Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata individu mata kuliah Praktik
Kayu yang diampu oleh :
Dr. Dedi Suryadi, M.Pd.

Oleh
Firli Restu Ihsan 1602152
Jasmine Hasna P 1603369
Nadilla Juliana Samsuar 1601614
Rippana Gugusan Sufi 1604011
Ghina Azizah 1602467
Mohamad Arief R 1600377
Ricky Setiawan P 1603850

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pelaksanaan Kerja Praktek ini.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik
Kayu di Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penulisan laporan ini, banyak
pihak yang telah membantu penyusun. Untuk itu penyusun tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Dr. Dedi Suryadi, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Praktik Kayu;
3. Orang tua beserta keluarga penyusun yang telah memberikan dukungan moral
serta materi; dan
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan koreksi, kritik, dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kebaikan penyusun dalam
menyusun laporan lain di kemudian hari.

Bandung, 3 Januari 2018

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................2

1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................4

1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................1


2.1 Kayu.........................................................................................................................2

2.2 Bangun Kayu............................................................................................................4

2.3 Keuntungan dan Kerugian Kayu...............................................................................4

2.4 Berat Jenis dan Kelas Kuat Kayu.............................................................................4

2.5 Perkakas Praktik Kayu..............................................................................................4

2.4 Alat Keselamatan Kerja............................................................................................4

BAB III. PEMBAHASAN..............................................................................................12


3.1 Pembuatan Sambungan kayu bibir miring berkait..................................................12

3.2 Pembuatan Sambungan pada papan .......................................................................13

3.3 Pembuatan Furniture...............................................................................................13

3.4 Pembuatan Kusen pintu..........................................................................................18

3.4 Pembuatan Daun pintu............................................................................................18

3.5 Pembuatan Baluster................................................................................................21

BAB IV. SARAN DAN KESIMPULAN.......................................................................34


4.1 Kesimpulan.............................................................................................................34

4.2 Saran.......................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penampang melintang kayu............................................................................3


Gambar 3.1 Model rangka kuda-kuda kayu......................................................................12
Gambar 3.2 Arah gaya batang di titik buhul A.................................................................28
Gambar 3.3 Arah gaya batang di titik buhul D.................................................................29
Gambar 3.4 Arah gaya batang di titik buhul E.................................................................30
Gambar 3.5 Arah gaya batang di titik buhul C.................................................................31
Gambar 3.6 Arah gaya batang di titik buhul F..................................................................32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini kayu merupakan komoditi yang masih banyak dipakai sebagai
peralatan atau bahkan furniture yang mengisi berbagai ruangan. Banyaknya
permintaan barmaterial dari kayu membuat pengerjaan kayu harus lebih cepat
dan lebih produktif. Untuk mempercepat dan menambah tingkat produktifitas
pengrajin kayu tentunya harus didukung dengan instrumen yang memadai.
Instrumen merupakan alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu dengan
kata lain instrumen merupakan suatu perkakas. Tak dapat dipungkiri bahwa
kita menggunakan perkakas dalam berbagai kegiatan yang dilakukan, begitu
pun dengan praktik kayu. Dalam pelaksanaan praktik kayu, dapat ditemui
berbagai macam perkakas praktik baik berupa perkakas sederhana hingga
perkakas yang canggih.

1.2. Perumusan Masalah


Beberapa hal yang akan diulas dalam paper ini adalah sebagai berikut:

1.3. Tujuan dan Manfaat


Adanya paper ini bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca
mengenai berbagai macam perkakas praktik kayu dan alat keselamatan kerja
yang mendukung praktik kayu. Sedangkan manfaat paper ini adalah
menambah informasi kepada pembaca mengenai berbagai macam perkakas
dan alat keselamatan kerja praktik kayu.

