Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH STRUKTUR KAYU

SAMBUNGAN BAUT PADA KAYU

Disusun Oleh Kelompok 5/ 1A:


Muhammad Anas Ma’ruf (362122401008)
Naufal Kurniawan Aziz (362122401088)
Ratna Qolbilla (362122401046)
Prayogita Tri Pamungkas (362122401095)
Sri Wahyuningsih (362122401050)
Dea Fitria Astari (362122401053)

Dosen Pengampu,

CATUR BEJO SANTOSO, S.T., M.T.


NIP. 198906062022031006

PROGRAM STUDI DIPLOMA (D-III) TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sambungan Baut Pada Kayu”. Meskipun banyak hambatan yang
kami alami dalam proses pengerjaannya, namun kami berhasil menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
Adapun tujuan laporan ini disusun untuk memenuhi nilai tugas pada mata
kuliah struktur kayu.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah Struktur
Kayu Bapak Catur Bejo Santoso, S.T., M.T. yang telah membantu baik dalam
penyelesaian laporan ini. Kami juga sampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyelesaiannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunann makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami selaku penulis juga
berharap semoga dengan terselesaikaannya makalah ini dapat membawa manfaat
bagi pembaca dan pengembangan serta perubahan ilmu.

Banyuwangi, 22 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI.............................................................................................3
2.1 Bentuk-bentuk Baut............................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Sambungan Baut...............................................................................3
2.3 Tahanan Lateral Acuan.......................................................................................4
2.4 Faktor Koreksi Sambungan Baut........................................................................9
2.4.1 Faktor aksi kelompok (Cg)........................................................................9
2.4.2 Faktor koreksi geometri (CΔ)...................................................................11
2.5 Penempatan Baut..............................................................................................11
2.6 Penerapan sambungan baut kayu......................................................................13
2.7 Contoh soal serta pembahasannya....................................................................15
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................21
3.1 Kesimpulan......................................................................................................21
3.2 Saran................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Tanah Lateral Acuan..........................................................................................6
Tabel 2.4 Nilai Faktor Aksi Kelompok NDS Of USA, 1991..........................................9
Tabel 2.5 Jarak Tepi, Jarak Ujung, Dan Persyaratan Spasi Untuk Sambungan Baut........12

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis Baut.............................................................................................3
Gambar 2.2.1 Sambungan Baut Tampang 1............................................................4
Gambar 2.2.2 Sambungan Baut Tampang 2............................................................4
Gambar 2.4.1 Faktor Akssi Kelompok Cg (1).......................................................10
Gambar 2.4.2 Faktor Aksi Kelompok Cg (2).........................................................11
Gambar 2.5 Geometrik Sambungan Baut Horizontal Dan Vertical.......................12
Gambar 2.6.1 Kuda-Kuda Atap Rumah.................................................................14
Gambar 2.6.2 Rangka Rumah Kayu Dengan Sambungan Baut............................14
Gambar 2.6.3 Tangga Kayu...................................................................................15
Gambar 2.7.1 Contoh Soal 1..................................................................................15
Gambar 2.7.2 Contoh Soal 2..................................................................................17
Gambar 2.7.3 Contoh Soal 3..................................................................................19

