PRAKTIK BETON
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4 / KELAS 2A
1. Siti Nur Amelia Fitri (362122401001)
2. Reza Pandu Winata (362122401010)
3. Chrysman Andreas Manurung (362122401011)
4. Sri Wahyuningsih (362122401050)
Dosen Pengampu :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Struktur Kayu “Identifikasi Dimensi Batang Tarik dan Batang Tekan Pada
Struktur Kayu”. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses
pengerjaannya, namun penulis berhasil menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Adapun tujuan laporan ini disusun untuk memenuhi nilai pada UTS Susulan
Struktur Kayu dalam prodi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Struktur Kayu Bapak Catur Bejo Santoso, S.T., M.T. yang telah membantu
baik dalam penyelesaian laporan ini. Kami juga sampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaiannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunann laporan ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini. Kami selaku penulis juga
berharap semoga dengan terselesaikaannya laporan ini dapat membawa manfaat
bagi pembaca dan pengembangan serta perubahan ilmu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
DAFTAR TABEL..................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................7
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................8
1.1 Latar Belakang..........................................................................................8
1.2 Batasan Masalah........................................................................................9
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................9
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................9
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................9
BAB 2 LANDASAN TEORI...............................................................................11
2.1 Batang Tekan...........................................................................................11
2.1.1 Panjang Efektif Batang....................................................................11
2.1.2 Kelangsingan Batang.......................................................................12
2.1.3 Tahanan Tekan Batang.....................................................................13
2.1.4 Tahanan Kolom Berspasi.................................................................13
2.1.5 Tahanan Kolom Tersusun................................................................14
2.1.6 Tahanan Tumpu Pada Ujung Komponen Struktur.......................15
2.1.7 Tahanan Tumpu Pada Sisi Komponen Struktur............................15
2.1.8 Bidang Tumpu Yang Membuat Sudut Terhadap Arah Serat.......15
2.2 Batang Tarik...........................................................................................17
2.2.1 Tahanan Tarik Sejajar Serat...........................................................17
2.2.2 Tahanan Tarik Tegak Lurus Serat.................................................18
2.3 Perencanaan Batang Tekan.....................................................................19
2.3.1 Kuat Tekan Sejajar...........................................................................19
2.3.2 Faktor Koreksi Nilai Desain Acuan.................................................19
2.3.3 Nilai Desain Acuan..........................................................................20
2.3.4 Faktor Layan Basah (CM).................................................................20
2.3.5 Faktor Temperatur (Ct).....................................................................20
2.3.6 Faktor Ukuran (Cf)...........................................................................21
2.3.7 Faktor Tusukan (CI).........................................................................21
2.3.8 Faktor Stabilitas Kolom...................................................................22
2.3.9 Faktor Konversi Format...................................................................23
2.3.10 Faktor Ketahanan (ϕ t)......................................................................23
2.3.11 Faktor Efek Waktu ( λ ).....................................................................24
2.4 Perencanaan Batang Tarik.......................................................................24
2.4.1 Faktor Koreksi Nilai Desain Acuan.................................................24
2.4.2 Nilai Desain Acuan..........................................................................25
2.4.3 Modulus Elastisitas Acuan...............................................................25
2.4.4 Faktor Layan Basah (CM).................................................................26
2.4.5 Faktor Temperatur (Ct).....................................................................26
2.4.6 Faktor Ukuran (Cf)...........................................................................26
2.4.7 Faktor Tusukan (CI).........................................................................27
2.4.8 Faktor Konversi Format...................................................................27
2.4.9 Faktor Ketahanan (ϕ t)......................................................................27
2.4.10 Faktor Efek Waktu ( λ ).....................................................................28
BAB 3 PERHITUNGAN.....................................................................................29
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................34
4.1 Kesimpulan..............................................................................................34
4.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................36
DAFTAR TABEL
Selain keuntungan kayu di atas, kayu juga mempunyai daya tahan yang
tinggi terhadap pengaruh kimia dan bersifat isolator dibandingkan dengan
konstuksi lainnya. Akan tetapi kayu juga mempunyai beberapa kekurangan
yang disebabkan oleh beberapa penyebab di antaranya adalah jamur, bakteri,
rayap, dan pengausan mekanis. Kekurangan kayu lainnya yaitu sifat kurang
homogen adanya cacat kayu, mata kayu, sifat kurang awet, bisa memuai
menyusut dengan perubahan kelembapan, dan yang utama ialah kayu mudah
terbakar. Tidak semua jenis kayu dapat dijadikan bahan konstruksi. Penilaian
terhadap kayu di bedakan atas kelas kuat dan kelas awetnya.
Elemen struktur kayu berupa batang tekan ditemui pada konstruksi kuda-
kuda. Batang tekan merupakan suatu elemen strukutur yang menerima gaya
normal berupa gaya tekan. Komponen struktur tekan harus direncanakan untuk
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
'
Pu ≤ λ ϕ c . P
Dimana Pu adalah tekan terfaktor, beban mati = 1,2 D, beban hidup = 1,6 D,
λ adalah faktor waktu sesuai dengan jenis kombinasi pembebanan, ϕ c = 0,9, P'
adalah tahanan tekan terkoreksi.