iv
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kayu

Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan dalam
alam. Dewasa ini kayu masih banyak digunakan orang untuk berbagai macam
keperluan, seperti untuk pembuatan konstruksi bangunan dan perlengkapan alat-
alat rumah tangga. Kayu sebagai bahan konstruksi banyak didapat dari tumbuhan
atau yang berada di beberapa hutan luas yang ada di Indonesia. Kayu banyak
digunakan karena mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah,
mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh : listrik (isolasi), kimia,
dengan mudah dapat dikerjakan, harganya relatif murah, bila ada kerusakan dapat
dengan mudah diganti dan bisa diperoleh dengan waktu yang singkat. Disamping
hal-hal tersebut, sifat lain dari kayu adalah pada pembebanan tekan biasanya
bersifat elatis sampai batas-batas tertentu dan bila kayu terawat dengan baik akan
tahan lama (awet). Meskipun elastis, dengan pembebanan tertentu yang berjangka
lama pada suatu balok akan terjadi suatu lendutan yang cukup besar.
Penilaian dan perbandingan teknis daripada kayu dengan bahan-bahan
konstruksi lain dapat dicapai dengan meninjau satu demi satu anggapan-anggapan
yang baisa diambil dalam perhitungan konstruksi, yaitu mengenai:
a. Serba kesamaan (homogenitas)
Kayu yang terdiri dari serat-serat, tentu saja tidak dapat disebut homogen
seperti baja, namun didalam praktek teknik konstruksi, kayu masih dapat
dianggap seabagai bahan yang homogen, tetapi cukup jelas bahwa adanya
cacat perlu diperhatikan dan menyebabkan perbedaan dengan perhitungan-
perhitungan yang lazim.
b. Hukum Hooke
Hukum Hooke berlaku untuk kayu sampai suatu batas yang biasa kita kenal
sebagai batas proposional. Dari penyelidikan-penyelidikan ternyata pada
pembebanan tekan, batas proporsional dicapai pada 75% daripada tegangan
patah, jadi ditinjau dari aspek ini, kayu lebih menguntungkan.

1
2

c. Elastisitas
Pada pembebanan tekan biasanya kayu bersifat elastis sampai batas
proporsional. Terhadap tarikan, sifat-sifat elastisitas pada kayu tergantung dari
keadaan lengas; kayu kerintg memperlihatkan batas elastisitas yang agak
rendah, sedangkan dalam kayu dengan kadar lengas tinggi terdapat perubahan
bentuk yang permanen pada beban-beban yang kecil pun.
 Modulus kenyal dalam tarikan dan tekanan
Kekuatan tarik kayu yang lebih tinggi daripada kekuatan tekan yaitu yang satu
angka-angka 2 hingga 2,5 kali lebih besar dan yang lain angka-angka yang 2,5
hingga 3 lebih besar.
d. Hipotesa Bernoulli dalam balok terlentur
Hipotesa Bernoulli, atau anggapan bahwa dalam balok terlentur tampang-
tampang tetap rata atau mempermudah perhitungan balok terlentur tetapi
sebetulnya penyelidikan-penyelidikan memperlihatkan penyimpangan dari
linieritas itu.
e. Isotropi
Untuk keperluan-keperluan praktis, kayu dapat dianggap ortotropis, artinya
mempunyai tiga bidang simetri elastis yang tegak lurus satu pada yang lain
yaitu longitudinal, tangensial dan radial, dimana sumbu longitudinal adalah
sejajar serat-serat, sumbu tangensial adalah garis singgung cincin-cincin
pertumbuhan dan sumbu radial adalah tegak lurus pada cincin-cincin
pertumbuhan.

2.2 Bangun Kayu

Kayu tersusun oleh sel-sel yang memiliki type bermacam-macam. Selama


masih hidup sel-sel ini akan berkembang biak menjadi banyak. Makin tua umur
kayu, dinding sel semakin tebal dan lambat laun membentuk serat-serat kayu.
Diantara gabungan bangunan sel tersebut terdapat lubang-lubang kecil yang biasa
kita kenal dengan nama pori-pori. Pada bagian melintang dari bagian batang atau
dahan kayu akan terlihat bagian-bagian sebagai berikut :
3

Kulit Luar
Kayu Gubal

Kulit Dalam
Lingkaran Tahun

Kambium

Garis Teras Hati (Galih)

Kayu Teras

Gambar 1.1 Penampang melintang kayu

Penjelasan:
1. Kulit luar : lapisan yang berada paling luar dalam keadaan kering berfungsi
sebagai kulit pelindung.
2. Kulit dalam : lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat
basah dan lunak berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian-
bagian lainnya.
3. Kambium : lapisan yang berada di bagian dalam kulit dalam dan bagian ini ke
arah luar menghasilkan sel-sel jangat (kulit) serta ke dalam menambah sel-sel
kayu.
4. Kayu gubal : bagian ini warnanya keputih-putihan, berfungsi sebagai
pengangkut air berikut zat bahan makanan dari tanah ke daun-daun. Kayu
gubal ini lambat laun akan menjadi kayu yang teras.
5. Kayu teras : warna kayunya agak tua dari kayu gubal dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi sehingga merupakan penumpu bagi berdirinya
pohon.
6. Lingkaran tahun : biasanya juga disebut gelang-gelang tahunan yang dapat
menunjukkan umur dari pohon.
7. Hati (galih) : bagian ini berada paling dalam yang memilki umur yang paling
tua dibandingkan dengan lapisan-lapisan yang lainnya, karena hati ini ada
sejak permulaan kayu itu tumbuh.
4