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyaknya jenis kayu di Indonesia menjadikan kayu sebagai bahan
sekaligus alat yang digunakan dalam berbagai bidang salah satunya pada
bidang kontruksi, kayu sendiri merupakan bagian keras tanaman yang
digolongkan kepada pohon atau tanaman. Indonesia merupakan salah satu
negara dengan penghasil jenis kayu yang sangat berkualitas, terutama pulau-
pulau besar seperti Papua, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya. Jenis kayu yang
di hasilkan juga bermacam-macam dengan kualitas dan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda.
Penggunaan kayu sebagai konstruksi bangunan sudah di kenal dan banyak
dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Penggunaan kayu sebagai
bahan material kontruksi yang masih banyak dijumpai hingga saat ini adalah
pemakaian kuda-kuda dan kusen rumah. Dalam pemakaiannya, kayu tersebut
harus memenuhi syarat, yaitu mampu menahan bermacam-macam beban yang
bekerja dengan aman dan dalam jangka waktu yang direncanakan, serta
mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya.
Dalam perencanaan suatu kontruksi bangunan kekuatan struktur
merupakan hal yang tidak dapat di abaikan. Sambungan dalam suatu struktur
merupakan bagian yang lemah dan dapat mempegaruhi kekuatan struktur.
Pada umumnya, penggunaan alat sambung kontruksi sekarang ini lebih
banyak menggunakan alat sambung berbahan seperti besi dan baja, salah
satunya dengan menggunakan metoda sambungan baut, jenis sambungan
dengan kekuatan yang cukup tinggi.
Sambungan merupakan hasil dari penyatuan beberapa bagian atau
kontruksi dengan menggunakan suatu cara atau metoda tertentu. Sambungan
terbagi menjadi 2 jenis, sambungan tetap dan sambungan tidak tetap.
Sambungan tetap merupakan sambungan yang hanya dilepas dengan cara
merusaknya, sedangkan sambungan tidak tetap merupakan sambungan yang
dapat dilepas dan dipasang seperti sambungan baut, dan paku.

v
Sambungan baut menjadi sambungan dengan penggunaan cukup sering
ditemukan dengan bahan material berupa kayu, alat sambung baut umumnya
difungsikan untuk mendukung beban tegak lurus sumbu panjangnya.
Kekuatam sambungan baut ditemtukan oleh kuat tumpu kayu, tegangan lentur
baut, dan angka kelangsingan (nilai banding antara penjang baut pada kayu
utama dengan diameter baut). Ketika angka kelangsingan kecil, baut menjadi
sangat kaku dan distribusi tegangan tumpu kayu di bawah baut akan merata.
Sambungan kayu dengan baut memiliki dua jenis sambungan, yaitu
sambungan penampang 1 dan sambungan penampang 2. Dengan memastikan
sambungan memenuhi : tahanan lateral acuan, faktor koreksi sambunga baut.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang dan landasan teori, maka
masalah dalam tuisan ini dirumuskan bahwa :
1. Bagaimana megetahui arti sambungan menggunakan baut pada
material kontruksi kayu, serta jenis – jenis sambungan baut
2. Penerapan dalam bidang kontruksi mengenai sambunagan pada kayu
dengan metoda sambungan baut. Serta contoh perhitungan Ketika
melakuakn pemasangan menggunakan baut.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah seperti yang sudah disebutan di atas,
maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk :
1. Meganalisis penjelasan, cara, jenis-jenis sambungan baut pada material
kayu
2. Menganalisis atau mencari tau contoh penerapan sambungan baut kayu
dalam bidang kontruksi serta menganalisis contoh perhitungan
pemasangan dengan kegunaan tertentu pada sambungan baut kayu.

vi
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Bentuk-bentuk Baut

Alat sambung baut umumnya terbuat dari baja lunak (mild steel)
dengan kepala berbentuk hexagonal, square, dome atau flat seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.1 jenis baut


Diameter baut berkisar antara 12 mm sampai 30 mm. Untuk
kemudahan memasang, lubang baut diberi kelonggaran 1 mm. Alat
sambung baut biasanya digunakan pada sambungan dua irisan, dengan
tebal minimum kayu samping 30 mm dan kayu tengah 40 mm dan
dilengkapi dengan cincin penutup.

2.2 Jenis-jenis Sambungan Baut


1. Sambungan Baut Tampang Satu

vii
Gambar 2.2.1 sambungan baut tampang 1
2. Sambungan Baut Tampang Dua

Gambar 3.2.2 sambungan baut tampang 2


2.3 Tahanan Lateral Acuan

Tahanan lateral acuan satu baut pd sambungan 1 irisan yg


menyambung dua komponen menurut SNI-5 (2002) dengan persamaan-
persamaan berikut :

