Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata individu mata kuliah Praktik
Kayu yang diampu oleh :
Dr. Dedi Suryadi, M.Pd.
Oleh
Firli Restu Ihsan 1602152
Jasmine Hasna P 1603369
Nadilla Juliana Samsuar 1601614
Rippana Gugusan Sufi 1604011
Ghina Azizah 1602467
Mohamad Arief R 1600377
Ricky Setiawan P 1603850
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pelaksanaan Kerja Praktek ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik
Kayu di Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penulisan laporan ini, banyak
pihak yang telah membantu penyusun. Untuk itu penyusun tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Dr. Dedi Suryadi, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Praktik Kayu;
3. Orang tua beserta keluarga penyusun yang telah memberikan dukungan moral
serta materi; dan
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................2
4.2 Saran.......................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kayu
Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan dalam
alam. Dewasa ini kayu masih banyak digunakan orang untuk berbagai macam
keperluan, seperti untuk pembuatan konstruksi bangunan dan perlengkapan alat-
alat rumah tangga. Kayu sebagai bahan konstruksi banyak didapat dari tumbuhan
atau yang berada di beberapa hutan luas yang ada di Indonesia. Kayu banyak
digunakan karena mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah,
mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh : listrik (isolasi), kimia,
dengan mudah dapat dikerjakan, harganya relatif murah, bila ada kerusakan dapat
dengan mudah diganti dan bisa diperoleh dengan waktu yang singkat. Disamping
hal-hal tersebut, sifat lain dari kayu adalah pada pembebanan tekan biasanya
bersifat elatis sampai batas-batas tertentu dan bila kayu terawat dengan baik akan
tahan lama (awet). Meskipun elastis, dengan pembebanan tertentu yang berjangka
lama pada suatu balok akan terjadi suatu lendutan yang cukup besar.
Penilaian dan perbandingan teknis daripada kayu dengan bahan-bahan
konstruksi lain dapat dicapai dengan meninjau satu demi satu anggapan-anggapan
yang baisa diambil dalam perhitungan konstruksi, yaitu mengenai:
a. Serba kesamaan (homogenitas)
Kayu yang terdiri dari serat-serat, tentu saja tidak dapat disebut homogen
seperti baja, namun didalam praktek teknik konstruksi, kayu masih dapat
dianggap seabagai bahan yang homogen, tetapi cukup jelas bahwa adanya
cacat perlu diperhatikan dan menyebabkan perbedaan dengan perhitungan-
perhitungan yang lazim.
b. Hukum Hooke
Hukum Hooke berlaku untuk kayu sampai suatu batas yang biasa kita kenal
sebagai batas proposional. Dari penyelidikan-penyelidikan ternyata pada
pembebanan tekan, batas proporsional dicapai pada 75% daripada tegangan
patah, jadi ditinjau dari aspek ini, kayu lebih menguntungkan.
1
2
c. Elastisitas
Pada pembebanan tekan biasanya kayu bersifat elastis sampai batas
proporsional. Terhadap tarikan, sifat-sifat elastisitas pada kayu tergantung dari
keadaan lengas; kayu kerintg memperlihatkan batas elastisitas yang agak
rendah, sedangkan dalam kayu dengan kadar lengas tinggi terdapat perubahan
bentuk yang permanen pada beban-beban yang kecil pun.
Modulus kenyal dalam tarikan dan tekanan
Kekuatan tarik kayu yang lebih tinggi daripada kekuatan tekan yaitu yang satu
angka-angka 2 hingga 2,5 kali lebih besar dan yang lain angka-angka yang 2,5
hingga 3 lebih besar.
d. Hipotesa Bernoulli dalam balok terlentur
Hipotesa Bernoulli, atau anggapan bahwa dalam balok terlentur tampang-
tampang tetap rata atau mempermudah perhitungan balok terlentur tetapi
sebetulnya penyelidikan-penyelidikan memperlihatkan penyimpangan dari
linieritas itu.
e. Isotropi
Untuk keperluan-keperluan praktis, kayu dapat dianggap ortotropis, artinya
mempunyai tiga bidang simetri elastis yang tegak lurus satu pada yang lain
yaitu longitudinal, tangensial dan radial, dimana sumbu longitudinal adalah
sejajar serat-serat, sumbu tangensial adalah garis singgung cincin-cincin
pertumbuhan dan sumbu radial adalah tegak lurus pada cincin-cincin
pertumbuhan.
