plastis (plastic equilibrium) (Soedjono Kramadibrata, 2002).
b. Penurunan bangunan yang direncanakan.
Risman Amri 23
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 24
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Keterangan :
Lp : Panjang Dermaga
Loa : Panjang Kapal yang ditambat)
n : Jumlah kapal yang ditambat)
(Sumber : Bambang Triadmojo, 2010 hal. 214)
Lebar Gudang
b = 2A / (d – e) (Pers 2)
Keterangan :
A : Luas gudang
L : Panjang kapal yang ditambat
b : Lebar gudang
a : Lebar apron
e : Lebar Jalan
Nilai a da e dapat dilihat dalam Gambar 6.29 (Quinn A. Def. 1972)
(Sumber : Bambang Triadmojo, 2010 hal. 215)
Lebar Dermaga
Lebar dermaga = Lebar apron + lebar gudang + lebar jalan + lebar
parkir + lebar areal bebas
c. Perhitungan beban muatan yang dipikul dermaga, baik beban merata
maupun beban terpusat.
Risman Amri 25
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Keterangan :
E : Energi Benturan t.m
V : Konpenen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan
kapal pada saat membentur dermaga
W : Displacement (Berat) Kapal
g : Percepatan Grafitasi
Cm : Koefisien Massa
Ce : Koefisien Eksentrisitas
Cs : Koefisien Kekerasan ( diambil 1 )
Cc : Koefisien Bentuk dari tambatan (diambil 1)
(Sumber : Bambang Triadmojo, 2010 hal. 218)
Dimana:
W
𝐶𝑏 =
𝐿𝑃𝑃 𝐵𝑑𝛾𝑂
Cb : Koefisien Blok Kapal
d : Draf Kapal (m)
B : Lebar Kapal (m)
Lpp : Panjang Garis Air (m)
Ɣ₀ : Berat Jenis Air Laut (t/m³)
(Sumber : Bambang Triadmojo, 2010 hal. 219)
Koefisien Eksentrisitas
1
𝐶𝑒 = 𝑙 (Pers 5)
1+( )²
𝑟
Risman Amri 26
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Dimana:
l : Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat
kapal sampai titik sandar kapal
r : Jari-jari putaran disekililing pusat berat kapal pada
permukaan air
(Sumber : Bambang Triadmojo, 2010 hal. 220)
𝑅𝑎 = 𝐶𝑐 𝑥 𝛾𝑤 𝑥 𝐴𝑐 (𝑉𝑐²
2𝑔
) (Pers 6)
Dimana:
R : Gaya Akibat Arus (kg.f)
Ac : Luas Tampang Kapal yang Terendan Air (m²)
Ɣw : Rapat Massa Air Laut (1025 kg/m³)
Vc : Kecepatan Arus (m/dtk)
Cc : Koefisien Tekanan Arus
(Sumber : Bambang Triadmojo, 2010 hal. 223)
Dimana:
Pa : Tekanan Tanah Aktif
Pp : Tekanan Tanah Pasif
Pp1 : Tekanan Tanah Pasif Untuk Permukaan Bidang Miring
Ɣ : Berat Jenis Tanah
Ka : Koefisien Tekanan Tanah Aktif
Risman Amri 27
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
WP²
𝐸= 2𝑔
Cm . Ce
Keterangan :
E : Energi Benturan t.m
V : Konpenen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal
pada saat membentur dermaga
W : Displacement (Berat) Kapal
g : Percepatan Grafitasi
Cm : Koefisien Massa
Ce : Koefisien Eksentrisitas
Cs : Koefisien Kekerasan ( diambil 1 )
Cc : Koefisien Bentuk dari tambatan (diambil 1)
(Sumber : Bambang Triadmojo, 2010 hal. 218)
π d
𝐶𝑚 = 1 +
2Cb B
Dimana:
W
𝐶𝑏 =
𝐿𝑃𝑃 𝐵𝑑𝛾𝑂
Cb : Koefisien Blok Kapal
d : Draf Kapal (m)
B : Lebar Kapal (m)
Lpp : Panjang Garis Air (m)
Ɣ₀ : Berat Jenis Air Laut (t/m³)
Risman Amri 28
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
1.6.2 Fender
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempelkan didepan dermaga yang
akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus
ditahan oleh dermaga tergantung pada tipe konstruksi fender dan defleksi
dermaga yang di izinkan. Fender harus dipasang disepanjang dermaga dan
letaknya harus sedemikian rupa dapat mengenai kapal. Oleh karena kapal
mempunyai ukuran yang berlainan maka fender harus dibuat agak tinggi pada
sisi dermaga (Bambang Triadmojo, 2010).
Menurut Bambang Triadmojo, 2010 ada beberapa tipe fender yaitu fender
kayu, fender karet dan fender gravitasi.