0,83 Dt m F em
Moda kelelahan ( I m ) → Z=

0,83 Dt s Fes
Moda kelelahan ( I s ) → Z=

viii
0,93 k 1 Dt s F es
Moda kelelahan ( II ) → Z=

1,04 k 2 Dt m F em
Moda kelelahan ( III m ) → Z=
(1+ 2 R e ) K θ

1,04 k 3 Dt s F em
Moda kelelahan ( III s ) → Z=
(2+ R e )K θ

( )√ 2 F em F yb
2
1,04 D
Moda kelelahan ( IV ) → Z=
Kθ 3(1+ R e )

Keterangan :

Tanah lateral acuan satu baut pd sambungan 2 irisan yg menyambung


tiga komponen menurut SNI-5 (2002) dengan persamaan-persamaan
berikut :

0,83 Dt m F em
Moda kelelahan ( I m ) → Z=

ix
1,66 Dt s Fes
Moda kelelahan ( I s ) → Z=

2,08 k 4 Dt s F em
Moda kelelahan ( I I I S ) → Z=
(2+ Re ) K θ

( )√ 2 F em F yb
2
2,08 D
Moda kelelahan ( I V ) → Z=
Kθ 3(1+ Re )

Keterangan :

Kuat tumpu kayu dg sudut θ terhadap serat (Pers. Hankinson):

Dimana D adalah diameter baut (mm), tm adalah tebal kayu utama


(mm), dan ts adalah tebal kayu sekunder (mm), Fe adalah kuat tumpu baut
(N/mm2), berdasarkan diameter baut (D), berat jenis kayu (G), dan sudut
gaya terhadap arah serat kayu (θ), Fem adalah kuat tumpu baut kayu utama,
Fes adalah kuat tumpu baut kayu sekunder, Fe// = 77,25 G ; Fe┴ = 212 G1,45.
D-0,5, Re = Fem / Fes, Fyb adalah tahanan lentur baut, umumnya sebesar 320
N/mm2 , Kθ = 1 + (θ / 360o).
National Design and Specification (NDS) USA untuk konstruksi kayu
(1996) mendefinisikan kuat lentur baut sebagai titik perpotongan pada
kurva beban displacement dari pengujian lentur baut dengan garis offset
pada displacement 0,05D (D adalah diameter baut). NDS juga
mengusulkan cara lain untuk menghitung kuat lentur baut yaitu nilai rerata
antara tegangan leleh dan tegangan tarik ultimit pada pengujian tarik baut.
Dari cara kedua, kuat lentur baut umumnya sebesar 320 N/mm2.
Tabel 2.3 tanah lateral acuan
Berat Sudut gaya terhadap arah serat kayu θ (derajat)
Jenis 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0,50 36,63 37,98 36,24 33,87 31,35 29,05 27,17 25,82 25,00 24,72

x
0,55 42,49 41,86 40,16 37,80 35,26 32,91 30,96 29,54 28,68 28,39

0,60 46,35 45,74 44,09 41,77 39,24 36,86 34,87 33,40 32,51 32,21

0,65 50,21 49,63 48,03 45,77 43,28 40,90 38,89 37,40 36,48 36,17

0,70 54,08 53,52 51,99 49,81 47,37 45,03 43,02 41,52 40,59 40,27

0,75 57,94 57,42 55,96 53,88 51,52 49,23 47,25 45,76 44,83 44,51

0,80 61,80 61,31 59,95 57,97 55,72 53,50 51,58 50,11 49,19 48,88

0,85 65,66 65,21 63,94 62,06 59,96 57,85 55,99 54,57 53,67 53,37

0,90 69,53 69,11 67,94 66,23 64,24 62,26 60,50 59,13 58,27 57,98

0,95 73,39 73,01 71,96 70,39 68,57 66,72 65,08 63,80 62,99 62,71

1,00 77,25 76,92 75,98 74,58 72,93 71,25 69,74 68,56 67,81 67,55

Berat Sudut gaya terhadap arah serat kayu θ (derajat)


Jenis 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0,50 36,63 37,80 35,59 32,68 29,70 27,06 24,98 23,51 22,64 22,35