Kulit Luar
Kayu Gubal
Kulit Dalam
Lingkaran Tahun
Kambium
Kayu Teras
Penjelasan:
1. Kulit luar : lapisan yang berada paling luar dalam keadaan kering berfungsi
sebagai kulit pelindung.
2. Kulit dalam : lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat
basah dan lunak berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian-
bagian lainnya.
3. Kambium : lapisan yang berada di bagian dalam kulit dalam dan bagian ini ke
arah luar menghasilkan sel-sel jangat (kulit) serta ke dalam menambah sel-sel
kayu.
4. Kayu gubal : bagian ini warnanya keputih-putihan, berfungsi sebagai
pengangkut air berikut zat bahan makanan dari tanah ke daun-daun. Kayu
gubal ini lambat laun akan menjadi kayu yang teras.
5. Kayu teras : warna kayunya agak tua dari kayu gubal dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi sehingga merupakan penumpu bagi berdirinya
pohon.
6. Lingkaran tahun : biasanya juga disebut gelang-gelang tahunan yang dapat
menunjukkan umur dari pohon.
7. Hati (galih) : bagian ini berada paling dalam yang memilki umur yang paling
tua dibandingkan dengan lapisan-lapisan yang lainnya, karena hati ini ada
sejak permulaan kayu itu tumbuh.
4
8. Garis teras : jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu
pengeringan yang tidak teratur.
Berat jenis kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaaan kering
udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering udara. Berat
jenis menentukan kekuatan kayu. Selain berat jenis kekuatan kayu ditentukan oleh
mutu kayu. Mutu kayu ada dua macam, yaitu mutu A dan mutu B.
Tabel 1.1 Tegangan yang diizinkan untuk kayu mutu A
KELAS KUAT
Jati (Tectona Grandis)
I II III IV V
lt (kg\cm²) 150 100 75 50 - 130
tkII (kg\cm²) 130 85 60 45 - 110
tk(kg\cm²) 40 25 45 10 - 30
τ II (kg\cm²) 20 12 8 5 - 15
5
Untuk kayu bermutu B angka-angka diatas dikalikan dengan factor reduksi 0,75.
Apabila diketahui berat jenis kayu, maka tegangan ijin kayu mutu A dapat
dihitung dengan rumus pada daftar IIb PKKI 1961,sbb :
σlt = 170.g (kg/cm2)
σds// = σtr // = 150.g (kg/cm2)
σtk┴ = 40.g (kg/cm2)
τ // = 20.g (kg/cm2)
Keterangan :
σlt = Tegangan izin untuk lentur
σtr // = Tegangan izin sejajar serat untuk tarik
σtk┴ = Tegangan izin tegak lurus serat untuk tekan
τ // = Tegangan izin sejajar serat untuk geser
g = berat jenis kering udara.
Mistar
Mistar terdiri dari mistar kayu dan mistar baja yang berfungsi untuk
menentukan ukuran benda kerja. Diperdagangan mistar ini umumnya
terdiri dari beberapa ukuran mulai dari 30 cm hingga 200 cm. Skala ukur
yang tertera pada mistar ini terdiri dari cm
6
Rol Meter
Siku
Perusut
7
Alat ini berfungsi untuk menggambar atau memberi tanda pada sambungan
lubang dan pen serta tebal maupun lebar kayu. Apabila menyetel sebuah
alat gores kayu, maka sekrup atau bajinya dikendorkan, dan bloknya
digeser berjarak yang diperlukan taji.
Mesin ini bekerja dengan sebuah mata pisau berbentuk lingkaran yang
bekerja dalam poros. Mesin ini akan berputar otomatis dengan sebuah
sabuk berjalan yang akan menghantarkan kayu untuk melewati
pisau. Mesin gergaji ini digunakan untuk membelah kayu log atau papan
kayu yang lebar.
Cara kerja mesin ini adalah menggunakan pisau berbentuk pita yang elastis
dan bisa Anda atur sudut potongnya dengan fleksibel. Gergaji ini dapat
digunakan untuk membuat bentuk khusus serprti potongan lurus, sudut,
miring, lengkung dan sebagainya.