8. Garis teras : jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu
pengeringan yang tidak teratur.

2.3 Keuntungan dan Kerugian Kayu


Keuntungan dari kayu:
1. Kayu memiliki kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah.
2. Kayu memiliki daya penahan tingi terhadap pengaruh kimia dan listrik
3. Kayu memiliki sifat mudah dikerjakan
4. Murah
5. Mudah diganti
6. Bisa didapat dalam waktu singkat

Kerugian dari kayu:


1. Kayu memiliki sifat kurang homogen dengan cacat-cacat alam seperti
arah serat yang berbentuk menampang, spiral, dan diagonal, mata kayu,
dan sebagainya.
2. Beberapa kayu bersifat kurang awet dalam keadaan-keadaan tertentu.
3. Kayu dapat memuai dan menyusut dalam perubahan-perubahan
kelembaban dan meskipun tetap elastis.
4. Pada pembebanan berjangka lama sesuatu balok, akan terdapat lendutan
yang relatif besar.

2.4 Berat Jenis dan Kelas Kuat Kayu

Berat jenis kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaaan kering
udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering udara. Berat
jenis menentukan kekuatan kayu. Selain berat jenis kekuatan kayu ditentukan oleh
mutu kayu. Mutu kayu ada dua macam, yaitu mutu A dan mutu B.
Tabel 1.1 Tegangan yang diizinkan untuk kayu mutu A
KELAS KUAT
Jati (Tectona Grandis)
I II III IV V
lt (kg\cm²) 150 100 75 50 - 130
tkII (kg\cm²) 130 85 60 45 - 110
tk(kg\cm²) 40 25 45 10 - 30
τ II (kg\cm²) 20 12 8 5 - 15
5

Untuk kayu bermutu B angka-angka diatas dikalikan dengan factor reduksi 0,75.
Apabila diketahui berat jenis kayu, maka tegangan ijin kayu mutu A dapat
dihitung dengan rumus pada daftar IIb PKKI 1961,sbb :
σlt = 170.g (kg/cm2)
σds// = σtr // = 150.g (kg/cm2)
σtk┴ = 40.g (kg/cm2)
τ // = 20.g (kg/cm2)
Keterangan :
σlt = Tegangan izin untuk lentur
σtr // = Tegangan izin sejajar serat untuk tarik
σtk┴ = Tegangan izin tegak lurus serat untuk tekan
τ // = Tegangan izin sejajar serat untuk geser
g = berat jenis kering udara.

2.5 Perkakas pada Praktik Kayu

 Mistar

Gambar 2.1.1 Mistar

Mistar terdiri dari mistar kayu dan mistar baja yang berfungsi untuk
menentukan ukuran benda kerja. Diperdagangan mistar ini umumnya
terdiri dari beberapa ukuran mulai dari 30 cm hingga 200 cm. Skala ukur
yang tertera pada mistar ini terdiri dari cm
6

 Rol Meter

Gambar 2.1.2 Roll Meter

Rol meter dipergunakan untuk mengukur benda yang lebih panjang.


Pitanya dibuat dari baja yang tahan lama, bila tidak terpakai pitanya
tersimpan dalam kotaknya. Ukurannya terdiri dari mm, cm, dan atau dalam
inchi. Pita ukur ini mempunyai sebuah ujung geser, gunanya untuk
pengukuran sebelah dalam dan luar bendan kerja.

 Siku

Gambar 2.1.2 Siku

Alat ini berfungsi untuk :


•Mengontrol kesikuan pada benda kerja.
•Menggaris tegak lurus atau memberi tanda. Biasanya daun dan badannya
terbuat dari baja atau kayu dan baja. Sudut yang benar antara keduanya
sebesar 90 derajat. Disebabkan badannya lebih tebal dan lebih berat
daripada daunnya, maka badan harus dipegang erat pada tepi benda kerja.