0,55 42,49 41,66 35,46 36,51 33,43 30,69 28,48 26,91 25,97 25,66

0,60 46,35 45,54 43,35 40,38 37,24 34,40 34,87 33,40 32,51 32,21

0,65 50,21 49,41 47,25 44,28 41,12 38,21 35,82 34,09 33,04 32,69

0,70 54,08 53,30 51,17 48,23 45,05 42,09 39,65 37,85 36,77 36,40

0,75 57,94 57,18 55,10 52,20 49,03 46,05 43,56 41,71 40,61 40,23

0,80 61,80 61,07 59,05 56,20 53,06 50,08 47,57 45,71 48,63 48,24

0,85 65,66 64,96 63,00 60,23 57,14 54,18 51,67 49,79 53,67 53,37

0,90 69,53 68,85 66,97 64,28 61,26 58,35 55,85 53,96 52,80 52,40

0,95 73,39 72,74 70,94 68,35 65,42 62,57 60,10 58,23 57,07 56,68

1,00 77,25 76,64 74,93 72,45 69,62 66,85 64,44 62,59 61,44 61,05

Berat Sudut gaya terhadap arah serat kayu θ (derajat)


Jenis 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0,50 36,63 37,63 35,05 31,68 28,36 25,51 23,30 21,77 20,87 20,58

0,55 42,49 41,49 38,86 35,42 31,96 28,94 26,58 24,93 23,95 23,63

0,60 46,35 45,35 42,71 39,21 35,62 32,47 29,97 28,20 27,15 26,80

0,65 50,21 49,22 46,58 43,03 39,36 36,08 33,46 31,59 30,47 30,10

0,70 54,08 53,09 50,46 46,89 43,15 39,77 37,04 35,08 33,91 33,52

xi
0,75 57,94 56,97 54,35 50,78 46,99 43,54 40,72 38,68 37,45 37,04

0,80 61,80 60,85 58,26 54,70 50,89 47,37 44,49 42,38 41,10 40,68

0,85 65,66 64,73 62,19 58,65 54,83 51,28 48,33 46,17 44,86 44,41

0,90 69,53 68,61 66,12 62,63 58,82 55,24 52,26 50,05 48,71 48,25

0,95 73,39 72,50 70,06 66,63 62,85 59,27 56,26 54,02 52,65 52,19

1,00 77,25 76,39 74,01 70,65 66,91 63,35 60,33 58,07 56,69 56,22

Berat Sudut gaya terhadap arah serat kayu θ (derajat)


Jenis 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0,50 36,63 37,49 34,55 30,85 27,27 24,27 22,00 20,43 19,53 19,23

0,55 42,49 41,34 38,35 34,52 30,75 27,55 25,10 23,40 22,41 22,08

0,60 46,35 45,19 42,16 38,23 34,31 30,93 28,31 26,48 25,40 25,05

0,65 50,21 49,05 45,99 41,98 37,92 34,39 31,61 29,66 28,51 28,13

0,70 54,08 52,92 49,84 45,77 41,60 37,92 35,01 32,95 31,73 31,32

0,75 57,94 56,79 53,71 49,59 45,33 41,53 38,50 36,34 35,05 34,62

0,80 61,80 60,66 57,59 53,45 49,11 45,21 42,07 39,81 38,47 38,02

0,85 65,66 64,53 61,48 57,33 52,94 48,96 45,72 43,38 41,98 41,51

0,90 69,53 68,41 65,39 61,24 56,82 52,76 49,45 47,03 45,58 45,10

0,95 73,39 72,29 69,30 65,17 60,73 56,63 53,25 50,77 49,28 48,77

1,00 77,25 76,17 73,23 60,13 64,69 60,55 57,11 54,59 53,05 52,54

Berat Sudut gaya terhadap arah serat kayu θ (derajat)


Jenis
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0,50 36,63 37,35 34,11 30,10 26,31 23,20 20,88 19,30 18,40 18,10

