Anda di halaman 1dari 22

Makalah Komposit Maju

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

“Teknologi Material Maju”

Dosen Pengampu :

Prof. Nyoman Puspa Asri

Kelompok 4 :

1. Clarisa Novela Romadahnia 08.2020.1.01888

2. Setiya Eko Nurkaswoto 08.2021.1.01917

3. Yudistira Kusferianto 08.2021.1.01918

4. Ayu Pupu 08.2021.1.01921

5. Ryanizar Jalaputra Sakti 08.2021.1.01925

6. David Yuliana Sari 08.2021.1.01929

7. Wahyu Wibisono N.A. 08.2021.1.01932

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat
serta karunia-Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga kami,
kelompok empat bisa menyusun makalah dan menyelesaikan tugas kelompok
mata kuliah Tekonologi Material Maju kelas V dengan judul materi Komposit
Maju. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Nyoman Puspa
Asri selaku dosen mata kuliah Tekonologi Material Maju yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan penulisan tugas ini. Dan tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan
penulisan tugas ini.
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa masih
memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini
dan sebagai pelajaran untuk penulisan makalah-makalah ke depannya. Semoga
makalah yang telah kami tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 23 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Material Komposit ...................................................................... 3
2.2. Penyusun Material Komposit ....................................................................... 3
2.2.1 Matriks ................................................................................................... 4
2.2.2 Reinforcement atau Filler atau Fiber...................................................... 4
2.2.3 Interphase ............................................................................................... 4
2.2.4 Interface (Interfasa) ................................................................................ 5
2.3 Klasifikasi Komposit..................................................................................... 5
2.3.1 Ceramix Matrix Composites (CMC)...................................................... 5
2.3.2 Metal Matrix Composites (MMC) ......................................................... 6
2.3.3 Polymer Matrix Composites (PMC) ...................................................... 7
2.3.4 Particulate composite (Komposit Partikel) ............................................ 9
2.3.5 Fiber composites (Komposit Serat) ........................................................ 9
2.3.6 Structure Composites (Komposit Struktur) .......................................... 11
2.4. Efek Kombinasi dalam Komposit .............................................................. 11
2.4.1 Material Pembentuk ............................................................................. 12
2.4.2 Bentuk dan Susunan Komponen .......................................................... 13
2.4.3 Hubungan antar Komponen ................................................................. 13
2.5 Fungsi Grade Material................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... vi

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Beberapa Fiber Composites ...................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Macam-macam Struktur Komposit.....................................................2
Gambar 2.1 Skema Penyusun Komposit ................................................................4
Gambar 2.2 Klasifikasi komposit Berdasarkan bentuk dari matriks-nya ...............5
Gambar 2.3 Pembagian Komposit berdasarkan Penguatnya ..................................8
Gambar 2.4 Ilustrasi Komposit berdasarkan Penguatnya .......................................8
Gambar 2.5 Fiber Glass ........................................................................................10
Gambar 2.6 Carbon Fiber .....................................................................................10
Gambar 2.7 Ilustrasi Material Pembentuk ............................................................13
Gambar 2.8 Ilustrasi Struktur Komponen Komposit ............................................13
Gambar 2.9 Ilustrasi Hubungan antar Komponen ................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk
yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan
yang lebih kuat, contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu
bata di Mesir, panah orang Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang,
sutera, dan pedang samurai Jepang yang terdiri dari banyak lapisan oksida besi
yang berat dan liat.
Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-
sifat yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti
logam besi, keramik, dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan
yang diperlukan untuk penggunaan dalam bidang angkasa lepas, perumahan,
perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan. Karena bidang-bidang tersebut
membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang tinggi, viskosity
yang baik. Terminologi komposit memunculkan beberapa permasalahan, satunya
ialah komposit. Komposit selalu dibentuk untuk meningkatkan kekuatan,
ketahanan terhadap korosi, sifat-sifat listrik, atau sekedar penampilannya.
Menurut definisinya, komposit adalah struktur yang di buat dari bahan-bahan
yang berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk
sepenuhnya.
Perkembangan dibidang teknologi dan sciences belakangan ini mendorong
material komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk.
Secara global material komposit dikembangkan untuk menggantikan material
logam yang banyak digunakan sebelum berkembangnya material komposit
sebagai pembuat komponen-komponen.
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua
material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu
kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Umumnya
srtuktur komposit berupa :
1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar 1.1 a/d).
2. Kolom baja berisi beton/tiang pancang (Gambar 1.1 b/c).
3. Balok baja yang menahan slab beton (Gambar 1.1 e).