 Perusut
7

Gambar 2.1.3 Perusut

Alat ini berfungsi untuk menggambar atau memberi tanda pada sambungan
lubang dan pen serta tebal maupun lebar kayu. Apabila menyetel sebuah
alat gores kayu, maka sekrup atau bajinya dikendorkan, dan bloknya
digeser berjarak yang diperlukan taji.

 Gergaji Belah dan Potong

Gambar 2.1.4 Gergaji Belah dan Potong

Pada umumnya gergaji belah mempunyai kemiringan sudut gigi 60º.


Gergaji belah berguna untuk membelah kayu sejajar dengan serat kayu.
Sedangkan gergaji potong memiliki kemiringan sudut 45º , yang biasa
digunakan untuk memotong kayu.

Gunanya: Untuk membelah kayu sejajar dengan serat kayu.


8

 Mesin Gergaji Belah

Gambar 2.1.5 Mesin Gergaji Belah

Mesin ini bekerja dengan sebuah mata pisau berbentuk lingkaran yang
bekerja dalam poros. Mesin ini akan berputar otomatis dengan sebuah
sabuk berjalan yang akan menghantarkan kayu untuk melewati
pisau. Mesin gergaji ini digunakan untuk membelah kayu log atau papan
kayu yang lebar.

 Mesin Gergaji Potong

Gambar 2.1.6 Mesin Gergaji Potong

Cara kerja mesin ini adalah menggunakan pisau berbentuk pita yang elastis
dan bisa Anda atur sudut potongnya dengan fleksibel. Gergaji ini dapat
digunakan untuk membuat bentuk khusus serprti potongan lurus, sudut,
miring, lengkung dan sebagainya.
9

 Ketam Kayu

Gambar 2.1.7 Mesin Ketam Kayu

Mesin serut ini berfungsi untuk menghaluskan satu sisi dari sisi-sisi yang
ada di sebuah kayu seperti mesin serut manual. Untuk mempercepat proses
tersebut, ada mesin ketam / serut dengan fungsi dan kemampuan kerja
yang lebih baik.

 Mesin Bor (Drilling)

Gambar 2.1.8 Mesin Bor

Mesin bor termasuk mesin kayu konvensional yang sudah ada sejak lama.
Fungsi dari mesin bor adalah membuat lubang sekrup, dowel, atau pen.

 Mesin Profil Kayu

Gambar 2.1.9 Mesin Profil Kayu


10

Mesin ini bekerja dengan membentuk profil pada sisi samping kayu.
Untuk proses penggarapannya, menggunakan mata pisau perporos vertikal
yang akan mengiris dari samping. Biasanya mesin ini masuk ke bagian
mesin untuk finishing.

 Mesin Router Kayu

Gambar 2.1.10 Mesin Router Kayu

Router bekerja menyerupai mesin bor. Bedanya, mesin ini memiliki mata
pisau yang berbeda sehingga biasa digunakan sebagai peralatan bantu
untuk membentu alur dan ulir pada kayu. Mesin router biasanya memiliki
kecepatan lebih tinggi dari mata bor. Hanya saja untuk masalah tingkat
ketajaman, mesin router lebih rendah dari mata bor.

 Mesin Amplas Kayu

Gambar 2.1.11 Mesin Amplas Kayu


Mesin amplas akan menghaluskan kayu hingga menghasilkan kayu tanpa
serat sama sekali pada permukaannya.
Mesin ini juga menggunakan kertas amplas seperti biasanya, hanya ia
bekerja lebih cepat dari tenaga manusia.
11

2.6 Alat Keselamatan Kerja


 Baju Praktik

Gambar 2.3.1 Baju Praktik

Baju praktik berfungsi sebagai pelindung badan dari debu dan kotoran
yang dihasilkan selama melakukan praktik. Tak hanya itu, dengan
menggunakan baju praktik pun dapat melindungi goresan apabila terjadi
kecelakaan kerja sehingga tak langsung mengenai badan.