Risman Amri 29
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
d. Fender kayu
Fender kayu bias berupa barang-barang kayu yang dipasang horizontal
atau sejumlah batang kayu vertical. Fender kayu dapat berupa fender dari
kayu yang digantung pada sisi dermaga. Fender tiang panjang kayu yang
ditempatkan didepan dermaga dengan kemiringan 1:24 fender kayu yang
dipasang pada tiang panjang dan besi profil. Fender kayu mempunyai sifat
untuk menyerap energy dan penyerapan energy diperoleh dari defleksi tiang
kayu/besi karet dan balok kayu/besi.
e. Fender Karet
Karet banyak digunakan sebagai fender. Bentuk paling sederhana dari
fender ini berupa ban-ban war mobil yang dipasang pada sisi depan
disepanjang dermaga. Fender ban mobil ini digunakan untuk kapal-kapal
kecil. Fender karet mempunyai bentuk berbeda seprti fender tabung silinder
dan segi empat, balok karet berbentuk segi empat. Fender karet dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
a. Fender yang dipasang pada struktur dermaga, yang masih dapat
dibedakan menjadi fender tekuk (buckling fender) yaitu fender yang
mengalami tekuk jika menerima gaya tekan, seperti Fender Tipe V,
Fender Tipe A, Fender Sell, dan fender tak tertekuk ( non-bukling
fender ) seperti fender dari ban mobil bekas dan fender silinder.
b. Fender terapung yang ditempatkan antara kapal dan struktur dermaga,
seperti fender pneumatic
Risman Amri 30
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 31
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
f. Fender Gravitasi
Fender grafitasi digantung disepanjang dermaga fender ini terbuat dari
tabung baja yang diisi dengan betondan sisi depannya diberi pelindung kayu
dengan berat sampai 15 ton. Apabila terbentur kapal, fender tersebut akan
bergerak kebelakang dan keatas, sedemikian sehingga kapal dapat dikurangi
kecepatannya, karena untuk dapat menggerakkan kebelakang diperlukan
Risman Amri 32
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
tenaga yang cukup besar, prinsip kerja fender ini adalah mengubah energy
kinetis menjadi energy kinetis menjadi energy potensial.
Bentuk lain dari fender gravitasi yang terdiri dari balok beton besar
yang digantungkan dengan menggunakan rantai pada lantai dermaga. Sisi
depan blok beton dilengkapi dengan fender kayu.
1.6.3 Perencanaan Fender
Kapal yang merapat kedermaga membentuk sudut terhadap sisi
dermaga dan mempunyai kecepatan tertentu dalam perncanaan dermaga
dianggap bahwa kapal bermuatan penuh dan merapat dengan sudut 10°
terhadap sisi depan dermaga. Pada saat kapal merapat dan bertambat di
dermaga terjadi benturan, gesekan dan tekanan antara kapal dan dermaga.
Gaya-gaya yang timbul pada waktu penambatan kapal adalah benturan
kapal, gesekan antara kapal dan dermaga dan tekanan kapal pada dermaga.
Gaya-gaya tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada kapal dan struktur
dermaga. Untuk mencegah kerusakan tersebut didepan sisi dermaga
dipasang fender yang dpat menyerap energy benturan. Jumlah energy yang
diserap dan gaya maksimum yang diteruskan pada struktur dermaga
digunakan untuk menentukan jenis dan ukuran fender.
Energi yang diserap oleh system fender dan dermaga biasanya
ditetapkan ½ E. setelah energy lain diserap oleh kapal dan air. Tahanan naik
dari nol sampai maksimal dan kerja yang dilakukan oleh dermaga adalah :
1
𝐾 = 2 𝐹. 𝑑 (Pers. 8)
Risman Amri 33
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Dengan :
E : Energi benturan
F : Gaya bentur yang diserap sistem fender
d : Defleksi fender
V: Komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga
W: Bobot kapal bermuatan penuh
Untuk fender kayu d adalah tebal kayu dibagi 26
Sistem fender direncanakan untuk menyerap energi tersebut dan gaya
yang ditahan oleh dermaga tergantung pada type fender, persamaan berikut
ini dapat digunakan untuk menentukan jarak maksimum antara fender.
𝐿 = 2√𝑟² − (𝑟 − ℎ)² (Pers. 10)
(Sumber: Buku Bambang Triadmojo, hal. 277)
Dimana :
L = Jarak maksimum antara fender (m)
r = Jari-jari
h = Tinggi fender (m)
Apabila data jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal tidak diketahui maka
persamaan berikut dapat digunakan sebagai pedoman untuk menghitungnya.
a. Kapal barang dengan bobot 500-5000 (DWT)
Log r = -1,055 + 0,650 (DWT) (Pers. 11)
(Sumber: Bambang Triadmojo 2010, hal. 279)
b. Kapal tagker dengan bobot 5000-200000 (DWT)
Log r = -0,113 + 0,440 log (DWT) (Pers. 12)
(Sumber: Bambang Triadmojo 2010, hal. 279)
Risman Amri 34
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
OCDI (1991) memberikan jarak interval antara fender sebagai fungsi kedalaman
air seperti diberikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Jarak Antara Fender
Jarak Antara
Kedalaman Air
Fender
(m)
(m)
4~6 4~7
6~8 7 ~ 10
8 ~ 10 10 ~ 15
Risman Amri 35
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Risman Amri 36
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
Mulai
Data
perencanaan
Data Data
Primer Sekunder
Rencana Layout
Perencanaan Fender
dan Bollard
Gambar Perencanaan
Selesai
Risman Amri 37
F 111 15 149
PERENCANAAN PELABUHAN
Teknik Sipil – Universitas Tadulako
DATA
PERENCANAAN
DATA DATA
PRIMER SEKUNDER
Risman Amri 38
F 111 15 149