9
Ketam Kayu
Mesin serut ini berfungsi untuk menghaluskan satu sisi dari sisi-sisi yang
ada di sebuah kayu seperti mesin serut manual. Untuk mempercepat proses
tersebut, ada mesin ketam / serut dengan fungsi dan kemampuan kerja
yang lebih baik.
Mesin bor termasuk mesin kayu konvensional yang sudah ada sejak lama.
Fungsi dari mesin bor adalah membuat lubang sekrup, dowel, atau pen.
Mesin ini bekerja dengan membentuk profil pada sisi samping kayu.
Untuk proses penggarapannya, menggunakan mata pisau perporos vertikal
yang akan mengiris dari samping. Biasanya mesin ini masuk ke bagian
mesin untuk finishing.
Router bekerja menyerupai mesin bor. Bedanya, mesin ini memiliki mata
pisau yang berbeda sehingga biasa digunakan sebagai peralatan bantu
untuk membentu alur dan ulir pada kayu. Mesin router biasanya memiliki
kecepatan lebih tinggi dari mata bor. Hanya saja untuk masalah tingkat
ketajaman, mesin router lebih rendah dari mata bor.
Baju praktik berfungsi sebagai pelindung badan dari debu dan kotoran
yang dihasilkan selama melakukan praktik. Tak hanya itu, dengan
menggunakan baju praktik pun dapat melindungi goresan apabila terjadi
kecelakaan kerja sehingga tak langsung mengenai badan.
Kacamata Pelindung
Masker
Sarung Tangan
BAB III
13
PEMBAHASAN
K3
1. Gunakan Jas Lab atau pakaian kerja saat di bengkel atau di lab.
2. Gunakan Masker menghindari banyaknya debu yang masuk.
3. Gunakan Sarung Tangan menghindari tangan agar tidak terluka atau
terkena zat kimia.
4. Gunakan Sepatu yang tertutup dan beralas karet.
5. Gunakan dengan optimal pengaman yang ada pada alat kerja.
6. Tersedianya meja kerja dan tempat untuk menaruh alat-alat kerja.
7. Pastikan saat melakukan praktek dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani, tidak lapar atau mengantuk.
8. Jangan bersenda gurau saat melakukan pekerjaan.
BAHAN :
14
Langkah kerja :
1. Buatlah gambar kerja rencana furniture yang akan dibuat
2. Potong papan multiplek dengan ukuran 40x15 cm sebanyak 15 buah
dengan mesin gergaji.
3. Potong juga multiplek tersebut dengan ukuran 150x60 cm sebanyak 1
buah untuk pembuatan tapak meja.
4. Kemudian, potong dengan mesin gergaji pada setiap ujung papan
multiplek ukuran 40x15 cm tadi secara miring dengan kemiringan 60º
5. Setelah dipotong, tempelkan papan tersebut sebanyak 3 buah sehingga
membentuk segitiga sama sisi. Buatlah segitiga tersebut sebanyak 5 buah.
6. Lalu, rangkailah segitiga tersebut dengan cara ditempel sambil
diberdirikan menggunakan lem kayu. Setelah ditempelkan lalu tidurkan
kembali rangkaian segitiga tersebut.
7. Tempelkan papan untuk tapak meja tadi ke permukaan rangkaian segitiga
yang ditidurkan tadi. Tunggu hingga kering lemnya.
8. Setelah kering, berikan dempul cair pada semua permukaan kayu untuk
memperhalus dan juga menambal permukaan kayu yang kasardan
berlubang. Lalu tunggu hingga kering.
9. Lalu, haluskan dengan ampelas.
Langkah kerja :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata dengan menggunakan mesin
ketam perata.
3. Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila
ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
4. Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu
I dengan menggunakan mesin ketam perata.
5. Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan
menggunakan mistar siku-siku.
6. Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penabal
dengan ukuran ukuran 4cm untuk muka kayu III.
7. Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan
terhadap muka kayu II.
8. Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penebal
dengan ukuran ukuran 6cm untuk muka kayu IV.
9. Melukis benda kerja dengan pensil.
10. Memotong dan membelah kayu sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
11. Memasang kusen
18
3.5 Pembuatan Daun Pintu
Langkah kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, lalu kenakan jas lab.