 Kacamata Pelindung

Gambar 2.3.2 Kacamata Pelindung

Menggunakan kacamatapelindung dapat melindungi mata dari serpihan


kayu yang dihasilkan saat pemotongan, pembelahan, penghalusan, dan lain
sebagainya. Lensa dari kacamata pelindung mampu menahan serpihan
agar tidak masuk ke dalam mata sata melakukan praktik.
12

 Masker

Gambar 2.3.3 Masker

Memakai masker dapat melindungi saluran pernapasan sepanjang praktik


dilakukan. Sebab dikhawatirkan saat praktik serbuk kayu dapat terhirup
jika tidak menggunakan masker.

 Sarung Tangan

Gambar 2.3.4 Steel Gloves Woodworking

Peralatan yang serba tajam dan dikhawatirkan melukai tangan jika


tidak berhati-hati menggunakannya. Maka, sebagai antisipasi dari hal
tersebut pemakaian sarung tangan sangat dianjurkan. Terutama dengan
sarung tangan yang dilapisi baja, sebab sarung tangan yang dilapisi baja
sangat tahan dengan benda tajam seperti mata pisau.

BAB III
13

PEMBAHASAN

3.1 Pembuatan Sambungan Bibir Miring Berkait

K3
1. Gunakan Jas Lab atau pakaian kerja saat di bengkel atau di lab.
2. Gunakan Masker menghindari banyaknya debu yang masuk.
3. Gunakan Sarung Tangan menghindari tangan agar tidak terluka atau
terkena zat kimia.
4. Gunakan Sepatu yang tertutup dan beralas karet.
5. Gunakan dengan optimal pengaman yang ada pada alat kerja.
6. Tersedianya meja kerja dan tempat untuk menaruh alat-alat kerja.
7. Pastikan saat melakukan praktek dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani, tidak lapar atau mengantuk.
8. Jangan bersenda gurau saat melakukan pekerjaan.

ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Gergaji kayu
2. Penggaris siku
3. Kikir (untuk gergaji)
4. Pahat
5. Ketam portable (untuk menghaluskan, bila tidak ada dapat di
haluskan dengan pahat saat finishing)
6. Kampak
7. Batu asah
8. Wadah untuk air
9. Pensil

BAHAN :
14

1. Balok Kayu Ukuran 10/5 cm dengan panjang 40cm


2. Air Secukupnya (untuk mengasah)

LANGKAH KERJA (untuk 2 x pertemuan)


a.      Persiapan:
1. Bersihkan meja kerja.
2. Buat perencanaan kerja (briefing) selama ± 15 menit.
3. Ambil dan cek kembali alat-alat yang akan digunakan.
4. Tajam kan alat yang akan digunakan (gergaji, pahat, dan
kampak) selama ± 15 menit .
5. Pilih dan ambil kayu yang akan digunakan dengan ukuran yang
sesuai. Pilih lah kayu yang baik.
b.      Pembuatan sambungan gigi pada kayu :
1. Kayu yang telah dipilih di potong dengan gergaji tangan
sepanjang 40 cm. Kemudian di ketam dengan menggunakan
mesin ketam portable.
2. Kemudian potong kayu menjadi dua bagian yang sama
(masing-masing 20 cm)
3. Kemudian kayu tersebut dipotong dengan gergaji, gunakan
penggaris siku untuk melihat kesikuannya.
4. Buat lah pola pada sisi depan dan belakang kayu sesuai gambar
kerja. (untuk memudah kan gunakan contoh gambar di kertas
lalu dijiplak ke kayu, agar ukuran sama di kedua sisi). Lakukan
pada kedua buah potongan kayu.
5. Potong dengan menggunakan gergaji, untuk membuang bagian
yang tidak di perlukan. Buat lah coakan dengan menggunakan
pahat sesuai dengan gambar kerja.
Finishing :
          Rapihkan pahatan agar 2 buah potong kayu dapat saling berkaitan.
15

3.3 Pembuatan Furniture

Peralatan yang digunakan :


1. Mesin gergaji bundar.
2. Mesin ketam perata.
3. Mesin penebal.
4. Mesin pembentuk.
5. Klem F.
6. Meteran
7. Pensil
8. Pahat
9. Mistar siku
10. KP
16

Bahan yang digunakan :