0,55 42,49 41,19 37,87 33,70 29,69 26,35 23,83 22,11 21,11 20,78

0,60 46,35 45,04 41,65 37,34 33,14 29,59 26,89 25,02 23,93 23,58

0,65 50,21 48,89 45,45 41,03 36,65 32,91 30,03 28,03 26,86 26,48

0,70 54,08 52,75 49,27 44,75 40,22 36,31 33,27 31,14 29,89 29,48

0,75 57,94 56,61 53,11 48,51 43,85 39,78 36,59 34,35 33,02 32,58

0,80 61,80 60,48 56,96 52,30 47,53 43,32 40,00 37,64 36,24 35,78

0,85 65,66 64,34 60,82 56,12 51,26 46,93 43,48 41,02 39,55 39,07

xii
0,90 69,53 68,21 64,70 59,97 55,03 50,59 47,03 44,48 42,95 42,44

0,95 73,39 72,09 68,59 63,84 58,84 54,32 50,66 48,02 46,43 45,91

1,00 77,25 75,96 72,49 67,74 62,70 58,10 54,35 51,63 50,00 49,45

2.4 Faktor Koreksi Sambungan Baut

Tahanan lateral acuan (Z) harus dikalikan dengan faktor koreksi


sebagai berikut :
2.4.1 Faktor aksi kelompok (Cg)

Nilai koreksi faktor aksi kelompok (Cg) menurut National Design


and Specification (NDS) untuk struktur kayu USA dapat dilihat pada

Tabel 1.4 Nilai Faktor Aksi Kelompok NDS of USA, 1991


As/Am As Jumlah baut dalam satu baris

0,5 (in )2
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

5 0,98 0,92 0,84 0,75 0,68 0,61 0,55 0,50 0,45 0,41 0,38

12 0,99 0,96 0,92 0,87 0,81 0,76 0,70 0,65 0,61 0,57 0,53

20 0,99 0,98 0,95 0,91 0,87 0,83 0,78 0,74 0,70 0,66 0,62

28 1,00 0,98 0,96 0,93 0,90 0,87 0,83 0,79 0,76 0,72 0,69

40 1,00 0,99 0,97 0,95 0,93 0,90 0,87 0,84 0,81 0,78 0,75

64 1,00 0,99 0,98 0,97 0,95 0,93 0,91 0,89 0,87 0,84 0,82

1 5 1,00 0,97 0,91 0,85 0,78 0,71 0,64 0,59 0,54 0,49 0,45

12 1,00 0,99 0,96 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70 0,65 0,61

20 1,00 0,99 0,98 0,95 0,92 0,89 0,86 0,82 0,78 0,75 0,71

28 1,00 0,99 0,98 0,97 0,94 0,92 0,89 0,86 0,83 0,80 0,77

40 1,00 1,00 0,99 0,98 0,96 0,94 0,92 0,90 0,87 0,85 0,82

64 1,00 1,00 0,99 0,98 0,97 0,96 0,95 0,93 0,91 0,90 0,88

Catatan :
1. Bila As / Am > 1,0 maka digunakan Am / As
2. Nilai pada tabel ini cukup aman untuk diameter baut < 1 inchi

Faktor -faktor yang mempengaruhi nilai faktor aksi kelompok :


 Kemiringan kurva beban dan sasaran baut

xiii
 Jumlah baut
 Spasi alat sambung dalam satu baris
 Plastic deformation
 Perilaku rangkak/creep kayu
nf
1
Nilai faktor aksi kelompok : C g= ∑a
n f i−1 i
a i=¿

m=u−√ u2−1

u=1+ γ
s
( 1
+
1
2 ( EA )m ( EA )s )
 γ adalah modulus beban atau modulus gelincir = 0,246 D1,5
 s adalah spasi dlm baris (jarak antar pusat ke pusat alat
pengencang dlm satu baris.
 (EA)m dan (EA)s adalah kekakuan aksial kayu utama dan kayu
samping (modulus elastisitas lentur rerata komponen str utama
dikalikan luas bruto pnp utama sebelum dilubangi/dicoak)
 REA = (EA)min/(EA)max
(EA)min adalah nilai terkecil antara (EA)m dan (EA)s
(EA)max adalah nilai terbesar antara (EA)m dan (EA)s
Jika alat pengencang pada baris-baris yang berdekatan
dipasang secara berselang seling, maka Cg dihitung seperti
gambar di bawah ini.