1
Gambar 1.1 Macam-macam Struktur Komposit
Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam
memikul beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain profil/elemen
yang lebih ekonomis. Disamping itu struktur komposit juga mempunyai beberapa
kelebihan, diantaranya adalah lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari
pada struktur non-komposit.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan material komposit?
2. Apa saja penyusun komposit?
3. Apa saja klasifikasi komposit?
4. Apa saja efek kombinasi dalam komposit?
5. Apa saja kegunaan material komposit?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui konsep material komposit.
2. Untuk mengetahui struktur penyusun komposit.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari material komposit.
4. Untuk mengetahui efek kombinasi dalam komposit.
5. Untuk mengetahui perbedaan matriks dan fiber pada material komposit.
6. Untuk mengetahui partikel komposit.
7. Untuk mengetahui kegunaan dari material komposit maju.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Material Komposit


Menurut definisi, komposit adalah struktur yang dibuat dari bahan-bahan yang
berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk
sepenuhnya. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua
atau lebih material sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat
mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda,
serta mengikuti situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau
lebih bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan
definisi komposit. Walaupun demikian definisi ini terlalu umum, karena komposit
ini merangkumi semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat,
logam alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua
bahan atau lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang baru.
Tujuan dibentuknya komposit, yaitu sebagai berikut :
➢ Memperbaiki sifat mekanik dan/atau sifat spesifik tertentu.
➢ Mempermudah design yang sulit pada manufaktur.
➢ Keleluasaan dalam bentuk/design yang dapat menghemat biaya.
➢ Menjadikan bahan lebih ringan.
2.2. Penyusun Material Komposit
Pada prinsipnya, komposit dibentuk berdasarkan kombinasi antara dua atau
lebih material seperti bahan logam, organik ataupun nonorganik. Bentuk bagian
penyusun yang umum digunakan dalam bahan komposit yaitu serat, partikel,
laminae lapisan, serpihan flakes, filler, dan matriks. Matriks merupakan bagian
utama yang melindungi dan memberikan bentuk pada komposit. Sedangkan serat,
partikel, laminae, serpihan, dan filer merupakan bagian struktural. Hal ini berarti
bagian ini menentukan struktur internal dari komposit. Jenis komposit yang paling
umum dijumpai adalah jenis dimana bagian struktural dikelilingi dalam matriks,
tetapi ada banyak komposit juga yang tidak memiliki matriks dan tersusun dari
satu atau lebih bentuk konstituen/bagian yang merupakan gabungan dua atau lebih
bahan. Sebagai contoh istilah sandwich dan laminates merupakan susunan dari
beberapa lapis yang bila digabung akan memberikan bentuk komposit. Banyak

3
barang tenunan tidak memiliki bagian matriks tetapi terdiri dari serat dengan
sejumlah komposisi dengan atau tanpa ikatan fasa.
Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu matrik
(bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Seperti pada Gambar 2.1
menunjukan susunan dari komposit.

Gambar 2.1 Skema Penyusun Komposit


2.2.1 Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari
bahan polimer, logam, maupun keramik yang secara umum berfungsi untuk
mengikat serat menjadi satu struktur komposit (Gibson, 1984).
Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat.
b. Membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat.
c. Melindungi serat.
d. Memisahkan serat.
e. Melepas ikatan.
f. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
2.2.2 Reinforcement atau Filler atau Fiber
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) yang
berfungsi sebagai penopang beban utama pada komposit dan juga bahan pengisi
(filler) yang digunakan dalam pembuatan komposit.

2.2.3 Interphase
Adalah pelekat antar dua penyusun.

4
2.2.4 Interface (Interfasa)
Adalah permukaan phase yang berbatasan dengan phase lain. Selain itu
interfasa juga yang menentukan kesetabilan komposit. Walaupun hanya dengan
ketebalan skala mikro maka daerah interfasa akan selalu ada.