1. Papan Multiplek ukuran 244 x 122 cm
2. Dempul
3. Tinner

Langkah kerja :
1. Buatlah gambar kerja rencana furniture yang akan dibuat
2. Potong papan multiplek dengan ukuran 40x15 cm sebanyak 15 buah
dengan mesin gergaji.
3. Potong juga multiplek tersebut dengan ukuran 150x60 cm sebanyak 1
buah untuk pembuatan tapak meja.
4. Kemudian, potong dengan mesin gergaji pada setiap ujung papan
multiplek ukuran 40x15 cm tadi secara miring dengan kemiringan 60º
5. Setelah dipotong, tempelkan papan tersebut sebanyak 3 buah sehingga
membentuk segitiga sama sisi. Buatlah segitiga tersebut sebanyak 5 buah.
6. Lalu, rangkailah segitiga tersebut dengan cara ditempel sambil
diberdirikan menggunakan lem kayu. Setelah ditempelkan lalu tidurkan
kembali rangkaian segitiga tersebut.
7. Tempelkan papan untuk tapak meja tadi ke permukaan rangkaian segitiga
yang ditidurkan tadi. Tunggu hingga kering lemnya.
8. Setelah kering, berikan dempul cair pada semua permukaan kayu untuk
memperhalus dan juga menambal permukaan kayu yang kasardan
berlubang. Lalu tunggu hingga kering.
9. Lalu, haluskan dengan ampelas.

3.4 Pembuatan Kusen Pintu

Peralatan yang digunakan :


1. Mesin gergaji bundar. 6. Meteran
2. Mesin ketam perata. 7. Pensil
3. Mesin penebal. 8. Pahat
4. Mesin pembentuk. 9. Mistar siku
5. Klem F.
17

Bahan yang digunakan :


Kayu ulim 5x7x55cm

Langkah kerja :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata dengan menggunakan mesin
ketam perata.
3. Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila
ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
4. Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu
I dengan menggunakan mesin ketam perata.
5. Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan
menggunakan mistar siku-siku.
6. Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penabal
dengan ukuran ukuran 4cm untuk muka kayu III.
7. Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan
terhadap muka kayu II.
8. Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penebal
dengan ukuran ukuran 6cm untuk muka kayu IV.
9. Melukis benda kerja dengan pensil.
10. Memotong dan membelah kayu sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
11. Memasang kusen
18
3.5 Pembuatan Daun Pintu

Peralatan yang digunakan :

1. Mesin saw circle / gergaji


2. mesin ketam portable dengan siku. mesin profil
3. palu kayu
4. pahat tusuk , pahat biasa
5. penggaris siku , penggaris biasa
6. meteran
7. apmlas dengan tingkat kekasaran yang cukup
8. paku triplek
9. palu besi / kapak
10. batu asah dan kikir gergaji
11. alat bantu tuis (atk)
12. mesin bor
13. paku kecil

Bahan yang digunakan :


1. Papan kayu kuran 3 x 30 cm
2. lem kayu
3. cat kayu dan fernis kayu

Langkah kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, lalu kenakan jas lab.
2. Sebelum memluai kegiatan persiapkan alat-alat yang akan digunakan
apabila ada alat kerja yang tidak tajam, tajamkan terlebih dahulu alat-alat
yang tumpul supaya mengurangi tingkat resiko kehancuran pada bahan
yang akan dikerjakan dan pastikan mesin-mesin portable maupun
stasioner bekerja dengan baik
3. Siapkan papan kayu ukuran 3x30cm lalu dibelah sesuai dengan ukuran
yang diinginkan yaitu belah kayu sepanjang 80cm untuk setiap papan dan
per kelompok mendapatkan 2 papan