Gambar 2.4.1 faktor akssi kelompok Cg (1)


Jika b/4 > a, maka kelompok alat sambung baut di atas
dianggap terdiri dari 2 baris dengan 10 baut tiap satu baris. Tetapi
bila b/4 < a, maka kelompok alat sambung di atas dianggap terdiri
4 baris dengan 5 baut tiap baris.

xiv
Gambar 2.4.2 faktor aksi kelompok Cg (2)
Jika b/4 > a, maka kelompok alat sambung baut di atas
dianggap terdiri dari 2 baris dengan baris pertama terdiri dari 10
baut tiap satu baris dan baris kedua terdiri dari 5 baut. Sedangkan
jika b/4 < a, maka kelompok alat sambung di atas dianggap terdiri
4 baris dengan 5 baut tiap satu baris.

2.4.2 Faktor koreksi geometri (CΔ)

Faktor koreksi geometri (C∆) adalah nilai terkecil dari faktor-faktor


geometri yang disyaratkan :
- Jarak ujung :

C∆ = 1,00 untuk a ≥ aopt

C∆ = a / aopt untuk aopt / 2 ≤ a < aopt

- Jarak dalam baris alat pengencang :

C∆ = 1,0 untuk s ≥ sopt

C∆ = s / sopt untuk 3 D ≤ s < sopt

2.5 Penempatan Baut

xv
Gambar 2.5 geometrik sambungan baut horizontal dan vertical
Berikut tabel penempatan baut
Tabel 2.5 Jarak tepi, jarak ujung, dan persyaratan spasi untuk sambungan baut
Beban sejajar arah serat Ketentuan dimensi minimum
Jarak tepi (bopt)
lm / D ≤ 6 1,5 D
lm / D > 6 yang terbesar dari 1,5 D atau ½ jarak antar
baris alat pengencang tegak lurus serat
Jarak ujung (aopt)
Komponen tarik 7D
Komponen tekan 4D

Spasi (Sopt)
Spasi dalam baris alat 4D
Pengencang

Jarak antar baris alat 1,5 D < 127 mm


Pengencang

Beban tegaklurus arah Ketentuan dimensi minimum

xvi
serat

Jarak tepi (bopt)


Tepi yang dibebani 4D
Tepi yang tidak dibebani 1,5 D

Jarak ujung (aopt) 4D

Spasi (Sopt)
Spasi dalam baris alat
Pengencang
Jarak antar baris alat
pengencang : 2,5 D
lm / D ≤ 2 (5 lm + 10 D) / 8
2 < lm / D < 6 5D
lm / D ≥ 6

Catatan :

1. lm adalah panjang pasak baut pada komponen utama pada suatu


sambungan atau panjang total baut pada komponen sekunder (Is) pada
suatu sambungan, lm = 2 Is

2. Diperlukan spasi yang lebih besar untuk sambungan yang menggunakan


ring.

3. Spasi tegak lurus arah serat antar alat-alat pengencang terluar pada suatu
sambungan tidak boleh melebihi 127 mm, kecuali bila digunakan pelat
penyambung khusus atau bila ada ketentuan mengenai perubahan dimensi
kayu.
2.6 Penerapan sambungan baut kayu
Dalam kntruksi pembangunan banyak jenis pekerjaan dengan menerapkan
sambungan baut pada kayu ini contonya sebaga berikut :
1. Pemasangan tempat tidur bertingkat dengan metode sambungan baut
yang dapat di bongkar dan dipasang Kembali
2. Sambungan baut pada rangka kuda-kuda atap

xvii
Gambar 2.6.1 Kuda-Kuda Atap Rumah
3. Pemasangan sambungan baut kayu pada pembangunan rumah
joglo/kayu

Gambar 2.5.2 Rangka Rumah Kayu Dengan Sambungan Baut


4. Pembuatan tangga kayu dan pagar kayu

xviii
Gambar 2.6.3 Tangga Kayu
2.7 Contoh soal serta pembahasannya
Contoh perhitungan/soal sambungan baut
1. Sebuah sambungan perpanjangan seperti gambar, tersusun dari kayu
dengan berat jenis 0,8. Diameter baut 12,7 mm. faktor waktu λ = 0,8.
Hitunglah besarnya tahanan lateral acuan Zu ?