2.3 Klasifikasi Komposit


Berdasarkan matriks, komposit dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok besar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.2. Klasifikasi komposit Berdasarkan bentuk dari matriks-nya

2.3.1 Ceramix Matrix Composites (CMC)


Komposit matrik keramik (ceramic matrix composites) digunakan pada
lingkungan bertemperatur sangat tinggi. Bahan ini menggunakan keramik
sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut
(whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida. Penguat yang
umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid sedangkan matrik
yang sering digunakan pada CMC yaitu, gelas anorganik, keramik gelas,
alumina, dan silikon nitrida .
Salah satu proses pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX, yaitu
proses pembentukan komposit dengan reaksi oksidasi leburan logam untuk
pertumbuhan matriks keramik disekeliling daerah penguat.
Kelebihan CMC :
1. Dimensinya stabil bahkan lebih stabil dari pada logam
2. Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron
3. Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus
4. Unsur kimia nya stabil pada temperature tinggi
5. Tahan pada temperature tinggi (creep )
6. Kekuatan dan ketangguhan tinggi , dan ketahanan korosi
Kekurangan CMC :
1. Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar
5
2. Relatif mahal dan non-cot effective
3. Hanya untuk aplikasi tertentu
Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :

1. Chemical processing contohnya filters, membranes, seal, liniers, piping,


hangers.
2. Power generation contohnya combustorrs, vanrs, nozzles, recuperators, heat
exchange tubes, liner.
3. Wate inineration contohnya furnace part, burners, heat pipes, filters, sensor.
4. Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.
5. Grafit/keramik gelas untuk bantalan, perepat dan lem.
6. Litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.
2.3.2 Metal Matrix Composites (MMC)
Komposit matrik logam (metal matrix composites) yaitu komposit yang
menggunakan matriks logam pada umumnya ditemukan berkembang pada
industri otomotif. Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium
sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida. Contoh :
alumunium beserta paduannya, titanium beserta paduannya, magnesium beserta
paduannya.
• Kelebihan MMC dibandingkan dengan komposit polimer yaitu:
1. Transfer tegangan dan regangan yang baik.
2. Ketahanan terhadap temperature tinggi
3. Tidak menyerap kelembapan.
4. Tidak mudah terbakar.
5. Kekuatan tekan dan geser yang baik.
6. Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik.

• Kekurangan MMC :
1. Biayanya mahal
2. Standarisasi material dan proses yang sedikit
Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :

1. Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)


2. Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
3. Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
6
4. Peralatan elektronik.
2.3.3 Polymer Matrix Composites (PMC)
Komposit ini menggunakan bahan polimer sebagai matriknya. Sifat-sifat
komposit polimer ditentukan oleh sifat-sifat penguat,Sifat-sifat polimer,rasio
penguat terhadap polimer dalam komposit (fraksi volume penguat), geometri dan
orientasi penguat pada komposit.
• Kelebihan PMC yaitu:
1. Biaya pembuatan lebih rendah
2. Dapat dibuat dengan produksi massal
3. Ketangguhan baik, tahan simpan dan siklus pabrikasi dapat disingkat
4. Kemampuan mengikuti bentuk
5. Lebih ringan , specific stiffness tinggi, dan specific strength tinggi

Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :

1. Matrik berbasis piliester dengan serat gelas, contoh : alat-alat rumah tangga,
panel pintu kendaraan, lemari perkantoran, dan peralatan elektronika.
2. Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas, contoh: kotak air radiator
3. Matrik berbasis termoset dengan serat carbon, contohnya : rotor helicopter,
komponen ruang angkasa, dan rantai pesawat terbang.

7
Adapun pembagian komposit berdasarkan penguatnya dapat dilihat dari
Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Pembagian Komposit berdasarkan Penguatnya


Dari Gambar 2.3. komposit berdasakan jenis penguatnya dapat dijelasakan
sebagai berikut :
a. Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel
b. Fibre composite, penguatnya berbentuk serat
c. Structural composite, cara penggabungan material komposit

Adapun Illustrasi dari komposit berdasarkan penguatnya dapat dilihat pada


Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Ilustrasi Komposit berdasarkan Penguatnya

8
2.3.4 Particulate composite (Komposit Partikel)
Merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai
penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya. Peran partikel
dalam komposit partikel adalah membagi beban agar terdistribusi merata dalam
material dan menghambat deformasi plastis matriks yang ada di sela-sela
partikel. Contohnya yaitu Komposit yang terdiri dari partikel dan bahan penguat
seperti batu dan pasir yang diperkuat dengan semen yang sering kita jumpai
sebagai beton.
Keuntungan dari komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel:
a) Kekuatan lebih seragam pada berbagai arah
b) Dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan meningkatkan
kekerasan material.
c) Cara penguatan dan pengerasan oleh partikulat adalah dengan
menghalangi pergerakan dislokasi.