2. Sebelum memluai kegiatan persiapkan alat-alat yang akan digunakan
apabila ada alat kerja yang tidak tajam, tajamkan terlebih dahulu alat-alat
yang tumpul supaya mengurangi tingkat resiko kehancuran pada bahan
yang akan dikerjakan dan pastikan mesin-mesin portable maupun
stasioner bekerja dengan baik
3. Siapkan papan kayu ukuran 3x30cm lalu dibelah sesuai dengan ukuran
yang diinginkan yaitu belah kayu sepanjang 80cm untuk setiap papan dan
per kelompok mendapatkan 2 papan
34
4. Haluskan masing-masing papan dengan mesin ketam portable, pastikan
kayu sudah benar-benar halus dan rata,dengan ketebalan yang sama pada
kedua papan tersebut
5. Jika kayu sudah halus, simpan papan kayu 1nya untuk pembuatan panel
6. Kerjakan papan kayu satunya lagi untuk membuat frame pada panelnya,
berikan garis selebar 5,5cm dan kayu akan mendapatkan 5buah frame
dengan dimensi p x l x t yaitu 80cm x 5,5cm x 3xm
7. Lalu potong kayu yang sudah diberi garis,potong dengan menggunakan
mesin sawcircle/gergaji manual
8. Jika frame sudah terpotong dan terbagi menjadi 5, simpan terlebih dahulu
frame yang sudah dibuat tersebut untuk selanjutnya adalah proses
pembuatan panelnya
9. Ambil papan kayu satunya lagi yang sudah diketam sebelumnya,lalu beri
garis pada sisi papan dengan ketebalan 2/3cm beri garis untuk sisi atas
dan bawah pemberian garis bertujuan untuk penanda batas kemiringan
pada sisi panel yang akan dibuat
10. Jika sudah diberi garis pada sisinya lalu papan selanjutnya diketam sisi-
sisinya untuk mempermudah pengetaman pada sisinya, ketam sebelumnya
dipasangkan alat sikunya supaya pada saat diketam alat ketam tidak akan
lari dan akan tetap pada ukurannya, atur lebar ketam ke siku selebar
4.5cm, dan ketam sisi-sisi papan sedalam 0.5cm,lakukan pada sisi atas
dan bawahnya
11. Jika sudah didapatkan semua sisinya sedalam 0.5cm lalu masuk ke proses
kemiringan panelnya, ketam dengan mesin ketam portable dengan sudut
kemiringan yang sama tidak sehingga didapatkan kemiringan yang pas
dengan ukuran yang dibuat sebelumnya dan tetap rata ketebalannya
12. Lakukan hal yang sama terhadap semua sisi-sisi panelnya di sisi bawah
dan atasnya
13. Apabila pembuatan panel sudah selesai lalu masuk ke proses slanjutnya
yaitu pembuatan pen dan lubang untuk frame
14. Ambil kayu yang sudah dibelah 5 sebelumnya lalu beri garis ass pada
salah satu sisinya
35
15. Jika sudah lakukan 2 proses yang berbeda yaitu mebuat pen dan membuat
lubang
4 Pembuatan lubang
5 Ambil garis dari as lalu buat garis selebar 1cm/0.5cm kekiri dan 0.5cm
kekanan ambil garis sepanjang 5.5cm sisakan panjang 1cm dari ujung
maka, lalu lubangi kayu yang sudah dilukis tersebut dengan mesin bor
lubangi sedalam 4cm dan yang ujung dari tepi 1cm dilubangi sedalam
1cm, jadi diujung lubang sepanjang 1cm dengan kedalam lubang 1cm
dan lebar lubang 1cm dan sisanya yaitu sepanjang 4,5cm dilubangi
sedalam 4cm dan lebar 1cm, lakukan hal yang sama pada kayu satunya
jadi yang dibuat lubang kayu jumlahnya adalah 2buah pada masing-
masing kayu ada 2buah lubang
6 Pembuatan pen
Ambil garis dari ass setebal 1cm 0.5cm kekiri dan 0.5cm kekanan
pada sisi-sisinya ambil garis sepanjang 4cm dari ujung, jika sudah
dilukis lalu belah kayu mengikuti garis yang sudah dibuat maka akan
terbentuk pen setebal 1cm dan sepanjang 4cm dari ujung,lalu dibuat
lagi pen dengan lebar 1cm maka akan tebentuk pen sepanjang 4cm dan
pada salah satu sisinya dipotong selebar 1cm dengan panjang 3cm,
lakukan hal yang sama terhadap sisi satunya lagi dan hal yang sama
pada kayu satunya lagi maka akan didapat pen dengan jumlah 2 buah
kayu yang dibuat pen
16. Jika sudah dibuat pen dan lubang pada framenya lalu proses slanjutnya
adalah membuat profilnya, ambil mesin profil dan sudah diset ukurannya
sehingga hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan, buat profil dengan