34
4. Haluskan masing-masing papan dengan mesin ketam portable, pastikan
kayu sudah benar-benar halus dan rata,dengan ketebalan yang sama pada
kedua papan tersebut
5. Jika kayu sudah halus, simpan papan kayu 1nya untuk pembuatan panel
6. Kerjakan papan kayu satunya lagi untuk membuat frame pada panelnya,
berikan garis selebar 5,5cm dan kayu akan mendapatkan 5buah frame
dengan dimensi p x l x t yaitu 80cm x 5,5cm x 3xm
7. Lalu potong kayu yang sudah diberi garis,potong dengan menggunakan
mesin sawcircle/gergaji manual
8. Jika frame sudah terpotong dan terbagi menjadi 5, simpan terlebih dahulu
frame yang sudah dibuat tersebut untuk selanjutnya adalah proses
pembuatan panelnya
9. Ambil papan kayu satunya lagi yang sudah diketam sebelumnya,lalu beri
garis pada sisi papan dengan ketebalan 2/3cm beri garis untuk sisi atas
dan bawah pemberian garis bertujuan untuk penanda batas kemiringan
pada sisi panel yang akan dibuat
10. Jika sudah diberi garis pada sisinya lalu papan selanjutnya diketam sisi-
sisinya untuk mempermudah pengetaman pada sisinya, ketam sebelumnya
dipasangkan alat sikunya supaya pada saat diketam alat ketam tidak akan
lari dan akan tetap pada ukurannya, atur lebar ketam ke siku selebar
4.5cm, dan ketam sisi-sisi papan sedalam 0.5cm,lakukan pada sisi atas
dan bawahnya
11. Jika sudah didapatkan semua sisinya sedalam 0.5cm lalu masuk ke proses
kemiringan panelnya, ketam dengan mesin ketam portable dengan sudut
kemiringan yang sama tidak sehingga didapatkan kemiringan yang pas
dengan ukuran yang dibuat sebelumnya dan tetap rata ketebalannya
12. Lakukan hal yang sama terhadap semua sisi-sisi panelnya di sisi bawah
dan atasnya
13. Apabila pembuatan panel sudah selesai lalu masuk ke proses slanjutnya
yaitu pembuatan pen dan lubang untuk frame
14. Ambil kayu yang sudah dibelah 5 sebelumnya lalu beri garis ass pada
salah satu sisinya

35
15. Jika sudah lakukan 2 proses yang berbeda yaitu mebuat pen dan membuat
lubang
4 Pembuatan lubang
5 Ambil garis dari as lalu buat garis selebar 1cm/0.5cm kekiri dan 0.5cm
kekanan ambil garis sepanjang 5.5cm sisakan panjang 1cm dari ujung
maka, lalu lubangi kayu yang sudah dilukis tersebut dengan mesin bor
lubangi sedalam 4cm dan yang ujung dari tepi 1cm dilubangi sedalam
1cm, jadi diujung lubang sepanjang 1cm dengan kedalam lubang 1cm
dan lebar lubang 1cm dan sisanya yaitu sepanjang 4,5cm dilubangi
sedalam 4cm dan lebar 1cm, lakukan hal yang sama pada kayu satunya
jadi yang dibuat lubang kayu jumlahnya adalah 2buah pada masing-
masing kayu ada 2buah lubang
6 Pembuatan pen
Ambil garis dari ass setebal 1cm 0.5cm kekiri dan 0.5cm kekanan
pada sisi-sisinya ambil garis sepanjang 4cm dari ujung, jika sudah
dilukis lalu belah kayu mengikuti garis yang sudah dibuat maka akan
terbentuk pen setebal 1cm dan sepanjang 4cm dari ujung,lalu dibuat
lagi pen dengan lebar 1cm maka akan tebentuk pen sepanjang 4cm dan
pada salah satu sisinya dipotong selebar 1cm dengan panjang 3cm,
lakukan hal yang sama terhadap sisi satunya lagi dan hal yang sama
pada kayu satunya lagi maka akan didapat pen dengan jumlah 2 buah
kayu yang dibuat pen
16. Jika sudah dibuat pen dan lubang pada framenya lalu proses slanjutnya
adalah membuat profilnya, ambil mesin profil dan sudah diset ukurannya
sehingga hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan, buat profil dengan
ukuran kayu 1,5x1,5cm buat sebanyak 6buah
17. Apabila profil sudah dibuat lalu masuk keproses perakitan
18. Susun semua komponen yang sudah dibuat panel,frame(pen dan lubang),
dan list profil
19. Pasang pen dan lubangnya dan letakkan panel ditengah/diantara
frame(pen dan lubang) kemuadian profil yang sudutnya telah diberi lem
letakkan pada disisi panel, atur jaraknya sehingga list profil berada pada