2.3.5 Fiber composites (Komposit Serat)


Komposit serat merupakan jenis komposit yang menggunakan serat sebagai
penguat. Serat yang digunakan biasanya berupa serat karbon, serat kaca, serat
organic, silicon karbida, alumina, aluminosilikat, dan sebagainya. Serat ini bisa
disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam
bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.

Jenis fiber yang biasa digunakan untuk pembuatan komposit antara lain sebagai
berikut :

a. Fiber glass
Material ini memang terbuat dari serat kaca yang sangat tipis. Diperoleh oleh
kaca cair yang ditarik sehingga menghasilkan serat tipis dengan garis tengah
0,005-0,01 mm, bahan pembentuk fiberglass ini kemudian dipintal menjadi
benang atau ditenun menjadi lembaran seperti kain. Resinlah yang membuat
fiberglass menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. Material ini banyak
dipakai untuk membuat badan kapal dan juga mobil. Gabungan antara
fiberglass dan resin merupakan salah satu contoh material komposit karena
tersusun lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk mendapatkan
kombinasi karakteristik terbaik dari setiap komponen penyusunnya. Produksi

9
fiberglass untuk tujuan komersial pertama kali lahir pada 1936 atas kerja
sama perusahaan Coming Glass Works dan Owens llinois Glass.

Gambar 2.5 Fiber Glass


Dalam dunia arsitektur, aplikasi fiberglass yang banyak kita kenal adalah
sebagai lembar penutup skylight atau kanopi, pembuat bak kamar mandi, air
mancur dan lain sebagainya. Material komposit ini tidak diragukan lagi karena
bobotnya yang ringan, kekuatan yang tangguh dan dapat diandalkan, sifat
antikarat, penampilan yang menarik dan bisa diberi efek warna serta tekstur.
b. Carbon fiber
Serat karbon memiliki modulus elastisitas paling tinggi dibandingkan serat
komposit lainnya. Serat karbon memiliki suhu leleh dan ketahan termal paling
tinggi dibandingkan lainnya. Serat karbon dibuat dari bahan sintetik yang disebut
poliakrilonitril, dan bukan dibuat dari arang karbon. Serat karbon banyak dijumpai
tersedia dalam bentuk anyaman plain weave atau 8 harness satin. Jenis anyaman
harness satin biasanya digunakan untuk serat karbon dengan ketebalan 0,35 mm.

Gambar 2.6 Carbon Fiber


c. Fiber-nylon
Sifat-sifat fiber-nylon, yaitu sebagai berikut :
➢ Dibuat dari polyamide

10
➢ Lebih kuat, lebih ringan, tidak getas dan tidak lebih kaku dari karbon
➢ Contoh merek nylon yaitu Kevlar (DuPont) dan Kwaron (Akzo)

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Beberapa Fiber Composites

Fiber Kelebihan Kekurangan


Fiber-glass 1. Kekuatan tinggi 1. Kurang elastis
2. Relatif murah

1.Kuat hingga sangat kuat 1. Agak getas


Fiber-carbon 2.Stiffness(kuat+keras) besar 2. Nilai peregangan
3.Koefisien pemuaian kecil kurang
4.Menahan getaran 3. Agak mahal

1. Kekutan tekan
Fiber- 1.Agak stiff (kuat+keras)
lebih rendah dari
nylon(aramid) 2.Tahan terhadap benturan
carbon
3.Kekuatanya besar (lebih kuat
2. Ketahanan panas
dari baja)
lebih rendah dari
4.Lebih murah dari carbon
carbon (hingga
180ºC)

2.3.6 Structure Composites (Komposit Struktur)


Jenis komposit ini terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi
satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri. Contoh komposit ini
yaitu bimetal, pelapisan logam, kaca yang dilapisi, dan komposit lapis serat yang
sering digunakan sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya.

