Maksud dari Uji Batas - Batas Atterberg adalah Gbr. 1. Grooving Tool Tipe A
untuk menentukan angka-angka konsistensi
Atterberg, yaitu :
Batas Susut/ Shringkage Limit (wS)
Batas Plastis/ Plastic Limit (wP)
Batas Cair/ Liquid Limit (wL)
4. PERALATAN
6. Tanah pada bagian yang merapat diambil dan Indeks Kekakuan (Toughness Index) - It
dimasukkan dalam oven, ditempatkan dalam Perbandingan antara Indeks Plastisitas dengan
kontainer yang telah ditimbang beratnya. Indeks Alir
Sebelum dimasukkan dalam oven tanah + Ip
kontainer ditimbang. It
7. Setelah dioven selama 24 jam pada temperatur If
105 - 100 C, baru dimasukkan dalam Indeks Kecairan (Liquidity Index) - Il
desikator selama 1 jam untuk mencegah Perbandingan antara selisih kadar air asli dengan
penyerapan uap air dari udara. batas plastis terhadap Index Plastisitasnya. I l ini
8. Percobaan di atas dilakukan 5 kali. penting dalam menunjukkan keadaan tanah.
9. Segera dilakukan penimbangan sesudah keluar
w w
dari desikator. I l p
10. Setelah kadar air didapat, dibuat grafik
hubungan antara kadar air dengan jumlah
IP
ketukan dalam kertas skala semi-log. Grafik Indeks Konsistensi (Consistency Index) - Ic
ini secara teoritis merupakan garis lurus. Perbandingan antara selisih batas cair dengan kadar
11. Kadar air dimana jumlah ketukan 25 kali air aslinya terhadap Index Plastisitasnya.
disebut Batas Cair. Batas Cair ini diulangi wL w
dengan tanah yang telah dimasukkan dalam IC IP
oven; tanah tersebut ditambahkan aquades
secukupnya, prosedur selanjutnya sama
dengan di atas; dan Batas Cair yang
didapatkan disebut “wL oven”.
8. LAMPIRAN
BATAS SUSUT
W5
V x w 1
Batas susut ws
f
W G
x 100% (2)
5
s
Catatan :
BATAS CAIR
No. Uji 1 2 3 4 5
Jumlah Ketukan, N
Catatan :
BATAS PLASTIS
No. Kontainer 1 2 3
Batas Plastis, %
Catatan :
Jenis Tanah =
Batas Susut (grafis) =
Indeks Plastis, IP =
Indeks Alir, IF =
Indeks Kekakuan, IT =
Indeks Konsistensi, IC =
Indeks Kecairan, II =
Catatan :