Komponen struktur yang memikul gaya-gaya aksial setempat harus
mendapatkan pendetailam tahanan dan kestabilan yang cukup pada daerah
bekerjanya gaya-gaya tersebut. Begitu pula komponen struktur yang harus
dimiliki tahanan rencana local dan stabilitas pelat badan yang cukup pada
tumpuan balok dan pada lokasi gaya-gaya transversal bekerja.
Perhitungan batang tekan harus memenuhi ketentuan berikut:
2.1.1 Panjang Efektif Batang
Panjang batang tekan tak-terkekang atau panjang bagian batang tak-
terkekang, l harus diambil sebagai jarak pusat-kepusat pengekang lateral.
Panjang batang tak-terkekang harus ditentukan baik terhadap sumbu kuat
maupun terhadap sumbu lemah dari batang tersebut.
Panjang efektif batang tekan le untuk arah yang ditinjau harus diambil
sebagai Kel. Dimana Ke adalah faktor panjang tekuk untuk komponen
struktur tekan. Ke tergantung pada kondisi ujung batang dan atau tidak
adanya goyangan. Untuk kolom tanpa goyangan pada arah yang ditinjau,
faktor panjang tekuk Ke harus diambil sama dengan satu kecuali jika
analisis memperlihatkan bahwa kondisi kekangan ujung kolom
memungkinkan digunakannya faktor panjang tekuk yang lebih kecil dari
pada satu.
Untuk kolom dengan goyangan pada arah yang ditinjau, faktor panjang
tekuk Ke harus lebih besar dari pada satu dan ditentukan berdasarkan
analisis mekanika dengan memperhitungkan kondisi kekangan ujung
kolom. Nilai Ke untuk beberapa jenis kondisi kekangan ujung dan untuk
keadaan dengan goyangan serta tanpa goyangan dapat ditentukan
menggunakan hubungan pada Gambar 2.2.
√
ix = x
i
A
dan ix = 0,289.h (untuk penampang empat persegi), dimana Ix adalah
momen inersia penampang dan A adalah luas penampang. Nilai
kelangsingan batang tidak boleh melebihi 175, atau:
Ke. L
≤ 175
ix
Dimana Ke adalah koefisien tekuk, L adalah panjang batang, ix
adalah jari-jari girasi.
2.1.3 Tahanan Tekan Batang
Tahanan tekan batang terkoreksi ditetapkan sebagai berikut:
' '
P =C p P o =C p . A . F ' c
Dimana Cp adalah faktor kestabilan batang tekan dan Po’ adalah
tahanan tekuk aksial terkoreksi sejajar serat pada kelangsingan batang
sama dengan nol (N), A adalah luas penampang, dan Fc’ adalah kuat tekan
terkoreksi sejajar serat setelah dikalikan dengan semua faktor koreksi.
Nilai Cp dihitung sebagai persamaan :
C p=
1+ ac
2c
−
√( 2c )
1+a c 2 ac
−
c
Selanjutnya c adalah konstanta batang tekan, dengan ketentuan : c =
0,8 untuk batang massif, c = 0,85 untuk tiang pancang bundar, dan c =
0,9 untuk kayu laminasi struktural (glulam) dan kayu komposit struktural.
αc dihitung dengan persamaan berikut :
ϕs . P e
a c=
λ . ϕc . P o '
Dimana ᶲs adalah tahanan stabilitas = 0,85; Pe adalah tahanan tekuk
kritis (Euler) pada arah yang ditinjau (N); λ adalah faktor waktu; ᶲc adalah
tahanan tekan = 0,9; dan Po’ adalah tahanan tekuk aksial terkoreksi sejajar
serat pada kelangsingan batang sama dengan nol (N). Nilai Pe dihitung
dengan persamaan :
2 2
π . E ' 05 . I π . E ' 05 . I
Pe = =
( )
2 2
( Ke . L) Ke .
L
ix
Dengan E’05= E05. faktor koreksi, dan E05 = 0,67.Ew (MPa), faktor
koreksi: faktor layan basah, Cm = 0,67 dan faktor temperatur, Ct = 0,8. Ew
adalah modulus elastisitas lentur kayu yang digunakan. I adalah momen
inersia penampang, A adalah luas penampang, dan Ke.L/ix adalah
kelangsingan batang.
Dimana Tu adalah gaya tarik terfaktor, beban mati = 1,2D, beban hidup =
1,6D, λ adalah faktor waktu sesuai dengan jenis kombinasi pembebanan, Φt
adalah faktor tahanan tarik sejajar serat, Φt = 0,8, T’ adalah tahanan tarik
terkoreksi. Tahanan tarik terkoreksi adalah hasil perkalian tahanan acuan
dengan faktor- faktor koreksi.