2.4. Efek Kombinasi dalam Komposit


Konsumsi material yang terus meningkat mengharuskan rekayasawan
memikirkan material ramah lingkungan dengan sifat mekanik yang baik. Material
rekayasa sifat polimer dengan campuran variasi serat ini dapat menghasilkan
material yang mampu bentuknya dapat mewakili logam. Sesuai dengan variasi
serat dan jenis polimernya, material ini dapat menghasilkan variasi sifat mekanis
yang luas seperti pada logam.

11
Parameter penting lain yang mungkin mempengaruhi sifat bahan komposit
adalah bentuk, ukuran, orientasi dan disribusi dari penguat (filler) dan berbagai
ciri-ciri dari matriks. Sifat mekanik merupakan salah satu sifat bahan komposit
yang sangat penting untuk dipelajari. Untuk aplikasi struktur, sifat mekanik
ditentukan oleh pemilihan bahan. Sifat mekanik bahan komposit bergantung pada
sifat bahan penyusunnya. Peran utama dalam komposit berpenguat serat adalah
untuk memindahkan tegangan (stress) antara serat, memberikan ketahanan
terhadap lingkungan yang merugikan dan menjaga permukaan serat dari
efekmekanik dan kimia. Kontribusi serat sebagian besar berpengaruh pada
kekuatan tarik (tensile strength) bahan komposit.
Penguat komposit pada umumnya mempunyai sifat kurang ulet tetapi lebih
kaku serta lebih kuat. Fungsi utama dari penguat adalah sebagai penopang
kekuatan dari komposit, sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat
tergantung dari penguat yang digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada
komposit mulanya diterima oleh matrik akan diteruskan kepada penguat, sehingga
penguat akan menahan beban sampai beban maksimum. Oleh karena itu penguat
harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi
daripada matrik penyusun komposit.
Ada tiga cara agar komposit dapat menawarkan sifat yang lebih baik daripada
individu: komponen, secara kolektif disebut efek kombinasi.
1. Efek penjumlahan muncul ketika kontribusi masing-masing konstituen
tidak tergantung pada yang lain. Misalnya, kerapatan komposit, untuk
perkiraan pertama, hanyalah rata-rata tertimbang dari kepadatan
penyusunnya. Kepadatan masing-masing komponen tidak tergantung pada
yang lain komponen.
2. Efek komplementasi terjadi ketika masing-masing konstituen
berkontribusi secara terpisah properti. Misalnya, komposit laminar adalah
komposit tipe sandwich yang terdiri dari beberapa lapisan bahan.
Terkadang lapisan luar hanyalah lapisan pelindung. seperti film polimer,
yang memberikan ketahanan korosi pada komposit.
2.4.1 Material Pembentuk
Sifat-sifat yang dimilki oleh material pembentuk memegang peranan yang
sangat penting karena sangat besar pengaruhnya dalam menentukan sifat

12
kompositnya. Sifat dari komposit itu merupakan gabungan dari sifat-sifat
komponennya.

Gambar 2.7 Ilustrasi Material Pembentuk


2.4.2 Bentuk dan Susunan Komponen
Karateristik struktur dan geometri komponen juga memberikan pengaruh
yang besar bagi sifat komponen. Bentuk dan ukuran tiap komponen dan
distribusi serta jumlah relatif masing - masing merupakan faktor yang sangat
penting yang memberikan kontribusi dalam penampilan komposit secara
keseluruhan.

Gambar 2.8 Ilustrasi Struktur Komponen Komposit

2.4.3 Hubungan antar Komponen


Komposit merupakan campuran atau kombinasi bahan-bahan yang berbeda,
baik dalam hal sifat bahan maupun bentuk bahan, maka sifat kombinasi yang
diperoleh pasti akan berbeda. Prinsip yang mendasari perancangan,
pengembangan dan penggunaan dari komposit adalah pemakaian komponen
yang sesuai dengan aplikasinya.