ukuran kayu 1,5x1,5cm buat sebanyak 6buah
17. Apabila profil sudah dibuat lalu masuk keproses perakitan
18. Susun semua komponen yang sudah dibuat panel,frame(pen dan lubang),
dan list profil
19. Pasang pen dan lubangnya dan letakkan panel ditengah/diantara
frame(pen dan lubang) kemuadian profil yang sudutnya telah diberi lem
letakkan pada disisi panel, atur jaraknya sehingga list profil berada pada
36
posisi yang diinginkan dan supaya tidak lepas paku profil dengan
menggunakan paku triplek yang ujung kepalanya sudah dipipihkan, ini
bertujuan supaya ketika dipaku profil tidak akan pecah dan paku dapat
masuk kedalam profil sehingga tidak akan terlihat bahwa ada paku
didalamnya,lakukan hal yang sama pada semua sisi panelnya
20. Jika semua sudah dirakit lalu masuk kedalam proses finishing,ambil
dempul yang sudah dicairkan dengan tiner dengan kekentalan tertentu,
oleskan dempul dengan menggunakan kuas lalu elap dengan kain
sehingga dempul akan merata kesemua bagian dan akan menutup pori-
pori pada kayu,jika ada kayu yang lubang ambil dempul yang sedikit
kental lalu gunakan kape besi untuk menutupi lubanya hingga tertutup
dan rata,lakukan hal ini kesemua komponen panel, lalu biarkan kering
dengan jangka waktu tertentu tergantung pada pemakaian dempulnya dan
bahan dempulnya
21. Jika dempul sudah diperkirakan kering lalu diamplas dengan apmlas
sedikit kasar, jika sudah diamplas lalu panel dicat menggunakan kuas
dengan plitur/sending bahan ini berfungsi untuk meratakan dan menutup
semua bagian pori-porinya sehingga apabila kayu terkena air kayu tidak
akan mudah lapuk karena telah dilapisi cairan plitur/sending, lalu tunggu
kering dengan suhu ruangan agar cat pliture mengering dengan sempurna
22. Jika sudah kering lalu panel diamplas lagi dengan menggunakan amplas
kasar yang bekas pakai supaya cat plitur tidak akan rusak
23. Apabila sudah selesai diamplas lalu panel dicat dengan cat yang
diinginkan,cat dengan rata dan rapih sehingga diperoleh hasil yang
maksimal
37
6.3
BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
38
Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar
kecilnya kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya
angin yang diterima. Dengan kata lain semakin besar sudut kemiringan
atap semakin besar pula gaya yang diterima oleh atap yang disebabkan
oleh angin.
Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda. Perhitungan
gaya batang bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis)
ataupun dengan bantuan program. Kedua cara tersebut terdapat kelemahan
sehingga perlu dikontrol antara satu ca dengan cara yang lainnya.
Penentuan dimensi batang tekan harus diperhitungkan terhadap panjang
batang yang diperhitungkan. Sedangkan untuk batang tarik hanya
diperhitungkan terhadap gaya dan jumlah perlemahan yang disebabkan
oleh jenis dan banyaknya alat sambung.
Penentuan jarak dan letak alat sambung pada perhitunagn sambungan
tidak boleh sembarangan, karena perletakkan yang salah akan
mempengaruhi kekuatan sambungan.
39
35
4.2 SARAN
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada
bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan
masukan itu antara lain :
Memilih bahan untuk konstruksi kuda-kuda disarankan memakai mutu
dan kelas yang baik, mudah didapat, mudah dalam perrencanaan, dan
mudah dalam pelaksanaan.
Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa
percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-
betul sesuai dengan kebutuhan.
Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan
bantuan program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif
kecil.
Penentuan jenis sambungan dan jenis alat sambung disarankan kombinasi.
Sehingga kita bisa menentukan jenis sambungan atau alat sambung yang
tepat pada konstruksi kuda-kuda.
DAFTAR PUSTAKA