Gambar 2.6.1 contoh soal 1


Penyelesaian :
Dengan : Diameter baut (D) = 12,7 mm
Sudut sambungan θ = 0o
Tebal kayu sekunder (ts) = 40 mm
Tebal kayu utam ™ = 80 mm
Tahanan lentur baut (Fyb) = 320 N/mm2
Kuat tumpu kayu sekunder dan kayu utama dengan berat jenis 0,8
dapat dilihat pada tabel ….. Fes// = Fem// = 61,8 N/mm2 sehingga ;

Tahanan lateral acuan (Z)

Moda kelelehan Im

xix
Moda kelelehan Is

Moda kelelehan IIIs

Moda kelelehan IV

Menghitung nilai koreksi:


 Faktor aksi kelompok (Cg)
Dari Tabel 4 NDS, U.S:
As/Am = 0,5
As = 40 x 120 = 4800 mm2 ~ 7,44 in2
Interpolasi nilai Cg untuk As = 7,44 in2
As = 5 in2 , Cg = 0,84
As = 12 in2 , Cg = 0,92
7,44−5
As = 7,44 in2 maka Cg = 0,84+ ( 0,92−0,84 )=0,867
12−5
 Nilai koreksi geometrik (CΔ)
a. Jarak ujung.
Jarak ujung pd gambar (a) = 100 mm
Jarak ujung optimum (aopt) = 7D = 88,9 mm
Karena a > aopt , maka CΔ = 1,00
b. Spasi dlm baris alat pengencang (s).

xx
s pada gambar = 60 mm
sopt = 50,8 mm
Karena s > sopt , maka CΔ = 1,00

Menent Tahanan lateral acuan ijin (Zu):


Zu ≤ Фz.λ.Cg.CΔ.nf.Z
Zu ≤ 0,65 x 0,8 x 0,867 x 1,00 x 8 x 27119
Zu = 97810 N ~ 97,8 kN
2. Sebuah sambungan bahul seperti gambar tersusun dari kayu dengan
berat jenis 0,85. Diameter baut yang digunakan 15,9 mm, faktor waktu
λ=0,8. Cek apakah sambungan mampu mendukung beban yang bekerja
?

Gambar 2.7.2 contoh soal 2

Penyelesaian :

Menghitung tahanan lateral acuan satu baut (Z).


Dengan : Diameter baut (D) = 15,9 mm
Sudut sambungan θ = 90o
Tebal kayu sekunder (ts) = 50 mm
Tebal kayu utam ™ = 100 mm
Tahanan lentur baut (Fyb) = 320 N/mm2
Kuat tumpu kayu (G ) = 0,85
Fes// = 65,66 N/mm2
Fem// = 42 N/mm2

xxi
Re = Fem/Fes = 0,64
Tahanan lateral Moda kelelahan
acuan (N)
44342 Im
69321 IS
32543 IIIS
31097 IV

Menghitung nilai koreksi:


 Faktor aksi kelompok (Cg)
NDS, U.S (Tabel 4):
As/Am = 0,5 , As = 50 x 150 = 7500 mm2 ~ 11,625 in2
Interpolasi nilai (Cg) untuk As = 11,625 in2
As = 5 in2 , Cg = 0,98
As = 12 in2 , Cg = 0,99
11,625−5
As = 11,625 in2, maka Cg = 0,98+ ( 0,99−0,98 )=0,989
12−5
 Nilai koreksi geometrik (CΔ)
a. Jarak tepi: jarak tepi dg beban = 70 mm (> 4D = 64 mm)
jarak tepi tanpa beban = 30 mm (> 1,5D = 24 mm)
b. Jarak ujung: batang horizontal tdk terputus (menerus), maka
faktor koreksi ujung tdk dihitung.
c. Jarak antar baris alat pengencang:
lm/D = 100/15,9 = 6,3, maka jarak antar baris alat pengencang
adalah 5D = 79,5 mm. Jarak antar baris pengencang pd gambar
adalah 80 mm. Jadi CΔ = 1,00.
Menent tahanan lateral acuan ijin (Zu):
Zu ≤ Фz.λ.Cg.C.nf.Z
Zu ≤ 0,65 x 0,8 x 0,989 x 1,00 x 4 x 31097
= 66,9 kN > 55 kN …OK!
3. Sambungan seperti dibawah ini, tersusun dari kayu dengan berat jenis
0,8. Penamaan batang 1 sampai 5 menejelaskan letak batang yang