Sebagai pertimbangan khusus komponen-komponen struktur tarik tidak
boleh ditakik, karena akan mengurangi tahanan tarik, dimana tahanan tarik
ada dua macam, yaitu:
2.2.1 Tahanan Tarik Sejajar Serat
Tahanan tarik terkoreksi komponen struktur tarik konsentris, T’
ditentukan pada penampang tarik kritis:
T '=F t ' A n
Dimana Ft’ adalah kuat tarik sejajar serat terkoreksi sesuai jenis dan
mutu kayu, An adalah luas penampang netto karena alat sambung yang
diperoleh dari luas bruto dikurangi dengan jumlah material kayu yang
hilang karena adanya lubang paku, baut dan takikkan.
Bilamana, akibat adanya alat sambung, letak titik berat penampang
netto menyimpang dari titik berat penampang bruto sebesar 5% dari
ukuran lebar atau lebih, maka eksentrisitas lokal harus ditinjau sesuai
dengan prinsip baku mekanika dan prosedur yang berlaku.
2.2.2 Tahanan Tarik Tegak Lurus Serat
Bilamana gaya tarik tegak lurus serat tidak dapat dihindari, maka
perkuatan mekanis harus diadakan untuk mampu memikul gaya tarik
yang terjadi. Tarik radial yang timbul pada komponen struktur lengkung
dan komponen struktur bersudut serta komponen struktur yang diiris
miring harus dibatasi dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2.3 Perencanaan Batang Tekan
2.3.1 Kuat Tekan Sejajar
Gaya atau tegangan tekan sejajar serat actual tidak boleh melebihi nilai desain
tekan terkoreksi. Perhitungan fc harus didasarkan atas luas penampang neto,
apabila penampang tereduksi terjadi di bagian kritis dari panjang kolom yang
paling berpotensi mengalami tekuk. Apabila penampang tereduksi tidak terjadi di
bagian kritis dari panjang kolom yang paling berpotensi mengalami tekuk, maka
perhitungan fc harus didasarkan atas luas penampang bruto. Selain itu, fc yang
didasarkan atas luas penampang neto tidak boleh melebihi nilai desain tekan
acuan sejajar serat dikalikan dengan semua faktor koreksi kecuali faktor stabilitas
kolom.
Pu≤ P’
Tu: gaya tarik terfaktor
T’: tahanan tarik terkoreksi
P’ = Fc’ x Ag
Fc’: kuat tarik sejajar serat terkoreksi
Ag: luas penampang neto
C p=
( )
F
1+ CE
Fc ’
−
( ) − ( FFc ’ )
F
1+ CE
F c’
CE
2c 2c c
Dimana:
Fc’ adalah nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan semua faktor
koreksi kecuali Cp.
0,822 Emin '
F CE= 2
(l e /d)
c = 0,8 untuk kayu gergajian
c = 0,85 untuk pancang dan tiang kayu bundar
c = 0,9 untuk glulam struktural atau kayu komposit struktural
Soal 1:
Suatu batang kayu dengan panjang 4 m dengan jenis kayu kode mutu E12 dan
kelas mutu A mengalami gaya tarik ultimate sebesar 15 kN, dimensi kayu 75x120
mm, tentukan apakah kayu tersebut cukup kuat untuk menahan gaya tarik yang
bekerja.
(Asumsi: kondisi kering udara, temperatur normal, dan kombinasi pembebanan
1,4 D)
b. Faktor koreksi
Cm = 1 (kering udara)
Ct = 1 (<38oC)
Cf = 1 (faktor koreksi ukuran standar pabrik)
CI = 0,8 (faktor tusukan)
Kf = 2,7
ϕ t = 0,8
λ = 0,6
Penyelesaian:
DATA DESAIN
Kayu kode mutu E12 dan kelas mutu A
E = 12.000 Mpa
Emin = 6.000 Mpa
Fc = 9,4 Mpa
L1 = 7.200 mm
L2 = 3.600 m
d1 = 120 mm
d2 = 120 mm
Ag = 4.000 mm2
Fc’ = Fc x Cm x Ct x Cf x CI
= 5,64 x 0,8 x 1 x 1 x 0,8
= 3,609 Mpa
[√ ( ) ] (
2
C p=
F
( )
1+ CE
Fc ’
−
F
1+ CE
F c’
−
F CE
Fc’ )
2c 2c c
√[ ]
2
¿
1+ (1 ,37
3,609
−
) ( ) (
1+
1 , 37
3,609
−
1 , 37
3,609 )
2 x 0 ,8 2 x 0 ,8 0,8
¿ 0,862− √ 0,743−0,474=0,343
8.
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil identifikasi mengenai dimensi batang tarik dan batang tekan pada
kayu di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada perencanaan batang harus
memenuhi faktor-faktor diantaranya:
Dari faktor-faktor diatas telah dihasilkan perencanaan pada pada kayu yang
sesuai dengan SNI 7973:2013. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut.
4.2 Saran
Dalam pelaksanaan identifikasi dimensi batang tarik dan batang tekan pada
kayu untuk penerapan sebelum di lapangan sebaiknya harus sudah memahami
teori, konsep, serta perhitungan yang akan digunakan karena akan sangat
berpengaruh pada saat pelaksanaannya. Sebaiknya dipelajari bertahap dari awal
hingga akhir.
DAFTAR PUSTAKA