36
posisi yang diinginkan dan supaya tidak lepas paku profil dengan
menggunakan paku triplek yang ujung kepalanya sudah dipipihkan, ini
bertujuan supaya ketika dipaku profil tidak akan pecah dan paku dapat
masuk kedalam profil sehingga tidak akan terlihat bahwa ada paku
didalamnya,lakukan hal yang sama pada semua sisi panelnya
20. Jika semua sudah dirakit lalu masuk kedalam proses finishing,ambil
dempul yang sudah dicairkan dengan tiner dengan kekentalan tertentu,
oleskan dempul dengan menggunakan kuas lalu elap dengan kain
sehingga dempul akan merata kesemua bagian dan akan menutup pori-
pori pada kayu,jika ada kayu yang lubang ambil dempul yang sedikit
kental lalu gunakan kape besi untuk menutupi lubanya hingga tertutup
dan rata,lakukan hal ini kesemua komponen panel, lalu biarkan kering
dengan jangka waktu tertentu tergantung pada pemakaian dempulnya dan
bahan dempulnya
21. Jika dempul sudah diperkirakan kering lalu diamplas dengan apmlas
sedikit kasar, jika sudah diamplas lalu panel dicat menggunakan kuas
dengan plitur/sending bahan ini berfungsi untuk meratakan dan menutup
semua bagian pori-porinya sehingga apabila kayu terkena air kayu tidak
akan mudah lapuk karena telah dilapisi cairan plitur/sending, lalu tunggu
kering dengan suhu ruangan agar cat pliture mengering dengan sempurna
22. Jika sudah kering lalu panel diamplas lagi dengan menggunakan amplas
kasar yang bekas pakai supaya cat plitur tidak akan rusak
23. Apabila sudah selesai diamplas lalu panel dicat dengan cat yang
diinginkan,cat dengan rata dan rapih sehingga diperoleh hasil yang
maksimal

37
6.3

BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat


penulis ungkapkan mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda
rangka kayu. Kesimpulan itu antara lain :
 Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan
kemudahan perhitungan dan pengerjaan konstruksi. Memakai kayu
dengan kelas dan mutu kayu tinggi akan mengurangi dimensi kayu yang
dibutuhkan.
 Pada perhitungan balok gording, besarnya dimensi balok selain
dipengaruhi oleh gaya yang bekerja pada penampang juga dipengaruhi
oleh jarak antar kuda-kuda pada konstruksi atap.

38
 Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar
kecilnya kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya
angin yang diterima. Dengan kata lain semakin besar sudut kemiringan
atap semakin besar pula gaya yang diterima oleh atap yang disebabkan
oleh angin.
 Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda. Perhitungan
gaya batang bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis)
ataupun dengan bantuan program. Kedua cara tersebut terdapat kelemahan
sehingga perlu dikontrol antara satu ca dengan cara yang lainnya.
 Penentuan dimensi batang tekan harus diperhitungkan terhadap panjang
batang yang diperhitungkan. Sedangkan untuk batang tarik hanya
diperhitungkan terhadap gaya dan jumlah perlemahan yang disebabkan
oleh jenis dan banyaknya alat sambung.
 Penentuan jarak dan letak alat sambung pada perhitunagn sambungan
tidak boleh sembarangan, karena perletakkan yang salah akan
mempengaruhi kekuatan sambungan.

39
35

4.2 SARAN
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada
bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan
masukan itu antara lain :
 Memilih bahan untuk konstruksi kuda-kuda disarankan memakai mutu
dan kelas yang baik, mudah didapat, mudah dalam perrencanaan, dan
mudah dalam pelaksanaan.
 Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa
percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-
betul sesuai dengan kebutuhan.
 Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan
bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif
kecil.
 Penentuan jenis sambungan dan jenis alat sambung disarankan kombinasi.
Sehingga kita bisa menentukan jenis sambungan atau alat sambung yang
tepat pada konstruksi kuda-kuda.
DAFTAR PUSTAKA

Danasasmita, Kosasih, E, Dr. Struktur Kayu 1, Fakultas Pendidikan Teknologi


dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, DPU.
Frick, Heinz, Ilmu Konstruksi Kayu, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1977.
Sutanto, Perhitungan Kuda-kuda Konstruksi Kayu, Yustadi.
Sumarni, Sri. Struktur Kayu. 2007 . Surakarta : LPP UNS
Erawan, Anto. 2013. Beragam Jenis Gergaji dan Cara Merawatnya.[Online].
Diakses dari http://bukukekal.blogspot.co.id/2014/06/beragam-jenis-
gergaji-dan-cara.html. [Dikutip 12 September 2016, 20.45 WIB]
Jakartapiranti. 2015. Macam-Macam Perkakas Kayu.[Online]. Diakses dari
http://jakartapiranti.com/blog/macam-macam-perkakas-kayu/. [Dikutip 12
September 2016, 21.00 WIB]
Martono, Budi., dkk. 2008. Teknik Perkayuan Jilid 1. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Nasional

Anda mungkin juga menyukai