13
Gambar 2.9 Ilustrasi Hubungan antar Komponen
2.5 Fungsi Grade Material
Material, energi, dan sains modern adalah tiga pilar teknologi modern.
Pengembangan dan penelitian material baru memimpin penemuan di bidang
teknologi tinggi abad ke-21. Dalam beberapa tahun terakhir, ilmu material telah
memperoleh perkembangan pesat. Alasannya adalah meningkatnya interaksi
antar-disiplin ilmu sebagai satu sisi dan pengenalan lintas-penetrasi teori baru,
metode baru dan teknik eksperimental baru. Di sisi lain kebutuhan mendesak
untuk aplikasi praktis materi telah mengajukan tuntutan baru juga. FGM adalah
salah satu yang dapat memecahkan masalah praktis yang timbul dari produksi dan
penerapan jenis material komposit baru. Bahan-bahan ini digunakan dalam
pesawat ruang angkasa generasi baru karena peran "performa tinggi" dan "multi-
fungsi" mereka. Ini juga dapat digunakan di bidang teknik lainnya. Jadi itu
muncul dengan potensi besar dalam beberapa tahun terakhir dalam penelitian ilmu
material. Dalam hal pesawat ulang-alik dan pengembangan teknologi tinggi
lainnya, material diharapkan memenuhi persyaratan kinerja tinggi. Kegunaan
bahan komposit sangat luas, salah satunya adalah :
1. Angkasa luar angkasa : digunakan dalam pembuatan Pesawat serta roket
sebagai penelitian.
2. Automobile : digunakan dalam pembuatan mobil.
3. Olahraga : digunakan dalam pembuatan peralatan olahraga seperti sepeda,
sepatu olahraga, dan alat-alat lainnya.
4. Industri pertahanan : digunakan dalam pembuatan transportasi darat, laut,
maupun udara yang berguna dalam sistem pertahanan negara.
5. Industri infrastruktur : digunakan dalam industri.

14
6. Kesehatan : digunakan dalam pembuatan peralatan kesehatan seperti kursi
roda, alat bantu dengar, serta stetoskop.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komposit adalah suatu jenis bahan/material yang terbentuk dari kombinasi
antara dua atau lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak
homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya
berbeda. Material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu matrik
(bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Berdasarkan jenis fibernya komposit
terbagi menjadi komposit serat (fibricus composite), komposit lapis (laminated
composite), dan komposit partikel (particulate composite).

Berdasarkan jenis matriksnya komposit terbagi menjadi metal matrix


composites (MMC), ceramic matrix composites (CMC), dan polymer matrix
composites (PMC). Terdapat bermacam-macam teknik pemrosesan dalam
membuat komposit yang tersedia untuk memproses bermacam tipe sistem resin
dan penguat. Sebelum implementasi produk komposit ini digunakan, maka
dilakukan beberapa kualifikasi seperti coating performance, strengthening
performance, repair application serta keselamatan dan kesehatan.

Komposit memiliki lebih banyak kelebihan disbanding kelemahan seperti


dalam hal sifat-sifat mekanikal dan fisikal contohnya lebih kuat dan lebih ringan,
ulet (tough) dan tidak getas, tahan terhadap korosi dan mudah diproses (dibentuk)
juga dari segi biaya yang lebih ekonomis. Komposit dapat di aplikasikan di
berbagai bidang seperti di bidang automobile, olah raga dan rekreasi, industri,
kesehatan, bahkan kelautan karena kelebihannya dibandingkan yang lain seperti
paduan logam.

16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Tipe Komposit Berdasarkan Material Penyusunnya. Diakses pada
17 September 2019.
E. Smallman, R dan R.J. Bishop. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material. Jakarta:Penerbit Erlangga.
H.Van Vlack, Lawrence. 1992. Ilmu dan Teknologi Bahan. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama.
Hartono,dkk. 2016. Pengenalan Teknik Komposit. Yogyakarta: Deepublish.
Suarsana. 2017. Diktat Ilmu Material Teknik. Denpasar: Universitas Udayana.
Surdia, Tata. 2000. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya Paramita.
Akbar Praditia, 2013. TEKNOLOGI MATERIAL KOMPOSIT. Jurnal ilmiah
pendidikan.
Gururaja Udupa, dkk. 2014. Functionally Graded Composite Material: An
overview. Jurnal Procedia Materials Science.
William, J.C.,2003. Progress in Structural Materials for Aerospace Systems
(ed.51st). Acta Materialia.

vi

Anda mungkin juga menyukai