xxii
disambung. Batang yang terletak paling depan adalah batang 1,
sedangkan yang paling belakang adalah batang 5. Apabila diameter
baut yang dipergunakan adalah 15,9 mm sebanyak 2bh, cek apakah
sambungan mampu mendukung beban-beban yang bekerja?. Gunakan
faktor waktu λ=0,8, dan faktor koreksi sambungan 1,00.

Gambar 2.7.3 contoh soal 3


Penyelesaian :
Menghitung tahanan lateral acuan satu baut (Z).
a. Sambungan 2 irisan antara batang 1 dg batang 2 (1-2-1).
D = 15,9 mm θ = 45o Fyb = 320 N/mm2
ts = 40 mm tm = 30 mm
Kuat tumpu kayu dg berat jenis 0,8:
Fes45o = 47,43 N/mm2 Fem// = 61,8 N/mm2
Tahanan lateral Moda kelelahan
acuan (N)
21749 Im
44511 IS
28824 IIIS
35366 IV
Jadi tanah lateral acuan adalah 21749 N
b. Sambungan 2 irisan antara batang 2 dg batang 3 (2-3-2)
D = 15,9 mm θ = 45o Fyb = 320 N/mm2
ts = 30 mm tm = 80 mm
Kuat tumpu kayu dg berat jenis 0,8:

xxiii
Fes// = 61,8 N/mm2 Fem45o = 47,43 N/mm2

Tahanan lateral Moda kelelahan


acuan (N)
44511 Im
43497 IS
27909 IIIS
35366 IV
Moda kelelahan ini tidak mungkin terjadi
Jadi tahanan lateral acuan adalah 21749 N (nilai terkecil antara b
dan c)
Menentukan tahanan lateral acuan ijin sambungan (Zu).

xxiv
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahsan mengenai sambungan baut pada kayu di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada sambungan baut menggunakan kayu harus
memenuhi 2 faktor yaitu :
1. Faktor tahanan lateral acuan, dan
2. Faktor koreksi sambungan baut, yang terdiri dari
 Faktor aksi kelompok (Cg)
 Faktor koreksi (C∆)
Dari dua faktor diatas akan dihasilkan sebuah sambungan baut pada kayu yang
kokoh dan sesuai dengan standar nasional indonesia.
Selain itu sambungan baut juga terbagi menjadi 2 sambungan yaitu
sambungan baut tampang satu dan sambungan baut tampang dua, geometri
sambungan juga terbagi menjadi dua yaitu geomtri horizontal dan vertical.
Penggunaan sambungan baut pada kayu banyak digunakan dalam dunia
kontruksi terkhusus pada pembangunan atap kuda-kuda rumah dan
pembangunan kontruksi lainnya.
Definisi sambungan sendiri merupakan metode penaymbungan 2 bahan atau
lebih dengan metode tertentu.

3.2 Saran
Dalam memepelajari sambungan baut pada kayu dengan penerpan di
kontruksi pembangunan sebaiknya harus sudah memahami teori, konsep, serta
perhitungan yang akan digunakan karena akan mempengaruhi saat
pelaksanaannya. Sebaiknya dipelajari bertahap dari awal hingga akhir.

xxv
DAFTAR PUSTAKA

Elvira Wahyu Arum Fanani. 2017. Makalah Elemen Mesin 1 Sambungan Baut,
Surakarta : Program Studi Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret

Jefery Jansen. 2015. Materi Sambungan Baut Pada Kayu, Jakarta

Standar Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2002 Mengenai Sambungan Baut Kayu

NDS. 2001. Tabel nilai faktor koreksi sambungan baut, U.S.

DS

xxvi
xxvii

Anda mungkin juga menyukai